Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSELING GIZI

DISUSUN OLEH :

ALFI TIARISMA (P07131220040 )

DOSEN PEMBIMBING :

JUNAIDI,SST,M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLTEKKES KEMENKES ACEH

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

ACEH

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul konseling gizi ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
Junaidi,SST,M.Kes pada mata kuliah konseling gizi. Selain itu, makalah ini juga ditujukan
untuk menambah wawasan tentang konseling gizi bagi penulis dan juga para pembaca.

Saya menyampaikan terima kasih kepada bapak Junaidi,SST,M.Kes selaku dosen


pada mata kuliah konseling gizi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan serta wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Aceh besar, 20 desember 2022

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. konseling...................................................................................................................................5
a. pengertian konseling gizi...........................................................................................................5
b. tujuan konseling.........................................................................................................................5
c. fungsi dan manfaat konseling....................................................................................................6
d. unsur-unsur proses konseling.....................................................................................................6
e. tahapan konseling......................................................................................................................6
f. kelebihan dan kekurangan konseling.........................................................................................7
g. fasilitas dan sarana konseling.....................................................................................................8
B. klien...........................................................................................................................................8
a. pengertian klien.........................................................................................................................8
b. kriteria klien...............................................................................................................................9
c. tugas klien..................................................................................................................................9
C. konselor.....................................................................................................................................9
a. pengertian konselor....................................................................................................................9
b. syarat atau prinsip seorang konselor..........................................................................................9
c. Tugas konselor.........................................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................11
KESIMPULAN...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

3
Konseling atau penyuluhan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami
sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun 1908
saat ia melakukan konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang
kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien (client
centered).
American Counseling Association mendefinisikan konseling sebagai
hubungan profesional yang memberdayakan keberagaman individu, keluarga, dan
kelompok untuk mencapai kesehatan mental, kesehatan, pendidikan, dan tujuan karir.
Definisi lain menurut Division of counseling Psychology, konseling adalah
proses yang dapat membantu individu untuk mengatasi hambatan-hambatan
perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan kemampuan pribadi yang
dimilikinya secara optimal.
Konselor gizi adalah ahli gizi yang bekerja untuk membantu orang klien
mengenali dan mengatasi masalah yang dihadapi serta mndorong klien untuk mencari
dan memilih carapemecahan masalah gizi secara efektif dan efisien (supariasa 2011)
.

BAB II

PEMBAHASAN

4
A. konseling
a. pengertian konseling gizi
Konseling gizi merupakan salah satu bagian dari pendidikan gizi yang
bertujuan membantu masyarakat, kelompok atau individu untuk menyadari dan
mampu mengatasi masalah kesehatan dan gizi yang dialaminya. Menurut Supariasa,
(2012), konseling merupakan suatu proses komunikasi dua arah/interpersonal antara
konselor dan klien untuk membantu klien dalam mengenali, menyadari dan akhirnya
mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah gizi yang
dihadapinya. Konselor adalah ahli gizi yang bekerja membantu klien mengenali,
menyadari, mendorong dan mencarikan dan memilih solusi pemecahan masalah klien
yang akhirnya klien mampu menentukan keputusan yang tepat dalam mengatasi
masalahnya.
Menurut Kamus Gizi (2009), yang dikeluarkan oleh Persagi, Konseling Gizi
adalah proses komunikasi dua arah antara konselor dan pasien/klien, untuk membantu
klien untuk mengenali dan mengatasi malah gizi.
Persagi (2010) mendefinisikan bahwa konseling gizi adalah suatu bentuk
pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan keluarga
memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya dan permasanlah gizi yang
dihadapi. Setelah konseling diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil
langkah-langkah untuk mengatasi maslah gizi termasuk perubahan pola makan serta
pemecahan masalah terkait gizi ke arah kebiasaan hidup sehat

