Anda di halaman 1dari 20

etika bisnis Universitas Palangka Raya

kelompok 3

PRINSIP TANGGUNG
JAWAB DEWAN
KOMINSARIS DAN
DIREKSI
Anggota kelompok 3

Ananias safira Mia Nur Sabnah Monalisa

Leony Titus Novia yosepha Nurul Elisa hidayah


Topik pembahasan
• Tugas dan Tanggungjawab 5. Asuransi Terhadap Independensi 9. Peran dan Tanggungjawab
Dewan Komisaris Komisaris Independen Sekretaris Perusahaan
2. Peran Dewan Komisaris dan Direksi 6. Proses Pelanksanaan Tugas Dewan 10.Fungsi Pengawasan
Dalam Menegakkan Standar Etika Komisaris dan direksi

3. Proses Nominasi Anggota Dewan 7. Akuntabilitas Dewan Komisaris 11. Peran Akuntan Profesional
Komisaris Dan Direksi dan Direksi: Penilaian Kerja dalam Memfasilitasi
Terhadap Dewan dan Anggotanya Tanggungjawab Dewan
4. Ukuran komposisi Dan Kompetensi 8.Sistem Remunerasi Anggta Dewan 12. kesimpulan
Dewan Komisaris Komisaris dan Direksi
• Peran dan tanggung jawab dewan
komisaris

Dewan Komisaris mereviuw strategi korporasi paling tidak setiap tahun dan menyetujui misi, visi dan strategi korporasi
yang dirumuskan oleh Direksi. Dewan Komisaris juga mereviuw, memberikan saran dan menyetujui rencana bisnis dan
rencana keuangan jangka panjang dan rencana keuangan jangka pendek korporasi. Dewan Komisaris memberikan advis
dan melakukan pemantauan kepada Direksi atas pengelolaan implementasinya. Direksi dan Dewan Komisaris terlibat
dalam keputusan yang sangat penting bagi korporasi, diatur dalam anggaran dasar korporasi.
Jenis keputusan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris harus diungkapkan dalam laporan tahunan Dengan
memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi, Dewan Komisaris mengusulkan kepada, dan untuk
diputuskan oleh, RUPS pengangkatan dan/atau pemberhentian anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris. Dalam
mengusulkan hal di atas, Dewan Komisaris memperhatikan keberagaman, unsur nondiskriminatif dan memberikan
kesempatan yang sama tanpa membedakan suku, agama, ras, antar golongan dan jender. Dewan Komisaris memastikan
proses pencalonan dan pemilihan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris adalah
formal dan transparan. Dewan Komisaris atau Komite yang menjalankan fungsi nominasi menyusun kebijakan suksesi
dalam proses nominasi anggota Direksi. Setiap tahun Dewan Komisaris meninjau pelaporan pelaksanaan rencana
pengembangan dan suksesi yang disampaikan Direktur Utama.Dewan Komisaris
a). mengajukan kepada RUPS, yang dapat didahului oleh usulan dari Komite yang
menjalankan fungsi remunerasi, besaran remunerasi anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris yang selaras dengan pengembangan korporasi yang berkelanjutan dan
kepentingan jangka panjang korporasi dan pemegang saham;

b). secara berkala mereviu sistem remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris.Dewan Komisaris mengawasi efektivitas kebijakan
governansi korporat dan implementasinya serta mengusulkan perubahan jika diperlukan. Dewan Komisaris memantau dan
mengarahkan agar korporasi menerapkan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal yang tepat dan efektif yang selaras
dengan tujuan, sasaran, dan strategi korporasi serta mematuhi peraturan perundang-undangan, kode perilaku dan standar yang
berlaku. Dewan Komisaris mengawasi dan mengarahkan agar tercapai integritas akuntansi Dan sistem pelaporan keuangan
korporat, serta independensi fungsi audit internal Dan eksternal. Dewan Komisaris memantau, mereviu dan menyetujui laporan
tahunan dan laporan Keberlanjutan Korporasi serta memastikan integritasnya, serta mengawasi proses Pengungkapan dan
pengkomunikasian korporasi. Piagam Dewan Komisaris secara periodik ditinjau. Dewan Komisaris mempunyai kebijakan
terkait pengunduran diri anggota Dewan Komisaris apabila terlibat dalam kejahatan keuangan dan terbukti melakukan
kesalahan Komisaris independen sangat diharapkan untuk dapat berkontribusi dalam diskusi Yang jujur, obyektif, aktif dan
konstruktif pada rapat Dewan Komisaris. Komisaris Utama berperan sebagai koordinator Dewan Komisaris dan memastikan
Efektivitasnya. Komisaris Utama mendorong budaya keterbukaan dan dialog Konstruktif yang memungkinkan berbagai
pandangan diungkapkan, termasuk Mengkoordinasi penetapan agenda rapat dewan yang tepat dan memastikan waktu Yang
cukup tersedia untuk mendiskusikan semua agenda. Selain itu, juga harus ada Kesempatan bagi Dewan Komisaris untuk
bertemu dengan jajaran Direksi dan Manajemen senior.
2. Peran Dewan Komisaris dan Direksi dalam Menegakkan
Standar Etika:
Dalam Butir VI.B dari OECD CG Principles disebutkan bahwa Dewan
Komisaris memiliki peran penting dalam pengaturan ethical tone sebuah
perusahaan, tidak hanya untuk tindakan sendiri, tetapi juga dalam mengawasi
Direksi/manajemen kunci dan konsekuensinya bagi manajemen secara umum.
Standar etika yang tinggi penting untuk perusahaan dalam jangka panjang
sebagai sarana agar perusahaan menjadi kredibel dan dapat dipercaya, tidak
hanya dalam operasi sehari-hari, tetapi juga sehubungan dengan komitmen
jangka panjang perusahaan.

Kode etik perusahaan secara luas berfungsi sebagai standar perilaku baik untuk Dewan Komisaris dan IAI
Direksi maupun manajemen kunci sebagai dasar untuk menyelesaikan berbagai masalah yang mungkin sering bertentangan. Paling tidak, kode etika
harus menetapkan batas-batas yang jelas pada usaha untuk mengejar kepentingan pribadi, termasuk yang berhubungan dengan transaksi saham
perusahaan.
Dewan Komisaris dan Direksi harus memberikan teladan atas pelaksanaan prinsip etika, nilai dan peraturan kepada seluruh pihak didalam perusahaan.
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, wajib mentaati Standar Etika dan dilarang mengambil
keuntungan pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan Perusahaan selain gaji dan tunjangan lainnya, termasuk santunan purna
jabatan yang diterimanya sebagai anggota Dewan Komisaris dan Direksi sesuai peraturan perundang-undangan yangberlaku. Direksi berkewajiban
memastikan kepatuhan dari seluruh Karyawan Perusahaan dan pihak-pihak yang terkait di luar Perusahaan terhadap Standar Etika Perusahaan,
termasuk menyelesaikan setiap konflik yang timbul.
3. Proses Nominasi Anggota Dewan
Komisaris dan Direksi :

1.Dewan Komisaris memastikan bahwa kriteria dalam menyeleksi anggota Direksi mencakup
paling tidak pengetahuan, kemampuan, dan keahlian yang dibutuhkan untuk memenuhi secara
tepat peran Direksi serta memperhatikan terpenuhinya keberagaman Direksi.
2. Dewan Komisaris memastikan bahwa kebijakan dan prosedur untuk seleksi dan nominasi
Komisaris adalah jelas dan transparan sehingga dapat menghasilkan komposisi Dewan yang
diinginkan
3.Proses nominasi Dewan Komisaris dan Direksi harus dibentuk sedemikian rupa sehingga
anggota-anggotanya secara kelompok mencerminkan keberagaman dalam hal kemampuan,
keahlian, pengetahuan, pengalaman, usia, latar belakang budaya, dan jender yang dibutuhkan
untuk memenuhi secara tepat peran Dewan Komisaris.
4.Mantan direktur utama/anggota Direksi dapat masuk ke dalam Dewan Komisaris sebagai
Komisaris Independen hanya dalam kondisi luar biasa dan harus ada masa jeda antara jabatan
tersebut setidaknya 2 (dua) tahun.
4. Ukuran, Komposisi, dan Kompetensi Dewan
Komisaris

Anggota Dewan Komisaris harus memenuhi syarat kemampuan dan integritas sehingga pelaksanaan
fungsi pengawasan dan pemberian nasihat untuk kepentingan perusahaan dapat dilaksanakan
dengan baik. Anggota Dewan Komisaris dilarang memanfaatkan perusahaan untuk kepentingan
pribadi, keluarga, kelompok usahanya dan atau pihak lain. Anggota Dewan Komisaris harus
memahami dan mematuhi Menurut anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan tugasnya. Untuk itu Dewan Komisaris harus memahami dan melaksanakan
Pedoman GCG. KNKG, jumlah anggota Dewan Komisaris harus disesuaikan dengan kompleksitas
perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan. UK Code B.1
Supporting Principle menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris harus cukup memadai sehingga
memenuhi persyaratan bisnis dan dewan dapat dikelola tanpa gangguan yang tidak semestinya dan
tidak boleh begitu besar untuk menjadi berat. Sebagian besar kode tata kelola perusahaan
menentukan bahwa ukuran dewan komisaris harus sesuai, tidak boleh terlalu besar, tapi tidak terlalu
kecil.
Dewan Komisaris dapat terdiri dari Komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi yang dikenal sebagai
Komisaris Independen dan Komisaris yang terafiliasi. Yang dimaksud dengan terafiliasi adalah pihak yang
mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota Direksi dan Dewan
Komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. Mantan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang
terafiliasi serta karyawan perusahaan, untuk jangka waktu tertentu termasuk dalam kategori terafiliasi. Jumlah
Komisaris Independen harus dapat menjamin agar mekanisme pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Sebaiknya salah satu dari Komisaris Independen harus mempunyai latar
belakang akuntansi atau keuangan. Saat ini ketentuan Bursa mengharuskan paling sedikit proporsi Komisaris
Independen terhadap total anggota Dewan Komisaris adalah 30%.
Selain aspek independensi, aspek kompetensi juga perlu diperhatikan dalam menentukan komposisi Dewan
Komisaris. Menurut ASEAN CG Scorecard, paling tidak satu komisaris harus memiliki pengalaman bekerja di
industri dimana perusahaan berada. Selain itu, sebaiknya perusahaan memiliki kebijakan yang mendorong
komposisi anggota Dewan Komisaris maupun Direksi beragam. Keragaman ini dapat terkait dengan latar
belakang pendidikan, pengalaman kerja, gender, dan lainnya.
Prinsip VI.E.3 OECD menyatakan bahwa anggota Dewan Komisaris harus mampu berkomitmen secara
efektif dengan tanggung jawab mereka. Jika seorang anggota komisaris memegang jabatan terlalu banyak,
maka komitmennya dapat terganggu dan hal ini dapat mengganggu kinerjanya. ASEAN CG Scorecard
menyarankan agar ada kebijakan yang membatasi rangkap jabatan sebagai komisaris di beberapa perusahaan
Penilaian Kelas
terbuka, yaitu maksimal lima kursi dewan di perusahaan terbuka yang dapat dipegang secara bersamaan
oleh seorang komisaris. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 jumlah anggota dewan
Komisaris paling sedikit tiga orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi. Dari jumlah
tersebut, paling tidak satu orang anggota dewan Komisaris wajib berdomisili di Indonesia.

40 %
Dewan Komisaris dipimpin oleh Presiden Komisaris atau Komisaris Utama. Dewan Komisaris terdiri dari
Komisaris dan Komisaris Independen. Paling kurang 50% dari jumlah anggota dewan Komisaris adalah Komisaris
Independen. Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan anggota dewan Komisaris kepada Rapat Umum
30 %
Pemegang Saham harus memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi.Anggota dewan
Komisaris harus memenuhi persyaratan telah lulusPenilaianKemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Anggota dewan Komisaris hanya dapat merangkap jabatan sebagai
• UAS + UTS 30 %
anggota dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga
keuangan. Mayoritas anggota dewan Komisaris dilarang saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua dengan sesama anggota dewanKomisaris dan/atau anggota Direksi. Menurut Peraturan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER — 01 /MBU/2011, komposisi Dewan Komisaris/Dewan Pengawas,
• Tugas kelas
paling sedikit 20% merupakan anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Independen.
5. Asuransi Terhadap Independensi
Komisaris Independen.

UU PT menyatakan pula bahwa perseroan dapat mengatur adanya satu orang atau lebih
Komisaris Independen yang merupakan pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham
utama, anggota direksi dan atau anggota Dewan Komisaris lainnya. Keberadaan komisaris
independen telah diatur Bursa Efek Indonesia melalui peraturan BEI tanggal 1 Juli 2000
mengenai beberapa kriteria tentang komisaris independen adalah sebagai berikut:

1. Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham mayoritas atau pemegang
saham pengendali (controlling shareholders) Perusahaan Tercatat yang bersangkutan;
2. Komisaris independen tidak memiliki hubungan dengan direktur dan/atau komisaris lainnya
Perusahaan Tercatat yang bersangkutan;
3. Komisaris independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan
Perusahaan Tercatat yang bersangkutan;
4. Komisaris independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal;
5. Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas yang bukan merupakan
pemegang saham pengendali (bukan controlling shareholders) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5 disebutkan bahwa Emiten dan Perusahaan Publik wajib memiliki Komite Audit yang diketuai
oleh Komisaris Independen. Komisaris independen adalah anggota Komisaris yang:
1. Berasal dari luar emiten atau perusahaan publik;
2. Bukan merupakan orang yang bekerja pada emiten dan perusahaan publik dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
merencanakan, memimpin, atau mengendalikan serta mengawasi kegiatan emiten atau perusahaan publik dalam waktu enam bulan
terakhir;
3. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik;
4. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten atau perusahaan publik, Komisaris, Direksi, atau pemegang saham utama emiten
atau perusahaan publik;
5. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau perusahaan
publik; dan
6. Tidak mempunyai hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Kedudukan komisaris independen sangat penting agar pengambilan keputusan dewan komisaris dapat bersifat objektif dalam
mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan. Dari perspektif keagenan, keberadaan komisaris independen dapat mengurangi benturan
kepentingan antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan serta antara pemegang saham pengendali dengan non-pengendali.
IAI
Independensi anggota komisaris independen tergantung kepada beberapa hal, di antaranya lama periode menjabat sebagai komisaris
independen di perusahaan tersebut. BEI telah mengeluarkan aturan mengenai masa jabatan direktur independen maupun komisaris
independen perusahaan publik maksimal dua periode berturut-turut. Aturan tersebut terdapat dalam Surat Keputusan Direksi PT BEI
Nomor KEP- 00001/BEI/01-2-14 Tahun 2014 tentang Perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat
Ekuitas selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat. Aturan yang terbit pada 20 Januari 2014 itu mulai berlaku pada tanggal
30 Januari 2014. Dalam ASEAN CG Scorecard, masa jabatan maksimal komisaris independen adalah 9 tahun.
6.Peran dan Tanggung Jawab Direksi dan Dewan
Komisaris Direksi dan Dewan Komisaris

