Anda di halaman 1dari 5

RMK

TATA KELOLA DAN MANAJEMEN RISIKO


MENGIDENTIFIKASI TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS DAN DEWAN
DIREKSI SERTA STRUKTUR PENGAWASAN BERDASARKAN PRINSIP GCG.

DOSEN PENGAMPU :
COKORDA KRISNA YUDHA, SE.,M.Si.,Ak.,BKP

NAMA MAHASISWA :
I MADE DENI SETIAWAN
(202033122061)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN


AKUNTANSI UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN AJARAN 2021/ 2022
BAB II
TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS DAN DEWAN DIREKSI SERTA
STRUKTUR PENGAWASAN BERDASARKAN PRINSIP GCG

Komposisi, Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Komisaris


Dewan Komisaris adalah organ Perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan atas
kebijakan Direksi dan apabila diperlukan memberikan nasihat kepada Direksi dalam
menjalankan aktivitas Perusahaan. Selain itu, Dewan Komisaris memastikan bahwa
Perusahaan melaksanakan prinsip-prinsip GCG. Anggota dewan komisaris diangkat dan
diberhentikan dengan persetujuan dari anggota Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang
kemudian dilaporkan kepada Menteri Hukum dan HAM untuk dicatatkan dalam daftar wajib
perusahaan atas pergantian dewan komisaris. Dalam pengangkatan dewan komisaris
diusulkan oleh anggota RUPS yang memiliki wewenang untuk mengusulkan dewan komisaris.
Dalam hukum Indonesia, selain Dewan Komisaris dikenal Dewan Pengawas Syariah yang
merupakan pengawas yang harus dibentuk dalam sebuah PT yang menjalankan usaha dengan
prinsip syariah yang ditunjuk oleh RUPS dan rekomendasi dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI).
Dewan Komisaris terdiri dari sedikit-dikitnya 2 (dua) orang anggota yang terdiri dari
Dewan Komisaris Utama dan anggota Dewan Komisaris atau lebih. Dewan Komisaris
Independen minimal 30% dari jumlah komposisi keseluruhan Dewan Komisaris, sesuai
dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga
akhir 2014, Dewan Komisaris memiliki 3 (tiga) orang anggota, dimana 2 (dua) diantaranya
menjabat sebagai Dewan komisaris Independen. Dengan demikian, komposisi Dewan
komisaris Independen Perusahaan melebihi batas minimal 30% dan telah sesuai GCG Manual
Perusahaan.
Kemampuan dan Integritas Dewan Komisaris
Anggota dewan komisaris harus memenuhi syarat kemampuan dan integritas sehingga
pelaksanaan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat untuk kepentingan perusahaan dapat
dilaksanakan dengan baik.Anggota Dewan Komisaris harus memahami dan mematuhi
anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugasnya. Anggota
Dewan Komisaris harus memahami dan melaksanakan Pedoman GCG.
Fungsi Pengawasan Dewan Komisaris
Telah diketahui fungsi Dewan Komisaris dalam perseroan terbatas adalah untuk
mengawasi dan memberikan nasehat kepada direksi, agar perusahaan tidak melakukan
perbuatan pelanggaran hukum yang merugikan perseroan, shareholders dan stakeholders.
Undang-undang Perseroan Terbatas tidak memperinci secara jelas arti kata pengawasan yang
merupakan fungsi dari komisaris. Langkah di dalam undang-undang tidak memperinci
tersebut dapat dimengerti karena:
1. Makna dan konsep pengawasan itu sendiri by definition memang memiliki arti yang
sangat luas.
2. Fungsi pengawasan komisaris berbeda-beda menuruti berbagai jenis perseroan, seperti
perseroan dalam bentuk perusahaan tertutup, terbuka, perusahaan swasta, Badan Usaha
Milik Negara dan lain-lain yang memang masing-masing mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda.
3. Fungsi pengawasan komisaris berbeda menuruti berbagai jenis maksud dan tujuan
perseroan, dan jika diperinci akan sangat banyak, seperti perseroan yang bergerak di
bidang manufaktur, properti, keuangan, jasa, perdagangan dan lain-lain.

Pertanggungjawaban Dewan Komisaris


Tanggung jawab Dewan Komisaris yang bersifat internalliability, maka Dewan
Komisaris dapat dituntut pertanggung jawaban secara pribadi melalui “derivative action” oleh
pemegang saham untuk dan atas nama perseroan sebagaimana diatur dalam pasal 114 ayat6
UUPT dan atau oleh pemegang saham untuk kepentingan sendiri berdasarkan ketentuan pasal
61 ayat 1 UUPT.
Tanggung jawab Dewan Komisaris yang bersifat external liability, maka bilamana
tindakan Dewan Komisaris tersebut mengakibatkan kerugian bagi pihak ketiga, maka Dewan
Komisaris dapat dituntut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian yang diderita oleh
pihak ketiga, tuntutan tersebut baik berdasarkan ketentuan pasal 114 ayat 6 juncto pasal 61
ayat 1 dan pasal 69 ayat 3 UUPT maupun berdasarkan ketentuan perbuatan melawan hukum
yang termasuk dalam pasal 1365 dan Pasal 1366 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Komposisi Direksi
4. Jumlah anggota direksi harus disesuaikan dengan kompeleksitas perusahaan dangan tetap
memperhatikan efektifitas dalam pengambilan keputusan
5. Anggota Direksi dipilih dan diberhentikan dengan oleh RUPS melalui proses yang
transparan. Bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, perusahaan negara,
perusahaan daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat,
perusahaan yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat luas, serta perusahaan
yang mempunyai dampak luas terhadap kelestarian lingkungan, proses penilaiann calan
anggota Direksi dilakukan sebelum dilaksanakan RUPS melalui Komite Nominasi dan
Remunerasi.
6. Pemberhentian anggota Direksi dilakukan oleh RUPS berdasarkan alasan yang wajar dan
setelah kepada yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri.
7. Seluruh anggota direksi harus berdomisili di Indonesia, ditempat yang memungkinkan
pelaksanaan tugas pengelolaan sehari-hari.
8. Kemampuan dan Integritas Dewan Direksi
9. Dewan Direksi harus memenuhi syarat kemapuan dan integritas sehingga pelaksanaan
fungsi pengelolaan perusahaan sehari-hari.
10. Dewan Direksi dilarang memanfaatkan perusahaan untuk kepentingan pribadi, keluarga,
kelompok usaha dan atau pihak lain.
11. Dewan Direksi harus memahami dan mematuhi anggaran dasar dan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan tugasnya.
12. Dewan Direksi harus memahami dan melaksanakan pedoman GCG ini.

Fungsi Dewan Direksi


13. Menjalankan semua tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
14. Mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan
segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham.

Pertanggungjawaban Dewan Direksi


Direksi sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pengurusan perseroan
mempunyai kewajiban untuk menerapkan prinsip-perinsip Good Corporate Governance
dalam perseroan. Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut, direksi harus menjalankannya
dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Setiap anggota direksi bertanggung jawab
secara pribadi atas kelalaian dalam menjalankan tugas-tugas tersebut, dan segala kerugian
yang diderita oleh perseroan atau pihak ketiga harus ditanggung dengan harta pribadinya.
Adapun tanggung jawab direksi menurut Pasal 97 ayat (1,2, dan 3) UU Perseroan Terbatas
Nomor 40 Tahun 2007 adalah sebagai berikut :
15. Bertanggung jawab atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan perseroan.
16. Setiap anggota direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan.
17. Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).

******

Anda mungkin juga menyukai