Anda di halaman 1dari 5

DERIVATIF

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu aktivitas bisnis dalam perusahaan adalah aktivitas yang dapat
memberikan peningkatan nilai dalam perusahaan, perusahaan dapat melakukan
dengan cara meningkatkan laba dan mengurangi resiko dalam usaha. Akan tetapi
semakin tinggi tingkat perputaran usaha dalam perusahaan, maka resiko yang di
hadapi perusahaan akan semakin besar. Namun, perusahaan dapat memitigasi atau
mengelola resiko perusahaan dengan cara melakukan manajemen resiko.
Menurut Peraturan Otorisasi Jasa Keuangan, (2016) Manajemen resiko adalah
serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang timbul dari seluruh kegiatan
usaha, dengan adanya manajemen resiko perusahaan dapat mengurangi resiko yang
terjadi dalam perusahaan. Resiko yang terberat bagi perusahaan adalah resiko
keuangan karena jika perusahaan tidak dapat memitigasi risiko tersebut perusahaan
dapat mengalami namanya financial distres.
Menurut Agusti, (2013) Financial distres adalah kondisi yang
menggambarkan sebuah perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan,
artinya perusahaan berada dalam posisi yang tidak aman dari ancaman kebrangkutan
atau kegagalan pada usaha perusahaan tersebut. Manajemen resiko dapat juga
digunakan untuk mengelola resiko perusahaan pada jenis usaha yang berkaitan dengan
komoditas. Di karenakan usaha yang berkaitan dengan komoditas memiliki resiko
yang tinggi dalam penentuan harga beli dan harga jual.
Harga komoditas ini banyak sekali dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain faktor politik, ekonomi, dan faktor regulasi dalam suatu negara. Sehingga
perusahaan yang bergerak pada usaha komoditas harus mengantisipasi dampak negatif
risiko fluktuasi harga, maka perusahaan dapat melakukan kebijakan hedging..
Menurut Modul CA, (2020) Hedging atau Lindung nilai adalah cara
perusahaan untuk mengurangi risiko. Menururt brimham, (1999) Lindung nilai adalah
sebagai situasi dimana risiko agregat dapat dikurangi dengan transaksi-transaksi
derivatif di antara dua pihak. Dengan hal lain bahwa perusahaan harus menerapkan
lindung nilai dengan instrument derivative.
Menurut IDX, (2020) derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai
atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja disebut sebagai underlying assets.
Efek derivatif merupakan efek turunan dari efek “utama” baik yang bersifat
penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari efek
“utama” maupun turunan selanjutnya. Dalam pembahasan ini penulis akan berfokus
kedalam pengertian konsep derivatif, Jenis – jenis derivatif, derivatif digunakan untuk
lindung nilai atau hedging.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan ………
BAB II
PEMBAHASAN

A. DERIVATIF
Kemunculan instrument derivatif berawal dari keluhan petani gandum di
Amerika pada abad-19, dimana harga gandum pada saat itu sangat mengalami ketidak
wajaran di karenakan pada saat panen harga gandum mengalami penurunan akan
tetapi pada saat masa panen berakhir harga gandung mengalami kenaikan sehingga
para petani membuat suatu to-arrive contract untuk mengatasi penurunan harga pada
saat musim panen dan to-arrive contract digunakan petani untuk mengunci harga
untuk transaksi di masa depan. Pada saat pelaksanaan transaksi, petani akan
memperoleh harga yang telah dikunci sebelumya, dengan skeman ini petani memiliki
kepastian harga.
Menurut Mahardika, (2018) To-arrive contract pada dasarnya merupakan
kontrak forward. Kemunculan derivatif pada saat itu untuk mengalihkan risiko non
inti usaha para petani yaitu risiko fluktuasi harga gandum. Petani gandum tidak
memiliki kemampuan dalam mengelola resiko fluktuasi harga gandum karena
memang risiko inti usaha petani gandum adalah dalam hal produksi gandum. Dalam
kondisi ini sangat wajar jika petani gandum menginginkan suatu mekanisme transfer
risiko flutuasi harga gandum kepada pihak yang memiliki keunggulan komparatif
dalam menghadapi fluktuasi harga gandum.
Walaupun kemunculan instrument derivatid pada awalnya memang ditunjukan
untuk memberika perlindungan atas fluktuasi harga akan tetapi pada saat ini
instrument derivatif dapat memainkan peran penting dalam ekonomi global saat ini,
karena instrument derivatif ini dapat memberikan manfaar kepada para pengusaha dan
pemerintah, dari sudut padang pemerintah derivatif ini memberikan manfaat dari sisi
perpajakan. Seperti di negara Indonesia, pemerintah Indonesia membuat suatu
peraturan yang tertuang didalam peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2009 tentang
pajak penghasilan atas penghasilan dari transaksi derivatif berupa kontrak berjangka
yang diperdagangkan di bursa, di dalam peraturan ini pemerintah mengenakan pajak
penghasilan sebesar 2,5% dari margin awal. Namun, jika dilihat dari sudut pandang
para pengusahaan global, derivatif ini dapat menghasilkan keuntungan yang sangat
besar. Akan tetapi derivatif dapat berpotensi kerugian,
Menurut brimham, (1999) instumen derivatif memiliki tingkat leverage yang
tinggi sehingga kesalahan perhitungan yang kecil dapat menyebabkan kerugian besar
salah satunya perusahaa. Terkemuka di dunia yaitu Procter & Gamble (P&G), Gibson
Greetings, Metall Gesellschaft, Barings Bank, Long Term Capital Management,
Enron dan Barings Bank. Dalam kasus Barings Bank ini di sebabkan karena
seseorang karyawan berusia 28 tahun salah melakukan transaksi yang menyebabkan
kebangkrutan bank tertua di Inggris. Dalam sisi akuntansi instrumen derivatif dapat
meimbulkan akun – akun yang merugikan. Menurut Ellersgaard, Jonsson & Poulsen,
(2017) Kemunculan akun “kerugian dari instrument derivatif” dalam laporan
keuangan juga dapat menimbulkan pertanyaan bagi banyak pihak, walaupun
penggunaan instrument derivatif ditunjukan untuk meminimalkan dampak fluktuasi
harga pada akun-akun di laporan keuangan, akan tetapi dengan potensi akun
“kerugian dari instrument derivatif “ akan ada anggapan bahwa penggunaan
instrument derivatif tidak menghilangkan masalah, tetapi menggatinya dengan
masalah baru. Namun, jika derivatif ini digunakan dalam melakukan untuk lindung
nilai, derivatif akan lebih memberikan resiko yang lebih kecil. Salah satunya,
Perusahaan multinasional atau perusahaan yang berkecimpung dalam komiditas.

B. JENIS – JENIS DERIVATIF


Refrensi

https://www.idx.co.id/produk/derivatif/

Anda mungkin juga menyukai