b. tujuan konseling
Secara umum konseling gizi bertujuan membantu klien dalam upaya
mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga dapat meningkatkan kualitas
gizi dan kesehatan klien, meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan
perubahan tindakan. Dalam konseling gizi terjadi proses komunikasi dua arah
memberikan kesempatan konselor dan klien saling mengemukakan pendapat.
Konselor memberikan informasi dan arahan yang positif yang dapat mengubah
informasi negatif. Konselor juga mengarahkan klien untuk mampu menentukan sikap
dan keputusan untuk mengatasi masalah gizi yang dialami. Jadi tujuan konseling
adalah membantu klien dalam upaya mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi
sehingga mampu meningkatkan kualitas gizi dan kesehatannya.
Dalam buku pendidikan dan konsultasi gizi oleh Suariasa (2012), yang dimaksud
dengan tujuan konseling gizi adalah sebagai berikut:
1. Membantu klien dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah klien serta
memberi alternatif pemecahan masalah. Melalui konseling klien dapat berbagi
masalah, penyebab masalah dan memperoleh informasi tentang cara mengatasi
masalah.
2. Menjadikan cara-cara hidup sehat di bidang gizi sebagai kebiasaan hidup klien.
Melalui konseling klien dapat belajar merubah pola hidup, pola aktivitas, pola makan.
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga klien tentang gizi.
Melalui konseling klien mendapatkan informasi pengetahuan tentang gizi, diet dan
kesehatan.

c. fungsi dan manfaat konseling


Konseling diharapkan mampu memberi manfaat kepada klien dengan:

5
1. Membantu klien untuk mengenali permasalahan kesehatan dan gizi yang
dihadapi.Konselor menyampaikan beberapa informasi tentang penyakit atau masalah,
faktor penyebab dan gejala penyakit yang diderita. Sehingga klien dapat mengetahui
permasalahan atau penyakit apa yang dia alami.
2. Membantu klien mengatasi masalah. Konselor memberikan beberapa informasi atau
alternatif pemecahan masalah.
3. Mendorong klien untuk mencari cara pemecahan masalah. Konselor dapat mendorong
mengarahkan klien untuk mencari pemecahan masalah. Konselor memberi motivasi
bahwa klien mempunyai potensi untuk memecahkan masalah.
4. Mengarahkan klien untuk memilih cara yang paling sesuai baginya. Konselor
mendampingi dan membantu klien dalam memilih cara yang paling tepat dan sesuai
bagi klien.
5. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien. Konselor
membantu klien dalam menyembuhkan penyakitnya dengan memberikan informasi
yang jelas tentang diet yang disarankan berkaitan dengan penyakitnya.
d. unsur-unsur proses konseling
1. pembinaan hubungan baik
2. penggalian informasi ( identifikasi masalah kebutuhan, perasaan, kekuatan diri dan
sebagainya)
3. pengambilan keputusan, pemecahan masalah, perencanaan
4. menindak lanjut pertemuan
e. tahapan konseling
1. membangun dasar-dasar konseling
salam, perkenalkan diri, mengenal klien, membangun hubungan, memahami tujuan
kedatangan klien, serta menjelaskan tujuan dan proses konseling. sasaran utama
langkah ini adalah klien dapat menjelaskan masalahnya, keprihatinan yang
dimilikinya dan alasannya berkunjung. Hubungan terapeutis dibangun pada tahap
pertama ini.
2. Menggali permasalahan
Tujuan kegiatan ini untuk mendapatkan informasi atau data yang lengkap dan sesuai
dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi terkait dengan masalah asupan gizi atau
faktor lain yang dapat menimbulkan masalah gizi. Perubahan status gizi dapat
terdeteksi dengan melakukan pengkajian gizi menggunakan data dari pengukuran
antropometri, pemeriksaan klinis dan fisik, biokimia, riwayat makanan dan riwayat
personal.
3. Menegakkan diagnosis gizi
Melakukan indentifikasi masalah, penyebab, dan tanda atau gejala yang disimpulkan
dari hasil pengkajian gizi yang diuraikan dengan komponen problem, etiology, signs,
dan symptoms.
4. Intervensi gizi
a) Memilih rencana
Bekerjasama dengan klien untuk memilih alternatif upaya perubahan perilaku diet
yang dapat diimplementasikan.
b) Memperoleh komitemen
 Komitmen untuk melaksanakan perlakuan diet khusus serta membuat rencana
realistis dan dapat diterapkan
 Menjelaskan tujuan, prinsip diet, dan ukuran porsi makan.
5. Monitoring dan evaluasi

