Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Status dan Peran.
Status dan peranan merupakan unsur-unsur dalam struktur sosial yang mempunyai arti penting
bagi sistem sosial. Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antara
individu dengan masyarakat. Dalam hubungan timbal balik tersebut status dan peran individu
mempunyai peranan yang penting karena kelanggengan masyarakat tergantung pada
keseimbangan kepentingan-kepentingan individu yang bersangkutan. Secara empiris,
perbedaan status mempengaruhi cara bersikap seseorang dalam berinteraksi sosial. Orang yang
menduduki status tinggi mempunyai sikap yang berbeda dengan orang yang statusnya rendah.
Status seseorang menentukan perannya dan peran seseorang menentukan apa yang diperbuat
(perilaku) (Maryati,kun,2001).
1. Kedudukan atau status.
Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status) dan kedudukan social
(social status).kedudukan diartikan tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
social, sedangkan kedudukan social tempat seseorang dalam lingkungan pergaulannya,
prestisenya, serta hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Kedua istilah tersebut
mempunyai arti yang sama dan digambarkan dengan kedudukan (status) saja. Secara
abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu tempat tertentu. Masyarakat
pada umumnya mengembangkan tiga
tiga macam kedudukan yaitu:
a. Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan
perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena
kelahiran. Pada umumnya ascribed status dijumpai pada masyarakat dengan system lapisan
tertutup, misalnya masyarakat feodal, atau masyarakat tempat system lapisan bergantung pada
perbedaan rasial.
b. Achieved status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang
disengaja.misalnya seseorang dapat menjadi sarjana kesehatan masyarakat asalkan memenuhi
persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut bergantung pada yang bersangkutan bisa atau tidak
menjalaninya. Apabila yang bersangkutan tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut ia tidak
akan mendapat kedudukan yang diinginkannya.
c. Assigned status, merupakan kedudukan yang diberikan kepada seseorang. Kedudukan
ini mempunyai hubungan yang erat dengan achieved status. Artinya suatu kelompok atau
golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah
memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
2. Peranan (role).
Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Jika seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, ia telah menjalankan suatu peranan.
Persamaan antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Tidak
ada peranan tanpa kedudukan,dan tidak ada kedudukan tanpa peranan. Pentingnya peranan
adalah karena ia mengatur perilaku seseorang. Orang yang bersangkutan akan dapat
menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.
Hubungan-hubungan social yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-
peranan individu dalam masyarakat. Peranan juga diatur oleh norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat. Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi
dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat merupakan unsur statis
yang menunjukan tempat individu dalam organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak
menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi seseorang menduduki
suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal
yaitu sebagai berikut:
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang
dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membingbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat
sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur social
masyarakat.
(Waluya, bagja,2007)

DAFTAR PUSTAKA

Maryati,kun dan Juju Suryawati.2001.Sosiologi untuk SMA dan MA. Jakarta:Erlangga

Waluya,Bagja.2007.Menyelami Fenomena Social di Masyarakat.Bandung: PT Setia Purna Inves.


2.1 Status Sosial

2.1.1 Pengertian Status Sosial

Secara sederhana, status berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Status

sosial adalah suatu posisi seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan

orang-orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya, dan hak-hak serta

kewajibannya.

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, status adalah jenjang atau posisi

seseorang dalam suatu kelompok atau dari satu kelompok dalam hubungannnya dengan

kelompok lain. Sedangkan menurut Suryono Sukanto status diartikan sebagai posisi seseorang

dalam suatu sistem social.

Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu

dalam tingkah lakunya. Status social sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi,

peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya. Pada semua sistem sosial, tentu terdapat

berbagai macam kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua RT, camat, lurah,

guru, dan sebagainya. Menurut Ralph Linton, status sosial adalah sekumpulan hak dan

kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Orang yang memiliki status sosial

yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan

orang yang status sosialnya rendah.


Menurut Pitirim Sorokin, mengukur status sosial seseorang dapat dilihat dari :

• Jabatan

• Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan

• Kekayaan

• Politis

• Keturunan

• Agama
• Prestasi

Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam system pelapisan masyarakat adalah

kedudukan (status) dan peran (role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam pelapisan

masyarakat. Kedudukan dan peran seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam

sistem sosial. Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dari

tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan individu dan masyarakatnya.

2.1.2 Cara Memperoleh Status Sosial

Cara memperoleh status atau kedudukan adalah sebagai berikut :

1. Ascribed status adalah kedudukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini

sudah diperoleh sejak lahir. Contoh : jenis kelamin, gelar bangsawan, keturunan, dan lain-lain.

2. Achieved status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan sengaja. Contoh :

kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua

osis, dan sebagainya.

3. Assigned status merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan status

melalui usaha. Status ini diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain, atas

jasa perjuangan untuk kepentingan atau kebutuhan masyarakat. Contoh : gelar kepahlawanan,

gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru, dan lain sebagainya.

2.1.3 Akibat yang Ditimbulkan Status Sosial


Kadangkala seseorang atau individu dalam masyarakat memiliki dua atau lebih statusnya

yang disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status yang dimilikinya tersebut

berlawanan, akan terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah yang menyebabkan

timbulnya suatu yang disebut dengan konflik status. Jadi akibat yang ditimbulkan dari status

sosial seseorang adalah timbulnya konflik status. Konflik status ada berbagai macam,

diantaranya :

1. Konflik status bersifat individual

Konflik status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri. Contoh : seorang wanita yang

harus memilih sebagai wanita karir atau ibu rumah tangga, seorang anak yang harus memilih

meneruskan kuliah atau bekerja.

2. Konflik status antar individu

Konflik status yang terjadi antar individu yang satu dengan individu yang lain, karena status

yang dimilikinya. Contoh : perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga

3. Konflik status antar kelompok

Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang

lain. Contoh : peraturan yang dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan departemen

yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang memiliki tanggung jawab terhadap jalan-jalan

raya, kadang terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang melubangi jalan

ketika membuat jaringan listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru tersebut, kadangkala

pula berkonflik dengan TELKOM karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM

(Perusahaan Daerah Air Minum), karena membocorkan pipa air. Keempat instasi tersebut

saling berbenturam dalam melaksanakan status masing-masing.

2.2 Peran Sosial


2.2.1 Pengertian Peran Sosial

Peran adalah suatu konsep fungsional yang menjelaskan fungsi (tugas)

seseorang dan dibuat atas dasar tugas-tugas yang nyata dilakukan seseorang. Peran adalah

tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang memegang status tertentu.

Peran sosial adalah peran yang dimainkan seseorang dalam lingkungan

sosialnya. Peran ini adalah merupakan tuntutan dari masyarakat terhadap individu untuk

memberikan sumbangan sosial dari anggotanya dalam rangka menjaga keutuhan sosial dan

meningkatkan kebaikan dalam masyarakat tersebut. Peran sosial bisa berupa aktivitas individu

dalam masyarakat dengan cara mengambil bagian dalam kegiatan yang ada di masyarakat

dalam berbagai sektor, baik social, politik, ekonomi, keagamaan, dan lain-lain. Pengambilan

peran ini tergantung pada tuntutan masyarakat dan atau pada kemampuan individu

bersangkutan serta kepekaan dalam melihat keadaan masyarakat.

Kriteria yang menentukan suatu peran social, yaitu :

a. Nilai social budaya yang dianut masyarakat

b. Prestice, yang meliputi gengsi, kehormatan, dan pengaruh yang menyertai status social.

c. Factor ekonomi ( penghasilan )

d. Prasarat pendidikan yang dituntut suatu peran social

2.2.2 Konflik Peranan

Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau lebih status

yang dimilikinya. Pada umumnya, konflik peranan timbul ketika seseorang dalam keadaan

tertekan, karena merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu melaksanakan peranan yang

diberikan masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan peranan dengan sempurna.

Contoh, Ibu Tina sebagai seorang ibu dan guru di suatu sekolah. Ketika puterinya sakit, ia harus
memilih untuk masuk mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Dalam dirinya terjadi

konflik karena pada saat yang sama dia harus berperan sebagai guru mengajar di kelas.

2.2.3 Tiga Cakupan Peranan Sosial

Peranan sosial mencakup tiga hal berikut :

1. Peranan meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang dalam

masyarakat. Contoh : sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dan suri teladan

para anggotanya, karena dalam diri pemimpin tersebut tersandang aturan dan norma-norma

yang sesuai dengan posisinya.

2. Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat.

Contoh : seorang ulama, guru, dan sebagainya harus bijaksana, baik hati, sabar, membimbing

dan menjadi panutan bagi muridnya.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang dapat dikatakan sebagai perilaku

individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Contoh : suami, isteri, karyawan,

pegawai negeri, dan sebagainya merupakan peran-peran dalam masyarakat yang membentuk

susunan masyarakat.

2.2.4 Jenis – jenis Peran Sosial

Menurut S. Bellen dkk , ada beberapa jenis peran social dalam masyarakat, yaitu :

1. Peran yang diharapkan (expected roles) dan peran yang terlaksana dalam kenyataan (actual

roles)

2. Peran yang terberi (peran yang terberi (ascribed roles ) dan peran yang

diperjuangkan ( achieved roles )

3. Peran kunci ( key roles ) dan peran tambahan ( Supplementary roles )

4. Peran tinggi, peran menengah , dan peran rendah.


2.2.5 Fungsi Peranan Sosial

Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi tersebut

antara lain :

1. Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat

seperti peran ayah atau ibu.

2. Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu mereka yang tidak

mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut memerlukan pengorbanan seperti peran

dokter, perawat, pekerja sosial, dan lain sebagainya.

3. Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri, seperti seorang

lelaki sebagi suami atau ayah, seorang wanita sebagai isteri atau ibu, seorang seniman dengan

karyanya, dan lain-lain.

2.2.6 Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan)

Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang

dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya. Artinya, status dan peran tidak dapat

dipisahkan. Tidak ada peran tanpa status dan status tidak berfungsi tanpa peranan. Contoh :

dalam rumah tangga, tidak ada peranan ayah, jika seorang suami tidak mempunyai anak, atau

seseorang tidak bisa memberikan surat tilang kalau dia bukan polisi.

Peranan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang. Karena dengan peran yang

dimilikinya, ia akan dapat mengatur perilaku dirinya dan orang lain. Seseorang dapat

memainkan beberapa peran sekaligus disaat yang sama seperti seorang wanita dapat

mempunyai peranan sebagai istri, ibu, dan pegawai kantor sekaligus.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, dkk. 2009. Pengembangan Pendidikan IPS SD . Bahan Ajar Cetak : Departemen

Pendidikan Nasional

ipsn20.blogspot.com/2009/02/status-dan-peran-sosial.html?m=1

luluvikar.wordpress.com/2010/12/05/status-sosial-dan-peranan-sosial/

Sawiji, dkk. 2004. Pengetahuan Sosial Geografi. Klaten : Agung Klaten

Taneo, Silvester Petrus, dkk. 2009. Kajian IPS SD. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai