Anda di halaman 1dari 49

DINAS KOPERASI & UMKM PROV.

SUMBAR
2015
I. PENDAHULUAN

1. Keberadaan kelompok usaha masyarakat


yang dibina oleh berbagai instansi ter-

kait melalui berbagai program, sangat


potensial untuk dikembangkan sebagai
lembaga ekonomi yang memiliki Badan
Hukum.
2. Tujuannya adalah untuk mengembang-
kan perekonomian masyarakat dan
sekaligus mitra untuk meningkatkan
pangsa pasar dan permodalan di kalang-
an masyarakat.
3. Koperasi sebagai organisasi yang berbasis
pada anggota dan keswadayaan anggota
merupakan badan usaha yang paling sesuai
dengan prinsip ekonomi kerakyatan.
4. Alternatif pembentukan Koperasi sebagai
wadah kelompok usaha masyarakat yang
ada, juga diharapkan sebagai upaya
memperkuat kemandirian kelompok usaha
masyarakat menjadi lembaga ekonomi
masyarakat yang demokratis dalam
memberikan pelayanan kepada anggotanya.
A. Menciptakan keselarasan dalam
kelompok
◦ Menyelaraskan keperluan pribadi & keperluan
kelompok.
◦ Dapat mengenali diri sendiri.
◦ Tidak mencari keuntungan untuk diri sendiri.
◦ Tidak mudah terpengaruh.
◦ Memiliki rencana, arah dan tujuan yang jelas.
B. Persyaratan pimpinan kelompok

◦ Dapat mengatasi perselisihan.


◦ Dapat mengambil keputusan dengan cepat
dan tepat.
◦ Dapat merencanakan sesuatu dengan orang
lain.
◦ Dapat mengurangi hambatan dalam
kelompok.
◦ Dapat berkomunikasi dengan jelas dan
efektif.
C. Penyebab kegagalan kelompok

◦ Tidak memiliki arah yang jelas ( Visi ).


◦ Tidak ada perencanaan.
◦ Struktur organisasi tidak mendukung.
◦ Tidak ada sistem evaluasi.
◦ Tidak ada aturan dasar cara bergaul
anggota tim ( sistem nilai ).
◦ Tidak ada komitmen/berjanji pada diri
sendiri ( menyatakan janji mudah, menepati
janji susah )
A. Koperasi adalah :
Badan usaha yang beranggotakan orang
orang seorang atau badan hukum
Koperasi dengan melandaskan kegiatan-
nya berdasarkan prinsip Koperasi sekali -
gus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan.
B. Keuntungan berkoperasi

1. Keuntungan ekonomi :
- Peningkatan skala usaha.
- Pemasaran, dimana Koperasi menam
pung produksi anggota.
- Pengadaan barang dan jasa, dimana
Koperasi dapat menyediakan kebutuh
an barang dan jasa anggota.
- Fasilitas kredit/pinjaman, dimana Koperasi

dapat memberikan mudahan bagi anggota


yang membutuhkan fasilitas pinjaman
dengan proses yang cepat, jaminan yang
ringan dan bunga yang rendah.
- Pembagian sisa hasil usaha.

2. Keuntungan sosial :
- Berkelompok.
- Pendidikan dan pelatihan.
- Program sosial lainnya.
C. Alasan bergabung dengan Koperasi

1. Berorientasi kepada kepentingan anggo-


ta, artinya usaha Koperasi dilaksanakan
atas dasar kebutuhan yang nyata dan
mendesak dari anggota.
2. Koperasi dimiliki, dikelola dan diguna -
kan oleh anggota.
3. Dibentuk dari bawah, artinya Koperasi
kepentingan ekonomi yang sama
diantara mereka.
4. Agar kegiatan Koperasi berjalan
sesuai ketentuan, maka pemerintah
mengatur, membina,mengendalikan,
mengawasi dan melakukan penilaian

kesehatan atas penyelenggaraan


organisasi Koperasi
D. Pengintegrasian kelompok ke Koperasi

1. Kelompok ekonomi masyarakat memben -


tuk Koperasi baru. Melaksanakan proses
pendirian Koperasi, penyusunan AD dan
ART Koperasi serta perolehan Badan
Hukum.