6
 Ulangi dan tanyakan kembali apakah kesimpulan dari konseling dapat dimengerti
oleh klien.
 Pada kunjungan berikutnya, lihat proses dan dampaknya
6. Mengakhiri konseling (terminasi)
 Akhir dari sesi konseling (satu kali pertemuan)
 Akhir suatu proses konseling (beberapa kali pertemuan)
f. kelebihan dan kekurangan konseling
keuntungan konseling individual:
 waktu dan tempat lebih fleksibel sesuai dengan persetujuan konselor dan klien
 kerahasiaan lebih terjaga
 hubungan interpersonal lebih terjalin dengan baik
 tidak membutuhkan banyaka alat dan bahan
 proses konseling dilakukan lebih mendalm ke titik masalah yang sedang dihadapi
kekurangan konseling individual:
 hanya melayani satu orang saja
 tidak semua orang mau melakukan konseling individual
 membutuhkan waktu yang cukup lama dan berkelanjutan

kelebihan konseling kelompok


 lebih efisisen
 konteks sosisal interpersonal yang kondusif untuk menangani masalah
interpersonal
 membantu klien menempatkan masalah dalam perspektif dan untuk memahami
bahwa ia sama sekaligus berbeda dengan yang lain
 membangun suatau sistem dukungan
 konseli belajar keterampilan komunikasi interpersonal
kekurangan konseling kelompok
 beberapa klien membutuhkan bantuan individual
 peran konselor cenderung berlebihan dan kompleks
 proses kelompok sering terhenti pada satu isu
 banayak konseli sulit mengembangkan kepercayaan kepada anggota kelompok
lain
 kontadiksi menentukan masalah yang dapat ditangani dengan konseling kelompok

g. fasilitas dan sarana konseling


Konseling dapat dilakukan dimana saja seperti di rumah sakit, di posyandu, di
poliklinik, di puskesmas atau tempat lain yang memenuhi beberapa syarat sebagai
berikut:
1. Ruangan tersendiri. Konseling hendaknya mempunyai ruangan tersendiri tidak
bergabung dengan ruangan yang lain, sehingga klien merasa nyaman tidak terganggu.
2. Tersedia tempat atau meja. Perlu ada tempat atau meja sebagai tempat
mendemonstrasikan alat peraga atau media konseling. Tersedia tempat untuk
menyimpan alat bantu atau media konseling.
3. Lokasi mudah dijangkau oleh klien, tidak terlalu jauh dan tidak berkelok kelok,
khususnya bagi klien yang memiliki keterbatasan fisik
4. Ruangan memiliki cukup cahaya dan sirkulasi udara yang mendukung kegiatan
konseling, cukup terang, tidak pengap dan tidak panas.

7
5. Aman yaitu memberikan rasa aman kepada klien sehingga klien dapat berbicara
dengan
bebas tanpa didengar dan diketahui oleh orang lain, tanpa ketakutan menyampaikan
masalahnya.
6. Nyaman yaitu membuat suasana yang mendukung proses konseling. Berikan
kenyamanan dalam menyampaikan permasalahan tanpa ada tekanan perasaan dan
psikis.
7. Tersedia tempat untuk ruang tunggu bagi klien, sehingga bila klien yang berkunjung
ramai, bisa menunggu dengan nyaman.
8. Tenang yaitu lingkungan yang tenang, tidak bising dari suara atau kegaduhan akan
mendukung proses konsleing
9. Alat-alat antropometri
10. Laptop/komputer
11. Kalkulator
12. Food model
13. Alat tulis
14. Bagan IMT
15. Standar porsi
16. Tabel AKG

B. klien

a. pengertian klien
menurut rogers dalam latipun (2004) menyatakan bahwa klien adalah orang yang
datang ke konselor dan kondisinya cemas. Dalam konteks konseling, klien adalah subyek
yang memiliki motivasi, kekuatan, memiliki kemauan untuk berubah dan pelaku bagi
perubahan dirinya.
Menurut yeo (2003), ia berpandangan bahwa klien sebagai P-I-N (Person in Need) atau
pribadi yang mempunyai kebutuhan. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa sejumlah
klien dalam menghadapi masalah-masalahnya mempunyai kebutuhan untuk didengarkan
atau memerlukan bantuan praktis berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan material, dan
mungkin juga membutuhkan bantuan untuk memcahkan masalah pribadinya.

b. kriteria klien
 klien memiliki masalah kesehatan terkait dengan gizi
 klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan
 klien yang ingin mempertahankan dn mencapai status gizi optimal

c. tugas klien
 mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku
 mematuhi segala intruksi konselor
 memberika informasi dengan jujur dan lengkap

8
C. konselor
a. pengertian konselor
Konselor adalah orang yang telah memiliki pendidikan dan pengalaman dalam
membantu orang lain dan mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi kliennya.
Koselor gizi adalah seorang yang berprofesi dalam tugasnya bekerja membantu klien
dalam mengenali masalahnya, memberikan alternatif pemecahan masalah dan membantu
klien dalam mengambil keputusan pemecahan masalah, apa yang dapat klien lakukan atas
usahanya, dalam mengatasi gizi yang dihadapinya. Konselor mempunyai beberapa peran
dan fungsi berkaitan dengan tugasnya membantu mengatasi masalah gizi klien
b. syarat atau prinsip seorang konselor
1. Harus memiliki keahlian
Seorang konselor harus ahli dibidangnya dalam hal ini adalah ilmu gizi dan dietetik.
Kosnselor juga harus menguasai beberapa bidang ilmu terkait seperti ilmu pangan,
Anatomi Fisiologi, Sosiologi, Antropologi, psikologi, ilmu perilaku, dan ilmu
komunikasi. Penguasaan ilmu tersebut sangat membantu konselor dalam memberikan
informasi terkait dengan masalah klien.
2. Menarik
Seorang konselor harus berpenampilan menarik seperti penampilan berpakaian yang
rapih, sikap sopan dan tutur kata santun.
3. Dapat dipercaya
Seorang konselor harus dapat dipercaya oleh klien. Rasa percaya klien kepada
konselor merupakan hal yang sangat penting dalam konseling. Dengan kepercayaan
ini proses konseling akan berjalan dengan baik. Klien merasa aman menyampaikan
permasalahannya tanpa ragu karena keterangannya akan dijaga kerahasiaannya.
4. Empati
Konselor harus mempunyai rasa empati yaitu mampu memahami apa yang dirasakan
oleh kliennya. Konselor dapat ikut merasakan masalah yang dihadapi klien sebagai
masalahnya sendiri.
5. Kesadaran dan Pemahaman tentang diri
Konselor mempunyai kesadaran tentang dirinya seperti:
 Berbagai kebutuhan untuk memberi, disukai, menyenangkan orang lain, dicintai.
 Memotivasinya untuk membantu klien dalam memecahkan masalahnya.
 Perasaan-perasaan yang dimiliki seperti rasa puas, sakit hati, bahagia, kecewa,
bingung dan rasa takut.
 Konselor menyadari Kekuatan dan kelemahan setiap orang termasuk diri konselor.
6. Keterbukaan
Seorang konselor harus memiliki rasa keterbukaan.
Hal ini penting dalam konseling. Dengan keterbukaan akan terjadi komunikasi yang
jujur.
7. Objektivitas
Seorang konselor harus memandang masalah yang dihadapi klien secara objektif
yaitu berdasarkan fakta, data yang akurat dari klien. Objektif dalam mengenali
masalah, objektif dalam memberikan alternatif solusi sehingga keputusannya akan
objektif.
8. Kompeten

9
Konselor harus Kompeten dibidangnya, menguasai bidang ilmu sesuai standar
keilmuannya. konselor mempunyai ilmu dan keterampilan yang mendukung tugasnya.
Seorang Konselor harus sehat secara fisik, mental dan sosial serta kondisi
psikologisnya tidak terganggu, sehingga dapat membantu klien dengan baik.

c. Tugas konselor
konseling gizi yaitu serangkaian kegiatan yang ada antara dua belah pihak sebagai
proses komunukasi antara konselor dan klien. Tugas konselor adalah menanamkan
serta meningkatkan pengertian, sikap untuk pola hidup sehat dengan mengkonsumsi
asupan makanan yang mengandung gizi.
Konselor adalah petugas konseling yang memiliki kemampuan untuk menanamkan
berbagai sikap serta aktivitas yang mampu menunjang peningkatan gizi atau
keseimbangan gizi sesorang. Seorang konselor harus mampu menggali apa saja
masalah yang ditimbulkan dari dalam diri klien, kemudia konselor memberikan
masukan kepada pasien, masukan tersebut berhubungan dengan masalah yang
dihadapi oleh klien tersebut. Masukan yang diberikan oleh konselor kepada klien itu
berdasarkan standar yang telah berlaku dan tidak memberikan masukan yang
menyimpang dari ketentuan yang telah berlaku

10
BAB III

KESIMPULAN

 konseling gizi merupakan suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan
gizi untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik
tentang dirinya dan permasalahan yang dihadapi.

 klien adalah subyek yang memiliki motivasi, kekuatan, memiliki kemauan untuk
berubah dan pelaku bagi perubahan dirinya.

 Koselor gizi adalah seorang yang berprofesi dalam tugasnya bekerja membantu klien
dalam mengenali masalahnya, memberikan alternatif pemecahan masalah dan
membantu klien dalam mengambil keputusan pemecahan masalah, apa yang dapat
klien lakukan atas usahanya, dalam mengatasi gizi yang dihadapinya. Konselor
mempunyai beberapa peran dan fungsi berkaitan dengan tugasnya membantu
mengatasi masalah gizi klien

11
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Konseling
2. Dr. Rita Ramayulis,DCM,M.Kes, Triyani kresnawan, DCN,M.Kes, RD., Sri iwaningsih ,
SKM.,MARS,RD., Nuraini susilo rochani, SKM., MSc, RD.2018.Stop mstunting dengan
konseling gizi. Jakarta: penebar plus+ (penerbit swadaya grup)
3. https://rs.unud.ac.id/hak-kewajiban-pasien/
4. https://id.scribd.com/presentation/423797865/pengantar-konseling
5. https://id.scribd.com/doc/59291991/Keuntungan-Dan-Kelemahan
6. http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1603000051/7_BAB_II.pdf
7. http://gizi.unida.gontor.ac.id/konseling-gizi/
8. https://www.dictio.id/t/bagaimana-karakteristik-klien-konseli-didalam-proses-
konseling/14880/2
9. https://id.wikipedia.org/wiki/Konseling
10. https://blog.paperplane-tm.site/2020/01/pengertian-tujuan-manfaat-fungsi-asas.html
11. https://slideplayer.info/slide/2758159/
12. Desak Putu Sukraniti,M.Kes, taufiqurrahman,SKM,MPH dan sugeng irawan
S,STP,M.Kes.2018. Konseling gizi. Kebayoran baru jakarta selatan: pusat pendidikan
sumber daya manusia kesehatan
13. Melsiade fitri zulfanedi.2020. psikologi konseling. Fakultas psikologi universitas persada
indonesia Y.A.I

12

Anda mungkin juga menyukai