Anda di halaman 1dari 70

PEMERINTAH KOTA SOLOK

SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH

RENCANA TINDAK PENGENDALIAAN

DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK


TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah
terselesaikannya penyusunan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Rencana
Tindak Pengendalian (RTP) Tahun 2021.
Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentangSistemPengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah instrumen yang tepat
untuk mendukung kinerja manajemen penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Sejalan dengan penetapan SPIP untuk diberlakukan diseluruh Indonesia, maka
untuk Pemerintah Kota Solok telah ditetapkan Peraturan Walikota Solok Nomor 36
Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Pemerintah Kota Solok.
Dinas Kesehatan Kota Solok dalam penerapan SPIP perlu membuat dokumen
Rencana Tindak Pengendalian untuk digunakan sebagai alat untuk kegiatan
pengendalian yang akan dilaksanakan oleh seluruh Pimpinan dan pegawai di
lingkungan Dinas Kesehatan Kota Solok.
Rencana Tindak Pengendalian ini akan menjadi acuan dalam
mengimplementasikan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah khususnya Dinas
Kesehatan. Agar sistem pengendalian intern yang dibangun efektif dan efisien
diperlukan suatu rancangan yang tepat. Untuk itu, diperlukan suatu rencana
tindak pengendalian yang akan menjadi penentu arah penyelenggaraan SPIP yang
terintegrasi dalam setiap tindakan dan kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan
Kota Solok dalam rangka mengamankan upaya pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
Akhirnya, semoga upaya kita bersama dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat mendapatkan rahmat, hidayah, dan ridho dari Allah SWT,
Amin.

Solok, Desember 2020


Plt. Kepala Dinas Kesehatan

Dra. Dessy Syafril, Apt, MPH


NIP. 19681209 199803 2 001
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Dasar Hukum .................................................................................................................... 1
C. Maksud dan Tujuan ........................................................................................................ 2
D. Ruang Lingkup ................................................................................................................. 2
II. SEKILAS TENTANG SPIP........................................................................................................ 2
A. Pengertian .......................................................................................................................... 2
B. Tujuan SPIP ....................................................................................................................... 3
C. Unsur‐unsur SPIP ............................................................................................................ 3
D. Pernyataan Tanggung Jawab (Statement of Responsibilities) .................... 5
III. PENCIPTAAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN YANG DIHARAPKAN ................... 6
A. Tujuan Penciptaan Lingkungan Pengendalian yang Baik ............................. 6
B. Kondisi Lingkungan Pengendalian Saat Ini ........................................................ 7
C. Rencana Perbaikan Lingkungan Pengendalian .................................................. 7
IV. RISIKO DAN KEGIATAN PENGENDALIAN................................................................. 9
A. Pernyataan Tujuan ......................................................................................................... 9
B. Risiko‐risiko ...................................................................................................................... 9
C. Kegiatan Pengendalian Terpasang......................................................................... 14
D. Kegiatan Pengendalian yang Masih Dibutuhkan............................................. 15
E. INFORMASI DAN KOMUNIKASI............................................................................... 20
F. PEMANTAUAN DAN EVALUASI ................................................................................. 23
G. PENUTUP ........................................................................................................................... 24

LAMPIRAN
- FORM CEE
- FORM CSA
1

RENCANA TINDAK PENGENDALIAN


TAHUN 2021

I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Sebagai kelanjutan reformasi birokrasi di bidang keuangan negara
dengan mengacu kepada Undang‐Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Keuangan Negara dan UU Nomor 17 Tahun 2004 tentang
Keuangan Negara, serta untuk menciptakan good governance sesuai UU
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas
KKN, maka diperlukan sistem pengendalian intern dalam mengelola
keuangan negara/ daerah. Mengingat pentingnya sistem pengendalian
intern, selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang merupakan
turunan dari UU Nomor 1 Tahun 2004 mewajibkan setiap pimpinan
instansi Pemerintah untuk menyelenggarakan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP).
Dinas Kesehatan Kota Solok, sebagai instansi pemerintah menyadari
sepenuhnya akan pentingnya menyelenggarakan SPIP tersebut. Agar
sistem pengendalian intern yang dibangun efektif dan efisien diperlukan
suatu rancangan yang tepat. Untuk itu, diperlukan suatu rencana
tindak pengendalian yang akan menjadi penentu arah penyelenggaraan
SPIP yang terintegrasi dalam setiap tindakan dan kegiatan di lingkungan
Dinas Kesehatan Kota Solok dalam rangka mengamankan upaya
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

B. Dasar Hukum
1. Undang‐undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
3. Peraturan WaliKota Solok Nomor 36 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Pemerintah Kota Solok

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
2

C. Maksud dan Tujuan


Rencana Tindak Pengendalian (RTP) merupakan dokumen yang berisi
gambaran dari efektifitas, struktur, kebijakan, dan prosedur organisasi
dalam mengendalikan risiko, perbaikan pengendalian yang
ada/terpasang serta komunikasi dan pemantauan pelaksanaan
perbaikannya. Dokumen ini merupakan rencana tindak pengendalian
atas pelaksanaan tugas pokok Dinas Kesehatan Kota Solok sehingga
diharapkan dapat memperoleh keyakinan memadai bahwa tujuan Dinas
Kesehatan Kota Solok yang telah ditetapkan dapat tercapai. Rencana
tindak pengendalian dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi
pimpinan dan para pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Solok
dalam rangka membangun pengendalian yang diperlukan untuk
mencegah kegagalan/ penyimpangan dan/atau mempercepat
keberhasilan pencapaian tujuan Dinas Kesehatan Kota Solok.

D. RuangLingkup
Rencana tindak pengendalian ini fokus kepada pengendalian atas
kegiatan‐ kegiatan pokok dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan di tingkat Dinas Kesehatan Kota Solok. Pelaksanaan rencana
tindak pengendalian melibatkan seluruh jajaran pimpinan, tingkatan
manajemen, pegawai, dan unit kerja di lingkungan Dinas KesehatanKota
Solok. Realisasi atas rencana tindak pengendalian diharapkan dalam
tahun 2020.

II. SEKILAS TENTANG SPIP


A. Pengertian
Menurut Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008, Sistem Pengendalian Intern (SPI) didefinisikan sebagai proses
yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang‐ undangan.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) didefinisikan sebagai

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
3

Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang diselenggarakan secara


menyeluruh di lingkungan Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah.
Definisi SPI dan SPIP di atas dipahami oleh Dinas KesehatanKota Solok
sebagai suatu mekanisme pengendalian yang ditetapkan oleh pimpinan
dan seluruh pegawai serta diintegrasikan dengan proses kegiatan sehari‐
hari dan dilaksanakan secara berkesinambungan guna mencapai tujuan
organisasi. Pencapaian tujuan organisasi tersebut harus dapat diraih
dengan cara menjaga dan mengamankan aset negara/ daerah yang
diamanatkan kepada Dinas Kesehatan Kota Solok, menjamin
tersedianya laporan manajerial yang handal, mentaati ketentuan yang
berlaku, mengurangi dampak negatif keuangan/kerugian,
penyimpangan termasuk kecurangan/fraud, dan pelanggaran aspek
kehati‐ hatian, serta meningkatkan efektivitas organisasi dan
meningkatkan efisiensi biaya.

B. Tujuan SPIP
Penyelenggaraan SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Pemberian keyakinan
tersebut dicapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang‐ undangan.

C. Unsur‐unsur SPIP
Penyelenggaraan SPIP meliputi unsur‐ unsur sistem pengendalian intern
sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah kondisi suatu instansi Pemerintah
yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern. Membangun
lingkungan pengendalian memiliki arti membangun dan menciptakan
suatu “atmosfir” yang kondusif yang mendorong terimplementasinya
sistem pengendalian intern secara efektif. Lingkungan pengendalian
yang baik merupakan kunci keberhasilan penyelenggaraan
pengendalian intern di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Solok.

Lingkungan pengendalian akan efektif bila suatu lingkungan dengan


orang‐ orang yang berkompeten memahami tanggung jawab dan

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
4

batasan kewenangannya, memiliki pengetahuan yang memadai,


memiliki kesadaran yang penuh dan komitmen untuk melakukan apa
yang benar dan yang seharusnya dengan mematuhi kebijakan dan
prosedur organisasi berikut standar etika dan perilaku. Peranan
pimpinan dalam mewujudkan suatu lingkungan pengendalian yang
baik sangat penting karena pimpinan berperan sebagai tone at the top
(penentu “irama” organisasi).

2. Penilaian Risiko
Penilaian risiko merupakan bagian integral dalam proses pengelolaan
risiko dalam pengambilan keputusan pada tindakan dan kegiatan
melalui tahapan identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko. Penilaian
risiko merupakan pencerminan dari pelaksanaan prinsip kehati‐
hatian dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan
Kota Solok.

3. Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk
mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan
prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah
dilaksanakan secara efektif. Kegiatan pengendalian merupakan
pencerminan dari aktualisasi penerapan kebijakan SPIP oleh Dinas
Kesehatan Kota Solok untuk mencapai tujuan‐ tujuan pengendalian
yang telah ditetapkan.

Karakterisitik kegiatan pengendalian yang ditetapkan pada Dinas


Kesehatan Kota Solok sekurang‐ kurangnya telah memperhatikan
bahwa kegiatan pengendalian:
1. Diutamakan pada kegiatan/tujuan pokok Dinas Kesehatan Kota
Solok;
2. Dikaitkan dengan proses penilaian risiko;
3. Disesuaikan dengan sifat khusus Dinas Kesehatan Kota Solok;
4. Ditetapkan dengan kebijakan dan prosedur secara tertulis;
5. Dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan; serta
6. Dimonitor dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan
eksistensi kegiatan pengendalian.

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
5

4. Informasi dan Komunikasi


Informasi dan komunikasi yang diselenggarakan Dinas Kesehatan
Kota Solok dalam rangka penyelenggaraan SPIP merupakan proses
pengumpulan dan pertukaran informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan kegiatan instansi.
Informasi dan komunikasi mencakup pengumpulan dan penyajian
informasi kepada pegawai agar mereka dapat melakukan tanggung‐
jawabnya, termasuk pemahaman akan peran dan tanggung‐
jawabnya sehubungan dengan pengendalian intern.

5. Pemantauan Berkelanjutan
Pemantauan atas pengendalian intern di lingkungan Dinas
Kesehatan Kota Solok pada dasarnya, dilaksanakan untuk
memastikan apakah sistem pengendalian intern pada suatu instansi
Dinas Kesehatan telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan
apakah perbaikan‐ perbaikan yang perlu dilakukan telah
dilaksanakan sesuai dengan perkembangan yang terjadi.

D. Pernyataan TanggungJawab (Statement of Responsibilities)


Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2006 mengamanatkan Menteri/
Pimpinan Lembaga/ Gubernur/ Walikota/ Walikota/ Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah untuk memberikan pernyataan bahwa
pengelolaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah telah
diselenggarakan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern yang
memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Pernyataan ini dibuat setiap
tahun bersamaan dengan penyusunan laporan keuangan.

Pernyataan sebagaimana dikehendaki peraturan tersebut membawa


konsekuensi perlunya dukungan fakta bahwa sistem pengendalian
intern memang sudah diselenggarakan secara memadai. Untuk
meyakini keandalan sistem pengendalian intern yang ada, Dinas
Kesehatan Kota Solok memandang perlu menjalankan siklus
penyelenggaraan SPIP setiap tahun, mulai dari identifikasi
sasaran/tujuan sampai dengan pemantauan penyelenggaraan

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
6

pengendalian, serta melakukan evaluasi atas efektifitas


penyelenggaraan SPIP tersebut.
Rencana Tindak Pengendalian merupakan sarana untuk mendukung
penyelenggaraan SPIP dan pernyataan pimpinan mengenai kondisi SPIP.
Hal ini menggambarkan bahwa realisasi atas Rencana Tindak
Pengendalian menunjukan pengendalian yang telah dijalankan.

III. PENCIPTAAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN YANG DIHARAPKAN


A. Tujuan Penciptaan Lingkungan Pengendalian yang Baik
Unsur lingkungan pengendalian merupakan fondasi dari unsur‐ unsur
pengendalian intern lainnya sehingga unsur lingkungan pengendalian
memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap efektivitas
pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Lingkungan
pengendalian yang baik/buruk menentukan keberhasilan/kegagalan
penerapan unsur SPIP lainnya. Oleh karena itu, secara umum
pembangunan lingkungan pengendalian bertujuan untuk menciptakan
“atmosfir” yang kondusif yang mendorong terimplementasinya sistem
pengendalian intern secara efektif di lingkungan Dinas Kesehatan Kota
Solok. Secara khusus, pembangunan lingkungan pengendalian di
lingkungan Dinas Kesehatan Kota Solok bertujuan untuk:
1. Tegaknya integritas dan nilai‐nilai etika;
2. Terciptanya komitmen terhadap kompetensi;
3. Terciptanya kepemimpinan yang kondusif;
4. Terwujudnya struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
5. Terwujudnya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang
tepat;
6. Terwujudnya kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusia;
7. Terwujudnya aparat pengawasan intern Dinas Kesehatan yang
berperan efektif; dan
8. Terwujudnya hubungan kerja yang baik antar unit kerja terkait.

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
7

B. Kondisi Lingkungan Pengendalian Saat Ini


Berdasarkan hasil penilaian terhadap lingkungan pengendalian di
lingkungan Dinas Kesehatan Kota Solok, diperoleh gambaran sebagai
berikut:

No Sub Unsur Kondisi

1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika Kurang Memadai


2 Komitmen terhadap Kompetensi Kurang Memadai
3 Kepemimpinan yang Kondusif CukupMemadai
Struktur Organisasi yang Sesuai dengan
4 Kebutuhan CukupMemadai
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
5 yang Tepat CukupMemadai
6 Kebijakan Pengembangan SDM CukupMemadai
7 Pengawasan Internal yang Efektif CukupMemadai
8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi CukupMemadai
Pemerintah

C. Rencana Perbaikan Lingkungan Pengendalian


Atas kelemahan lingkungan pengendalian yang ada saat ini, langkah‐
langkah perbaikan yang diperlukan dan merupakan prioritas untuk
segera dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Rencana Tindak Perbaikan/ Penguatan
No Sub Unsur Lingkungan Pengendalian

1 Penegakan 1. Menyusun Peraturan Walikota tentang aturan


Integritas dan perilaku/kode etik
Nilai Etika 2. Sosialisasi atas Perwako yang ada
3. Monitoring atas pelaksanaan Peraturan
Walikota
4. Menyusun draf penggajian berbasis kinerja
5. Menyusun dan menandatangani pakta integritas
untuk seluruh Aparatur
6. Rapat staf untuk membahas penerapan pakta
integritas
7. Rapat staf terkait penyampaian kode
etik/aturan perilaku oleh Pimpinan kepada staf
(kode etik/aturan perilaku yang telah diatur
pusat)
8. Monitoring atas penerapan Pakta Integritas
9. Tindak lanjut atas pelanggaran pakta integritas
10. Menunjuk Aparatur, menyusun sistem aplikasi
untuk menerima pengaduan masyarakat

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
8

11. Tindak lanjut atas pengaduan masyarakat


II Komitmen 1. Menyusun peta kompetensi Aparatur
terhadap 2. Melakukan evaluasi atas kompetensi Aparatur
kompetensi 3. Menyusun perencanaan pengembangan
kompetensi Aparatur melalui Pelatihan sesuai
dengan uraian tugas
4. Mengusulkan penambahan jumlah Aparatur
Kepada Kepala Daerah melalui BKPSDM
5. Menyusun Analisa Jabatan sesuai dengan
struktur organisasi yang baru
6. Berkoordinasi dengan Bagian Organisasi Setda
dan BKPSDM terkait penilaian kompetensi
Aparatur
7. Koordinasi dengan RSUD dan Puskesmas terkait
kompetensi Aparatur yang ada

III Kepemimpinan 1. Evaluasi atas kompetensi masing-masing


yang Kondusif Pejabat Struktural
2. Sosialisasi Sistem Pengendalian Internal kepada
seluruh Aparatur
3. Penyusunan resiko atas seluruh kegiatan yang
dilaksanakan oleh masing-masing Pejabat
Struktural yang bertanggung jawab
4. Memfungsikan seluruh Aparatur sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya masing- masing

IV Pembentukan 1. Validasi atas tingkat kehandalan, keakuratan,


Struktur kelengkapan, ketepatan waktu informasi secara
Organisasi yang berkala
sesuai dengan
kebutuhan
V Pendelegasian 1. Penyusunan laporan pendelegasian wewenang
wewenang dan atas setiap pendelegasian wewenang yang
tanggung jawab dilakukan
yang tepat 2. Penyusunan SOP pendelegasianwewenang
3. verifikasi dan pengujianbatas kewenangan

VI Penyusunan 1. Perencanaan Pengembangan SDM


penerapan 2. Pengusulan anggaran pengembangan SDM
kebijakan yang secara memadai
sehat tentang 3. Melaksanakan evaluasi kinerja secara periodik
pembinaan
sumber daya
manusia

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
9

VII Terwujud dan Melakukan konsultasi secara berkala dengan


peran aparat Inspektorat terkait efektifitas penyelenggaraan SPIP
pengawasan terutama dalam penyusunan dokumen RTP
intern yang
efektif
VIII Hubungan Mengintensifkan koordinasi dengan APIP
kerja yang baik (Inspektorat, BPKP)
dengan instansi
Dinas
Kesehatan
terkait

Rincian rencana perbaikan dimaksud tertuang dalam lampiran 1.

IV. RISIKO DAN KEGIATAN PENGENDALIAN


A. Pernyataan Tujuan
Penyelenggaraan SPIP dimaksudkan untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Pemberian keyakinan tersebut
dicapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan asset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang‐ undangan. Dalam tahun 2021, rencana tindak pengendalian
yang disusun Dinas Kesehatan Kota Solok diprioritaskan untuk
pembangunan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan‐ tujuan sebagai
berikut:
Mewujudkan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
Yang dijabarkan kedalam 4 sasaran:
1. Meningkatkan Kesehatan Keluarga
2. Menurunkan Angka Kesakitan
3. Pelayanan Kesehatan Berkualitas
4. Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja

B. Risiko‐risiko
Berdasarkan hasil penilaian atas risiko yang mengancam pencapaian
tujuan, terdapat risiko‐risiko yang menjadi prioritas untuk ditanganani.
Risiko‐risiko dimaksud meliputi risiko yang teridentifikasi berdasarkan
permasalahan yang ditemukan oleh pihak auditor dan risiko yang
teridentifikasi melalui diskusi manajemen, yaitu:

Risiko atas pencapaian Sasaran 1:

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
10

Meningkatkan Kesehatan Keluarga (Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat)


1. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

a. Masih rendahnya kunjungan ibu hamil ke Faskes sehingga tidak


terdeteksinya resiko pada ibu hamil
b. Pelaksanaan sosialisasi belum efektif sehingga belum tepat sasaran
c. Belum ada puskesmas yang mampu PONED, sehingga kunjungan
persalinan di Puskesmas rendah
d. Terdapat kesalahan tindakan (tidak sesuai prosedur) sehingga
menyebabkan korban
e. Masih tingginya kasus bumil KEK sehingga menyebabkan kasus
BBLR, underweight, stunting dan wasting.

2. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir


a. Tidak tercapainya target sampel pengambilan darah pada bayi baru
lahir
b. Capaian neonatus komplikasi masih rendah sehingga komplikasi
pada neonatus tidak terdeteksi sejak dini
c. Balita tidak mendapatkan alur penatalaksanaan sesuai bagan
MTBS/M sehingga kemungkinan kesalahan diagnosa dan tindakan
d. Tidak terdeteksinya Balita gizi kurang / gizi buruk yang berada
diwilayah sehingga kasus gizi buruk kurang terpantau

Risiko atas pencapaian Sasaran 2:


Menurunkan Angka Kesakitan
1. Pengelolaan pelayanan kesehatan orang terduga Tuberkulosis
a. Masih Adanya pasien TB yang tidak disiplin dalam mengkonsumsi
obat dan masih adanya petugas/kader kurang disiplin dalam
penanganan sehingga beresiko munculnya kasus TBC Kebal Obat
b. Proses pemantauan penanganan pasien TB belum optimal sehingga
proses penyembuhan berjalan lambat
c. Masih rendahnya kunjungan pasien TB ke Faskes sehingga
mempengaruhi tingkat kesembuhan
d. Proses pelaporan dari petugas dan kader yang ada dipuskesmas ke
Wasor mengalami keterlambatan dan belum sesuai dengan yang

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
11

diharapkan sehingga proses monitoring tidak dapat berjalan dengan


maksimal
e. Tingkat penularan TB masih tinggi sehingga angka kesakitan tidak
bisa diturunkan

2. Pengelolaan pelayanan kesehatan penderita Hipertensi


a. Rendahnya partisisipasi masyarakat dalam melakukan kunjungan
pemeriksaan di Faskes sehingga jumlah penderita hipertensi tidak
dapat dideteksi
b. Jejaring tatalaksana Hipertensi di masyarakat dan OPD belum
berjalan secara optimal sehingga pencegahan dan penanganan
hipertensi tidak dapat dilakukan secara dini
c. Tingkat keaktifan kader dalam melakukan sosialisasi kepada
masyarakat rendah sehingga tingkat partisipasi masyarakat dalam
proses pencegahan dan pendeteksian dini terhadap hipertensi
menjadi rendah

3. Pengelolaan pelayanan kesehatan lingkungan


a. Peserta tidak sesuai dengan undangan yang dikirim (pemicuan STBM
5 pilar)
b. Praktek kesehatan swasta belum diundang dalam sosialisasi
pengelolaan limbah medis sehingga belum memiliki pengetahuan
terkait pengelolaan limbah

Risiko atas pencapaian Sasaran 3:


Pelayanan Kesehatan Berkualitas
1. Pelaksanaan Akreditasi Fasilitas Kesehatan di Kabupaten/ Kota
a. Meningkatnya Kasus Infeksi dan Mal Praktek di FKTP
b. Meningkatnya Komplain Masyarakat terkait pelayanan yang kurang
berkualitas
c. Berkurangnya Kapitasi dan pemasukan Puskesmas
d. Capaian Pelayanan Kesehatan dan program FKTP baik essensial dan
Non Essensial kurang
e. Meningkatnya Risiko kecelakaan kerja dalam pemberian pelayanan

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
12

2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah


a. Pelaksanaan sosialisasi belum efektif sehingga belum tepat sasaran
b. Belum validnya data penerima jaminan sehingga tujuan belum tepat
sasaran
c. Jumlah peserta JKN mandiri yang menunggak premi masih tinggi
sehingga tidak dapat didaftarkan sebagai peserta PBI
d. Data penduduk Miskin melalui Aplikasi DTKS kurang Mutakhir
e. Sinkronisasi Data Dinsos, DukCapil dan BPJS kurang Valid

3. Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan, Advokasi, Kemitraan dan


Pemberdayaan Masyarakat
a. Produk kebijakan masih lemah secara hukum sehingga tidak
dianggap penting dan sulit diterapkan
b. Kegiatan advokasi tidak diikuti oleh pemegang kebijakan dari masing
- masing OPD sehingga kebijakan tidak mendukung kesehatan
c. Kordinasi antar lintas sektor kurang terorganisir sehingga
perencanaan dan evaluasi tidak maksimal
d. Kemampuan intelektual kader yang tidak merata dan Pengelolaan
kader tidak tersentral sehingga tidak terkelola dengan maksimal

4. Pengadaan sarana fasilitas pelayanan kesehatan


a. Proses perencanaan kegiatan belum sistimatis sehingga
menghasilkan mutu konstruksi yang rendah dan manfaat yang tidak
tercapai (Efektivitas)
b. Proses penganggaran kegiatan belum memenuhi prinsip 3E dan
akuntabilitas sehingga menghasilkan penganggaran yang tidak tepat
guna dan dapat dipertanggungjawabkan
c. Proses pelaksanaan kegiatan belum memenuhi Standar dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi sehingga output pekerjaan
tidak sesuai standar
d. Potensi konflik dengan masyarakat dilokasi pekerjaan tinggi sehingga
menghambat dalam penyelesaian pekerjaan.

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
13

e. Proses pelaporan dan pertanggung jawaban (SPj) kegiatan tidak tepat


waktu sehingga berakibat terhadap keterlambatan penatausahaan
keuangan

Hasil analisis atas risiko‐ risiko dimaksud memperlihatkan peta risiko


sebagai berikut:

4 1; 4 2; 4 3; 4

Resiko 39 Resiko 36
Resiko
4
4,20,24

3 2; 3 3; 3

Resiko Resiko
1,2,3,5,6,7,8,11,13,1
Dampak

3 10,11,16,17,33,
36,39,43,44 4,15,16,17,18,19,21,
25,26,27,28,29,30,3
2 1,32,33,34,35,37

0
0 1 1 Kemungkinan
2 2 3 3 4 4

No Kemungkinan (X) Dampak (Y) Nomor Register Risiko yang sama


1 1 4 4, 20, 24
2 2 3 10, 11, 16, 17, 33, 36, 39, 43, 44
3 2 4 39
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,
3 3
4 21, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 37
5 3 4 36

Rincian risiko teridentifikasi tertuang dalam lampiran 2.

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
14

C. Kegiatan Pengendalian Terpasang


Sampai dengan saat ini, Dinas Kesehatan Kota Solok telah membangun
berbagai pengendalian. Beberapa pengendalian dinilai telah efektif namun
beberapa lainnya kurang/tidak efektif mengatasi risiko dalam upaya
pencapaian tujuan.
Pengendalian yang telah terpasang, antara lain adalah sebagai berikut:
Sasaran 1:
Meningkatkan Kesehatan Keluarga (Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat)
1. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
a. Koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait
b. Pemantauan Ibu hamil oleh Bidan Wilayah/ Pustu/ Poskeskel
c. Pemantauan Ibu hamil oleh kader dasawisma
d. Sosialisasi GSI pada masyarakat, Pembelajaran AMP
e. Pelaksanaan tindakan sesuai SOP
f. Melakukan Koordinasi lintas program dalam pelaksanaan kunjungan

2. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir


a. Pelatihan SHK bagi petugas
b. Memperbantukan Pelaksanaan SHK dari tenaga yang ada di Dinkes
c. Pelaksanaan KN oleh Bidan penanggung jawab wilayah
d. Pembinaan Bidan wilayah oleh Bikor Puskesmas
e. Pelatihan MTBS/M Kepada petugas kesehatan

Sasaran 2:
Menurunkan Angka Kesakitan
1. Pengelolaan pelayanan kesehatan orang terduga Tuberkulosis
a. Pelaksanaan edukasi pada pasien dan keluarga dalam konsumsi obat
dan PMT
b. Pelatihan untuk kader TB
c. Melakukan koordinasi antara wasor TB dan petugas TB serta kader
dalam kualitas dan ketepatan laporan
d. Pelaksanaan edukasi pada masyarakat
e. Melakukan pelatihan public speaking kepada petugas TB di Dinkes

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
15

2. Pengelolaan pelayanan kesehatan penderita Hipertensi


a. Sosialisasi pada masyarakat akan pentingnya memeriksakan
kesehatan secara rutin
b. Koordinasi dengan lintas sektor
c. Sudah ada koordinasi dengan Jejaring
d. Melaksanakan sosialisasi tentang tupoksi kader
3. Pengelolaan pelayanan kesehatan lingkungan
a. Sosialisasi STBM 5 Pilar kepada masyarakat
b. sosialisasi tentang penanganan limbah medis kepada fasyankes

Sasaran 3:
Pelayanan Kesehatan Berkualitas
1. Pelaksanaan Akreditasi Fasilitas Kesehatan di Kabupaten/ Kota
a. Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan
b. Melaksanakan Pelatihan pelayanan prima

2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah


a. Sosialisasi JKN kepada masyarakat
b. Melakukan verifikasi data JKN tk kelurahan dan kota

3. Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan, Advokasi, Kemitraan dan


Pemberdayaan
a. Pelaksanaan promosi kesehatan baik dalam gedung maupun luar
gedung yaan Masyarakat
b. Pelaksanaan advokasi

4. Pengadaan sarana fasilitas pelayanan kesehatan


a. Peningkatan Kompetensi petugas Perencana, Pelaksana dan
penatausahaan Keuangan.
b. Peningkatan integritas aparatur
c. Optimalitas pelaksanaan koordinasi guna meminimalkan terjadinya
konflik

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
16

D. Kegiatan Pengendalian yang Masih Dibutuhkan


Dalam rangka meningkatkan efektifitas penanganan risiko, beberapa
kegiatan pengendalian yang telah ada perlu ditingkatkan dan beberapa
kegiatan pengendalian baru perlu dibangun. Pembangunan kegiatan
pengendalian didasarkan kepada upaya untuk mengurangi kemungkinan
munculnya penyebab risiko dan upaya untuk mengurangi dampak apabila
risiko benar‐ benar terjadi. Sebagian kegiatan pengendalian yang dibangun
didasarkan kepada rekomendasi pihak auditor.

Kegiatan pengendalian yang masih perlu dibangun adalah sebagai berikut:

Sasaran1 :Meningkatkan Kesehatan Keluarga


Pengendalian yang masih
Pernyataan Risiko
dibutuhkan
1 Masih rendahnya kunjungan Berkolaborasi dengan lintas program
ibu hamil ke Faskes sehingga pemberdayaan masyarakat dengan
tidak terdeteksinya resiko melibatkan perangkat kelurahan atau
pada ibu hamil pemuka masyarakat untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat
khususnya ibu hamil dan
keluarganya
Mengoptimalkan peran Bidan wilayah
dalam memantau ibu hamil yang ada
di wilayah kerjanya
Meningkatkan peran kader
pendamping untuk ikut serta
mengawal ibu hamil
2 Pelaksanaan sosialisasi belum Melakukan Evaluasi pelaksanaan
efektif sehingga belum tepat sosialisasi dalam bentuk
sasaran menyebarkan kuisioner tentang
Relevansi Materi dan Kapasitas
Narasumber
3 Belum ada puskesmas yang Memberdayakan kembali SDM yang
mampu PONED, sehingga telah mengikuti pelatihan PONED
kunjungan persalinan di
Puskesmas rendah
Mengadakan pelatihan PONED
kembali
4 Terdapat kesalahan tindakan Meningkatkan kompetensi bidan dan
(tidak sesuai prosedur) kader pendamping dalam bentuk
sehingga menyebabkan pelatihan atau sosialisasi
korban
Pengawasan pelaksanaan dan
publikasi SOP

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
17

5 Masih tingginya kasus bumil Penguatan kualitas kunjungan


KEK sehingga menyebabkan pelaksanaan K1 dan K4
kasus BBLR, underweight,
stunting dan wasting.
6 Tidak tercapainya target Efektifitas pelatihan SHK bagi
sampel pengambilan darah petugas
pada bayi baru lahir
Evaluasi terhadap peran Bidan
Penanggung jawab dalam
pelaksanaan Kunjungan Neonatus
untuk melakukan SHK pada bayi
yang ada di wilayah kerja
7 Capaian neonatus komplikasi Evaluasi peran Bidan Penanggung
masih rendah sehingga jawab wilayah untuk melaksanakan
komplikasi pada neonatus KN sesuai standar
tidak terdeteksi sejak dini
Melakukan pembinaan kepada Bidan
Penanggung Jawab wilayah secara
konsisten dan berkesinambungan
8 Balita tidak mendapatkan Efektifitas pelaksanaan pelatihan
alur penatalaksanaan sesuai MTBS/M kepada semua petugas
bagan MTBS/M sehingga kesehatan yang melakukan pelayanan
kemungkinan kesalahan terhadap bayi dan balita baik di
diagnosa dan tindakan Faskes pemerintah maupun jejaring
Peningkatan pengawasan Faskes agar
setiap ruangan pelayanan bayi/ balita
memiliki Alur/ Bagan MTBS/M
Mendorong petugas untuk
memperluas cakupan pelaksanaan
MTBS/M pada klinik/ faskes swasta

Sasaran2 :Menurunkan Angka Kesakitan

Pengendalian yang masih


Pernyataan Risiko
dibutuhkan
1 Proses pemantauan penanganan Meningkatkan intensitas
pasien TB belum optimal sehingga edukasi dan memilih metode
proses penyembuhan berjalan edukasi yang tepat pada pasien
lambat dan keluarga dalam konsumsi
obat dan PMT
Review kader TB untuk
melakukan update
2 Proses pelaporan dari petugas dan Mengoptimalkan koordinasi
kader yang ada dipuskesmas ke antara wasor TB dan petugas TB
Wasor mengalami keterlambatan serta kader dalam kualitas dan
dan belum sesuai dengan yang ketepatan laporan
diharapkan sehingga proses
monitoring tidak dapat berjalan

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
18

dengan maksimal

Memberikan reward dan


punishment kepada petugas dan
kader TB
3 Tingkat penularan TB masih tinggi Menggunakan komunikasi yang
sehingga angka kesakitan tidak bisa efektif dan media yang menarik
diturunkan dalam melakukan edukasi pada
masyarakat
Melakukan pelatihan public
speaking kepada semua petugas
TB
4 Rendahnya partisisipasi masyarakat Mengoptimalkan edukasi pada
dalam melakukan kunjungan masyarakat akan pentingnya
pemeriksaan di Faskes sehingga memeriksakan kesehatan secara
jumlah penderita hipertensi tidak rutin
dapat dideteksi
Mengoptimalkan peran lintas
sektor (kelurahan, RT, RW,
kader) dalam memberikan
edukasi kepada masyarakat
5 Jejaring tatalaksana Hipertensi di Mengoptimalkan koordinasi
masyarakat dan OPD belum berjalan dengan Jejaring
secara optimal sehingga pencegahan
dan penanganan hipertensi tidak
dapat dilakukan secara dini
6 Tingkat keaktifan kader dalam efektifitas pelaksanaan
melakukan sosialisasi kepada sosialisasi tentang tupoksi kader
masyarakat rendah sehingga tingkat
partisipasi masyarakat dalam proses
pencegahan dan pendeteksian dini
terhadap hipertensi menjadi rendah
Memberikan reward kepada
kader yang dianggap berprestasi
untuk meningkatkan motivasi
kader
7 Peserta tidak sesuai dengan Meningkatkan koordinasi yang
undangan yang dikirim (pemicuan baik antara Dinkes dengan
STBM 5 pilar) stakeholder (Kelurahan)
8 Praktek kesehatan swasta belum Menyusun draft Perwako
diundang dalam sosialisasi tentang pengelolaan limbah
pengelolaan limbah medis sehingga medis
belum memiliki pengetahuan terkait
pengelolaan limbah

Sasaran3 :Pelayanan Kesehatan Berkualitas

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
19

Pengendalian yang masih


Pernyataan Risiko
dibutuhkan
1 Meningkatnya Kasus Infeksi dan Mengoptimalkan pelaksanaan
Mal Praktek di FKTP sehingga Pendidikan dan Pelatihan
berpotensi terjadinya korban jiwa

2 Meningkatnya Komplain Meningkatkan Kapasitas


Masyarakat terkait pelayanan yang petugas yang sesuai standar
kurang berkualitas sehingga
mengurangi tingkat kepercayaan

Penggunaan Sistim pelayanan


berbasis elektronik

Mengoptimalkan evaluasi atas


kinerja petugas

3 Meningkatnya Risiko kecelakaan Optimalitas Manajemen Risiko


kerja dalam pemberian pelayanan
dan berakibat terjadinya korban

Pelatihan terhadap petugas


secara optimal

4 Pelaksanaan sosialisasi belum Melakukan Evaluasi


efektif sehingga belum tepat pelaksanaan sosialisasi dalam
sasaran bentuk menyebarkan kuisioner
tentang Relevansi Materi dan
Kapasitas Narasumber
5 Belum validnya data penerima Mengoptimalkan validasi data
jaminan sehingga tujuan belum JKN
tepat sasaran
6 Jumlah peserta JKN mandiri yang Mengoptimalkan sosialisasi
menunggak premi masih tinggi manfaat JKN
sehingga tidak dapat didaftarkan
sebagai peserta PBI
7 Produk promosi masih lemah Melaksanakan promosi yang
secara hukum sehingga tidak efektif
dianggap penting dan sulit
diterapkan
8 Kegiatan advokasi tidak diikuti oleh Pelaksanaan Advokasi yang
pemegang kebijakan dari masing - efektif
masing OPD sehingga kebijakan
tidak mendukung kesehatan
9 Kordinasi antar lintas sektor Optimalitas pelaksanaan
kurang terorganisir sehingga koordinasi
perencanaan dan evaluasi tidak
maksimal

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
20

10 Proses perencanaan kegiatan Peningkatan Kompetensi


belum sistimatis sehingga petugas perencana
menghasilkan mutu konstruksi
yang rendah dan manfaat yang
tidak tercapai (Efektivitas)
11 Proses penganggaran kegiatan Peningkatan Kompetensi
belum memenuhi prinsip 3E dan petugas perencana
akuntabilitas sehingga
menghasilkan penganggaran yang
tidak tepat guna dan dapat
dipertanggungjawabkan
12 Proses pelaksanaan kegiatan belum Peningkatan Kompetensi
memenuhi Standar dan petugas perencana
Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi sehingga output
pekerjaan tidak sesuai standar
13 Potensi konflik dengan masyarakat Optimalitas pelaksanaan
dilokasi pekerjaan tinggi sehingga koordinasi
menghambat dalam penyelesaian
pekerjaan.

14 Nilai integritas aparatur yang Peningkatan Kompetensi dan


rendah sehingga berdampak buruk integritas aparatur
pada pencapaian kinerja kegiatan

Rincian kegiatan pengendalian yang masih dibutuhkan dalam rangka


mengatasi risiko tertuang dalam lampiran 3.

