Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSELING GIZI

DISUSUN OLEH :

AJA NILAM CAHYA (P07131220039 )

DOSEN PEMBIMBING :

JUNAIDI,SST,M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLTEKKES KEMENKES ACEH

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

ACEH

2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul konseling gizi ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
Junaidi,SST,M.Kes pada mata kuliah konseling gizi. Selain itu, makalah ini juga ditujukan
untuk menambah wawasan tentang konseling gizi bagi penulis dan juga para pembaca.

Saya menyampaikan terima kasih kepada bapak Junaidi,SST,M.Kes selaku dosen


pada mata kuliah konseling gizi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan serta wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Aceh besar, 20 desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Menurut Kamus Gizi (2009), yang dikeluarkan oleh Persagi, Konseling Gizi adalah
proses komunikasi dua arah antara konselor dan pasien/klien, untuk membantu klien untuk
engenali dan mengatasi malah gizi.
Persagi (2010) mendefinisikan bahwa konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan
yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan keluarga memperoleh
pengertian lebih baik tentang dirinya dan permasanlah gizi yang dihadapi. Setelah konseling
diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi
maslah gizi termasuk perubahan pola makan serta pemecahan masalah terkait gizi ke arah
kebiasaan hidup sehat.
Konseling gizi adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi makanan, dietetik
masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi
gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi
sehat atau sakit (Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2003)..

Dengan demikian Konseling gizi adalah suatu proses memberi bantuan kepada orang
lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman
fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konseling
Konseling merupakan hubungan antara seorang pemberi konseling (konselor)
dan individu yang sedang mengalami masalah atau yang diberi konseling (klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Konseling gizi
adalah suatu proses komunikasi interpersonal/dua arah antara konselor dan klien
untuk membantu klien mengenali, mengatasi dan membuat keputusan yang benar
dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapi (Depkes. 2000).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2013) konseling adalah
pemberian nasihat atau arahan yang dilakukan oleh ahli kepada orang yang
membutuhkan advis atas suatu masalah. Konseling gizi adalah suatu proses
komunikasi dua arah antara konselor dan pasien atau klien untuk membantu
pasien atau klien mengenali dan mengatasi masalah gizi (kamus gizi 2009).
Menurut PPSDM Kemenkes 2018 Konseling gizi adalah suatu proses
memberi bantuan kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau
memecahkan suatu masalah melalui pemahaman fakta-fakta, harapan, kebutuhan
dan perasaan klien.
Menurut Supariasa (2011) konseling adalah suatu proses komunikasi
interpersonal atau dua arah antara konselor dan klien untuk membantu klien
mengatasi dan membuat keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi
yang dihadapi.
Konseling merupakan hubungan antara seorang pemberi konseling (konselor)
dan individu yang sedang mengalami masalah atau yang diberi konseling (klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Konseling gizi
adalah suatu proses komunikasi interpersonal/dua arah antara konselor dan klien
untuk membantu klien mengenali, mengatasi dan membuat keputusan yang benar
dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapi (Depkes. 2000).
B. Tujuan konseling

Tujuan konseling ini dibagi 2, yaitu tujuan konseling secara umum dan khusus.
Berikut penjelasan tujuan konseling:

 Tujuan Konseling Secara Umum

Tujuan konseling adalah memecahkan masalah yang dialami klien. Upaya ini dapat
dilakukan dengan mengurangi intensitas hambatan danatau kerugian yang disebabkan
masalah tersebut dan menghilangkan masalah yang dimaksud. Dengan layanan
konseling ini maka harapannya adalah meringankan beban klien dan mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki oleh klien.

 Tujuan Konseling Secara Khusus

Tujuan konseling secara khusus adalah klien menjadi memahami seluk-beluk masalah
yang dialami secara mendalam dan menyeluruh dengan cara yang positif dan dinamis.
Pemahaman yang dimaksud adalah mengarah kepada dikembangkannya persepsi dan
sikap serta kegiatan demi terselesaikannya masalah yang dialami klien secara spesifik.

Jadi, tujuan konseling jangka panjang adalah klien menemukan jalannya sendiri
sehingga lebih dapat mengandalkan diri sendiri dalam menghadapi situasi-situasi
hidup yang berkelanjutan di masa mendatang dengan cara yang membangun tanpa
terus-menerus memerlukan bantuan dari luar.
C. Manfaat konseling
 Emosi Lebih Stabil
 Meningkatkan Kepercayaan Diri
 Hubungan Yang Lebih Baik
 Lebih Memahami Apa Yang Kamu Mau
 Membantu Kamu Membuat Batasan-Batasan

D. Unsur Unsur proses konseling


1. Penataan Fisik
 Tempat berlangsungnya konseling
 Fasilitas yang mendukung proses konseling
 Keadaan lingkungan sekitar yang nyaman dan mendukung proses konseling

2. Bahasa Non Verbal


 Adanya kontak mata antara klien dan konselor
 Posisi tubuh yang nyaman selama proses konseling
 Ekspresi wajah antara klien dan konselor

3. Kepribadian konselor dan klieen


4. Adanya harapan dan tujuan antara klien dan konselor.
5. Modal yang dimiliki oleh konselor

E. Tahapan Konseling
Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu : Tahapan awal (tahap
mendefinisikan masalah), Tahap inti (tahap kerja),Tahap akhir (tahap perubahan dan
tindakan)
a. Tahap Awal
Tahap ini dimulai sejak klien menemui konselor hingga konselor dan klien menemukan
masalah. Pada tahapan ini beberapa hal perlu dilakukan, misalnya membangun hubungan
konseling salah satunya dengan saling percaya antara konselor dan klien. Kepercayaan adalah
bagian dari asas - asas konseling dan kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada
terpenuhinya asas - asas bimbingan dan konseling. Jika hubungan konseling sudah terjalin
dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu
memperjelas masalah konseling.
b. Tahap Inti
Setelah tahap awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah menginjak
pada tahap inti. Pada tahapan ini juga terdapat hal yang harus dilakukan misalnya,
menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam agar klien mempunyai
perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang dialaminya. Setelah itu, konselor
dan klien melakukan penilaian kembali dengan tetap menjaga agar hubungan konseling tetap
terpelihara.
c. Tahap Akhir
Pada tahapan ini, konselor membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.
Dilanjutkan dengan menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan
kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya. Terakhir mengevaluasi
jalannya proses dan hasil konseling serta membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
Brammer, Albrego dan Shostrom mengatakan bahwa langkah konseling ada empat
yaitu membangun hubungan, identifikasi dan penilaian masalah, memfasilitasi perubahan
terapeutis, dan evaluasi serta terminasi.
Langkah pertama bertujuan agar klien menjelaskan permasalahan yang dihadapinya,
keprihatinan yang dihadapi oleh klien dan alasan kenapa datang kepada koselor. Pada
langkah ini sudah mulai membangun hubungan terapeutik. Pada langkah ini sangat penting
untuk membangun hubungan yang positif berdasarkan rasa saling percaya, saling
keterbukaan dan kejujuran berekspresi. Pada langkah ini konselor harus menunjukkan diri
sebagai seorang berkompeten di bidang gizi dapat membantu klien mengatasi
permasalahannya. Konselor menunjukkan diri dan meyakinkan diri klien bahwa konselor
sebagai orang yang dapat dipercaya dan dapat membantu klien mengatasi masalahnya.

F. Fasilitas dan Sarana Konseling


fasilitas atau perlengkapan bimbingan dan konseling yang diperlukan di sekolah
meliputi:

 Yang berhubungan dengan pengumpulan data murid


 Yang berhubungan dengan penyimpanan data murid
 Yang berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan
 Yang berhubungan dengan administrasi bimbingan
 Yang berhubungan dengan fasilitas fisik. (Djumhur & Muh. Surya, 1975)

G. Klien
 Pengertian klien
Klien adalah seorang individu yang sedang mengalami masalah atau setidak-
tidaknya sedang mengalami sesuatu yang ingin dia sampaikan kepada orang
lain. Klien menanggung semacam beban atau mengalami suatu kekurangan
yang ingin diisi atau ada sesuatu yang ingin atau perlu dikembangkan pada
dirinya.

 Syarat dan kriteria klien


Seorang klien memiliki karakteristik seperti:
 Individu yang membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalahnya,
terlebih lagi masalah-masalah yang mendesak dan merisaukan dirinya
 Individu yang belum mampu untuk mengembangkan potensi-potensi
yang dimilikinya
 Individu yang belum mampu memahami dan mengaktualisasikan
dirinya.
 Individu yang belum mampu mengambil keputusan sendiri.
Karakteristik klien yang dianggap akan sukses dalam konseling adalah
yang mempunyai ciri "YAVIS" (Young, Attractive, Verbal, Intellegent,
Succesful). Dengan ciri klien tersebut maka seorang konselor akan senang
dengan klien itu dan kemungkinan jalannya konseling akan berjalan
dengan efektif Sedangkan karakteristik klien yang tidak disukai dan
terkadang menjadi penghambat adalah "HOUND" (Homely Old,
Unintellegent Non-Verbal, Disadvantaged) atau DUD" (Dumb,
Unintellegent, Disadvantaged).
HOUND atau DUD mungkin dapat menghambat proses konseling karena
faktor penunjang suksesnya konseling adalah adanya kemampuan dalam
mengekspresikan diri dan menemukan insight yang dapat membantunya
untuk lebih memahami durinya dari percakapannya dengan konselor. Oleh
karenanya, klien membutuhkan kemampuan untuk menganalisis dan
melakukan sintesis terhadap masukan yang diperolehnya. Selain itu,
seorang klien juga memiliki karakteristik mengenai
 Kebutuhan akan perubahan, terutama perubahan tingkah lakunya
 Kenginan untuk memiliki kesehatan mental yang baik
 Ketergantungan terlhadap respon dari konselor

 Tugas klien
 Menaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku selama konseling
 Mematuhi segala intruksi konselor dalam pengobatan
 Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang
penyakit yang diderita kepada konselor
 Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah di buat

H. Konselor
 Pengertian konselor
Konselor adalah pihak yang membantu klien dalam proses konseling. Sebagai
pihak yang paling memahami dasar dan teknik konseling secara luas, konselor
dalam menjalankan perannya bertindak sebagai fasilitator bagi klien. Selain
itu, konselor juga bertindak sebagai penasihat, guru, konsultan yang
mendampingi klien sampai klien dapat menemukan dan mengatasi masalah
yang dihadapinya. Maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa konselor
adalah tenaga profesional yang sangat berarti bagi klien.

 Syarat dan prinsip untuk menjadi konselor


 Seorang konselor harus dapat memahami dirinya sendiri terlebih
dahulu sehingga dia pun dapat memahami diri klien baik itu pikiran,
perasaan, maupun pengalamannya
 Seorang konselor harus bersifat netral dalam arti dia tidak bersifat
menilai terhadap nilai-nilai yang dipegang klien dan mengusahakan
untuk kesejahteraan klien
 Seorang konselor harus memiliki sifat empati terhadap kliennya
 Seorang konselor harus memiliki sikap mau menerima, terbuka, akrab,
hangat, dan permisif
 Seorang konselor paling tidak harus memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang banyak dan luas sehingga dapat membantu
mengatasi masalah klien
 Konselor harus mempunyai kreatifitas sehingga dapat membuat klien
tertarik dan suka kepadanya
 Seorang konselor harus dapat memotivasi dan memberikan harapan
terhadap klien, karena motivasi dari konselor tersebut biasanya
dijadikan sebagai panutan dan pegangannya
 Seorang konselor harus dapat dipercava dan dapat menyimpan rahasia
klien

 Tugas konselor
 Memberikan bimbingan kepada konseling dengan maksud agar
konseling mampu mengatasi permasalahan pribadinya. Bagi seorang
konselor tidak ada salahnya untuk menghiasi dirinya dengan sifat- sifat
dan karakter-karakter yang baik dan terpuji
 Seorang konselor harus menjadi uswah dan cermin bagi konseling
dalam tugas bimbinganya haruslah merupakan teladan yang baik bagi
kliennya. Klien datang kepada konselor adalah berkeyakinan bahwa
konselor lebih bijaksana, dewasa, dan mampu memberikan solusi
 Harus mempunyai pikiran yang positif, artinya seorang konselor
bertindak dan berfikir serta memberikan solusi sebagaian besar
dipengaruhi oleh cara berpikirnya
 Menanmkan serta meningkatkan pengertian, sikap untu pola hidup
sehat dengan mengkonsumsi asupan makanan yang mengandung gizi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konseling gizi ialah serangkaian kegiatan yang ada antara dua belah pihak sebagai
proses komunikasi antara konselor dan klien. Tugas dari konselor adalah menanmkan serta
meningkatkan pengertian, sikap untu pola hidup sehat dengan mengkonsumsi asupan
makanan yang mengandung gizi. Konselor merupakan petugas konseling yang memiliki
kemampuan untuk menanamkan berbagai sikap serta aktivitas yang mampu menunjang
peningkatan gizi atau keseimbangan gizi seseorang.

Seorang konselor harus mampu menggalai apa saja masalah yang ditimbulkan dari
dalam diri klien atau pasien. Konselor memberikan masukan kepada pasien atau klien.
Masukan tersebut berhubungan dengan masalah yang dihadapi oleh klien tersebut. Masukan
yang diberikan oleh konselor terhadap klien berdasarkan standart yang telah berlaku. Dengan
kata lain konselor tidak memberikan masukan yang menyimpang dari ketentuan yang
berlaku.

B. Saran

Profesi gizi dan dietetik, disamping profesi kesehatan lain, dalam sejarahnya
merupakan cabang dari profesi kedokteran. Dimasa yang akan datang, profesi gizi dituntut
untuk mampu menunjukkan profesionalisme yang lebih tinggi bila ingin ditempatkan sejajar
dengan profesi lain. Pada era globalisasi saat ini, pasar kerja membutuhkan tenaga yang
mampu bekerja secara profesional, yang menguasai kemampuan teknik (Technical
competencies) dan kemampuan dalam bertingkah laku yang baik (behavioral competencies).

Oleh karena itu ahli gizi disarankan untuk mengembangkan wawasan keilmuannya ,Mampu
beradaptasi dengan lingkungan, Mampu membangun kerjasama dalam tim, memiliki
Ketahanan fisik dan kepribadian yang matang, , Memiliki ketrampilan negosiasi yang baik,
dan Terampil dalam mengambil keputusan yang tepat.
REFERENSI
https://get-kalm.com/id/2020/06/30/manfaat-konseling/
https://irvanhermawanto.blogspot.com/2017/08/kelebihan-dan-kekurangan-konseling.html?
m=1
http://tsalitsade.blogspot.com/2015/10/pkg-konseling-gizi.html?m=1

https://pdfcoffee.com/makalah-konseling-gizi-monev1docx-5-pdf-free.html

http://bppsdmk.kemkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai