Anda di halaman 1dari 25

Mekanisme Rapat Anggota

I. Pentinya Mekanisme Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam struktur organisasi koperasi. Namun kerap terjadi
para anggota koperasi belum memahami secara persis, apa itu rapat anggota. Anggota koperasi memiliki
peran ganda, selain sebagai pemilik, juga pengguna. Sebagai pemilik anggotalah yang menentukan arah
dan kebijakan umum koperasi. Arah dan kebijakan tersebut diputuskan dalam rapat anggota.

Kepentingan menghadiri rapat anggota adalah untuk memastikan apakah program kerja koperasi telah
sesuai dengan kepentingan anggota dan dikelola secara baik atau tidak. Jika usaha koperasi berjalan
lancar dan sesuai dengan kepentingan para anggotanya, maka anggota harus memberi dukungan kepada
pengurus. Namun jika ternyata usaha koperasi tidak sesuai dengan kepentingan anggota dan hanya
menguntungkan pengurus saja,maka anggota dapat membahasnya dalam Rapat Anggota. Jika memang
anggota peduli dan menginginkan kemajuan koperasi demi peningkatan pendapatan anggota, maka
Rapat Anggota merupakan sarana yang paling baik untuk membahas hal-hal tersebut.

II. Keberadaan Rapat Anggota

Rapat Anggota adalah pertemuan pemilik (anggota) yang diselenggarakan secara demokratis dan
merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Rapat Anggota merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan koperasi. Hal ini mempunyai arti bahwa segala keputusan
penting mengenai kehidupan koperasi ditentukan oleh para anggota sendiri (pasal 20-21). Namun
demmikian, kekuasaan Rapat Anggota tidak terbatas.

Rapat Anggota menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi; menentukan
kebijaksanaan umum koperasi; memilih, mengangakat dan memberhentikan penguru, Badan Pemeriksa
dan Dewan Penasihat; menentukan rencana kerja dan rencana anggaran belanja; dan mengesahkan
neraca dan laporan rugi/laba serta kebijaksanaan pengurus di bidang usaha dan organisasi.

Secara umum dalam Rapat Anggota dibahas :

1. Usaha Koperasi

2. Program kerja, termasuk di dalamnya rencana pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengurus,
pengawas, manajer dan karyawan.

3. RAPB Koperasi
4. Pemilihan pengurus dan pengawas

5. Laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas

6. Kemajuan, hambatan serta permasalahan koperasi

7. Peraturan-peraturan koperasi

8. Keputusan-keputusan penting lainnya

III. Fungsi Manajemen Rapat Anggota

Rapat Anggota merupakan lembaga tertinggi dalam organisasi koperasi. Oleh karena itu Rapat Anggota
itu juga harus melaksanakan fungsi-fungsi manajemen terhadap koperasi yang dimilikinya, yaitu :

A. Perencanaan

1) Menetapkan isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi sebagai sumber segala
aturan koperasi.

2) Menetapkan rencana kerja dan berbagai kebijaksanaan yang harus dijabarkan lebih lanjut oleh
pengurus.

3) Menambah/memperluas/mengurangi bidang usaha.

4) Menetapkan dan mengubah simpanan wajib anggota tiap bulan.

B. Pengorganisasian

1) Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus, badan pemeriksa dan dewan penasihat.

2) Menetapkan kebijaksanaan atas usul pengurus yaitu tentang gaji, tunjangan lembur, dan
sebagainya.

3) Meningkatkan kerja sama antara Pengurus, Badan Pemeriksa dan Anggota.

C. Pengarahan

Melimpahkan wewenang kepada pengurus, Badan Pemeriksa dan Panitia-panitia.

D. Pengkoordinasian

1) Menyelenggarakan Rapat Anggota sesuai jadwal.

2) Mengatur aktivitas kerja sesuai dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja.
3) Mengharuskan Pengurus, Badan Pemeriksa untuk bertindak sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.

4) Memindahkan karyawan dan tugas yang satu ke tugas lain.

E. Pengawasan

1) Ikut serta melakukan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi.

2) Mengesahkan neraca, laporan rugi/laba, dan kebijaksanaan pengurus.

3) Mengadakan penilaian atas rencana kerja yang dibuat pengurus dan pelaksanaannya.

4) Memintakan pertanggung jawaban pengurus jika terjadi kerugian dalam koperasi.

IV. Ketentuan-Ketentuan Mengenai Rapat Anggota

Rapat Anggota harus diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun. Oleh karena itu sering juga
disebut Rapat Anggota Tahunan (RAT). Khusus koperasi primer harus sudah menyelenggarakan RAT
paling lambat 3 bulan sesudah tutup buku, sedangkan bagi koperasi yang lebih tinggi
(gabungan/pusat/induk koperasi) paling lambat 6 bulan.

RAT harus diadakan untuk pengesahan neraca dan perhitungan rugi/laba, pertanggungjawaban
pengurus dan pembahasan rencana kerja serta anggaran belanja untuk tahun yang akan datang. Selain
RAT, rapat anggota dapat diadakan sewaktu-waktu, bila ada suatu masalah yang penting. Rapat khusus(=
di luar rapat tahunan) dapat diadakan atas kehendak / permintaan pengurus, anggota atau pejabat
Jawatan Koperasi.

Keputusan Rapat Khusus sah apabila yang hadir sudah mencapai “korum” (quorum). Besar kecilnya
korum disesuaikan dengan besar kecilnya jumlah anggota dan biasanya ditetapkan dalam AD/ART
Koperasi. Apabila Rapat Khusus ditujuakan untuk mengubah Anggaran Dasar, maka harus dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Koperasi dan keputusannya harus disetujui oleh suara
terbanyak dari jumlah suara yang hadir. Sedangkan Rapat Khusus yang ditujukan untuk pembubaran
Koperasi harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota, dan keputusannya harus disetujui
oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari suara yang hadir.

