Anda di halaman 1dari 10

BAB 5

PENDIRIAN KOPERASI

Para pembaca dan mahasiswa dapat memahami cara mendirikan koperasi,


syarat-syarat pendirian koperasi, menyusun anggaran dasar koperasi dan cara
memperoleh badan hokum koperasi setelah mempelajari bab 5 ini. Khususnya
para mahasiswa dapat menjelskan hal-hal yang perlu diperhatiakn dalam
mendirikan koperasi, langkah-langkah pendirian koperasi, menyusun anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga koperasi, dan langkah-langkah memperoleh
badan hukum koperasi.

A. Pendahuluan

Pendirian koperasi diawali dengan adanya orang-orang yang disebut


pelopor pendirian, langkah-langkah pendirian koperasi menuntut para pendirinya
mempunyai waktu untuk meneliti lingkungan, mengkomunikasikan dengan
instansi terkait, mempersiapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dan kemampuan administrasi yang tepat guna. Oleh karena itu pada bab ini akan
dibahas tentang hal-hal yang perlu dipahami dalam hal pendirian koperasi, serta
langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pendirian koperasi.

B. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pendirian Koperasi

Pada umumnya prakarsa untuk mendirikan koperasi tumbuh di kalangan


orang-orang yang menyadari manfaat koperai bagi kehidupan mereka. Dengan
kata lain hanya orang-orang yang berkepentingan dengan usaha koperasilah yang
mempunyai keinginan untuk mendirikan koperasi. Yang dimaksud dengan orang-
orang yang berkepentingan itu adalah mereka yang akan menjadi anggota
koperasi itu yang merasakan adanya kepentingan langsung terhadap usaha
koperasi.

Prakarsa mendirikan koperasi juga bisa datang dari pihak Pemerintah. Di


Indonesia, sesuai dengan amanah konstitusi, Pemerintah merasa berkepentingan
untuk terus mendorong berdiri dan berkembangnya koperasi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan koperasi, yaitu


sebagai berikut :

1. Pemrakarsa pendirian koperasi harus mengetahui persoalan-persoalan pokok


tentang koperasi pada umumnya.
2. Walaupun koperasi dimulai dengan 20 orang, namun harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga koperasi dapat menerima anggota-anggota baru
secara sukarela dan terbuka, bahkan harus disadari sepenuhnya bahwa
pertambahan anggota adalah sumber kekuatan koperasi untuk berkembang
lebih lanjut.
3. Koperasi tidak mungkin dapat mencapai tujuannya dalam jangka pendek,
melainkan memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu upaya
mengembangkan koperasi menuntut adanya ketekunan dan kesabaran.
4. Pembinaan koperasi di Indonesia sebagian memang merupakan
tanggungjawab pemerintah, walaupun demikian koperasi tetap merupakan
milik anggota-anggotanya. Semakin cepat koperasi dapat mencapai tingkat
kemandiriannya, semakin cepat pula koperasi dapat meningkatkan peranannya
dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Dengan kemandirian itu maka
bantuan pemerintah berupa pembinaan, permodalan serta bantuan teknis
lainnya akan makin berkurang.

C. Langkah-langkah Pendirian Koperasi

Untuk mendirikan koperasi, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah


sebagai berikut :

1. Mengadakan pertemuan pendahulu di antara orang-orang yang ingin


mendirikan koperasi.
2. Mengadakan penelitian mengenai lingkungan daerah kerja koperasi.
3. Mengadakan hubungan dengan Dinas Koperasi setempat.
4. Membentuk panitia penelitian koperasi yang bertugas memperiapkan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
5. Mengadakan rapat pembentukan koperasi (memilih pengurus dan
pengawas, menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga)
6. Mengajukan permohonan status badan hukum koperasi dengan
melampirkan petikan berita acara rapat pembentukan serta daftar nama
anggota penggurus dan pengawas.

Masalah-masalah yang perlu diteliti sehubungan dengan lingkungan


daerah kerja koperasi mencakup beberapa hal sebagai berikut :

1. Masalah-masalah yang dialami oleh masyarakat dalam memenuhi


kebutuhan sehari-hari. Selanjutnya perlu ditentukan pula masalah yang
perlu diprioritaskan pemecahannya, hal ini akan memberi petunjuk tentang
bentuk dan jenis koperasi.
2. Masakah hambatan yang mungkin timbul dapat merintangi pembentukan
koperasi
3. Masalah pernah atau belumnya koperasi berdiri di daerah kerja tersebut,
jika sudah pernah apa penyebab kegagalannya.

