DOSEN PENGAMPU : Ni Luh Putu Ratna Wahyu Lestari , SE.M.Si
NAMA MAHASISWA: I Made Deni Setiawan (202033122061)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS WARMADEWA DENPASAR 2021 BAB VI PROSES DIAGNOSIS LINGKUNGAN Manajemen strategik bertugas mengendalikan suatu proses yang panjang, salah satunya dengan mendiagnosis lingkungan yang mana proses tersebut dilaksanakan dengan mengangkat dan menempatkan orang-orang yang akan terkait dalam proses itu. Dengan demikian manajemen strategik adalah manajemen tingkat makro yang berurusan dengan perencanaan strategik dan pengambilan keputusan strategik, sedangkan manajemen lainnya adalah manajemen tingkat mikro, yaitu yang menangani hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan.
6.1 Proses Diagnosis Lingkungan
Proses diagnosis pada prinsipnya adalah merupakan kelanjutan tindakan dalam proses analisis. Dalam arti yang luas, proses diagnosis akan memberi penilaian yang signifikan terhadap berbagai kesempatan dan ancaman yang ditemukan selama proses analisis lingkungan. Ini juga berari bahwa elemen kunci diagosis adalah kemampuan manajer puncak untuk menentukan informasi mana yang dapat dipercaya dan informasi mana yang dapat diabaikan, untuk kemudian mengevaluasi jenis informasi yang dipandang relevan dengan kepentingan organisasi. Hanya saja barang kali kini yang diperlukan dalam proses diagnosis adalah pemahaman atas berbagai faktor penentu hasil diagnosis lingkungan. Berbagai faktor tersebut diantaranya adalah karekteristik individu seorang stategic manajer, pengaruh jenis pekerjaan, dinamika kelompok dan faktor lingkungan fisik lain yang mempengaruhi keputusan manajerial. 6.1.1 Karakteristik Individual Sejumlah karekteristik individual yang mungkin untuk diidentifikasikan antara lain adalah pengalaman manajerial yang relevan yang dimiliki, aspirasi manajer, persepsi manajer terhadap perubahan faktor lingkungan, dan dorongan psikologis yang melekat pada diri manajer dalam melihat dunia sekitar. Pada umumnya keberhasilan diagnosis merupakan fungsi dari sektor pengalaman. Artinya, semakin lama pengalaman seorang manajer melakukan diagnosis ini merupakan tedensi yang semakin akurat dan berkualitas terhadap hasil diagnosis yang dilakukan. Sudah barang tentu ini bersifat sangat subjektif, karena kemampuan untuk memahami pemahaman sesuatu hal selain melalui pengalaman juga dapat diperoleh melalui serangkaian kegiatan pendidikan dan pelatihan yang intensif. Sementara itu faktor aspirasi dalam hal seperti ini akan menentukan derajat motivasi manajer dalam melakukan diagnosis yang benar dan ekspektasi atas balas jasa yang diharapkan dari hasil diagnosis yang dilakukan. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi yang terbentuk pada diri manajer, maka akan semakin tinggi harapan akan kualitas diagnosis yang dihasilkan. Walaupun sebenarnya, derajat motivasi yang ditimbulkan itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh berbagai tingkat kebutuhan yang melekat pada diri manajer. Sedangkan persepsi individual terhadap lingkungan akan banyak bertumpu pada kemampuannya dalam menghadapi faktor ketidakpastian atas informasi. Seseorang yang mempunyai tipilogi risk-oversive atau menolak resiko, maka kebanyakan keputusan yang diambil akan bersifat konservatif. Sebaliknya seseorang yang mempunyai pola sebagai risk-seeker akan nampak lebih agresif dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan. Sudah barang tentu, resiko yang ditempuh akan mencakup resiko yang dapat diperkirakan pada konsepsi rasionalitas terbatas (bounded rationality). Sehingga pada saat dorongan psikologis yang terjadi pada saat melakukan diagnosis akan sangat berpengaruh terhadap diri seorang manajer untuk merasa optimis atau pesimis terhadap aktivitas yang dilakukan. Problematika pribadi justru kadang kala banyak berpengaruh terhadap tingkat optimistis seorang manajer. Dalam kondisi seperti ini, maka kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan akan sangat membantu manajer dalam mengantisipasi tindakan yang bakal dilakukan.
6.1.2 Pengaruh Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan tertentu mempunyai dampak terhadap kemampuan manajer dalam melakukan diagnosis faktor lingkungan. Adanya tekanan waktu (time pressures) dan stress dapat mengurangi kemampuan manajer dalam melakukan serangkaian diagnosis. Dalam banyak kasus dapat diamati bahwa semakin sedikit time pressures yang ditimbulkan, maka semakin kecil kemungkinan terjadi kesalahan dalam diagnosis. Tetapi ini juga bukan berarti bahwa diagnosis yang dilakukan dalam waktu relative singkat pasti tidak akurat. Karena hal ini akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya yang dimiliki dan sense untuk mengambil keputusan.
