Anda di halaman 1dari 6

Ringkasan Pertemuan 9 PHB

Perusahaan Yang Berbadan Hukum (Lanjutan)

A. Koperasi
1. Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. (UU No 25 Tahun 1992 Pasal 1 (1))

2. Syarat Pendirian Koperasi

Dalam Pasal 1 angka 24 Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 9 tahun
2018 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian mengatur yang dimaksud pendiri
adalah orang-orang atau beberapa koperasi yang memenuhi persyaratan keanggotaan dan
menyatakan diri menjadi anggota serta hadir dalam rapat pendirian koperasi. Jadi, dapat
disimpulkan yang dapat mendirikan koperasi adalah orang perorangan atau beberapa koperasi.
Tergantung apakah yang akan didirikan adalah koperasi primer atau koperasi sekunder.

Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu dalam Pasal 6 sampai dengan 8
disebutkan bahwa persyaratan untuk pembentukan Koperasi adalah sebagai berikut.

1. Persyaratan pembentukan Koperasi didasarkan atas bentuk Koperasi yang akan dibentuk,
yaitu apakah Koperasi Primer atau Koperasi Sekunder.
2. Untuk persyaratan pembentukan Koperasi Primer memerlukan minimal 20 orang anggota.
Untuk persyaratan pembentukan Koperasi Sekunder memerlukan minimal 3 Koperasi yang
telah berbadan hukum.
3. Koperasi yang dibentuk harus berkedudukan di wilayah negara Republik Indonesia.
4. Untuk pembentukan Koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran
dasar.
5. Memiliki Anggaran Dasar Koperasi. 

3. Kepengurusan

Organisaisi koperasi yang telah terbentuk memerlukan pelaksanaan manajemen koperasi


diantaranya mengenai Bagan Struktur Organisais yang relevan, perangkat dan fungsi organisasai
koeperasi.

Landasan pembuatan struktur organisasi adalah :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.


2. Anggaran Dana dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
3. Keputusan Rapat.
PERANGKAT ORGANISASI (UU Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 21 Perangkat organisasi Koperasi terdiri
dari:

a. Rapat Anggota;
b. Pengurus;
c. Pengawas.

1. Rapat Anggota (RA)


 Anggota memiliki kekuasaan tertinggi dalam koperasi, yang tercermin dalam forum Rapat
Anggota, sering kali secara teknis disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan).
Fungsi Rapat Anggota adalah :
1. Menetapkan Anggaran Dasar/ART.
2. Menetapkan Kebijaksanaan Umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha
koperasi.
3. Menyelenggarakan pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, pengurus dan atau
pengawas.
4. Menetapkan Rencana Kerja, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi serta
pengesahan Laporan Keuangan.
5. Mengesahkan Laporan Pertanggung-jawaban Pengurus dan Pengawas dalam
melaksanakan tugasnya.
6. Menentukan pembagian Sisa Hasil Usaha.
7. Menetapkan keputusan penggabungan, peleburan, dana pembubaran Koperasi.
2. Pengurus
 Pengurus (dipilih dari dan oleh Anggota Koperasi) dapat menunjuk manajaer dan karyawan
sebagai pengelola untuk menjalankan fungsi usaha (menjalankan kegiatan organisasi
maupun usaha koperasi) sesuai dengan ketentuanketentuan yang ada (melaksanakan
seluruh keputusan RAT), sebagaimana jelas tercantum dalam pasal 32 UU Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian.
Pengurus merumuskan berbagai kebijaksanaan yang harus dilakukan pengelola (Tim
Manajemen) dan menjalankan tugas-tugasnya sebagai berikut :
1. Mengelola organisasi koperasi dan usahanya
2. Membuat dan mengajukan Rancangan Program Kerja Serta Rancangan RAPBK
(Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi).
3. Menyelenggarakan Rapat Anggota
4. Mengajukan Laporan Keuangan dan Pertanggung jawaban Pelaksanaan Tugas.
5. Menyelenggarakan pembukaan keuangan dan invetaris secara tertib.
6. Memelihara daftar buku Anggota, buku Pengurus dan Pengawas.
7. Memberikan Pelayanan kepada Anggota Koperasi dan Masyarakat.
8. Mendelegasikan tugas kepada manajer
9. Meningkatkan pengetahuan perangkat pelaksanaan dan anggota.
10. Meningkatkan penyuluhan dan pendidikan kepada anggota
11. Mencatat mulai sampai dengan berakhirnya masa kepengurusan pengawas dan
pengurus.
12. Mencatat masuk dan keluarnya anggota

