Disusun oleh :
KELOMPOK III
i
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas kami ucapkan terkecuali syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami dalam menyusun dan menyelesaikan
makalah ini.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah
Manajemen Syariah. Selain itu, isi makalah dapat dijadikan pembelajaran dan pedoman dalam
kehidupan kita khususnya di bidang akademik.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terlibat dalam
pembuatan sampai makalah ini terselesaikan.
Kami sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna terutama mengenai masalah dalam penyampaian bahasa dan struktur
isi makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Ampana,………………2021
Penyusun
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1. Latar Belakang............................................................................................................... 1
2. Tujuan.............................................................................................................................. 2
3. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
1. Kesimpulan..................................................................................................................... 13
2. Saran............................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Lembaga keuangan syariah seperti halnya bank, memiliki karakteristik berbeda dengan
entitas konvensional. Perbedaan karakter tersebut mempengaruhi bentuk dan standar dalam
kegiatan pengawasan lembaga bank syariah termasuk pelaksanaan auditnya. Pengawasan
bank syariah yang berada dalam otoritas Bank Indonesia dan Dewan Syariah Nasional (DSN)
dilakukan dalam rangka menjaga kepatuhan terhadap prinsip prinsip dan aturan syariah
dalam operasional kegiatannya dan pelaporannya sesuai konsep perbankan syariah serta
sesuai prinsip akuntansi bertema umum. Bank Syariah menjadi salah satu bagian dari
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang memiliki karakteristik berbeda dengan entitas
konvensional. Perbedaan karakter tersebut mempengaruhi bentuk dan standar dalam kegiatan
pengawasan lembaga bank syariah termasuk pelaksanaan auditnya.
Pengawasan bank syariah yang berada dalam otoritas Bank Indonesia (BI) dan Dewan
Syariah Nasional (DSN) dilakukan dalam rangka menjaga kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
dan aturan syariah dalam operasional kegiatannya dan pelaporannya sesuai konsep perbankan
syariah serta sesuai prinsip akuntansi bertema umum. Dalam hal ini, Dewan Pengawas
Syariah (DPS) memiliki peran yang utama dalam pengendalian dalam aspek syariah dan
auditor memiliki peran utama dalam menguji (examination) penyajian laporan keuangan yang
fair.
Adapun standar audit yang berlaku pada LKS termasuk bank Syariah adalah standar
audit yang dikeluarkan dan disahkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization
for Islamic Financial Institutions) yang berada di Manama, Bahrain
1
Audit syariah sendiri biasanya dilakukan oleh Team Audit Sharia Compliance yang
bertugas untuk membantu pekerjaan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam memberikan
pengawasan atas praktik-praktik yang terjadi sehingga penyimpangan dari konsep perbankan
syariah dapat dicegah. Tugas tersebut juga bertujuan agar standar yang diterapkan oleh
perbankan syariah sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh AAOIFI (Auditing and
Accounting Organization for Islamic Financial Institutions).1
2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa yang di maksud dengan audit syariah?
2. Bagaimana dasar hukum audit syariah?
3. Apa saja jenis-jenis audit syariah?
4. Apa Manfaat Audit Syariah?
5. Bagaimana kerangka audit syariah?
6. Apa pentingnya audit syariah?
3. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Syariah tentunya melihat dari rumusan masalah diatas, juga bertujuan sebagai berikut :
1
Dece, ‘Akhmad Mujahidin, Pengawas LKS Cet. Ke-4, (Depok: RajaGrafindo Persada, 2017), h.47 1’, 2019, 1–21
<https://www.academia.edu/39155382/MAKALAH_AUDIT_BANK_SYARIAH>.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Audit Syariah
Menurut Alvin A Arens dan James K Loebbecke (1980), auditing adalah suatu set
prosedur yang sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan yang memberikan informasi
sehingga agunan dapat menyatakan satu pendapat tentang apakah laporan keuangan yang
diperiksa disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. 2
Audit adalah faktor penting untuk menjamin akuntabilitas perusahaan, hal ini untuk
mengeksplorasi audit Syariah yang selanjutnya memungkinkan praktisi dan pengguna
menggunakan pengetahuan yang diperoleh baik dalam audit konvensional serta perspektif
Islam. Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi, pengertian umumnya
merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulannya tentang
reabilitas dari pernyataan seseorang Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang
yang mampu dan independent dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari
keterangan yang terukur dasri suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk
mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Untuk mengetahui dengan jelas pengertian auditing, berikut ini akan dikemukakan
definisi- definisi auditing yang diambil dari beberapa sumber antara lain sebagai berikut :3
Menurut Arens et al adalah: “Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasi
bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan
oleh seorang yang kompoeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan
kesesuaian kesesuaian informasi dimaksud dan kriteriakriteria yang telah ditetapkan.
Auditing seharusnya dilakukan oleh orang yang independen dan kompeten.
Sedangkan pengertian auditing menurut Mulyadi auditing adalah suatu proses sistematik
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”
Secara umum Audit Syari‟ah adalah untuk melihat dan mengawasi, mengontrol dan
2
Dece.
3
Dece.
3
melaporkan transaksi, sesuai aturan dan hukum Islam yang bermanfaat, benar, tepat waktu
dan laporan yang adil untuk pengambilan keputusan.
Auditing syariah lebih luas cangkupannya dari auditing konvensional, dimana
auditing syariah selain mengacu pada standar audit nasional dan internasional juga
mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Dalam audit syariah bisa menerapkan aturan audit
nasional dan internasional selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Berdasarkan
AAOIFI-GSIFI menjelaskan bahwa audit syariah adalah laporan internal syariah yang
bersifat independen atau bagian dari audit internal yang melakukan pengujian dan
pengevaluasian melalui pendekatan aturan syariah, fatwa- fatwa, instruksi dan lain
sebagainya yang diterbitkan fatwa IFI dan lembaga supervisi syariah.
Dapat disimpulkan pengertian audit syariah adalah salah satu unsur melalui
pendekatan administratif dengan menggunakan sudut pandang keterwakilan. Oleh karena
itu, auditor merupakan wakil dari para pemegang saham yang menginginkan pekerjaan
(investasi) mereka sesuai dengan hukum-hukum syariat Islam.
Landasan syariah dari pelaksanaan audit syariah antara lain dapat dirujuk pada
penafsiran atas QS. Al Hujurat [49]: 6 yang terjemahan artinya adalah sebagai berikut:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu." Ayat ini menunjukkan pentingnya pemeriksaan secara teliti atas sebuah informasi
karena bisa menjadi penyebab terjadinya musibah atau bencana.
Dalam konteks audit syariah, pemeriksaan laporan keuangan dan informasi keuangan
lainnya juga menjadi sangat penting, mengingat keduanya dapat menjadi sumber
malapetaka ekonomi berupa krisis dan sebagainya jika tidak dikelola secara maksimal.4
4
Minarni Minarni, ‘Audit Syariah, Dan Tata Kelola Lembaga Keuangan Syariah’, La_Riba, 7.1 (2013), 29–40
<https://doi.org/10.20885/lariba.vol7.iss1.art3>.
4
َو ىَل ٰ َمدْ يَ َن َأ َخامُه ْ ُش َع ْي ًبا ۗ قَا َل اَي قَ ْو ِم ا ْع ُبدُ وا اهَّلل َ َما لَمُك ْ ِم ْن لَٰ ٍه غَرْي ُ ُه ۖ قَدْ َج َاء ْتمُك ْ ب َ ِي ّنَ ٌة ِم ْن َر ِبّمُك ْ ۖ فََأ ْوفُوا ْال َك ْي َل
ِإ
َوِإالْ ِم َزي َان َواَل تَ ْبخ َُسوا النَّ َاس َأ ْش َي َاءمُه ْ َواَل تُ ْف ِسدُ وا يِف اَأْل ْر ِض ب َ ْعدَ ْصاَل هِح َا ۚ َذٰ ِلمُك ْ َخرْي ٌ لَمُك ْ ْن ُك ْنمُت ْ مُْؤ ِم ِن َني
ِإ ِإ
“Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka
sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia
muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-
َواَل تَ ْق َربُوا َما َل الْ َي ِت ِمي اَّل اِب لَّيِت يِه َ َأ ْح َس ُن َحىَّت ٰ ي َ ْبلُ َغ َأ ُشدَّ ُه ۖ َوَأ ْوفُوا ْال َك ْي َل َوالْ ِم َزي َان اِب لْ ِق ْسطِ ۖ اَل نُلَك ِ ّ ُف ن َ ْف ًسا
ِإ
َ اَّل ُو ْس َعهَا ۖ َو َذا قُلْمُت ْ فَا ْع ِدلُوا َول َ ْو اَك َن َذا قُ ْرىَب ٰ ۖ َو ِب َعهْ ِد اهَّلل ِ َأ ْوفُوا ۚ َذٰ ِلمُك ْ َو َّصامُك ْ ِب ِه لَ َعلَّمُك ْ ت ََذكَّ ُر
ون
ِإ ِإ
“Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,
hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami
tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila
kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan
penuhilah janji Allah. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.”
2. Hadist
Hadis riwayat Abu Dawud, dari Abu Hurairah, Rasul Saw bersabda: Artinya : Aku
jadi yang ketiga antara dua orang yang berserikat selama yang satu tidak khianat kepada
yang lainnya, apabila yang satu berkhianat kepada pihak yang lain, maka keluarlah aku
darinya.
Hadis Nabi Riwayat Tirmidzi dari „Amr Bin Auf : Artinya : Perdamaian dapat
dilakukan diantara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram ; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali
Hadis Nabi Dikeluarkan ibnu majah dari ibadah ibnu shamit dalam sunannya/Kitab
Al-Ahkam : Nomor Hadis 1332 dan diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibnu Abas, dan Malik
5
dari Yahya) 10 Artinya: Rasulullah s.a.w. menetapkan: Tidak boleh
membahayakan/merugikan orang lain dan tidak boleh (pula) membalas bahaya (kerugian
yang ditimbulkan oleh orang lain) dengan bahaya (perbuatan yang merugikannya).
1. Auditor Internal
Internal Audit menurut Sawyer (2005:10) adalah sebuah penilaian yang sistematis dan
obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda
diikuti.
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor eksternal. Internal auditor tidak memberikan opini
terhadap kewajaran laporan keuangan karena auditor internal merupakan orang dalam
5
Dece.
6
Abdi Saputra, ‘Pengaruh Sistem Internal , Kontrol , Audit Internal Dan Penerapan Good Corporate Governance
Terhadap Kecurangan ( FRAUD ) Perbangkan ( Studi Kasus Pada Bank Syariah Anak Perusahaan BUMN Di
Medan )’, Riset Dan Jurnal Akuntansi, 1.1 (2017), 48–55.
6
perusahaan yang tidak independen. Laporan internal auditor mencangkup pemeriksaan
syari'at, dan memberikan dukungan syari'ah dengan produk dan jasa dari Lembaga
Keuangan Islam. Peran dasar mereka adalah sebagai persetujuan atau stamping otoritas.
Fungsi utama dewan Syariah adalah sebagai penasihat dan pemberi sran kepada Direksi
Bursa sebagai penyelenggara Pasar Komoditas Syariah mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan aspek syariah dalam penyelenggaraan Pasar Komoditas Syariah Auditor internal
bertanggung jawab untuk melakukan audit internal dan untuk memastikan Lembaga
Keuangan Islam mematuhi syari'at dan semua transaksi dan kontrak yang dilaksanakan
dalam kerangka syari'at. Beberapa Lembaga Keuangan Islam juga memiliki petugas syari'at
mereka sebagai unit bekerja sama dengan auditor internal atau mereka adalah bagian dari
auditor internal
2. Auditor Eksternal
Auditor eksternal bertanggung jawab untuk memberikan pendapat mereka apakah
transaksi dan kontrak yang dalam syari'at kebijakan, peraturan Dimana auditor internal dan
eksternal juga bertanggung jawab untuk menguji kepatuhan syari'ah lembaga keuangan
syari‟ah Selain itu, masih ada perdebatan berlangsung pada siapa harus melakukan audit
syari'ah. Studi Kasim menemukan bahwa beberapa responden lebih suka praktek syari'at
audit yang akan dilakukan oleh orang-orang yang memenuhi syarat dalam syari'at saja.
Lainnya ingin audit syari'ah menjadi tanggung jawab auditor internal atau departemen
syari'ah lembaga keuangan syari‟ah masing-masing atau anggota komite syari'at.8
7
Dece.
8
Dece.
7
4. Manfaat Audit Syariah
1. Audit diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan
keuangan apakah telah disusun sesuai peraturan yang berlaku atau tidak.
2. Untuk menetapkan standar dan memberikan pedoman Lembaga Keuangan syari’ah
mengenai tujuan dan prinsip umum pelaksanaan audit atas laporan keuangan yang
disajikan oleh lembaga keuangan Islam yang beroperasi sesuai dengan prinsip dan
aturan syari’ah.
3. Agar auditor mampu menyatakan suatu pendapat apakah laporan keuangan yang
disusun oleh lembaga keuangan syari‟ah, dari semua aspek yang bersifat material,
benar dan wajar sesuai dengan aturan dan prinsip syari‟ah, standar akuntansi AAOIFI,
serta standar dan praktek akuntansi nasional yang berlaku pada negara itu.9
b. Memeriksa akunting dalam aspek produk, baik sumber dana ataupun pembiayaan.
bagi hasil.
h. Ada tidaknya transaksi yang mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai dengan syariah
Hal-hal di atas adalah unsur-unsur yang harus ada dalam audit syariah, meskipun
demikian prosedur audit yang telah ada tetap memiliki peran dalam audit pada
perbankan syariah.
berwujud,
9
Dece.
8
c. Mengkonfirmasi/pengajuan pertanyaan pada pihak intern atau ekstern untuk mendapat
informasi
mensahkan standar audit yang berlaku pada lembaga keuangan syariah termasuk bank
Standar Auditing AAOIFI untuk audit pada lembaga keuangan syariah sendiri mencakup
lima standar, yaitu tujuan dan prinsip (objective and principles of auditing), laporan auditor
Adapun penjelasan singkat dari kelima standar tersebut adalah Pertama terkait tujuan dan
prinsip. Tujuan dari sebuah audit laporan keuangan yaitu untuk memungkinkan auditor
menyampaikan opini atas laporan keuangan tertentu dalam semua hal yang material dan
sesuai dengan aturan dan prinsip Islam, AAOIFI, standar akuntansi nasional yang relevan,
serta praktek di negeri yang mengoperasikan lembaga keuangan. Adapun prinsip etika profesi
meliputi, kebenaran, integritas, dapat dipercaya, keadilan dan kewajaran, kejujuran,
independen,objekivitas, kemampuan professional, bekerja hati-hati,menjaga kerahasiaan,
perilaku professional dan menguasai standar teknis10.
Kedua terkait laporan auditor Elemen dasar dari laporan auditor (judul, alamat, paragraf
pembukaan atau pengenalan, cakupan paragraf (gambaran dari audit), acuan ASIFI dan
standar nasional yang relevan atau praktek, Uraian pekerjaan yang dilakukan auditor,
Paragraf opini berisi sebuah ungkapan opini tentang laporan keuangan, Tanggal Laporan,
dengan menyatakan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai ASIFI dan standar nasional yang
relevan atau praktek telah sesuai dan tidak melanggar aturan dan prinsip Syariah. Ruang
lingkup mengacu pada kemampuan auditor untuk melaksanakan prosedur audit yang
10
Dece.
9
dianggap penting dalam hal itu. Hal ini meyakinkan para pembaca bahwa audit telah berjalan
Disamping itu juga telah sesuai dengan standar auditing nasional atau praktek mengikuti
negara tempat auditor berada, hal ini terlihat dalam alamat auditor.Laporan itu termasuk
sebuah pernyataan bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan untuk memperoleh
jaminan layak mengenai apakah laporan keuangan bebas dari pernyataan salah yang material.
Ketiga terkait ketentuan keterlibatan audit. Auditor dan klien harus menyetujui ketentuan
perjanjian. Istilah setuju perlu disampaikan dalam surat penugasan audit sesuai kontrak. Isi
dasar surat perjanjian adalah dokumen surat penunjukan dan menegaskan tanggung jawab
auditor untuk klien dan bentuk setiap laporan yang akan diberikan oleh auditor.
Keempat berkaitan dengan shari’a supervisory board yang intinya berisi penunjukan,
Kelima berkaitan dengan tujuan Syariah (shari’a review). Shari'ah review merupakan
sebuah pengujian yang luas dari kepatuhan Syariah sebuah LKS, dalam seluruh kegiatannya.
memorandum (surat peringatan), dan anggaran dasar dari perserikatan, laporan keuangan,
laporan (khususnya audit internal dan pengawasan bank central), sirkulasi, dll. Tujuan dari
sebuah shari'a review adalah untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas yang
DPS bertanggung jawab untuk membuat dan mengungkapkan sebuah opini dari suatu
a. Pengujian, pada sebuah uji dasar, bukti yang mendukung sejumlah laporan keuangan dan
pengungkapan.
c. Menilai perkiraan signifikan yang dibuat oleh manajemen dalam persiapan laporan
keuangan.
10
d. Mengevaluasi presentasi laporan keuangan secara keseluruhan.
Secara ringkas, audit Syariah terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan, pengujian dan
pelaporan. Dengan kerangka ini dan penjelasan di atas, maka nampak sejumlah perbedaan
1 Obyeknya LKS atau Lembaga Keuangan Bank Obyeknya Lembaga Keuangan Bank
maupun Non Bank yang beroperasi dengan maupun Non Bank yang tidak
prinsip Syariah beroperasi berdasarkan prinsip
Syariah
3 Audit dilakukan oleh Auditor bersertifikasi Audit dilakukan oleh Auditor Umum
SAS (Sertifikasi Akuntansi Syariah) tanpa ketentuan bersertifikasi SAS
5 Opini berisi tentang Shari'a Compliance atau Opini berisi tentang kewajaran atau
tidaknya LKS tidaknya atas penyajian laporan
keuangan perusahaan
a. Audit syariah dilakukan dengan tujuan untuk menguji kepatuhan perbankan syariah
pada prinsip dan aturan syariah dalam produk dan kegiatan usahanya sehingga auditor
syariah dapat memberikan opini yang jelas apakah bank syariah yang telah diaudit
b. Audit syariah diselenggarakan dengan acuan standar audit yang telah ditetapkan oleh
AAOIFI.
c. Audit syariah dilakukan oleh auditor bersertifikasi SAS (Sertifikasi Akuntansi Syariah)
11
Minarni.
11
d. Hasil dari audit syariah berpengaruh kuat terhadap keberlangsungan usaha perbankan
Syariah dan kepercayaan seluruh pihak atas keberadaan LKS12
pencatatannya dapat terjadi kesalahan baik yang tidak sengaja atau yang tidak disengaja.
terlihat asetnya banyak dan labanya besar sehingga dapat menarik investor memberikan
3. Adanya perusahaan yang membesarkan biaya sehingga laba terlihat kecil, hal ini untuk
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Audit syariah adalah salah satu unsur melalui pendekatan administratif dengan
menggunakan sudut pandang keterwakilan. Oleh karena itu, auditor merupakan wakil
dari para pemegang saham yang menginginkan pekerjaan (investasi) mereka sesuai
12
Dece.
13
Dece.
12
b. Dasar hukum audit syariah terkandung dalam Al-Qur’an, hadist, UUD serta dalam
c. Tujuan audit syariah secara garis besar adalah Untuk memastikan kesesuaian seluruh
operasional bank dengan prinsip dan aturan syariah yang digunakan sebagai pedoman
d. Jenis audit syariah terbagi atas audit eksternal dan internal diaman audit internal
memiliki Komite Audit dan Tata Lembaga Keuangan Islam dan Dewan Pengawas
Syariah (DPS).
e. Manfaat audit syariah secara umum adalah untuk meningkatkan kepercayaan pengguna
laporan keuangan terhadap laporan keuangan apakah telah disusun sesuai peraturan yang
f. Kerangka audit Syariah Terbagi atas Pertama terkait tujuan dan prinsip, Kedua terkait
laporan auditor Elemen dasar dari laporan auditor , Ketiga terkait ketentuan keterlibatan
audit, Keempat berkaitan dengan shari’a supervisory board yang intinya berisi
penunjukan, komposisi dan laporan DPS. Kelima berkaitan dengan tujuan Syariah
(shari’a review).
g. Audit syariah sangat berperan penting sebagai Laporan keuangan merupakan salah satu
mengurangi pajak dan zakat, Adanya ketidak percayaan publik terhadap perusahaan
sehingga diperlukan auditor sebagai pihak ketiga diluar lingkungan perusahaan yang
independen
2. Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna.
Penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk
kesempurnaan makalah ini dan penyusun juga berharap pembaca dapat mengambil
manfaat dan meningkatkan wawasan serta pengetahuan tentang Audit dan Kontrol Bank
Syariah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dece, ‘Akhmad Mujahidin, Pengawas LKS Cet. Ke-4, (Depok: RajaGrafindo Persada, 2017),
h.47 1’, 2019, 1–21
<https://www.academia.edu/39155382/MAKALAH_AUDIT_BANK_SYARIAH>
Minarni, Minarni, ‘Audit Syariah, Dan Tata Kelola Lembaga Keuangan Syariah’, La_Riba,
7.1 (2013), 29–40 <https://doi.org/10.20885/lariba.vol7.iss1.art3>
Saputra, Abdi, ‘Pengaruh Sistem Internal , Kontrol , Audit Internal Dan Penerapan Good
Corporate Governance Terhadap Kecurangan ( FRAUD ) Perbangkan ( Studi Kasus
Pada Bank Syariah Anak Perusahaan BUMN Di Medan )’, Riset Dan Jurnal Akuntansi,
14
1.1 (2017), 48–55
15