berkelanjutan untuk kepentingan terbaik jangka panjang korporasi dan pemegang saham, dengan
mempertimbangkan kepentingan para pemangku kepentingan. Dewan Komisaris dalam menjalankan
peran pengawasan dan pemberian advis kepada Direksi dan Direksi dalam menjalankan peran
pengelolaan korporasi wajib secara penuh melaksanakan tanggung jawab fidusia dengan itikad baik dan
kehati-hatian berdasarkan informasi relevan dan lengkap untuk kepentingan terbaik jangka panjang
korporasi. Semua anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris harus menghindari benturan
kepentingan serta perbuatan mengejar kepentingan pribadi dalam pengambilan suatu keputusan. Sebagai
salah satu bentuk akuntabilitas pelaksanaan perannya, Dewan Komisaris, Direksi dan setiap anggotanya
wajib dievaluasi kinerjanya. Untuk memastikan apakah kompetensi Komisaris dan Direktur sesuai
dengan kebutuhan korporasi, Direksi dan Dewan Komisaris wajib menyusun program pengembangan
kompetensi anggotanya masing-masing.
7. Penilaian Kinerja - Direksi dan
Anggotanya
Rekomendasi
Dewan Komisaris melakukan evaluasi formal tahunan secara obyektif dan independen untuk menentukan efektivitas Direksi
dan setiap individu direktur.

• Dewan Komisaris menetapkan kebijakan penilaian sendiri (self-assessment) bagi Direksi untuk menilai kinerja Direksi.
Hasil penilaian sendiri disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk dinilai dan bila diperlukan disesuaikan dengan
penilaian Dewan Komisaris.
• Kebijakan penilaian sendiri atau kebijakan penilaian lainnya didasarkan pada tolok ukur penilaian yang spesifik,
terukur, dapat dicapai, dan relevan serta sesuai dengan yang ditetapkan Dewan Komisaris berdasarkan pertimbangan
Komite Nominasi dan Remunerasi dan sebagai dasar penilaian akuntabilitas Direksi mengenai tingkat keberhasilan
Korporasi dalam mencapai target-target kinerja. Tolak ukur yang terpilih dicantumkan ke dalam kontrak kesepakatan
kerja antara Direksi dengan Dewan Komisaris.
• Skema remunerasi yang berupa saham yang diberikan kepada direktur, komisaris, dan karyawan harus mendapat
persetujuan dari pemegang saham
• Perpanjangan masa jabatan direktur didasarkan pada hasil evaluasi kinerja yang memuaskan atas kontribusinya.
Rekomendasi
• Dewan Komisaris dengan pertimbangan Komite Nominasi dan Remunerasi, bertanggung jawab menentukan kriteria
evaluasi kinerja dan menilai kinerja.
8. Sistem Remunerasi Anggota Dewan
Komisaris Dan Direksi
Menurut Rezaee, Zabihollah (2009) dalam Corporate Governance and Ethics, system remunerasi anggota dewan
komisaris dan direksi adalah sebagai berikut:

• Remunerasi direksi baru-baru ini mendapat perhatian besar sebagai perusahaan dilengkapi
remunerasi tunai untuk direksi mereka sebagai direktur luar juga telah mendapatkan manfaat dari
opsi saham dihitung sejak. Tidak ada cara ajaib untuk menentukan bagaimana untuk membayar
direksi dan berapa banyak untuk membayar mereka. Namun, persepsi umum dan praktik terbaik
menunjukkan bahwa setiap peningkatan kepemilikan saham mengurangi pembayaran tunai, dan
perubahan kompensasi harus selaras dengan kepentingan jangka panjang pemegang saham
ditentukan oleh dewan, disetujui oleh pemegang saham, dan sepenuhnya diungkapkan dalam
pelaporan publik. Secara tradisional, remunerasi direktur terdiri dari pengikut untuk keanggotaan
dewan dan biaya untuk menjadi anggota komite dan menghadiri rapat direksi dan komite. Dalam
meningkatnya jumlah waktu, komitmen, dan tanggung jawab yang diperlukan direksi untuk
memenuhi tugas fidusia mereka dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan pengaruh positif
pada kompensasi mereka. Pedoman ini menyarankan
9. Peran Sekretaris Perusahaan :

