Anda di halaman 1dari 20

KOPERASI DAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

“Perangkat Organisasi Koperasi dan UMKM SDA”

Dosen Pengampu : Naswan Suharsono

Disusun oleh :

Maulidya Chairunnisa (220413611183)

Mellany Bunga Patricia (220413606235)

Mata Kuliah : Koperasi dan UMKM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Pengertian dan Tujuan Koperasi...........................................................3

2.2 Perangkat Organisasi Koperasi UMKM SDA......................................3

BAB III PENUTUP..............................................................................................16

3.1 Kesimpulan............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi merupakan organisasi otonom dari orang-orang yang
berhimpun budaya secara bersama-sama melalui kegiatan usaha yang dimiliki
dan dikendalikan secara demokratis. Melalui koperasi ini masyarakat bisa
memulai usaha dengan cara meminjam modal ke koperasi yang dimiliki oleh
masyarakat tersebut.
Peranan koperasi dalam kehidupan perekonomian yang penuh
persaingan diharapkan akan semakin meningkat. Dengan berkembangnya
kegiatan usaha koperasi, tuntutan agar pengelolaan dilaksanakan secara
profesional semakin besar. Hal ini memerlukan adanya sistem
pertanggungjawaban yang baik serta informasi yang relevan dan dapat
diandalkan guna pengambilan keputusan, perencanaan maupun pengendalian
koperasi. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disebut
siklus akuntansi.
Laporan keuangan menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan selama satu periode. Selain itu, laporan keuangan juga
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan. Laporan keuangan koperasi yang disusun
berdasarkan SAK ETAP, akan membuat informasi yang disajikan menjadi
lebih mudah dipahami, mempunyai relevansi, keandalan, dan mempunyai
daya banding yang tinggi. Sebaliknya, jika laporan keuangan koperasi disusun
tidak berdasarkan standar dan prinsip yang berlaku, dapat meyesatkan
penggunanya
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dan tujuan koperasi?
b. Bagaimana perangkat organisasi koperasi UMKM SDA?
1.3 Tujuan

1
a. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan koperasi
b. Untuk mengetahui perangkat organisasi koperasi UMKM SDA

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Tujuan Koperasi


Koperasi adalah badan usaha yang menggunakan asas kekeluargaan untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sebagai organisasi resmi, koperasi
memiliki tujuan utama yang tercantum dalam Undang-Undang Koperasi No.
25 Tahun 1992 Pasal 3 (Prananingtyas & Mahmudah, 2016).
Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan dan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.
Tujuan tersebut penting untuk diketahui supaya koperasi tidak berjalan tanpa
arah. Untuk menjalankan usaha dengan baik, sebuah koperasi harus memiliki
perangkat organisasi yang mampu mendukung kegiatannya (Afifudin, 2020).

2.2 Perangkat Organisasi Koperasi UMKM SDA


Menurut UU No. 25 tahun 1992 perangkat organisasi koperasi terdiri atas
rapat anggota, pengurus, dan badan pengawas. Menurut pasal 1 UU No.
25/1992, koperasi primer yang beranggotakan minimal 20 orang harus
memiliki perangkat organisasi. Sistem manajerial ini sangat menentukan
tingkat keberhasilan usaha untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Perangkat
organisasinya pasti harus tercantum sebagaimana UU Nomor 25 Tahun 1992
pasal 21, adalah Rapat Anggota, Pengurus dan Pengawas, yang selanjutnya
dapat dilengkapi adanya pengelola (manager dan karyawan) (Siregar, 2018).
a. Rapat Anggota
Koperasi merupakan kumpulan orang atau badan hukum koperasi.
Koperasi dimiliki oleh anggota, dijalankan oleh anggota dan bekerja
untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat. Rapat anggota adalah
tempat di mana suara-suara anggota berkumpul dan hanya diadakan
pada waktu-waktu tertentu. Setiap anggota koperasi mempunyai hak
dan kewajiban yang sama. Seorang anggota berhak menghadiri rapat

3
anggota dan memberikan suara dalam rapat anggota serta
mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus baaik di luar
maupun di dalam rapat anggota. Anggota juga harus ikut serta
mengadakan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi
(Itang, 2016).
Rapat anggota merupakan kunci dari keberhasilan koperasi yang
memegang kekuasaan tertinggi. Oleh karena itu, rapat anggota harus
dilaksanakan paling sedikit sekali dalam setahun dan dihadiri minimal
setengah ditambah satu dari jumlah anggota (Prayojana, 2021).
Anggota memiliki kekuasaan tertinggi dalam koperasi, yang
tercermin dalam forum Rapat Anggota, sering kali secara teknis
disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan). Fungsi Rapat Anggota
adalah :
1) Menetapkan Anggaran Dasar/ART.
2) Menetapkan Kebijaksanaan Umum di bidang organisasi,
manajemen dan usaha koperasi.
3) Menyelenggarakan pemilihan, pengangkatan, pemberhentian,
pengurus dan atau pengawas.
4) Menetapkan Rencana Kerja, Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Koperasi serta pengesahan Laporan Keuangan.
5) Mengesahkan Laporan Pertanggung-jawaban Pengurus dan
Pengawas dalam melaksanakan tugasnya.
6) Menentukan pembagian Sisa Hasil Usaha.
7) Menetapkan keputusan penggabungan, peleburan, dana
pembubaran Koperasi
b. Pengurus
Pengurus koperasi adalah orang-orang yang bekerja di garis depan,
mereka adalah otak dari gerakan koperasi dan merupakan salah satu
faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu koperasi. Tugas dan
kewajiban pengurus koperasi adalah memimpin organisasi dan usaha
koperasi serta mewakilinya di muka dan di luar pengadilan sesuai
dengan keputusan-keputusan rapat anggota (Arfan, 2020). 

4
Pengurus merupakan bagian eksekutif dari koperasi. Pengurus
yang telah menerima pelimpahan wewenang dari anggota itu mewakili
anggota-anggota dalam pengelolaan koperasi tersebut. Oleh karera itu,
pengurus harus mampu menjabarkan kebijakan dan keputusan yang
telah diambil dalam rapat anggota secara lebih terinci disertai dengan
rencana atau langkah-langkah operasionalnya (Wardhani, 2018).
Masa jabatan pengurus paling lama adalah lima tahun. Tugas dan
wewenangnya meliputi pengelolaan usaha koperasi, penyusunan
rancangan kerja dan anggaran pendapatan belanja koperasi,
penyelengara Rapat Anggota, dan pengajuan laporan keuangan
koperasi.
Pengurus dipilih dari dan oleh Anggota Koperasi, dan berperan
mewakili anggota dalam menjalankan kegiatan organisasi maupun
usaha koperasi. Pengurus dapat menunjuk manajaer dan karyawan
sebagai pengelola untuk menjalankan fungsi usaha sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ada, sebagaimana jelas tercantum dalam
pasal 32 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Pengurus
memperoleh wewenang dan kekuasaan dari hasil keputusan RAT
Pengurus berkewajiban melaksanakan seluruh keputusan RAT guna
memberikan manfaat kepada anggota koperasi. Pengurus merumuskan
berbagai kebijaksanaan yang harus dilakukan pengelola (Tim
Manajemen) dan menjalankan tugas-tugasnya sebagai berikut :
1) Mengelola organisasi koperasi dan usahanya
2) Membuat dan mengajukan Rancangan Program Kerja Serta
Rancangan RAPBK (Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Koperasi).
3) Menyelenggarakan Rapat Anggota
4) Mengajukan Laporan Keuangan dan Pertanggung jawaban
Pelaksanaan Tugas.
5) Menyelenggarakan pembukaan keuangan dan invetaris secara
tertib.

5
6) Memelihara daftar buku Anggota, buku Pengurus dan
Pengawas.
7) Memberikan Pelayanan kepada Anggota Koperasi dan
Masyarakat.
8) Mendelegasikan tugas kepada manajer
9) Meningkatkan pengetahuan perangkat pelaksanaan dan
anggota.
10) Meningkatkan penyuluhan dan pendidikan kepada anggota
11) Mencatat mulai sampai dengan berakhirnya masa
kepengurusan pengawas dan pengurus.
12) Mencatat masuk dan keluarnya anggota
Pengurus koperasi mempunyai fungsi, di antaranya adalah :
1) Pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan yang tertinggi
Fungsi pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan
tertinggi diwujudkan dalam menentukan tujuan organisasi,
merumuskan kebijakan organisasi, menentukan rencana sasaran
serta program kerja organisasi koperasi, memilih dan
mengawasi tindakan-tindakan manajer-manajer dan karyawan
dalam mengelola usaha koperasi. Pengurus merupakan
perangkat organisasi koperasi yang diharapkan dapat membawa
perubahan dan pertumbuhan organisasi dan sekaligus menjadi
sumber inisiatif dan inspirasi bagi pengembangan usaha
koperasi. Pada menilai semua hasil kerja kegiatan-kegiatan
pengelolaan koperasi secara operasional yang menjadi
tanggung jawab manajer.
2) Fungsi sebagai penasihat Fungsi sebagai penasihat ini berlaku
baik bagi para manajer maupun bagi para anggota. Bagi para
manajer maminta nasihat kepada pengurus adalah penting
sekali artinya, terutama dalam rangka penjabaran dan
penerapan kebijaksanaan operasional dari kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang telah dirumuskan oleh pengurus.

6
3) Pengurus sebagai pengawas; bahwa pengurus merupakan orang
yang mendapat kepercayaan dari anggota untuk melindungi
semua kekayaan organisasi.
4) Pengurus sebagai penjaga kelangsungan hidup organisasi; demi
keberlangsngan usaha dan keberlanjutan organisasi koperasi,
maka pengurus harus :
a. Mampu menyediakan adanya manajer yang cakap
dalam organisasi;
b. Menyeleksi dan memilih eksekutif atau manajer secara
efektif;
c. Memberikan pengarahan kepada para manajer agar
koperasi berjalan secara efektif , professional, dan
d. Menetapkan orang-orang yang mampu mengarahkan
kegiatan dari organisasi;
e. Mengikuti perkembangan pasar, dengan tepat
mengarahkan berbagai jenis layanan barang-barang atau
jasa-jasa yang dihasilkan oleh koperasi sesuai dengan
dinamika pasar dan tingkat kelayakan maupun
profitabilitas usaha.
5) Pengurus sebagai symbol; langkah-langkah yang diambil
pengurus terhadap anggota maupun karyawan bersifat
persuasive yang menempatkan pengurus menjadi pemimpin
yang memiliki kekuatan dan motivator bagi pencapaian tujuan;
strategis perusahaan dan kebijaksanaan umum dari organisasi
koperasi dirumuskan secara sistematis oleh pengurus; pengurus
memperoleh dan menyajikan informasi koperasi secara cermat
dalam menunjang kinerja usaha
Pemilaian kesehatan koperasi merupakan ukuran penilaian kinerja
koperasi merupakan ukuran penilaian kinerja koperasi yang
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran,
keberhasilan pertumbuhan, perkembangan dan keberlangsungan usaha
koperasi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengurus

7
mempersiapkan dan membuat laporan kesehatan kopearsi secara
tertulis yang dikoordinasikan dengan pengawas, serta dilaporkan pada
Rapat Anggota. Aspek-aspek yang tercakup dalam laporan kesehatan
kopearsi paling tidak berisi:
1) Permodalan;
2) Kulaitas aktiva produktif
3) Pengelolaan
4) Efisiensi
5) Likuiditas
6) Jati diri Koperasi
7) Pertumbuhan dan kemandirian
8) Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip usaha yang digunakan
Penilaian penilaian kesehatan koperasi dibuat denga pendekatan
kualitatif maupun kuantitatif miimal 1(satu) tahun sekali melalui rapat
pengurus. Hasil penialain kesehatan pengurus disampaikan kepada
anggota secara terbuka melalui surat edaran atau papan pengumuman,
paling lama 1(satu) bulan dari setiap periode masa bakti pengurus
sebagai pertanggungjawaban pengurus kepada seluruh anggota. Hasil
penilaian kesehatan koperasi yang diumumkan mencerminkan kondisi
sebenarnya dan sesuai dengan situasi dilapangan. Jika tidak sesuai,
anggota/pengawas dapat mengajukan keberatan dan meminta
penjelasan dan klarifikasi kepada pengurus koperasi berhak untuk
melakukan konfirmasi kepada pengawas/anggota.
Untuk mengefektifkan usaha dan berjalannya fungsi pengendalian
manajemen koperasi, maka pengurus melakukan pemeriksaan rutin
secara berkala minimal 3 (tiga) bulan sekali terhadap seluruh transaksi
yang terjadi. Hasil kegiatan ini menjadi masukkan/bahan untuk
perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan kinerja usah koperasi
kepada pihak pengelola koperasi, serta pengendalian atas kemugkinan
terjadinya penyimpangan dan kesalahan pembukuan. Hasil
pemeriksaan pengurus dapat disampaikan dan menjadi bahan
pertimbangan dan perhatian pula bagi pengawas koperasi. Pengurus

8
juga melaporkan kinerja pelaksanaan kebijakan, program kerja, dan
realisasi rencan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi
(RAPBK). Adapun kinerja kebijakan, program dan RAPBK meliputi :
1) Organisasi dan kelembagaan (membandingkan rencana dengan
realisasi)
2) Pelayanan dan Usaha Koperasi (membandingkan rencan
dengan realisasi)
3) Neraca Pelayanan Koperasi kepada anggota dan non anggota
(membandingkan rencan dengan realisasi)
4) Kinerja keuangan (analisa perkembangan dan analisa laporan
keuangan);
5) Pembagian SHU;
6) Keajaiban - keajaiban lain yang muncul yang tidak ada dalam
rencana.
c. Badan Pengawas atau Pemeriksa
Tugas pengawas adalah melakukan pemeriksaan terhadap tata
kehidupan koperasi, termasuk organisasi, usaha-usaha dan pelaksanaan
kebijaksanaan pengurus, serta membuat laporan tertulis tentang
pemeriksaan. Pengawas bertindak sebagai orang-orang kepercayaan
anggota dalam menjaga harta kekayaan anggota dalam koperasi. Badan
pengawas atau pemeriksa tugasnya melakukan pengawasan, apakah
pengurus telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku. Pengawas koperasi dapat dipilih dari siswa
yang menjadi anggota atau para guru yang sudah mendapat
persetujuan kepala sekolah. Jumlah pengawas adalah tiga orang
dengan masa jabatan satu tahun (Sakinah, 2020). 
Dalam praktiknya, badan pengawas harus merahasiakan hasil
pengawasannya terhadap pihak ketiga. Koperasi memerlukan
perangkat yang tepat dalam menjalankan aktivitas badan usahanya.
Karena itu, perlu prinsip kehati-hatian dalam memilih perangkat yang
tepat meskipun pemilihan perangkat dilakukan melalui Rapat Anggota.

9
Dalam hal yang menyangkut kebijaksanaan, pengawas dapat
mempertanyakan apakah pengurus telah melaksanakan keputusan-
keputusan yang telah diambil oleh RAT sedangkan yang menyangkut
masalah keuangan pengawas dapat meminta jasa audit dari akuntan
publik. Tetapi ini tidak berarti bahwa pengawas tidak boleh melakukan
audit Pengawas dapat melakukan tugas audit sesuai dengan penugasan
yang diberikan oleh rapat anggota (Batubara, 2012).
Pengawas sebagai salah satu perangkat organisasi koperasi
diangkat dari dan oleh Anggota dalam Rapat Anggota Tahunan, sesuai
pasal 38 UU No. 25 Tahun 1992. Berdasarkan ketentuan Pasal 39 UU
No.25 Tahun 1992, fungsi tugas dan wewenng pengawas antara lain :
1) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijaksanaan Pengurus dan Pengelola Koperasi.
2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
3) Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
4) Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
5) Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
6) Memeriksa sewaktu-waktu tentang keuangan dengan membuat
berita acara pemeriksaannya.
7) Memberikan saran dan pendapat serta usul kepada pengurus
atau Rapat Anggota mengenai hal yang menyangkut kehidupan
koperasi.
8) Memperolah biaya-biaya dalam rangka menjalankan tugas
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
9) Mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaannya pada RAT.
Keterkaitan antara peran pengawas dan pengurus adalah dalam hal
pelaporan adalah dalam hal pelaporan hasil audit. Pengawas melaporkan
hasil audit dan rekomendasi pelaksanaan kebijakan dan Keputusan Rapat
Anggota yang telah di laksanakan oleh pengurus koperasi baik auditr
berkala maupun audit akhir tahun buku. Hasil audit yang dilaporkan dari
pengawas adalah mengenai kesesuaian dan kebenaran data dan informasi
yang dilaporkan dari pengawas adalah mengenai kesesuaian dan

10
kebenaran data dan informasi yang dilaporkan Pengurus koperasi dengan
bukti – bukti pendukungnya (Romi, 2019). Adapun beberapa hasil audit
yang dilaporkan pengawas adalah :
1) Pelaksanaan Anggaran Dasar di Koperasi;
2) Pelaksanaan Kepeutusan RAT;
3) Audit manajemen (pelaksanaan Standar Operasional Produser,
deskripsi jabatan, dan disiplin kerja);
4) Audit keuangan (ada tidaknya penyimpangan keuangan oleh
Pengurus);
5) Audit fisik (inventaris, dan kas)
d. Manager dalam Koperasi
Peranan manajer adalah membuat rencana ke depan sesuai dengan
ruang lingkup dan wewenangnya; mengelola sumberdaya secara
efisien, memberikan perintah, bertindak sebagai pemimpin dan mampu
melaksanakan kerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi. Manajer dapat diklasifikasikan menurut tingkatnya dalam
organisasi atau menurut ruang lingkup kegiatan yang dikelola manajer
dan yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam hal yang disebut pertama, maka terdapatlah 3 buah tingkatan
manajemen, yaitu:
1) Manajer Puncak
Dalam koperasi manajer puncak ini bertanggung jawab
langsung kepada pengurus. Kelompok ini bertanggung jawab
atas manajemen bidang usaha, yang menyeluruh dari koperasi
yang bersangkutan. Dalam perusahaan swasta yang besar
mereka ini disebut juga sebagai CEO (Chief Executive Officer)
2) Manajer Menengah
Manajer menengah ini memberi pengarahan kegiatan-
kegiatan manajer bawahan atau dalam hal-hal tertentu bisa juga
kepada karyawan-karyawan operasional. Jika pada manajer
puncak itu mereka menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan
operasional dan pemecahan masalah lingkungan organisasi

11
maka middle management ini bertanggung jawab terhadap
implementasi kebijaksanaan organisasi.
3) Manajer Lini Pertama
Manajer lini pertama ini bertanggung jawab atas pekerjaan
orang-orang lain (bawahannya) dan memberikan pengarahan
kepada mereka. Seorang Top Manajer bertanggung jawab
kepada pengurus dan pengurus bertanggung jawab kepada
anggota Pengurus sebagaimana telah diterangkan di depan,
bertugas membua kebijaksanaan secara garis besar, dan tidak
boleh melaksanakan kebijaksanaan tersebut secara operasional,
karena itu merupakan tugas dari manajer. Memang kadang-
kadang sulit untuk membedakan antara merumuskan
kebijaksanaan dan melaksanakan kebijaksanaan atau antara
formulating policy dan executing policy
Dalam hal klasifikasi dilakukan menurut ruang lingkup kegiatan,
maka terdapat 2 macam manajer, yaitu :
1) Manajer fungsional : hanya bertanggung jawab atas suatu jenis
kegiatan dalam organisasi sehingga akan terdapat manajer
pemasaran, manajer produksi manajer keuangan, dan
sebagainya,
2) Manajer umum mengelola sebuah unit yang kompleks, seperti
sebuah perusahaan, anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang mandiri. Di siri manajer umum bertanggung jawab atas
semua kegiatan-kegiatan dalam unit tersebut.
Pengurus bertanggung jawab penuh dan harus memahamu
keinginan anggota anggota dan merumuskannya dalam suatu
kebijaksanaan (policy). Pengurus boleh menunjukkan atau
memberikan pengarahan pengarahan kegiatan-kegiatan, tetapi
pelaksana detailnya harus diserahkan kepada manajer, karena
penguruslah yang kemudian harus memberikan penilaian apakah
seorang manajer itu berhasil dalam operasinya atau tidak. Jadi
manajerlah yang bertanggung jawab atas keberhasilan usaha-usaha dari

12
koperasi yang bersangkutan. Dia harus pandai pandai menggunakan
dan memanfaatkan sumber daya yang di bawah wewenangnya, yang
dikenal dengan 4 M, yaitu tenaga kerja modal (money), peralatan
modal (machines) dan material
Seorang manajer yang baik harus memiliki kualifikasi-kualifikasi
sebagai berikut:
1) la harus cakap (intelligent), memiliki Technical Skill
2) Memiliki executive skill
3) kreatif
4) Mempunyai jangkauan pandangan jauh ke depan.
5) Mempunyai kepemimpinan (leadership), sehingga dipatuhi
oleh bawahan.
6) Memiliki organizational skill, sehingga dia mampu
menjabarkan kegiatan-kegiatan operasional usaha.
7) Mampu mengambil keputusan tanpa rasa ragu-ragu.
8) Harus mampu memisah-misahkan mana yang benar dan mana
yang salah.
9) Harus fleksibel.
10) Bisa bekerja sama dengan orang-orang lain.
11) Dia harus mampu memadukan perbedaan-perbedaan pan
dangan dari bawahan, menganalisis dan akhirnya menemukan
kompromi di antara pandangan-pandangan yang berbeda-beda
itu
Keberadaan manajer dalam koperasi diharapkan usaha koperasi
akan dapat berkembang lebih maju. Manajer diperlukan bagi koperasi :
1) Untuk mengelola usaha koperasi memerlukan keahlian sesuai
dengan bidang usaha koperasi, selain untuk menunjang fungsi
pengurus yang umumnya dipilih oleh anggota berdasarkan atas
kepercayaan.
2) Pengelolaan usaha koperasi memerlukan tindakan yang
berkeseimbangan sepanjang tindakan yangberkesinambungan
sepanjang waktun sejalan dengan keberadaan koperasi itu,

13
sementara pengurus di[ilih untuk jangka waktu tertentu (ada
batasan waktu kepengurusan).
3) Pengurus umumnya tidak dapat mencurahkan tenaga atau
pikirannya secara penuh dalam koperasi, karena biasanya
pengurus memiliki tugas pokoknya, sehingga manajer
diperlukan untuk mengoperasionalisasikan usaha koperasi lebih
efektif dan mencapai tujuannya.
Manager dipilih dan diangkat oleh pengurus untuk melakukan
fungsi pengelolaan operasional usah koperasi. Kewajiban manager
antara lain :
1) Melaksanakan kebijakan operasional yang telah ditetapkan
Pengurus.
2) Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan – kegiatan
di unit – unit usaha.
3) Membimbing dan mengarahkan tugas – tugas karyawan yang
dibawahnya seefisien mungkin menuju karyawan yang
berkualitas.
4) Mengusulkan kepada pengurus tentang pengangkatan dan atau
pemberhentian karyawan dalam lingkungan tugasnya.
5) Menyusun Program Kerja dan RAPBK tahunan untuk
disampaikan kepada pengurus sebelum dimulainya rencana dan
anggaran yang baru, dan selanjutnya evaluasi sekaligus
perencanaan bagi pengurus untuk disampaikan dalam Rapat
Anggota.
6) Membuat laporan pertanggungjawaban kerja secara tertulis
setiap akhir bulan and tahun.
7) Melaksanakan dokumen-dokumen usaha atau organisasi
koperasi.
Fungsi utama Manager :
1) Melaksanakan tugas segari – hari di bidang usaha.
2) Bertanggungjawab atas administrasi kegiatan usaha dan
organisasi koperasi.

14
3) Mengembangkan dan mengelola usaha untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
Antara pengurus dengan manajer harus memiliki kesatuan
pendangan dan kesatuan gerak untuk mengenai usaha koperasi dan
tercapainya tujuan koperasi. Untuk menjaga keseimbangan dan
keselarasan usaha koperasi dilakukan tugas dan tanggung jawab
sejelas-jelasnya, antara lain :
1) Pertanggung jawaban teknis operasional oleh pengurus
diserahkan kepada manajer, sekalipun pertanggungjawaban
terakhir kepada anggota dilakukan pengurus.
2) Pengurus hanya memutuskan hal-hal yang sifatnya
kebijaksanaan, sedangkan manajer dalam bidang
operasionalnya.
3) Pengurus mempunyai wewenang penuh untuk melakukan
pengawsan, pemantauan, penerbitan, penelitian, dan
pemeriksaan tentang apa yang dilakukan manajer.
4) Pengurus tidak perlu mengerjakan hal-hal yang sifatnya
operasional sehari – hari.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koperasi memiliki tujuan utama yang tercantum dalam Undang-Undang
Koperasi No. 25 Tahun 1992 Pasal 3. Tujuan koperasi adalah memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta
ikut membangun tatanan dan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila
dan UndangUndang Dasar 1945. Perangkat organisasinya pasti harus
tercantum sebagaimana UU Nomor 25 Tahun 1992 pasal 21, adalah Rapat
Anggota, Pengurus dan Pengawas, yang selanjutnya dapat dilengkapi adanya
pengelola (manager dan karyawan).

16
DAFTAR PUSTAKA

Afifudin, A. (2020). Monopoli Bisnis Koperasi Simpan Pinjam Di Tinjau Dari


Undang–Undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Jurnal USM
Law Review, 1(1), 106-126.

Arfan, R. (2020). Analisis Kinerja Pengurus Dalam Upaya Meningkatkan


Partisipasi Anggota (Studi Kasus Pada Koperasi Produsen Tahu dan
Tempe Indonesia Kota Bandung Provinsi Jawa Barat) (Doctoral
dissertation, Institut Manajemen Koperasi Indonesia).

Batubara, M. M. (2012). Koperasi Pertanian. Palembang. Faperta Universitas


Muhammadiyah Palembang.

Itang, I. (2016). Badan Usaha Koperasi dan Badan USAha Non Koperasi (Studi
Komparatif). ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam, 7(1).

NA, I. A., Prananingtyas, P., & Mahmudah, S. (2016). Tanggung Jawab Pengurus
Koperasi Terhadap Pembubaran Koperasi di Indonesia Ditinjau dari
Undang-undang No. 25 Tahun 1992. Diponegoro Law Journal, 5(3), 1-10.

Prayojana, S. (2021). Peran Pemerintah Provinsi Dalam Peningkatan Partisipasi


Anggota Dalam Prinsip Koperasi. E-Jurnal Pendidikan Mutiara, 6(2), 49-
59.

Romi, M. (2019). Implementasi Manajemen Resiko Kredit Terhadap Peningkatan


Kualitas Kredit Dalam Meminimalisir Kredit Bermasalah (Doctoral
dissertation, IBI Darmajaya).

Sakinah, R. (2020). Analisis Penerapan Akuntansi Pada Koperasi Unit Desa


(KUD) Bangun Desa Di Desa Kota Bangun Kecamatan Tapung Hilir
Kabupaten Kampar (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau).

Siregar, N. (2018). Implementasi Kebijakan Penyusunan Prosedur Rapat Koperasi


Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Koperasi Produsen Di Kecamatan
Cigugur Kabupaten Kuningan.

17
Wardhani, F. K. (2018). Eksistensi Koperasi Bagi Masyarakat Umum di
Kelurahan Lembah Damai Kota Pekanbaru. Ensiklopedia of Journal, 1(1),
45-53.

18

Anda mungkin juga menyukai