OLEH :
“Kekerasan berbasis gender yaitu kekerasan terhadap perempuan dan anak di shelter
pengungsian dan kasus pernikahan anak di kamp pengungsian korban gempa dan tsunami
yang tersebar di Palu, Sigi, dan Donggala di Sulawesi Tengah”
1. ASSESSMENT
a. Keadaan pasca Gempa Dan Tsunami Sulawesi Tengah Kota Palu Donggala
1) Total Korban :
2.657 Meningga Dunia,
4.471 Luka Berat,
87.835 Luka Ringan
172.635 Pengungsi
400 Titik Pengungsian
2. Fasilitas Kesehatan Rusak
186 FASKES RUSAK
1 UPT LABKESDA
18 RUMAH SAKIT
50 PUSKESMAS
117 PUSTU
Tingkat kerusakan
a. 102 RUSAK RINGAN
b. 50 RUSAK SEDANG
c. 34 RUSAK BERAT
3. TENAGA KESEHATAN
Dokter Umum 696
Dokter Spesialis 139
Dokter Gigi 13
Perawat 714
Bidan 175
Penata Anastesi 22
Tenaga Farmasi 74
Non Medis/Paramedis1.350
Tenaga Medis Lainnya 61
4. Pelayanan tetap berlangsung pelayanan kesehatan di posko pengungsian terhadapbayi,
balita, anak, dewasa, ibuhamil, ibumenyusui dan lansia serta penangananKLB.
Pelayanan Kesehatan Bayi: 1391Orang
Balita: 12004 Orang
Anak: 10584
Orang Dewasa: 42656
Orang Ibu Hamil: 2431Orang
Ibu Menyusui: 138 Orang
Lansia: 18634 Orang
Total Pelayanan Kesehatan: 93087 Orang
b. Permasalahan kesehatan reproduksi yang terjadi pasca gempa Gempa Dan Tsunami
Sulawesi Tengah Kota Palu Donggala
Kekerasan berbasis gender yaitu kekerasan terhadap perempuan dan anak di
shelter pengungsian dan kasus pernikahan anak di kamp pengungsian korban
gempa dan tsunami yang tersebar di Palu, Sigi, dan Donggala di Sulawesi
Tengah
Masalah Kesehatan maternal dan neonatal yaitu
1. terbatasnya akses layanan kesehatan ibu dan anak pasca gempa karna kerusakan
faskes dan kurangnya tenaga kesehatan
2. meningkatnya angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi
3. penyakit malaria dan campak yang menyerang ibu hamil dan anak-anak pasca
gempa palu
Masalah IMS dilaporkan seperti inveksi vagina, Hepatitis b, dan HIV
Masalah KB
kurangnya akses kesehatan reproduksi dan kesehatan reproduksi remaja bagi korban
gempa di titik pengungsian.
c. Penilaian Kebituhan/ need assessment terhadap satu masalah kesehatan reproduksi
yaitu
“Kekerasan berbasis gender kamp pengungsian korban gempa dan tsunami yang
tersebar di Palu, Sigi, dan Donggala di Sulawesi Tengah”
Di level komunitas:
melakukan survey tentang Tingkat pemahaman tentang konsekuensi kesehatan dari
kekerasan berbasis gender serta waktu dan tempat untuk mengakses layanan yang
relevan. Didapatkan :
1. Pemerintah setempat, tokoh masyarakat yang ada di tempat pengungsian beserta
masyarakat memahami tentang kosekuensi kesehatan dari kekerasan seksual dan
pernikahan dini pada korban bencana.
2. Korban mengetahui tempat dan posko layanan kesehatan reproduksi yang telah
disediakan dan dapat selalu menaskes layanan tersebut saat dibutuhkan.
Di level program:
Ada banyak lembaga swadaya masyarakat dan organisasi yang terlibat dalam
melakukan pencegahan dan penangulangan masalah kesehatan reproduksi khususnya
masalah kekerasan berbasis gender di tempat pengungsian diantaranya WHO,
UNICEF, organisasi IDI, IBI
prosedur, protokol, praktek dan bentuk laporan; pelaksanaan nasional,
multisektor dan antar lembaga sudah dilakukan dan dijelaskan oleh dinas kesehatan
setempat
kurangnya Lokasidan tipe layanan yang menyediakan pelayanan bagi
para korban/penyintas kekerasan berbasis gender
laporan kasus kekerasan seksual sangat sulit didapatkan yang dilaporkan kepada
layanan kesehatan.
