Anda di halaman 1dari 3

Manusia dan Masyarakat Indonesia

Pengamatan Masyarakat II di Stasiun Pondok Cina

Gomi Tripanando

1906388294

Kelompok 2

Akuntansi

Kelas A.308

Tahun Ajaran 2019/ 2020

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia


Pengamatan Masyarakat di Stasiun Pondok Cina

Pada pembelajaran MMI-H tanggal 20 September 2019, di Stasiun Pondok Cina


sendiri dibagi menjadi tiga daerah pengamatan yang bertujuan supaya daerah
mengamatan tidak terlalu luas. Kelompok saya, kelompok 2, mendapat daerah
pengamatan I. Pengamatan tersebut mencakup kejadian-kejadian yang terjadi pada
masyarakat Pondok Cina di daerah pengamatan I, baik dalam segi ekonomi, sosial,
politik dan budaya. Pengamatan ini melanjutkan pengamatan pertama pada tanggal 13
September 2019 kemaren.

Pengamatan yang saya lakukan dengan teman-teman sekarang lebih bersifat


observasi dari pada wawancara. Saya terlebih dahulu makan di sebuah warung sateyang
terkenal cukup enaka. Harga dari satu porsi sate perbilang mahal Rp25.000,00-. Ini
berapa di atas harga normal yang saya ketahui. Setika saya makan saya didatanggi oleg
seorang anak kecil yang meminta biaya pendidikan. Saya tidak tahu apakah memang
meminta biaya pendidikan atau meminta biaya kehidupannya. Tidak sempat untuk
bertanya anak kecil tersebut langsung meninggal saya. Saya mememerhatikan
lingkungan sekitar dan seperti LTM sebelumnya. Pola-pola tersebut saling terhubung
satu dengan yang lain. Menjadi satu kesatuan dalam masyarakat. Pedangan menjual
dagangannya kepada pembeli. Pengemis meminta-minta rasa iba orang yang lalu lalang
dan tidak bayak yang memberikan uangnya. Orang lalu lalang mementikan penting diri
sendiri. Saya memerhatikan yang menemukan pola-pola yang sama pada LTM
sebelumnya.

Beberapa jam berlalu, saya memerhatikan ada orang buta berjalan tanpa ada
pemandu. Saya hanya memerhatikan bagaimana seseorang buta itu di lingungan
masyarakat. Saya sengaja tidak menolang dia dan lihat reaksi masyarak sekitar terhadap
orang yang memerlukan bantuan. Ternyata memeng benar dugaan saya, sedikit yang
mau membantu pemuda buta itu. Banyak dari mereka hanya melihat dan memerhatikan
saja seperti saya. Sampai pemuda buta itu ditolong oleh petugas stasiun Pondok Cina.
Dapat disimpulkan bahwa masyarakat terbilang masih memiliki budaya yang apatis
terhadap sesama. Kalau kesuatu itu tidak mementingkan dirinya, maka mereka tidak
akan menolong orang lain.
LTM hari ini telah terasa cukup karena secara signifikan tidak ada yang berubah
jauh dari LTM kemaren. Tidak ada perubahan yang signifikan terjadi dalam masyarakat
Pondok Cina tersebut. Semua berjalan dengan pola-pola yang sama.

Contoh LTM minggu kemaren dengan pola yang sama.

Dari berbagai pola-pola tersebut saling berhubungan. Seperti tadinya bahwa


masyarakat stasiun berjualan tidak ada yang mengatur (sisi politik) sehinngga mereka
banyak berjualan sesuka hati dengan melihat kesempatan untuk menghasilhan uang (sisi
ekonomi). Dengan beberapa kepentingan masing-masing, mereka kebanyakan bersikap
apatis atau individulais (sisi sosial) bisa kita liat dari LTM hari ini pada pemuda buta
dan menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan terus-menerus (sisi budaya). Pola-pola
tersebut secara tidak lansung berada pada diri masyarakat yang memiliki system yang
sukar untuk dilihat.

Anda mungkin juga menyukai