Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Saw. Semoga kita
mendapatkan syaafa’atnya kelak di akhirat .

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia-
Nya, penulis mampu untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Akuntansi Sektor Publik 2
tentang Audit Internal Pemerintah.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya akan menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Sekian, semoga makalah ini dapat bermanfaat .Terima kasih.

Mataram, 21 November 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2

BAB I ......................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3

C. Tujuan ............................................................................................................................. 4

BAB II........................................................................................................................................ 5

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5

A. Pengertian Audit Internal ................................................................................................ 5

B. Jenis – Jenis Audit Internal Sektor Publik ...................................................................... 5

C. Tujuan Audit Pemerintah ................................................................................................ 7

D. Review Artikel tentang Audit Internal Pemerintah ........................................................ 8

BAB III .................................................................................................................................... 13

PENUTUP................................................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13

B. Saran ............................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transparansi dan akuntabilitas keuangan publik merupakan unsur penting
dalam terciptanya tata kelola pemerintah yang baik (Sumartono & Pasolo, 2019),
namun ada tiga 3 aspek utama lainnya yang mendukung terciptanya pemerintahan
yang baik (good governance) sebagai wujud dari pertanggungjawaban Pemerintah
kepada masyarakat dalam mengelola keuangan negara, sebagaimana peraturan
menteri pendayagunaan Aparatur Negera (PERMENPAN) Nomor 19 Tahun 2009
tentang Pedoman Kenadali Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP), yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan (Darmawati & Dewi,
2018).
Salah satu Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) pemerintah yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan adalah Badan Pegawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Auditor pemerintah yang berada di instansi
BPKP, mereka dituntut untuk menaati kode etik Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) serta standar audit APIP atau standar audit lainnya yang telah
ditetapkan. Dengan adanya Kode Etik APIP dan Standar Audit APIP masih saja
menimbulkan banyak persoalan berupa praktik-praktik kecurangan berupa adanya
kasus korupsi maupun penyelewengan. Persolan ini akan berdampak pada komitmen
auditor internal pemerintah terhadap kode etik dan standar audit agar mutu hasil audit
intern yang dilakukan terhadap kualitas audit dapat terjaga dan ditingkatkan.
Menurut AAIPI, (2013) Untuk menjaga mutu hasil audit intern yang
dilaksanakan oleh Auditor Intern Pemerintah, perlu disusun Standar Audit Intern
Pemerintah Indonesia. Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia, adalah kreteria
atau ukuran mutu minimal untuk melakukan kegiatan audit intern yang wajib
dipedomani oleh auditor dan Pimpiman APIP. Standar Audit dimaksudkan agar
pelaksanaan audit intern berkualitas.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu audit internal pemerintah?

3
2. Apa saja Jenis-jenis audit pemerintah?
3. Apa Tujuan dari audit pemerintah?
4. Review artikel mengenai audit pemerintah

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui audit internal pemerintah
2. Untuk mengetahui jenis-jenis audit pemerintah
3. Untuk mengetahui tujuan audit pemerintah
4. Untuk mengetahui review artikel mengenai audit pemerintah

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Audit Internal


Audit internal menurut International Standards for the Professional Practice
of Internal Auditing (SPPIA) adalah suatu kegiatan assurance dan konsultasi
(consulting) yang independen dan objektif yang dirancang untuk menambah nilai dan
meningkatkan operasi suatu organisasi. Kegiatan-kegiatan tersebut membantu
organisasi yang bersangkutan mencapai tujuan-tujuannya dengan mengevaluasi dan
memperbaiki efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola
melalui pendekatan yang teratur dan sistematik. Organisasi auditi misalnya adalah
pemerintah daerah, kementerian negara, lembaga negara, perusahaan, atau bahkan
pemerintah pusat. Sebagai contoh, untuk pemerintah daerah, maka audit intern adalah
audit yang dilakukan oleh aparat pengawasan intern daerah yang bersangkutan
(Inspektorat). Sedangkan pada organisasi kementerian negara audit intern dilakukan
oleh inspektorat jenderal departemen dan dalam organisasi pemerintah pusat audit
intern dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Audit
intern dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan dalam manajemen.
Jadi pelaksanaan audit intern lebih diarahkan pada upaya membantu
bupati/walikota/gubernur/menteri/presiden meyakinkan pencapaian tujuan organisasi.

B. Jenis – Jenis Audit Internal Sektor Publik


1. Audit Kinerja (Audit Operasional)
Adalah pemeriksaan secara objektif dan sistematik terhadap berbagai macam
bukti, untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas atau
program/kegiatan pemerintah yang diaudit.
Audit Ekonomi dan Efisiensi menentukan apakah:
 Entitas telah memperoleh, melindungi dan menggunakan sumber dayanya
(seperti karyawan, gedung, ruang dan peralatan kantor) secara hemat dan
efisien;
 Penyebab timbulnya ketidakhematan dan ketidakefisenan;
 Entitas tersebut telah mematuhi peratutran perundang-undangan yang
berkaitan dengan kehematan dan efisiensi.

5
Audit ekonomi dan efisiensi dapat mempertimbangkan apakah entitas yang
diaudit telah:
 Mengikuti ketentuan pelaksanaan pengadaan yang sehat.
 Melakukan pengadaan sumber daya (jenis, mutu, dan jumlah) yang sesuai
dengan kebutuhan dan dengan biaya yang wajar;
 Melindungi dan memelihara semua sumber daya negara yang ada secara
memadai;
 Menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang tanpa tujuan dankurang
jelas tujuannya;
 Menghindari adanya pengangguran atau jumlah pegawai yang berlebihan;
 Menggunakan prosedur kerja yang efisien;
 Menggunakan sumber daya (staf, peralatan dan fasilitas) secara optimum
dalam menghasilkan atau menyerahkan barang/jasa dengan kuantitas dan
kualitas yang baik serta tepat waktu;
 Mematuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
perolehan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya negara;
 Telah memiliki suatu sistem pengendalian manajemen yang memadai untuk
mengukur, melaporkan, dan memantau kehematan dan efisiensi pelaksanaan
program;
 Telah melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan
mengenai penghematan dan efisiensi.
Audit program (Efektivitas) mencakup penentuan:
 Tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan atau manfaat yang telah
ditetapkan oleh undang-undang atau badan lain yang berwenang;
 Efektivitas kegiatan entitas, pelaksanaan program, kegiatan atau fungsi
instansi yang bersangkutan;
 Apakah entitas yang telah diaudit telah menaati peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan program/kegiatannya.
Contoh pelaksanaan audit program antara lain:
 Menilai tujuan program, baik yang baru maupun yang sudah berjalan, untuk
menentukan apakah tujuan tersebut sudah memadai dan tepat/relevan
 Menentukan tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan.

6
 Menilai efektivitas program dan/atau unsur program secara sendiri - sendiri
 Mengidentifikasi faktor yang menghambat pelaksanaan kinerja yang baik dan
memuaskan
 Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif -
alternatif lain untuk melaksanakan program tersebut yang mungkin dapat
memberikan hasil yang lebih baik dengan biaya rendah.
2. Audit dengan Tujuan Tertentu
Audit (pemeriksaan) dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang tidak
termasuk dalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja/audit
operasional. Sesuai dengan definisinya, jenis audit ini dapat berupa semua jenis
audit selain audit keuangan dan audit operasional. Dengan demikian dalam jenis
audit tersebut termasuk diantaranya audit ketaatan dan audit investigatif:
a. Audit Ketaatan
Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai kesesuaian
antara kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Kriteria yang digunakan dalam audit ketaatan adalah peraturan
perundang-undangan yang berlaku bagi auditi. Perundangundangan di sini
diartikan dalam arti luas, termasuk ketentuan yang dibuat oleh yang lebih
tinggi dan dari luar auditi asal berlaku bagi auditi dengan berbagai bentuk
atau medianya, tertulis maupun tidak tertulis.
b. Audit Investasi
Audit investigatif adalah audit yang dilakukan untuk membuktikan
apakah suatu indikasi penyimpangan/kecurangan apakah memang benar
terjadi atau tidak terjadi. Jadi fokus audit investigatif adalah membuktikan
apakah benar kecurangan telah terjadi. Dalam hal dugaan kecurangan
terbukti, audit investigatif harus dapat mengidentifikasi pihak yang harus
bertanggung jawab atas penyimpangan/kecurangan tersebut.

C. Tujuan Audit Pemerintah


Audit sektor publik adalah jasa penyelidikan bagi masyarakat atas organisasi
publik dan politikus yang sudah mereka bayar. Hal ini memberikan keuntungan yang
lebih besar, di mana janji yang dibuat oleh para politisi dapat diperiksa secara
profesional oleh pihak independen. Legislatif mengesahkan berbagai tingkat dari

7
pengawasan dan pemeriksaan bagi kebanyakan sektor publik, tetapi hukum tidak
membahas lebih khusus mengenai standar audit. Kebanyakan audit sektor publik
mencakup interpretasi audit organisasi, terkait hukum yang meliputi standar dan
batasan yang tercakup dalam bagian akuntansi. Audit secara individual sudah
ditetapkan dengan jelas, undang-undang atau kesepakatan yang sudah dibuat oleh
pemerintah, merupakan bagian organisasi audit. Audit sektor publik secara jelas
menunjukkan perbedaan antara kewajiban dan tugas, dari sertifikasi akuntan yang
merupakan hal yang mirip sampai audit terhadap organisasi khusus, penugasan atas
pemeriksaan kecurangan, korupsi, dan value for money audit. Auditor tidak dapat
menyusun laporannya dalam satu jenis pekerjaan. Kegiatan audit sektor publik
meliputi perencanaan, pengendalian, pengumpulan data, pemberian opini dan
pelaporan. Permasalahan pokok proses audit adalah memberikan sasaran yang jelas
dalam pelaksanaannya. Hal ini diperoleh melalui proses pengetesan.

D. Review Artikel tentang Audit Internal Pemerintah


1. Judul : STUDI EMPIRIS KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH :
MELALUI BATASAN WAKTU AUDIT SKEPTISME PROFESIONAL
2. Nama Penulis :
a. Sumartono
b. Muhammad Ridhwansyah Pasolo
c. Kevin Nugraha
3. Sumber Artikel
https://jurnal.polibatam.ac.id/index.php/JABA/article/view/1535
4. Latar Belakang
Transparansi dan akuntabilitas keuangan publik merupakan unsur penting
dalam terciptanya tata kelola pemerintah yang baik (Sumartono & Pasolo, 2019),
namun ada tiga 3 aspek utama lainnya yang mendukung terciptanya pemerintahan
yang baik (good governance) sebagai wujud dari pertanggungjawaban Pemerintah
kepada masyarakat dalam mengelola keuangan negara, sebagaimana peraturan
menteri pendayagunaan Aparatur Negera (PERMENPAN) Nomor 19 Tahun 2009
tentang Pedoman Kenadali Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP), yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan (Darmawati & Dewi,
2018). Salah satu Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) pemerintah yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan adalah Badan
8
Pegawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Auditor pemerintah yang
berada di instansi BPKP, mereka dituntut untuk menaati kode etik Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) serta standar audit APIP atau standar audit
lainnya yang telah ditetapkan. Dengan adanya Kode Etik APIP dan Standar Audit
APIP masih saja menimbulkan banyak persoalan berupa praktik-praktik
kecurangan berupa adanya kasus korupsi maupun penyelewengan. Persolan ini
akan berdampak pada komitmen auditor internal pemerintah terhadap kode etik
dan standar audit agar mutu hasil audit intern yang dilakukan terhadap kualitas
audit dapat terjaga dan ditingkatkan.
5. Perumusan Masalah
Penelitian terkait dengan kualitas audit internal pemerintah masih relatip
kurang dibandingkan dengan audit sektor privat diantaranya peneliti (Taman,
Putra, & Rachmawati, 2018); Wijayanto & Mustikawati, (2017); (Bachtiar, 2017);
(Yulia, Hasan, & Hardi, 2016); (Wiratama, 2015); (Susilawati & Atmawinata,
2014); dan (Kalau, 2013); berdasarkan Paparan diatas dan dari penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya, maka dalam penelitian ini, peneliti berusaha
melakukan penelitian fokus pada sektor publik di Indonesia dengan
mengindentifikasi 2 faktor/variabel potensial yang diprediksi mempengaruhi
kualitas hasil audit, yaitu Batasan waktu audit dan Skeptisme profesiona dan ada
pun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi bukti empiris berupa
variabel batasan waktu audit dan skeptisme profesional pengaruhnya terhadap
kualitas audit internal pemerintah.
6. Kajian Pustaka
Definisi yang terdapat dalam Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI)
yakni audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang
dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar audit,
untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan
keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
a. Kualitas Hasil Audit
Tidak mudah untuk menggambarkan dan mengukur kualitas audit secara
obyektif dengan beberapa indikator. Hal ini dikarenakan kualitas audit
merupakan sebuah konsep yang kompleks dan sulit dipahami, sehingga sering
kali terdapat kesalahan dalam menentukan sifat dan kualitasnya. Hal ini
terbukti dari banyaknya penelitian yang menggunakan dimensi kualitas audit
9
yang berbeda – beda. DeAngelo, (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai
probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran
pada sistem akuntansi auditee. Sedangkan Giroux & Jones, (2011)
menjelaskan bahwa probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung
pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran
tergantung pada independensi auditor
b. Batasan Waktu Audit
penetapan waktu untuk auditor dalam melaksanakan tugasnya harus tepat
waktu, sehingga hal-hal seperti disebutkan pada uraian diatas dapat dihindari.
Hal ini juga akan dapat mempengaruhi tingkat kepercayaanmasyarakat
terhadap kualitas auditor.
c. Skeptisme Profesional
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) ,Standar Audit (SA)
paragraf 13 huruf l, Skeptisisme professional adalah suatu sikap yang
mencakup suatu pikiran yang selalu mempertanyakan, waspada terhadap
kondisi yang dapat mengindikasikan kemungkinan kesalahan penyajian, baik
yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan suatu penilaian
penting atas bukti audit. Skeptisisme profesional mencakup kewaspadaan
terhadap hal-hal berikut ini:
- Bukti audit yang bertentangan dengan bukti audit lain yang diperoleh.
- Keadaan yang mengindikasikan adanya kemungkinan kecurangan.
- Kondisi yang menyarankan perlunya prosedur yang disyaratkan oleh SA
(Standar Audit).
- Informasi yang menimbulkan pertanyaan tentang keandalan dokumen dan
tanggapan terhadap permintaan keterangan yang digunakan sebagai bukti
audit.
7. Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal pemerintah yang merupakan
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja pada Kantor Perwakilan BPKP
Provinsi Papua. pengambilan sampel pada penelitian ini adalah auditor pemerintah
yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan JFA (Jabatan Fungsional Auditor).
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan data Primer, melalui
metode pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner
untuk dijawab dikirimkan keresponden secara langsung. Pengukuran Instrumen
10
dalam penelitian ini menggunakan 5 (lima) poin skala Likert. diberi skor sebagai
berikut : Skor 1 = Sangat tidak setuju, Skor 2 = Tidak setuju, Skor 3 = Netral atau
raguragu, Skor 4 = Setuju, dan Skor 5 = Sangat setuju.
8. Hasil Penelitian
a. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu sofware
program statistik, dengan kriteria sebagai berikut : Jika r hitung positif atau r
hitung > r tabel, maka item pernyataan tersebut valid; Jika r hitung negatif atau
r hitung < r tabel, maka item pernyataan tersebut tidak valid. Untuk mencari
Nilai r tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2. Dimana n =
jumlah sampel penelitian, Sehingga hasil uji validitas pada instrumen
penelitian ini dengan menggunkaan taraf signifikansi 5%, yaitu df = 89 – 2 =
87 sehingga diperoleh nilai r tabel 0.208
b. Uji Reliabilitas
Cara mengukur reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien alpha
Cronbach. Dengan kreteria bahwa suatu konstruk/variabel dikatakan reliabel
jika nilai Cronbach Alpha > 0,7 (Nunnally, 1967). Hasil uji reliabilitas
menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan pada setiap variabel penelitian
dinyatakan reliabel, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,7.
- Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini dengan uji Kolmogorov-
Smirnov dengan dasar keputusan : Nilai sig. atau signifikan atau
probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal, dan jika
Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data
adalah normal. hasil pengujian normalitas data pada tabel 5.15,
menunjukan bahwa nilai Sig. (2-tailed) 0,200 > 0,05, sehingga dipastikan
data penelitian ini berdistribusi normal.
- Uji Multikolinieritas
Data penelitian ini menggunakan dasar pengambilan keputusan dengan
melihat nilai Tolerance dan Nilai VIF, Jika nilai tolerance > 0,1, maka
tidak terjadi Multikolinieritas, dan Jika nilai tolerance < 0,1, maka terjadi
Multikolinieritas. Kemudian Jika nilai VIF < 10, maka tidak terjadi
Multikolinieritas, dan Jika nilai VIF >= 10, maka terjadi multikolinieritas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai VIF dari setiap variabel
11
independen tidak ada yang lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak ada yang
kurang dari 0,1, maka dapat disimpulkan bawa tidak terjadi
multikolinieritas dalam model regresi dalam penelitian ini.
c. Uji Hipotesis dan Pembahasa
Berdasarkan hasil penelitian 2 variabel yaitu Batasan waktu audit dan
skeptisme profesional memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit
internal pemerintah sehingga semakin tinggi skeptisme profesional auditor
internal pemerintah, dan skeptisme profesional, maka akan meningkatkan
kualitas audit internal pemerintah.
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa koefisien determinasi
(adjusted R2 ) yang diperoleh sebesar 0,889. Hal ini berarti bahwa variabel
Batasan waktu audit (X1), dan Skeptisme Profesional (X2), pengaruh
sebesar 88,9 terhadap variabel Kualitas audit internal pemerintah (Y).
Sedangkan sisanya sebesar 11,1% dipengaruhi oleh faktor lain diluar
penelitian ini.
Hasil uji menyatakan, Untuk variabel Batasan Waktu Audit (X1)
diperoleh thitung sebesar 7,077 dan ttabel sebesar 1,987 dengan ketentuan
(n - k = 89 – 3 = 86), sedangkan Pvalue sebesar 0, 000 dibawah nilai α =
0,05. Sehingga diperoleh nilai thitung 7,077 > ttabel 1,987, yang berarti
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil uji t untuk variabel Skeptisme
profesional (X2) diperoleh thitung sebesar 3,612 dan ttabel sebesar 1,987
dengan ketentuan (n – k = 89 – 3 = 86, sedangkan nilai Pvalue sebesar
0,001 dibawah nilai α = 0,05. sehingga diperoleh nilai thitung 3,612 >
ttabel 1,987, yang berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Skeptisme profesional secara parsial bepengaruh
terhadap kualitas audit internal pemerintah.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Audit internal menurut International Standards for the Professional Practice of
Internal Auditing (SPPIA) adalah suatu kegiatan assurance dan konsultasi
(consulting) yang independen dan objektif yang dirancang untuk menambah nilai
dan meningkatkan operasi suatu organisasi.
 Jenis – Jenis Audit Internal Sektor Publik yaitu :
1. Audit Kinerja (Audit Operasional)
2. Audit dengan Tujuan Tertentu
 Tujuan Audit Pemerintah
Audit sektor publik secara jelas menunjukkan perbedaan antara kewajiban dan
tugas, dari sertifikasi akuntan yang merupakan hal yang mirip sampai audit
terhadap organisasi khusus, penugasan atas pemeriksaan kecurangan, korupsi, dan
value for money audit. Auditor tidak dapat menyusun laporannya dalam satu jenis
pekerjaan. Kegiatan audit sektor publik meliputi perencanaan, pengendalian,
pengumpulan data, pemberian opini dan pelaporan.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Audit Internal Pemerintah ini, diharapkan
pembaca dapat memahami tentang bagaimana proses audit internal yang terdapat
pada organisasi sektor publik, dan pembaca dapat memanfaatkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/245499317/Audit-Internal-Sektor-Publik

https://jurnal.polibatam.ac.id/index.php/JABA/article/view/1535

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 Tentang


Kedudukan,Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Peraturan Pemerintah RI No 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern


Pemerintah

14

Anda mungkin juga menyukai