Di level nasional:
protokol-protokol nasional yang berkaitan dengan pelayanan medis dan rujukan
kekerasan berbasis gender dan undang-undang nasional yang berkaitan dengan
kekerasan berbasis gender sudah ada
adanya bantuan dana dari pusat dan organisasi kesehatan nasional dan internasional
untuk program kesehatan reproduksi pada korban gempa palu
d. Program dan Kegiatan yang Telah Dilakukan pada Klaster Kesehatan Reproduksi
1. Pelayanan terhadap kelompok rentan (Bumil, Anak Bayi, Balita dan Lansia)
2. Pendirian 15 tenda Kesehatan Reproduksi dan 8 Tenda Ramah remaja 20 tenda ramah
perempuan
3. Memobilisasi bidan serta peralatan pendukung kesehatan Ibu Koordinasi perlindungan
perempuan dan anak termasuk disabilitas
4. Pendistribusian Kit
5. Pembangunan
2. MONITORING
Monitoring dan pelaporan kasus-kasus dilakukan dengan melihat laporan, berita, informasi
yang berhubungan dengan kekerasan berbasis. walaupun kegiatan dan program intervensi
telah dilakukan untuk mencegah dan menangulagi kekerasan berbasis gender diantaranya
pendirian tenda kespro ramah remaja dan perempuan namun genderdari hasil monitoring
masih terdapat kasus dan laporan diperoleh beberapa kasus yang terjadi diantaranya:
1. lebih dari 20 kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang dialami anak dan perempuan
korban gempa
2. 42 kekerasan berbasis gender di 6 tenda ramah perempuan yang di kelola di palu dan
sekitarnya
3. 4 kasus percobaan pemerkosaan di pengunsian
4. pemerkosaan terhadap anak usia 13 tahun oleh remaja laki-laki berusia 16 tahun
5. 7 kasus KDRT yang dilaporkan di tenda ramah perempuan dalam kurun waktu
November 2018-Mei 2019
6. tercatat setidaknya 12 kasus pernikahan anak di kamp pengungsian korban gempa dan
tsunami yang tersebar di Palu, Sigi, dan Donggala di Sulawesi Tengah
dari hasil survey terhadap korban bahwa didapatkan beberapa kebutuhan yang diperlukan
oleh korban yang harus dipenuhi demi mencegah kekerasan berbasis gender yaitu
3. EVALUASI
Dari hasil monitoring dapat di evaluasi tentang program dan kegiatan yang telah dilakukan.
berdasarkan jumlah kasus kekerasan berasis gender yang dilaporkan, program dan kegiatan
yang dilaksanakan dapat dikatakan belum mampu mencegah dan menangulangi secara
komperhensif permasalahan kekerasan berbasis gender. perlu kegiatan dan program lanjutan
demi menekan dan mengurangi jumlah kasus yang akan terjadi. Adapun program dan
kegiatan yang diperlukan adalah
1. memberikan edukasi, konseling dan penyuluhan terhadap korban gempa di tenda
pengungsian tentang kekerasan berbasis gender dan bahaya terhadap kesehatan
2. membangun sanitasi yang ramah gender di tempat pengungsian
3. mempercepat pemulihan fasilitas penerangan/listrik kususnya di tenda pengungsian
perempuan dan jalan menuju tenda ramah remaja dan tenda kesehatan reproduksi
4. memperkuat sistem pendampingan dan keamanan khususnya bagi korban gempa yang
berada di tenda perempuan
5. pemberdayaan masyarakat dalam penangulangan dan pencegahan kekerasan berbasis
gender
6. memperbaiki dan menambah lagi akses layanan kesehatan reproduksi dan kesehatan
reproduksi remaja
REFERENSI :
1. https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/rakerkesnas-2019/SESI
%20II/Kelompok%206/3-Kesiapan-Menghadapi-Bencana-di-Sulteng.pdf
2. ttps://theconversation.com/ancaman-penyakit-menular-setelah-gempa-dan-tsunami-palu-
bagaimana-mencegahnya-104320
3. berita/nasional/daerah/19/03/29/pp461s382-pelecehan-seksual-masih-terjadi-di-
pengungsian-gempa-palu
4. https://news.detik.com/bbc-world/d-4635763/pengakuan-anak-anak-yang-menikah-dini-
di-kamp-pengungsian-palu
5. https://www.humanitarianresponse.info/sites/www.humanitarianresponse.info/files/
documents/files/buletin_informasi_klaster_kesehatan_-_desember_2018.pdf
6. Buku Pedoman Lapangan Antar-lembaga Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Darurat
Bencana REVISI 2010