Masalah-masalah yang perlu diteliti sehubungan dengan calon anggota


koperasi :

1. Apakah para calon anggota koperasi mampu memenuhi persyaratan.


2. Apakah kemampuan produksi anggota koperasi dapat memenuhi syarat
untuk menjamin kelancaran usaha koperasi sehingga koperasi dapat
menutup semua biaya operasinya dan mampu memperoleh sisa hasil usaha
(SHU).
3. Apakah tingkat hidup dan tingkat pendidikan para calon anggota yang
akan bergabung memungkinkan dimintanya bantuan modal dan tenaga
sehingga memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan usaha koperasi.

Tugas panitia pembentukan koperasi :

1. Mengadakan persiapan pembentukan koperasi


2. Mengundang calon-calon anggota koperasi yang memenuhi syarat
keanggotaan untuk menghadiri rapat pembentukan koperasi
3. Mengundang pemuka masyarakat di lingkungan kerja koperasi untuk turut
hadir pada rapat pembentukan koperasi
4. Mengundang pejabat koperasi dan pejabat pemerintah setempat untuk
memberikan pengarahan dalam rapat pembentukan

5. Menyiapkan AD dan ART koperasi untuk dipelajari oleh calon anggota

D. Anggaran Dasar Koperasi

Anggaran Dasar Koperasi Indonesia lebih banyak menggunakan Anggaran


Dasar koperasi model “versi pemerintah’. Namun, juga tidak salah jika hal ini
disepakati oleh anggotanya. Sisi lain kita perlu mengkaji bagaimana menyusun
dan atau merevisi anggaran dasar koperasi yang melibatkan anggota. Hal pertama
yang harus kita lihat adalah memahami apa koperasi itu. Kita akan melihanya
secara sederhana. Pertanyaannya ; Menagapa ada koperasi ? Mengapa kita ikut
koperasi ? Jawabannya sederhana : karena pemerintah menghendakinya sehingga
seolah-olah kita harus berkoperasi. Tetapi marilah kita pikirkan secara umum
mengapa kita berkoperasi.

Secara mendasar, koperasi ada karena ada sekelompok orang yang


mempunyai kebutuhan yang sama. Alasan lain adalah karena ada sekelompok
orang gagal mencapai sesuatu sendiri-sendiri. Misalnya kebutuhan ekonomi.
Biasanya orang menghendaki standar hidup yang lebih tinggi. Tapi orang
menyadari bahwa mereka tidak bisa mencapai hal tersebut sendiri. Mereka harus
melakukannya secara bersama-sama. Jadi alas an berkoperasi adalah kerjasama
untuk mencapai tujuan bersama. Kita berkoperasi karena kita ingin mendapat
keuntungan dari koperasi. Hal ini sangat mendasar. Kalau kita tidak mendapat
keuntungan dari koperasi, untuk apa kita berkoperasi. Manfaat berkoperasi adalah
ekonomi dan social. Mungkin tujuan ini juga ingin dicapai oleh kita semua. Tapi
biasanya muncul kepentingan-kepentingan pribadi. Itulah sebabnya kita perlu
mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Inilah yang harus kita
pikirkan bersama mengapa kita ikut koperasi.

1. Pengertian Anggaran Dasar

Anggaran dasar merupakan dasar bagi tata kehidupan organisasi dan usaha
koperasi, yang memuat ketentuan-ketentuan pokok serta disusun dari, oleh, dan
untuk anggota. Untuk itu, isi anggaran dasar seharusnya disusun secara ringkas,
singkat, jelas, dan mudah dimengerti oleh siapapun, khususnya anggota.
Tujuannya agar mudah dipahami, mudah dilaksanakan, dan tidak ada penafsiran
ganda.

Untuk itu, agar seluruh pihak terkait memiliki pemahaman yang sama
terhadap anggaran dasar, maka perlu dimasyarakatkan. Sebaiknya, dilakukan
sebelum seseorang diterima menjadi anggota (dimasukkan dalam kurikulum
pendidikan calon anggota, termasuk para pendiri koperasi). Setelah calon anggota
tersebut mengerti secara benar, maka dapat diterima menjadi anggota dengan
menandatangani surat pernyataan bersedia menaati dan melaksanakan ketentuan-
ketentuan yang ada dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta
bersifat mengikat secara hukum.

2. Menyusun Anggaran Dasar

Prinsipnya adalah anggaran dasar disusun dari, oleh, dan untuk anggota,
serta disahkan oleh Rapat Anggota. Mengapa harus oleh anggota ? Karena :

a. Anggota adalah pemilik. Sebagai pemilik tentu anggotalah yang paling berhak
menentukan aturan main koperasi. Mau dibawa ke mana dan bagaimana
caranya, anggotalah yang memutuskan.
b. Anggotalah yang paling tahu kepentingan, kebutuhan dan persoalannya.
Sehingga, amatlah wajar, orang yang paling tahu diberi kesempatan untuk
merumuskan apa maunya, bagaimana caranya, seperti apa tata aturannya
dalam rangka mencapai tujuan mereka.
c. Koperasi adalah organisasi demokratis milik anggota. Sebagai organisasi
demokratis, tentu koperasi dibentuk dari bawah oleh para anggotanya. Juga
aturan mainnya, ditentukan sendiri oleh para anggotanya secara bersama-
sama. Sudah bukan waktunya lagi, anggaran dasar koperasi ditentukan oleh
pihak ketiga yang tidak memiliki kaitan apa-apa, baik dengan koperasi
maupun anggotanya.

Dalam praktiknya, tentu amatlah sulit bila semua anggota berkumpul


untuk merumuskan secara bersama-sama isi sebuah anggaran dasar. Rapat
anggota dapat memutuskan untuk membentuk panitia kecil. Panitia kecil inilah
nantinya yang bertugas menyusun rancangan anggaran dasar. Kenapa panitia kecil
? Supaya gesit, dapat bergerak cepat, dan bias mencapai tujuannya dengan mudah.

Langkah-langkah menyusun anggaran dasar adalah sebagai berikut ini :

a. Membentuk panitia kecil. Jumlahnya 5 sampai 7 orang. Anggota panitia


berasal dari wakil-wakil anggota. Pilihlah anggota yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman perkoperasian yang lebih, bila dibandingkan yang lain.
b. Curah pendapat. Sediakan waktu dalam Rapat Anggota untuk curah pendapat
tentang isi anggaran dasar. Curah pendapat dipimpin oleh pimpinan rapat dan
dicatat oleh panitia kecil. Pimpinan rapat memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada anggota untuk memberikan masukan tentang isi
anggaran dasar. Pendapat dari peserta tidak perlu ditanggapi oleh panitia kecil
ataupun oleh peserta lainnya.
c. Sistematika anggaran dasar. Sistematika ini pada umumnya sudah standar.
Ada ketentuan minimal yang harus dipenuhi oleh sistematika sebuah anggaran
dasar. Ketentuan minimal ini dapat dilihat pada bebrapa pedoman yang dibuat
oleh gerakan koperasi. Akan tetapi dalam prakteknya bila diperlukan, kita
dapat menambah isi sistematika tersebut.
d. Rancangan naskah anggaran dasar. Berdasarkan sistematika yang sudah
ditetapkan, maka panitia kecil menyusun rancangan naskah lengkap anggaran
dasar. Isi dari anggaran dasar ini merujuk pada pendapat anggota yang
berkembang dalam curah pendapat. Bila mengalami kesulitan, maka dapat
mengambil beberapa contoh anggaran dasar sejenis yang sudah jadi.
e. Diskusi panitia kecil. Panitia kecil mendiskusikan hasil rancangan naskah
anggaran dasar. Tujuan diskusi ini untuk mencapai rancangan akhir naskah
anggaran dasar. Dalam prakteknya, diskusi di tingkat panitia kecil bisa
berkali-kali untuk mencapai tingkat kesempurnaan.
f. Rancangan akhir naskah anggaran dasar. Rancangan akhir anggaran dasar ini
disampaikan oleh panitia kecil pada saat rapat. Anggota berikutnya atau Rapat
Anggota khusus yang dihadiri oleh semua anggota. Dalam penyampaian ini,
panitia kecil meminta masukan dan pendapat anggota tentang rancangan akhir
naskah anggaran dasar. Apabila masih ada yang dirasa kurang atau lebih,
panitia kecil memperbaikinya sehingga menjadi rancangan akhir yang
disepakati oleh Rapat Anggota.
g. Pengesahan anggaran dasar. Bila sepakat, maka Rapat Anggota dapat
mengesahkan rancangan akhir anggaran dasar. Dengan disepakatinya
rancangan akhir ini, maka mengikat semua anggota, pengurus, pengawas,
manajer dan karyawan.
h. Badan hukum. Anggaran dasar yang telah disahkan merupakan salah satu
persyaratan untuk memperoleh badan hukum koperasi. Pengurus koperasi
dapat mengajukan badan hukum kepada pihak yang berwenang dengan
melampirkan anggaran dasar yang telah disahkan oleh Rapat Anggota.

3. Isi Anggaran Dasar

Penyusunan isi anggaran dasar koperasi berangkat dari tujuan koperasi dan
sistematika yang telah disepakati. Isi anggaran dasar berupa kesepakatan yang
merupakan aturan main dan menjadi pedoman bagi seluruh phak yang terlibat. Isi
anggaran dasar harus singkat, jelas, dan dengan bahasa yang tidak rumit, sehingga
mudah dipahami oleh anggota, pengurus, pengawas, manajer, dan karyawan. Di
samping itu, isi anggaran dasar tidak boleh bertentangan dengan ketentuan dan
peraturan yang lebih tinggi, seperti UUD 1945, undang-undang dan lain-lain.

Dalam buku ini, isi anggaran dasar hanya dijelaskan secara umum.
Sedangkan keterangan yang lebih rinci berikut contohnya dapat dilihat dalam
Lampiran.

Sistematika Anggaran Dasar terdiri dari Pembukaan dan Batang Tubuh.

1) Pembukaan. Pembukaan berisi tentang latar belakang, maksud, tujuan, dan


cita-cita didirikannya koperasi.
2) Batang Tubuh. Batang tubuh terdiri dari bab, pasal, dan ayat, yang berisi
paling sedikit tentang :
a. Nama dan tempat kedudukan. Nama koperasi ditetapkan berdasarkan jenis
koperasi, bukan berdasarkan pada fungsi anggota. Tempat kedudukan
adalah alamat kantor pusat berikut wilayah pelayanannya.
b. Maksud dan tujuan. Maksud didirikannya koperasi adalah jawaban dari
latar belakang dan cita-cita didirikannya koperasi. Sedangkan tujuan
adalah sesuatu yang diinginkan sebagai jawaban terhadap maksud tersebut.
Tujuan sebaiknya sesuatu yang jelas dan dapat diukur. Dengan begitu,
mudah bagi kita untuk mengetahui, sejauh mana tujuan tersebut sudah
tercapai.
c. Usaha. Usaha yang akan diselenggarakan oleh koperasi hendaknya
memiliki hubungan dengan kegiatan dan kepentingan ekonomi
anggotanya. Seseorang bergabung dalam dalam koperasi karena memiliki
kegiatan ekonomi dan atau kepentingan ekonomi yang berkaitan dengan
usaha koperasinya. Bila tidak memiliki kegiatan usaha atau kepentingan
yang berkaitan dengan koperasinya, sebaiknya tidak bergabung dengan
koperasi tersebut. Dengan begitu, antara anggota dalam satu koperasi
mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Sehingga,
koperasi akan dapat lebih mudah melayani semua anggotanya.
d. Keanggotaan. Mengatur tentang persyaratan keanggotaan, hak dan
kewajiban anggota, sanksi, dan berakhirnya keanggotaan.

Persyaratan keanggotaan adalah syarat minimal yang harus dipenuhi oleh


seorang anggota bila hendak bergabung dengan koperasi. Syarat
normatifnya, memiliki kegiatan dan kepentingan ekonomi yang berkaitan
dengan koperasinya.

Hak adalah sesuatu yang seharusnya diperoleh. Dan bila hak ini tidak
terpenuhi, maka yang bersangkutan dapat menuntut. Tetapi, bila hal
tersebut tidak digunakan, tidak dikenakan sanksi. Sedangkan kewajiban
adalah sesuatu yang harus dilakukan, dan bila dilanggar, maka akan
dikenakan sanksi. Aturan tentang sanksi ini tercantum dalam AD dan
ART.

Sanksi adalah ketentuan yang dikenakan bagi seseorang yang melanggar


ketetapan yang tertuang dalam AD dan ART. Berakhirnya keanggotaan
adalah berupa peristiwa yang menyebabkan seseorang kehilangan status
keanggotaanya.

e. Rapat Anggota. Di dalam koperasi, Rapat Anggota merupakan kekuasaan


tertinggi. Keputusan-keputusan penting dan strategis ditetapkan dalam
Rapat Anggota. Di sini diatur tentang kedudukan, mekanisme, hak suara,
pengambilan keputusan, jenis, fungsi, wewenang, tugas, dan kuorum
Rapat Anggota.
f. Asas dan prinsip. Asas koperasi Indonesia adalah kekeluargaan. Artinya,
koperasi Indonesia dibangun atas semangat kekeluargaan. Inti dari
semangat kekeluargaan adalah semangat kebersamaan. Kebersamaan
dalam segala hal. Mulai dari membangun rasa, cita-cita, dan tujuan
bersama sampai menciptakan dan membesarkan organisasi milik bersama
(koperasi) yang bertujuan memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi secara
bersama-sama agar lebih baik lagi. Kekeluargaan bukan berarti hanya
memperjuangkan kemakmuran keluarga, kolega atau kelompok sendiri
saja, tetapi kemakmuran bersama semua anggota, tanpa terkecuali

Prinsip adalah nilai-nilai yang mendasari gerakan koperasi dalam


menjalankan organisasi dan usahanya. Prinsip merupakan pedoma
sekaligus cermin. Melalui prinsip ini, gerakan koperasi dapat
mengevaluasi dirinya sendiri, apakah berada pada jalan yang benar atau
salah. Jati diri dapat dilihat dari sejauh mana gerakan koperasi taat asaa
terhadap prinsip-prinip tersebut.
g. Pengurus. Pengurus adalah pemegang kuasa Rapat Anggota. Anggota
untuk mengelola koperasi, yang dipilih dari, oleh , dan untuk anggota
dalam Rapat Anggota. Mengelola koperasi terdiri darr 2 hal, yaitu
organisasi dan usaha. Sebaiknya pengelolaan organisasi dan usaha ini
dilakukan oleh dua pihak yang berbeda. Organisasi oleh pengurus,
sedangkan usaha oleh manajer dan karyawan yang professional.
h. Pengawas. Pengawas adalah perangkat organisasi yang mendapatkan
kuasa dari Rapat Anggota untuk mengawas pelaksanaan keputusan Rapat
Anggota yang khususnya menyangkut organisasi, kelembagaan,
pendidikan, serta penyuluhan. Pengawas dipilih dari, oleh, dan untuk
anggota. Sebenarnya, tugas pengawas bukan untuk mencari-cari
kesalahan, melainkan untuk menjaga kegiatan yang dilaksanakan oleh
koperasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Apabila menemukan
kesalahan, maka pengawas perlu mendiskusikannya bersama pengurus
untuk kemudian diambil tindakan. Setelah itu hasil pengawasan dilaporkan
kepada Rapat Anggota.
i. Modal. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan odal pinjaman.
Sebaiknya, modal sendiri lebih besar dari modal pinjaman. Semakin besar
modal sendiri, maka semakin sehat sebuah koperasi. Modal sendiri terdiri
dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan cadangan, serta hibah.
j. Pembukuan. Pembukuan koperasi diselenggarakan sesuai dengan Standar
Akuntansi Koperasi Indonesia. Tahun buku biasanya menggunakan tahun
takwim, 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
k. Transaksi. Transaksi mengatur hubungan dagang antara anggota dan
koperasinya. Hubungan ini akan semakin kuat, bila antara anggota dan
koperasi dikukuhkan dalam sebuah kontrak pelayanan. Sehingga ada
jaminan dan kekuatan hukum yang pasti.
l. Sisa Hasil Usaha (SHU). Secara normatif, SHU adalah kelebihan yang
diperoleh dari hasil efisiensi biaya yang dilakukan koperasi atas
pelayanannya kepada anggota. Secara teknis, SHU adalah total pendapatan
dikurangi total biaya. Disamping menjelaskan pengertian, pada bagian ini
diatur juga pembagian SHU untuk siapa saja, berapa besar, dan bagaimana
cara menghitungnya. Sedangkan pembagian SHU untuk anggota dilakukan
secara proporsional berdasarkan transaksi dan partisipasi modal anggota.
Semakin besar transaksi seorang anggota, maka semakin besar pula
peluang untuk memperoleh SHU dalam jumlah yang besar.
m. Jangka aktu pendirian. Lazimnya, sebuah koperasi didirikan dalam jangka
waktu yang tidak terbatas, selama masih seirama dengan maksud dan
tujuan didirikannya kopersai. Kecuali bagi koperasi-koperasi yang secara
khusus dibatasi oleh sumber daya produksi, misalnya. Sehingga jangka
waktu berdirinya koperasi juga menjadi terbatas.
n. Sanksi. Pengaturan tentang sanksi ini diperlukan untuk menegakkan
disiplin organisasi dan menjamin kepastian pelaksanaan organisasi dan
usaha koperasi.
o. Pembubaran koperasi. Pembubaran koperasi dapat dilakukan atas
keputusan Rapat Anggota berdasarkan alasan yang kuat dan sah atau
karena jangka waktu berdirinya telah berkahir, lazimnya dibentuk “Tim
Penyelesaian” yang ditetapkan oleh Rapat Anggota.
p. Perubahan AD. Perubahan AD disesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan koperasi. Karena, koperasi dan lingkungannya selalu
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dalam ketentuan perubahan
AD ini disebutkan :
 Alasan perubahan
 Kuorum sahnya Rapat Anggota atas perubahan tersebut
q. ART dan peraturan khusus. Lazimnya, AD memuat hal-hal pokok.
Penjabarannya dalam ART atau peraturan khusus. Sepeti halnya AD,
ART, dan peraturan khusu diputuskan dalam Rapat Anggota. Dalam
ketentuan ini ditetapkan tentang peluang memasukkan beberapa hal secara
lebih teknis ke dalam ART atau peraturan khusus, dengan tetap merujuk
kepada AD.

E. Langkah-Langkah Memperoleh Badan Hukum Koperasi

Untuk mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum koperasi, maka


pengurus koperasi harus melakukan berbagai langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengajukan permohonan kepada pejabat mengenai akta pendirian yang dibuat


rangkap 2 bermaterai, bersamaan dengan berita acara tentang rapat
pembentukan koperasi
2. Atas penyerahan berkas tersebut, pejabat akan memberikan tanda terima
kepada pengurus atau pendiri koperasi
3. Pengurus koperasi dan pejabat kantor koperasi menyerahkan berkas tersebut
ke notaris.

F. Evaluasi
1. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan koperasi ?
2. Jelaskan langkah-langkah pendirian koperasi ?
3. Jelaskan masalah-masalah yang perlu diteliti sehubungan dengan
lingkungan daerah kerja koperasi ?
4. Jelaskan masalah-masalah yang perlu diteliti sehubungan dengan calon
anggota koperasi ?
5. Jelaskan tugas panitia pendirian koperasi ?
6. Jelaskan bagaimana menyusun Anggaran Dasar Koperasi ?
G. Tugas Kelompok (Studi Kasus)

Koperasi Unit Desa (KUD) Satu Tubuh mempunyai 5 unit usaha, terdiri dari :
simpan pinjam, waserda (warung serba ada), unit transportasi, saprotan dan
KUT (Kredit Usaha Tani). Unit-unit ini pada awalnya dibentuk berdasarkan
anjuran pemerintah, Karena mendapat fasilitas kredit dari pemerintah.
Anggota, saat itu memperoleh manfaat dari berbagai unit ini. Karena mereka –
anggota- langsung menerima kredit pertanian dengan bunga rendah.

Seiring dengan perkembangan pemerintah yang merubah kebijakan fasilitas


kreditnya, selanjutnya berbagai unit ini mengalami kerugian. Diantaranya
pada unit saprotan, unit angkutan dan KUT. Praktis selama 6 tahun unit “rugi”
ini memakan subsidi dari unit lain (untuk menggaji karyawannya yang
berjumlah 10 orang dari tiga unit ini). Belakangan. Di zamanreformasi ini
tumbuh kesadaran anggota untuk melikuidasi unit rugi ini, sehingga tidak
memakan subsidi unit lain. Otomatis, adanya perubahan Anggaran Dasar dan
alokasi asset untung rugi kepada unit yang lain.

Jika Anda sebagai pengurus, bagaimana Anda berperan memberikan jalan


keluar untuk koperasi Anda, sehingga semua anggota puas dengan perubahan
ini ???

Anda mungkin juga menyukai