E. INFORMASI DAN KOMUNIKASI


Informasi dan komunikasi yang dimaksud dalam RTP ini adalah informasi
dan komunikasi yang dibutuhkan dalam rangka mendukung berjalannya
pengendalian yang dibangun. Informasi dan komunikasi yang perlu
diselenggarakan terkait dengan pengendalian yang dibangun sesuai yang
direncanakan dalam RTP meliputi:
Sasaran1 :Meningkatkan Kesehatan Keluarga
Pengendalian yang masih
Bentuk/ Sarana Komunikasi
dibutuhkan
Berkolaborasi dengan lintas program Rapat koordinasi dengan stake holder
pemberdayaan masyarakat dengan terkait
melibatkan perangkat kelurahan atau
pemuka masyarakat untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat
khususnya ibu hamil dan
keluarganya

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
21

Mengoptimalkan peran Bidan wilayah Arahan lisan, Monitoring, Rapat


dalam memantau ibu hamil yang ada Koordinasi antara Kepala Puskesmas
di wilayah kerjanya dengan Kasi Kesga
Meningkatkan peran kader Laporan Kegiatan
pendamping untuk ikut serta
mengawal ibu hamil
Melakukan Evaluasi pelaksanaan Laporan Kegiatan
sosialisasi dalam bentuk
menyebarkan kuisioner tentang
Relevansi Materi dan Kapasitas
Narasumber
Memberdayakan kembali SDM yang Rapat Staf
telah mengikuti pelatihan PONED
Mengadakan pelatihan PONED Laporan Kegiatan
kembali
Meningkatkan kompetensi bidan dan Pelatihan, Sosialisasi, Laporan
kader pendamping dalam bentuk Kegiatan
pelatihan atau sosialisasi
Pengawasan pelaksanaan dan Sosialisasi, Rapat Staf, Laporan
publikasi SOP Kegiatan
Penguatan kualitas kunjungan Monitoring, Rapat Koordinasi,
pelaksanaan K1 dan K4 Laporan Kegiatan
Efektifitas pelatihan SHK bagi Monitoring, Laporan Kegiatan
petugas

Evaluasi terhadap peran Bidan Monitoring, Rapat Koordinasi,


Penanggung jawab dalam Laporan Kegiatan
pelaksanaan Kunjungan Neonatus
untuk melakukan SHK pada bayi
yang ada di wilayah kerja
Evaluasi peran Bidan Penanggung Monitoring, Rapat Koordinasi,
jawab wilayah untuk melaksanakan Laporan Kegiatan
KN sesuai standar
Melakukan pembinaan kepada Bidan Monitoring, Rapat Koordinasi,
Penanggung Jawab wilayah secara Laporan Kegiatan
konsisten dan berkesinambungan
Efektifitas pelaksanaan pelatihan Monitoring, Laporan Kegiatan
MTBS/M kepada semua petugas
kesehatan yang melakukan pelayanan
terhadap bayi dan balita baik di
Faskes pemerintah maupun jejaring
Peningkatan pengawasan Faskes agar Monitoring, Laporan Kegiatan
setiap ruangan pelayanan bayi/ balita
memiliki Alur/ Bagan MTBS/M
Mendorong petugas untuk Monitoring, Laporan Kegiatan
memperluas cakupan pelaksanaan
MTBS/M pada klinik/ faskes swasta

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
22

Sasaran2 :Menurunkan Angka Kesakitan


Pengendalian yang masih
Bentuk/ Sarana Komunikasi
dibutuhkan
Meningkatkan intensitas edukasi dan Arahan lisan, Rapat staf
memilih metode edukasi yang tepat
pada pasien dan keluarga dalam
konsumsi obat dan PMT

Review kader TB untuk melakukan Sosialisasi


update
Mengoptimalkan koordinasi antara Koordinasi lintas program
wasor TB dan petugas TB serta kader
dalam kualitas dan ketepatan laporan

Memberikan reward dan punishment Arahan lisan, rapat staf


kepada petugas dan kader TB

Menggunakan komunikasi yang Buku Pedoman, Arahan lisan


efektif dan media yang menarik dalam
melakukan edukasi pada masyarakat

Melakukan pelatihan public speaking Pelatihan, Laporan Kegiatan


kepada semua petugas TB

Mengoptimalkan edukasi pada Sosialisasi, himbauan


masyarakat akan pentingnya
memeriksakan kesehatan secara rutin

Mengoptimalkan peran lintas sektor Rapat koordinasi dengan stake holder


(kelurahan, RT, RW, kader) dalam terkait
memberikan edukasi kepada
masyarakat
Mengoptimalkan koordinasi dengan Rapat koordinasi dengan stake holder
Jejaring terkait
efektifitas pelaksanaan sosialisasi Monitoring, Laporan Kegiatan
tentang tupoksi kader
Memberikan reward kepada kader Arahan lisan, rapat staf
yang dianggap berprestasi untuk
meningkatkan motivasi kader
Meningkatkan koordinasi yang baik Rapat koordinasi dengan stake holder
antara Dinkes dengan stakeholder terkait
(Kelurahan)
Menyusun draft Perwako tentang Rapat Staf, Laporan Kegiatan
pengelolaan limbah medis

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
23

Sasaran3 :Pelayanan Kesehatan Berkualitas


Pengendalian yang masih
Bentuk/ Sarana Komunikasi
dibutuhkan
Mengoptimalkan pelaksanaan Pendidikan Monitoring, Laporan Kegiatan
dan Pelatihan
Meningkatkan Kapasitas petugas yang Pelatihan, Laporan Kegiatan
sesuai standar
Penggunaan Sistim pelayanan berbasis Koordinasi lintas program
elektronik
Mengoptimalkan evaluasi atas kinerja Rapat staf, Arahan lisan
petugas
Optimalitas Manajemen Risiko Sosialisasi, Rapat Staf, Laporan Kegiatan

Pelatihan terhadap petugas secara Pelatihan, Laporan Kegiatan


optimal
Melakukan Evaluasi pelaksanaan Laporan Kegiatan
sosialisasi dalam bentuk menyebarkan
kuisioner tentang Relevansi Materi dan
Kapasitas Narasumber
Mengoptimalkan validasi data JKN Rapat koordinasi dgn stake holder terkait

Mengoptimalkan sosialisasi manfaat JKN Laporan Kegiatan


Melaksanakan promosi yang efektif Laporan Kegiatan
Pelaksanaan Advokasi yang efektif Rapat koordinasi dengan stake holder
terkait
Optimalitas pelaksanaan koordinasi Rapat Staf

Peningkatan Kompetensi petugas Pelatihan, Sosialisasi


perencana
Peningkatan Kompetensi dan integritas Pelatihan, Sosialisasi
aparatur

Rincian rancangan informasi dan komunikasi yang dibutuhkan dalam


rangka pengendalian dimaksud tertuang dalam lampiran 4.

F. PEMANTAUAN DAN EVALUASI


Pemantauan dan evaluasi atas pengendalian intern pada dasarnya
ditujukan untuk meyakinkan apakah pengendalian intern yang terpasang
telah berjalan efektif mengatasi risiko dan apakah tindakan perbaikan yang
diperlukan telah dilaksanakan. Pemantauan dan evaluasi yang
dilaksanakan meliputi:
1. Pemantauan Berkelanjutan
Pemantauan berkelanjutan dilaksanakan atas pengendalian kunci untuk
meyakinkan bahwa pengendalian tersebut dijalankan sebagaimana
seharusnya. Masing‐ masing unit kerja SKPD pemilik risiko membangun

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
24

dan melaksanakan pemantauan berkelanjutan, meliputi evaluasi,


supervisi dan reviu.

Pemantauan berkelanjutan atas pengendalian tertuang dan terintegrasi


dalam kebijakan dan prosedur pengendalian.

Rincian pemantauan berkelanjutan yang akan dilakukan tertuang dalam


lampiran 5.
2. Evaluasi Terpisah
Inspektorat Kota Solok melaksanakan evaluasi atas penyelenggaraan SPIP
pada unit‐unit kerja strategis pada akhir tahun. Evaluasi bertujuan
untuk meyakinkan apakah pengendalian intern yang terpasang telah
berjalan efektif.
3. Pelaksanaan Tindak lanjut
Sebagai bagian dari penyelenggaraan dan perbaikan SPIP, atas setiap
rekomendasi hasil audit/evaluasi/reviu dari auditor eksternal maupun
internal, setiap unit kerja SKPD melaksanakan tindak lanjutnya.

4. Pemantauan atas Pelaksanaan RTP


Memberikan laporan atas pelaksanaan RTP sesuai tanggung jawabnya
secara berkala kepada tim pemantau. Hasil pemantauan tim pemantau
dilaporkan kepada Walikota.

G. PENUTUP
Pemantauan atas pelaksanaan sesuai rencana tindak pengendalian ini dan
evaluasi atas efektifitas pengendalian yang adaakan menjadi dasar
pertimbangan pembuatan Statement of Responsibility dalam laporan
keuangan

Plt. Kepala Dinas Kesehatan

Dra. Dessy Syafril, Apt, MPH


NIP. 19681209 199803 2 001

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


LAPORAN PENILAIAN RESIKO TAHUN ANGGARAN 2021
DINAS KESEHATAN KOTA SOLOK
FORM ELP 1 : HASIL IDENTIFIKASI PERMASALAHAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN

KETERKAITAN DENGAN UNSUR LINGKUNGAN PENGENDALIAN


HASIL AUDIT/WAWANCARA/REVIU
NO REF
LAINNYA
SU 1 SU 2 SU 3 SU 4 SU 5 SU 6 SU 7 SU 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kode etik belum secara rutin x
1 dimutakhirkan
seluruh pegawai belum secara rutin x
2 menandatangani pernyataan kode
etik/aturan perilaku
Belum semua pegawai memahami x
3 pernyataan Kode etik
Pelatihan belum berdasarkan x
4 kompetensi
Strategi perencanaan pelatihan belum x
5 terintegrasi
Kompetensi SDM belum dipantau secara x
6 efektif

Proses validasi atas tingkat kehandalan, x


keakuratan, kelengkapan, ketepatan
7 waktu sistem informasi belum dilakukan
secara berkala
Diskusi pengawasan yang tepat selalu
8 dilakukan pada saat rapat pimpinan V
Kewenangan belum direviu secara x
9
periodik
Pembatasan kewenangan belum x
10
diverifikasi dan diuji
Internal Auditor melakukan pengujian
11
keuangan secara periodik
V
Internal Auditor melakukan evaluasi
12 pelaksanaan pengendalian internal V
secara periodik
Internal Auditor melakukan reviu atas x
13
kepatuhan hukum dan aturan lainnya
Pimpinan instansi membina hubungan
kerja yang baik dengan
14
instansi/organisasi lain yang memiliki V
keterkaitan operasional

KESIMPULAN

Kelemahan sub unsur 1 (penegakan integritas dan nilai etika) berupa belum adanya kode etik atau aturan perilaku yang
1 diinternalisasikan dengan baik, diantaranya:

a. Aturan perilkau
b. Sosialisasi aturan perilaku
c. Pembacaan dan penandatanganan aturan perilaku
d. Pemahaman kode etik
e. Tindsak lanjut pelanggaran kode etik

Kelemahan sub unsur 2 (komitmen terhadap kompetensi) berupa belum adanya kode etik atau aturan perilaku yang diinternalisasikan
2 dengan baik, diantaranya:
Form ELP 2: Rekapitulasi Hasil Kuesioner CEE
KESIMPULAN
ATRIBUT/ELEMEN DARI SUB JAWABAN KUESIONER
NO. SUB UNSUR HASIL PENILAIAN CEE HASIL PENILAIAN CEE PERTANYAAN PER
UNSUR
PERTANYAAN 1 2 3 4 ∑
1 2 3 4 5 6 7 8
A. PENEGAKAN Kurang Memadai 2 PENGEMBANGAN — Pimpinan Instansi Kurang Memadai 2 Apakah Para pegawai mendapatkan pesan Kurang 2 10 16 13 7 46
1 mengembangkan sikap etika dan tata nilai integritas & nilai etika secara rutin dari Memadai
INTEGRITAS DAN NILAI
yang dapat dimengerti oleh seluruh pimpinan instansi? (Misalnya keteladanan,
ETIKA
pegawai pesan moral dan lain-lain)

Apakah Kode etik telah disusun? Memadai 4 14 0 0 32 46


2
Apakah Kode etik secara rutin Kurang 2 13 21 9 3 46
3 dimutakhirkan? Memadai
Apakah Pendapatan pegawai disesuaikan Tidak 1 18 18 9 1 46
4 dengan kinerjanya? Memadai
Apakah Sistem Penggajian/Remunerasi Cukup 3 4 13 28 1 46
5 pejabat yang telah ada sekarang Memadai
mendorong peningkatan integritas & nilai?

KOMUNIKASI — Pimpinan Instansi Kurang Memadai 2 Apakah dokumen Pernyataan Kode etik Kurang 2 15 23 8 0 46
6 mengkomunikasikan komitmennya akan telah disampaikan kepada seluruh Memadai
nilai-nilai etika melalui perkataan dan pegawai?
tindakan
Apakah di dalam sosialisasi kode etik Kurang 2 14 23 9 0 46
7 dijelaskan tentang bagaimana prakteknya Memadai
dalam situasi sehari-hari?
Apakah Kebijakan organisasi dan aturan Tidak 1 21 19 4 2 46
8 perilaku setiap tahun telah diinformasikan Memadai
kepada pihak ketiga?
PENEKANAN KEMBALI —pentingnya Kurang Memadai 2 Apakah Media organisasi (majalah/buletin Kurang 2 14 25 5 2 46
9 integritas dan nilai-nilai etika internal, papan pengumuman, situs resmi, Memadai
dikomunikasikan dan ditekankan dan lain-lain ) menginformasikan
berulangkali kepada semua pegawai pelaksanaan kode etik?
secara tepat pada organisasi
PENGAWASAN — terdapat proses- Kurang Memadai 2 Apakah seluruh pegawai secara rutin telah Tidak 1 26 15 0 5 46
10 proses untuk melakukan pengawasan menandatangani pernyataan kode Memadai
terhadap prinsip-prinsip integritas dan nilai- etik/aturan perilaku?
nilai etika
Apakah Pernyataan Kode etik telah dibaca Kurang 2 18 22 5 0 45
11 oleh semua pegawai? Memadai
Apakah Pernyataan Kode etik telah Kurang 2 17 20 8 0 45
12 dipahami oleh semua pegawai? Memadai
Apakah sosialisasi kode etik dan aturan Kurang 2 15 18 10 2 45
13 perilaku organisasi diikuti oleh semua Memadai
pegawai?
Apakah Terdapat fungsi khusus yang Cukup 3 3 14 23 5 45
14 melayani pengaduan masyarakat? Memadai
DEVIASI/PERBEDAAN ditanggapi — Kurang Memadai 2 Apakah pimpinan instansi mendapat Kurang 2 13 19 11 2 45
15 deviasi/perbedaan dari nilai-nilai integritas informasi atas kepatuhan etika organisasi? Memadai
dan nilai-nilai etika diidentifikasi tepat
waktu sesuai tingkatan dalam organisasi
Apakah Pelanggaran kode etik Kurang 2 13 22 9 1 45
16 ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang Memadai
berlaku?
Apakah Tindak lanjut atas pelanggaran Tidak 1 19 14 11 1 45
17 kode etik dilakukan oleh petugas yang Memadai
kompeten dan independen?
B. KOMITMEN TERHADAP Kurang Memadai 2 Identifikasi Kompetensi- Kurang Memadai 2 Apakah Strategi dan perencanaan Kurang 2 11 29 5 0 45
18 kompetensi pegawai dikomunikasikan Memadai
KOMPETENSI; kompetensi — Kompetensi-kompetensi
secara memadai?
yang mendukung efektifitas pelaporan
keuangan, pengendalian internal, dan
manajemen risiko diidentifikasi
KESIMPULAN
ATRIBUT/ELEMEN DARI SUB JAWABAN KUESIONER
NO. SUB UNSUR HASIL PENILAIAN CEE HASIL PENILAIAN CEE PERTANYAAN PER
UNSUR
PERTANYAAN 1 2 3 4 ∑
Apakah SDM yang memadai tersedia Cukup 3 0 19 23 3 45
19 untuk melaksanakan strategi dan Memadai
perencanaaan organisasi?
Apakah pegawai yang kompeten secara Kurang 2 1 30 12 2 45
20 tepat mengisi struktur organisasi? Memadai
Pertahankan Individu – Organisasi Kurang Memadai 2 Apakah Proses seleksi pegawai dilakukan Kurang 2 11 23 8 3 45
21 mempekerjakan dan menggunakan dengan mempertimbangkan kompetensi Memadai
individu yang memiliki kompetensi yang yang tepat untuk jabatan yang diisi?
dibutuhkan dalam pelaporan keuangan,
pengendalian internal, compliance , dan
manajemen risiko.
Apakah Anda setuju bahwa Pimpinan Memadai 4 5 8 12 20 45
22 memiliki pemahaman yang luas tidak
sekedar tupoksi saja?
Apakah Kompetensi SDM dipantau secara Kurang 2 11 23 11 0 45
23 efektif? Memadai
Apakah Strategi perencanaan pelatihan Kurang 2 6 32 7 0 45
24 meliputi pelatihan lintas bagian? Memadai
Apakah Pelatihan yang memadai selalu Kurang 2 11 29 4 1 45
25 dilakukan sebelum pegawai menduduki Memadai
posisi penting ?
Apakah Anda Setuju bahwa Prosedur Cukup 3 1 4 34 6 45
26 akuntansi dilaksanakan dengan baik oleh Memadai
staf keuangan?
Evaluasi Kompetensi — Kompetensi Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa Prosedur Cukup 3 0 10 27 8 45
27 yang dibutuhkan dievaluasi secara regular untuk menilai kompetensi pegawai telah Memadai
dan dijaga kesinambungannya didokumentasikan secara memadai?

Apakah Anda Setuju bahwa Cukup 3 0 8 34 3 45


28 assessment/penilaian kompetensi dari Memadai
individu kunci telah didokumentasikan
secara lengkap?
Apakah terjadi kelemahan operasi yang Cukup 3 1 7 33 4 45
29 disebabkan oleh rendahnya kompetensi Memadai
C. KEPEMIMPINAN YANG Cukup Memadai 3 Menetapkan "Tone" Institusi / SET THE Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa Keahlian yang Cukup 3 1 9 33 2 45
30 TONE — Filosofi dan style Pimpinan diperlukan sesuai uraian tugas telah Memadai
KONDUSIF;
Instansi menekankan pelaporan internal diperhitungkan dalam penilaian kinerja
dan eksternal yang berkualitas tinggi dan setiap pegawai?
transparan, juga pentingnya pengendalian
internal dan manajemen risiko yang efektif

Apakah Anda Setuju bahwa Pegawai Cukup 3 2 3 39 1 45


31 dapat diandalkan untuk mencapai tujuan Memadai
pengendalian intern?
Apakah Anda Setuju bahwa Gaya dan Cukup 3 1 1 40 3 45
32 "tone" kepemimpinan yang kondusif Memadai
dirasakan baik di dalam maupun di luar
organisasi?
Apakah Risiko, pengendalian dan ketaatan Cukup 3 1 7 37 0 45
33 didiskusikan secara memadai dalam Memadai
rapat?
Apakah Anda Setuju bahwa kepemimpinan Cukup 3 1 2 42 0 45
34 organisasi sangat memadai? Memadai

Artikulasi Tujuan — Pimpinan Instansi menetapkan Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa setiap Cukup 3 0 8 37 0 45
35 dan mengartikulasikan secara jelas tujuan pegawai memahami tujuan pengendalian Memadai
pengendalian internal intern?

Memilih Prinsip-prinsip dan Estimasi-Estimasi — Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa setiap Cukup 3 0 9 36 0 45
36 Pimpinan Instansi mengikuti disiplin proses tujuan pegawai turut serta dalam menetapkan Memadai
dalam mengembangkan tujuan pengendalian internal tujuan pengendalian intern?
KESIMPULAN
ATRIBUT/ELEMEN DARI SUB JAWABAN KUESIONER
NO. SUB UNSUR HASIL PENILAIAN CEE HASIL PENILAIAN CEE PERTANYAAN PER
UNSUR
PERTANYAAN 1 2 3 4 ∑
D. PEMBENTUKAN Cukup Memadai 3 Tetapkan Tanggungjawab – Pimpinan Instansi Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa Desain Cukup 3 1 15 29 0 45
37 menetapkan tanggungjawab pelaporan internal untuk struktur organisasi sudah sesuai dengan Memadai
STRUKTUR
setiap area fungsional dan unit organisasi ukuran dan karakternya?
ORGANISASI YANG
Apakah Anda Setuju bahwa pejabat yang Cukup 3 0 5 39 1 45
38 SESUAI DENGAN
ditunjuk mengerti dan taat pada tanggung Memadai
KEBUTUHAN jawab pelaporan yang ada?
Apakah Risiko yang muncul dari Kurang 2 12 17 16 0 45
39 keberadaan struktur organisasi Memadai
diperhitungkan pimpinan instansi?
Apakah Anda Setuju bahwa Struktur Cukup 3 1 13 31 0 45
40 organisasi yang ada mempermudah Memadai
melihat risiko?
Menjaga Struktur — Pimpinan Instansi menjaga Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa pejabat yang Cukup 3 1 13 30 1 45
41 struktur organisasi yang memfasilitasi pelaporan yang ditunjuk dalam struktur pengendalian Memadai
efektip dan komunikasi lainnya tentang pengendalian internal mengerti peran dan
internal diantara fungsi dan posisi Pimpinan Instansi tanggungjawab mereka?

Apakah Anda Setuju bahwa pejabat yang Cukup 3 1 9 34 1 45


42 ditunjuk dalam struktur pengendalian Memadai
internal mengerti uraian pekerjaannya?

Menjaga Kelangsungan Proses — Garis Pelaporan Kurang Memadai 2 Apakah Proses validasi atas tingkat Kurang 2 1 23 19 2 45
43 Pimpinan Instansi mengetahui pentingnya menjaga kehandalan, keakuratan, kelengkapan, Memadai
kelangsungan proses sebagai tujuan verifikasi dari ketepatan waktu sistem informasi
informasi yang dihasilkan dari sistem informasi dilakukan secara berkala?
organisasi
E. PENDELEGASIAN Cukup Memadai 3 Pimpinan Instansi mengawasi pengendalian internal Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa peran Cukup 3 2 11 32 0 45
44 dan bagian risiko – Pimpinan Instansi mengawasi pengawasan telah dilaksanakan secara Memadai
WEWENANG DAN
proses penentuan tanggung jawab untuk tepat oleh pimpinan?
TANGGUNG JAWAB
pengendalian internal dan Pimpinan Instansi risiko
YANG TEPAT;
Apakah diskusi pengawasan yang tepat Kurang 2 2 24 19 0 45
45 selalu dilakukan pada saat rapat Memadai
pimpinan?
Tentukan Tanggungjawab – penunjukan Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa Cukup 3 1 11 33 0 45
46 tanggungjawab dan delegasi otoritas didefinisikan pendelegasian wewenang dan tanggung Memadai
secara jelas untuk semua pegawai yang ikut serta jawab dilaksanakan secara tepat?
dalam pengendalian internal dan Pimpinan Instansi
risiko, proses pelaporan keuangan, dan compliance.

Apakah Anda Setuju bahwa Kriteria Cukup 3 9 5 31 0 45


47 pendelegasian wewenang telah tepat? Memadai
Apakah Anda Setuju bahwa Pimpinan Cukup 3 2 2 40 1 45
48 mengerti tanggung jawab dan Memadai
kewenangannya?
Apakah Kewenangan direviu secara Kurang 2 1 28 16 0 45
49 periodik? Memadai
Apakah Kewenangan dan tanggung jawab Kurang 2 0 28 16 1 45
50 dimengerti secara jelas? Memadai
Batasan Otoritas – Penunjukan otoritas dan Kurang Memadai 2 Apakah Pembatasan kewenangan Kurang 2 10 23 11 1 45
51 tanggung jawab termasuk batasan yang tepat. diverifikasi dan diuji? Memadai

Apakah Proses dan tingkatan otorisasi Kurang 2 10 23 12 0 45


52 dilaksanakan sesuai ketentuan? Memadai
F. PENYUSUNAN DAN Cukup Memadai 3 Penetapan Kebijakan SDM - Pimpinan Instansi Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa Prosedur dan Cukup 3 3 7 34 1 45
53 menetapkan kebijakan SDM dan prosedur-prosedur Kebijakan SDM lengkap, mutakhir, dan Memadai
PENERAPAN
yang mendemonstrasikan komitmen pada integritas, disetujui dengan tepat?
KEBIJAKAN YANG
etika, dan kompetensi.
SEHAT TENTANG
Apakah Anda Setuju bahwa Kebijakan Cukup 3 2 6 36 1 45
54 PEMBINAAN SUMBER SDM secara efektif dipahami oleh para Memadai
DAYA MANUSIA; pegawai?
KESIMPULAN
ATRIBUT/ELEMEN DARI SUB JAWABAN KUESIONER
NO. SUB UNSUR HASIL PENILAIAN CEE HASIL PENILAIAN CEE PERTANYAAN PER
UNSUR
PERTANYAAN 1 2 3 4 ∑
Penerimaan dan Retensi – Penerimaan Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa Prosedur Cukup 3 2 16 27 0 45
55 dan retensi pegawai pada posisi kunci rekruitmen dan retensi, maupun Prosedur Memadai
didasarkan pada prinsip-prinsip integritas penyaringan SDM telah tersedia?
dan kompetensi yang diperlukan
sehubungan dengan posisi tersebut
Apakah Anda Setuju bahwa Setiap SDM Cukup 3 2 19 23 1 45
56 yang direkrut memenuhi kebutuhan posisi Memadai
yang ada?
Apakah Anda Setuju bahwa Proses Kurang 2 1 25 18 1 45
57 pergantian jabatan untuk posisi kunci Memadai
memadai?
Apakah Anda Setuju bahwa tingkat Cukup 3 0 13 30 2 45
58 pengunduran diri pegawai rendah? Memadai
Pelatihan yang cukup – Pimpinan Instansi membantu Kurang Memadai 2 Apakah Anda Setuju bahwa program Cukup 3 0 13 30 2 45
59 pegawai dengan menyediakan akses pada kebutuhan pengembangan SDM yang ada dapat Memadai
alat maupun pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan pengendalian intern?
melaksanakan peran mereka.

Apakah Anda Setuju bahwa Program Kurang 2 0 27 17 1 45


60 perencanaan pelatihan memadai? Memadai
Apakah Anda Setuju bahwa Anggaran Kurang 2 1 25 19 0 45
61 yang tersedia untuk pengembangan SDM Memadai
memadai?
Apakah Tersedia program pendidikan Kurang 2 10 23 9 3 45
62 tambahan di organisasi? Memadai
Kinerja dan Kompensasi – Evaluasi kinerja pegawai Kurang Memadai 2 Apakah Evaluasi kinerja manajemen Kurang 2 17 18 9 1 45
63 dan praktek-praktek kompensasi organisasi termasuk tersedia? Memadai
Pimpinan Instansi, mendukung pencapaian tujuan
pengendalian internal

Apakah Anda Setuju bahwa Proses Cukup 3 3 19 21 2 45


64 evaluasi kinerja manajemen dilakukan Memadai
sesuai ketentuan berlaku?
Apakah Anda Setuju bahwa Kurang 2 2 26 15 2 45
65 pendapatan/honor pegawai sesuai dengan Memadai
ketentuan yang berlaku
G. PERWUJUDAN PERAN Cukup Memadai 3 Kepercayaan-memberikan keyakinan yang Cukup Memadai 3 Apakah Internal Auditor melakukan reviu Cukup 3 6 12 25 2 45
66 memadai atas ketaatan, kehematan, atas efisiensi/efektivitas secara periodik? Memadai
APARAT
PENGAWASAN INTERN efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi
PEMERINTAH YANG
Pemerintah
EFEKTIF
Alarm RISIKO - memberikan peringatan dini dan Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa Internal Cukup 3 0 10 35 0 45
67 meningkatkan efektivitas Pimpinan Instansi dalam Auditor memiliki pengetahuan akan area Memadai
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi pengendalian risiko dan aktivitas yang
Pemerintah diperlukan untuk mengendalikan risiko?

KUALITAS Kurang Memadai 2 Apakah Internal Auditor melakukan Kurang 2 5 26 11 3 45


68 meningkatkan
- memelihara
kualitas tata
dan
kelola pengujian keuangan secara periodik? Memadai
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah
Apakah Internal Auditor melakukan Kurang 2 5 27 10 3 45
69 evaluasi pelaksanaan pengendalian Memadai
internal secara periodik?
Apakah Internal Auditor melakukan reviu Kurang 2 5 28 9 3 45
70 atas kepatuhan hukum dan aturan Memadai
lainnya?
H. HUBUNGAN KERJA Cukup Memadai 3 Terdapat mekanisme saling uji antar Cukup Memadai 3 Apakah pimpinan instansi membina Kurang 2 10 16 15 4 45
71 Instansi Pemerintah terkait. hubungan kerja yang baik dengan Memadai
YANG BAIK DENGAN
instansi/organisasi lain yang memiliki
INSTANSI PEMERINTAH
keterkaitan operasional?
TERKAIT Apakah pimpinan instansi membina Cukup 3 6 16 17 6 45
72 hubungan kerja yang baik dengan instansi Memadai
yang terkait atas fungsi pengawasan
(inspektorat, BPKP, dan BPK)?
KESIMPULAN
ATRIBUT/ELEMEN DARI SUB JAWABAN KUESIONER
NO. SUB UNSUR HASIL PENILAIAN CEE HASIL PENILAIAN CEE PERTANYAAN PER
UNSUR
PERTANYAAN 1 2 3 4 ∑

KETERANGAN WARNA :
Tidak Memadai
Kurang Memadai
Cukup Memadai
Memadai

PETUNJUK PENGISIAN
Kolom 1 Sudah jelas.
Kolom 2 Sudah jelas.
Kolom 3 Disimpulkan dari modus hasil penilaian CEE atas masing-masing atribut/elemen (kolom 5) pada sub unsur terkait.
Kolom 4 Sudah jelas.
Kolom 5 Disimpulkan dari modus kesimpulan per pertanyaan yang terkait dengan masing-masing atribut/elemen
Kolom 6 Sudah jelas.
Kolom 7 Disimpulkan berdasarkan atas modus jawaban dari responden.
Kolom 8 Diisi berdasarkan jawaban responden atas kuesioner CEE.
FORM ELP 3 : SIMPULAN SEMENTARA HASIL CEE

Kesimpulan
Sub Unsur Hasil ELP 2 Penjelasan Hasil ELP 1 Penjelasan Analisis Penjelasan
Sementara
1 2 3 4 5 6 7 8
Penegakan Integritas dan Nilai Kurang Memadai 1. Lemahnya Kurang Memadai Sudah ada Perda No 1 Kode etik belum Kurang Memadai
Etika pengembangan sikap Tahun 2008 tentang disosialisasikan kepada
etika dan tata nilai Etika Pemerintahan Kota seluruh pegawai
seperti: Solok oleh Bagian Hukum
dan HAM Setda Kota
Solok namun belum
dimutakhirkan dan
dibaca serta dipahami
dengan baik oleh pegawai

1) Kode etik belum secara


rutin dimutakhirkan

2) Pendapatan belum
mencerminkan kinerja
pegawai
2. Kurangnya komunikasi
komitmen akan nilai etika
seperti: Belum adanya
penyampaian
informasi/dokumen
pernyataan kode
etik/aturan perilaku
kepada seluruh pegawai

3. Kurangnya penekanan
kembali atas pentingnya
integritas dan nilai etika
seperti: Belum adanya
media (majalah, buletin
dan lain-lain) yang
menginformasikan
pelaksanaan kode etik

4. Kurangnya
pengawasan terhadap
prinsip-prinsip integritas
dan nilai etika, seperti:
Kesimpulan
Sub Unsur Hasil ELP 2 Penjelasan Hasil ELP 1 Penjelasan Analisis Penjelasan
Sementara
1) Kode etik/aturan
perilaku belum
seluruhnya
ditandatangani
2) Kode etik/aturan
perilaku belum
seluruhnya
dibaca/dipahami
3) Sosialisasi kode
etik/aturan perilaku
belum seluruhnya diikuti
pegawai
4. Kurangnya
penanganan terhadap
perbedaan nilai-nilai
integritas dan etika,
seperti:
1) Pelanggaran terhadap
kode etik belum
sepenuhnya
ditindaklanjuti oleh
petugas yang kompeten
dan independen
Komitmen terhadap Kurang Memadai 1). Strategi dan Kurang Memadai Pelatihan sudah berdasar Sudah memiliki SOP, Kurang Memadai
Kompetensi perencanaan kompetensi kompetensi Analisis Jabatan dan telah
pegawai belum mengupayakan peningkatan
dikomunikasikan kapasitas SDM melalui
pengiriman aparatur untuk
mengikuti pelatihan
berdasarkan kompetensi.

2).Kompetensi SDM Sudah memiliki Anjab ABK,


belum dipantau secara Peta Jabatan, Renbut
efektif
3). Pelatihan yang Belum semua pejabat
memadai selalu dilakukan yang mengikuti Diklat
sebelum pegawai Pim IV
menduduki posisi penting

4). Proses seleksi pegawai


belum dilakukan dengan
mempertimbangkan
kompetensi yang tepat
untuk jabatan yang diisi

Kepemimpinan yang Kondusif Cukup Memadai Cukup Memadai Cukup Memadai

Struktur Organisasi Cukup Memadai Cukup Memadai Cukup Memadai


Kesimpulan
Sub Unsur Hasil ELP 2 Penjelasan Hasil ELP 1 Penjelasan Analisis Penjelasan
Sementara
Pendelegasian Wewenang dan Cukup Memadai Cukup Memadai Cukup Memadai
Tanggung Jawab
Kebijakan Pengembangan Cukup Memadai Cukup Memadai Cukup Memadai
SDM
Pengawasan Internal Cukup Memadai Cukup Memadai Cukup Memadai
Hubungan Kerja yang Baik Cukup Memadai Cukup Memadai Cukup Memadai

PETUNJUK PENGISIAN
Kolom 1 Diisi delapan sub unsur lingkungan pengendalian
Kolom 2 Diisi dengan simpulan dari formulir ELP2 atas masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian (Memadai, Cukup Memadai, Kurang Memadai,
Kolom 3 Diisi dengan uraian simpulan masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian berdasarkan formulir ELP2
Kolom 4 Diisi dengan simpulan dari formulir ELP1 atas masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian (Memadai, Cukup Memadai, Kurang Memadai,
Kolom 5 Diisi dengan uraian simpulan masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian berdasarkan formulir ELP2
Kolom 6 Diisi dengan analisis fasilitator atas kondisi masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian berdasarkan hasil ELP1 dan ELP2. Jika hasil
Kolom 7 Diisi dengan simpulan fasilitator atas kondisi masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian (Memadai, Cukup Memadai, Kurang Memadai,
Kolom 8 Diisi dengan uraian simpulan masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian sesuai dengan kolom 7
FORM ELP 4 : RENCANA TINDAK PERBAIKAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN

No. Unsur/Rencana Tindak Perbaikan Status Prioritas Tidak Prioritas


1 2 3 4 5
I Penegakan Integritas dan Etika Kurang memadai v
1) Kode etik akan dimutakhirkan secara rutin
2). Dokumen Pernyataan Kode etik akan disampaikan
kepada seluruh pegawai
3). Malaksanakan sosialisasi kode etik dengan
menjelaskan tentang bagaimana prakteknya dalam
situasi sehari-hari.
4). Menginformasikan pelaksanaan kode etik melalui
Media organisasi (majalah/buletin internal, papan
pengumuman, situs resmi, dan lain-lain ).

5). Menandatangani pernyataan kode etik/aturan


perilaku oleh seluruh pegawai Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Barat.
II Komitmen Terhadap Kompetensi Kurang memadai v
1). Strategi dan perencanaan kompetensi pegawai akan
dikomunikasikan
2).Kompetensi SDM akan dipantau secara efektif
III Kepemimpinan yang Kondusif Cukup Memadai v
1). Mendiskusikan resiko, pengendalian dan ketaatan
secara memadai dalam rapat
Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan
IV Cukup Memadai v
kebutuhan
1). Mengoptimalkan penghitungan risiko yang muncul
dari keberadaan struktur organisasi
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab Yang
V Cukup Memadai v
Tepat
1). Melakukan verifikasi dan uji pembatasan
kewenangan
Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat
VI Cukup Memadai v
tentang Pembinaan SDM
No. Unsur/Rencana Tindak Perbaikan Status Prioritas Tidak Prioritas
1). Menyediakan program pendidikan tambahan di
organisasi berupa peningkatan kapasitas SDM internal
dengan nara sumber internal.
Perwujudan Peran Aparat Pengawasan Intern
VII Cukup Memadai v
Pemerintah yang Efektif
1). Meningkatkan kapasitas Internal Auditor terkait
pengetahuan akan area pengendalian risiko dan
aktivitas yang diperlukan untuk mengendalikan risiko.

Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi


VIII Cukup Memadai v
Pemerintah Terkait
1). Mengoptimalkan hubungan dengan Pimpinan
instansi yang memiliki keterkaitan operasional dengan
Dinas Kesehatan

Rencana tindak perbaikan ini idealnya harus didokumentasikan dalam rencana tindak perbaikan yang telah
Kolom 1Sudah jelas
Kolom Diisi dengan sub unsur lingkungan pengendalian dan rencana tindakan perbaikan lingkungan yang direncanakan
2 atas sub unsur tersebut
Kolom 3Diisi dengan simpulan atas masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian (Memadai, Cukup Memadai, Kurang
Kolom 4Diisi dengan tick mark (√) atas masing-masing rencana tindak perbaikan lingkungan pengendalian jika dianggap
Kolom 5Diisi dengan tick mark (√) atas masing-masing rencana tindak perbaikan lingkungan pengendalian jika tidak
Identifikasi Tujuan Strategis

Visi : (diambil dari Renstra, untuk VISI Provinsi/Kab/Kota)

Kegiatan yang mendukung capaian


No Misi Tujuan Sasaran
tujuan/sasaran
1 2 3 4 5
Diambil dari Renstra, Diambil dari Renstra, PILIH Diambil dari Renstra, PILIH
PILIH MISI DAERAH TUJUAN YANG BERKAITAN SASARAN YANG BERKAITAN
kegiatan yang strategis (MENDUKUNG TUPOKSI
YANG BERKAITAN DENGAN OPD MASING- DENGAN OPD MASING-
UTAMA) pada OPD masing-masing, berdasarkan
DENGAN OPD MASING- MASING BERDASARKAN MISI MASING BERDASARKAN
DPA/PK/IKU
MASING YANG DIPILIH TUJUAN YANG DIPILIH

Mewujudkan peningkatan
Meningkatkan derajat kesehatan Meningkatkan pelayanan
derajat kesehatan
masyarakat kesehatan keluarga
masyarakat
IKU: Menurunkan AKI
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

IKU: Menurunkan AKB


Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

Menurunkan Angka Kesakitan

IKU: Menurunkan Insiden Rate Pengelolaan pelayanan kesehatan orang terduga


(Angka Kesakitan) Tuberkulosis

Pengelolaan pelayanan kesehatan penderita Hipertensi

Pengelolaan pelayanan kesehatan lingkungan

Pelayanan Kesehatan Berkualitas

IKU: Indeks Keluarga Sehat Pelaksanaan Akreditasi Fasilitas Kesehatan di


(IKS) Kabupaten/ Kota
IKU: Capaian UHC Pengelolaan Jaminan Kesehatan Masyarakat
IKU: Persentase fasilitas
kesehatan yang sesuai standar Pengadaan sarana fasilitas pelayanan kesehatan
kesehatan

Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan, Advokasi,


Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat

Meningkatkatnya Akuntabilitas
Keuangan dan Kinerja

IKU: Nilai evaluasi LAKIP Dinas


Kesehatan Kota Solok

Catatan:
Uraian Visi berisi visi unit organisasi di baris atas kolom
1. Kolom 1 berisi nomor urut
2. Kolom 2 berisi uraian misi sesuai dengan dokumen Renstra
3. Kolom 3 berisi uraian tentang tujuan sesuai dengan dokumen renstra
4. Kolom 4 berisi uraian tentang sasaran yang selaras dokumen renstra
5. Kolom 5 berisi uraian tentang kegiatan yang mendukung capaian tujuan strategis
Identifikasi Kegiatan & Tujuan Kegiatan

Keselarasan dengan
No Kegiatan Tujuan Kegiatan tujuan/sasaran Keterangan
strategis
1 2 3 4 5

Kegiatan yang strategis


(MENDUKUNG TUPOKSI
Tujuan yang spesifik dari kegiatan selaras / tidak selaras
UTAMA) pada OPD masing-
(jika bersumber dari DPA pilih (nilai keselarasan tujuan
masing, berdasarkan Sertakan keterangan
outcome, jika tujuan di DPA masih kegiatan dengan
DPA : kegiatan utama OPD/ apabila tidak selaras
belum spesifik kaitkan dengan tujuan/sasaran strategis
PK/IKU (jika DPA belum
PK/IKU) OPD)
menggambarkan TUPOKSI
UTAMA OPD)

- Menurunkan Angka Kematian Ibu Selaras


Pengelolaan Pelayanan - Cakupan pelayanan ibu hamil
1
Kesehatan Ibu Hamil sesuai standar

- Menurunkan Angka kematian bayi Selaras


Pengelolaan Pelayanan - Mendeteksi kelainan bawaan pada
2
Kesehatan Bayi Baru Lahir bayi baru lahir

Pengelolaan pelayanan Pencegahan dan penanganan Selaras


3 kesehatan orang terduga penderita tuberkulosis sesuai standar
Tuberkulosis
Pencegahan dan penanganan Selaras
Pengelolaan pelayanan
4 penderita Hipertensi sesuai standar
kesehatan penderita Hipertensi

Pengelolaan pelayanan Meningkatnya kualitas kesehatan Selaras


5 lingkungan masyarakat
kesehatan lingkungan
Meningkatnya Kualitas Pelayanan di Selaras
Pelaksanaan Akreditasi
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Fasilitas Kesehatan di
Tingkat Pertama ( FKTP ) Sesuai
Kabupaten/ Kota
Standar
Terpenuhinya Jaminan Kesehatan Selaras
Pengelolaan Jaminan
7 Masyarakat Secara Menyeluruh
Kesehatan Masyarakat

Pengadaan sarana fasilitas terlaksananya kebijakan tentang Selaras


8 kesehatan
pelayanan kesehatan
meningkatnya pengetahuan kader Selaras
dan masyarakat

Peningkatan Upaya Promosi Terpenuhinya sarana fasilitas Selaras


Kesehatan, Advokasi, pelayanan kesehatan yang sesuai
9
Kemitraan dan Pemberdayaan standar
Masyarakat

Catatan:
1. Kolom 1 berisi nomor urut
2. Kolom 2 berisi uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan penilaian risiko
3. Kolom 3 berisi uraian tentang tujuan ataas kegiatan yang akan dilakukan penilaian risiko
4. Kolom 4 berisi uraian tentang keselarasan tujuan kegiatan dengan tujuan/sasaran diatasnya (strategis)
IDENTIFIKASI RISIKO
No
Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan
1 2 3 4 5 6 7
IDENTIFIKASI RISIKO DARI SETIAP TAHAPAN-
kegiatan yang strategis (MENDUKUNG ambil dari kelemahan dalam lingkungan
TAHAPAN PROSES PADA SETIAP KEGIATAN
TUPOKSI UTAMA) pada OPD masing- pengendalian DENGAN
Tujuan yang spesifik dari kegiatan (jika bersumber dari DPA UTAMA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN : BIDANG/SUB BIDANG TERKAIT YANG DAMPAK DENGAN MEMPERHATIKAN 4
masing, berdasarkan MEMPERHATIKAN
pilih outcome, jika tujuan di DPA masih belum spesifik kaitkan DIMENSI WAKTU SPESIFIK BERHUBUNGAN DG RISIKO KRITERIA : KEUANGAN, KINERJA,
DPA : kegiatan utama OPD/ 5 M (MAN,MONEY,MATERIAL,
dengan PK/IKU) DIMENSI KUALITAS YANG DI IDENTIFIKASI REPUTASI, TUNTUTAN HUKUM
PK/IKU (jika DPA belum menggambarkan MACHINE,METHOD)
DIMENSI KEAMANAN/KESELAMATAN
TUPOKSI UTAMA OPD) CARI PENYEBAB MENDASARNYA

1 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Menurunkan Angka Kematian Ibu 1 Masih rendahnya kunjungan ibu hamil ke Faskes Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Rendahnya kesadaran dan Tidak terdeteksinya secara dini
Hamil Cakupan Pelayanan Ibu hamil sesuai standar sehingga tidak terdeteksinya resiko pada ibu pengetahuan dari Ibu Hamil dan permasalahan pada ibu hamil (Capaian
hamil keluarga bumil komplikasi belum mencapai target)

Output: Jumlah peserta 2. Peran pendampingan kader yang


pendampingan ibu hamil, Jumlah belum optimal
peserta peningkatan kapasitas
petugas, Jumlah masyarakat yang
mengikuti pertemuan GSI
3. Koordinasi terhadap pelaporan
kunjungan ibu hamil di Jejaring
Faskes belum maksimal
2 Pelaksanaan sosialisasi belum efektif sehingga Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Peserta yang menghadiri kegiatan Tidak dapat mengambil kebijakan terkait
belum tepat sasaran tidak sesuai dengan undangan (BPM, koordinasi pelayanan ibu hamil dengan
RS, Klinik) lintas sektor
2. Evaluasi kegiatan belum
dilaksanakan
3 Belum ada puskesmas yang mampu PONED, Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Petugas yang terlatih sudah mutasi Rendahnya capaian persalinan di Faskes
sehingga kunjungan persalinan di Puskesmas ke tempat lain milik pemerintah
rendah
2. Pelatihan PONED masih terbatas

3. Masih banyak bidan yang belum


mendapatkan pelatihan asuhan
persalinan normal
4 Terdapat kesalahan tindakan (tidak sesuai Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Masih rendahnya kompetensi Kematian Ibu dan janin
prosedur) sehingga menyebabkan korban tenaga kesehatan
2. Tenaga kesehatan tidak
mempedomani SOP penangan ibu
hamil
5 Masih tingginya kasus bumil KEK sehingga Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Belum maksimalnya Koordinasi Abortus dan KJDK
menyebabkan kasus BBLR, underweight, lintas program
stunting dan wasting.
2. Pelaksanaan 1000HPK belum
maksimal
2 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Menurunkan Angka Kematian Bayi 1 Tidak tercapainya target sampel pengambilan Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Tenaga yang terlatih untuk Meningkatnya kasus kecacatan akibat
Bayi Baru Lahir Mendeteksi Kelainan bawaan pada bayi baru lahir darah pada bayi baru lahir melakukan SHK masih kurang, baik kekurangan hormon tyroid pada anak
BPM, RS swasta dan bidan wilayah

Output: Jumlah neonatus yang 2. Bayi baru lahir sudah dipulangkan


diperiksa SHK, Jumlah peserta yang sebelum umur 2 hari padahal jadwal
melaksanakan pelatihan gawat darurat pengambilan darah pada 24 - 48 jam
neonatus, Jumlah peserta reorientasi
pelatihan SHK
3. Sosialisasi yang belum optimal
kepada masyarakat
2 Capaian neonatus komplikasi masih rendah Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Kualitas pelaksanaan kunjungan Kematian bayi
sehingga komplikasi pada neonatus tidak neonatus oleh bidan wilayah belum
terdeteksi sejak dini sesuai standar
2. Peran Bidan Koordinator dalam
melakukan supervisi belum optimal
No
Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan
3 Balita tidak mendapatkan alur penatalaksanaan Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Petugas terlatih sudah banyak Kualitas Penggunaan Obat Rasional
sesuai bagan MTBS/M sehingga kemungkinan yang dimutasi, Kala karya juga tidak (POR) rendah
kesalahan diagnosa dan tindakan dilaksanakan

2. BPM atau Klinik swasta tidak ada


yang melaksanakan alur MTBS/M

4 Tidak terdeteksinya Balita gizi kurang / gizi buruk Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat Rendahnya kunjungan balita ke Meningkatnya kasus gizi kurang/ buruk
yang berada diwilayah sehingga kasus gizi buruk Posyandu
kurang terpantau
3 Pengelolaan pelayanan kesehatan Cakupan pelayanan kesehatan orang terduga TBC sesuai 1 Masih Adanya pasien TB yang tidak disiplin Kasi P2 1) Penolakan pasien dan keluarga Munculnya kasus TBC MDR dari
orang terduga Tuberkulosis standar dalam mengkonsumsi obat dan masih adanya pasien (PMO) untuk lebih disiplin penderita yang tidak sembuh
petugas/kader kurang disiplin dalam penanganan dalam mengkonsumsi obat
sehingga beresiko munculnya kasus TBC Kebal
Obat
Output: Jumlah pasien TB dan 2) Laporan Program TBC dengan
petugas yang diberikan makanan SITB dari puskesmas sering
tambahan, Seminar Hari TB, bermasalah sehingga menyulitkan
Pemantauan pasien TB MDR oleh dalam rekapan data kesembuhan
petugas ke RS TB RO TBC di dinas kesehatan
3) Beban kerja petugas yang tinggi

4) Kurangnya kemitraan dengan


lintas sektor terkait layanan TB RO
5) Masih ada kader yang tidak aktif
dalam penemuan kasus TB
6) Disiplin pasien dalam
mengkonsumsi obat rendah
2 Proses pemantauan penanganan pasien TB Kasi P2 1) Pemberian bantuan PMT tidak Rendahnya angka kesembuhan
belum optimal sehingga proses penyembuhan tepat sasaran karena dikonsumsi oleh
berjalan lambat keluarga pasien
2) Disiplin pasien dalam
mengkonsumsi obat rendah
3) Masih ada kader yang tidak aktif
dalam pemantauan kasus TB
3 Masih rendahnya kunjungan pasien TB ke Faskes Kasi P2 1. Rendahnya kesadaran dan Angka kesakitan pasien TB masih tinggi
sehingga mempengaruhi tingkat kesembuhan pengetahuan dari pasien TB dan
keluarga
2. Peran pendampingan kader yang
belum optimal
3. Kondisi pasien yang kurang
mampu dan tidak adanya
pendamping
4 Proses pelaporan dari petugas dan kader yang Kasi P2 Beban kerja petugas yang tinggi Pelaporan ke Provinsi dan Pusat menjadi
ada dipuskesmas ke Wasor mengalami terlambat
keterlambatan dan belum sesuai dengan yang
diharapkan sehingga proses monitoring tidak
dapat berjalan dengan maksimal
Belum ada sanksi atas keterlambatan Penanganan terhadap penderita TB
dalam pengiriman laporan dengan komplikasi menjadi terlambat

5 Tingkat penularan TB masih tinggi sehingga Kasi P2 Edukasi yang dilakukan belum efektif Angka Kesakitan tinggi
angka kesakitan tidak bisa diturunkan
Disiplin pasien dalam menjalankan
perilaku pencegahan penularan
Belum sinkron nya data pusdatin
dengan data real di lapangan
4 Pengelolaan pelayanan kesehatan Cakupan pelayanan kesehatan penderita hipertensi sesuai 1 Rendahnya partisisipasi masyarakat dalam Kasi P2 1) Pola pikir masyarakat yang belum Kasus hipertensi tidak dapat dideteksi
penderita Hipertensi standar melakukan kunjungan pemeriksaan di Faskes menyadari pentingnya pemeriksaan secara dini
sehingga jumlah penderita hipertensi tidak dapat kesehatan secara rutin
dideteksi
2) Kurangnya pemahaman
Output: Bimtek tatalaksana hipertensi
masyarakat tentang komplikasi dari
bagi tenaga kesehatan, Deteksi dini
hipertensi
hipertensi, Pelaksanaan seminar hari
hipertensi, Jejaring tatalaksana
hipertensi pada masyarakat dan OPD
No
Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan
3) Penyampaian informasi kepada
masyarakat masih belum optimal
2 Jejaring tatalaksana Hipertensi di masyarakat dan Kasi P2 1) Kurangnya koordinasi lintas sektor Jejaring tatalaksana Hipertensi tidak
OPD belum berjalan secara optimal sehingga terkait deteksi dini hipertensi berjalan dengan optimal
pencegahan dan penanganan hipertensi tidak
dapat dilakukan secara dini
2) Kurangnya partisipasi masyarakat Data yang dimiliki oleh Dinkes belum
ikut serta dalam jejaring tatalaksana akurat dan menyeluruh
hipertensi
3) Kurangnya kesadaran unit
organisasi tertentu untuk ikut serta
dalam jejaring tatalaksana hipertensi

4) Koordinasi terhadap pelaporan


Hipertensi di Jejaring Faskes belum
maksimal
3 Tingkat keaktifan kader dalam melakukan Kasi P2 1) Kader belum memahami tentang
sosialisasi kepada masyarakat rendah sehingga tupoksi nya
tingkat partisipasi masyarakat dalam proses
pencegahan dan pendeteksian dini terhadap
hipertensi menjadi rendah
2) Rendahnya motivasi kader dalam
melaksanakan tupoksinya
3) Tingkat pengawasan Puskesmas
terhadap kader masih rendah

5 Pengelolaan pelayanan kesehatan Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan masyarakat 1 Peserta tidak sesuai dengan undangan yang Kasi Kesling Kurangnya koordinasi dengan Mengajak pemicuan kepada masyarakat
lingkungan dikirim (pemicuan STBM 5 pilar) aparatur setempat (Kelurahan) tidak tercapai
Output: Jumlah peserta yang 2 Praktek kesehatan swasta belum diundang dalam Kasi Kesling 1. Belum optimalnya pembinaan Limbah medis pada klinik swasta tidak
mengikuti pemicuan STBM 5 pilar, sosialisasi pengelolaan limbah medis sehingga terhadap praktek swasta terkelola dengan baik sesuai Permen LH
Jumlah peserta pengelolaan limbah B3 belum memiliki pengetahuan terkait pengelolaan No 101 Tahun 2014
di Fasyankes limbah
2. Belum disusunnya Perwako Terkait
pengolahan limbah medis

6 Pelaksanaan Akreditasi Fasilitas Meningkatnya Kualitas Pelayanan di Fasilitas Pelayanan 1 Meningkatnya Kasus Infeksi dan Mal Praktek di Kasi Yankes 1. Tenaga kesehatan yang tidak Berkurangnya kepercayaan masyarakat
Kesehatan di Kabupaten/ Kota Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Sesuai Standar FKTP terlatih dan tidak memiliki Surat tanda
registrasi sebagai tenaga kesehatan
dan sertifikat pelatihan khusus

Output: Workshop tatakelola 2. Kurangnya kesadaran tenaga


manajemen mutu, Workshop kesehatan melakukan cuci tangan
Penanggulangan dan pencegahan sebelum dan sesudah melakukan
Infeksi (PPI), Workshop pemahaman tindakan
standar akreditasi
3. Peralatan yang kurang dan Sarana
yang tidak Memadai
4. Kurangnya tenaga kesehatan yang
terlatih untuk kasus gawat-darurat
Medis
5. Keterbatasan anggaran untuk
Pelatihan petugas di FKTP
2 Meningkatnya Komplain Masyarakat terkait Kasi Yankes 1. Kurangnya motivasi dari petugas Kunjungan Ke puksesmas tidak
pelayanan yang kurang berkualitas untuk melaksanakan pelayanan tepat mencapai target
waktu
2. Banyaknya tugas rangkap yang
diberikan pimpinan kepada petugas
kesehatan
3. Tidak adanya reward dan
Fanisment yang diberikan kepada
karyawan terkait kinerja dan
kesalahan
4. Masih kurangnya pelatihan
pelayanan prima bagi petugas yang
berada di layanan terdepan
No
Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan
6. Layanan tidak memakai antrian
online sehingga siapa yang dekat
dengan petugas bisa cepat dapat
layanan
7. Petugas kurang memahami SOP
pelayanan karena kurangnya
sosialisasi dari TIM SOP kepada
pelaksana layanan.
3 Berkurangnya Kapitasi dan pemasukan Kasi Yankes 1. Banyak masyarakat yang pindah Pelayanan tidak berkualitas
Puskesmas FKTP ke Klinik Swasta
2. Pelayanan yang tidak sesuai SOP
sehingga banyak masyarakat merasa
tidak puas dengan layanan FKTP

3. Angka Kunjungan, Rasio rujukan


dan Prolanis tidak mencapai target
4. Pemberi pelayanan tidak care
dengan pasien yang berkunjung.
4 Capaian Pelayanan Kesehatan dan program Kasi Yankes 1. Kurangnya motivasi dari petugas Capaian Program tidak mencapai target
FKTP baik essensial dan Non Essensial kurang untuk melaksanakan pelayanan yang
bermutu
2. Petugas melakukan tugas rangkap
sehingga pelaksanaan program tidak
maksimal
3. Petugas yang ikut pelatihan dan
pertemuan orangnya itu-itu aja.
5 Meningkatnya Risiko kecelakaan kerja dalam Kasi Yankes 1. Manajemen Risiko Tidak berjalan Pelayanan tidak sesuai Standar
pemberian pelayanan sesuai aturan
2. Kurangnya tenaga yang terlatih
dalam membuat perencanaan
manajemen Risiko
3. Belum Maksimalnya Sosialisasi
Manajemen Risiko dilingkungan
pelayanan
4. Petugas pemberi pelayanan belum
memahami tentang Manajemen
Risiko di Pelayanan Kesehatan

7 Pengelolaan Jaminan Kesehatan Terpenuhinya Jaminan Kesehatan Masyarakat Secara 1 Pelaksanaan sosialisasi belum efektif sehingga Kasi Yankes 1. Peserta yang menghadiri kegiatan Capaian kinerja tidak sesuai dengan
Masyarakat Menyeluruh belum tepat sasaran tidak sesuai dengan undangan (RT, target yang ditetapkan
RW, Tokoh Masyarakat )

Output: Validasi dan verifikasi data 2. Evaluasi kegiatan belum


JKN Tk Kelurahan, Validasi dan dilaksanakan
verifikasi data JKN Tk Kota, Premi
Asuransi JKSS, Premi Asuransi
Jamkesko
2 Belum validnya data penerima jaminan sehingga Kasi Yankes 1. Masih rendahnya koordinasi terkait Penerima JKN PBI tidak tepat sasaran
tujuan belum tepat sasaran verifikasi data antara Dinas
Kesehatan dengan Dinas Sosial
2. Tidak adanya laporan data
penambahan dan pengurangan
penduduk dari Kecamatan dan
Kelurahan
3. Terjadinya perpindahan penduduk
yang bersifat sementara guna
mendapatkan fasilitas Jaminan
Kesehatan
4. Aparat pelaksana program tidak
mengetahui kemampuan ekonomi
sesungguhnya dari peserta PBI-JKN
akibat tidak adanya survei dari
fasilitas pelayanan kesehatan primer

5. Puskesmas tidak terlibat


memantau peserta program PBI-JKN
No
Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan
3 Jumlah peserta JKN mandiri yang menunggak Kasi Yankes 1. Masyarakat tidak mampu melunasi Banyaknya masyarakat yang tidak
premi masih tinggi sehingga tidak dapat tunggakan yang sudah menumpuk mendapatkan Layanan Kesehatan
didaftarkan sebagai peserta PBI