V. Unsur yang Hadir dalam Rapat Anggota


Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Koperasi serta AD/ART, maka yang berhak hadir dalam Rapat
Anggota adalah:

1. Para anggota yang terdaftar dalam Buku Daftar Anggota

2. Pengurus, Pengawas, dan Dewan Penasihat

3. Pejabat dari OPD bidang koperasi atau Kementrian Koperasi, dewan koperasi, serta pejabat lain yang
erat hubungannya dengan perkembangan perkoperasian, untuk memberi pandangan masukan, atau
bimbingan.

VI. Penyelenggaraan Rapat Anggota

Rapat Anggota dapat dijadikan sarana komunikasi efektif dari seluruh komponen koperasi, sehingga
pelaksanaan dan penyelenggaraannya harus dipersiapkan sebaik mungkin agar mencapai tujuan dan
sasarannya.

Beberapa rencana penyelenggaraan Rapat Anggota yaitu:

1. Membentuk panitia jauh persiapan sebelum pelaksanaan rapat, sehingga dapat bekerja secermat
dan sebaik mungkin. Koperasi perlu mencari dan memilih orang-orang yang mempunyai potensi, penuh
inisiatif, kreatif, jujur untuk mempersiapkan penyelenggaraan rapat anggota.

2. Membuat persiapan/rencana yang baik, meliputi:

• Waktu penyelenggaraan rapat: pemilihan waktu penyelenggaraan rapat disesuaikan dengan situasi
dan kondisi memungkinkan kegiatan usaha anggota tidak terganggu, misalnya penentuan waktu diambil
siang atau malam hari.

• Susunan dan jenis acara rapat: menentukan jenis acara sedapat mungkin dapat menarik minat
anggota untuk hadir sehingga anggota mau menghadirinya. Rapat Anggota mencakup hal-hal pokok yang
dibicarakan dalam Rapat Anggota dan menyangkut kepentingan anggota baik usahanya maupun
minatnya.

• Biaya rapat: menghitung dan menentukan pengeluaran sesuai dengan kemampuan. Biaya yang
dibutuhkan untuk rapat menyangkut biaya korespondensi, bahan laporan, dokumentasi, undangan,
makan, minum, dan akomodasi, transportasi, peralatan, dan lain-lain.

• Undangan rapat disampaikan kepada para anggota sedini mungkin jauh hari sebelum acara rapat
anggota dan mengingatkannya kembali satu atau dua hari sebelum pelaksanaannya agar tidak lupa
untuk menghadiri rapat anggota.

3. Jika memungkinkan dan tersedia, akan lebih baik mengundang seorang pembicara sebagai bahan
masukan demi kemajuan Koperasi. Dapat berasal dari Dinas/Kementrian koperasi, gerakan koperasi, atau
dari Perguruan Tinggi terdekat.
Keputusan Rapat Anggota sedapat mungkin diambil berdasarka mufakat. Tetapi hal ini tidak selalu
terjadi. Kalau tidak tercapai kata mufakat, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak sesuai dengan
bentuk demokrasi yang lazim.

Setiap anggota koperasi mempunyai hak bicara. Saran/usul mereka tidak dapat menentukan keputusan
rapat. Jika dalam Rapat Anggota diadakan pemungutan suara, masing-masing anggota mempunyai satu
suara (one man one vote), tanpa melihat besaran nilai modal yang disetornya. Bagi koperasi yang
penting adalah anggota-anggotanya. Dalam koperasi yang anggotanya adalah badan usaha Koperasi,
perimbangan suara dilakukan menurut jumlah anggota “manusia yang terhimpun” oleh koperasi masing-
masing menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar Koperasi.

VII. Tahapan Rapat Anggota

Secara umum tahapan yang dilakukan adalah:

A. Tahapan persiapan

1) Membentuk panitia rapat Anggota, yang diajukan oleh pengurus.

2) Menetapakan waktu tempat dan agenda rapat anggota

3) Menyusun acara rapat anggota

4) Mengidentifikasi peserta rapat anggota, karena jika anggota banyak dan tersebar maka perlu
dilakukan pra RA yang mekanismenya ditentukan oleh aturan yang disepakati bersama, misalnya
perwakilan wilayah, perwakilan daerah ataupun melalui proses penunjukan dari anggota untuk mewakili
suara mereka sesuai dengan AD/ART masing-masing koperasi.

5) Menyebarkan undangan dan bahan Rapat Anggota minimal 1 minggu sebelum pelaksanaan rapat
anggota di selenggarakan.

6) Pengurus dan pengawas mempersiapkan laporan pertanggungjawaban

B. Tahap pelaksanaan selama Rapat Berlangsung

1) Pemilihan pimpinan rapat

2) Pengesahan agenda rapat


3) Pengesahan tata tertib rapat

4) Pembacaan risalah rapat tahun sebelumnya

5) Laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas

6) Tanggapan peserta atas laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas

7) Pengesahan, penolakan atau pengesahan dengan catatan laporan pertanggungjawaban pengurus


atau pengawas

8) Penyampaian program kerja pengurus dan pengawas serta RAPBK

9) Tanggapan peserta tentang program kerja pengurus dan pengawas serta RAPBK

10) Pengesahan, penolakan atau pengesahan dengan catatan program kerja pengurus dan pengawas
serta RAPBK

11) Pemilihan pengurus atau pengawas

12) Pengesahan dan pengucapan janji pengurus atau pengawas terpilih

13) Hal-hal lain. Misalnya membicarakan tentang masa depan koperasi, informasi penting yang perlu
diketahui anggota, penyesuaian AD dan ART, dan lain-lain

14) Pembacaan dan penandatanganan keputusan Rapat Anggota oleh pimpinan rapat

15) Penutup

C. Tahap pasca Rapat Anggota

1) Panitia menyusun laporan penyelenggaraan Rapat Anggota dan menyampaikannya kepada


pengurus atau pengawas terpilih

2) Pengurus menyebar luaskan hasil keputusan rapat seluruh anggota

3) Pengurus mengadakan rapat untuk membuat kebijakan guna pelaksanaan keputusan Rapat
Anggota.

VIII. Rapat Anggota Biasa

Rapat Anggota Biasa adalah Rapat Anggota yang diselenggarakan oleh Koperasi yang sifatnya rutin sekali
dalam satu tahun. Rapat Anggota Tahunan. Undang-Undang No 25 tahun 1992 (Pasal 26 ayat 1) “Rapat
Anggota dilakukan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun”. Rapat Anggota tahunan Koperasi bersifat
wajib diselenggarakan secara periodik pada akhir tutup tahun buku. Karena merupakan Rapat Anggota
adalah forum kekuasaan tertinggi Koperasi yang antara lain :
1. Mendengarkan dan menilai pertanggungjawaban Pengurus, Pengawas dan pertisipasi anggota dalam
tahun buku yang telah lalu;

2. Menetapkan kebijaksanaan pengurus dalam tahun buku yang akan datang;

3. Menetapkan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Belanja dalam tahun buku yang akan datang.

Pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan harus dilaksanakan tepat pada waktunya sesuai Petunjuk
Pelaksanaan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Pasal 2, “Rapat Anggota untuk mengesahkan
pertanggungjawaban pengurus diselenggarakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku
lampau”. Demi menjaga sifat kerahasiaan dari urusan intern Koperasi tanpa mengurangi sifat terbukanya
kepada para anggota-anggota Koperasi sendiri, acara RAT diatur sebagai berikut :

1. Bagian umum yang bersifat terbuka selain untuk anggota, pejabat,pengurus dan juga bisa dihadiri
oleh para undangan lainnya yang acara pokoknya berisi sambutan-sambutan umum, amanat (jika ada)
tanpa secara langsung membicarakan masalah-masalah intern Koperasi atau kebijaksanaan pengurus
dan pengawas.

2. Bagian internal koperasi (bagian intern), setelah acara umum diselesaikan dilanjutkan istirahat
sambil memberikan kesempatan bagi para undangan meninggalkan ruangan rapat. Selanjutnya rapat
merupakan rapat intern koperasi yang merupakan Rapat Anggota Tahunan yang sebenarnya membahas
pertanggung jawaban Pengurus, laporan pengawas, serta evaluasi/penilaian pejabat serta kinerja atau
rencana usaha yang dijalankan oleh Koperasi.

Cerminan pokok manajemen Koperasi yang baik adalah dengan adanya program kerja Koperasi yang
disusun oleh pengurus dan disahkan oleh Rapat Anggota. Program Koperasi dimaksud berupa suatu
rencana kerja dan rencan anggaran pendapatan dan belanja yang merupakan landasan bagi pelaksanaan
operasional. Pelaksanaan Rapat Anggota untuk mangesahkan rencana anggaran pendapatan dan belanja
dapat dilakukan tersendiri atau secara terpisah dari Rapat Anggota Tahunan ataupun merupakan bagian
acara di dalam RAT.

Selain itu, Rapat anggota biasa dapat pula diadakan dalam rangka memilih pengurus dan pengawas
Koperasi atau rapatnya disebut rapat anggota pemilihan Pengurus dan pengawas. Rapat Anggota ini juga
dapat dilaksanakan secara tersendiri yaitu dalam hal adanya kasus pada Koperasi, dengan tujuan untuk
menyelamatkan Koperasi perlu segera dilaksanakan Rapat Anggota. Sedangkan apabila keadaan Koperasi
berjalan baik tetapi masa jabatan Pengurus/pengawas sudah habis, maka pemilihan pengurus dan
pengawas dilaksanakan dalam RAT secara tersendiri.

IX. Rapat Anggota Luar Biasa


Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian Pasal 27 ayat (2) dinyatakan
“Rapat Anggota Luar Biasa dapat didasarkan atas permintaan sejumlah anggota koperasi atau atas
keputusan pengurus yang pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar”. Dalam keadaan luar biasa
pejabat berwenang mengadakan Rapat Anggota, menentukan acaranya dan melaksanakan pembicaraan,
yang dimaksud dengan keadaan luar biasa antara lain misalnya:

1. Keadaan di mana Pengurus tidak mampu atau tidak bersedia mengadakan Rapat Anggota .

2. Pengurus tidak ada lagi

3. Keadaan darurat

Selanjutnya yang dimaksud dengan keadaan istimewa/ luar biasa adalah :

1. Apabila biaya untuk mengadakan rapat yaitu tidak mungkin dipukul atau sangat memberatkan
Koperasi atau

2. Apabila keadaan Negara atau karena Peraturan/ketentuan-ketentuan Penguasa, baik pusat maupun
setempat tidak memungkinkan mengadakan rapat anggota atau

3. Apabila perubahan Anggaran Dasar harus diadakan demi kelancaran usaha Koperasi dan atau karena
untuk memenuhi ketentuan Anggaran Dasar sebagian besar anggota tidak bisa meninggalkan pekerjaan,
dengan ketentuan bahwa segala keputusan Rapat Anggota yang diadakan menurut ketentuan tersebut
hanya sah bila keputusan itu menguntungkan anggota dan atau untuk menyelamatkan perusahaan
Koperasi.

Pada tahap persiapan rapat anggota luar biasa harus diperhatikan hal-hal yang akan mendukung
pelaksanaan kegiatan tersebut, yaitu:

1. Pembentukan panitia rapat anggota luar biasa yang terdiri atas perwakilan anggota (jika pengurus
demisioner, namun jika pengurus masih aktif maka salah seorang pengurus dapat dijadikan sebagai
panitia)

2. Menentukan waktu, tempat dan peserta rapat anggota luar biasa, bisa merupakan perwakilan
ataupun jika anggotanya sedikit dan dimungkinkan untuk dihadirkan semua maka anggota harus hadir
dalam rapat anggota luar biasa ini

3. Materi rapat harus disampaikan sebelum rapat deselenggarakan, termasuk alasan dilaksanakannya
rapat anggota luar biasa.

Dalam rapat anggota luar biasa pimpinan rapat membuat notulensi hasil dan proses rapat. Notulensi
rapat mendeskripsikan secara lengkap kondisi rapat anggota tengah berlangsung beserta hasilnya.
Notulensi ini sebagai dokumentasi rapat anggota yang menjadi laporan pada pelaksanaan rapat anggota
berikutnya. Setiap kejadian yang terjadi dalam forum rapat anggota terekam dengan lengkap, baik dan
runtut sesuai kronologisnya. Notulensi rapat dan dokumentasinya diperlukan untuk mempermudah
peserta rapat anggota mengevaluasi kualitas rapat, dan hasil notulensi wajib dilaporkan kepada seluruh
anggota koperasi agar segenap anggota koperasi dapat mengetahui secara persis kegiatan yang terjadi
selama rapat walaupun anggota tidak ikut serta rapat anggota luar biasa. Jika permasalahan yang terjadi
berkaitan dengan proses hukum dan pihak ketiga, maka penyebaran informasi (notulensi) dapat juga
dilakukan melalui media massa, baik media cetak ataupun elektronik.

Dalam penyelesaian keputusan rapat anggota luar biasa ini terdapat hal-hal yang harus diperhatikan,
antara lain:

1. Keputusan yang dihasilkan dari rapat anggota luar biasa harus dilaksanakan secepat mungkin, jika
terjadi pergantian pengurus maka hasil keputusan rapat anggota luar biasa merupakan tanggung jawab
pengurus baru.

2. Jika keputusan yang dihasilkan tidak dapat diselesaikan melalui forum rapat anggota maka anggota
berhak mengajukan proses penyelesaian kepada pihak Pembina koperasi yaitu lembaga gerakan koperasi
atau pemerintah.

3. Jika permasalahan yang terjadi berkaitan dengan keterlibatan hukum yang tidak dapat diselesaikan
dalam forum rapat anggota, maka penyelesaian dapat dilakukan melalui pengadilan apakah perdata
ataupun pidana sesuai hukum yang berlaku.

X. Agenda Rapat Anggota

Anggota mempersiapkan diri sebelum mengikuti rapat anggota. Caranya dengan mempelajari laporan
pengurus dan pengawas serta program kerja. Agenda Rapat Anggota berikut isinya disusun oleh
pengurus atau komite (panitia). Isi agenda berdasarkan ketentuan dalam AD, ART atau peraturan khusus.
Kemudian angenda tersebut diajukan dalam Rapat Anggota untuk dibahas dan disahkan. Agenda Rapat
Anggota disesuaikan dengan kebutuhan koperasi yang bersangkutan.

Susunan acara dan agenda Rapat Anggota ;

A. Ucapan selamat datang :

Pengurus menyampaikan ucapan selamat datang secara singkat kepada para peserta yang hadir.
Pengurus menyampaikan kepentingan Rapat Anggota dan memandu jalannya rapat.

B. Pemilihan Pimpinan Rapat :


Pengurus mamenadu pemilihan pimpinan rapat. Pimpinan rapat minimal terdiri dari seorang ketua dan
seorang notulis, yang bertugas memimpin dan mencatat jalannya rapat. Pimpinan rapat berasal dari
anggota (bukan pengurus, pengawas, atau pejabat) dan dipilih secara demokratis dalam Rapat Anggota.
Pengurus dan atau pengawas boleh mengusulkan calon pimpinan rapat.

C. Pengesahan Forum rapat :

Pimpinan rapat menghitung jumlah anggota yang hadir. Kemudian membandingkannya dengan jumlah
anggota yang terdaftar dalam buku anggota. Setelah itu memeriksa kehadiran anggota dalam rapat
anggota tersebut dan melakukan pengecekan kecukupan kehadiran anggota untuk mengetahui keadaan
rapat anggota telah memenuhi kuorum atau tidak. Bila tidak/belum memenuhi kuorum, maka perlu
melihat kembali tata tertib dan harus mengacu kepada aturan yang telah ditetapkan dalam AD, ART atau
peraturan khusus.

D. Pengesahan agenda Rapat :

Agenda rapat masih dalam bentuk rancangan. Peserta rapat boleh menambahi atau mengurangi
berdasarkan kesepakatan bersama-sama selama tidak bertentangan dengan AD, ART atau peraturan
khusus yang berlaku di Koperasi. Pengesahan agenda rapat dipimpin leh pimpinan rapat.

E. Pengesahan tata tertib rapat :

Tata tertib yang diajukan dalam rapat anggota masih dalam bentuk rancangan. Peserta rapat boleh
menambahi atau menguranginya berdasarkan kesepakatan bersama-sama selama tidak bertentangan
dengan AD, ART atau peraturan khusus. Pengesahan agenda rapat dipimpin oleh pimpinan rapat.

F. Pembacaan risalah rapat :

Risalah rapat adalah berita acara Rapat Anggota tahun sebelumnya. Isinya tentang keputusan dan
kesepakatan yang dihasilkan dalam Rapat Anggota. Risalah Rapat Anggota dibacakan oleh pimpinan
rapat. Risalah ini dapat dijadikan acuan oleh peserta dalam rangka mengevaluasi hasil kerja pengurus
dan pengawas.

G. Laporan pertanggungjawaban :

Laporan kerja Pengurus

Pengurus menyampaikan realisasi program kerja tahun sebelumnya, biasanya disampaikan oleh ketua
atau sekretaris. Penyampaian laporan dilakukan singkat dan jelas.

Laporan keuangan koperasi

Pengurus menyampaikan laporan keuangan tahun sebelumnya. Biasanya disampaikan oleh bendahara
dan dibantu oleh manajer. Penyampaian singkat dan jelas.

Laporan pengawas

Pengawas menyampaikan hasil pengawas mereka terhadap kinerja pengurus yang berhubungan dengan
pelaksanaan program kerja, kondisi keuangan dan realisasi anggaran koperasi. Penyampaian singkat dan
jelas.

Tanggapan laporan

Anggota memberikan tanggapan atas laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas sehingga
terjadi proses diskusi. Tanggapan ini dapat diberikan secara lisan atau tertulis. Waktu yang diberikan
untuk tanggapan anggota selayaknya mencukupi. Agar pembicaraan lancar maka pimpinan rapat harus
bisa mangatur lalu lintas diskusi dengan baik. Pimpinan rapat memberikan kesempatan kepada semua
anggota atau kelompok secra adil dan merata untuk menyampaikan pandangan dan pendapatnya,
sehingga aspirasi anggota dapat tersampaikan secara baik dan benar.

H. Pengesahan Laporan

Pimpinan rapat meminta pendapat anggota tentang laporan pertanggungjawaban pengurus dan
pengawas, dengan pilihan :

1) Diterima

2) Diterima dengan catatan

3) Ditolak

Bila diterima, maka Rapat Anggota dapat mengesahkan langsung. Jika diterima dengan catatan, maka
pengurus atau pengawas, dalam waktu yang ditentukan segera memperbaiki laporan pertanggung
jawaban mereka. Perbaikannya disampaikan kepada semua anggota. Bila ditolak, maka pengurus atau
pengawas harus dapat mempertanggung jawabkannya, maka Rapat Anggota boleh memberhentikan
pengurus atau pengawas dengan tidak terhormat, walaupun masa baktinya belum selesai. Apabila
diperlukan dapat diselesaikan melalui jalur hukum yang berlaku.

I. Penyampaian rencana kerja

Program kerja pengurus

Pengurus menyampaikan program kerja tahun berjalan. Program kerja tersebut masih dalam rancangan.
Program kerja biasanya disampaikan langsung oleh ketua atau sekretaris. Penyampaian program ini
singkat dan jelas.

Rencana Anggran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK)

Pengurus menyampaikan RAPBK tahun berjalan. RAPBK tersebut masih dalam bentuk rancangan. RAPBK
biasanya disampaikan oleh bendahara atau dapat dibantu oleh manajer koperasi. Penyampaian RAPBK
ini dengan singkat dan jelas.

Program kerja pengawas

Pengawas menyampaikan program kerja yang akan dilakukan dalam tahun berjalan. Program ini
mencakup pengawasan terhadap program kerja, keuangan, organisasi, dan usaha. Penyampaian program
kerja singkat dan jelas.

J. Tanggapan rencana kerja

Anggota memberikan tanggapan terhadap program kerja serta RAPBK yang disampaikan oleh pengurus
dan pengawas hingga terjadi proses diskusi. Tanggapan ini dapat disampaikan secara lisan atau tertulis.
Waktu yang diberikan untuk tanggapan anggota sebaiknya mencukupi. Anggota dapat menyampaikan
tanggapannya secara bebas dan leluasa, tanpa harus ada rasa tertekan, takut ataupun rasa bersalah,
mengingat kedaulatan koperasi terletak dalam Rapat Anggota. Masa depan koperasi dan anggota
dibicarakannya adalah Rapat Anggota, karena anggota adalah pemilik koperasi.

K. Pengesahan rencana kerja

Pimpinan rapat meminta pendapat anggota tentang rencana kerja yang telah disampaikan dan dibahas
dengan pilihan:

1) Diterima

2) Diterima dengan catatan

3) Ditolak

Bila diterima, maka Rapat Anggota dapat mengesahkan lansung. Jika diterima dengan catatan, maka
pengurus atau pengawas, dalam waktu yang ditentukan segera memperbaikinya sesuai usulan dan
pendapat yang telah diperbaiki. Hasil perbaikannya disampaikan kepada semua anggota. Bila ditolak,
maka pengurus dan atau pengawas harus dapat memperbaiki secara total (seluruh rencana kerja), sesuai
dengan keputusan Rapat Anggota. Hasil perbaikannya disampaikan kepada seluruh Anggota.

L. Pemilihan pengurus dan pengawas

Pergantian pengurus dan atau pengawas sebaiknya tidak dilaksanakan secara serentak, karena di
khawatirkan terjadi kegoncangan manajemen. Misalnya jumlah pengurus ada 5 orang, dengan periode 4
tahun. Pergantian (pemilihan) 3 orang pengurus dilakukan di tahun 2010 dan 2 orang sisanya tahun
2012, sehingga kesinambungan program, kebijakan dan alternative lain adalah dibedakannya masa bakti
pengurus dan pengawas. Misalnya masa bakti pengurus 4 tahun dan pengawasan 3 tahun.

Pemiliha pengurus dan pengawas dengan cara pemungutan suara terbanyak (voting). Cara pemilihan
dengan system formatur sebaiknya dihindari, karena cenderung kurang demokratis.

M. Pengesahan pengurus dan atau pengawas, serta pengucapan janji

Pimpinan rapat atas persetujuan Rapat Anggota mengesahkan pengurus atau pengawas terpilih. Setelah
disahkan pengurus dan pengawas yang terpilih mengucapkan janji dihadapan Rapat Anggota.

N. Hal-hal lain

Dalam Rapat Anggota, peserta dapat membahas hal-hal lain, seperti AD, ART, peratutran khusus lainnya
masa depan koperasi atau informasi yang harus diketahui anggota.

O. Pembacaan keputusan-keputusan rapat

Pimpinan rapat membacakan keputusan-keputusan rapat. Peserta rapat diberi kesempatan untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.

P. Penutupan

Pimpinan rapat menutup rapat. Salah satu agenda penutupan adalah sambutan pengurus atau pengawas
terpilih.

XI. Pemungutan Suara

Pemilihan pengurus atau pengawas dengan cara pemungutan suara terbanyak (voting) cenderung lebih
demokratis dibandingkan dengan formatur. Akan tetapi, voting seperti ini tidak hanya pemilihan
pengurus atau pengawas saja, juga dapat digunakan pada pengesahan AD, ART, pertauran khusus atau
ketepatan-ketepatan lainnya.
Langkah-langkah voting pada pemilihan adalah :

Nama-nama calon pengurus atau pengawas diusulkan langsung oleh peserta

Pimpinan rapat menulis nama-nama tersebut di atas kertas atau papan tulis di depan.

Pimpinan rapat menanyakan kesediaan calon pengurus atau pengawas. Bagi yang tidak bersedia,
namanya dicoret dari daftar calon, dengan sebelumnya memberikan alasan yang jelas.

Bila jumlah pengurus atau pengawas yang akan dipilih 3 orang, maka harus dicari lagi sampai
mendapatkan 3 orang. Bila calonnya hanya 3 orang, maka tidak perlu dilakukan pemungutan suara.
Ketiga calon tersebut langsung dikukuhkan menjadi pengurus atau pengawas.

Pembagian tugas di antara mereka ada dua cara:

1) Susunannya diserahkan kepada hasil musyawarah ketiga pengurus atau pengawas terpilih.

2) Dilakukan voting oleh peserta. Yang memperoleh suara terbanyak otomatis menjadi ketua. Posisi
lainnya diserahkan kepada musyawarah kedua calon sisanya dan ketua terpilih.

Bila jumlah calon lebih dari yang diperlukan maka semua calon diberi kesempatan untuk kampanye.
Mereka menyampaikan program dan komitmennya bila kelak terpilih menjadi pengurus atau pengawas.

Pimpinan rapat membagikan kertas suara dengan menjelaskan tentang bahasan kertas suara dan cara
pemilihannya. Kemudian meminta peserta untuk menuliskan nama pemilihan mereka diatas kertas suara
secara tertutup. Bila jumlah pengurus atau pengawas yang akan dipilih tiga orang maka peserta harus
menuliskan tiga nama yang berbeda diantara beberapa calon yang ada.

Pimpinan rapat mengumpulkan kertas suara yang telah diisi oleh peserta.

Pimpinan rapat mengitung jumlah kertas suara yang masuk, dibandingkan dengan jumlah peserta Rapat
Anggota yang terdaftar secara sah. Pemungutan suara harus diulang sampai jumlahnya sama.

Pimpinan rapat menghitung perolehan suara setiap calon dengan menghitung perolehan suara setiap
calon, dengan menghitung satu persatu kertas suara dimulai, pimpinan rapat meminta beberapa orang
anggota untuk menjadi saksi atas sah atau tidaknya kertas suara yang masuk. Notulis mencatat dipapan
tulis tentang perolehan suara masing-masing calon.

Kemungkinan kertas suara yang masuk adalah :

1) Sah
2) Abstain (tidak ada pilihan)

3) Tidak sah indikatornya: kertas suara rusak, palsu, diisi tidak sesuai ketentuan dan lain-lain.

Notulis menuliskan urutan perolehan suara, dari yang terbanyak sampai yang terkecil Jika jumlah
pengurus atau pengawas yang diperlukan tiga orang, maka yang ditetapkan adalah urutan nomor 1
sampai dengan 3.

Pembagian tugas di antara pengurus atau pengawas ada dua cara :

1) Susunannya diserahkan kepada hasil musyawarah ketiga calon terpilih

2) Peraih suara terbanyak otomatis jadi ketua. Posisi lainnya diserahkan kepada musyawarah kedua
calon sisanya dan ketua terpilih.

SHU

Rumus dan Cara Menghitung Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi

By Sugianto | 2 Oktober 2016

SISA HASIL USAHA KOPERASI (SHU KOPERASI), Pengertian SHU menurut UU No.25/1992, tentang
perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah: SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun
buku yang bersangkutan. SHU bukanlah deviden yang berupa keuntungan yang dipetik dari hasil
menanam saham seperti yang terjadi pada PT, namun SHU merupakan keuntungan usaha yang dibagi
sesuaidengan aktifitas ekonomi anggota koperasi. Sehingga besaraan SHU yang diterima oleh setiap
anggota akan berbeda, besar dan kecilnya nominal yang didapat dari SHU tergantung dari besarnya
partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.

Maksudnya adalah semakin besar transaksi anggota dengan koperasinya, maka semakin besar pula SHU
yang akan diterima oleh anggota tersebut. Hal ini jelas berbeda dengan perusahaan swasta, dimana
deviden yang diperoleh oleh pemilik saham adalah proporsional, tergantung dengan besarnya modal
yang dimiliki. Hal ini merupakan salah satu pembeda koperasi dengan badan usaha lainnya.
Penghitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan dengan rumus setelah mengetahui hal-hal yang
tercantum dibawah ini:
1. SHU total koperasi pada satu tahun buku

2. Bagian (persentase) SHU anggota

3. Total simpanan seluruh anggota

4. Total seluruh transaksi usaha ( volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota

5. Jumlah simpanan per anggota

6. Omzet atau volume usaha per anggota

7. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota

8. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota.

Rumus Pembagian SHU : SHU Koperasi = Y + X

Keterangan :

SHU Koperasi : Sisa Hasil Usaha per Anggota

Y : SHU Koperasi yang dibagi atas Aktivitas Ekonomi

X : SHU Koperasi yang dibagi atas Modal Usaha

Dengan model matematika, SHU Koperasi per anggota dapat dihitung sebagai berikut:

SHU Koperasi AE : Ta/Tk (Y) | SHU Koperasi MU : Sa/Sk (X)

Keterangan :

Y : Jasa usaha anggota koperasi

X : Jasa modal anggota koperasi

Ta : Total transaksi anggota koperasi

Tk : Total transaksi koperasi

Sa : Jumlah simpanan anggota koperasi


Sk :Total simpanan anggota koperasi

Berikut ini adalah 4 hal yang menjadi Prinsip SHU Koperasi :

1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.

Pada umumnya SHU yang dibagikan kepada anggota koperasi, bersumber dari anggota itu sendiri.
Sedangkan SHU yang sifatnya bukan berasal dari transaksi dengan anggota pada dasarnya tidak dibagi
kepada anggota, tetapi dijadikan sebagai cadangan koperasi. Dalam hal ini sebuah koperasi tertentu, bila
SHU yang bersumber dari non anggota cukup besar, maka rapat anggota dapat menetapkannya untuk
dibagi secara merata selama pembagian tersebut tidak mengganggu likuiditas koperasi.

Pada koperasi yang pengelolaan dan pembukuannya sydah bai, pada umumnya terdapat pemisahan
sumber SHU yang asalnya dari non-anggota. Oleh karena itu, langkah pertama yang dilakukan dalam
pembagian SHU adalah melakukan pemisahan antara yang bersumber dari hasil transaksi usaha dengan
anggota dan yang bersumber dari non-anggota.

2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota

sendiri.

SHU yang diterima oleh setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang
diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukan anggota koperasi. Oleh karena itu, dibutuhkan
penentuan proporsi SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang akan dibagikan kepada para
anggota koperasi.

Dari SHU bagian anggota koperasi, harus ditetapkan beberapa persentase untuk jasa modal, misalkan
30% dan sisanya sebesar 70% berarti digunakan untuk jasa usaha. Sebenarnya belum ada formula yang
baku mengenai penentuan proporsi jasa modal dan jasa transaksi usaha, tetapi hal ini dapat dilihat dari
struktur pemodalan koperasi itu sendiri. Apabila total modal sendiri yang dimiliki koperasi sebagian
besar bersumber dari simpanan-simpanan anggota (bukan dari donasi ataupun dana cadangan), maka
disarankan agar proporsinya terhadap pembagian SHU bagian anggota diperbesar, tetapi tidak akan
melebihi dari angka 50%. Hal ini harus diperhatikan untuk tetap menjaga karakter yang dimiliki oleh
koperasi itu sendiri, dimana partisipasi usaha masih lebih diutamakan.
3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan dan terbuka.

Proses perhitungan SHU per-anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan
secara transparan dan terbuka, sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara
kuantitatif berapa besaran partisipasinya kepada koperasi. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan
salah satu proses pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan, kepemilikan
terhadap suatu badan usaha, dan pendidikan dalam proses demokrasi. Selain itu juga untuk mencegah
kecurigaan yang dapat timbul antar sesama anggota koperasi.

4. SHU anggota dibayar secara tunai

SHU yang dibagikan per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi
membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.

ILUSTRASI METODE PENGHITUNGAN SHU KOPERASI

SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya,
penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

Penghitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan apabila beberapa informasi dasar diketahui sebagai
berikut :

SHU total kopersi pada satu tahun buku

bagian (persentase) SHU anggota

total simpanan seluruh anggota

total seluruh transaksi usaha ( volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota

jumlah simpanan per anggota


omzet atau volume usaha per anggota

bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota

bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota.

Contoh Kasus SHU ( Ekonomi Koperasi )

1. Koperasi “Sinar Jaya” yang jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib anggotanya sebesar Rp
100.000.000,- menyajikan perhitungan laba rugi singkat pada 31 Desember 2001 sebagai berikut :

(hanya untuk anggota):

Penjualan Rp 460.000.000,-

Harga Pokok Penjualan Rp 400.000.000,-

Laba Kotor Rp 60.000.000,-

Biaya Usaha Rp 20.000.000,-

Laba Bersih Rp 40.000.000,-

Berdasarkan RAT, SHU dibagi sebagai berikut:

Cadangan Koperasi 40%

Jasa Anggota 25%

Jasa Modal 20%

Jasa Lain-lain 15%

Buatlah:

a. Perhitungan pembagian SHU

b. Jurnal pembagian SHU

c. Perhitungan persentase jasa modal

d. Perhitungan persentase jasa anggota

e. Hitung berapa yang diterima Tuan Yohan (seorang anggota koperasi) jika jumlah simpanan pokok dan
simpanan wajibnya Rp 500.000,- dan ia telah berbelanja di koperasi Maju Jaya senilai Rp 920.000,-
JAWABAN:

A. Perhitungan pembagian SHU

Keterangan SHU Rp 40.000.000,-

Cadangan Koperasi 40% Rp 16.000.000,-

Jasa Anggota 25% Rp 10.000.000,-

Jasa Modal 20% Rp 8.000.000,-

Jasa Lain-lain 15% Rp 6.000.000,-

Total 100% Rp 40.000.000,-

B. Jurnal

SHU Rp 40.000.000,-

Cadangan Koperasi Rp 16.000.000,-

Jasa Anggota Rp 10.000.000,-

Jasa Modal Rp 8.000.000,-

Jasa Lain-lain Rp 6.000.000,-

C. Persentase jasa modal = (Bagian SHU untuk jasa modal : Total modal) x 100% = (Rp 8.000.000,- : Rp
100.000.000,-) x 100% = 8%

Keterangan:

– Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajiB.

– Simpanan sukarela tidak termasuk modal tetapi utang


D. Persentase jasa anggota = (Bagian SHU untuk jasa anggota : Total Penjualan Koperasi)x 100% = (Rp
10.000.000,- : Rp 460.000.000,-) x 100% = 2,17%

Keterangan:

– perhitungan di atas adalah untuk koperasi konsumsi

– untuk koperasi simpan pinjam, total penjualan diganti dengan total pinjaman

E. Yang diterima Tuan Yohan:

– jasa modal = (Bagian SHU untuk jasa modal : Total modal) x Modal Tuan Yohan = (Rp 8.000.000,- : Rp
100.000.000,-) x Rpo 500.000,- = Rp 40.000,-

– jasa anggota = (Bagian SHU untuk jasa anggota : Total Penjualan Koperasi)x Pembelian Tuan Yohan =
(Rp 10.000.000,- : Rp 460.000.000,-) x Rp 920.000,- = Rp 20.000,-

Jadi yang diterima Tuan Yohan adalah Rp 40.000,- + Rp 20.000,- = Rp 60.000,-

Dengan demikian perhitungan SHU ini,, Semoga mudah dimengerti dan mudah dipahami.

CARA MEMBAGI SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI

Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi merupkan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan. SHU tersebut setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota koperasi
sebanding dengan jasa masing-masing anggota koperasi, serta digunakan untuk pendidikan
perkoperasian dan keperluan lain, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Menurut ketentuan UU
No.25/1992 pasal 45 SHU koperasi digunakan untuk :

1. Dana Cadangan

2. Jasa Untuk Anggota

3. Dana Pendidikan

4. Keperluan lain
Pada umumnya prosentase pembagian SHU ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Namun mengingat situasi
dan kondisi suatu koperasi dari tahun ke tahun dapat mengalami perubahan, maka Rapat Anggota dapat
mengadakan ketetapan lain. Hal ini akan dibahas secara berurutan sebagai berikut.

1. Dana Cadangan

Dana cadangan yang disishkan dari SHU merupakan salah satu sumber pemupukan modal sendiri yang
penting (lihat Bab VII). Apabila Anggaran Dasar tidak menentukan lain, prosentase penyisihan dana
cadangan ditentukan oleh Rapat Anggota sesuai dengan situasi dan kondisi koperasi pada waktu lain.
Misalnya untuk memperkuat modal koperasi pada tahun-tahun pertama, Rapat Anggota dapat
memutuskan 30% dari SHU dijadikan dana cadangan. Setelah jumlah modal sendiri memadai, penyisihan
dana cadangan disesuaikan dengan keperluan koperasi dan kepentingan anggota.

2. Jasa Untuk Anggota

Jasa anggota mengandung dua unsur, yaitu :

1. Partisipasi anggota dalam kegiatan Pada dasarnya transaksi usaha dengan bukan anggota tidak masuk
dalam pengertian partisipasi anggota dalam kegiatan usaha. Namun, karena transaksi usaha dengan
bukan anggota menggunakan modal yang dihimpun dari anggota, maka sewajarnya apabila sebagian
dari sisa hasil yang diperoleh dibagikan kepada anggota seimbang dengan partisipasinya dalam
permodalan.

2. Partisipasi dalam pembentukan modal Simpanan anggota diluar simpanan pokok dan simpanan wajib
misalnya simpanan sukarela tidak masuk dalam pengertian modal sendiri. Apabila simpanan sukarela
belum diberikan imbalan jasa bunga, maka simpanan sukarela tersebut dapat diperhitungkan sebagai
partisipasi anggota dalam pembentukan modal.

3. Dana Pendidikan
Pendidikan perkoperasian merupakan salah satu prinsip ko[perasi untuk meningkatkan mutu sumber
daya manusia , baik di kalangan anggota maupun pengurus atau pengawas. Untuk itu, disamping biaya
yang disediakan dalam anggaran belanja perlu dibentuk dana pendidikan yang disisihkan dari SHU.

4. Keperluan Lain

Keperluan lain yang penting untuk diperhatrikan dan diatasi dengan SHU diantaranya adalah: Insentif
bagi pengurus/pengawas Insentif bagi karyawan, dan Dana bantuan social Insentif perlu diberikan untuk
mendorong kegiatan agar dapat mencapai hasil yang lebih besar. Adapun dana bantuan social
diperuntukan bagi pengurus/pengawas, karyawan, anggota koperasi, atau masyarakat yang karena satu
dan lain hal dinaggap perlu mendapatkan bantuan

Contoh Pembagian SHU

Pada akhir tahun 2010 suatu koperasi konsumsi memperoleh SHU sebesar 12 juta menurut

ketentuan anggran dasar koperasi tersebut pembagian SHU diatur sebagi berikut:

Dana Cadangan, 25,0 %

Jasa Usaha, 30,0 %

Jasa Modal, 20,0 %

Pengurus/Pengawas, 7,5 %

Karyawan, 7,5 %

Dana Pendidikan, 5,0 %

Dana Sosial, 5,0 %

Laporan keuangan koperasi konsumsi diatas untuk tahun buku 2010 antara lain menunjukan data sebagai
berikut :

Jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib yang dihimpun dari anggota berjumlah Rp.35.000.000,-

a. Omzet/penjualan yang diperoleh dari :

Partisipasi anggota Rp.250.000.000


Bukan Anggota Rp.150.000.000 +

Rp.400.000.000,-

b. harga pokok penjualan Rp.367.500.000,- –

c. Pendapatan Rp. 32.500.000,-

d. Gaji, biaya, penyusutan, dll. Kewajiban Rp. 18.000.000,–

e. SHU sebelum pajak Rp. 14.500.000,-

f. Pajak Penghasilan (PPH) Rp. 2.500.000,- –

g. Setelah dipotong pajak Rp, 12.000.000,-

Pembagian SHU

Dana Cadangan 25% x Rp.12.000.000,- = Rp. 2.000.000,-

Jasa Usaha 30% x Rp.12.000.000,- = Rp. 3.600.000,-

Jasa Modal 2 0% x Rp.12.000.000,- = Rp. 2.400.000,-

Pengurus/Pengawas 7,5% x Rp12.000.000,- = Rp. 900.000,-

Karyawan 7,5% x Rp12.000.000,- = Rp. 900.000,-

Dana Pendidikan 5 % x Rp.12.000.000,- = Rp. 600.000,-

Dana Sosial 5 % x Rp.12.000.000,- = Rp. 600.000,-+

Rp.12.000.000,-

Pertanyaan :

Seorang anggota menpunyai simpanan pokok dan wajib sejumlah Rp.175.000,- dan berbelanja sebesar
Rp.187.500,-. Berapakah pembagian SHU yang diterima oleh anggota tersebut?

Jawaban:

Anggota tersebut menerima

Jasa Modal

Rp.175.000 / Rp.35.000.000,-X Rp.2.400.000,- = Rp. 12.000,-


Jasa Usaha

Rp.187.500 / Rp.250.000.000,- X Rp.3.600.000,- = Rp. 2.700,-+

SHU Yang diterima

Rp. 12.000 + Rp. 2.700 = Rp.14.700,-

Anda mungkin juga menyukai