Anda di halaman 1dari 26

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

TANGERANG SELATAN

PAPER

EVALUASI PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA


KEGIATAN PENYELESAIAN USULAN KONTRAK TAHUN JAMAK DI
LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

DIAJUKAN OLEH:

KHARISMAN RANDY CAHYADI (18) (NPM 1401160150)

DOSEN PENGAMPU:

EDY R.S.

UNTUK MEMENUHI TUGAS PERKULIAHAN AUDIT INTERNAL

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

2017
DAFTAR ISI

Abstract .................................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI ..............................................................................................3

A. Landasan Teori ............................................................................................................3

1. Pengertian Pengendalian Internal ................................................................................3

2. Tujuan Pengendalian Internal ......................................................................................4

3. Komponen Pengendalian Internal ................................................................................5

B. Gambaran Umum Organisasi ......................................................................................6

1. Direktorat Jenderal Anggaran ......................................................................................6

2. Tugas Fungsi Direktorat Jenderal Anggaran ...............................................................7

3. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Anggaran ......................................................8

4. Unit Kepatuhan Internal Direktorat Jenderal Anggaran ..............................................10

5. Unit yang Dipantau: Direktorat Anggaran Bidang Polhukhankam dan BA-BUN ......10

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................................13

I. Tahapan-Tahapan Pengendalian Internal yang Dilakukan oleh Direktorat Jenderal

Anggaran .......................................................................................................................13

A. Perencanaan ................................................................................................................13

B. Persiapan Pengujian ...................................................................................................14

C. Pelaksanaa Pengujian ..................................................................................................14


D. Pelaporan .....................................................................................................................14

II. Pemantauan Pengendalian Intern pada Kegiatan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak

(Multiyears Contract) ..................................................................................................15

A. Ruang Lingkup ............................................................................................................15

B. Pengendalian Utama dan Atribut Pengendalian ..........................................................17

III. Tanggapan atas Sistem Pengendalian Internal pada Kegiatan Penyelesaian Usulan

Kontrak Tahun Jamak pada Direktorat Jenderal Anggaran .......................................18

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................20

A. Kesimpulan .................................................................................................................20

B. Saran ...........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................22


Abstract

Dalam rangka mengelola keuangan negara dengan kredibel, akuntabel, dan transparan,
slaah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia adalah dengan menerbitkan
Tiga Paket Undang-Undang Keuangan Negara khususnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004. Sesuai dengan Pasal 58 UU Nomor 1 Tahun 2004 mengatur bahwasannya pemerintah
wajib menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern pada setiap unit organisasinya.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kementerian Keuangan mengeluarkan pedoman
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Direktorat Jenderal Anggaran selaku unit eselon I Kementerian Keuangan mengambil
peranan penting dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
kredibel, akuntabel, dan transparan. Maka dari itu, di dalam tulisan ini akan mencoba untuk
menguraikan bagaimana Direktorat Jenderal Anggaran menerapkan Sistem Pengendalian
Internal pada Kegiatan Penyelesaian Usulan Kontrak Tahun Jamak.

Keyword: Sistem Pengendalian Internal, Direktorat Jenderal Anggaran, Kontrak Tahun

Jamak

i|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap organisasi yang dibentuk pasti mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tersebut, organisasi tersebut sudah pasti berhadapan
dengan risiko-risiko. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh organisasi agar dapat
memperbesar kemungkinan akan tercapainya tujuannya adalah dengan menerapkan Sistem
Pengendalian Internal. Hal ini juga didukung dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang mana diatur pada Pasal 58 bahwasannya
Presiden selaku Kepala Pemerintahan diberi amanat untuk mengatur dan menyelenggarakan
sistem pengendalian internal di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh dalam rangka
meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.
Menindaklanjuti Undang-Undang tersebut, pada tahun 2008 pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP). Aturan inilah yang menjadi pedoman bagi instansi pemerintah dalam melaksanakan
Sistem Pengendalian Internal pada organisasinya.

Dijabatnya kembali Menteri Keuangan oleh Sri Mulyani Indrawati pada tahun 2016
lalu membawa sejumlah misi yang ingin dicapai. Salah satu misi yang ingin dicapainya
adalah mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan kredibel,
akuntabel, dan transparan. Beliau mengarahkan agar pengelolaan APBN dapat dikelola
seefektif dan seefisien mungkin dengan tag line-nya adalah Setiap rupiah yang dikeluarkan
diharapkan dapat menghasilkan output atau otcome yang bermanfaat bagi negara Indonesia
pada umumnya dan rakyat Indonesia pada khususnya. Alasan pentingnya penganggaran
yang kredibel, akuntabel, dan transparan bagi Indonesia adalah untuk mengembalikan
kepercayaan dunia terhadap bangsa Indonesia bahwasanya pengelolaan pemerintahan
Indonesia telah dikelola dengan cara-cara yang baik.

Salah satu unit Eselon I Kementerian Keuangan yang yang mempunyai andil dalam
mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang kredibel, akuntabel, dan transparan
diantaranya adalah Direktorat Jenderal Anggaran (DJA). DJA yang mempunyai fungsi

1|Page
perencanaan dan penganggaran anggaran pemerintah pusat yang mendominasi belanja
pemerintah. Sehingga, sangat penting untuk dikelola dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab
demikian, akan cukup menarik untuk membahas Sistem Pengendalian Internal pada
Direktorat Jenderal Anggaran pada Kegiatan Penyelesaian Usulan Kontrak Tahun Jamak.
Untuk itu, penulis akan mencoba mengajukan judul, Evaluasi Penerapan Sistem
Pengendalian Internal pada Kegiatan Penyelesaian Usulan Kontrak Tahun Jamak di
Lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam
paper ini antara lain:

1. Bagaimana penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Kegiatan


Penyelesaian Usulan Kontrak Tahun Jamak di Lingkungan Direktorat Jenderal
Anggaran?
2. Apakah penerapan tersebut telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah?

C. TUJUAN PENULISAN

Sedangkan untuk penulisan paper ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana


penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Kegiatan Penyelesaian Usulan
Kontrak Tahun Jamak di lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran. Selain itu, untuk
mengetahui apakah penerapan konsep tersebut telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

2|Page
BAB II

LANDASAN TEORI

A. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Pengendalian Internal

Menurut The Committee of Sponsoring Organizations (COSO) of the Treadway


Commision yang disadur oleh Faiz Zamzami, dkk. (2014) dalam Buku Audit Internal Konsep
dan Praktik Sesuai Internasional Standards for the Professional Practice of Internal Auditing
2013 mendefinisikan pengendalian internal sebagai berikut:

A process, affected by an entitys board of directors, management and other


personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives
in (1) the effectiveness and efficiency of operations, (2) the reliability of financial reporting
and (3) the compliance of applicable laws and regulations.

Selanjutnya, dalam buku tersebut juga memberikan definisi pengendalian internal menurut
Institute of Internal Auditors (IIA) yaitu sebagai berikut:

The attitude and actions of management and the board regarding the significance of
control within the organization. The control environment provides the discipline and
structure for the achievement of the primary objectives of the system of internal control. The
control environment includes the following elements: integrity and ethical values,
managements philosophy and operating style, organizational structure, assignment of
authority and responsibility, human resource policies and practices, and competence of
personnel.

Berdasarkan dua definisi di atas, dapat dikatakan bahwa pengendalian dirancang oleh
pihak manajemen dan dilakukan oleh pimpinan dan seluruh pegawai di semua tingkatan
organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi dengan menjamin efisiensi dan
efektivitas proses operasi, keandalan catatan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan
yang berlaku.

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60/2008 tentang Sistem


Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mendefinisikan Sistem Pengendalian Intern (SPI)
merupakan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus

3|Page
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

2. Tujuan Pengendalian Internal


Adapun beberapa tujuan dari pengimplementasian Sistem Pengendalian Intern pada suatu
organisasi antara lain adalah sebagai berikut:
a. Dari Segi Operasional
Hal ini berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi dari kegiatan operasi suatu entitas, termasuk
kegiatan operasional dan tujuan kinerja finansial, sertapengamanan aset.Tujuan operasional
terkait dengan pencapaian visi, misi, dan tujuan didirikannya entitas.
b. Dari Segi Pelaporan
Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyusunan laporan untuk digunakan oleh organisasi dan
stakeholders dalam hubungannya dengan pelaporan finansial/non-finansial serta pelaporan
eksternal/internal. Karakteristik dari pelaporan finansial/non-finansial eksternal disesuaikan
dengan aturan dan kebutuhan eksternal, dipersiapkan sesuai dengan standar eksternal, dan
mungkin diharuskan menurut regulator, kontrak, atau perjanjian. Sedangkan karakteristik
pelaporan finansial/non-finansial internal yaitu digunakan dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan bisnis serta ditetapkan oleh manajemen dan direksi.
c. Dari Segi Kepatuhan
Hal ini berkaitan dengan ketaatan pada hukum dan aturan yang terkait dengan entitas. Aturan
dan hukum merupakan standar minimal dari perilaku organisasi. Organisasi diharapkan akan
menggabungkan standar tersebut ke dalam tujuan entitas, bahkan organisasi dapat
menetapkan standar yang lebih tinggi daripada yang ditetapkan oleh hukum dan peraturan.

3. Komponen Pengendalian Internal


Pengendalian internal menurut COSO memiliki lima komponen yang dibagi lagi menjadi 17
prinsip sebagai berikut:
a. Control Environment
Linkungan pengendalian adalah rangkaian standar, proses dan struktur yang menjadi dasar
dalam pelaksanaan pengendalian internal di seluruh organisasi. Terdapat lima prinsip yang
terkait dengan komponen ini yaitu:
- Organisasi menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai integritas dan etika.

4|Page
- Dewan komisaris menunjukkan kemandirian manajemen dan menjalankan pengawasan
terhadap pengembangan dan bekerjanya pengendalian internal.
- Dengan pengawasan dewan komisaris, manajemen menetapkan struktur, garis pelaporan,
serta wewenang dan tanggung jawab yang sesuai dalam pencapaian tujuan.
- Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan
mempertahankan individu yang kompeten dalam keselarasan dengan tujuan.
- Organisasi mempertahankan individu dalam tanggung jawab pengendalian internal
mereka dalam mengejar tujuan.

b. Risk Assesment
Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk mengidentifikasi dan
menganalisis risiko untuk mencapai tujuan, serta membentuk dasar mengenai bagaimana
risiko harus dikelola. Terdapat empat prinsip yang berkaitan dengan komponen ini yaitu:
- Organisasi menetapkan tujuan dengan cukup jelas sehingga memungkinkan identifikasi
dan penilaian risiko terkait.
- Organisasi mengidentifikasi risiko pencapaian tujuan di seluruh penjuru organisasi
dan menganalisisnya sebagai dasar penentuan pengelolaan risiko.
- Organisasi tersebut memperhitungkan potensi kecurangan (fraud) dalam menilai risiko
pencapaian tujuan.
- Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan-perubahan yang secara signifikan
dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal.

c. Control Activities
Aktivitas Pengendalian merupakan tindakan yang ditetapkan dengan prosedur dan
kebijakan untuk meyakinkan bahwa manajemen telah mengarah untuk memitigasi risiko
dalam rangka pencapaian tujuan. Terdapat tiga prinsip dalam komponen ini yaitu:
- Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang turut
memitigasi risiko pencapaian tujuan pada tingkat yang dapat diterima.
- Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum (general control)
atas teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan.
- Organisasi menerapkan aktivitas pengendalian sebagaimana dimanifestasikan dalam
kebijakan untuk menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur yang relevan untuk
menjalankan kebijakan.

5|Page
d. Information and Communication

Informasi diperlukan dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab pengendalian internal nya
dalam rangka pencapaian tujuan. Sedangkan komunikasi terjadi baik secara internal maupun
eksternal dengan menyediakan informasi yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
pengendalian internal sehari-hari. Terdapat tiga prinsip dalam komponen ini yaitu:
- Organisasi memperoleh atau menghasilkan serta menggunakan informasi yang relevan
dan berkualitas untuk mendukung berfungsinya komponen lain dari pengendalian
internal.
- Organisasi mengomunikasikan informasi secara internal, termasuk komunikasi atas
tujuan dan tanggung jawab pengendalian internal, yang diperlukan untuk mendukung
berfungsinya komponen lain dari pengendalian internal.
- Organisasi berkomunikasi dengan pihak eksternal tentang hal-hal yang mempengaruhi
berfungsinya komponen lain dari pengendalian internal.

e. Monitoring Acticity

Evalusi berkelanjutan, terpisah, atau kombinasi keduanya untuk memastikan seluruh


komponen pengendalian internal ada dan berfungsi. Terdapat dua prinsip dalam komponen
ini yaitu:

- Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi yang terus-menerus


(ongoing) dan/atau terpisah untuk memastikan apakah komponen-komponen
pengendalian internal ada dan berfungsi.

- Organisasi mengevaluasi dan mengomunikasikan kelemahan pengendalian internal


secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang sesuai dan bertanggung jawab untuk
mengambil tindakan korektif, termasuk manajemen senior dan dewan direksi.

B. Gambaran Umum Organisasi

1. Direktorat Jenderal Anggaran

Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24


Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara.

6|Page
Direktorat Jenderal Anggaran memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi:
Memacu pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan dan berkeadilan.

Misi:

1. Memacu kualitas pengelolaan APBN dari perencanaan, penyusunan, hingga


pelaporan;

2. Menggunakan monitoring dan evaluasi secara efektif untuk meningkatkan kualitas


perencanaan;

3. Mendorong kerjasama dengan stakeholders dalam rangka pemberdayaan di


keseluruhan proses;

4. Terus-menerus meningkatkan kualitas sistem dan proses.

2. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Anggaran

Tugas: Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Fungsi:

1. perumusan kebijakan di bidang penyusunan anggaran pendapatan negara, anggaran


belanja negara, anggaran pembiayaan, standar biaya, dan penerimaan negara bukan
pajak;

2. pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan anggaran pendapatan negara, anggaran


belanja negara, anggaran pembiayaan, standar biaya, dan penerimaan negara bukan
pajak;

3. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penyusunan anggaran


pendapatan negara, anggaran belanja negara, anggaran pembiayaan, standar biaya,
dan penerimaan negara bukan pajak;

7|Page
4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyusunan anggaran
pendapatan negara, anggaran belanja negara, anggaran pembiayaan, standar biaya,
dan penerimaan negara bukan pajak;

5. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyusunan anggaran


pendapatan negara, anggaran belanja negara, anggaran pembiayaan, standar biaya,
dan penerimaan negara bukan pajak;

6. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Anggaran, dan pelaksanaan pelaksanaan


fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.

3. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Anggaran

Sesuai dengan Pasal 197 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan diatur bahwa dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya Direktorat Jenderal Anggaran terdiri dari 8 Unit Eselon II yaitu sebagai
berikut:

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Anggaran;


b. Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah (P-APBN);
c. Direktorat Anggaran Bidang Perekonomian dan Kemaritiman (Ekontim);
d. Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK);
e. Direktorat Anggaran Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, dan BA-
BUN (Polhukhankam dan BA-BUN);
f. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
g. Direktorat Sistem Penganggaran (DSP); dan
h. Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran (HPP).

8|Page
Struktur Organisasi
Direktorat Jenderal Anggaran Ditjen Anggaran

Setditjen Anggaran

Direktorat Direktorat Direktorat


Direktorat P-APBN Anggaran Bid. Anggaran Bid. Anggaran Bid.
Ekontim PMK Polhukhankam &
BA-BUN

Direktorat Sistem
Direktorat PNBP Direktorat HPP
Penganggaran

9|Page
4. Unit Kepatuhan Internal Direktorat Jenderal Anggaran

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan diatur bahwasanya Unit Kepatuhan
Internal yang mempunyai tugas melakukan pengendalian intern di lingkungan Direktorat
Jenderal Anggaran adalah Bagian Kepatuhan dan Bantuan Hukum (KBH). Bagian Kepatuhan
dan Bantuan Hukum mempunyai tugas melaukan penyusunan kerangka kerja dan pembinaan
kepatuhan internal, serta manajemen risiko dan bantuan hukum. Dalam rangka menjalankan
fungsi tersebut Bagian KBH menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kerangka kerja pelaksanaan dan pembinaan kepatuhan internal;


b. Penyusunan kerangka kerja dan pengelolaan risiko Direktorat Jenderal Anggaran;
c. Koordinasi penyusunan profil risiko dan strategi pengendalian risiko Direktorat Jenderal
Anggaran;
d. Pemberian pertimbangan dan bantuan hukum terhadap masalah hukum yang timbul
akibat pelaksanaan tugas.

Fungsi Bagian Kepatuhan dan Bantuan Hukum (KBH) sebagai unit kepatuhan
internal yang menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan DJA semakin
diperkuat sebagaimana diatur pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011
tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan
dijelaskan bahwasannya Bagian KBH menjalankan tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan kegiatan pemantauan pengendalian internal di


lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran;
b. Menyiapkan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan pemantauan pengendalian
internal di lingkungan internal di lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran;
c. Melaksanakan kegiatan pemantauan pengendalian internal terhadap unit-unit kerja di
lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran.

5. Unit yang Dipantau: Direktorat Anggaran Bidang Polhukhankam dan BA-BUN

Mengacu pada Pasal 289 PMK Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan diatur bahwa Direktorat Anggaran Bidang Politik, Hukum,
Pertahanan dan Keamanan, dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara mempunyai
tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
penganggaran belanja pemerintah pusat bidang politik, hukum, pertahanan dan keamanan,

10 | P a g e
dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara, serta penyusunan laporan keuangan Belanja
Subsidi dan Laporan Keuangan Belanja Lainnya, sesuai penugasan yang diatur lebih lanjut
oleh Direktur Jenderal Anggaran. Adapun Kementerian-Kementerian yang menjadi mitra
kerja Direktorat Anggaran Bidang Polhukhankam dan BA-BUN dalam rangka perencanaan
dan penganggaran antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;


2. Kementerian Dalam Negeri;
3. Kementerian Luar Negeri;
4. Kementerian Pertahanan/Tentara Nasional Indonesia;
5. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
6. Kementerian Komunikasi dan Informasi;
7. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
8. Kejaksaan Republik Indonesia;
9. Mahkamah Agung Republik Indonesia;
10. Kepolisian Republik Indonesia (POLRI);
11. Badan Intelijen Negara;
12. Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP);
13. Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU);
14. Badan Nasional Penanggulangan Terorisma (BNPT);
15. Badan Keamanan Laut (BAKAMLA);
16. Badan Kepegawaian Negara (BKN);
17. Badan Narkotika Nasional (BNN);
18. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK);
19. Komisi Pemilihan Umum (KPU);
20. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM);
21. Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG);
22. Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI);
23. Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI);
24. Lembaga Administrasi Negara (LAN);
25. Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS);
26. Dewan Ketahanan Nasional (WANTANAS); dan
27. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

11 | P a g e
Dalam rangka menjalankan fungsi tersebut, Direktorat Anggaran Bidang Polhukhankam dan
BA-BUN menyelenggarakan tugas-tugas sebagai berikut:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penganggaran belanja pemerintah pusat, dan


Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara serta penyusunan laporan keuangan Belanja
Subsidi dan Laporan Keuangan Belanja Lainnya;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran belanja pemerintah pusat, dan
Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara serta penyusunan laporan keuangan Belanja
Subsidi dan Laporan Keuangan Belanja Lainnya;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penganggaran
belanja pemerintah pusat, dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara serta
penyusunan laporan keuangan Belanja Subsidi dan Laporan Keuangan Belanja Lainnya;
d. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penganggaran belanja
pemerintah pusat, dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara serta penyusunan
laporan keuangan Belanja Subsidi dan Laporan Keuangan Belanja Lainnya;
e. melakukan analisis di bidang penganggaran belanja pemerintah pusat dan Bagian
Anggaran Bendahara Umum Negara serta penyusunan laporan keuangan Belanja Subsidi
dan Laporan Keuangan Belanja Lainnya; dan
f. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Anggaran Bidang Politik, Hukum, Pertahanan
dan Keamanan, dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara.

Lebih detail lagi, peraturan tesebut mengatur bahwasannya salah satu tugas dan fungsi
Direktorat Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran yang diantaranya adalah
fasilitasi penyelesaian usulan Kontrak Tahun Jamak (KTJ) yang diusulkan oleh Kementerian
Negara/Lembaga. Kontrak Tahun Jamak menurut PMK Nomor 238/PMK.02/2015 tentang
Tata Cara Pengajuan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak (Multiyears Contract) Dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kepada Menteri Keuangan adalah kontrak yang
pelaksanaannya membebani dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lebih
dari satu (1) tahun anggaran.

12 | P a g e
BAB III

PEMBAHASAN

I. Tahapan-Tahapan Pengendalian Internal yang Dilakukan oleh Direktorat Jenderal


Anggaran

A. Perencanaan

Pada tahap ini disusun perangkat pemantauan dan RPT oleh Bagian Kepatuhan dan
Bantuan Hukum Direktorat Jenderal Anggaran yang diberikan mandate sebagai Pelaksanan
Pemantauan berdasarkan KMK Nomor 152/KMK.09/2011. Pada tahap penyusunan perangkat
pemantauan, dilakukan pemilihan kegiatan yang akan dipantau. Setelah memilih kegiatan
yang dipantau, dilakukan pemetaan rancangan pengendalian. Dalam rangka memahami
rancangan pengendalian suatu kegiatan perlu dilakukan langkah-langkah dengan tahapan
sebagai berikut:

1. Pemahaman proses bisnis.


2. Identifikasi apa yang bisa salah.
3. Identifikasi pengendalian.
4. Penentuan pengendalian utama.
Pada tahap pemahaman proses bisnis, identifikasi apa yang bisa salah, identifikasi
pengendalian dan penentuan pengendalian utama terhadap kegiatan yang akan
dilakukan pemantauan, dilaksanakan dengan melibatkan direktorat teknis terkait.
5. Menyusun Tabel Rancangan Pengendalian (TRP)
Hasil pemetaan rancangan pengendalian didokumentasikan ke dalam TRP. Setelah
penyusunan TRP, dilakukan penyusunan perangkat pemantauan yang diperlukan
sebagai acuan dalam melaksanakan pemantauan serta untuk menuangkan hasil
pemantauan.

Perangkat yang disiapkan dalam pelaksanaan pemantauan adalah sebagai berikut:

a. Tabel Pemantauan Pengendalian Utama (TPPU)


TPPU digunakan untuk mengidentifikasi atribut pengendalian utama suatu kegiatan serta
menjelaskan cara dan frekuensi pengujian atas pengendalian tersebut. Penentuan atribut
pengendalian sangat memengaruhi kesimpulan hasil pemantauan. Oleh sebab demikian,

13 | P a g e
penentuan atribut pengendalian harus cermat dan meyakinkan bahwa atribut tersebut
benar-benar merupakan kriteria dilaksanakannya pengendalian utama. Apabila atribut
pengendalian telah ada maka patut diyakini bahwa pengendalian telah benar-benar
dilaksanakan.
b. Daftar Uji Pengendalian Utama (DUPU)
DUPU adalah kertas kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait atribut pengendalian
untuk meyakini dilaksanakannya pengendalian utama.

B. Persiapan Pengujian

Persiapan pengujian dilakukan dengan menyiapkan rencana permintaan dokumen kepada


pelaksana pengendalian dan menyiapkan semua perangkat yang diperlukan dalam
pelaksanaan.

C. Pelaksanaan Pengujian

Pelaksanaan pengujian secara umum berpedoman pada langkah-langkah yang ditentukan


dalam TPPU. Pengujian terhadap atribut pengendalian dilakukan dengan menggunakan
DUPU, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Apabila suatu pengendalian utama mempunyai lebih dari satu atribut pengendalian, maka
ketiadaan satu atribut pada suatu sampel pengujian diartikan sebagai tidak berjalannya
pengendalian utama atas sampel tersebut.
2. Apabila suatu atribut pengendalian tidak ada tetapi diganti dengan atribut lain yang lebih
tepat menurut pemilik dan pelaksana pengendalian, maka pemantau memberikan tanda
silang (x) yang berarti atribut yang diuji tidak ada dan memberikan keterangan bahwa
terdapat atribut lain yang mengantikan atribut yang diuji.

D. Pelaporan

1. Temuan
Temuan hasil pemantauan perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang tepat dan
memiliki kewenangan untuk melaksanakan langkah perbaikan. Setiap temuan diberikan
rekomendasi yang dapat meminimalkan penyebab utama terjadinya temuan.
2. Tindak Lanjut
Setiap unit kerja yang menerima rekomendasi diminta untuk melaksanakan tindak lanjut
dan menyampaikan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut tersebut kepada pelaksana
pemantauan.

14 | P a g e
II. Pemantauan Pengendalian Intern pada Kegiatan Persetujuan Kontrak Tahun
Jamak (Multiyears Contract)

A. Ruang Lingkup

Dalam rangka penyelesaian usulan Kontrak Tahun Jamak (KTJ), terdapat beberapa
aturan yang menjadi acuan yang digunakan untuk memroses usulan KTJ yang disampaikan
oleh Kementerian Negara/Lembaga kepada Direktorat Teknis (Anggaran Bidang ..) pada
Direktorat Jenderal Anggaran. Aturan-aturan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pasal 52 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.02 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Pengajuan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah kepada Menteri Keuangan; dan
4. Standard Operating Procedure (SOP) Nomor SOP-156/AG.4.5.6/2007 tentang
Fasilitasi Persetujuan Kontrak Tahun Jamak.

Pemantauan pengendalian intern pada kegiatan Persetujuan Usulan Kontrak Tahun


Jamak merupakan pemantauan terhadap pelaksanaan pengendalian yang dilakukan oleh
manajemen (DJA) dalam memroses usulan yang disampaikan oleh Kementerian
Negara/Lembaga untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa lebih dari satu tahun anggaran
sampai dengan mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan. Pemantauan dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan bukti pelaksanaan pengendalian pada dokumen yang terkait dengan
proses kegiatan tersebut.

Adapun lingkup pemantauan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Satuan Kerja : Direktorat Anggaran Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan

dan Keamanan, dan BA-BUN

Objek Pemantauan : Pelayanan Penyelesaian Persetujuan Usulan Kontrak Tahun

Jamak (KTJ)

15 | P a g e
Periode : Tahun 2016

Sampel : 1 (satu) berkas usulan Kontrak Tahun Jamak dari

Kementerian Hukum dan HAM periode Tahun 2016

Tahapan Kegiatan : 1. Penerimaan Usulan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak;

Yang dipantau 2. Proses Penelaahan Usulan Kontrak Tahun Jamak;

3. Penyusunan Konsep Persetujuan/Penolakan Usulan

Kontrak Tahun Jamak;

4. Penetapan Persetujuan/Penolakan Usulan KTJ;

5. Penyampaian Surat Persetujuan/Penolakan Usulan KTJ.

Dokumen Acuan : 1. Surat Usulan;

2. Checklist Kelengkapan dan Kesesuaian Berkas;

3. Undangan Penelaahan;

4. a. Surat Permintaan Data Dukung; atau

b. Nota Dinas dan Surat Pengembalian Berkas Usulan;

5. Berita Acara Penelaahan;

6. Daftar Hadir Penelaahan;

7. Nota Dinas Direktur ke Dirjen Anggaran;

8. ND Dirjen Anggaran kepada Menteri Keuangan;

9. Disposisi Menteri Keuangan;

10. Surat Persetujuan; dan

11. Lembar Monitoring Penyelesaian Pekerjaan.

Dalam melakukan pemantauan pengendalian intern terhadap kegiatan Penyelesaian Usulan


Kontrak Tahun Jamak, adapun metodologi yang akan digunakan:

1. Penelaahan ketentuan peraturan perundang-undangan, sistem, dan prosedur


penyelesaian persetujuan atau penolakan terhadap usulan Kontrak Tahun Jamak;

16 | P a g e
2. Pemantauan melalui pengujian atribut pengendalian utama pada dokumen-dokumen
yang terkait.

B. Pengendalian Utama dan Atribut Pengendalian

Berdasarkan ruang lingkup pengendalian, adapun pengendalian utama beserta atribut


pengendaliannya pada Kegiatan Penyelesaian Usulan Kontrak Tahun Jamak adalah sebagai
berikut:

1. Melakukan verifikasi kelengkapan berkas Usulan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak


berdasarkan Peraturan yang Berlaku. Adapun atribut-atribut dari pengendalian utama
tersebut antara lain adalah:
a. Periksa apakah ada atau tidak surat usulan yang disampaikan oleh Kementerian
Hukum dan HAM?
b. Periksa apakah surat usulan tersebut ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang
di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM?
c. Periksa apakah ada atau tidak Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)
dan apakah telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM?
d. Periksa apakah SPTJM yang disampaikan oleh Kementerian Hukum dan HAM
telah sesuai dengan format SPTJM memenuhi ketentuan PMK?
e. Periksa apakah ada atau tidak Surat Pernyataan dan apakah telah ditandatangani
oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM?
f. Periksa apakah Surat Pernyataan telah memenuhi format sesuai ketentuan PMK?
2. Melakukan verifikasi atas dokumen Penelaahan Usulan Kontrak Tahun Jamak yang
dikonsep oleh Direktorat Anggaran Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan
Keamanan, dan BA-BUN (Polhukhankam dan BA-BUN). Adapun atribut-atribut dari
pengendalian utama tersebut antara lain adalah:
a. Periksa apakah telah diparaf atau tidak undangan penelaahan oleh Kasubdit
Anggaran Bidang Hukum?
b. Periksa apakah telah ditandatangani atau tidak undangan penelaahan oleh Direktur
Anggaran Bidang Polhukhankam dan BA-BUN?
c. Periksa apakah telah diparaf atau tidak surat permintaan data dukung oleh
Kasubdit Anggaran Bidang Hukum?

17 | P a g e
d. Periksa apakah telah ditandatangani atau tidak surat permintaan data dukung oleh
Direktur Anggaran Bidang Polhukhankam dan BA-BUN?
e. Periksa apakah ada diparaf atau tidak Berita Acara Penelaahan oleh Kepala Seksi,
Pelaksana, dan Perwakilan Kementerian Hukum dan HAM?
f. Periksa apakah ada diparaf atau tidak Daftar Hadir Penelaahan oleh Kepala Seksi,
Pelaksana, dan Perwakilan Kementerian Hukum dan HAM?
3. Melakukan reviu berjenjang atas Penyusunan Konsep Persetujuan/Penolakan Usulan
Kontrak Tahun Jamak. Adapun atribut-atribut dari pengendalian utama tersebut antara
lain adalah:
a. Periksa apakah telah diparaf atau tidak Nota Dinas Direktur ke Dirjen Anggaran
oleh Kasubdit Anggaran Bidang Hukum?
b. Periksa apakah telah ditandatangani atau tidak Nota Dinas Direktur ke Dirjen
Anggaran oleh Direktur Anggaran Bidang Polhukhankam dan BA-BUN?
c. Periksa apakah telah diparaf atau tidak Nota Dinas Dirjen ke Menteri Keuangan
oleh Direktur Anggaran Bidang Polhukhankam dan BA-BUN?
d. Periksa apakah telah ditandatangani atau tidak Nota Dinas Dirjen ke Menteri
Keuangan oleh Dirjen Anggaran?
4. Melakukan reviu berjenjang atas Penetapan Persetujuan Usulan Kontrak Tahun
Jamak. Berikut atribut-atribut atas pengendalian utama tersebut antara lain:
a. Periksa apakah ada atau tidak disposisi dari Menteri Keuangan terkait Usulan
Penyelesaian Kontrak Tahun Jamak yang disampaikan oleh Kementerian Hukum
dan HAM?
b. Periksa apakah ada atau tidak Surat Persetujuan terkait Usulan Penyelesaian
Kontrak Tahun Jamak yang disampaikan oleh Kementerian Hukum dan HAM?
c. Periksa apakah telah diparaf atau tidak Surat Persetujuan oleh Direktur Anggaran
Bidang Polhukhankam dan BA-BUN?
d. Periksa apakah telah ditandatangani atau tidak Surat Persetujuan oleh Dirjen
Anggaran
III. Tanggapan atas Sistem Pengendalian Internal pada Kegiatan Penyelesaian Usulan
Kontrak Tahun Jamak pada Direktorat Jenderal Anggaran
Sesuai dengan pemaparan Sistem Pengendalian Internal Direktorat Jenderal Anggaran
terkait Kegiatan Penyelesaian Usulan Kontrak Tahun Jamak di atas, adapun hal-hal yang
ingin penulis tanggapi diantaranya adalah pengendalian internal yang dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Anggaran terhadap kegiatan penyelesaian usulan Kontrak Tahun

18 | P a g e
Jamak merupakan usaha yang dilakukan untuk menguji kepatuhan baik dari stakeholders
maupun pegawai/pejabat DJA yang dilakukan setelah usulan tersebut disetujui/ditolak.
Seperti yang kita tahu, berbagai kasus yang ada di Indonesia baru-baru ini, semisal
Hambalang, E-KTP, dsb, asal muasalnya dari perencanaan dan penganggaran. Sehingga,
perencanaan dan penganggaran memainkan peran dalam menjaga setiap rupiah yang
dikeluarkan menghasilkan output/outcome yang berdampak umunya bagi negara
khususnya bagi masyarakat Indonesia. Terdapat kemungkinan akan dilakukan kecurangan
bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam kegiatan kontrak tahun jamak .
Maka dari itu, usaha pencegahan seharusnya lebih ditingkatkan oleh Bagian Kepatuhan
dan Bantuan Hukum Direktorat Jenderal Anggaran. Sehingga, diharapkan
pengimplementasian Sistem Pengendalian Internal di Direktorat Jenderal Anggaran tidak
hanya menguji kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, tapi juga melakukan
upaya pencegahan agar perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab dapat disaring dan dicegah keterjadiannya.

19 | P a g e
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam rangka mengimplementasikan Sistem Pengendalian Internal yang telah


diamanatkan khususnya dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011
tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan,
Direktorat Jenderal Anggaran melalui Bagian Kepatuhan dan Bantuan Hukum
menyelenggarakan fungsi pemantauan pengendalian internal di lingkungan Direktorat
Jenderal Anggaran. Adapun salah satu kegiatan yang menjadi kegiatan dalam Tabel
Pemantauan Pengendalian Utama (TPPU) diantaranya adalah Kegiatan Penyelesaian
Persetujuan Kontrak Tahun Jamak yang disampaikan oleh Kementerian Negara/Lembaga
kepada Menteri Keuangan melalui Direktorat Jenderal Anggaran. Dalam menerapkan Sistem
Pengendalian Intern (SPI), Direktorat Jenderal Anggaran telah sesuai dengan penerapan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP).

Dalam melakukan pemantauan pada kegiatan tersebut, Bagian Kepatuhan dan


Bantuan Hukum lebih pada pengujian kepatuhan dengan melakukan verifikasi dokumen yang
disampaikan oleh Kementerian Negara/Lembaga dan konsep-konsep dokumen yang dibuta
oleh pegawai/pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran. Dapat disimpulkan
bahwasannya Direktorat Jenderal Anggaran melakukan pemantauan pengendalian internal
setelah proses kegiatan tersebut dilakukan atao lebih pada menguji kepatuhan baik
stakeholders maupun pegawai/pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis terkait pengimplementasian


Sistem Pengendalian Internal pada Kegiatan Penyelesaian Usulan Kontrak Tahun Jamak
(KTJ) pada Direktorat Jenderal Anggaran diantaranya adalah perlu adanya usaha preventive
(pencegahan) yang dilakukan oleh Bagian Kepatuhan dan Bantuan Hukum. Sebagaimana
yang kita tahu terdapat pepatah yang mangatakan bahwasanya, Lebih baik mencegah
daripada harus mengobati. Pepatah tersebut menyiratkan bahwasanya sesuatu apabila masih

20 | P a g e
dapat dicegah maka akan lebih baik jika terlanjur lelah terjadi. Apabila sesuatu telah terjadi
kemungkinan akan memberikan dampak yang cukup besar, sehingga usaha untuk mencegah
adalah pilihan yang terbaik.

21 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Utama:

Laporan Sistem Pengendalian Internal Direktorat Jenderal Anggaran Semester I 2014

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal


Pemerintah

Referensi Pendukung:

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Faiz Zamzani, Ihda Arifin Faiz, dan Muklis. 2013. Audit Internal Konsep dan Praktik Sesuai
Internasional Standards For the Profesional Practice of Internal Auditing 2013. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.

22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai