Kerjasama Koperasi adalah hubungan antara perkumpulan yang beranggotakan orang- orang atau badan-badan hukum, baik antara koperasi dengan koperasi maupun koperasi dengan bukan koperasi dan di bidang usaha atau bukan di bidang usaha, karena membutuhkan bantuan orang lain atau organisasi lain dalam rangka meningkatkan kegiatan usahannya. Koperasi Di Indonesia bekerjasama dengan baik dengan sesama koperasi maupun dengan badan usaha lain yang bukan koperasi. Kerjasama dibidang usaha antar koperasi dapat dilakukan dengan cara membentuk organisasi baru yang berbadan hukum. Maka kesimpulan pengertian kerjasama koperasi dibidang usaha yaitu pada dasarnya segala bentuk kerja sama yang bertujuan untuk mempertahankan diri terhadap tindakan pihak luar, dengan menarik manfaat yang sebesar-besarnya dari suatu suasana hidup berkumpul. B. Jenis Kerjasama Koperasi Dimasukkannya “Cooperation Among Cooperatives” artinya kerjasama antar koperasi ini sebagai asas koperasi bukanlah tanpa alasan. Koperasi yang oleh masyarakat umumnya didefinisikan sebagai wadah bagi orang-orang yang ekonominya lemah, dengan sendirinya memerlukan kerja sama di antara mereka dalam mencapai tujuan koperasi. Kerjasama antar kopersi merupakan salah satu azaz yang harus di patuhi oleh semua jenis koperasi. Kerja sama koperasi dengan dapat dibagi tiga, yaitu sebagai berikut : 1. Kerjasama di Bidang Usaha Antar koperasi Kerjasama di bidang usaha antar koperasi dapat di lakukan dalam dua cara, yaitu: a. Dengan membentuk organisasi baru yang berazazkan hukum Kerjasama antar koprasi yang dilakukan dengan pembentukan wadah baru, yang berbadan hukum sendiri umunnya banyak dlakukan oleh koprasi-koprasi tingkat sekunder, seperti yang dilakukan dalam pendirian BUKOPIN. BUKOPIN merupakan hasil kerjasama dari 9 buah koperasi, yang 9 koperasi tersebut merupakan koperasi yang memiliki cakupan daerah yang luas yang disebut koperasi sekunder. b. Dalam bentuk proyek atau kemitraan usaha tampa membentuk organisasi baru yang berbentuk badan hukum. Kerjasama antar koperasi, selain dapat dilakukan dengan pembentukan wadah baru yang berbadan hukum sendiri, kerjasama antar koperasi tersebut dapat dilakukan tampa diikuti pembentukan wadah baru, seperti dalam bentuk proyek atau kemitraan usaha. Kerjasama antar koperasi juga banyak dilakukan oleh koperasi-koperasi yang beranggotakan 20 orang yang disebut koperasi primer dalam segala bentuk. Kerjasama ini berdasarkan pada keinginan untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat yang berada disekitarnya. Kerjasama di bidang koperasi ini banyak dilakukan oleh koperasi-koperasi yang ada di Inonesia, karena manfaatnya dapat memperbesar dan meningkatkan mutu koperasi tersebut. Berikut contoh kerjasama di bidang usaha antar koperasi : Induk Koperasi Pegawai Negeri yang mengadakan kerjasama dengan GKPN (gabungan koperasi pegawai negeri) Daerah Istimewa Yogyakarta dalam bentuk proyek pembangunan perumahan sehat bagi pebagawai negeri yang berkedudukan di Yogyakarta. Di Jakarta Timur Koperasi simpan pinjam Bhina Raharja dan Koperasi serba usaha kepala dua wetan menjalin kerjasama yang mendasarkan pada keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar kedua koperasi tersebut. Kerjasama ini berupa Koperasi simpan pinjam Bhina Raharja meminjamkan gedung koperasi simpan pinjam kepada Koperasi serba usaha kepala dua wetan untuk didirikan warung serba ada. 2. Kerja Sama di Bidang Usaha Antara Koperasi dengan Bukan Koperasi Jika, seperti tersebut di atas tadi kerja sama antar koperasi dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu dengan membentuk wadah baru yang berbadan hokum dan dengan tanpa membentuk wadah baru yang berbadan hokum, maka demikian pula halnya kerja sama di bidang usaha antara koperasi dengan bukan koperasi. Kerja sama antara koperasi dengan bukan koperasi dengan membentuk wadah baru yang berbadan hokum, umumnya dilakukan oleh koperasi-koperasi yang memiliki cakupan daerah yang luas yang disebut koperasi sekunder, khususnya tingkat induknya, seperti Induk Koperasi Pegawai Negeri, yang dengan mitra usahanya masing-masing mendirikan bank. Tujuan dari pembentukan bank tersebut adalah untuk meningkatkan pemberian pelayanan kepada anggota-anggotanya, koperasi-koperasi primer terutama, dan koperasi-koperasi tingkat sekundernya, berupa pemberian kredit kepada mereka, baik yang akan digunakan untuk mengembangkan usahanya, maupun untuk membantu menunjang kebutuhan hidup anggota-anggota perorangannya. Sehingga, pada dasarnya Kerjasama antara koperasi dengan badan-badan usaha bukan koperasi ini bertujuan untuk : - Untuk memajukan koperasi itu sendiri - Untuk menambah layanan untuk anggota-anggotanya. - Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota koperasi itu sendiri. Kerja sama antara koperasi dengan badan-badan usaha bukan koperasi juga dilakukan oleh koperasi-koperasi primer dalam bentuk kemitraan usaha. Tetapi sifat kemitraan usaha antara perusahaan-perusahaan besar dengan koperasi-koperasi primer/pengusaha kecil tanpa membentuk wadah baru berbadan hokum mempunyai dasar pertimbangan yang berbeda dibandingkan dengan kemitraan usaha antara Induk-induk dengan perusahaan swasta atau BUMN yang disertai dengan pembentukan wadah baru berbadan hokum. Berikut contoh Kerja sama antara koperasi dengan badan-badan usaha bukan koperasi : IKPN (Induk Koperasi Pegawai Negeri) awalnya berbadan hukum koperasi, IKPN mendirikan sebuah bank setelah melakukan mitra usaha dengan BUMN dan yayasan dana pensiunan. Karena ada kebijakan dari menteri koperasi pada waktu itu yang ditungkan dalam petunjuk pelaksanaan (No. 12/M/I/1989) yang tidak mengizinkan koperasi mendirikan bank umum koperasi selain bank BUKIPIN, sehingga IKPN terpaksa mengambil badan hukum perseroan terbatas bagi bank tersebut. Di Jawa Barat KUD (koperasi unit desa) telah menjalin kemitraan dengan PT Hero Pasar Swalayan sejak tahun 1990 koperasi unit desa ini berfungsi sebagai penampung produk-produk pertanian berupa sayur dari anggota koperasi unit desanya. Sementara PT Hero Pasar Swalayan membantu KUD tersebut dalam meningkatkan usaha melalui pelatihan dan perdagangannya. 3. Kerjasama Antar Koperasi Bukan di Bidang Usaha Pada dasarnya kerjasama koperasi bukan di bidang usaha ini merupakan jalinan kerja sama antara koperasi-koperasi yang ada di Inonesia yang bertujuan untuk memajukan dan menyatukan koperasi-koperasi yang ada di Indonesia. Tujuan tersebut yaitu : - Memajukan dan menyatukan koperasi-koperasi yang ada di Indonesia - Menyebarkan, melihara dan mempertahankan cita-cita koperasi. - Memperhatikan dan membantu pelaksanaan kepentingan perkumpulan koperasi dengan nyata. - Membela hak hidup dan berkembang secara bebas bagi perkumpulan koperasi terhadap segala usaha yang merintanginya, bilamana perlu dengan kerjasama, terutama dengan seluruh gerakan koperasi, serta memandangnya dari sudut perkembanga Ekonomi Nasional. Berikut merupakan contoh kerjasama antara koperasi di bidang bukan usaha : Terbentuknya SOKRI Jika dalam berfederasi pada tingkatan nasional itu, masing-masing jenis koperasi umumnya memiliki Induk, di mana masing-masing jenis koperasi tersebut dapat menggalang persatuan dan kerja sama di antara sesama mereka, di bidang usaha dan bahwa keberadaan induk-induk tersebut dapat mewakili kepentingan masing-masing jenis koperasi pada tingkat nasional, maka pada tingkatan nasional telah pula terdapat suatu organisasi koperasi bersifat non-usaha yang didirikan oleh gerakan koperasi dengan bertujuan mempersatukan seluruh gerakan koperasi di Indonesia. Usaha ini mula-mula diwujudkan dengan dibentuknya SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Indonesia) pada tanggal 12 Juli 1947 di Tasikmalaya, dimana kemudian di tetapkan dengan Hari Koperasi Indonesia. Yang kemudian diadakan sebuah kongres, Pelaksanaan dari kongres tersebut diserahkan kepada Pusat Koperasi Kabupaten Tasikmalaya dan dipimpin oleh Niti Sumantri sebagai Ketua Panitia, D. Dimya sebagai Sekretaris dan Ny. Djuaningsih sebagai Pembantu Umum. Kongres dihadiri oleh sekitar 500 orang yang merupakan utusan dari koperasi-koperasi di Pulau Jawa- Madura, Kalimantan dan Sulawesi. Memang dari luar pulau jawa banyak yang tidak bisa datang mengingat bahwa pada tahun tersebut indonesia sedang dalam perjuangan fisik melawan Belanda.