Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN

PELAYANAN KESEHATAN PEDULI


REMAJA

UPT PUSKESMAS TEPUS II


Pringsanggar, Purwodadi, Tepus, Gunungkidul 55881
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), yang termasuk kedalam
kelompok remaja adalah mereka yang berusia 10-19 tahun, dan secara
demografis kelompok remaja dibagi menjadi kelompok usia 10-14 tahun dan
kelompok usia 15-19 tahun. Sementara Undang-Undang No.23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak mengelompokkan setiap orang yang berusia
sampai dengan 18 tahun sebagai ‘anak’, sehingga berdasarkan Undang-
Undang ini sebagian besar remaja termasuk dalam kelompok anak.
Berdasarkan data Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025, proporsi
penduduk remaja berusia 10-19 tahun pada tahun 2010 adalah sekitar 18,3%
dari total penduduk atau sekitar 43 juta jiwa. Kelompok usia remaja merupakan
kelompok yang cukup besar, merupakan aset atau modal utama sumber daya
manusia bagi pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Kelompok
remaja yang berkualitas memegang peranan penting di dalam mencapai
kelangsungan serta keberhasilan.
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola
karakteristik pesatnya tumbuh kembang ini menyebabkan remaja mempunyai
sifat khas yang sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar,
menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung
risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Sifat
tersebut dihadapkan pada ketersediaan sarana di sekitarnya yang dapat
memenuhi keingintahuan tersebut. Keadaan ini sering kali mendatangkan
konflik batin dalam diriya. Apabila keputusan yang diambil dalam menghadapi
konflik tidak tepat, mereka akan jatuh ke dalam perilaku berisiko dan mungkin
harus menanggung akibat lanjutnya dalam bentuk berbagai masalah
kesehatan fisik dan psikososial, yang bahkan mungkin harus ditanggung
seumur hidupnya.
Sejalan dengan derasnya arus globalisasi yang melanda berbagai
sektor dan sandi kehidupan berkembang pula masalah kesehatan remaja yang
terjadi di masyarakat. Masalah tersebut, baik fisik, psikis, dan psikososial yang
mencakup perilaku sosial seperti kehamilan usia muda, penyakit akibat
hubungan seksual dan aborsi maupun masalah akibat pemakaian narkotika ,
zat adiktif, alkohol dan rokok. Masalah tersebut apabila tidak ditangani dengan
sebaik-baiknya, bukan hanya menyebabkan masa depan remaja suram akan
tetapi juga dapat menghancurkan masa depan bangsa.
Salah satu penyebabnya adalah ketidaktahuan remaja sebagai akibat
remaja tidak mendapatkan informasi yang jelas, tepat, benar. Upaya yang
dilakukan adalah meningkatkan kualitas remaja antara lain meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan peduli remaja PKPR.

B. Tujuan
Tujuan umum:
Optimalisasi pelayanan kesehatan remaja di puskesmas
Tujuan khusus:
1. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang berkualitas
2. Meningkatkan pemanfaatan puskesmas oleh remaja untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja dalam pencegahan
masalah kesehatan khusus pada remaja
4. Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan kesehatan remaja

C. Sasaran
Semua golongan remaja (usia 10 tahun sampai 19 tahun) yang ada di wilayah
kerja UPT Puskesmas Tepus II. Fokus pada kelompok remaja:
1. Remaja di sekolah: sekolah umum, madrasah, pesantren, sekolah luar
biasa.
2. Remaja di luar sekolah: karang taruna, saka bakti husada, palang merah
remaja, panti yatim piatu/rehabilitasi, kelompok belajar mengajar,
organisasi remaja, rumah singgah,kelompok keagamaan.
3. Remaja putri sebagai calon ibu dan remaja hamil tanpa
mempermasalahkan status pernikahan.
4. Remaja yang rentan terhadap penularan HIV, remaja yang sudah
terinfeksi HIV, remaja yang terkena dampak HIV dan AIDS, remaja yang
menjadi yatim/piatu karena AIDS
5. Remaja berkebutuhan khusus, yang meliputi kelompok remaja sebagai
berikut:
 Korban kekerasan, korban traficking, korban eksploitasi seksual
 Penyandang cacat, di lembaga pemasyarakatan (LAPAS), anak
jalanan, dan remaja pekerja
 Di daerah konflik (pengungsian), dan di daerah terpencil

D. Ruang Lingkup :
PKPR adalah pelayanan kesehatan kepada remaja yang diakses oleh semua
golongan remaja, dapat diterima secara komprehensif, efektif, dan efisien.
Meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang harus
diberikan secara komprehensif dengan pendekatan intervensi meliputi:
1. Pelayanan kesehatan reproduksi remaja (meliputi infeksi menular
seksual/IMS, HIV&AIDS) termasuk seksualitas dan pubertas
2. Pencegahan dan penanggulangan kehamilan pada remaja
3. Pelayanan gizi (anemia, kekurangan dan kelebihan gizi) termasuk
konseling dan edukasi
4. Tumbuh kembang remaja
5. Skrining status TT pada remaja
6. Pelayanan kesehatan jiwa remaja, meliputi: masalah psikososial,
gangguan jiwa, dan kualitas hidup
7. Pencegahan dan penanggulangan NAPZA
8. Deteksi dan penanganan kekerasan terhadap remaja
9. Deteksi dan penanganan tuberkulosis
10. Deteksi dan penanganan kecacingan

E. Batasan Operasional

PKPR adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat di jangkau oleh
remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan
kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Singkatnya PKPR adalah pelayanan kesehatan kepada remaja yang mengakses
semua golongan remaja, dapat diterima sesuai, komprehensif efektif dan efisien

F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-
Undang.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014 tentang
Kesehatan Reproduksi.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan kontrasepsi, serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
8. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2018
tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Penanggung jawab : Kepala UPT Puskesmas

Ketua Tim PKPR : Nurul Mairika, Amd Keb

Anggota : 1. dr. Damayanti Mustikarini, MPH(dokter umum )

2. drg.Ranto Hadiyatmoko ( dokter gigi )

3. Catur Iddha Kurniasari ( Perawat )

4. Darwadhi, S.SiT ( Program UKS )

5. Vivi Oktavia, Amd.Gz ( Gizi )

6. Hanifah Rifka Sutrisno, Amd ( Laboratorium )

7. Izzatun Nisa, SKM ( Promkes )

8. Bundarini, Amd. Keb( KIA )

9.Dwi Khadarwati, Amd Keb ( KIA )

10.Waluyo, Amd.Kep (HIV AIDS)

B. Distribusi Ketenagaan
Tim PKPR mempunyai tugas :
1. melaksanakan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) sesuai
kebutuhan remaja berdasarkan standar dan pedoman yang berlaku;
2. Memberikan pelayanan konseling yang peduli, peka, bersahabat dan tidak
menghakimi remaja sesuai standar dan pedoman yang berlaku;
3. Melaksanakan pelayanan yang komprehensif baik di dalam gedung maupun
luar Gedung yang sesuai dengan kebutuhan remaja;
4. Memberikan informasi kepada remaja sehingga mampu untuk hidup sehat
dan produktif;
5. Mengfungsikan jejaring antar remaja, kelompok masyarakat, lintas program,
lintas sector terkait dalam PKPR;
6. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan PKPR;
7. Melakukan evaluasi diri, supervisi fasilitatif dan pemantauan
penyelenggaraan PKPR; dan
8. Melakukan integrasi layanan rujukan medik dengan rujukan sosial maupun
hukum
C. Jadwal Kegiatan
1. Kegiatan pelayanan di dalam gedung dilaksanakan di ruang pelayanan
konsultasi, dilaksanakan setiap hari.
2. Kegiatan di luar gedung, dilaksanakan sesuai kesepakatan dengan
sasaran.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah ruangan

B. Standart Fasilitas
Ruangan Konseling PKPR di dalam puskesmas digabung dengan ruang
konsultasi. Ruang PKPR merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
fisik bangunan/ruangan itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Puskesmas
Fasilitas PKPR
- Lingkungan yang aman
- Lokasi pelayanan konseling nyaman dan mudah dicapai
- Fasilitas yang baik menjamin privasi dan kerahasiaan
- Tidak ada stigma
- Tersedia materi KIE, pedoman, prosedur
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Tata Laksana
1. Kegiatan di dalam Gedung
a. Penatalaksanaan pasien
- Petugas pendaftaran memanggil pasien berdasarkan nomor urut
- Petugas mempersilahkan pasien untuk menunggu di depan ruang
pelayanan konsultasi
- Petugas PKPR memanggil pasien dan mencocokkan identitas
- Petugas mencocokan identitas.
- Petugas PKPR melakukan anamnesis, pemeriksaan dan/atau
konsultasi berdasarkan kasus yg di alami pasien
- Petugas PKPR melakukan kolaborasi dengan unit pelayanan lain
melalui rujukan internal di puskesmas ,bila diperlukan
- Petugas PKPR membaca hasil rujukan internal
- Petugas PKPR melakukan penatalaksanaan kasus
- Petugas PKPR membuat rujukan eksternal jika diperlukan
2. Kegiatan di Luar Gedung
a. Perencanaan :
- Macam kegiatan
- Materi penyuluhan
- Dana
- Tempat
- SDM
b. Pelaksanaan :
- Persiapan tempat
- Pelaksanaan penyuluhan / kegiatan
c. Monitoring dan evaluasi kegiatan

B. Dokumentasi
1. Kegiatan di dalam Gedung :
Setelah selesai pelayanan, data – data pasien :
- Ditulis dalam Buku Register
2. Kegiatan di Luar Gedung :
a. Buku Tugas Luar
b. Penyuluhan :
- Undangan
- MateriPenyuluhan
- Daftar Hadir
- Notulen Penyuluhan
BAB V
LOGISTIK

1. Buku register pelayanan konsultasi


2. Blangko laporan PKPR, SN PKPR, rujukan, pemeriksaan lab, resep
3. Bahan bantu untuk konseling meliputi
- Brosur
- Leflet
- Media visual tentang edukasi remaja(KTD,Pornografi, DLL)
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Dalam menjamin keselamatan / mencegah terjadinya kesalahan dalam


pelayanan klinis dilakukan identifikasi pasien, identifikasi dilakukan minimal
dengan 2 cara yaitu nomor rekam medis , nama yang sesuai dengan kartu identitas,
alamat , umur sesuai dengan kartu identitas
Identifikasi pasien dengan minimal dua cara tersebut sebelum prosedur dan
sewaktu tindakan medis akan dilakukan. Teliti ulang catatan medis dan assesmen
pasien sebelum tindakan medis. Selanjutnya memastikan semua dokumen dan
hasil pemeriksaan yang relevan tersedia dan verifikasi ketersediaan alat / peralatan
yang dibutuhkan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Tindakan pencegahan penyebaran infeksi


Mengidentifikasi strategi pengendalian infeksi: cuci tangan, tehnik aseptik
antiseptik, pembersihan, disinfeksi, sterilisasi, pelaksanaan tindakan keperawatan,
pengendalian lingkungan , pengelolaan limbah medis dan benda tajam

B. Memelihara kesehatan karyawan


1. Menginvestigasi dan menindak lanjuti petugas yang terpapar atau tertusuk
jarum dan benda tajam .
2. Memberikan saran tentang pembatasan kerja bagi karyawan yang terpapar
infeksi
3. Menganjurkan kepada semua petugas agar melapor jika ada tertusuk jarum
atau benda tajam

C. JENIS ALAT PELINDUNG


1. Sarung tangan
2. Masker
3. Kaca mata/ Pelindung wajah
4. Baju kerja / gaun/apron
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada PKPR dilakukan dengan cara membagikan checklist SN
PKPR ( Standar Nasional PKPR ) kepada kepala puskesmas, petugas PKPR,
Petugas pendukung, dan beberapa remaja di SMP dan SMA di Wilayah
Puskesmas Tepus II
BAB IX
PENUTUP

Pedoman PKPR yang di susun menjadi dasar pelaksanaan program PKPR


Puskesmas Tepus II agar berjalan sesuai standar.

Anda mungkin juga menyukai