Anda di halaman 1dari 7

158

BAB XVI
KOPERASI DAN KEWIRAUSAHAAN
KOMPETENSI INDIKATOR
6. Memahami manajemen, badan usaha dalam perekonomian Mendeskripsikan cara pengembangan
nasional, pengelolaan koperasi dan kewirausahaan. koperasi, koperasi sekolah atau
menghitung pembagian sisa hasil usaha
berdasarkan data.
Mendeskripsikan ciri-ciri, jiwa atau peran
wirausaha.

A. PENGEMBANGAN KOPERASI
a. Pengertian
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa dalam UU nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian,
Bab I Pasal 1, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.Dalam Bab III, Pasal 4, disebutkan fungsi
dan peran koperasi, antana lain:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat dan
manusia
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan
usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
Menurut Pasal 6 UU nornor 25 tahun 1992 Bab IV, disebutkan bahwa syarat pembentukan koperasi
antara lain:
a. Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang
b. Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) koperasi.
Persyaratan tersebut dimaksudkan untuk menjaga kelayakan usaha dan kehidupan koperasi.. Orang-
orang pembentuk koperasi adalah mereka yang memenuhi persyaratan keanggotaan dan
mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.
Dengan keanggotaan koperasi yang terdiri dari orang seorang dan badan hukum koperasi, maka
terdapat empat tingkatan dalam organisasi koperasi, yaitu :
1. Koperasi Primer adalah koperasi yang beranggotakan mininal 20 orang dan daerah kerjanya
berada pada tingkat kecamatan atau tingkat Desa.
2. Koperasi Pusat adalah koperasi yang anggotanya minimal 5 koperasi primer dan daerah kerjanya
tingkat Kabupaten atau Kotamadya
3. Koperasi Gabungan adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat dan daerah
kerjanya berada pada tingkat Propinsi atau daerah yang dipersemakan.
4. Koperasi Induk adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 Koperasi Gabungan dan daerah
kerjanya berada pada tingkat nasional.

b. Prinsip Koperasi
a. Koperasi melaksanakan Prinsip Koperasi sebagai berikut :
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
3) Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota
4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5) Kemandirian.
b. Dalam mengembangkan Koperasi, maka koperasi melaksnakan pula Prinsip Koperasi
sebagai berikut.
- Pendidikan Koperasi
- Kerjasama antar Koperasi

c. Pengelolaan Koperasi.
Pengelolaan koperasi sebaiknya berpedoman pada tiga sehat, yakni sehat organisasi, sehat usaha
dan sehat mental. Dalam Bab VI Pasal 21 sampai dengan pasal 40 tentang Perangkat Organisasi
159

menurut UU nomor 25 tahun 1992, disebutkan bahwa Perangkat organisasi koperasi terdiri dari :
1. Rapat anggota.
Rapat anggota merupakan pemegang kekuassan tertinggi dalam Koperasi. Rapat anggota
menetapkan :
a) Anggaran dasar
b) Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi
c) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan Pengawas
d) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan
laporan keuangan
e) Pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dalam pelaksanaan tugasnya
f) Pembagian sisa hasil usaha
g) Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi
2. Pengurus (Ketua, Sekretaris dan Bendahara)
Menurut Pasal 30 UU nomor 25 tahun 1992 tentang Pengurus, disebutkan bahwa :
a) Pengurus bertugas :
- mengelola koperasi dan usahanya
- mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggsuran pendapatan
dan belanja koperasi
- menyelenggarakan Rapat Anggota
- mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
- menyelenggarakan pembukuan keuangan dn inventaris secara tertib
- memelihara daftar buku anggota dan pengurus
b) Pengurus berwenang
- mewakili Koperasi di dalam dan di luar pengadilan
- memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota
sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar
- melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan Koperasi sesuai
dengan tanggung jawabnya dan Keputusan Rapat Anggota
3. Pengawas
Dalam pasal 39 UU nomor 25 tahun 1992 tentang Pengawas, ditetapkan sebagai berikut :
a) Pengawas bertugas
- melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi
- membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya
b) Pengawas berwenang
- meneliti catatan yang ada pada Koperasi
- mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
c) Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga (Dekopin)

A. PENGEMBANGAN KOPERASI SEKOLAH

1. PENTINGNYA KOPERASI SEKOLAH


Koperasi sekolah adalah koperasi yang anggotanya murid/siswa pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan sekolah-sekolah tempat pendidikan yang setaraf dengan itu. Dengan kata lain
Koperasi sekolah adalah Koperasi siswa. Menurut peraturan yang berlaku anggota koperasi
harus orang yang sudah dewasa, akan tetapi koperasi sekolah ternyata anggota-anggotanya
belum dewasa. Oleh karena itu koperasi sekolah dimaksudkan untuk melatih siswa dalam
melakukan kegiatan ekonomi yang telah diijinkan dari pemerintah.

2. RUANG LINGKUP DAN LANDASAN HUKUM KOPERASI SEKOLAH


Ruang lingkup pembinaan koperasi sekolah meliputi beberapa hal, diantaranya :
a. peningkatan kesadaran berkoperasi serta langkah-langkah pembinaan dan penyuluhan
untuk mengembangkan koperasi sekolah.
b. Pembinaan fasilitas seperti ruang pemupukan modal, penyediaan kredit dengan syarat
memadai untuk pengadaan sarana, bantuan tenaga manajemen atau pengelolaan dan lain-
lain
c. Peningkatan ketrampilan siswa dalam mengelola koperasi melalui latihan-latihan yang
praktis, misalnya Praktik Kerja Nyata yang berkaitan dengan pengorganisasian, yang nantinya
diharapkan dapat menjadi kader koperasi di masyarakat.
Sedangkan landasan hukum berdirinya koperasi sekolah yaitu :
a. Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No.
638/AKPTS/Men/1974 tentang ketentuan pokok mengenai Koperasi Sekolah
160

b. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor


0158/P/1984 dan Menteri Koperasi nomor 51/M/KPTS/III/1984, tertanggal 22 Maret 1984
c. Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5/U/1984, tentang
Pendidikan Perkoperasian
d. UU No 25 tahun 1992 tentang Perkoprasian

3. CARA-CARA MENDIRIKAN KOPERASI SEKOLAH


Dalam rangka pendirian koperasi sekolah yang semula belum ada, perlu diketahui langkah-
langkah untuk mendirikannya dan hal-hal yang menyangkut pendirian koperasi sekolah tersebut.
Langkah-langkah atau Prosedur pembentukan koperasi sekolah, sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
2. Tahap pembentukan
3. Tahap Pengesahan
Apabila telah memenuhi syarat meka selambat-lambatnya dalam waktu 3 bulan dari tanggal
pengajuan itu, akan diterima surat pengakuan atau surat keputusan pengesahan dan akta
pendirian koperasi sekolah dari Kantor Dinas Koperasi
4. KEGIATAN USAHA KOPERASI SEKOLAH
1. Unit usaha pertokoan, meliputi pengadaan buku pelajaran, alat ttulis, seragam
sekolah, serta barang lain yang diperlukan siswa
2. Unit usaha simpan pinjam, yang bertujuan untuk melayani penabungan dan
pinjaman uang guna meringankan para siswa dan juga untuk menumbuhkan kegemaran
menabung bagi siswa
3. Unit usaha Cafetaria (warung) sekolah, dimaksudkan untuk menampung siswa
agar tidak keluar dari lingkup sekolahan.
4. Unit usaha jasa lainnya, disesuaikan dengan perkembangan pertumbuhan
kegiatan ekonomi masyarakat, seperti foto copy, wartel, Warnet, menerima percetakan,
Travel bus, bursa buku, penjahitan pakaian seragam siswa, pengetikan dan penjilidan (Rental),
pengoperasian gedung serba guna dan sebagainya.
5. MANFAAT KOPERASI SEKOLAH.
Sebagaimana tujuan koperasi yaitu untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya, maka Koperasi sekolah sangat bermanfaat bagi anggotanya, antara alain :
1. Dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah
2. Dapat mendidik siswa untuk mandiri atau mampu mengurus dirinya sendiri
3. Dapat berlatih menjadi wiraswastawan di bidang perkoperasian
4. Membimbing para siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam menyelanggarakan
koperasi sekolah
5. Dapat menanamkan disiplin, rasa tanggung jawab, setia kawan, dan gotong royong.

C. PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA

1. Pengertian dan cara menghitung pembangian SHU


Pendapatan koperasi selama satu tahun buku setelah dikurangi biaya-biaya disebut Sisa
Hasil Usaha (SHU) Sisa Hasil Usaha Koperasi dibagi sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-undang dan anggaran dasar koperasi. Berdasarkan Pasal 45 UU Nomor 25 tahun
1992 tentang SHU, maka SHU yang diperoleh koperasi dibagi sesuai dengan Anggaran
Dasar Koperasi, yaitu :
SHU DARI ANGGOTA SHU DARI BUKAN ANGGOTA
1 Daba cadangan 1 Dana Cadangan
2 Anggota sebanding dengan jasa dan usaha 2 Dana Pengurus
3 Dana Pengurus 3 Dana Pegawai / Karyawan
4 Dana pegawai / karyawan 4 Dana Pendidikan Koperasi
5 Dana Pendidikan Koperasi 5 Dana Sosial
6 Dana Sosial 6 Dana Pembangunan Daerah kerja
7 Dana Pembanguan Daerah kerja
Contoh :
Pada tahun 2012 koperasi “TERBIT” Solo memperoleh laba bersih Rp.17.500.000,00
Jumlah tersebut diperoleh dari :
Anggota Rp.15.000.000,00
Bukan anggota Rp. 2.500.000,00
161

Rp.17.500.000,00

Dalam anggaran dasar koperasi ditetapkan tentang pembagian sisa hasil usaha seperti berikut :

Sisa Hasil Usaha dari


Sisa Hasil Usaha dibagi untuk
Anggota Bukan Anggota
1. Bagian anggota :
1.1. Jasa Modal 25%
1.2. Jasa penjualan 25%
50%
2. Cadangan koperasi 20% 50%
3. Dana pengurus 10% 15%
4. Dana pendidikan 5% 10%
5. Dana pengembangan Daerah bekerja 5% 10%
6. Dana pegawai / karyawan 5% 10%
7. Dana sosial 5% 5%
100% 100%

Berdasarkan data atau keterangan di atas saudara diminta menyusun pembagian Sisa Hasil Usaha

Jawab :
Pembagian Sisa Hasil Usaha Koperasi
Sisa Hasil Usaha dari
Sisa Hasil Usaha dibagi untuk
Anggota Bukan Anggota Total
1. Bagian anggota :
1.1. Jasa Modal Rp. 3.750.000,00 Rp. 3.750.000,00
1.2. Jasa penjualan Rp. 3.750.000,00 Rp. 3.750.000,00
Rp. 7.500.000,00 Rp. 7.500.000,00
2. Cadangan koperasi Rp. 3.000.000,00 Rp.1.250.000,00 Rp. 4.250.000,00
3. Dana pengurus Rp. 1.500.000,00 Rp. 375.000,00 Rp. 1.875.000,00
4. Dana pendidikan Rp. 750.000,00 Rp. 250.000,00 Rp. 1.000.000,00
5. Dana pembangunan Daerah kerja Rp. 750.000,00 Rp. 250.000,00 Rp. 1.000.000,00
6. Dana pegawai / karyawan Rp. 750.000,00 Rp. 250.000,00 Rp. 1.000.000,00
7. Dana sosial Rp. 750.000,00 Rp. 125.000,00 Rp. 875.000,00
Rp.15.000.000,00 Rp.2.500.000,00 Rp.17.500.000,00

2. Jasa Modal dan Jasa Anggota


a. Jasa Modal atau Jasa Simpanan
Yaitu jumlah bagian Sisa Hasil Usaha yang diterima anggota imbalan modalnya dalam koperasi
Perhitungannya :
Simpanan anggota ybs
Bagian anggota = x Jasa modal
Total simpanan anggota

Contoh :
Anis adalah seorang anggota koperasi, modal Anis berupa : Simpanan pokok Rp.100.000,00,
Simpanan wajib Rp.150.000,00 dan Simpanan sukarela Rp.150.000,00
Apabila jumlah simpanan anggota Rp.4.000.000,00, hitunglah bagian jasa modal yang diterima
Anis !
Jawab :
Rp. 250.000,00
Bagian anggota = x Rp.3.750.000,00
Rp. 4.000.000,00
= Rp.234.375,00
b. Jasa penjualan atau Jasa Anggota
Yaitu bagian SHU yang diterima anggota karena jasanya membeli dari koperasi sehingga koperasi
itu memperoleh laba
Penjualan kepada anggota ybs
Bagian anggota = x Jasa penjualan
Total penjualan kepada anggota
162

Contoh :
Anggota koperasi yaitu Anis membeli dari koperasi Rp.1.000.000,00 dan total pembelian anggota
dari koperasi Rp.10.000.000,00 serta jasa penjualan sebesar Rp. 3.750.000,00. Hitunglah bagian
jasa penjualan yang diterima Anis !
Jawab :
Rp. 1.000.000,00
Bagian anggota = x Rp 3.750.000,00
Rp. 10.000.000,00
= Rp.375.000,00
Jadi seorang angota koperasi akan memperoleh pembagian SHU sebagai berikut :
1. Memperoleh jasa simpanan atau jasa modal
2.
2. Memperoleh jasa simpanan atau jasa modal, dan jasa penjualan / jasa anggota

D. KEWIRAUSAHAAN.
a. Pengertian wirausaha dan manfaat Wirausaha.
Kewirausahaan berasal dari kata ’wira’ yang berarti berani, utama, teladan, berbudi luhur. Dan
’usaha’ yang berarti upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Jadi wirausaha dapat
diartikan suatu keberanian untuk berupaya memenuhi kebutuhannya.
Dengan demikian definisi Kewirausahaan dapat dikemukakan sebagai suatu keberanian untuk
melakukan upaya-upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang, atas dasar
kemampuan dan keberanian yang dimilikinya dengan cara memanfaatkan segala potensi untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain.
b. Peranan Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional
Menurut J Schumpeter menekankan pentingnya peranan wirausahawan dalam kegiatan
ekonomi suatu negara, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, karena para
pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat perbaharuan atau inovasi
dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi memperkenalkan barang-barang baru,
mempertinggikan efisiensi dalam memproduksi suatu barang, memperluas pasar suatu barang
ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru, dan
mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi efisiensi.
c. Ciri-ciri wirausaha.
1. Mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dalam menjalankan usahanya, untuk
mengejar keuntungan yang merupakan imbalan dari karyanya
2. Mempunyai daya kreasi, imajinasi dan kemampuan yang sangat tinggi untuk menyesuaikan
diri dengan kaadaan.
3. Mempunyai semangat dan kemauan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi
4. Selalu mengutamakan efisiensi dan penghematan biaya
5. Mempunyai kemampuan untuk menarik bawahan dan partner usaha yang mempunyai
kemampuan tinggi
6. Mempunysi cara analisis yang tepat, sistematis dan metodologis
7. Tidak konsumtif, selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh, baik untuk
memperluan usaha yang sudah ada atau menanamkannya pada usaha-usaha yang baru
8. Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menilai kesempatan yang ada, dalam membawa
teknik-teknik baru dalam mengorganiseasi usaha-usahanya secara efektif dan efisien.
Sedangkan Menurut pendapat Bygrave, ciri-ciri atau karakteristik wirausahawan dikenal dengan
istilah 10 D, diantaranya : Dream (Visi ke depan), Decisiveness (Keputusan dengan cepat), Doers
(Melaksanakan keputusan), Determination (Penentuan / Kebulatan tekad), Dedication
(Pengabdian), Devotion (Mencintai pekerjaan), Details (Dapat memerinci), Destiny (Bertanggung
jawab atas nasib usahanya), Dollars (Kekayaan) dan Distribute (Membagi-bagi)

d. Sektor-sektor/bidang usaha yang bisa dimasuki.


1. Sektor ekonomi Formal adalah kegiatan-kegiatan usaha yang dikelola sedemikian rupa,
sehingga kegiatannya bersifat tetap atau menjadi tumpukan harapan pengelola
2. Sektor Ekonomi Informal adalah kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat sampingan dan
biasanya tidak berbentuk perusahaan serta biasanya berbentuk home industri (industri
rumah tangga)
e. Konsep Wirausahawan profesional.
Seorang wirausahawan harus dapat menekuni setiap usahanya secara profesional, sehingga
usaha yang didirikan dapat berkembang dengan baik dan dapat menguntungkan semua pihak.
Dan seorang wirausahawan haruslah mampu melihat ke depan, melihat ke depan bukanlah
163

melamun kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh perhitungan mencari pilihan berbagai
alternatif masalah dan pemecahannya. Untuk itu diperlukan sorang wirausahawan yang handal
dan profesional, diantaranya memiliki konsep sebagai berikut :
a. Mengenal sangat dalam terhadap produknya f. Ramah dalam pelayanan
b. Yakin dan percaya terhadap produknya g. Santun dalam penampilan
c. Tidak berdebat dengan calon pelanggan h. Menciptakan transaksi
d. Memiliki jiwa antusias i. Memenuhi kebutuhan pelanggan
e. Komunikatif dalam negosiasi j. Jujur, berani dan mempunyai
keberanian
Wirausahawan yang baik tidak membiarkan dirinya direncanakan oleh pihak lain, melainkan
merencanakan pengembangan dirinya sendiri.
164

Anda mungkin juga menyukai