Anda di halaman 1dari 8

ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT

REVIEW GOOD CORPORATE GOVERNANCE


PT SARATOGA INVESTAMA SEDAYA Tbk TAHUN 2019

Disusun untuk Mata Kuliah Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat

Disusun oleh: Eno Sri Wulandari Makati / 453621

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2020
PT GARUDA INDONESIA TBK

A. Profil Perusahaan

B. Rumus Masalah
1. Bagimana Struktur Governance ?
2. Bagaimana Perangkat Governance ?
3. Bagaimana Laporan Komite Audit ?
4. Bagaimana Laporan Komisaris ?
5. Apakah Ada Aspek Governance lain yang Relevan ?

C. Pembahasana
1. Struktur Governance ?
Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
struktur organ utama GCG Perseroan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Organ Perseroan tersebut memainkan
peran kunci dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Selain itu, Perseroan juga
telah membentuk organ-organ pendukung GCG di bawah Dewan Komisaris,
yaitu Komite Audit, Komite Pengembangan Usaha dan Pemantauan Risiko,
Komite Nominasi dan Remunerasi dan Sekretaris Dewan Komisaris serta organ
pendukung GCG di bawah Direksi yang terdiri dari Sekretaris Perusahaan dan
Satuan Pengawas Internal (SPI).
Dalam pelaksanaannya, masing-masing organ Perseroan tersebut menjalankan
tugas, fungsi dan tanggung jawabnya secara penyusutan untuk kepentingan
Perseroan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Anggaran Dasar
Perseroan, dan ketentuan lain yang berlaku.

2. Bagaimana Perangkat Governance

Dalam peimplementasian serta program – program terkait dengan pelaksanaan


GCG PT Garuda Indonesia Tbk membentuk beberapa perangkat GCG yaitu :
 Anggaran Dasar
 Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
 Kebijakan Board Manual dan Piagam
 Kebijakan RJPP dan RKAP
 Kebijakan Prosedur dan Work Instruction Unit
 Kebijakan dalam Pengendalian Etika Bisnis & Etikan Kerja, PKB
 Kebijakan Whistle Blowing
 Pedoman Gratifikasi & LHKPN
 Pengendalian Benturan Kepentingan

3. Bagaimana Laporan Komite Audit


Komite Komisaris dibentuk untuk mendorong penerapan prinsip-prinsip GCG
secara konsisten. Komite Komisaris melaksanakan tugas dan tanggung jawab
secara enyusunnt dan enyusunnt sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku dalam rangka membantu Dewan Komisaris menjalankan tugas dan fungsi
pengawasan (oversight) atas akuntansi dan proses pelaporan keuangan,
pelaksanaan audit, pengendalian internal, dan terjaminnya penerapan prinsip-
prinsip Corporate Governance yang dijalankan oleh Direksi dan
seluruh stakeholders untuk tercapainya sustainability Perseroan serta memberi
saran dan masukan kepada Dewan Komisaris dalam hal pengembangan usaha
perseroan dan pengelolaan risiko perusahaan serta dalam hal remunerasi dan
nominasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi. Laporan komite melibatkan
beberapa hal yaitu :
1. Struktur keanggotaan

2. Rapat Komite

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya,


Rapat Komite Audit diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang
tracantum dalam Piagam Komite Audit sebagai berikut :
a. Komite Audit wajib mengadakan rapat sekurangkurangnya sekali
dalam sebulan;
b. Rapat Komite Audit sekurang-kurangnya dihadiri oleh ½ dari
jumlah anggota;
c. Pengambilan keputusan harus disetujui oleh lebih dari ½ jumlah
anggota komite yang hadir;
d. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Audit atau anggota Komite
Audit yang paling senior apabila Ketua Komite Audit berhalangan
hadir;
e. Dalam beberapa rapat yang dilaksanakan sekurangkurangnya
mencakup pembahasan tentang rencana kerja Komite Audit,
pelaksanaan, dan hasil kerja Komite Audit, penyusunan laporan
Komite Audit, serta masalah-masalah yang sekiranya perlu untuk
mendapatkan perhatian dan perlu disampaikan kepada Dewan
Komisaris;
f. Hasil rapat harus dituangkan dalam risalah rapat secara tertulis, dan
ditandatangani oleh seluruh peserta rapat;
g. Risalah rapat disampaikan secara tertulis oleh Komite Audit
kepada Dewan Komisaris.
Kemudian tingkat kehadiran rapat komite audit :

3. Laporan singkat pelaksanaan kegiataan komite audit


Sepanjang tahun 2019, Komite Audit telah melakukan berbagai
aktivitas untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi
pengawasan (oversight) atas laporan keuangan dan operasional Perseroan.
Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit penyusun program kerja
sesuai tugas pokok dan fungsi yang dicantumkan dalam Piagam Komite
Audit. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Komite Audit berkoordinasi
dengan Divisi Audit Internal serta unit kerja terkait untuk pelaksanaan
pengumpulan dan pengujian bukti yang selanjutnya menjadi kajian Komite
Audit. Pelaksaan program kerja Komite audit meliputi :
a. Komite audit melakukan kajian dan melaporkan kepada dewan
komisaris terkait dengan pengendalian internal
b. Komite audit melakukan review terhadap laporan keuangan
konsolidasi triwulanan dan memberikan catatan penting
c. Komite audit melakukan pertemuan minimal 2 bulan sekali dengan
satuan pengawas internal untuk memonitor pelaksanaan dan tindak
lanjut hasil audit internal.
d. Komite audit telah memonitor tindak lanjut atas rekomendasi BPK
yang dilakukan oleh perseroann
4. Bagaimana Laporan Komisaris
Dewan Komisaris bertanggung jawab atas fungsi pengawasan atas
pelaksanaan strategi dan pengelolaan Perseroan oleh Direksi serta pemberian
rekomendasi pada Direksi guna memastikan kesinambungan aktivitas bisnis.
Selain itu, Dewan Komisaris juga diharapkan mampu melakukan pemantauan atas
pelaksanaan dan efektivitas penerapan GCG termasuk di dalamnya memberikan
saran konstruktif untuk penyempurnaan implementasi GCG oleh Perseroan.
Dalam laporan komisaris di PT Garuda Indonesia Tbk komisaris menjelaskan
beberapa tugas yaitu:
1. Pengawasan
Mengawasi perkembangan kegiatan dan kinerja kepengurusan
Perseroan termasuk menyediakan laporan pendapat dan saran untuk RUPS
sehubungan dengan seluruh tugas pengawaan dan Tindakan yang
dilakukan selama tahun buku sebelumnya.
2. Tangapan atas Laporan Tahun Direksi
Meneliti dan memberikan tanggapan kepada RUPS atas laporan
berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan oleh Direksi dan
memastikan bahwa Direksi bertanggung jawab terhadap Laporan
Keuangan dengan memberikan sertifikasi terhadap Laporan Keuangan
sesuai dengan peraturan OJK (BapepamLK) dan menandatangani Laporan
Tahunan tersebut.
3. Penilaian Kinerja Direksi
Dewan Komisaris memberikan penilaian dan evaluasi mengenai
kinerja Direksi berdasarkan KPI yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris,
baik secara perseorangan maupun kolektif.
4. Memantau Pelaksanaan GCG
Pemantauan atas penerapan GCG dilakukan oleh Dewan Komisaris
untuk memastikan bahwa GCG di Perseroan telah berjalan secara efektif
dan berkelanjutan.
5. Melakukan Evaluasi Terhadap Sekretaris Dewan Komisaris
Dewan Komisaris melakukan evaluasi atas kinerja Sekretariat Dewan
Komisaris setiap 1 (satu) tahun dengan menggunakan metode yang
ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
6. Memastikan Tindak Lanjut Atas Temuan WBS
Dewan Komisaris harus memastikan bahwa setiap laporan yang masuk
melalui WBS telah ditindaklanjuti oleh Direksi Perseroan. Indepedensi
dari tindak lanjut laporan tersebut juga merupakan bagian dari fungsi
Dewan Komisaris terkait dengan program WBS.

5. Apakah ada aspek GCG yang relevan ?


a. Transparasi informasi
Dalam melakukan aspek transparasi PT Garuda Indonesia Tbk
memberikan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat
diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai
dengan haknya dan peresoran memberikan informasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak- hak pribadi
b. Perlakuan Yang Sama Terhadap Pemegang Saham.
Perseroan memberikan hak yang setara kepada seluruh pemegang
saham, tanpa membedakan jumlah, jenis dan kelas saham yang dimiliki,
kecuali sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar Perseroan. Dewan
Komisaris dan Direksi dalam hal ini juga wajib memenuhi hak setiap
Pemegang Saham sesuai dengan peraturan perundangundangan dan Anggaran
Dasar Perseroan.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai