Anda di halaman 1dari 11

I.

Pentingnya Mekanisme Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam struktur organisasi koperasi. Namun
kerap terjadi para anggota koperasi belum memahami secara persis, apa itu rapat anggota.
Anggota koperasi memiliki peran ganda, selain sebagai pemilik, juga pengguna. Sebagai
pemilik anggotalah yang menentukan arah dan kebijakan umum koperasi. Arah dan kebijakan
tersebut diputuskan dalam rapat anggota.
Kepentingan menghadiri rapat anggota adalah untuk memastikan apakah program kerja
koperasi telah sesuai dengan kepentingan anggota dan dikelola secara baik atau tidak. Jika
usaha koperasi berjalan lancar dan sesuai dengan kepentingan para anggotanya, maka
anggota harus memberi dukungan kepada pengurus. Namun jika ternyata usaha koperasi
tidak sesuai dengan kepentingan anggota dan hanya menguntungkan pengurus saja,maka
anggota dapat membahasnya dalam Rapat Anggota. Jika memang anggota peduli dan
menginginkan kemajuan koperasi demi peningkatan pendapatan anggota, maka Rapat
Anggota merupakan sarana yang paling baik untuk membahas hal-hal tersebut.

II. Keberadaan Rapat Anggota

Rapat Anggota adalah pertemuan pemilik (anggota) yang diselenggarakan secara demokratis
dan merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Rapat Anggota merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan koperasi. Hal ini mempunyai arti bahwa
segala keputusan penting mengenai kehidupan koperasi ditentukan oleh para anggota sendiri
(pasal 20-21). Namun demmikian, kekuasaan Rapat Anggota tidak terbatas.
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi;
menentukan kebijaksanaan umum koperasi; memilih, mengangakat dan memberhentikan
penguru, Badan Pemeriksa dan Dewan Penasihat; menentukan rencana kerja dan rencana
anggaran belanja; dan mengesahkan neraca dan laporan rugi/laba serta kebijaksanaan
pengurus di bidang usaha dan organisasi.
Secara umum dalam Rapat Anggota dibahas :
1. Usaha Koperasi
2. Program kerja, termasuk di dalamnya rencana pendidikan dan pelatihan bagi anggota,
pengurus, pengawas, manajer dan karyawan.
3. RAPB Koperasi
4. Pemilihan pengurus dan pengawas
5. Laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas
6. Kemajuan, hambatan serta permasalahan koperasi
7. Peraturan-peraturan koperasi
8. Keputusan-keputusan penting lainnya

III. Fungsi Manajemen Rapat Anggota

Rapat Anggota merupakan lembaga tertinggi dalam organisasi koperasi. Oleh karena itu
Rapat Anggota itu juga harus melaksanakan fungsi-fungsi manajemen terhadap koperasi yang
dimilikinya, yaitu :
A. Perencanaan
1) Menetapkan isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi sebagai
sumber segala aturan koperasi.
2) Menetapkan rencana kerja dan berbagai kebijaksanaan yang harus dijabarkan lebih
lanjut oleh pengurus.
3) Menambah/memperluas/mengurangi bidang usaha.
4) Menetapkan dan mengubah simpanan wajib anggota tiap bulan.
B. Pengorganisasian
1) Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus, badan pemeriksa dan dewan
penasihat.
2) Menetapkan kebijaksanaan atas usul pengurus yaitu tentang gaji, tunjangan lembur, dan
sebagainya.
3) Meningkatkan kerja sama antara Pengurus, Badan Pemeriksa dan Anggota.
C. Pengarahan
Melimpahkan wewenang kepada pengurus, Badan Pemeriksa dan Panitia-panitia.
D. Pengkoordinasian
1) Menyelenggarakan Rapat Anggota sesuai jadwal.
2) Mengatur aktivitas kerja sesuai dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja.
3) Mengharuskan Pengurus, Badan Pemeriksa untuk bertindak sesuai dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
4) Memindahkan karyawan dan tugas yang satu ke tugas lain.
E. Pengawasan
1) Ikut serta melakukan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi.
2) Mengesahkan neraca, laporan rugi/laba, dan kebijaksanaan pengurus.
3) Mengadakan penilaian atas rencana kerja yang dibuat pengurus dan pelaksanaannya.
4) Memintakan pertanggung jawaban pengurus jika terjadi kerugian dalam koperasi.

IV. Ketentuan-Ketentuan Mengenai Rapat Anggota

Rapat Anggota harus diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun. Oleh karena itu
sering juga disebut Rapat Anggota Tahunan (RAT). Khusus koperasi primer harus sudah
menyelenggarakan RAT paling lambat 3 bulan sesudah tutup buku, sedangkan bagi koperasi
yang lebih tinggi (gabungan/pusat/induk koperasi) paling lambat 6 bulan.
RAT harus diadakan untuk pengesahan neraca dan perhitungan rugi/laba,
pertanggungjawaban pengurus dan pembahasan rencana kerja serta anggaran belanja untuk
tahun yang akan datang. Selain RAT, rapat anggota dapat diadakan sewaktu-waktu, bila ada
suatu masalah yang penting. Rapat khusus(= di luar rapat tahunan) dapat diadakan atas
kehendak / permintaan pengurus, anggota atau pejabat Jawatan Koperasi.
Keputusan Rapat Khusus sah apabila yang hadir sudah mencapai “korum” (quorum). Besar
kecilnya korum disesuaikan dengan besar kecilnya jumlah anggota dan biasanya ditetapkan
dalam AD/ART Koperasi. Apabila Rapat Khusus ditujuakan untuk mengubah Anggaran
Dasar, maka harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Koperasi dan
keputusannya harus disetujui oleh suara terbanyak dari jumlah suara yang hadir. Sedangkan
Rapat Khusus yang ditujukan untuk pembubaran Koperasi harus dihadiri sekurang-kurangnya
2/3 dari jumlah anggota, dan keputusannya harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
suara yang hadir.

V. Unsur yang Hadir dalam Rapat Anggota

Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Koperasi serta AD/ART, maka yang berhak hadir
dalam Rapat Anggota adalah:
1. Para anggota yang terdaftar dalam Buku Daftar Anggota
2. Pengurus, Pengawas, dan Dewan Penasihat
3. Pejabat dari OPD bidang koperasi atau Kementrian Koperasi, dewan koperasi, serta
pejabat lain yang erat hubungannya dengan perkembangan perkoperasian, untuk memberi
pandangan masukan, atau bimbingan.

VI. Penyelenggaraan Rapat Anggota

Rapat Anggota dapat dijadikan sarana komunikasi efektif dari seluruh komponen koperasi,
sehingga pelaksanaan dan penyelenggaraannya harus dipersiapkan sebaik mungkin agar
mencapai tujuan dan sasarannya.
Beberapa rencana penyelenggaraan Rapat Anggota yaitu:
1. Membentuk panitia jauh persiapan sebelum pelaksanaan rapat, sehingga dapat bekerja
secermat dan sebaik mungkin. Koperasi perlu mencari dan memilih orang-orang yang
mempunyai potensi, penuh inisiatif, kreatif, jujur untuk mempersiapkan penyelenggaraan
rapat anggota.
2. Membuat persiapan/rencana yang baik, meliputi:
• Waktu penyelenggaraan rapat: pemilihan waktu penyelenggaraan rapat disesuaikan
dengan situasi dan kondisi memungkinkan kegiatan usaha anggota tidak terganggu, misalnya
penentuan waktu diambil siang atau malam hari.
• Susunan dan jenis acara rapat: menentukan jenis acara sedapat mungkin dapat menarik
minat anggota untuk hadir sehingga anggota mau menghadirinya. Rapat Anggota mencakup
hal-hal pokok yang dibicarakan dalam Rapat Anggota dan menyangkut kepentingan anggota
baik usahanya maupun minatnya.
• Biaya rapat: menghitung dan menentukan pengeluaran sesuai dengan kemampuan. Biaya
yang dibutuhkan untuk rapat menyangkut biaya korespondensi, bahan laporan, dokumentasi,
undangan, makan, minum, dan akomodasi, transportasi, peralatan, dan lain-lain.
• Undangan rapat disampaikan kepada para anggota sedini mungkin jauh hari sebelum
acara rapat anggota dan mengingatkannya kembali satu atau dua hari sebelum
pelaksanaannya agar tidak lupa untuk menghadiri rapat anggota.
3. Jika memungkinkan dan tersedia, akan lebih baik mengundang seorang pembicara
sebagai bahan masukan demi kemajuan Koperasi. Dapat berasal dari Dinas/Kementrian
koperasi, gerakan koperasi, atau dari Perguruan Tinggi terdekat.
Keputusan Rapat Anggota sedapat mungkin diambil berdasarka mufakat. Tetapi hal ini tidak
selalu terjadi. Kalau tidak tercapai kata mufakat, keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak sesuai dengan bentuk demokrasi yang lazim.
Setiap anggota koperasi mempunyai hak bicara. Saran/usul mereka tidak dapat menentukan
keputusan rapat. Jika dalam Rapat Anggota diadakan pemungutan suara, masing-masing
anggota mempunyai satu suara (one man one vote), tanpa melihat besaran nilai modal yang
disetornya. Bagi koperasi yang penting adalah anggota-anggotanya. Dalam koperasi yang
anggotanya adalah badan usaha Koperasi, perimbangan suara dilakukan menurut jumlah
anggota “manusia yang terhimpun” oleh koperasi masing-masing menurut ketentuan dalam
Anggaran Dasar Koperasi.

VII. Tahapan Rapat Anggota

Secara umum tahapan yang dilakukan adalah:


A. Tahapan persiapan
1) Membentuk panitia rapat Anggota, yang diajukan oleh pengurus.
2) Menetapakan waktu tempat dan agenda rapat anggota
3) Menyusun acara rapat anggota
4) Mengidentifikasi peserta rapat anggota, karena jika anggota banyak dan tersebar maka
perlu dilakukan pra RA yang mekanismenya ditentukan oleh aturan yang disepakati bersama,
misalnya perwakilan wilayah, perwakilan daerah ataupun melalui proses penunjukan dari
anggota untuk mewakili suara mereka sesuai dengan AD/ART masing-masing koperasi.
5) Menyebarkan undangan dan bahan Rapat Anggota minimal 1 minggu sebelum
pelaksanaan rapat anggota di selenggarakan.
6) Pengurus dan pengawas mempersiapkan laporan pertanggungjawaban

B. Tahap pelaksanaan selama Rapat Berlangsung

1) Pemilihan pimpinan rapat


2) Pengesahan agenda rapat
3) Pengesahan tata tertib rapat
4) Pembacaan risalah rapat tahun sebelumnya
5) Laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas
6) Tanggapan peserta atas laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas
7) Pengesahan, penolakan atau pengesahan dengan catatan laporan pertanggungjawaban
pengurus atau pengawas
8) Penyampaian program kerja pengurus dan pengawas serta RAPBK
9) Tanggapan peserta tentang program kerja pengurus dan pengawas serta RAPBK
10) Pengesahan, penolakan atau pengesahan dengan catatan program kerja pengurus dan
pengawas serta RAPBK
11) Pemilihan pengurus atau pengawas
12) Pengesahan dan pengucapan janji pengurus atau pengawas terpilih
13) Hal-hal lain. Misalnya membicarakan tentang masa depan koperasi, informasi penting
yang perlu diketahui anggota, penyesuaian AD dan ART, dan lain-lain
14) Pembacaan dan penandatanganan keputusan Rapat Anggota oleh pimpinan rapat
15) Penutup
C. Tahap pasca Rapat Anggota
1) Panitia menyusun laporan penyelenggaraan Rapat Anggota dan menyampaikannya
kepada pengurus atau pengawas terpilih
2) Pengurus menyebar luaskan hasil keputusan rapat seluruh anggota
3) Pengurus mengadakan rapat untuk membuat kebijakan guna pelaksanaan keputusan
Rapat Anggota.

VIII. Rapat Anggota Biasa

Rapat Anggota Biasa adalah Rapat Anggota yang diselenggarakan oleh Koperasi yang
sifatnya rutin sekali dalam satu tahun. Rapat Anggota Tahunan. Undang-Undang No 25 tahun
1992 (Pasal 26 ayat 1) “Rapat Anggota dilakukan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun”.
Rapat Anggota tahunan Koperasi bersifat wajib diselenggarakan secara periodik pada akhir
tutup tahun buku. Karena merupakan Rapat Anggota adalah forum kekuasaan tertinggi
Koperasi yang antara lain :
1. Mendengarkan dan menilai pertanggungjawaban Pengurus, Pengawas dan pertisipasi
anggota dalam tahun buku yang telah lalu;
2. Menetapkan kebijaksanaan pengurus dalam tahun buku yang akan datang;
3. Menetapkan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Belanja dalam tahun buku yang akan
datang.
Pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan harus dilaksanakan tepat pada waktunya sesuai
Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Pasal 2, “Rapat Anggota untuk
mengesahkan pertanggungjawaban pengurus diselenggarakan paling lambat 6 (enam) bulan
setelah tahun buku lampau”. Demi menjaga sifat kerahasiaan dari urusan intern Koperasi
tanpa mengurangi sifat terbukanya kepada para anggota-anggota Koperasi sendiri, acara RAT
diatur sebagai berikut :
1. Bagian umum yang bersifat terbuka selain untuk anggota, pejabat,pengurus dan juga bisa
dihadiri oleh para undangan lainnya yang acara pokoknya berisi sambutan-sambutan umum,
amanat (jika ada) tanpa secara langsung membicarakan masalah-masalah intern Koperasi atau
kebijaksanaan pengurus dan pengawas.
2. Bagian internal koperasi (bagian intern), setelah acara umum diselesaikan dilanjutkan
istirahat sambil memberikan kesempatan bagi para undangan meninggalkan ruangan rapat.
Selanjutnya rapat merupakan rapat intern koperasi yang merupakan Rapat Anggota Tahunan
yang sebenarnya membahas pertanggung jawaban Pengurus, laporan pengawas, serta
evaluasi/penilaian pejabat serta kinerja atau rencana usaha yang dijalankan oleh Koperasi.
Cerminan pokok manajemen Koperasi yang baik adalah dengan adanya program kerja
Koperasi yang disusun oleh pengurus dan disahkan oleh Rapat Anggota. Program Koperasi
dimaksud berupa suatu rencana kerja dan rencan anggaran pendapatan dan belanja yang
merupakan landasan bagi pelaksanaan operasional. Pelaksanaan Rapat Anggota untuk
mangesahkan rencana anggaran pendapatan dan belanja dapat dilakukan tersendiri atau
secara terpisah dari Rapat Anggota Tahunan ataupun merupakan bagian acara di dalam RAT.
Selain itu, Rapat anggota biasa dapat pula diadakan dalam rangka memilih pengurus dan
pengawas Koperasi atau rapatnya disebut rapat anggota pemilihan Pengurus dan pengawas.
Rapat Anggota ini juga dapat dilaksanakan secara tersendiri yaitu dalam hal adanya kasus
pada Koperasi, dengan tujuan untuk menyelamatkan Koperasi perlu segera dilaksanakan
Rapat Anggota. Sedangkan apabila keadaan Koperasi berjalan baik tetapi masa jabatan
Pengurus/pengawas sudah habis, maka pemilihan pengurus dan pengawas dilaksanakan
dalam RAT secara tersendiri.

IX. Rapat Anggota Luar Biasa

Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian Pasal 27 ayat (2)
dinyatakan “Rapat Anggota Luar Biasa dapat didasarkan atas permintaan sejumlah anggota
koperasi atau atas keputusan pengurus yang pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar”.
Dalam keadaan luar biasa pejabat berwenang mengadakan Rapat Anggota, menentukan
acaranya dan melaksanakan pembicaraan, yang dimaksud dengan keadaan luar biasa antara
lain misalnya:
1. Keadaan di mana Pengurus tidak mampu atau tidak bersedia mengadakan Rapat Anggota
.
2. Pengurus tidak ada lagi
3. Keadaan darurat
Selanjutnya yang dimaksud dengan keadaan istimewa/ luar biasa adalah :
1. Apabila biaya untuk mengadakan rapat yaitu tidak mungkin dipukul atau sangat
memberatkan Koperasi atau
2. Apabila keadaan Negara atau karena Peraturan/ketentuan-ketentuan Penguasa, baik pusat
maupun setempat tidak memungkinkan mengadakan rapat anggota atau
3. Apabila perubahan Anggaran Dasar harus diadakan demi kelancaran usaha Koperasi dan
atau karena untuk memenuhi ketentuan Anggaran Dasar sebagian besar anggota tidak bisa
meninggalkan pekerjaan, dengan ketentuan bahwa segala keputusan Rapat Anggota yang
diadakan menurut ketentuan tersebut hanya sah bila keputusan itu menguntungkan anggota
dan atau untuk menyelamatkan perusahaan Koperasi.
Pada tahap persiapan rapat anggota luar biasa harus diperhatikan hal-hal yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut, yaitu:
1. Pembentukan panitia rapat anggota luar biasa yang terdiri atas perwakilan anggota (jika
pengurus demisioner, namun jika pengurus masih aktif maka salah seorang pengurus dapat
dijadikan sebagai panitia)
2. Menentukan waktu, tempat dan peserta rapat anggota luar biasa, bisa merupakan
perwakilan ataupun jika anggotanya sedikit dan dimungkinkan untuk dihadirkan semua maka
anggota harus hadir dalam rapat anggota luar biasa ini
3. Materi rapat harus disampaikan sebelum rapat deselenggarakan, termasuk alasan
dilaksanakannya rapat anggota luar biasa.
Dalam rapat anggota luar biasa pimpinan rapat membuat notulensi hasil dan proses rapat.
Notulensi rapat mendeskripsikan secara lengkap kondisi rapat anggota tengah berlangsung
beserta hasilnya. Notulensi ini sebagai dokumentasi rapat anggota yang menjadi laporan pada
pelaksanaan rapat anggota berikutnya. Setiap kejadian yang terjadi dalam forum rapat
anggota terekam dengan lengkap, baik dan runtut sesuai kronologisnya. Notulensi rapat dan
dokumentasinya diperlukan untuk mempermudah peserta rapat anggota mengevaluasi
kualitas rapat, dan hasil notulensi wajib dilaporkan kepada seluruh anggota koperasi agar
segenap anggota koperasi dapat mengetahui secara persis kegiatan yang terjadi selama rapat
walaupun anggota tidak ikut serta rapat anggota luar biasa. Jika permasalahan yang terjadi
berkaitan dengan proses hukum dan pihak ketiga, maka penyebaran informasi (notulensi)
dapat juga dilakukan melalui media massa, baik media cetak ataupun elektronik.
Dalam penyelesaian keputusan rapat anggota luar biasa ini terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan, antara lain:
1. Keputusan yang dihasilkan dari rapat anggota luar biasa harus dilaksanakan secepat
mungkin, jika terjadi pergantian pengurus maka hasil keputusan rapat anggota luar biasa
merupakan tanggung jawab pengurus baru.
2. Jika keputusan yang dihasilkan tidak dapat diselesaikan melalui forum rapat anggota
maka anggota berhak mengajukan proses penyelesaian kepada pihak Pembina koperasi yaitu
lembaga gerakan koperasi atau pemerintah.
3. Jika permasalahan yang terjadi berkaitan dengan keterlibatan hukum yang tidak dapat
diselesaikan dalam forum rapat anggota, maka penyelesaian dapat dilakukan melalui
pengadilan apakah perdata ataupun pidana sesuai hukum yang berlaku.

X. Agenda Rapat Anggota

Anggota mempersiapkan diri sebelum mengikuti rapat anggota. Caranya dengan mempelajari
laporan pengurus dan pengawas serta program kerja. Agenda Rapat Anggota berikut isinya
disusun oleh pengurus atau komite (panitia). Isi agenda berdasarkan ketentuan dalam AD,
ART atau peraturan khusus. Kemudian angenda tersebut diajukan dalam Rapat Anggota
untuk dibahas dan disahkan. Agenda Rapat Anggota disesuaikan dengan kebutuhan koperasi
yang bersangkutan.
Susunan acara dan agenda Rapat Anggota ;

A. Ucapan selamat datang :

Pengurus menyampaikan ucapan selamat datang secara singkat kepada para peserta yang
hadir. Pengurus menyampaikan kepentingan Rapat Anggota dan memandu jalannya rapat.

B. Pemilihan Pimpinan Rapat :

Pengurus mamenadu pemilihan pimpinan rapat. Pimpinan rapat minimal terdiri dari seorang
ketua dan seorang notulis, yang bertugas memimpin dan mencatat jalannya rapat. Pimpinan
rapat berasal dari anggota (bukan pengurus, pengawas, atau pejabat) dan dipilih secara
demokratis dalam Rapat Anggota. Pengurus dan atau pengawas boleh mengusulkan calon
pimpinan rapat.

C. Pengesahan Forum rapat :

Pimpinan rapat menghitung jumlah anggota yang hadir. Kemudian membandingkannya


dengan jumlah anggota yang terdaftar dalam buku anggota. Setelah itu memeriksa kehadiran
anggota dalam rapat anggota tersebut dan melakukan pengecekan kecukupan kehadiran
anggota untuk mengetahui keadaan rapat anggota telah memenuhi kuorum atau tidak. Bila
tidak/belum memenuhi kuorum, maka perlu melihat kembali tata tertib dan harus mengacu
kepada aturan yang telah ditetapkan dalam AD, ART atau peraturan khusus.

D. Pengesahan agenda Rapat :

Agenda rapat masih dalam bentuk rancangan. Peserta rapat boleh menambahi atau
mengurangi berdasarkan kesepakatan bersama-sama selama tidak bertentangan dengan AD,
ART atau peraturan khusus yang berlaku di Koperasi. Pengesahan agenda rapat dipimpin leh
pimpinan rapat.

E. Pengesahan tata tertib rapat :

Tata tertib yang diajukan dalam rapat anggota masih dalam bentuk rancangan. Peserta rapat
boleh menambahi atau menguranginya berdasarkan kesepakatan bersama-sama selama tidak
bertentangan dengan AD, ART atau peraturan khusus. Pengesahan agenda rapat dipimpin
oleh pimpinan rapat.

F. Pembacaan risalah rapat :

Risalah rapat adalah berita acara Rapat Anggota tahun sebelumnya. Isinya tentang keputusan
dan kesepakatan yang dihasilkan dalam Rapat Anggota. Risalah Rapat Anggota dibacakan
oleh pimpinan rapat. Risalah ini dapat dijadikan acuan oleh peserta dalam rangka
mengevaluasi hasil kerja pengurus dan pengawas.

G. Laporan pertanggungjawaban :

 Laporan kerja Pengurus

Pengurus menyampaikan realisasi program kerja tahun sebelumnya, biasanya disampaikan


oleh ketua atau sekretaris. Penyampaian laporan dilakukan singkat dan jelas.

 Laporan keuangan koperasi

Pengurus menyampaikan laporan keuangan tahun sebelumnya. Biasanya disampaikan oleh


bendahara dan dibantu oleh manajer. Penyampaian singkat dan jelas.

 Laporan pengawas
Pengawas menyampaikan hasil pengawas mereka terhadap kinerja pengurus yang
berhubungan dengan pelaksanaan program kerja, kondisi keuangan dan realisasi anggaran
koperasi. Penyampaian singkat dan jelas.

 Tanggapan laporan

Anggota memberikan tanggapan atas laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas
sehingga terjadi proses diskusi. Tanggapan ini dapat diberikan secara lisan atau tertulis.
Waktu yang diberikan untuk tanggapan anggota selayaknya mencukupi. Agar pembicaraan
lancar maka pimpinan rapat harus bisa mangatur lalu lintas diskusi dengan baik. Pimpinan
rapat memberikan kesempatan kepada semua anggota atau kelompok secra adil dan merata
untuk menyampaikan pandangan dan pendapatnya, sehingga aspirasi anggota dapat
tersampaikan secara baik dan benar.

H. Pengesahan Laporan
Pimpinan rapat meminta pendapat anggota tentang laporan pertanggungjawaban pengurus
dan pengawas, dengan pilihan :
1) Diterima
2) Diterima dengan catatan
3) Ditolak
Bila diterima, maka Rapat Anggota dapat mengesahkan langsung. Jika diterima dengan
catatan, maka pengurus atau pengawas, dalam waktu yang ditentukan segera memperbaiki
laporan pertanggung jawaban mereka. Perbaikannya disampaikan kepada semua anggota.
Bila ditolak, maka pengurus atau pengawas harus dapat mempertanggung jawabkannya,
maka Rapat Anggota boleh memberhentikan pengurus atau pengawas dengan tidak
terhormat, walaupun masa baktinya belum selesai. Apabila diperlukan dapat diselesaikan
melalui jalur hukum yang berlaku.

I. Penyampaian rencana kerja

 Program kerja pengurus

Pengurus menyampaikan program kerja tahun berjalan. Program kerja tersebut masih dalam
rancangan. Program kerja biasanya disampaikan langsung oleh ketua atau sekretaris.
Penyampaian program ini singkat dan jelas.

 Rencana Anggran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK)

Pengurus menyampaikan RAPBK tahun berjalan. RAPBK tersebut masih dalam bentuk
rancangan. RAPBK biasanya disampaikan oleh bendahara atau dapat dibantu oleh manajer
koperasi. Penyampaian RAPBK ini dengan singkat dan jelas.

 Program kerja pengawas

Pengawas menyampaikan program kerja yang akan dilakukan dalam tahun berjalan. Program
ini mencakup pengawasan terhadap program kerja, keuangan, organisasi, dan usaha.
Penyampaian program kerja singkat dan jelas.
J. Tanggapan rencana kerja
Anggota memberikan tanggapan terhadap program kerja serta RAPBK yang disampaikan
oleh pengurus dan pengawas hingga terjadi proses diskusi. Tanggapan ini dapat disampaikan
secara lisan atau tertulis. Waktu yang diberikan untuk tanggapan anggota sebaiknya
mencukupi. Anggota dapat menyampaikan tanggapannya secara bebas dan leluasa, tanpa
harus ada rasa tertekan, takut ataupun rasa bersalah, mengingat kedaulatan koperasi terletak
dalam Rapat Anggota. Masa depan koperasi dan anggota dibicarakannya adalah Rapat
Anggota, karena anggota adalah pemilik koperasi.
K. Pengesahan rencana kerja
Pimpinan rapat meminta pendapat anggota tentang rencana kerja yang telah disampaikan dan
dibahas dengan pilihan:
1) Diterima
2) Diterima dengan catatan
3) Ditolak
Bila diterima, maka Rapat Anggota dapat mengesahkan lansung. Jika diterima dengan
catatan, maka pengurus atau pengawas, dalam waktu yang ditentukan segera
memperbaikinya sesuai usulan dan pendapat yang telah diperbaiki. Hasil perbaikannya
disampaikan kepada semua anggota. Bila ditolak, maka pengurus dan atau pengawas harus
dapat memperbaiki secara total (seluruh rencana kerja), sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota. Hasil perbaikannya disampaikan kepada seluruh Anggota.
L. Pemilihan pengurus dan pengawas
Pergantian pengurus dan atau pengawas sebaiknya tidak dilaksanakan secara serentak, karena
di khawatirkan terjadi kegoncangan manajemen. Misalnya jumlah pengurus ada 5 orang,
dengan periode 4 tahun. Pergantian (pemilihan) 3 orang pengurus dilakukan di tahun 2010
dan 2 orang sisanya tahun 2012, sehingga kesinambungan program, kebijakan dan alternative
lain adalah dibedakannya masa bakti pengurus dan pengawas. Misalnya masa bakti pengurus
4 tahun dan pengawasan 3 tahun.
Pemiliha pengurus dan pengawas dengan cara pemungutan suara terbanyak (voting). Cara
pemilihan dengan system formatur sebaiknya dihindari, karena cenderung kurang demokratis.
M. Pengesahan pengurus dan atau pengawas, serta pengucapan janji
Pimpinan rapat atas persetujuan Rapat Anggota mengesahkan pengurus atau pengawas
terpilih. Setelah disahkan pengurus dan pengawas yang terpilih mengucapkan janji dihadapan
Rapat Anggota.
N. Hal-hal lain
Dalam Rapat Anggota, peserta dapat membahas hal-hal lain, seperti AD, ART, peratutran
khusus lainnya masa depan koperasi atau informasi yang harus diketahui anggota.
O. Pembacaan keputusan-keputusan rapat
Pimpinan rapat membacakan keputusan-keputusan rapat. Peserta rapat diberi kesempatan
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.
P. Penutupan
Pimpinan rapat menutup rapat. Salah satu agenda penutupan adalah sambutan pengurus atau
pengawas terpilih.

XI. Pemungutan Suara

Pemilihan pengurus atau pengawas dengan cara pemungutan suara terbanyak (voting)
cenderung lebih demokratis dibandingkan dengan formatur. Akan tetapi, voting seperti ini
tidak hanya pemilihan pengurus atau pengawas saja, juga dapat digunakan pada pengesahan
AD, ART, pertauran khusus atau ketepatan-ketepatan lainnya.
Langkah-langkah voting pada pemilihan adalah :

1. Nama-nama calon pengurus atau pengawas diusulkan langsung oleh peserta


2. Pimpinan rapat menulis nama-nama tersebut di atas kertas atau papan tulis di depan.
3. Pimpinan rapat menanyakan kesediaan calon pengurus atau pengawas. Bagi yang
tidak bersedia, namanya dicoret dari daftar calon, dengan sebelumnya memberikan
alasan yang jelas.
4. Bila jumlah pengurus atau pengawas yang akan dipilih 3 orang, maka harus dicari lagi
sampai mendapatkan 3 orang. Bila calonnya hanya 3 orang, maka tidak perlu
dilakukan pemungutan suara. Ketiga calon tersebut langsung dikukuhkan menjadi
pengurus atau pengawas.

Pembagian tugas di antara mereka ada dua cara:


1) Susunannya diserahkan kepada hasil musyawarah ketiga pengurus atau pengawas terpilih.
2) Dilakukan voting oleh peserta. Yang memperoleh suara terbanyak otomatis menjadi ketua.
Posisi lainnya diserahkan kepada musyawarah kedua calon sisanya dan ketua terpilih.

 Bila jumlah calon lebih dari yang diperlukan maka semua calon diberi kesempatan
untuk kampanye. Mereka menyampaikan program dan komitmennya bila kelak
terpilih menjadi pengurus atau pengawas.

 Pimpinan rapat membagikan kertas suara dengan menjelaskan tentang bahasan kertas
suara dan cara pemilihannya. Kemudian meminta peserta untuk menuliskan nama
pemilihan mereka diatas kertas suara secara tertutup. Bila jumlah pengurus atau
pengawas yang akan dipilih tiga orang maka peserta harus menuliskan tiga nama yang
berbeda diantara beberapa calon yang ada.

 Pimpinan rapat mengumpulkan kertas suara yang telah diisi oleh peserta.

 Pimpinan rapat mengitung jumlah kertas suara yang masuk, dibandingkan dengan
jumlah peserta Rapat Anggota yang terdaftar secara sah. Pemungutan suara harus
diulang sampai jumlahnya sama.

 Pimpinan rapat menghitung perolehan suara setiap calon dengan menghitung


perolehan suara setiap calon, dengan menghitung satu persatu kertas suara dimulai,
pimpinan rapat meminta beberapa orang anggota untuk menjadi saksi atas sah atau
tidaknya kertas suara yang masuk. Notulis mencatat dipapan tulis tentang perolehan
suara masing-masing calon.

Kemungkinan kertas suara yang masuk adalah :

1) Sah
2) Abstain (tidak ada pilihan)
3) Tidak sah indikatornya: kertas suara rusak, palsu, diisi tidak sesuai ketentuan dan lain-lain.
Notulis menuliskan urutan perolehan suara, dari yang terbanyak sampai yang terkecil Jika
jumlah pengurus atau pengawas yang diperlukan tiga orang, maka yang ditetapkan adalah
urutan nomor 1 sampai dengan 3.
Pembagian tugas di antara pengurus atau pengawas ada dua cara :
1) Susunannya diserahkan kepada hasil musyawarah ketiga calon terpilih
2) Peraih suara terbanyak otomatis jadi ketua. Posisi lainnya diserahkan kepada musyawarah
kedua calon sisanya dan ketua terpilih.

Anda mungkin juga menyukai