Fungsi dan Peran Pengurus

1. Pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan yang tertinggi  diwujudkan dalam


menentukan tujuan organisasi, merumuskan kebijakan organisasi, menentukan
rencana sasaran serta program kerja organisasi koperasi, memilih dan mengawasi
tindakantindakan manajer-manajer dan karyawan dalam mengelola usaha koperasi.
2. Fungsi sebagai penasihat baik bagi para manajer maupun bagi para anggota.
3. Pengurus sebagai pengawas; bahwa pengurus merupakan orang yang mendapat
kepercayaan dari anggota untuk melindungi semua kekayaan organisasi.
4. Pengurus sebagai penjaga kelangsungan hidup organisasi; demi keberlangsngan usaha
dan keberlanjutan organisasi koperasi,
5. Pengurus sebagai symbol  langkah-langkah yang diambil pengurus bersifat
persuasive yang menempatkan pengurus menjadi pemimpin yang memiliki kekuatan
dan motivator bagi pencapaian tujuan; strategis perusahaan dan kebijaksanaan umum
dari organisasi koperasi dirumuskan secara sistematis oleh pengurus; pengurus
memperoleh dan menyajikan informasi koperasi secara cermat dalam menunjang
kinerja usaha.

3. Pengawas
Pengawas sebagai salah satu perangkat organisasi koperasi diangkat dari dan oleh Anggota
dalam Rapat Anggota Tahunan, sesuai pasal 38 UU No. 25 Tahun 1992. Berdasarkan
ketentuan Pasal 39 UU No.25 Tahun 1992,
fungsi tugas dan wewenng pengawas antara lain :
1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan Pengurus dan
Pengelola Koperasi.
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
3. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
4. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
5. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
6. Memeriksa sewaktu-waktu tentang keuangan dengan membuat berita acara
pemeriksaannya.
7. Memberikan saran dan pendapat serta usul kepada pengurus atau Rapat Anggota
mengenai hal yang menyangkut kehidupan koperasi.
8. Memperolah biaya-biaya dalam rangka menjalankan tugas sesuai dengan keputusan
Rapat Anggota.
9. Mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaannya pada RAT.
4. Pengelola (Manager)
 Manager dipilih dan diangkat oleh pengurus untuk melakukan fungsi pengelolaan
operasional usah koperasi.
Kewajiban manager antara lain :
1. Melaksanakan kebijakan operasional yang telah ditetapkan Pengurus.
2. Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan – kegiatan di unit – unit usaha. 3
3. Membimbing dan mengarahkan tugas – tugas karyawan yang dibawahnya seefisien
mungkin menuju karyawan yang berkualitas.
4. Mengusulkan kepada pengurus tentang pengangkatan dan atau pemberhentian
karyawan dalam lingkungan tugasnya.
5. Menyusun Program Kerja dan RAPBK tahunan untuk disampaikan kepada pengurus
sebelum dimulainya rencana dan anggaran yang baru, dan selanjutnya evaluasi
sekaligus perencanaan bagi pengurus untuk disampaikan dalam Rapat Anggota.
6. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja secara tertulis setiap akhir bulan and
tahun.
7. Melaksanakan dokumen-dokumen usaha atau organisasi koperasi.
Fungsi utama Manager :
1. Melaksanakan tugas segari – hari di bidang usaha.
2. Bertanggungjawab atas administrasi kegiatan usaha dan organisasi koperasi.
3. Mengembangkan dan mengelola usaha untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.

4. Berakhirnya Koperasi Sebagai Badan Hukum

Pembubaran koperasi diatur dalam ketentuan Pasal 102 sampai 105 UU Perkoperasian.
Pembubaran koperasi dapat dilakukan berdasarkan:
1. keputusan rapat anggota;
 Rapat anggota dapat membubarkan koperasi berdasarkan usulan yang diajukan ke rapat
anggota oleh pengawas atau anggota yang mewakili paling sedikit 1/5 (satu perlima)
jumlah anggota.
Apabila koperasi diputuskan bubar oleh rapat anggota, maka pengurus bertindak sebagai
kuasa rapat anggota apabila rapat anggota tidak menunjuk pihak yang lain. Koperasi
tersebut dinyatakan bubar pada saat ditetapkan dalam keputusan rapat anggota.
Keputusan pembubaran koperasi oleh rapat anggota tersebut diberitahukan secara tertulis
oleh kuasa rapat anggota kepada Menteri dan semua kreditor.
2. jangka waktu berdirinya telah berakhir;
 Koperasi dapat juga bubar karena berakhirnya jangka waktu berdirinya sebagaimana
ditentukan dalam anggaran dasar telah berakhir. Sehubungan dengan pembubaran karena
berakhirnya jangka waktu tersebut, Menteri dapat memperpanjang jangka waktunya
tersebut atas dasar permohonan pengurus,
Permohonan perpanjangan tersebut diajukan dalam jangka waktu paling lambat
sembilanpuluh hari sebelum berakhirnya koperasi berakhir. Keputusan Menteri berkaitan
permohonan perpanjangan di atas diberikan dalam jangka paling tigapuluh hari setelah
permohonan diterima. Apabila jangka waktu tersebut tidak terpenuhi, keputusan rapat
anggota dianggap sah.
3. keputusan Menteri.
 Menteri juga dapat membubarkan koperasi apabila:
1. koperasi dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap; dan/atau
2. koperasi tidak menjalankan kegiatan organisasi dan usahanya selama dua tahun
berturut- turut.
B. Yayasan
1. Pengertian
Yayasan adalah badan hukum yang tidak mempunyai anggota, dikelolah oleh sebuah
pengurus dan didirikan untuk tujuan sosial. yayasan diatur dalam uu nomor 28 tahun 2004
tentang perubahan atas undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan

2. Syarat Pendirian Yayasan


Dalam UU No. 16 tahun 2001 Pasal 9 – 11, syarat-syarat pendirian yayasan adalah:
1. Sebuah yayasan yang didirikan oleh satu orang atau lebih harus memisahkan sebagian
harta kekayaannya menjadi kekayaan awal yayasan tersebut.
2. Pendirian yayasan harus dilakukan melalui akta notaris dan dibuat dengan
menggunakan bahasa Indonesia.
3. Struktur organisasi yang ada di dalam yayasan terdiri dari Pembina, Pengurus dan
pengawas.
4. Yayasan dapat juga didirikan berdasarkan dari surat wasiat.
5. Yayasan dapat memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian yayasan telah
disahkan oleh menteri atau pejabat yang telah ditunjuk.
6. Yayasan tidak boleh menggunakan nama yang telah dipakai secara sah oleh yayasan
lainnya dan yayasan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.

3. Kepengurusan
Dalam (Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Pasal 2) Yayasan mempunyai organ yang
terdiri atas
1. Pembina (Pasal 28),  organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak
diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas oleh Undang-undang ini atau Anggaran
Dasar. Pendiri yayasan dianggap cocok sebagai pembina karena pendiri-lah yang
mengetahui maksud dan tujuan pendirian sebuah yayasan. Pembina bukanlah pengurus
dan pengawas, artinya, pembina tidak boleh merangkap sebagai pengurus dan
pengawas.
Kewenangan Pembina sebagai berikut
a. keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar;
b. pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan anggota Pengawas;
c. penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan anggaran dasar yayasan;
d. pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan; dan
e. penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran yayasan.

Kewajiban Pembina adalah mengadakan rapat tahunan minimal satu kali dalam
setahun serta melakukan evaluasi terkait dengan kekayaan yayasan dan penilaian atas
hak dan kewajiban yayasan tahun yang lampau sebagai dasar pertimbangan bagi
perkiraan mengenai perkembangan yayasan untuk tahun yang akan datang.

2. Pengurus (Pasal 31)  Pengurus adalah organ Yayasan yang melaksanakan


kepengurusan Yayasan. Yang dapat diangkat menjadi Pengurus adalah orang
perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum. Pengurus tidak boleh
merangkap sebagai Pembina atau Pengawas. Struktur Pengurus terdiri dari, ketua,
sekretaris dan bendahara.
Pengurus diangkat oleh Pembina untuk masa kepengurusan lima tahun dan dapat
diangkat kembali setelah masa jabatan pertama berakhir untuk masa jabatan yang
sama sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar.
Tugas pokok Pengurus yayasan diatur dalam Undang-Undang Yayasan, yaitu
bertanggung jawab penuh atas kepengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan
yayasan yang dijalankan dengan itikad baik.
Pengurus juga mempunyai hak dan kewajiban, serta dibebankan kewenangan yang
melekat pada dirinya
- Pengurus berhak mewakili yayasan baik di dalam maupun di luar pengadilan, untuk
itu berdasarkan kewenangannya pengurus bertindak untuk dan atas nama yayasan
sebagai organ yayasan yang melaksanakan tugas kepengurusan yayasan.
- kewajiban pengurus yang wajib diemban oleh, yaitu Pengurus wajib menyusun
laporan tahunan secara tertulis maksimal lima bulan sejak tahun buku yayasan
ditutup. Pengurus juga bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang
bersangkutan dalam menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan ketentaun
anggaran dasar yang menyebabkan kerugian yayasan ataupun pihak ketiga
3. Pengawas (Pasal 40)  organ Yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta
memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan.
Sebagaimana halnya pengurus, pengawas juga diangkat berdasarkan keputusan rapat
pembina.
Tugas dan tanggung jawab Pengawas adalah mengemban tugas controlling dan
memberikan nasihat kepada pengurus dalam menjalankan tugasnya selama lima tahun.
Pengawas diberikan kewenangan untuk memberhentikan sementara anggota pengurus,
apabila pengawas melihat pengurus yang bersangkutan melakukan tindakan keluar dari
anggaran dasar yayasan dan dinilai akan mengakibatkan kerugian pada yayasan.
Pemberhentian sementara tersebut, wajib dilaporkan secara tertulis kepada pembina
dalam waktu tujuh hari.

4. Berakhirnya Yayasan sebagai Badan Hukum


Dalam (Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Pasal 62) Yayasan dibubarkan karena
a. jangka waktu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar berakhir;
b. tujuan Yayasan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah tercapai atau tidak tercapai;
c. putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap berdasarkan alasan:
1. Yayasan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan;
2. tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit; atau
3. harta kekayaan Yayasan tidak cukup untuk melunasi utangnya setelah pernyataan pailit
dicabut
Proses Pembubaran Yayasan
Prosedur Pembubaran yayasan dapat dilakukan bila Rapat Pembina yang dihadiri oleh para
pendiri telah memenuhi kuorum dan para pembina menunjuk likuidator untuk menyelesaikan
kekayaan Yayasan. Dalam hal tidak ditunjuk likuidator, Pengurus bertindak selaku likuidator
Tugas likuidator adalah untuk memenuhi semua kewajiban keuangan yayasan termasuk
membayar utang. Setelah semua kewajiban dipenuhi dan masih tersisa aset, aset tersebut
dapat dijual oleh likuidator setelah mendapat kuasa dari pihak pembina.

Perlu diketahui bahwa yayasan yang bubar ini tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali
untuk menyelesaikan hal terkait kekayaannya selama proses likuidasi. Semua proses surat
keluar harus mencantumkan  “dalam likuidasi” di belakang nama yayasan. Selain itu, pada
yayasan yang pailit tersebut berlaku ketentuan menurut undang-undang kepailitan.

Anda mungkin juga menyukai