2. Kelompok ekonomi masyarakat berga-


bung dengan Koperasi yang telah ada.
Tidak perlu melaksanakan proses pendi -
rian Koperasi, penyusunan AD dan ART
Koperasi serta perolehan Badan Hukum.
IV. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN JIKA KELOMPOK
BERGABUNG KEPADA KOPERASI YANG SUDAH ADA :
1. Segala sesuatu yang sudah dimiliki oleh
Kelompok selama ini, baik yang berupa fisik
maupun non fisik dijadikan asset Koperasi
tempat bergabung.
2. Simpanan anggota kelompok dan atau modal
kerja yang ada dan sudah dimiliki kelompok
dijadikan modal di Koperasi tempat kelompok
bergabung.
3. Baik asset maupun modal Koperasi harus
diatur / ditetapkan dalam ART Koperasi
tempat kelompok bergabung.
Koperasi yang baik :

1. Membutuhkan pengelola yang baik, jujur,


memiliki keterampilan, pengetahuan yang
memadai, berkepemimpinan dan profesional.

2. Membutuhkan anggota yang baik, mema -


hami prinsip-prinsip Koperasi, tahu nama
baik Koperasi.
3. Peran yang dilakukan Pengurus/pengelola
dan anggotaKoperasi haruslah dalam rangka
mencapai tujuan dan sasaran Koperasi yang
memberikan manfaat kepada anggota serta
kelembagaan Koperasi itu sendiri untuk
menuju perbaikan kehidupan dan kesejah-
teraan.
 Terdapat perencanaan produksi bersama guna
memenuhi suatu target produksi.
 Terdapat suatu rencana kualitas produksi yang
akan mempengaruhi terhadap produksi.
 Terdapat kesepakatan penggunaan teknologi
produksi.
 Terdapat kesepakatan untuk memperoleh bahan
baku bersama.
 Terdapat perhitungan biaya produksi yang sudah
dipertimbangkan bersama.
 Menghasilkan produksi yang berdaya saing.
1. Efisien pengelolaan usaha.
2. Peningkatan keterampilan dan pengeta-
huan.
3. Bersama meraih sumber modal.
4. Menjalin rasa kebersamaan dan solida -
ritas sesama anggota dan masyarakat.
1. Melihat potensi ekonomi.

Diwilayah dimana Koperasi didirikan ter -


dapat potensi sumber daya alam,sumber
daya buatan, sarana dan prasarana dan
sumber daya manusia yang selanjutnya
dipandang sebagai potensi ekonomi,
untuk itu dilakukan Investarisasi Sumber
yang tersedia.
2. Menyusun Rencana Usaha

Dengan memperhatikan potensi ekonomi


yang ada diwilayah kerja koperasi, disusun
rencana usaha, yang akan memberikan
manfaat ekonomi kepada anggota, yaitu
menghasilkan pendapatan yang layak atau
memperoleh keuntungan yang lebih baik.
Contoh : Rencana Pengadaan, Pengolahan dan Pemasaran Rotan
No. Kegiatan Dilakukan Manfaat yang diperoleh
Oleh

1 Pengadaan peralatan panen Koperasi Pengadaan lebih mudah, harga lebih


rotan murah, kualitas diinginkan bisa
dipesan

2 Melakukan pencarian/panen Anggota Ada kepastian usaha dan pendapatan


rotan. karena akan ditampung koperasi

3 Penumpukan hasil panen. Koperasi Memudahkan untuk pengolahan


karena dalam satu areal.
4. Pengolahan rotan menjadi rotan Anggota Lebih efektif dan efisien, karena
bahan industri kerajinan. dalam jumlah yang besar.
5. Membuat barang kerajinan dari Koperasi Menyediakan lapangan kerja/ usaha
rotan. bagi anggota.
6. Dukungan peningkatan kete Koperasi Peningkatan kualitas SDM.
rampilan industri kerajinan.
7. Dukungan peningkatan kualitas Koperasi Memberikan nilai tambah keuntung
(ketrampilan dan peralatan). an.
8. Pemasaran hasil kerajinan. Koperasi Efisinsi dan kepastian usaha.
9. Mencari sumber modal. Koperasi
TERIMA KASIH
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 1994
Dan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 1/Per/M.KUKM/I/2006

Tgl. 9 Januari 2006


Pembentukan koperasi harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya 20 (dua
puluh) orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama;
b. Koperasi sekunder dibentuk dan didirikan oleh sekurang -kurangnya 3 (tiga)
badan hukum koperasi;
c. pendiri koperasi primer sebagaimana tersebut pada huruf a adalah warga
negara Indonesia, cakap secara hukum dan mampu melakukan perbuatan
hukum;
d. pendiri koperasi sekunder adalah pengurus koperasi primer yang diberi kuasa
dari masing-masing koperasi primer untuk menghadiri rapat pembentukan
koperasi sekunder;
e. usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi,
dikelola secara efisien dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata
bagi anggota;
f. modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang
akan dilaksanakan oleh koperasi;
g. memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi.
(1) Para pendiri wajib mengadakan rapat persiapan pembentukan
Koperasi yang membahas semua hal yang berkaitan dengan rencana
pembentukan Koperasi meliputi antara lain penyusunan rancangan
anggaran dasar/materi muatan anggaran dasar, anggaran rumah tangga
dan hal-hal lain yang diperlukan untuk pembentukan Koperasi.
(2) Dalam rapat persiapan pembentukan Koperasi dilakukan penyuluhan
Koperasi terlebih dahulu oleh pejabat dari instansi yang membidangi
Koperasi, kepada para pendiri.
(1) Rapat pembentukan koperasi primer dihadiri oleh sekurang-kurangnya 20 (dua
puluh) orang pendiri, sedangkan rapat pembentukan koperasi sekunder dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) koperasi yang diwakili oleh orang yang telah
diberi kuasa berdasarkan keputusan rapat anggota koperasi yang bersangkutan.
(2)Rapat pembentukan koperasi dipimpin oleh seorang atau beberapa orang dari
pendiri atau kuasa pendiri.
(3) Rapat pembentukan dihadiri oleh pejabat yang membidangi
Koperasi dengan ketentuan sebagai berikut: :
a. pembentukan Koperasi sekunder dan primer tingkat nasional dihadiri oleh
Pejabat Kementerian Koperasi & UKM.
b. pembentukan Koperasi sekunder dan primer Prov. dihadiri oleh Pejabat Dinas/
lnstansi yang membidangi Koperasi tingkat Provinsi.
c. pembentukan Koperasi sekunder dan primer tingkat Kab/Kota dihadiri
oleh Pejabat Dinas/lnstansi yang membidangi Koperasi tingkat Kab/Kota.
1. Dalam rapat pembentukan dibahas antara lain mengenai :
◦ Pokok-pokok materi muatan anggaran dasar Koperasi.
◦ Susunan nama pengurus dan pengawas yang pertama.

2. Anggaran dasar memuat sekurang-kurangnya :


daftar nama pendiri, nama dan tempat kedudukan, jenis koperasi, maksud dan tujuan,
jenis koperasi, bidang usaha, ketentuan mengenai keanggotaan, rapat anggota, pengurus,
pengawas, pengelola, permodalan, jangka waktu berdirinya, pembagian sisa hasil usaha,
pembubaran dan ketentuan mengenai sanksi.

4. Pelaksanaan rapat anggota pembentukan Koperasi wajib dituangkan dalam :


 berita acara rapat pendirian Koperasi, atau
 notulen rapat pendirian Koperasi.
Anggaran dasar memuat sekurang-kurangnya :
1. daftar nama pendiri,
2. nama dan tempat kedudukan,
3. jenis koperasi,
4. maksud dan tujuan,
5. bidang usaha,
6. ketentuan mengenai keanggotaan,
7. rapat anggota, pengurus, pengawas, pengelola,
8. permodalan,
9. jangka waktu berdirinya,
10. pembagian sisa hasil usaha,
11. pembubaran dan ketentuan mengenai sanksi.
Para pendiri Koperasi atau kuasanya dapat :
1. mempersiapkan sendiri akta pendirian koperasi, atau
2. melalui bantuan Notaris pembuat Akta Koperasi.

Dalam penyusunan akta pendirian koperasi, para Pendiri atau kuasanya dan
Notaris Pembuat Akta Koperasi dapat berkonsultasi dengan pejabat
yang berwenang mengesahkan akta pendirian koperasi.

Para pendiri koperasi atau kuasanya mengajukan permintaan pengesahan akta


pendirian koperasi secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
mengesahkan akta pendirian koperasi.
A.Dalam hal akta pendirian koperasi dibuat oleh Notaris, maka permintaan
pengesahan akta pendirian koperasi diajukan dengan melampirkan :
- 1(satu) salinan akta pendirian koperasi bermaterai cukup;
- data akta pendirian koperasi yang dibuat dan
ditandatangani oleh Notaris;
- surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang
kurangnya sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib
yang wajib dilunasi oleh para pendiri.
- rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun ke
depan dan Rencana Anggaran Belanja dan Pendapatan
Koperasi.
- Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
B. Dalam hal akta pendirian koperasi dibuat oleh para pendiri
koperasi, maka permintaan pengesahan akta pendirian
koperasi diajukan dengan melampirkan :

a. dua rangkap akta pendirian koperasi, satu diantaranya bermaterai


cukup
b. data akta pendirian koperasi yang dibuat dan ditanda tangani oleh
kuasa pendiri.
c. notulen rapat pembentukan koperasi.
d. surat kuasa.
e. surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang
kurangnya sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib yang
wajib dilunasi oleh para pendiri.
f. rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan
g. Rencana Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi;
h. daftar hadir rapat pembentukan.
i. untuk koperasi primer melampirkan foto copy Kartu
Tanda Penduduk (KTP) dari para pendiri, untuk koperasi
sekunder melampirkan keputusan rapat anggota masing
-masing koperasi tentang persetujuan pembentukan
koperasi sekunder dan foto copy akta pendirian serta
anggaran dasar masing-masing koperasi pendiri.

Tanda terima permintaan pengesahan akta pendirian.


Pejabat yang berwenang, memberikan surat tanda terima
permintaan pengesahan akta pendirian, kepada pendiri
atau kuasanya apabila surat permintaan pengesahan akta
pendirian dan lampirannya telah lengkap dipenuhi.
Pejabat yang berwenang wajib :
1. melakukan penelitian atau verifikasi terhadap materi
anggaran dasar yang akan disahkan.
2. melakukan pengecekan terhadap koperasi yang akan
didirikan terutama yang berkaitan dengan domisili/alamat,
kepengurusan, usaha yang dijalankan dan keanggotaannya.

 Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan bersamaan pada


waktu penyusunan akta pendirian.
 Dalam hal hasil penelitian dan pengecekan Pejabat, koperasi
tersebut dinilai layak untuk disahkan, maka pejabat
mengesahkan akta pendirian koperasi tersebut.
 Pengesahan akta pendirian koperasi ditetapkan dalam
jangka waktu selambat-lambatnya tiga bulan terhitung sejak
diterimanya permintaan pengesahan secara lengkap.
1. Koperasi memperoleh status badan hukum setelah
mendapat pengesahan oleh Menteri atau Pejabat yang
berwenang.
2. Nomor dan tanggal surat keputusan pengesahan akta
pendirian koperasi merupakan nomor dan tanggal
perolehan status badan hukum koperasi.
3. Nomor status badan hukum, sekurang-kurangnya
mencantumkan kode dengan huruf "BH" dan kode daerah
yang bersangkutan.
1. Surat Keputusan pengesahan, dihimpun oleh pejabat yang berwenang dan
dicatat dalam Buku Daftar Umum Koperasi.
2. Dalam hal akta pendirian koperasi dibuat oieh Notaris, surat keputusan
pengesahan akta pendirian koperasi disampaikan secara langsung kepada
pendiri atau kuasa pendiri.
3. Dalam hal akta pendirian koperasi dibuat oleh para Pendiri, surat keputusan
pengesahan akta pendirian koperasi beserta satu akta pendirian koperasi yang
telah diberi nomor, tanggal badan hukum dan ditandatangani oleh Pejabat
yang mengesahkan disampaikan langsung kepada kuasa pendiri.
4. Surat keputusan pengesahan akta pendirian koperasi yang diterbitkan oleh
pejabat ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota ditembuskan dan dikirim
kepada Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
5. Suratkeputusan pengesahantersebutdiumumkandalam Berita Negara Republik
Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
kecuali ada ketentuan yang mengatur lain.
1. Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian koperasi ditolak,
keputusan penolakan serta alasannya berikut berkas permintaannya
disampaikan kembali secara tertulis kepada kuasa pendiri dengan
surat tercatat dalam jangka waktu paling lama tiga bulan terhitung
sejak diterimanya permintaan pengesahan secara lengkap.
2. Terhadap penolakan pengesahan tersebut, para pendiri atau
kuasanya dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan atas akta
pendirian koperasi, dalam jangka waktu paling lama satu bulan
terhitung sejak diterimanya pemberitahuan penolakan dengan
melampirkan berkas-berkas yang telah diperbaiki sesuai dengan
yang disarankan dalam surat penolakan.
3. Pejabat yang berwenang mengesahkan akta pendirian memberikan
tanda terima kepada kuasa pendiri yang mengajukan permintaan
ulang.
4. Pejabat yang berwenang, memberikan keputusan terhadap permintaan
ulang tersebut dalam jangka waktu paling lambat satu bulan terhitung
sejak diterimanya permintaan ulang pengesahan secara lengkap.
5. Apabila permintaan ulang pengesahan tersebut disetujui, maka surat
keputusan pengesahan akta pendirian disampaikan langsung kepada
kuasa pendiri.
6. Apabila permintaan ulang pengesahan ditolak maka keputusan
penolakan beserta alasannya disampaikan kepada pendiri atau kuasanya
dengan surat tercatat dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari
terhitung sejak keputusan penolakan ditetapkan.
7. Keputusan terhadap permintaan ulang tersebut merupakan keputusan
akhir.
1. Apabila pejabat yang berwenang tidak memberikan keputusan dalam
jangka waktu tiga bulan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2)
atau satu bulan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (4), maka
akta pendirian koperasi diberikan pengesahan oleh pejabat yang
berwenang mengesahkan berdasarkan kekuatan Peraturan Pemerintah
Nomor 4 Tahun 1994 tentang Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan
Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
2. Selama permintaan pengesahan akta pendirian koperasi masih dalam
penyelesaian, pengurus yang ditunjuk untuk pertama kali dapat
melakukan kegiatan usaha atau tindakan hukum untuk kepentingan
calon anggota atau koperasi.
3. Setelah akta pendirian koperasi disahkan, Rapat Anggota memutuskan untuk
menerima atau menolak tanggung jawab pengurus atas kegiatan usaha atau
tindakan hukum yang telah dilakukannya.
4. Apabila Rapat Anggota menerima maka kegiatan usaha atau tindakan
hukum yang telah dilaksanakan pengurus menjadi beban atau keuntungan
koperasi. Jika ditolak maka segala aklbat yang timbul dari kegiatan usaha
atau tindakan hukum tersebut menjadi tanggung jawab pengurus, baik
secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Berdasarkan:
Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 1994
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM. R.I No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tsntsng Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah Dan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM No.
1/Per/M.KUKM/I/2006
Tgl. 9 Januari 2006
I. PELAKSANAAN JASA KEUANGAN
SYARIAH PADA KOPERASI
 Koperasi Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut KJKS,
adalah Koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang
pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil
(syariah).
 Unit Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut UJKS, adalah unit
koperasi yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi
dan simpanan dengan pola bagi hasil (syariah) sebagai bagian dari
kegiatan koperasi yang bersangkutan.
 Pelaksanaan jasa keuangan syariah pada koperasi diatur
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kec il
dan Menengah R.I nomor : 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan
Syariah.
II. Tujuan pengembangan Koperasi Jasa
Keuangan Syariah / Unit Jasa Keuangan
Syariah:

a. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di


kalangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi melalui
sistem syariah;
b. Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha
mikro, kecil, dan menengah khususnya dan ekonomi Indonesia
padaumumnya;
c. Meningkatkan semangat dan peran serta anggota masyarakat
dalam kegiatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
 Koperasi Jasa Keuangan Syariah Primer dibentuk oleh
sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang yang
memenuhi persyaratan untuk mejadi anggota koperasi
dan orang-orang dimaksud mempunyai kegiatan usaha
dan atau mempunyai kepentingan ekonomi yang sama,
diharapkan di Sumatera Barat pendirian pertama 100
orang.
 Koperasi Jasa Keuangan Syariah Sekunder dibentuk oleh
sekurang-kurangnya 3 (tiga) koperasi yang sudah
berbadan hukum dan harus memenuhi persyaratan
kelayakan usaha serta manfaat pelayanan kepada
anggotanya.
 Pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah Tingkat Primer
dan Sekunder, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang
. Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian
dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi serta Keputusan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor 104.1/Kep/M.KUKM/X/2002
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan
Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

 Pembentukan Unit Jasa Keuangan Syariah harus disetujui


oleh rapat anggota koperasi yang bersangkutan dan
ditetapkan dalam anggaran dasarnya.
 Pengurus koperasi yang sudah berbadan hukum tetapi belum
mencantumkan kegiatan jasa keuangan syariah didalam
anggaran dasarnya, apabila akan melakukan kegiatan
dibidang jasa keuangan syariah, wajib mengajukan
permohonan pengesahan perubahan anggaran dasarnya
kepada Pejabat dengan mencantumkan usaha jasa keuangan
syariah di dalam anggaran dasarnya.

 Koperasi Jasa Keuangan Syariah / Unit Jasa Keuangan Syariah


yang semula melakukan kegiatan usaha secara konvensional
dan telah memperoleh ijin perubahan kegiatan usaha menjadi
Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah,
dilarang untuk melakukan perubahan kegiatan usaha
syariahnya menjadi kegiatan usaha secara konvensional
(sistem bunga) kembali.
DILAKSANAKAN SESUAI DGN
PP NO. 4/1994
DAN KEPMEN 104.1/2002
(KJKS DAN UJKS)

HRS DISETUJUI OLEH


DIBENTUK RAPAT ANGGOTA YG
MIMIMAL 20 ORANG BERSANGKUTAN.
(KJKS PRIMER) (UJKS)

PASAL 3
PERSYARATAN DAN TATA
CARA PENDIRIAN KJKS/
UJKS

DIBENTUK HARUS MENCANTUMKAN


MIMIMAL OLEH 3 KOP USAHA JASA KEUANGAN SYARIAH
YG SDH BERBADAN HUKUM DI DALAM AD
(KJKS SEKUNDER) (UJKS)
BERITA ACARA RAPAT PENDIRIAN KJKS

HASIL RAPAT YG MENYETUJUI PEMBENTUKAN UJKS

SURAT BUKTI PENYETORAN MODAL AWAL PENDIRIAN KJKS


DAN UJKS PRIMER MINIMAL RP 15 JT DAN SEKUNDER 50 JT
PENGAJUAN
PERMOHONAN DLM BENTUK DEPOSITO A.n MENTERI Cq KETUA KOP
PENGESAHAN BERSANGKUTAN (KJKS DAN UJKS)

AKTA PENDIRIAN
KJKS/UJKS WAJIB DIKELOLA DGN MANAJEMEN & PEMBUKUAN TERSENDIRI (UJKS)
MELAMPIRKAN
RENCANA KERJA MINIMAL 1 TAHUN (KJKS DAN UJKS)

NAMA DAN RIWAYAT HIDUP CALON PENGELOLA


(KJKS DAN UJKS)

KET. POKOK-POKOK ADMINISTRASI & PEMBUKUAN SESUAI


KARAKTERISTIK LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH.
(KJKS DAN UJKS)

DAFTAR SARANA KERJA (KJKS DAN UJKS)

SURAT PERJANJIAN KERJA NATARA PENGURUS KOP DGN


PENGELOLA/MANAJER/DIREKSI (UJKS)
ANGGOTA KOPERASI YG BERDOMISILI DI DUA / LEBIH Propinsi DIAJUKAN KPD
MENTERI (KJKS DAN UJKS)
Anggota koperasi yg berdomisili di beberapa Kab/Kota dlm satu Propinsi
diajukan kpd Instansi/Dinas tingkat Propinsi yang membawahi bidang
koperasi (KJKS DAN UJKS)

Anggota koperasi yg berdomisili dlm satu wilayah Kab/Kota diajukan kpd


Instansi/Dinas tingkat Kab/Kota yg membawahi bidang koperasi (KJKS
& UJKS)

PENGESAHAN
PERMOHONAN Jawaban thdp permohonan paling lambat 3 bln terhitung sejak
PENDIRIAN KJKS DAN diterimanya permohonan pengesahan secara lengkap oleh
UJKS DIATUR SESUAI pejabat (KJKS) dan; Pengesahan thdp permohonan persetujuan
DGN LOKASI DAN perubahan AD Koperasi dikeluarkan oleh Pejabat paling lambat 1
JANGKAUAN KE- bln (UJKS)
ANGGOTAAN KOP.
YANG BERSANGKUTAN
Membuat catatan dan atau data registrasi kop. di wil. Masing-
masing (KJKS & UJKS)

Pejabat mencatat pengesahan ke dalam buku daftar umum


koperasi (KJKS & UJKS)
Tembusan SK pengesahan yg dikeluarkan oleh Instansi tingkat
Kab/Kota dan tingkat Prop. Di kirimkan kpd Deputi bid.
Kelembagaan Koperasi dan Ukm (KJKS & UJKS)

Pengesahan berlaku sebagai ijin usaha (KJKS & UJKS)


V. PERSYARATAN PEMBUKAAN
JARINGAN KANTOR KJKS/UJKS

1. Untuk mendekatkan jarak pelayanan dan meningkatkan kualitas pelayanan


kpd anggota, KJKS/UJKS dpt mendirikan jaringan pelayanan berupa Kantor
Cabang, Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas.

2. Pembukaan jaringan dilaksanakan jika KJKS/UJKS memiliki kinerja yg baik


Atas organisasi,kelangsungan usaha dan aspek finansial, managemen, anggota
yg dilayani minimal 20 orang pd lokasi Kantor Cabang, Kantor Capem, atau
Kantor Kas yg akan dibuka.

3. Dpt dilakukan paling cepat dua thn setelah KJKS berbadan hukum /UJKS
disahkan perubahan AD.

4. Pembukaan Kantor Capem dan Kantor Kas dilaporkan oleh pengurus Koperasi
kpd Pejabat di tempat kop. Berdomisili dgn tembusan kpd instsnsi yg membawahi
bid. Koperasi pd Kantor Capem dan Kantor Kas Koperasi tsb didirikan
Bukti Setoran Modal

Daftar sarana kerja

Nama dan riwayat hidup calon pimpinan dan


Calon daftar nama karyawan
5
Lampiran permohonan
persetujuan pembukaan Data anggota yg dipersyaratkan dengan bukti KTP
Kantor Cabang
Neraca dan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi
Dua Tahun terakhir

Rencana kerja minimal satu tahun

Nama Dewan Pengawas Syariah

Anda mungkin juga menyukai