TANGERANG SELATAN
PAPER
DIAJUKAN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
EDY R.S.
2017
DAFTAR ISI
Abstract .................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
5. Unit yang Dipantau: Direktorat Anggaran Bidang Polhukhankam dan BA-BUN ......10
Anggaran .......................................................................................................................13
A. Perencanaan ................................................................................................................13
II. Pemantauan Pengendalian Intern pada Kegiatan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak
III. Tanggapan atas Sistem Pengendalian Internal pada Kegiatan Penyelesaian Usulan
A. Kesimpulan .................................................................................................................20
B. Saran ...........................................................................................................................20
Dalam rangka mengelola keuangan negara dengan kredibel, akuntabel, dan transparan,
slaah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia adalah dengan menerbitkan
Tiga Paket Undang-Undang Keuangan Negara khususnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004. Sesuai dengan Pasal 58 UU Nomor 1 Tahun 2004 mengatur bahwasannya pemerintah
wajib menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern pada setiap unit organisasinya.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kementerian Keuangan mengeluarkan pedoman
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Direktorat Jenderal Anggaran selaku unit eselon I Kementerian Keuangan mengambil
peranan penting dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
kredibel, akuntabel, dan transparan. Maka dari itu, di dalam tulisan ini akan mencoba untuk
menguraikan bagaimana Direktorat Jenderal Anggaran menerapkan Sistem Pengendalian
Internal pada Kegiatan Penyelesaian Usulan Kontrak Tahun Jamak.
Jamak
i|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap organisasi yang dibentuk pasti mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tersebut, organisasi tersebut sudah pasti berhadapan
dengan risiko-risiko. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh organisasi agar dapat
memperbesar kemungkinan akan tercapainya tujuannya adalah dengan menerapkan Sistem
Pengendalian Internal. Hal ini juga didukung dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang mana diatur pada Pasal 58 bahwasannya
Presiden selaku Kepala Pemerintahan diberi amanat untuk mengatur dan menyelenggarakan
sistem pengendalian internal di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh dalam rangka
meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.
Menindaklanjuti Undang-Undang tersebut, pada tahun 2008 pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP). Aturan inilah yang menjadi pedoman bagi instansi pemerintah dalam melaksanakan
Sistem Pengendalian Internal pada organisasinya.
Dijabatnya kembali Menteri Keuangan oleh Sri Mulyani Indrawati pada tahun 2016
lalu membawa sejumlah misi yang ingin dicapai. Salah satu misi yang ingin dicapainya
adalah mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan kredibel,
akuntabel, dan transparan. Beliau mengarahkan agar pengelolaan APBN dapat dikelola
seefektif dan seefisien mungkin dengan tag line-nya adalah Setiap rupiah yang dikeluarkan
diharapkan dapat menghasilkan output atau otcome yang bermanfaat bagi negara Indonesia
pada umumnya dan rakyat Indonesia pada khususnya. Alasan pentingnya penganggaran
yang kredibel, akuntabel, dan transparan bagi Indonesia adalah untuk mengembalikan
kepercayaan dunia terhadap bangsa Indonesia bahwasanya pengelolaan pemerintahan
Indonesia telah dikelola dengan cara-cara yang baik.
Salah satu unit Eselon I Kementerian Keuangan yang yang mempunyai andil dalam
mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang kredibel, akuntabel, dan transparan
diantaranya adalah Direktorat Jenderal Anggaran (DJA). DJA yang mempunyai fungsi
1|Page
perencanaan dan penganggaran anggaran pemerintah pusat yang mendominasi belanja
pemerintah. Sehingga, sangat penting untuk dikelola dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab
demikian, akan cukup menarik untuk membahas Sistem Pengendalian Internal pada
Direktorat Jenderal Anggaran pada Kegiatan Penyelesaian Usulan Kontrak Tahun Jamak.
Untuk itu, penulis akan mencoba mengajukan judul, Evaluasi Penerapan Sistem
Pengendalian Internal pada Kegiatan Penyelesaian Usulan Kontrak Tahun Jamak di
Lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam
paper ini antara lain:
C. TUJUAN PENULISAN
2|Page
BAB II
LANDASAN TEORI
A. LANDASAN TEORI
Selanjutnya, dalam buku tersebut juga memberikan definisi pengendalian internal menurut
Institute of Internal Auditors (IIA) yaitu sebagai berikut:
The attitude and actions of management and the board regarding the significance of
control within the organization. The control environment provides the discipline and
structure for the achievement of the primary objectives of the system of internal control. The
control environment includes the following elements: integrity and ethical values,
managements philosophy and operating style, organizational structure, assignment of
authority and responsibility, human resource policies and practices, and competence of
personnel.
Berdasarkan dua definisi di atas, dapat dikatakan bahwa pengendalian dirancang oleh
pihak manajemen dan dilakukan oleh pimpinan dan seluruh pegawai di semua tingkatan
organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi dengan menjamin efisiensi dan
efektivitas proses operasi, keandalan catatan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan
yang berlaku.
3|Page
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
4|Page
- Dewan komisaris menunjukkan kemandirian manajemen dan menjalankan pengawasan
terhadap pengembangan dan bekerjanya pengendalian internal.
- Dengan pengawasan dewan komisaris, manajemen menetapkan struktur, garis pelaporan,
serta wewenang dan tanggung jawab yang sesuai dalam pencapaian tujuan.
- Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan
mempertahankan individu yang kompeten dalam keselarasan dengan tujuan.
- Organisasi mempertahankan individu dalam tanggung jawab pengendalian internal
mereka dalam mengejar tujuan.
b. Risk Assesment
Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk mengidentifikasi dan
menganalisis risiko untuk mencapai tujuan, serta membentuk dasar mengenai bagaimana
risiko harus dikelola. Terdapat empat prinsip yang berkaitan dengan komponen ini yaitu:
- Organisasi menetapkan tujuan dengan cukup jelas sehingga memungkinkan identifikasi
dan penilaian risiko terkait.
- Organisasi mengidentifikasi risiko pencapaian tujuan di seluruh penjuru organisasi
dan menganalisisnya sebagai dasar penentuan pengelolaan risiko.
- Organisasi tersebut memperhitungkan potensi kecurangan (fraud) dalam menilai risiko
pencapaian tujuan.
- Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan-perubahan yang secara signifikan
dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal.
c. Control Activities
Aktivitas Pengendalian merupakan tindakan yang ditetapkan dengan prosedur dan
kebijakan untuk meyakinkan bahwa manajemen telah mengarah untuk memitigasi risiko
dalam rangka pencapaian tujuan. Terdapat tiga prinsip dalam komponen ini yaitu:
- Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang turut
memitigasi risiko pencapaian tujuan pada tingkat yang dapat diterima.
- Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum (general control)
atas teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan.
- Organisasi menerapkan aktivitas pengendalian sebagaimana dimanifestasikan dalam
kebijakan untuk menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur yang relevan untuk
menjalankan kebijakan.
5|Page
d. Information and Communication
Informasi diperlukan dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab pengendalian internal nya
dalam rangka pencapaian tujuan. Sedangkan komunikasi terjadi baik secara internal maupun
eksternal dengan menyediakan informasi yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
pengendalian internal sehari-hari. Terdapat tiga prinsip dalam komponen ini yaitu:
- Organisasi memperoleh atau menghasilkan serta menggunakan informasi yang relevan
dan berkualitas untuk mendukung berfungsinya komponen lain dari pengendalian
internal.
- Organisasi mengomunikasikan informasi secara internal, termasuk komunikasi atas
tujuan dan tanggung jawab pengendalian internal, yang diperlukan untuk mendukung
berfungsinya komponen lain dari pengendalian internal.
- Organisasi berkomunikasi dengan pihak eksternal tentang hal-hal yang mempengaruhi
berfungsinya komponen lain dari pengendalian internal.
e. Monitoring Acticity
6|Page
Direktorat Jenderal Anggaran memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi:
Memacu pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan dan berkeadilan.
Misi:
Fungsi:
7|Page
4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyusunan anggaran
pendapatan negara, anggaran belanja negara, anggaran pembiayaan, standar biaya,
dan penerimaan negara bukan pajak;
8|Page
Struktur Organisasi
Direktorat Jenderal Anggaran Ditjen Anggaran
Setditjen Anggaran
Direktorat Sistem
Direktorat PNBP Direktorat HPP
Penganggaran
9|Page
4. Unit Kepatuhan Internal Direktorat Jenderal Anggaran
Fungsi Bagian Kepatuhan dan Bantuan Hukum (KBH) sebagai unit kepatuhan
internal yang menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan DJA semakin
diperkuat sebagaimana diatur pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011
tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan
dijelaskan bahwasannya Bagian KBH menjalankan tugas sebagai berikut:
Mengacu pada Pasal 289 PMK Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan diatur bahwa Direktorat Anggaran Bidang Politik, Hukum,
Pertahanan dan Keamanan, dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara mempunyai
tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
penganggaran belanja pemerintah pusat bidang politik, hukum, pertahanan dan keamanan,
10 | P a g e
dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara, serta penyusunan laporan keuangan Belanja
Subsidi dan Laporan Keuangan Belanja Lainnya, sesuai penugasan yang diatur lebih lanjut
oleh Direktur Jenderal Anggaran. Adapun Kementerian-Kementerian yang menjadi mitra
kerja Direktorat Anggaran Bidang Polhukhankam dan BA-BUN dalam rangka perencanaan
dan penganggaran antara lain adalah sebagai berikut:
11 | P a g e
Dalam rangka menjalankan fungsi tersebut, Direktorat Anggaran Bidang Polhukhankam dan
BA-BUN menyelenggarakan tugas-tugas sebagai berikut:
Lebih detail lagi, peraturan tesebut mengatur bahwasannya salah satu tugas dan fungsi
Direktorat Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran yang diantaranya adalah
fasilitasi penyelesaian usulan Kontrak Tahun Jamak (KTJ) yang diusulkan oleh Kementerian
Negara/Lembaga. Kontrak Tahun Jamak menurut PMK Nomor 238/PMK.02/2015 tentang
Tata Cara Pengajuan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak (Multiyears Contract) Dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kepada Menteri Keuangan adalah kontrak yang
pelaksanaannya membebani dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lebih
dari satu (1) tahun anggaran.
12 | P a g e
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perencanaan
Pada tahap ini disusun perangkat pemantauan dan RPT oleh Bagian Kepatuhan dan
Bantuan Hukum Direktorat Jenderal Anggaran yang diberikan mandate sebagai Pelaksanan
Pemantauan berdasarkan KMK Nomor 152/KMK.09/2011. Pada tahap penyusunan perangkat
pemantauan, dilakukan pemilihan kegiatan yang akan dipantau. Setelah memilih kegiatan
yang dipantau, dilakukan pemetaan rancangan pengendalian. Dalam rangka memahami
rancangan pengendalian suatu kegiatan perlu dilakukan langkah-langkah dengan tahapan
sebagai berikut:
13 | P a g e
penentuan atribut pengendalian harus cermat dan meyakinkan bahwa atribut tersebut
benar-benar merupakan kriteria dilaksanakannya pengendalian utama. Apabila atribut
pengendalian telah ada maka patut diyakini bahwa pengendalian telah benar-benar
dilaksanakan.
b. Daftar Uji Pengendalian Utama (DUPU)
DUPU adalah kertas kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait atribut pengendalian
untuk meyakini dilaksanakannya pengendalian utama.
B. Persiapan Pengujian
C. Pelaksanaan Pengujian
1. Apabila suatu pengendalian utama mempunyai lebih dari satu atribut pengendalian, maka
ketiadaan satu atribut pada suatu sampel pengujian diartikan sebagai tidak berjalannya
pengendalian utama atas sampel tersebut.
2. Apabila suatu atribut pengendalian tidak ada tetapi diganti dengan atribut lain yang lebih
tepat menurut pemilik dan pelaksana pengendalian, maka pemantau memberikan tanda
silang (x) yang berarti atribut yang diuji tidak ada dan memberikan keterangan bahwa
terdapat atribut lain yang mengantikan atribut yang diuji.
D. Pelaporan
1. Temuan
Temuan hasil pemantauan perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang tepat dan
memiliki kewenangan untuk melaksanakan langkah perbaikan. Setiap temuan diberikan
rekomendasi yang dapat meminimalkan penyebab utama terjadinya temuan.
2. Tindak Lanjut
Setiap unit kerja yang menerima rekomendasi diminta untuk melaksanakan tindak lanjut
dan menyampaikan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut tersebut kepada pelaksana
pemantauan.
14 | P a g e
II. Pemantauan Pengendalian Intern pada Kegiatan Persetujuan Kontrak Tahun
Jamak (Multiyears Contract)
A. Ruang Lingkup
Dalam rangka penyelesaian usulan Kontrak Tahun Jamak (KTJ), terdapat beberapa
aturan yang menjadi acuan yang digunakan untuk memroses usulan KTJ yang disampaikan
oleh Kementerian Negara/Lembaga kepada Direktorat Teknis (Anggaran Bidang ..) pada
Direktorat Jenderal Anggaran. Aturan-aturan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pasal 52 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.02 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Pengajuan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah kepada Menteri Keuangan; dan
4. Standard Operating Procedure (SOP) Nomor SOP-156/AG.4.5.6/2007 tentang
Fasilitasi Persetujuan Kontrak Tahun Jamak.
Jamak (KTJ)
15 | P a g e
Periode : Tahun 2016
3. Undangan Penelaahan;
16 | P a g e
2. Pemantauan melalui pengujian atribut pengendalian utama pada dokumen-dokumen
yang terkait.
17 | P a g e
d. Periksa apakah telah ditandatangani atau tidak surat permintaan data dukung oleh
Direktur Anggaran Bidang Polhukhankam dan BA-BUN?
e. Periksa apakah ada diparaf atau tidak Berita Acara Penelaahan oleh Kepala Seksi,
Pelaksana, dan Perwakilan Kementerian Hukum dan HAM?
f. Periksa apakah ada diparaf atau tidak Daftar Hadir Penelaahan oleh Kepala Seksi,
Pelaksana, dan Perwakilan Kementerian Hukum dan HAM?
3. Melakukan reviu berjenjang atas Penyusunan Konsep Persetujuan/Penolakan Usulan
Kontrak Tahun Jamak. Adapun atribut-atribut dari pengendalian utama tersebut antara
lain adalah:
a. Periksa apakah telah diparaf atau tidak Nota Dinas Direktur ke Dirjen Anggaran
oleh Kasubdit Anggaran Bidang Hukum?
b. Periksa apakah telah ditandatangani atau tidak Nota Dinas Direktur ke Dirjen
Anggaran oleh Direktur Anggaran Bidang Polhukhankam dan BA-BUN?
c. Periksa apakah telah diparaf atau tidak Nota Dinas Dirjen ke Menteri Keuangan
oleh Direktur Anggaran Bidang Polhukhankam dan BA-BUN?
d. Periksa apakah telah ditandatangani atau tidak Nota Dinas Dirjen ke Menteri
Keuangan oleh Dirjen Anggaran?
4. Melakukan reviu berjenjang atas Penetapan Persetujuan Usulan Kontrak Tahun
Jamak. Berikut atribut-atribut atas pengendalian utama tersebut antara lain:
a. Periksa apakah ada atau tidak disposisi dari Menteri Keuangan terkait Usulan
Penyelesaian Kontrak Tahun Jamak yang disampaikan oleh Kementerian Hukum
dan HAM?
b. Periksa apakah ada atau tidak Surat Persetujuan terkait Usulan Penyelesaian
Kontrak Tahun Jamak yang disampaikan oleh Kementerian Hukum dan HAM?
c. Periksa apakah telah diparaf atau tidak Surat Persetujuan oleh Direktur Anggaran
Bidang Polhukhankam dan BA-BUN?
d. Periksa apakah telah ditandatangani atau tidak Surat Persetujuan oleh Dirjen
Anggaran
III. Tanggapan atas Sistem Pengendalian Internal pada Kegiatan Penyelesaian Usulan
Kontrak Tahun Jamak pada Direktorat Jenderal Anggaran
Sesuai dengan pemaparan Sistem Pengendalian Internal Direktorat Jenderal Anggaran
terkait Kegiatan Penyelesaian Usulan Kontrak Tahun Jamak di atas, adapun hal-hal yang
ingin penulis tanggapi diantaranya adalah pengendalian internal yang dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Anggaran terhadap kegiatan penyelesaian usulan Kontrak Tahun
18 | P a g e
Jamak merupakan usaha yang dilakukan untuk menguji kepatuhan baik dari stakeholders
maupun pegawai/pejabat DJA yang dilakukan setelah usulan tersebut disetujui/ditolak.
Seperti yang kita tahu, berbagai kasus yang ada di Indonesia baru-baru ini, semisal
Hambalang, E-KTP, dsb, asal muasalnya dari perencanaan dan penganggaran. Sehingga,
perencanaan dan penganggaran memainkan peran dalam menjaga setiap rupiah yang
dikeluarkan menghasilkan output/outcome yang berdampak umunya bagi negara
khususnya bagi masyarakat Indonesia. Terdapat kemungkinan akan dilakukan kecurangan
bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam kegiatan kontrak tahun jamak .
Maka dari itu, usaha pencegahan seharusnya lebih ditingkatkan oleh Bagian Kepatuhan
dan Bantuan Hukum Direktorat Jenderal Anggaran. Sehingga, diharapkan
pengimplementasian Sistem Pengendalian Internal di Direktorat Jenderal Anggaran tidak
hanya menguji kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, tapi juga melakukan
upaya pencegahan agar perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab dapat disaring dan dicegah keterjadiannya.
19 | P a g e
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
20 | P a g e
dapat dicegah maka akan lebih baik jika terlanjur lelah terjadi. Apabila sesuatu telah terjadi
kemungkinan akan memberikan dampak yang cukup besar, sehingga usaha untuk mencegah
adalah pilihan yang terbaik.
21 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Utama:
Referensi Pendukung:
Faiz Zamzani, Ihda Arifin Faiz, dan Muklis. 2013. Audit Internal Konsep dan Praktik Sesuai
Internasional Standards For the Profesional Practice of Internal Auditing 2013. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
22 | P a g e