6.1.3 Pengaruh Dinamika Kelompok
Seringkali dijumpai bahwa proses diagnosis faktor lingkungan dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam tim manajemen. Keberhasilan dari model semacam ini akan sangat bergantung antara lain pada semangat kelompok (team spirit), derajat kohesivitas anggota kelompok, dan pengaturan pola kekuatan dalam organisasi. Perubahan masing-masing sub faktor tersebut akan banyak menentukan keberhasilan diagnosis.
6.2 Analisis dan Diagnosis Lingkungan Eksternal /Internal Organisasi
Lembaga pendidikan sebagai salah satu organisasi yang berada ditengah masyarakat, dalam makalah ini lembaga pendidikan kami jadikan sebagai salah satu contoh studi kasus. Dalam lembaga pendidikan, kepala sekolah harus bisa menganalisis lingkungan yang secara umum menjelaskan gambaran terhadap kekuatan lingkungan eksternal dan internal. Hal tersebut dapat berdampak pada aktivitas organisasi dari berbagai aspek. Ada beberapa alasan dalam membangun suatu lembaga pendidikan harus menganalisis lingkungan organisasinya: 1)Lingkungan organisasi sangat berpengaruh terhadap aktivitas organisasi seperti, permintaan masyarakat, teknologi, dan tenaga kerja. 2)Aktivitas operasional dalam lembaga pendidikan seperti, promosi lembaga pendidikan, rekrutmen staf atau guru, dan lain-lain, dalam hal ini membutuhkankan informasi, identifikasi faktor-faktor lingkungan dan perubahan yang akan terjadi untuk memastikan kesuksesan visi dan misi lembaga pendidikan. 3)Rencana strategi lembaga pendidikan harus mempertimbangkan kemungkinan adanya perubahan dalam lingkungan organisasi dimasa yang akan datang. Dalam menganalisis lingkungan ada istilah PEST yanga merupakan kepanjangan dari “Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi”. Yang merupakan susunan kekuatan lingkungan yang dapat mempengaruhi aktivitas organisasi, jadi ketika seorang kepala sekolah menganalisis lingkungan organisasi harus memperhatikan atau memperkirakan dari beberapa faktor tersebut agar hasil analisa bisa sesuai dengan yang diharapkan. Dalam lingkungan organisasi ada dua tingkat perubahan yang terjadi, yaitu perubahan dinamis dan perubahan stabil. Jika perubahan lingkungan organisasi begitu cepat maka disebut dengan lingkungan yang dinamis. Namun jika perubahan lingkungan terjadi secara perlahan maka disebut dengan lingkungan yang stabil. Ketika terjadi perubahan ada tiga cara yang bisa dilakukan lembaga pendidikan. 1.Dengan cara menghindari perubahan Jadi, lembaga pendidikan bisa mengabaikan perubahan tersebut apabila perubahan yang terjadi tidak terlalu menjadi ancaman terhadap organisasi sampai keadaan kembali stabil. 2.Dengan cara mempengaruhi Yaitu, lembaga pendidikan kembali lagi mempromosikan keunggulan- keunggulan organisasi dan melobi pemerintah untuk mendapatkan kesempatan bantuan. 3.Mengantisipasi perkembangan masa depan Yaitu, mengubah cara kerja organisasi dan memodifikasi elemen-elemen tertentu sehingga menciptakan inovasi terbaru dalam organisasi tersebut.
6.2.1 Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal tidak langsung berpengaruh kepada kegiatan dalam lembaga pendidikan tetapi, sangat mempengaruhi dalam pencapaian visi dan misi lembaga pendidikan. Seperti penjelasan diatas yang mana dalam menganalisis lingkungan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu, PEST (politik, ekonomi, sosial, dan teknologi). a)Faktor Politik Kegiatan pendidikan banyak dipengaruhi oleh para penguasa, dan para penguasa memerlukan hubungan yang baik dengan lembaga pendidikan untuk membenarkan dan mempertahankan kekuasaan mereka. b)Faktor ekonomi Dalam mengelola lembaga pendidikan dan tercapainya visi misi lembaga pendidikan tidak akan efektif dan efisien apabila tidak ditunjang oleh faktor ekonomi. c)Faktor sosial Kebiasaan masyarakat sangat mempengaruhi dengan keberadaan lembaga pendidikan di tengah-tengah lingkungan masyarakat tersebut, sehingga lembaga pendidikan harus bisa menyesuaikan struktur sosial yang ada. d)Faktor teknologi Dalam dunia lembaga pendidikan teknologi tidak lagi di butuhkan pada kecanggihannya saja, melainkan pada ketepatan dalam penggunaannya yang dapat mempermudah suatau pekerjaan. Hal tersebutlah yang merupakan faktor utama dalam lingkungan eksternal organisasi. Selain itu ada beberapa faktor lainnya yang berkaitan dengan lingkungan eksternal yaitu sebagai berikut : a)Faktor demografis Yaitu, faktor yang berkaitan dengan populasi penduduk, kepadatan penduduk, lokasi, usia, gender, ras, dan pekerjaan. b)Faktor alam Seperti terjadinya bencana alam di lingkungan lembaga pendidikan sehingga mmempengaruhi aktifitas di lembaga pendidikan. c)Faktor lingkungan budaya Dalam hal ini dapat, meninjau seberapa jauh pendidikan dalam lembaga pendidikan tersebut dapat mempengaruhi buadaya. 6.2.2 Faktor lingkungan Internal Manajemen melaksanan analisi dan diagnosis internal untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan lembaga pendidikan pada saat itu, selain itu juga di gunakan untuk memperkirakan mengenai pencapaian yang dapat dilakukan dengan kondisi interen dan eksteren yang ada. Kita wajib mengetahui faktor internal secara realitis. Adapun faktor-faktor internal sebagai berikut : a)Faktor Promosi Dalam hal ini kepala sekolah harus mengetahui apa saja yang diinginkan oleh masyarakat dalam lembaga pendidikan, sehingga memerlukan riset, pengindetifikasian, pengembangan, pengujian, dan menentukan cara pengiklanan dan promosian. b)Faktor Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menciptakan keunggulan dari lembaga pendidikan untuk bersaing dengan lembaga pendidikan yang lain, faktor ini mencipatkan inovasi baru dari lembaga pendidikan tersebut yang ditingkatkan agar menjadi unggul dari yang lainnya. c)Faktor Proses dan Output Untuk menjadi lembaga pendidikan yang bermutu maka harus menghasilkan output yang berkualitas, dalam hal ini dibutuhkan proses pendidikan yang baik. d)Faktor SDM dan Sarana Prasarana Untuk menjadi lembaga pendidikan yang unggul harus memiliki sumber daya manusia yang profesional, untuk itu diperlukan perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualitas tinggi, sangat produktif, dan loyal. Dan dibutuhkan sarana prasarana yang memadai dalam menunjang proses pendidikan di dalam lembaga pendidikan tersebut. e)Faktor Keuangan Pihak manajemen harus mengetahui kondisi keuangan di perusahaan yang dinaunginya. Agar segala yang direncanakan dan yang distrategikan dapat berjalan dengan lancar sehingga tercapainya visi dan misi perusahaan atau lembaga berjalan secara efektif dan efisien.
6.3 Pihak-pihak yang Harus Mendapat Perhatian dari Manajer
Puncak Penentuan visi, misi, tujuan, sasaran target, arah dan kebijakan merupakan tugas dan tanggung jawab manajer puncak. Dalam hal ini manajer puncak membutuhkan masukan dari rekan-rekan dan karyawan nya agar menghasilkan keputusan yang tepat. Terdapat beberapa pihak yang harus diperhatikan ketika manajer ingin mengambil keputusan . a)Dewan komisaris Tanggung jawab dewan komisaris tidak hanya mengawasi kinerja manajemer puncak dan penggunaan sumber daya tetapi juga dibutuhkan untuk membantu menentukan arah perusahaan secara keseluruhan. b)Masyarakat Secara umum perubahan sosial-budaya, ekonomi, politik dan teknologi terjadi dilingkungan masyarakat oleh karena itu ini menjadi perhatian khusus dari manajer puncak dalam mengambil keputusan. c)Perusahaan lain atau pesaing Ini harus diperhatikan oleh manajer puncak dalam mengambil keputusan karena dengan begitu kita bisa tau dimana posisi dan ancaman perusahaan dalam persaingan, sehingga kita bisa mengevaluasi kinerja perusahaan sebelumnya untuk menjadi lebih baik lagi. Dalam mengelola proses perencanaan strategis ada tiga pihak kunci dalam perusahaan yaitu : a)Staf Perencanaan Strategis Yang terdiri dari seorang direktur perencanaan yang ditugaskan untuk mendapatkan data yang digunakan untuk pengambilan keputusan strategis oleh manajemen puncak, selain itu staf perencanaan strategis juga memonitor lingkungan eksternal dan internal, dan memberikan usulan kepada manajer puncak tentang kemungkinan perubahan visi, misi, tujuan, dan strategi perencanaan. b)Manajer divisional atau SBU Dengan bantuan dan masukan staf perencanaan strategis dalam melakukan fungsi perencanaan strategis untuk setiap divisi. Manajer SBU akan mengajukan proposal untuk pertimbangan manajemen puncak dan merespon permintaan proposal ke kantor pusat. Manajer divisi biasanya bekerja dengan pimpinan unit fungsional dalam mengembangkan strategi fungsional yang tepat. c)Manajer departemen fungsional Manajer departemen fungsional tugasnya merespon inisiatif-inisiatif dati atasan untuk di implementasikan dalam perencanaan divisional.