Sekretaris perusahaan memiliki peran penting dalam mendukung efektivitas


hubungan kerja antara Direksi dengan Dewan komisaris, mendorong implementasi
praktek governansi korporat yang baik, termasuk komunikasi yang efektif dengan
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Peran dan tanggung jawab Sekretaris Korporasi mencakup, namun tidak terbatas
pada:

a. Memastikan arus informasi yang baik antara Dewan Komisaris dengan


komitenya dan antara Dewan Komisaris dengan Direksi .
b. Memantau perkembangan governansi korporat, termasuk memastikan
piagam Dewan Komisaris, Direksi, dan komite dilaksanakan sepenuhnya,
membantu serta memberikan advis kepada Direksi dan Dewan Komisaris dalam
menerapkan praktik governansi korporat untuk memenuhi harapan pemangku
kepentingan,
c. Mengelola semua keperluan rapat Dewan Komisaris, Direksi, Direksi dengan
Dedan pengembangan profesional direktur/komisaris/anggota komite
10. Fungsi Pengawasan:

Menurut OECD Principle ke VI, salah satu tugas dewan komisaris adalah memonitor dan
mengelola potensi benturan kepentingan dari manajemen, anggota Dewan serta pemegang
saham. Termasuk juga memonitor jika terjadi penyalahgunaan aset perusahaan dan
penyelewengan dalam transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Hal ini
merupakan fungsi penting dewan komisaris dalam mengawasi sistem pengendalian internal
perusahaan yang meliputi pelaporan keuangan dan penggunaan aset perusahaan serta
menjaga perusahaaan dari transaksi dengan pihak terkait yang sangat berlebihan.

Fungsi-fungsi ini kadang-kadang ditugaskan kepada auditor internal yang memiliki akses
langsung ke dewan komisaris. Dewan komisaris harus mendorong karyawan yang ingin
melaporkan perilaku yang melanggar hukum/ tidak etis tanpa takut akan mendapat
pembalasan. Adanya kode etik perusahaan dapat membantu proses ini dengan adanya
perlindungan hukum bagi individu yang bersangkutan. Dalam sejumlah perusahaan, baik
audit komite atau komite etika yang ditetapkan sebagai titik kontak, untuk karyawan yang
ingin melaporkan tentang tindakan tidak etis atau perilaku ilegal yang mungkin juga
membahayakan integritas laporan keuangan.
11. Peran Akuntan Profesional Dalam Memfasilitasi Tanggung
Menurut Rezaee, Zabihollah (2009) dalam Corporate Governance and Ethics Peran akuntan profesional dalam
memfasilitasi tanggung jawab dewan:
Jawab Dewan
Akuntan profesional dalam Komite Audit bertujuan untuk melaksanakan dan mendukung fungsi pengawasan
dewan, khususnya di bidang yang terkait dengan pengendalian internal, manajemen risiko, laporan keuangan,
dan kegiatan audit.

Peran akuntan profesional dalam memfasilitasi tanggung jawab dewan menurut KNKG adalah sebagai berikut:

Peran akuntan profesional dalam Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk memastikan
bahwa:

1. laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,

2. struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik,

3. pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku,
dan

4. tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen:


sesi tanya
jawab
KESIMPULAN
Dewan Komisaris memiliki peran yang sangat penting dalam mengawasi dan memberikan advis
kepada Direksi, menjalankan fungsi nominasi, mengawasi kebijakan governansi, serta memastikan
integritas keuangan dan laporan korporat. Proses nominasi Dewan Komisaris dan Direksi harus
transparan, dengan penilaian kinerja tahunan dan kebijakan remunerasi yang mendukung tujuan
1
jangka panjang perusahaan. Penting juga adanya Komisaris Independen untuk memastikan
independensi dan keberagaman dalam pengambilan keputusan. Sekretaris perusahaan dan akuntan
profesional juga berperan dalam mendukung efektivitas hubungan kerja dan fungsi pengawasan
Dewan Komisaris. Selain itu, standar etika yang tinggi diperlukan untuk mendukung kredibilitas dan
kepercayaan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai