Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Pada hakikatnya manusia bisa dilihat sebagai makhluk pribadi, sedangkan disisi lain
dipandang sebagai makhluk sosial. Paham induvidualisme memandang bahwa manusia
semata-mata sebagai makhluk pribadi dengan mengesampingkan kodratnya sebagai makhluk
sosial. Sebaliknya, pandangan sosialisme, menyatakan manusia adalah makhluk sosial.
Pandangan kita bangsa Indonesia- menyatakan bahwa manusia adalah makhluk pribadi
sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan berinteraksi dengan manusia
lain dalam wujud interaksi sosial. Sebagai makhluk pribadi dan sosial manusia akan
menghadapi dilema dalam kerangka pemenuhan kebutuhan antara kepentingan diri dan
kepentingan masyarakat.
Uraian dalam makalah ini membahas tentang hakikat manusia sebagai makhluk
individu dan sosial; fungsi dan peranan manusia sebagai makhluk individu dan sosial;
dinamika interaksi sosial dan dilema antara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat.

1.2

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat kita rangkumkan bahwa rumusan
masalah sebagai berikut;
1. Hakikat manusia sebagai mkhluk individu dan sosial.
2. Fungsi dan peranan manusia sebagai makhluk individu dan sosial.
3. Dinamika interaksi sosial.
4. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.

1.3

TUJUAN MAKALAH
1

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Menganalisis hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2. Memerinci kepentingannya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
3. Mengemukakan perannya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
4. Menunjukan interaksi sosial yang terjadi di masyarakat.
5. Mencari jalan keluar atas dilema kepentingan diri dan masyarakat.

1.4

MANFAAT MAKALAH
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan, baik secara teoristis
maupun secara praktis.. Secara teoristis makalah ini berguna sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial, secara praktis makalah ini di harapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis, sebagai penambah pengetahuan mengenai manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.
2. Pembaca, sebagai media informasi mengenai manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dua sisi kemanusian yang melekat pada setiap individu yaitu manusia sebagai
makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Sering didefinisikan bahwa manusia sebagai
makhluk sosial mempunyai arti bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, itu
artinya tidak bisa hidup sendiri. Dengan dasar kodrati yang demikian berarti manusia di
lahirkan untuk menjadi bagian dari kebulatan suatu masyarakat. Dengan demikian bahwa
manusia merupakan bagian dari organisasi sosial.
Manusia sejak dilahirkan mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu;
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu
masyarakat.
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Manusia untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan dirinya dengan kedua lingkungan
tersebut, manusia menggunakan pikiran,perasaan dan kehendaknya.
Organisasi sosial ( sosial organization ) didalam kehidupan manusia tersebut,
merupakan himpunan atau satu-kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut
antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu
pertanyaan, apakah setiap himpunan manusia dapat dinamakan kelompok sosial.? Untuk itu.
Di perlukan beberapa persyaratan tertentu, antara lain :
1. Adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan sebagian
dari kelompok yang bersangkutan.
2. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang
lain.
3. Adanya faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara mereka
bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama,
tujuan yang sama, ideologi yang sama.
4. Berstruktur berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
5. Bersistem dan berproses.
Istilah organisasi secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu-kesatuan orang orang
yang tersusun dengan teratur berdasarkan pembagian tugas tertentu. Istilah sosial berarti
segala sesuatu yang berhubungan dengan pergaulan manusia dalam masyarakat. Organisasi
sosial yang merupakan gabungan dari kedua istilah tersebut dapat di artikan sebagai suatu
susunan atau struktur dari berbagai hubungan antar manusia yang terjadi dalam masyarakat,
dimana hubungan tersebut merupakan suatu kesatuan yang teratur. Scara luas organisasi
sosial di artikan sebagai jaringan tingkah laku manusia dalam ruang lingkup yang kompleks
pada setiap masyarakat. Scara ringkas organisasi sosial dapat di definisikan sebagai suatu
rangkaian pelapisan terstruktur hubungan antar manusia yang saling ketergantungan.
Organisasi sosial adalah dimana terdapat suatu struktur organisasi dan suatu faktor,
yang dimiliki bersama oleh anggota anggota kelompok kelompok itu,sehingga hubungan
antara mereka bertambah erat. Faktor faktor itu yang terdiri darikepentingan yang sama.
Politik yang sama. Hal ini merupakan iklan yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu.
Menurut JBAF Major Polak dalam Hari Budianto (2008) bahwa organisasi sosial
dalam arti sebagai sebuah asosiasi adalah sekelompok manusia yang mempunyai tujuan
tertentu, kepentingan tertentu,menyelenggarakan kegemaran tertentu, atau minat
minattertentu. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto organisasi sosial adalah kesatuan -

kesatuam hidup atasdasar kepentingan yang sama dengan organisasiyang tetap sebagai
sebuah sosial. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa organisasi
sosial berdasarkan pendekatan sosiologi adalah organisasi sosial sebagai sebuah asosiasi,
yaitu sekelompok manusia yang mempunyai tujuan, kepentingan, kegemaran, minat yang
sama dan membentuk sebuah organisasi yang tetap.
Sedangkan organisasi kemasyarakatan atau organisasi massa (ormas) dalam pasal 1
UU No 8 Tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan (ormas). Yang di maksud dengan
organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang di bentuk oleh anggota masyarakat
warganegara republik Indonesia scara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi,
agama, dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa. Untuk berperan serta dalam
pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara kesatuan
republic Indonesia yang berdasarkan pancasila.
Organisasi sosial dalam prosesnya, terdapatproses yang dinamis, dimana hubungan
antar manusisa di dalamnya senantiasa berubah ubah, tindakan masing masing orang
terhadap orang lain selalu berulang ulang dan terkoordinasi. Namun demikian dalam
organisasi sosial mencerminkan pula suatu pola tingkah laku yang terstruktur dalam setiap
proses perubahannya. Jadi organisasi sosial, disamping sebagai suatu kondisi yang bersifat
dinamis, juga sebagai kondisi yang bersifat struktural.
Organisasi sosial angggota anggotanya tersusun scara sisttematis, masing masing
mempunyai status dan peranan yang bersifat formal, masing masing memelihara dan
berusaha bersama untuk mencapai tujuan bersama. Setiap organisasi mempunyai perannya
tersendiri dalam kaitannya untuk mencapai tujuannya. Dapat diketahui sebelumnya bahwa
peran adalah adanya sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang di harapkan dari seseorang
atau kelompok berdasarkan posisinya di masyarakat. Adapun yang menjadi ciri ciri dari
organisasi sosial adalah :
a.
Rumusan batas batas operasinya (organisasi) jelas, organisasi akan
mengutamakan pencapaian tujuan tujuan berdasarkan keputusan yang telah
disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi
dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama,
sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
b.
Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat
sekelilingnya apabila memiliki identitas berkaitan dengan informasi mengenai
organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu
berdiri, dan lain sebagainya.
c.
Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran
serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati
bersama.

BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial


Unsur-unsur hakikat manusia terdiri dari hal-hal berikut:
1. Susunan kodrat manusia terdiri atas raga dan jiwa.
2. Sifat kodrat terdiri atas makhluk individu dan sosial.
3. Kedudukan kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk tuhan.
Berdasarkan pembedaan dengan demikian maka manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial adalah hakikat manusia berdasarkan sifat-sifat kodrat yang melekat pada
dirinya. Berdasarkan unsur hakikat manusia diatas,Notonagoro(1975) mengatakan bahwa
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial merupakan sifat kodrat dari
Manusia.Frans magnis suseno(2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara
hakiki bersifat sosial.

2.2

Manusia sebagai makhluk individu

Individu berasal dari bahasa latin individuum yang artinya tar terbagi. Kata individu
merupakan sebutan yang dipakai untuk menyatakan satu kesatuan yang paling kecil dan
terbatas. Kata individu bukan berarti manusia secara keseluruhan yang dapat dibagi,
melainkan sebagai kesatuan terbatas, yaitu perseorangan manusia, demikian pendapat Dr. A.
Lysen.
Manusia lahir sebagai makhluk individual yang bermakna tidak terbagi atau tidak
terpisahkan antara jiwa dan raga. Secara biologis, manusia lahir dengan kelengkapan fisik,
tidak berbeda dengan makhluk hewani. Namun, secara rohani ia sangat berbeda dengan
makhluk hewani apapun. Jiwa manusia merupakan satu kesatuan dengan raganya untuk
selanjutnya melakukan aktivitas atau kegiatan. Kegiatan manusia tidak semata-mata
digerakan oleh jasmani, tetapi juga aspek rohaninya. Manusia mengerahkan seluruh jiwa
raganya untuk berkegiatan dalam hidupnya.
Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna
kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan kepribadiannya,
termasuk kemampuan kecakapannya. Dengan demikian, manusia sebagai individu
merupakan pribadi yang terpisah, berbeda dari pribadi lain. Manusia sebagai makhluk
individu adalah manusia sebagai perseorangan yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Manusia
sebagai individu adalah bersifat nyata, berbeda dengan manusia lain dan sebagai pribadi
dengan ciri khas tertentu yang berupaya merealisasikan potensi dirinya.

Setiap manusia memiliki perbedaan. Hal itu dikarenakan manusia memiliki


karakteristik sendiri.Ia memiliki sifat,watak,keinginan,kebutuhan.dan cita-cita yang berbeda
satu sama lainnya.setiap manusia diciptakan oleh tuhan dengan ciri dan karakteristik yang

unik yang satu sama lain berbeda.Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk individu adalah
unik. Setiap orang berbeda, bahkan orang yang dikatakan kembar pun pasti memiliki
perbedaan.
Pertumbuhan dan perkembangan individu menjadi pribadi yang khas tidak terjadi
dalam waktu sekejap, melainkan terentang sebagai kesinambungan perkembangan sejak masa
janin, bayi, anak, remaja, dewasa, sampai tua. Istilah pertumbuhan lebih tertuju pada segi
fisik atau biologis individu, sedangkan perkembangan tertuju pada segi mental psikologis
individu. Pertumbuhan dan perkembangan individu menjadi dipengaruhi beberapa factor.
Mengenai hal tersebut ada tiga pandangan, yaitu
a. Pandangan nativistik menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata
ditemukan ditentukan atas dasar factor dari dalam individu sendiri, seperti bakat
dan potensi, termasuk pula hubungan atau kemiripan dengan orang tuanya.
b. Pandangan empiristik menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata
didasarkan atas factor lingkungan. Lingkunganlah yang akan menentukan
pertumbuhan seseorang. Pandangan ini bertolak belakang dengan pandangan
nativistik.
c. Pandangan konvergensi yang menyatakan bahwa pertumbuhan individu
dipengaruhi oleh factor diri indivindu dan lingkungan. Bakat anak merupakan
potensi yang harus disesuaikan dengan diciptakannya lingkungan yang baik
sehingga ia bisa tumbuh secara optimal.

2.3

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Ia dalam menjalani
kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada orang lainmya. Manusia saling
membutuhkan dan harus bersosiolisasi dengan manusia lain. Hal ini disebabkan manusia

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat memenuhinya sendiri. Ia akan bergabung
dengan manusia lain membentuk kelompok-kelompok dalam rangka pemenuhan kebutuhan
dan tujuan hidup. Dalam hal ini, manusia sebagai individu memasuki memasuki kehidupan
bersama dengan individu lainnya.
Benarkah manusia sebagai makhluk sosial? Sejak manusia dilahirkan ia
membutuhkan pergaulan dengan orang lain terutama dalam hal kebutuhan makan dan minum.
Pada usia bayi, ia sudah menjalin hubungan terutama dengan ayah dan ibu, dalam bentuk
gerakan, senyum, dan kata-kata.pada usia 4 tahun, ia mulai berhubungan dengan temanteman sebaya dan melakukan kontak sosial. Pada usia selanjutnya, ia terikat dengan normanorma pergaulan dengan lingkungan yang semakin luas.
Adapun yang menyebabkan manusia selalu hidup bermasyarakat antara lain karena
adanya dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia, misalnya
a. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum.
b. Hasrat untuk membela diri.
c. Hasrat untuk mengadakan keturunan.
Adapun instising itu sudah ada pada diri manusia sejakmia dilahirkan. Kebutuhan
akan makanan dan minuman termasuk kebutuhan primer untuk segala makhluk hidup baik
hewan maupun manusia. Dalam usaha untuk mendapat keperluan hidupnya manusia perlu
bantuan orang lain. Hidup sendiri akan menimbulkan kesulitan. Setiap usaha akan lebih
mudah bila dikerjakan secara bersama.
Dalam kenyataan kita melihat orang memburu hewan, menangkap ikan, bercocok
tanam, dan sebagainya dilakukan secara bersama-sama. Dari keinginan untuk memperoleh
keinginan hidupnya secara mudah itu maka timbullah dalam diri manusia suatu dorongan
untuk hidup bersama dalam masyarakat. Sejak manusia dilahirkan, ia mempunyai dua
keinginan pokok, yaitu
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia disekelilingnya.
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang senantiasa hidup dengan
manusia lain (masyarakatnya). Ia tidak dapat merealisasi potensi hanya dengan dirinya.
Manusia akan membutuhakan manusia lain untuk hal tersebut, termasuk dalam mencukupi
kebutuhannya.

3.1

Peranan Manusia sebagai Makhluk individu dan sosial

3.1.1 Peranan Manusia sebagai Makhluk individu

Sebagai individu, manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia. Setiap manusia
dilahirkan dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama pula. Perbedaan yang ada
seperti perbedaan keyakinan, tempat tinggal, ras, suku, dan golongan tidak meniadakan
persamaan akan harkat dan martabat manusia.
Manusia sebagai makhluk indivividu berupaya merealisasi segenap potensi dirinya,
baik potensi jasmani maupun potensi rohani. Jasmani atau raga adalah badan atau tubuh
manusia yang bersifat kebendaan, dapat diraba, dan bersifat riil. Rohani atau jiwa adalah
unsur-unsur manusia yang bersifat kerohanian, tidak berwujud, tidak bisa diraba, atau
ditangkap dengan indra. Unsur jiwa ini terdiri dari tiga jenis, yaitu akal, rasa, dan kehendak.
Sebagai makhluk individu, manusia berusaha memenuhi kepentingan atau mengejar
kebahagian sendiri. Motif tindakannya adalah untik memenuhi kebutuhan hidupnya yang
meliputi kebutuhan jasmani dan kebuthan rohani. Penekanan pada kepentingan diri
memunculkan sifat individualistik dalam diri pribadi yang bersangkutan.
Berdasasarkan sifat kodrat manusia sebagai individu, dapat diketahui bahwa manusia
memiliki harkat dan martabat, manusia memiliki hak-hak dasar, setiap manusia memiliki
potensi yang khas, dan setiap manusia memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan
dirinya.
Dengan uraian diatas, manusia sebagai makhluk individu berperan untuk mewujudkan
hal-hal tersebut. Manusia sebagai individu akan berusaha:
a.
b.
c.
d.

Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya.


Mengupayakan terpenuhi hak- hak dasarnya sebagai manusia.
Merealisasi segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani.
Memenuhi kebetuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.

Dalam hidup bermasyarakat, individu memberikan fungsi-fungsi positif sebagai


berkut: perlu dihargai nya harkat dan martabat diri seorang manusia, adanya jaminan akan
hak setiap manusia, dan berkembangnya potensi-potensi diri yang kreatif dan inovatif. Tidak
jarang ditemui dalam masyarakat ada seseorang yang memiliki potensi baik yang dengan
potensi itulah ia mampu menggerakan masyarakatnya untuk maju. Misalnya, seorang lulusan
akademi pertanian mempelopori masyarakatnya dalam proyek penghijauan lahan kritis,
seorang sarjana pendidikan mempelopori gerakan bebas buta aksara , atau seorang sarjana
kedokteran mempelopori penanggulangan wabah penyakit demam berdarah diderahnya, dan
lain- lain.
Namun demikian, dalam hidup bermasyarakat, individu bisa menghasilkan fungsi-fungsi
negatif. Misalnya, unsur pemenuhan kepentingan diri menjadikan orang perorang memiliki
sifat individulistik dan egois.

3.2.2 Peranan Manusia sebagai Makhluk Sosial


Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Artinya,manusia akan senantiasa
dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa
batuan orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan ketidakberdayaan manusia dalam
memenuhi kebutuhannya sendiri.
8

Kebutuhan akan orang lain dan interaksi sosial membentuk kehidupan berkelompok
pada manusia. Berbagai tipe kelompok sosial tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia
untuk saling berinteraksi. Dalam berbagai kelompok sosial ini, manusia membutuhkan
norma-norma pengaturannya.
Terdapat norma-norma sosial sebagai patokan untuk bertingkah laku bagi manusia
dikelompoknya. Norma-norma tersebut ialah
a. Norma agama atau religi
b. Norma kesusilaan atau moral
c. Norma kesopanan atau adat
d. Norma hokum
Selain itu, norma dapat dibedakan pula menjadi empat macam berdasarkan kekuatan
berlakunya di masyarakat. Ada norma yang daya ikatnya sangat kuat, sedang, dan ada pula
norma yang daya ikatnya sangat lemah. Keempat jenis norma tersebut ialah cara (usage),
kebiasaan (folk-ways), tata kelakuaan (mores), dan adat istiadat (custom).
Manusia dalam kelompok sosialnya, misalnya hidup bernegara, terikat pada normanorma sebagai hasil interaksi dari manusia itu sendiri. Keterikatan pada norma termasuk pula
keterikatan untuk menghargai adanya orang lain. Jadi, jika dalm dimensi individu, muncul
hak-hak dasar manusia maka dalam dimensi sosial ini, muncul kewajiban dasar manusia.
Kewajiban dasar manusia adalah mengahargai hak dasar orang lain serta menaati normanorma yang berlaku di masyarakatnya.
Berdasarkan hal diatas, maka manusia sebagai makhluk sosial memilki implikasiimplikasi sebagai berikut.
a. Kesadaran akan ketidakberdayaan manusia bila seorang diri.
b. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
c. Penghargaan akan hak-hak orang lain.
d. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.

3.2

Dinamika Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial
merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik
antarindividu, antarkelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia.
Bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertingkaian.
Ciri-ciri sebuah Interaksi sosial adalah sebagai berikut.
1. Pelakunya lebih dari satu orang
2. Adanya komunikasi antarpelaku melalui kontak sosial.

3. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan
tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.
4. Adanya dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang
berlangsung.
Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila ada
kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan sebagainya. Kontak
sekunder terjadi dengan perantara. Kontak sekunder langsung, misalnya melalui telepon,
radio, TV, dan sebagainya.
Kontak sosial dapat terjadi dalam Tiga bentuk, yaitu
1. Kontak antarindividu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib
dan budaya sekolah.
2.
Kontak antarindividu dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru
mengajar di suatu kelas tentang suatu pokok bahasan.
3. Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting
antarkelas.
Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan atas pelbagai factor, antara lain factor
imitasi, sugesti, identifikasi, motivasi, simpati, dan empati. Imitasi adalah proses atau
tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik sikap, perbuatan, penampilan, dan gaya
hidup. Sugesti adalah rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan individu
kepada individu lain sehingga orang yang di berikan sugesti itu melaksanakan apa yang
di sugestikan tanpa sikap kritis dan rasional. Identifikasi adalah upaya yang dilakukan
individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu yang ditirunya. Proses
identifikasi erat kaitannya dengan imitasi. Simpati adalah proses kejiwaan seorang
individu yang merasa tertarik dengan individu atau kelompok karena sikap, penampilan,
atau perbuatan. Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi
yang diberikan indinvidu kepada individu lain sehingga orang yang diberi motivasi
melaksanakannya secara kritis, rasioanal, dan tanggung jawab. Empati merupakan proses
kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun
duka.
Seperti telah dikemukakan diatas, bentuk-bentuk interaksi sosial adalah
akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian. Secara luas, dapat dikatakan ada
interaksi sosial yang sifatnya positif, yaitu mengarah pada kerja sama antarindividu atu
antarkelompok. Interaksi sosial yang dimaksud interaksi sosial yang bersifat asosiatif.
Ada pula interaksi sosial yang mengarah pada bentuk-bentuk pertikaian atau konplik.
Interaksi sosial yang dimaksud tersebut interaksi sosial yang sifatnya disasosiatif.
Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, seperti kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan
akulturasi. Interaksi sosial yang bersifat disasosiatif mencakup persaingan, kontroversi,
dan permusuhan.

3.3 Dilema

Antara
Masyarakat.

Kepentingan

Individu

Dan

Kepentingan

Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada


pertanyaan yang dihadapi oleh setiap orang, yaitu kepentingan manakah yang harus saya
utamakan? kepentingan saya selaku individu atau kepentingan masyarakat tempat saya
hidup bersama?

10

Persoalan pengutamaan kepentingan apakah individu atau masyarakat ini


memunculkan dua pandangan yang sling bertolak belakang. Kedua pandangan ini justru
berkembang menjadai paham atau aliran bahkan ideology yang dipegang oleh suatu
kelompok masyarakat.

3.4

Pandangan Individualisme

Individualisme berpangkal dari konsep dasar ontologis bahwa manusia pada


hakikatnya adalah makhluk individu yang brbas. Paham ini memandang manusia sebagai
makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia lain. Manusia sebagai individu
adalah bebas, karena itu ia memiliki hak-hak yang tidak boleh dihalangi oleh siapa pun.
Apabila hak hak itu terpenuhi maka kehidupan manusia akan terjamin dan bahagia.
Masyarakat hanyalah kumpulan dari individu-individu. Jika individu-individu itu hidupnya
bahagia dan sejahtera maka masyarakat pun akan sejahtera.
Pandangan indivudu berpendapat bahwa kepentingan individu yang harus
diutamakan. Kesejahteraan individu merupakan nilai kebaikan yang tertinggi yang harus
diperjuangkan melalui persamaan dan kebebasan. Jadi, yang menjadi sentral individualism
adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme
menghasilkan ideology liberalism. Paham ini juga disebutkan paham individualism liberal.
Beberapa prinsip yang dikembangkan ideology liberalism adalah sebagai berikut
a. Penjaminan hak milik perorangan.
b. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
c. Pemberian kebebasan penuh pada individu.
d. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
Libaralisme dalam politik menghasilkan demokrasi politik, kebebasan berbicara,
berpendapat, berserikat, dan perlunya jaminan hak asasi manusia. Liberalism dalam bidang
ekonomi menghasilkan kapitalisme dan pasar babas. Sedangkan liberalisme dalam bidang
sosial budaya adalah kebebasan individu untuk mengekpresikan sikap, prilaku, seni, dan
budayanya.

3.5 Pandangan Sosial


Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Masyarakat
tidak sekedar kumpulan dari individu. Masyarakat merupakan entitas yang besar dan berdiri
sendiri dimana individu-individu itu berada.

BAB IV
PENUTUP
4.1

KESIMPULAN

1. Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan antara
jasmani dan rohani, seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur tersebut
menyatu dalam dirinya.

11

2. Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah satunya di
karenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan
orang lain yang satu sama lain saling membutuhkan. Untuk menjadi pribadi yang
bermakhluk sosial, yaitu suatu prosesdimana seseorang belajar menjadi seorang anggota yang
berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Adapun yang dimaksud masyarakat setempat atau komunitas berbeda dengan
masyarakat masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedang masyarakat setempat
lebihh terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan tertentu namun ditinjau dari akktivitas
hubunganya dan persatuannya lebih erat pada masyarakat setempat dibandingkan dengan
masyarakat.
4. Manusia sebagai individu dan makhluk sosial selalu di hadapkan oleh dua kepentingan
yaitu kepentingan individu dan sosial. Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau
masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang yaitu pandangan
individualism dan pandangan sosialismetebetulnya kedua kepentingan tersebut tidak dapat
dipisahkan dan bukanlah pilihan

4.2

SARAN

Sebagai generasi mudah agar lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan.


Sebaiknya generasi mudah sekarang mengetahui peran ataupun fungsinya dari manusia
sebagai makhluk individu maupun sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Effendi,R. dan Setiadi, E.M 2010.pendidikan lingkungan,sosial,budaya dan
teknologi.Bandung;UPI Press
Drs.Herimanto, M.Pd., M.Si dan Winarno, S.Pd., M.Si 2009. Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar.Jakarta:Bumi Aksara

12

13

14

15

Anda mungkin juga menyukai