2. Kurangnya kesadaran masyarakat


akan pentingnya jaminan kesehatan

3. Pola pikir masyarakat yang selalu


berharap bantuan kepada Pemerintah
Daerah
4 Data penduduk Miskin melalui Aplikasi DTKS Kasi Yankes 1. Kurangnya Sosialisasi ke Masyarakat tidak mampu/miskin
kurang Mutakhir masyarakat sehingga hanya sebagian meningkat
yang mengetahui apakah dia dan
anggota keluarga terdaftar dalam
DTKS
2. Masyarakat tidak proaktif
melaporkan ke Dinsos setempat
apabila terjadi ketidaksinkronan data,
seperti ada perubahan dalam
susunan anggota keluarga ( lahir,
meninggal, kawin, cerai )
sebagaimana tercantum dalam kartu
keluarga.
3. Masih rendahnya Koordinasi antara
BPJS Kesehatan dengan Dinas
Sosial setempat untuk pemutakhiran
DTKS
4. Kurangnya kesadaran masyarakat
dalam melaporkan data diri dan
anggota keluarganya ke Dinas Sosial
setempat untuk pemutakhiran DTKS

5. Kurang Proaktifnya Masyarakat


mengecek apakah dirinya dan
keluarganya berstatus peserta PBI
atau bukan dengan cara
menghubungi Dinsos setempat ,
BPJS kesehatan Care Center
setempat dengan menginformasikan
kartu identitas diri seperti KTP atau
Kartu Keluarga ( KK )

6. Belum validnya data Domisili


Penduduk dengan KK yang
diterbitkan oleh Dispendukcapil
5 Sinkronisasi Data Dinsos, DukCapil dan BPJS Kasi Yankes 1. Proses penduduk yang masuk Adanya data yang ganda karena NIK
kurang Valid kategori miskin berdasarkan tidak Valid
musyawarah desa, bisa terjadi moral
hazard, seperti memasukkan
keluarga sendiri yang sebenarnya
mampu dalam daftar PBI

2. Dinsos dalam penetapan data


sebelumnya tidak berdasarkan NIK
dari Dispendukcapil sehingga
dokumen kependudukan yang dimiliki
Dinsos bebrbeda dengan data base
NIK
3. Data kependudukan selalu dinamis
dan jumlah peserta PBI terus
berubah sehingga proses data
cleansing tak akan pernah selesai
No
Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan
4. Dinsos dalam proses data
cleansing terkendala nomor induk
kependudukan ( NIK ), BPJS
Kesehatan hanya mengandalkan data
dari Dinsos untuk penentuan PBI

8 Peningkatan Upaya Promosi Terlaksananya kebijakan tentang kesehatan 1 Produk kebijakan masih lemah secara hukum Kasi promosi dan Pemberdayaan Kebijakan hanya berbentuk himbauan Menurunnya derajat kesehatan
Kesehatan, Advokasi, Kemitraan dan Meningkatnya pengetahuan kader dan masyarakat sehingga tidak dianggap penting dan sulit masyarakat dan belum terdapat sanksi mengikat masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat diterapkan

Output: Kampanye germas dan PHBS Kebijakan yang tidak populer tidak
melalui media, Kampanye terlaksana sehingga kebijakan
implementasi germas, Penyuluhan luar tentang kesehatan rendah
dan dalam gedung
2 Kegiatan advokasi tidak diikuti oleh pemegang Kegiatan advokasi hanya dihadiri oleh
kebijakan dari masing - masing OPD sehingga staf sehingga tidak tepat sasaran
kebijakan tidak mendukung kesehatan

Kebijakan yang tidak berdampak


langsung kemasyarakat tidak
didukung oleh stakeholder terkait

Metode komunikasi informasi dan


edukasi yang kurang tepat tidak
dapat menyampaikan pesan yang
diinginkan kepada masyarakat
3 Kordinasi antar lintas sektor kurang terorganisir Kasi promosi dan Pemberdayaan Rendahnya frekwensi rapat kordinasi Rendahnya PHBS di seluruh tatanan
sehingga perencanaan dan evaluasi tidak masyarakat antar lintas sektor masyarakat
maksimal
Pelaksanaan pembinaan kader hanya
1 x setahun
Tidak adanya mekanisme rerward and
punisment dalam pelaksanaan
kebijakan
4 Kemampuan intelektual kader yang tidak merata 1. Pelatihan yang dilakukan tidak
dan Pengelolaan kader tidak tersentral sehingga diserap sempurna oleh kader
tidak terkelola dengan maksimal

2. Kader dikelola oleh OPD lain

9 Pengadaan sarana fasilitas pelayanan Terpenuhinya sarana fasilitas pelayanan kesehatan yang 1. Proses perencanaan kegiatan belum sistimatis Identifikasi kebutuhan belum Pelayanan kesehatan yang diberikan
kesehatan sesuai standar sehingga menghasilkan mutu konstruksi yang mengakomodir usulan dan kebutuhan kepada masyarakat tidak memenuhi
rendah dan manfaat yang tidak tercapai masyarakat standar
(Efektivitas)
Kompetensi tenaga perencana masih
Output: Terlaksananya pembangunan
belum memadai (Kuantitas dan
gedung labkesda
Kualitas)
Penyusunan Desain, HPS, Spesifikasi
teknis) dan manajemen mutu yang
belum baik
Keterbatasan alokasi anggaran untuk
perencanaan oleh pihak ke 3
(Konsultan)
2. Proses penganggaran kegiatan belum memenuhi Anggaran tidak sesuai dengan skala
prinsip 3E dan akuntabilitas sehingga prioritas dalam RPJMD, Renstra, IKU
menghasilkan penganggaran yang tidak tepat dan Renja
guna dan dapat dipertanggungjawabkan

Tingginya intervensi dari pemangku


kepentingan
Penyusunan anggaran belum
berdasarkan analisa dan kajian (ASB,
Amdal)
Jadwal penganggaran yang tidak
sesuai tahapan yang diatur dalam
peraturan
No
Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan
Kompetensi tenaga keuangan masih
belum memadai (Kuantitas dan
Kualitas)
3. Proses pelaksanaan kegiatan belum memenuhi Kesulitan dalam pembebasan lahan
Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan dan kejelasan status lahan
Konstruksi sehingga output pekerjaan tidak
sesuai standar
SDM tenaga ahli penyedia yang
kurang kompeten
Manajemen mutu dan K3 belum
optimal
Pengetahuan pengawas PU terkait
permen PU tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi masih kurang
Pengurangan volume pekerjaan dan
material yang digunakan tidak sesuai
dengan spek yang telah ditetapkan

Proses dokumentasi dan administrasi


teknis kurang
4. Potensi konflik dengan masyarakat dilokasi Kurangnya koordinasi dan sosialisai
pekerjaan tinggi sehingga menghambat dalam dengan tokoh masyarakat dan
penyelesaian pekerjaan. aparatur setempat. (RT/RW/ Lurah)

Adanya aset masyarakat yang rusak


akibat pelaksanaan pekerjaan

Terganggunya kepentingan
masyarakat (penutupan saluran air,
penutupan akses jalan)
Adanya kepentingan individu
masyarakat yang tidak terakomodir
5. Proses pelaporan dan pertanggung jawaban (SPj) Waktu pelaksanaan pekerjaan fisik
kegiatan tidak tepat waktu sehingga berakibat tidak seuai jadwal yang telah
terhadap keterlambatan penatausahaan ditetapkan
keuangan
Penyusunan jadwal perencanaan
pekerjaan tidak memperhitungkan
waktu yang tersedia
Beban kerja diakhir tahun yang tinggi

Kompetensi tenaga penatausahaan


dan keuangan masih belum memadai
(Kuantitas dan Kualitas)

Peralatan (laptop) kurang memadai


Pejabat keberadaannya sering diluar
kantor
6. Terjadinya pelanggaran integritas oleh aparatur Adanya kebijakan struktural yang
sehingga berdampak buruk pada pencapaian tidak didukung oleh anggaran
kinerja kegiatan
Lemahnya penegakan sanksi
Tingkat kesejahteraan aparatur yang
rendah
Kurangnya pemenuhan kebutuhan
spiritual bagi aparatur
ANALISIS RISIKO
Tota
No Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan KM DP
l
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Menurunkan Angka Kematian Ibu 1 Masih rendahnya kunjungan ibu hamil ke Faskes Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Rendahnya kesadaran dan Tidak terdeteksinya secara dini
Hamil Cakupan Pelayanan Ibu hamil sesuai standar sehingga tidak terdeteksinya resiko pada ibu pengetahuan dari Ibu Hamil dan permasalahan pada ibu hamil (Capaian
3 3 9
hamil keluarga bumil komplikasi belum mencapai target)

2. Peran pendampingan kader yang


belum optimal
3. Koordinasi terhadap pelaporan
kunjungan ibu hamil di Jejaring
Faskes belum maksimal
2 Pelaksanaan sosialisasi belum efektif sehingga Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Peserta yang menghadiri kegiatan
belum tepat sasaran tidak sesuai dengan undangan (BPM, 3 3 9
RS, Klinik)
2. Evaluasi kegiatan belum
dilaksanakan
3 Belum ada puskesmas yang mampu PONED, Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Petugas yang terlatih sudah mutasi
sehingga kunjungan persalinan di Puskesmas ke tempat lain 3 3 9
rendah
2. Pelatihan PONED masih terbatas
3. Masih banyak bidan yang belum
mendapatkan pelatihan asuhan
persalinan normal
4 Terdapat kesalahan tindakan (tidak sesuai Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Masih rendahnya kompetensi
1 4 4
prosedur) sehingga menyebabkan korban tenaga kesehatan
2. Tenaga kesehatan tidak
mempedomani SOP penangan ibu
hamil
5 Masih tingginya kasus bumil KEK sehingga Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Belum maksimalnya Koordinasi
menyebabkan kasus BBLR, underweight, lintas program 3 3 9
stunting dan wasting.
2. Pelaksanaan 1000HPK belum
maksimal
2 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Menurunkan Angka Kematian Bayi 6 Tidak tercapainya target sampel pengambilan Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Tenaga yang terlatih untuk Meningkatnya kasus kecacatan akibat
Bayi Baru Lahir Mendeteksi Kelainan bawaan pada bayi baru lahir darah pada bayi baru lahir melakukan SHK masih kurang, baik kekurangan hormon tyroid pada anak
3 3 9
BPM, RS swasta dan bidan wilayah

2. Bayi baru lahir sudah dipulangkan


sebelum umur 2 hari padahal jadwal
pengambilan darah pada 24 - 48 jam

3. Sosialisasi yang belum optimal


kepada masyarakat
7 Capaian neonatus komplikasi masih rendah Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Kualitas pelaksanaan kunjungan
sehingga komplikasi pada neonatus tidak neonatus oleh bidan wilayah belum 3 3 9
terdeteksi sejak dini sesuai standar
2. Peran Bidan Koordinator dalam
melakukan supervisi belum optimal
8 Balita tidak mendapatkan alur penatalaksanaan Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Petugas terlatih sudah banyak
sesuai bagan MTBS/M sehingga kemungkinan yang dimutasi, Kala karya juga tidak
3 3 9
kesalahan diagnosa dan tindakan dilaksanakan

2. BPM atau Klinik swasta tidak ada


yang melaksanakan alur MTBS/M

9 Tidak terdeteksinya Balita gizi kurang / gizi buruk Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat Rendahnya kunjungan balita ke
yang berada diwilayah sehingga kasus gizi buruk Posyandu 2 3 6
kurang terpantau
3 Pengelolaan pelayanan kesehatan Pencegahan dan penanganan penderita 10 Masih Adanya pasien TB yang tidak disiplin Kasi P2 1) Penolakan pasien dan keluarga Munculnya kasus TBC MDR dari
orang terduga Tuberkulosis tuberkulosis sesuai standar dalam mengkonsumsi obat dan masih adanya pasien (PMO) untuk lebih disiplin penderita yang tidak sembuh
petugas/kader kurang disiplin dalam penanganan dalam mengkonsumsi obat 2 3 6
sehingga beresiko munculnya kasus TBC Kebal
Obat
Tota
No Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan KM DP
l
2) Laporan Program TBC dengan
SITB dari puskesmas sering
bermasalah sehingga menyulitkan
dalam rekapan data kesembuhan
TBC di dinas kesehatan
3) Beban kerja petugas yang tinggi
4) Kurangnya kemitraan dengan
lintas sektor terkait layanan TB RO
5) Masih ada kader yang tidak aktif
dalam penemuan kasus TB
6) Disiplin pasien dalam
mengkonsumsi obat rendah
11 Proses pemantauan penanganan pasien TB Kasi P2 1) Pemberian bantuan PMT tidak Rendahnya angka kesembuhan
belum optimal sehingga proses penyembuhan tepat sasaran karena dikonsumsi oleh 3 3 9
berjalan lambat keluarga pasien
2) Disiplin pasien dalam
mengkonsumsi obat rendah
3) Masih ada kader yang tidak aktif
dalam pemantauan kasus TB
12 Masih rendahnya kunjungan pasien TB ke Faskes Kasi P2 1. Rendahnya kesadaran dan Angka kesakitan pasien TB masih tinggi
sehingga mempengaruhi tingkat kesembuhan pengetahuan dari pasien TB dan 3 2 6
keluarga
2. Peran pendampingan kader yang
belum optimal
3. Kondisi pasien yang kurang
mampu dan tidak adanya
pendamping
13 Proses pelaporan dari petugas dan kader yang Kasi P2 Beban kerja petugas yang tinggi Pelaporan ke Provinsi dan Pusat menjadi
ada dipuskesmas ke Wasor mengalami terlambat
keterlambatan dan belum sesuai dengan yang 3 3 9
diharapkan sehingga proses monitoring tidak
dapat berjalan dengan maksimal
Belum ada sanksi atas keterlambatan Penanganan terhadap penderita TB
dalam pengiriman laporan dengan komplikasi menjadi terlambat

14 Tingkat penularan TB masih tinggi sehingga Kasi P2 Edukasi yang dilakukan belum efektif Angka Kesakitan tinggi
3 3 9
angka kesakitan tidak bisa diturunkan
Disiplin pasien dalam menjalankan
perilaku pencegahan penularan
Belum sinkron nya data pusdatin
dengan data real di lapangan
4 Pengelolaan pelayanan kesehatan Pencegahan dan penanganan penderita 15 Rendahnya partisisipasi masyarakat dalam Kasi P2 1) Pola pikir masyarakat yang belum Kasus hipertensi tidak dapat dideteksi
penderita Hipertensi Hipertensi sesuai standar melakukan kunjungan pemeriksaan di Faskes menyadari pentingnya pemeriksaan secara dini
3 3 9
sehingga jumlah penderita hipertensi tidak dapat kesehatan secara rutin
dideteksi
2) Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang komplikasi dari
hipertensi
3) Penyampaian informasi kepada
masyarakat masih belum optimal
16 Jejaring tatalaksana Hipertensi di masyarakat dan Kasi P2 1) Kurangnya koordinasi lintas sektor Jejaring tatalaksana Hipertensi tidak
OPD belum berjalan secara optimal sehingga terkait deteksi dini hipertensi berjalan dengan optimal
pencegahan dan penanganan hipertensi tidak 3 3 9
dapat dilakukan secara dini

2) Kurangnya partisipasi masyarakat Data yang dimiliki oleh Dinkes belum


ikut serta dalam jejaring tatalaksana akurat dan menyeluruh
hipertensi
3) Kurangnya kesadaran unit
organisasi tertentu untuk ikut serta
dalam jejaring tatalaksana hipertensi

4) Koordinasi terhadap pelaporan


Hipertensi di Jejaring Faskes belum
maksimal
Tota
No Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan KM DP
l
17 Tingkat keaktifan kader dalam melakukan Kasi P2 1) Kader belum memahami tentang
sosialisasi kepada masyarakat rendah sehingga tupoksi nya
tingkat partisipasi masyarakat dalam proses 3 3 9
pencegahan dan pendeteksian dini terhadap
hipertensi menjadi rendah
2) Rendahnya motivasi kader dalam
melaksanakan tupoksinya
3) Tingkat pengawasan Puskesmas
terhadap kader masih rendah

5 Pengelolaan pelayanan kesehatan Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan 18 Peserta tidak sesuai dengan undangan yang Kasi Kesling Kurangnya koordinasi dengan Mengajak pemicuan kepada masyarakat
lingkungan masyarakat dikirim (pemicuan STBM 5 pilar) aparatur setempat (Kelurahan) tidak tercapai 3 3 9

19 Praktek kesehatan swasta belum diundang dalam Kasi Kesling 1. Belum optimalnya pembinaan Limbah medis pada klinik swasta tidak
sosialisasi pengelolaan limbah medis sehingga terhadap praktek swasta terkelola dengan baik sesuai Permen LH
belum memiliki pengetahuan terkait pengelolaan No 101 Tahun 2014 3 3 9
limbah
2. Belum disusunnya Perwako Terkait
pengolahan limbah medis

6 Pelaksanaan Akreditasi Fasilitas Meningkatnya Kualitas Pelayanan di Fasilitas 20 Meningkatnya Kasus Infeksi dan Mal Praktek di Kasi Yankes 1. Tenaga kesehatan yang tidak Berkurangnya kepercayaan masyarakat
Kesehatan di Kabupaten/ Kota Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama ( FKTP ) FKTP sehingga berpotensi terjadinya korban jiwa terlatih dan tidak memiliki Surat tanda
Sesuai Standar registrasi sebagai tenaga kesehatan 1 4 4
dan sertifikat pelatihan khusus

2. Kurangnya kesadaran tenaga


kesehatan melakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
3. Peralatan yang kurang dan Sarana
yang tidak Memadai
4. Kurangnya tenaga kesehatan yang
terlatih untuk kasus gawat-darurat
Medis
5. Keterbatasan anggaran untuk
Pelatihan petugas di FKTP
21 Meningkatnya Komplain Masyarakat terkait Kasi Yankes 1. Kurangnya motivasi dari petugas Kunjungan Ke puksesmas tidak
pelayanan yang kurang berkualitas sehingga untuk melaksanakan pelayanan tepat mencapai target 3 3 9
mengurangi tingkat kepercayaan waktu
2. Banyaknya tugas rangkap yang
diberikan pimpinan kepada petugas
kesehatan
3. Tidak adanya reward dan
Fanisment yang diberikan kepada
karyawan terkait kinerja dan
kesalahan
4. Masih kurangnya pelatihan
pelayanan prima bagi petugas yang
berada di layanan terdepan
6. Layanan tidak memakai antrian
online sehingga siapa yang dekat
dengan petugas bisa cepat dapat
layanan
7. Petugas kurang memahami SOP
pelayanan karena kurangnya
sosialisasi dari TIM SOP kepada
pelaksana layanan.
22 Berkurangnya Kapitasi dan pemasukan Kasi Yankes 1. Banyak masyarakat yang pindah Pelayaan tidak berkualitas
Puskesmas sehingga berdampak kepada FKTP ke Klinik Swasta 2 3 6
motivasi dan kesejahteraan petugas
2. Pelayanan yang tidak sesuai SOP
sehingga banyak masyarakat merasa
tidak puas dengan layanan FKTP

3. Angka Kunjungan, Rasio rujukan


dan Prolanis tidak mencapai target
4. Pemberi pelayanan tidak care
dengan pasien yang berkunjung.
Tota
No Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan KM DP
l
23 Capaian Pelayanan Kesehatan dan program Kasi Yankes 1. Kurangnya motivasi dari petugas Capaian Program tidak mencapai target
FKTP baik essensial dan Non Essensial masih untuk melaksanakan pelayanan yang
2 3 6
rendah sehingga capaian kinerja belum maksimal bermutu

2. Petugas melakukan tugas rangkap


sehingga pelaksanaan program tidak
maksimal
3. Petugas yang ikut pelatihan dan
pertemuan orangnya itu-itu aja.
24 Meningkatnya Risiko kecelakaan kerja dalam Kasi Yankes 1. Manajemen Risiko Tidak berjalan Pelayanan tidak sesuai Standar
pemberian pelayanan dan berakibat terjadinya sesuai aturan 1 4 4
korban
2. Kurangnya tenaga yang terlatih
dalam membuat perencanaan
manajemen Risiko
3. Belum Maksimalnya Sosialisasi
Manajemen Risiko dilingkungan
pelayanan
4. Petugas pemberi pelayanan belum
memahami tentang Manajemen
Risiko di Pelayanan Kesehatan

7 Pengelolaan Jaminan Kesehatan Terpenuhinya Jaminan Kesehatan Masyarakat 25 Pelaksanaan sosialisasi belum efektif sehingga Kasi Yankes 1. Peserta yang menghadiri kegiatan Capaian kinerja tidak sesuai dengan
Masyarakat Secara Menyeluruh belum tepat sasaran tidak sesuai dengan undangan (RT, target yang ditetapkan
3 3 9
RW, Tokoh Masyarakat )

2. Evaluasi kegiatan belum


dilaksanakan
26 Belum validnya data penerima jaminan sehingga Kasi Yankes 1. Masih rendahnya koordinasi terkait Penerima JKN PBI tidak tepat sasaran
tujuan belum tepat sasaran verifikasi data antara Dinas 3 3 9
Kesehatan dengan Dinas Sosial
2. Tidak adanya laporan data
penambahan dan pengurangan
penduduk dari Kecamatan dan
Kelurahan
3. Terjadinya perpindahan penduduk
yang bersifat sementara guna
mendapatkan fasilitas Jaminan
Kesehatan
4. Aparat pelaksana program tidak
mengetahui kemampuan ekonomi
sesungguhnya dari peserta PBI-JKN
akibat tidak adanya survei dari
fasilitas pelayanan kesehatan primer

5. Puskesmas tidak terlibat


memantau peserta program PBI-JKN

27 Jumlah peserta JKN mandiri yang menunggak Kasi Yankes 1. Masyarakat tidak mampu melunasi Banyaknya masyarakat yang tidak
premi masih tinggi sehingga tidak dapat tunggakan yang sudah menumpuk mendapatkan Layanan Kesehatan 3 3 9
didaftarkan sebagai peserta PBI
2. Kurangnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya jaminan kesehatan

3. Pola pikir masyarakat yang selalu


berharap bantuan kepada Pemerintah
Daerah
28 Data penduduk Miskin melalui Aplikasi DTKS Kasi Yankes 1. Kurangnya Sosialisasi ke Masyarakat tidak mampu/miskin
kurang Mutakhir sehinga berdampak pada masyarakat sehingga hanya sebagian meningkat
ketepatan sasaran bantuan yang mengetahui apakah dia dan 3 3 9
anggota keluarga terdaftar dalam
DTKS
Tota
No Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan KM DP
l
2. Masyarakat tidak proaktif
melaporkan ke Dinsos setempat
apabila terjadi ketidaksinkronan data,
seperti ada perubahan dalam
susunan anggota keluarga ( lahir,
meninggal, kawin, cerai )
sebagaimana tercantum dalam kartu
keluarga.
3. Masih rendahnya Koordinasi antara
BPJS Kesehatan dengan Dinas
Sosial setempat untuk pemutakhiran
DTKS
4. Kurangnya kesadaran masyarakat
dalam melaporkan data diri dan
anggota keluarganya ke Dinas Sosial
setempat untuk pemutakhiran DTKS

5. Kurang Proaktifnya Masyarakat


mengecek apakah dirinya dan
keluarganya berstatus peserta PBI
atau bukan dengan cara
menghubungi Dinsos setempat ,
BPJS kesehatan Care Center
setempat dengan menginformasikan
kartu identitas diri seperti KTP atau
Kartu Keluarga ( KK )

6. Belum validnya data Domisili


Penduduk dengan KK yang
diterbitkan oleh Dispendukcapil
29 Sinkronisasi Data Dinsos, DukCapil dan BPJS Kasi Yankes 1. Proses penduduk yang masuk Adanya data yang ganda karena NIK
kurang Valid kategori miskin berdasarkan tidak Valid
musyawarah desa, bisa terjadi moral
hazard, seperti memasukkan 3 3 9
keluarga sendiri yang sebenarnya
mampu dalam daftar PBI

2. Dinsos dalam penetapan data


sebelumnya tidak berdasarkan NIK
dari Dispendukcapil sehingga
dokumen kependudukan yang dimiliki
Dinsos bebrbeda dengan data base
NIK
3. Data kependudukan selalu dinamis
dan jumlah peserta PBI terus
berubah sehingga proses data
cleansing tak akan pernah selesai

4. Dinsos dalam proses data


cleansing terkendala nomor induk
kependudukan ( NIK ), BPJS
Kesehatan hanya mengandalkan data
dari Dinsos untuk penentuan PBI

8 Peningkatan Upaya Promosi terlaksananya kebijakan tentang kesehatan 30 Produk kebijakan masih lemah secara hukum Kasi promosi dan Pemberdayaan Kebijakan hanya berbentuk himbauan Menurunnya derajat kesehatan
Kesehatan, Advokasi, Kemitraan dan sehingga tidak dianggap penting dan sulit masyarakat dan belum terdapat sanksi mengikat masyarakat 3 3 9
Pemberdayaan Masyarakat diterapkan
meningkatnya pengetahuan kader dan Kebijakan yang tidak populer tidak
masyarakat terlaksana sehingga kebijakan
tentang kesehatan rendah

31 Kegiatan advokasi tidak diikuti oleh pemegang Kegiatan advokasi hanya dihadiri oleh
kebijakan dari masing - masing OPD sehingga staf sehingga tidak tepat sasaran 3 3 9
kebijakan tidak mendukung kesehatan
Kebijakan yang tidak berdampak
langsung kemasyarakat tidak
didukung oleh stakeholder terkait
Tota
No Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan KM DP
l
Metode komunikasi informasi dan
edukasi yang kurang tepat tidak
dapat menyampaikan pesan yang
diinginkan kepada masyarakat
32 Kordinasi antar lintas sektor kurang terorganisir Kasi promosi dan Pemberdayaan Rendahnya frekwensi rapat kordinasi Rendahnya PHBS di seluruh tatanan
sehingga perencanaan dan evaluasi tidak masyarakat antar lintas sektor masyarakat 3 3 9
maksimal
Pelaksanaan pembinaan kader hanya
1 x setahun
Tidak adanya mekanisme rerward and
punisment dalam pelaksanaan
kebijakan
33 Kemampuan intelektual kader yang tidak merata 1. Pelatihan yang dilakukan tidak
dan Pengelolaan kader tidak tersentral sehingga diserap sempurna oleh kader
tidak terkelola dengan maksimal
2. Kader dikelola oleh OPD lain

9 Pengadaan sarana fasilitas pelayanan Terpenuhinya sarana fasilitas pelayanan 34 Proses perencanaan kegiatan belum sistimatis Identifikasi kebutuhan belum Pelayanan kesehatan yang diberikan
kesehatan kesehatan yang sesuai standar sehingga menghasilkan mutu konstruksi yang mengakomodir usulan dan kebutuhan kepada masyarakat tidak memenuhi
3 3 9
rendah dan manfaat yang tidak tercapai masyarakat standar
(Efektivitas)
Kompetensi tenaga perencana masih
belum memadai (Kuantitas dan
Kualitas)
Penyusunan Desain, HPS, Spesifikasi
teknis) dan manajemen mutu yang
belum baik
Keterbatasan alokasi anggaran untuk
perencanaan oleh pihak ke 3
(Konsultan)
35 Proses penganggaran kegiatan belum memenuhi Anggaran tidak sesuai dengan skala
prinsip 3E dan akuntabilitas sehingga prioritas dalam RPJMD, Renstra, IKU
menghasilkan penganggaran yang tidak tepat dan Renja 3 3 9
guna dan dapat dipertanggungjawabkan

Tingginya intervensi dari pemangku


kepentingan
Penyusunan anggaran belum
berdasarkan analisa dan kajian (ASB,
Amdal)
Jadwal penganggaran yang tidak
sesuai tahapan yang diatur dalam
peraturan
Kompetensi tenaga keuangan masih
belum memadai (Kuantitas dan
Kualitas)
36 Proses pelaksanaan kegiatan belum memenuhi Kesulitan dalam pembebasan lahan
Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan dan kejelasan status lahan
3 3 9
Konstruksi sehingga output pekerjaan tidak
sesuai standar
SDM tenaga ahli penyedia yang
kurang kompeten
Manajemen mutu dan K3 belum
optimal
Pengetahuan pengawas PU terkait
permen PU tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi masih kurang
Pengurangan volume pekerjaan dan
material yang digunakan tidak sesuai
dengan spek yang telah ditetapkan

Proses dokumentasi dan administrasi


teknis kurang
37 Potensi konflik dengan masyarakat dilokasi Kurangnya koordinasi dan sosialisai
pekerjaan tinggi sehingga menghambat dalam dengan tokoh masyarakat dan
3 4 12
penyelesaian pekerjaan. aparatur setempat. (RT/RW/ Lurah)
Tota
No Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan KM DP
l
Adanya aset masyarakat yang rusak
akibat pelaksanaan pekerjaan

Terganggunya kepentingan
masyarakat (penutupan saluran air,
penutupan akses jalan)
Adanya kepentingan individu
masyarakat yang tidak terakomodir
38 Proses pelaporan dan pertanggung jawaban (SPj) Waktu pelaksanaan pekerjaan fisik
kegiatan tidak tepat waktu sehingga berakibat tidak seuai jadwal yang telah
3 3 9
terhadap keterlambatan penatausahaan ditetapkan
keuangan
Penyusunan jadwal perencanaan
pekerjaan tidak memperhitungkan
waktu yang tersedia
Beban kerja diakhir tahun yang tinggi

Kompetensi tenaga penatausahaan


dan keuangan masih belum memadai
(Kuantitas dan Kualitas)

Peralatan (laptop) kurang memadai


Pejabat keberadaannya sering diluar
kantor
39 Terjadinya pelanggaran integritas oleh aparatur Adanya kebijakan struktural yang
sehingga berdampak buruk pada pencapaian tidak didukung oleh anggaran 2 4 8
kinerja kegiatan
Lemahnya penegakan sanksi
Tingkat kesejahteraan aparatur yang
rendah
Kurangnya pemenuhan kebutuhan
spiritual bagi aparatur
RENCANA KEGIATAN PENGENDALIAN

Tujuan yang Pengendalian yang sudah Efektivitas Pengendalian Pengendalian yang masih Penanggung Waktu
No KEGIATAN Pernyataan Risiko Pengendalian yang Harus ada
didentifikasi ada yang ada dibutuhkan Jawab Pelaksanaan

1 Pengelolaan Pelayanan Menurunkan Angka 1 Masih rendahnya kunjungan ibu hamil 1. Berkolaborasi dengan lintas Mengoptimalkan peran Bidan Belum Efektif 1. Berkolaborasi dengan lintas Kasi Kesga
Kesehatan Ibu Hamil Kematian Ibu ke Faskes sehingga tidak program pemberdayaan wilayah dalam memantau ibu program pemberdayaan dan Gizi
Cakupan Pelayanan Ibu terdeteksinya resiko pada ibu hamil masyarakat dengan melibatkan hamil yang ada di wilayah masyarakat dengan melibatkan Masyarakat
hamil sesuai standar perangkat kelurahan atau kerjanya perangkat kelurahan atau
pemuka masyarakat untuk pemuka masyarakat untuk
meningkatkan partisipasi meningkatkan partisipasi
masyarakat khususnya ibu hamil masyarakat khususnya ibu hamil
dan keluarganya dan keluarganya

2. Mengoptimalkan peran Bidan Memaksimalkan kapasitas 2. Mengoptimalkan peran Bidan


wilayah dalam memantau ibu petugas terhadap kualitas wilayah dalam memantau ibu
hamil yang ada di wilayah pelayanan yang diberikan hamil yang ada di wilayah
kerjanya kerjanya

3. Meningkatkan peran kader 3. Meningkatkan peran kader


pendamping untuk ikut serta pendamping untuk ikut serta
mengawal ibu hamil mengawal ibu hamil

2 Pelaksanaan sosialisasi belum efektif Melakukan Evaluasi pelaksanaan Belum Efektif Melakukan Evaluasi pelaksanaan
sehingga belum tepat sasaran sosialisasi sosialisasi dalam bentuk
menyebarkan kuisioner tentang
Relevansi Materi dan Kapasitas
Narasumber

3 Belum ada puskesmas yang mampu 1. Memberdayakan kembali SDM Belum Efektif 1. Memberdayakan kembali SDM
PONED, sehingga kunjungan yang telah mengikuti pelatihan yang telah mengikuti pelatihan
persalinan di Puskesmas rendah PONED PONED

2. Mengadakan pelatihan 2. Mengadakan pelatihan


PONED PONED
4 Terdapat kesalahan tindakan (tidak Meningkatkan kompetensi nakes Belum Efektif Meningkatkan kompetensi bidan
sesuai prosedur) sehingga dan kader pendamping dalam
menyebabkan korban bentuk pelatihan atau sosialisasi

Melaksanakan tindakan sesuai Belum Efektif Pengawasan pelaksanaan dan


SOP publikasi SOP

5 Masih tingginya kasus bumil KEK Penguatan kualitas kunjungan Belum Efektif Penguatan kualitas kunjungan
sehingga menyebabkan kasus BBLR, pelaksanaan K1 dan K4 pelaksanaan K1 dan K4
underweight, stunting dan wasting.

2 Pengelolaan Pelayanan Menurunkan Angka 6 Tidak tercapainya target sampel 1. Mengadakan pelatihan SHK 1. Mengadakan pelatihan SHK Belum Efektif 1. Efektifitas pelatihan SHK bagi
Kesehatan Bayi Baru Lahir Kematian Bayi pengambilan darah pada bayi baru yang efektif bagi petugas bagi petugas petugas
Mendeteksi Kelainan lahir
bawaan pada bayi baru
lahir
2. Mengoptimalkan peran Bidan Belum Efektif 2. Evaluasi terhadap peran Bidan
Penanggung jawab dalam Penanggung jawab dalam
pelaksanaan Kunjungan pelaksanaan Kunjungan
Neonatus untuk melakukan SHK Neonatus untuk melakukan SHK
pada bayi yang ada di wilayah pada bayi yang ada di wilayah
kerja kerja
Tujuan yang Pengendalian yang sudah Efektivitas Pengendalian Pengendalian yang masih Penanggung Waktu
No KEGIATAN Pernyataan Risiko Pengendalian yang Harus ada
didentifikasi ada yang ada dibutuhkan Jawab Pelaksanaan

7 Capaian neonatus komplikasi masih 1. Mengoptimalkan peran Bidan Belum Efektif 1. Evaluasi peran Bidan
rendah sehingga komplikasi pada Penanggung jawab wilayah Penanggung jawab wilayah
neonatus tidak terdeteksi sejak dini untuk melaksanakan KN sesuai untuk melaksanakan KN sesuai
standar standar

2. Melakukan pembinaan kepada Belum Efektif 2. Melakukan pembinaan kepada


Bidan Penanggung Jawab Bidan Penanggung Jawab
wilayah secara konsisten dan wilayah secara konsisten dan
berkesinambungan berkesinambungan

8 Balita tidak mendapatkan alur 1. Pelaksanaan pelatihan 1. Melaksanakan pelatihan Belum Efektif 1. Efektifitas pelaksanaan
penatalaksanaan sesuai bagan MTBS/M yang efektif kepada MTBS/M kepada semua pelatihan MTBS/M kepada
MTBS/M sehingga kemungkinan semua petugas kesehatan yang petugas kesehatan yang semua petugas kesehatan yang
kesalahan diagnosa dan tindakan melakukan pelayanan terhadap melakukan pelayanan terhadap melakukan pelayanan terhadap
bayi dan balita baik di Faskes bayi dan balita baik di Faskes bayi dan balita baik di Faskes
pemerintah maupun jejaring pemerintah maupun jejaring pemerintah maupun jejaring

2. Memastikan setiap ruangan Belum Efektif 2. Peningkatan pengawasan


pelayanan bayi/ balita di semua Faskes agar setiap ruangan
Faskes memiliki Alur/ Bagan pelayanan bayi/ balita memiliki
MTBS/M Alur/ Bagan MTBS/M

3. Mengoptimalkan kerjasama Belum Efektif 3. Mendorong petugas untuk


dengan Jejaring Faskes Swasta memperluas cakupan
dalam pelaksanaan MTBS/M pelaksanaan MTBS/M pada
klinik/ faskes swasta

3 Pengelolaan pelayanan Pencegahan dan 9 Proses pemantauan penanganan 1. Pelaksanaan edukasi pada 1. Pelaksanaan edukasi pada Belum Efektif 1. Meningkatkan intensitas
kesehatan orang terduga penanganan penderita pasien TB belum optimal sehingga pasien dan keluarga dalam pasien dan keluarga dalam edukasi dan memilih metode
Tuberkulosis tuberkulosis sesuai proses penyembuhan berjalan lambat konsumsi obat dan PMT secara konsumsi obat dan PMT edukasi yang tepat pada pasien
standar berkala dan keluarga dalam konsumsi
obat dan PMT

2. Review kader TB untuk Belum Efektif 2. Review kader TB untuk


melakukan update melakukan update

10 Proses pelaporan dari petugas dan 1. Melakukan koordinasi antara Belum Efektif 1. Mengoptimalkan koordinasi
kader yang ada dipuskesmas ke wasor TB dan petugas TB serta antara wasor TB dan petugas TB
Wasor mengalami keterlambatan dan kader dalam kualitas dan serta kader dalam kualitas dan
belum sesuai dengan yang ketepatan laporan ketepatan laporan
diharapkan sehingga proses
monitoring tidak dapat berjalan
dengan maksimal
Belum Efektif 2. Memberikan reward dan
punishment kepada petugas dan
kader TB
Tujuan yang Pengendalian yang sudah Efektivitas Pengendalian Pengendalian yang masih Penanggung Waktu
No KEGIATAN Pernyataan Risiko Pengendalian yang Harus ada
didentifikasi ada yang ada dibutuhkan Jawab Pelaksanaan

11 Tingkat penularan TB masih tinggi 1. Penggunaan komunikasi yang 1. Pelaksanaan edukasi pada Belum Efektif 1. Menggunakan komunikasi
sehingga angka kesakitan tidak bisa efektif dan media yang menarik masyarakat yang efektif dan media yang
diturunkan dalam melakukan edukasi pada menarik dalam melakukan
masyarakat edukasi pada masyarakat

2. Petugas TB dapat 2. Melakukan pelatihan public Belum Efektif 2. Melakukan pelatihan public
berkomunikasi secara efektif speaking kepada petugas TB di speaking kepada semua petugas
Dinkes TB

4 Pengelolaan pelayanan Pencegahan dan 12 Rendahnya partisisipasi masyarakat 1. Edukasi yang optimal pada 1. Sosialisasi pada masyarakat Belum Efektif 1. Mengoptimalkan edukasi pada
kesehatan penderita penanganan penderita dalam melakukan kunjungan masyarakat akan pentingnya akan pentingnya memeriksakan masyarakat akan pentingnya
Hipertensi Hipertensi sesuai pemeriksaan di Faskes sehingga memeriksakan kesehatan secara kesehatan secara rutin memeriksakan kesehatan secara
standar jumlah penderita hipertensi tidak rutin rutin
dapat dideteksi

2. Peran lintas sektor (kelurahan, Belum Efektif 2. Mengoptimalkan peran lintas


RT, RW, kader) yang optimal sektor (kelurahan, RT, RW,
dalam memberikan edukasi kader) dalam memberikan
kepada masyarakat edukasi kepada masyarakat

13 Jejaring tatalaksana Hipertensi di 1. Koordinasi dengan Jejaring 1. Sudah ada koordinasi Belum Efektif 1. Mengoptimalkan koordinasi
masyarakat dan OPD belum berjalan yang optimal dengan Jejaring dengan Jejaring
secara optimal sehingga pencegahan
dan penanganan hipertensi tidak
dapat dilakukan secara dini

14 Tingkat keaktifan kader dalam 1. Pelaksanaan sosialisasi 1. Melaksanakan sosialisasi Belum Efektif 1. efektifitas pelaksanaan
melakukan sosialisasi kepada tentang tupoksi kader yang tentang tupoksi kader sosialisasi tentang tupoksi kader
masyarakat rendah sehingga tingkat efektif
partisipasi masyarakat dalam proses
pencegahan dan pendeteksian dini
terhadap hipertensi menjadi rendah

2. Memberikan reward kepada Belum Efektif 2. Memberikan reward kepada


kader yang dianggap berprestasi kader yang dianggap berprestasi
untuk meningkatkan motivasi untuk meningkatkan motivasi
kader kader
5 Pengelolaan pelayanan Meningkatnya kualitas 15 Peserta tidak sesuai dengan Koordinasi yang baik antara Belum Efektif Meningkatkan koordinasi yang
kesehatan lingkungan kesehatan lingkungan undangan yang dikirim (pemicuan Dinkes dengan stakeholder baik antara Dinkes dengan
masyarakat STBM 5 pilar) (Kelurahan) stakeholder (Kelurahan)

16 Praktek kesehatan swasta belum Tersedianya Perwako tentang Belum Efektif Menyusun draft Perwako tentang
diundang dalam sosialisasi pengelolaan limbah medis pengelolaan limbah medis
pengelolaan limbah medis sehingga
belum memiliki pengetahuan terkait
pengelolaan limbah

6 Pelaksanaan Akreditasi Meningkatnya Kualitas 17 Meningkatnya Kasus Infeksi dan Mal Kompetensi SDM yang sesuai Melaksanakan Pendidikan dan Belum Efektif Mengoptimalkan pelaksanaan
Fasilitas Kesehatan di Pelayanan di Fasilitas Praktek di FKTP sehingga berpotensi standar Pelatihan Pendidikan dan Pelatihan
Kabupaten/ Kota Pelayanan Kesehatan terjadinya korban jiwa
Tingkat Pertama ( FKTP
) Sesuai Standar
Tujuan yang Pengendalian yang sudah Efektivitas Pengendalian Pengendalian yang masih Penanggung Waktu
No KEGIATAN Pernyataan Risiko Pengendalian yang Harus ada
didentifikasi ada yang ada dibutuhkan Jawab Pelaksanaan

18 Meningkatnya Komplain Masyarakat Kapasitas petugas yang sesuai Belum Efektif Meningkatkan Kapasitas petugas
terkait pelayanan yang kurang standar yang sesuai standar
berkualitas sehingga mengurangi
tingkat kepercayaan
Penggunaan Sistim pelayanan Belum Efektif Penggunaan Sistim pelayanan
berbasis elektronik berbasis elektronik
Optimalitas evaluasi atas kinerja Belum Efektif Mengoptimalkan evaluasi atas
petugas kinerja petugas
19 Meningkatnya Risiko kecelakaan kerja Manajemen Risiko yang optimal Belum Efektif Optimalitas Manajemen Risiko
dalam pemberian pelayanan dan
berakibat terjadinya korban
Tersedianya tenaga yang terlatih Pelatihan terhadap petugas
secara optimal
7 Pengelolaan Jaminan Terpenuhinya Jaminan 20 Pelaksanaan sosialisasi belum efektif Melakukan Evaluasi pelaksanaan Belum Efektif Melakukan Evaluasi pelaksanaan
Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat sehingga belum tepat sasaran sosialisasi sosialisasi dalam bentuk
Secara Menyeluruh menyebarkan kuisioner tentang
Relevansi Materi dan Kapasitas
Narasumber

21 Belum validnya data penerima Data JKN yang valid Belum Efektif Mengoptimalkan validasi data
jaminan sehingga tujuan belum tepat JKN
sasaran
22 Jumlah peserta JKN mandiri yang Efektifnya sosialisasi terkait Belum Efektif Mengoptimalkan sosialisasi
menunggak premi masih tinggi manfaat JKN bagi masyarakat manfaat JKN
sehingga tidak dapat didaftarkan
sebagai peserta PBI
8 Peningkatan Upaya terlaksananya kebijakan 25 Produk promosi masih lemah secara Efektivitas pelaksanaan promosi Pelaksanaan promosi Belum Efektif Melaksanakan promosi yang
Promosi Kesehatan, tentang kesehatan hukum sehingga tidak dianggap efektif
Advokasi, Kemitraan dan penting dan sulit diterapkan
Pemberdayaan
Masyarakat
meningkatnya 26 Kegiatan advokasi tidak diikuti oleh Advokasi yang efektif Pelaksanaan Advokasi Belum Efektif Pelaksanaan Advokasi yang
pengetahuan kader dan pemegang kebijakan dari masing - efektif
masyarakat masing OPD sehingga kebijakan tidak
mendukung kesehatan

27 Kordinasi antar lintas sektor kurang Koordinasi yang baik antara Pelaksanaan koordinasi Belum Efektif Optimalitas pelaksanaan
terorganisir sehingga perencanaan lintas sektor koordinasi
dan evaluasi tidak maksimal

9 Pengadaan sarana fasilitas Terpenuhinya sarana 28 Proses perencanaan kegiatan belum Kompetensi petugas perencana Belum Efektif Peningkatan Kompetensi
pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan sistimatis sehingga menghasilkan yang memadai petugas perencana
kesehatan yang sesuai mutu konstruksi yang rendah dan
standar manfaat yang tidak tercapai
(Efektivitas)
29 Proses penganggaran kegiatan belum Kompetensi petugas perencana Belum Efektif Peningkatan Kompetensi
memenuhi prinsip 3E dan yang memadai petugas Keuangan
akuntabilitas sehingga menghasilkan
penganggaran yang tidak tepat guna
dan dapat dipertanggungjawabkan

30 Proses pelaksanaan kegiatan belum Kompetensi petugas perencana Belum Efektif Peningkatan Kompetensi
memenuhi Standar dan Pedoman yang memadai petugas pelaksana
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
sehingga output pekerjaan tidak
sesuai standar
31 Potensi konflik dengan masyarakat Koordinasi dengan lintas sektor Belum Efektif Optimalitas pelaksanaan
dilokasi pekerjaan tinggi sehingga terkait koordinasi
menghambat dalam penyelesaian
pekerjaan.
Tujuan yang Pengendalian yang sudah Efektivitas Pengendalian Pengendalian yang masih Penanggung Waktu
No KEGIATAN Pernyataan Risiko Pengendalian yang Harus ada
didentifikasi ada yang ada dibutuhkan Jawab Pelaksanaan

32 Proses pelaporan dan pertanggung Belum Efektif


jawaban (SPj) kegiatan tidak tepat
waktu sehingga berakibat terhadap
keterlambatan penatausahaan
keuangan

33 Terjadinya pelanggaran integritas oleh Kompetensi dan integritas Belum Efektif Peningkatan Kompetensi dan
aparatur sehingga berdampak buruk aparatur yang memadai integritas aparatur
pada pencapaian kinerja kegiatan
INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Tujuan yang Pengendalian yang Waktu


No KEGIATAN Bentuk Komunikasi Penyedia Informasi Penerima Informasi
didentifikasi direncanakan Pelaksanaan

1 Pengelolaan Pelayanan Menurunkan Angka 1. Berkolaborasi dengan lintas Rapat koordinasi dengan stake Kabid Kesmas Stakeholder terkait Jan s/d Des
Kesehatan Ibu Hamil Kematian Ibu program pemberdayaan holder terkait 2021
Cakupan Pelayanan Ibu masyarakat dengan melibatkan
hamil sesuai standar perangkat kelurahan atau
pemuka masyarakat untuk
meningkatkan partisipasi
masyarakat khususnya ibu hamil
dan keluarganya
2. Mengoptimalkan peran Bidan Arahan lisan, Monitoring, Rapat Kasi Kesga Kepala Puskesmas, Jan s/d Des
wilayah dalam memantau ibu Koordinasi antara Kepala Penanggung Jawab 2021
hamil yang ada di wilayah Puskesmas dengan Kasi Kesga wilayah
kerjanya
3. Meningkatkan peran kader Laporan Kegiatan Kasi Kesga Kader pendamping ibu Jan s/d Des
pendamping untuk ikut serta hamil 2021
mengawal ibu hamil

4. Melakukan Evaluasi Laporan Kegiatan Kasi Kesga Peserta Sosialisasi Jan s/d Des
pelaksanaan sosialisasi dalam 2021
bentuk menyebarkan kuisioner
tentang Relevansi Materi dan
Kapasitas Narasumber

5. Memberdayakan kembali SDM Rapat Staf Kabid Kesmas Kepala Puskesmas Jan s/d Des
yang telah mengikuti pelatihan 2021
PONED
6. Mengadakan pelatihan Laporan Kegiatan Kabid Kesmas Kepala Puskesmas Jan s/d Des
PONED 2021
7. Meningkatkan kompetensi Pelatihan, Sosialisasi, Laporan Kabid Kesmas Kasi Kesga, Kepala Jan s/d Des
bidan dan kader pendamping Kegiatan Puskesmas 2021
dalam bentuk pelatihan atau
sosialisasi
8. Pengawasan pelaksanaan dan Sosialisasi, Rapat Staf, Laporan Kepala Puskesmas dan Petugas Kesehatan Jan s/d Des
publikasi SOP Kegiatan Tim Auidt Mutu 2021
9. Penguatan kualitas kunjungan Monitoring, Rapat Koordinasi, Kabid Kesmas Kasi Kesga, Kepala Jan s/d Des
pelaksanaan K1 dan K4 Laporan Kegiatan Puskesmas 2021
Tujuan yang Pengendalian yang Waktu
No KEGIATAN Bentuk Komunikasi Penyedia Informasi Penerima Informasi
didentifikasi direncanakan Pelaksanaan

2 Pengelolaan Pelayanan Menurunkan Angka 1. Efektifitas pelatihan SHK bagi Monitoring, Laporan Kegiatan Kasi Kesga Kepala Puskesmas, Jan s/d Des
Kesehatan Bayi Baru Lahir Kematian Bayi petugas Penanggung Jawab 2021
Mendeteksi Kelainan Program Ibu dan Anak
bawaan pada bayi baru Puskesmas
lahir
2. Evaluasi terhadap peran Bidan Monitoring, Rapat Koordinasi, Kabid Kesmas Kasi Kesga, Kepala Jan s/d Des
Penanggung jawab dalam Laporan Kegiatan Puskesmas 2021
pelaksanaan Kunjungan
Neonatus untuk melakukan SHK
pada bayi yang ada di wilayah
kerja
3. Evaluasi peran Bidan Monitoring, Rapat Koordinasi, Kabid Kesmas Kasi Kesga, Kepala Jan s/d Des
Penanggung jawab wilayah Laporan Kegiatan Puskesmas 2021
untuk melaksanakan KN sesuai
standar
4. Melakukan pembinaan kepada Monitoring, Rapat Koordinasi, Kasi Kesga Kepala Puskesmas, Bidan Jan s/d Des
Bidan Penanggung Jawab Laporan Kegiatan Koordinator Puskesmas 2021
wilayah secara konsisten dan
berkesinambungan

5. Efektifitas pelaksanaan Monitoring, Laporan Kegiatan Kasi Kesga Kepala Puskesmas, Jan s/d Des
pelatihan MTBS/M kepada Penanggung Jawab 2021
semua petugas kesehatan yang Program Anak Puskesmas
melakukan pelayanan terhadap
bayi dan balita baik di Faskes
pemerintah maupun jejaring
6. Peningkatan pengawasan Monitoring, Laporan Kegiatan Kasi Kesga Kepala Puskesmas, Jan s/d Des
Faskes agar setiap ruangan Penanggung Jawab 2021
pelayanan bayi/ balita memiliki Program Anak Puskesmas
Alur/ Bagan MTBS/M
7. Mendorong petugas untuk Monitoring, Laporan Kegiatan Kasi Kesga Kepala Puskesmas, Bidan Jan s/d Des
memperluas cakupan Penanggung jawab wilayah 2021
pelaksanaan MTBS/M pada
klinik/ faskes swasta
3 Pengelolaan pelayanan Pencegahan dan 1. Meningkatkan intensitas Arahan lisan Kasi P2 Pengelola TB Puskesmas Jan s/d Des
kesehatan orang terduga penanganan penderita edukasi dan memilih metode 2021
Tuberkulosis tuberkulosis sesuai edukasi yang tepat pada pasien
standar dan keluarga dalam konsumsi
obat dan PMT
Tujuan yang Pengendalian yang Waktu
No KEGIATAN Bentuk Komunikasi Penyedia Informasi Penerima Informasi
didentifikasi direncanakan Pelaksanaan

2. Review kader TB untuk Sosialisasi Kasi P2 Kader TB Jan s/d Des


melakukan update 2021

3. Mengoptimalkan koordinasi Koordinasi lintas program Kabid Kesmas Kasi P2, Kepala Jan s/d Des
antara wasor TB dan petugas TB Puskesmas, Wasor TB 2021
serta kader dalam kualitas dan Dinkes, Pengelola program
ketepatan laporan TB Puskesmas

4. Memberikan reward dan Arahan Lisan Kabid Kesmas Kasi P2, Kepala Jan s/d Des
punishment kepada petugas dan Puskesmas 2021
kader TB
5. Menggunakan komunikasi Buku Pedoman, Arahan lisan Wasor TB Pengelola program TB Jan s/d Des
yang efektif dan media yang Puskesmas 2021
menarik dalam melakukan
edukasi pada masyarakat
6. Melakukan pelatihan public Pelatihan, Laporan Kegiatan Kasi P2 Kepala Puskesmas Jan s/d Des
speaking kepada semua petugas 2021
TB
4 Pengelolaan pelayanan Pencegahan dan 1. Mengoptimalkan edukasi pada Sosialisasi, himbauan Kasi P2 Kepala Puskesmas, Jan s/d Des
kesehatan penderita penanganan penderita masyarakat akan pentingnya Pengelola PTM 2021
Hipertensi Hipertensi sesuai memeriksakan kesehatan secara
standar rutin
2. Mengoptimalkan peran lintas Rapat koordinasi dengan stake Kabid Kesmas Stakeholder terkait Jan s/d Des
sektor (kelurahan, RT, RW, holder terkait 2021
kader) dalam memberikan
edukasi kepada masyarakat
3. Mengoptimalkan koordinasi Rapat koordinasi dengan stake Kabid Kesmas Stakeholder terkait Jan s/d Des
dengan Jejaring holder terkait 2021
Monitoring, Laporan Kegiatan Kasi P2 Kepala Puskesmas Jan s/d Des
4. Efektifitas pelaksanaan 2021
sosialisasi tentang tupoksi kader

5. Memberikan reward kepada Arahan Lisan Kabid Kesmas Kasi P2, Kepala Jan s/d Des
kader yang dianggap berprestasi Puskesmas 2021
untuk meningkatkan motivasi
kader
5 Pengelolaan pelayanan Meningkatnya kualitas 1. Meningkatkan koordinasi yang Rapat koordinasi dengan stake Kabid Kesmas Stakeholder terkait Jan s/d Des
kesehatan lingkungan kesehatan lingkungan baik antara Dinkes dengan holder terkait 2021
masyarakat stakeholder (Kelurahan)
Tujuan yang Pengendalian yang Waktu
No KEGIATAN Bentuk Komunikasi Penyedia Informasi Penerima Informasi
didentifikasi direncanakan Pelaksanaan

2. Menyusun draft Perwako Rapat Staf, Laporan Kegiatan Kabid Kesmas Kasi Kesling Kesjaor Jan s/d Des
tentang pengelolaan limbah 2021
medis
6 Pelaksanaan Akreditasi Meningkatnya Kualitas 1. Mengoptimalkan pelaksanaan Monitoring, Laporan Kegiatan Kabid PPSDK Kasi Yankes Jan s/d Des
Fasilitas Kesehatan di Pelayanan di Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan 2021
Kabupaten/ Kota Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
Sesuai Standar

2. Meningkatkan Kapasitas Pelatihan, Laporan Kegiatan Kasi Yankes Kepala Puskesmas Jan s/d Des
petugas yang sesuai standar 2021

3. Penggunaan Sistim pelayanan Koordinasi lintas program Kabid PPSDK Pihak Ketiga Jan s/d Des
berbasis elektronik 2021

4. Mengoptimalkan evaluasi atas Rapat staf, Arahan lisan Kabid PPSDK Kasi Yankes, Kepala Jan s/d Des
kinerja petugas Puskesmas 2021
Sosialisasi, Rapat Staf, Laporan Kepala Puskesmas dan Petugas Kesehatan Jan s/d Des
5. Optimalitas Manajemen Risiko Kegiatan Tim Auidt Mutu 2021

6. Pelatihan terhadap petugas Pelatihan, Laporan Kegiatan Kasi Yankes Kepala Puskesmas Jan s/d Des
secara optimal 2021
7 Pengelolaan Jaminan Terpenuhinya Jaminan 1. Melakukan Evaluasi Laporan Kegiatan Kasi Yankes Peserta Sosialisasi Jan s/d Des
Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat pelaksanaan sosialisasi dalam 2021
Secara Menyeluruh bentuk menyebarkan kuisioner
tentang Relevansi Materi dan
Kapasitas Narasumber
2. Mengoptimalkan validasi data Rapat koordinasi dengan stake Kasi Yankes Stakeholder terkait Jan s/d Des
JKN holder terkait 2021
3. Mengoptimalkan sosialisasi Laporan Kegiatan Kasi Yankes Stakeholder terkait Jan s/d Des
manfaat JKN 2021
8 Peningkatan Upaya Terlaksananya Kasi Promkes Jan s/d Des
Promosi Kesehatan, kebijakan tentang 2021
1. Melaksanakan promosi yang Kepala Puskesmas,
Advokasi, Kemitraan dan kesehatan Laporan Kegiatan
efektif Petugas Penyuluh
Pemberdayaan
Masyarakat
meningkatnya Rapat koordinasi dengan stake Kabid PPSDK Stakeholder terkait Jan s/d Des
pengetahuan kader dan 2. Pelaksanaan Advokasi yang holder terkait 2021
masyarakat efektif
Tujuan yang Pengendalian yang Waktu
No KEGIATAN Bentuk Komunikasi Penyedia Informasi Penerima Informasi
didentifikasi direncanakan Pelaksanaan

3. Optimalitas pelaksanaan Rapat Staf Kabid PPSDK Kasi Promkes Jan s/d Des
koordinasi 2021

9 Pengadaan sarana Terpenuhinya sarana 1. Peningkatan Kompetensi Pelatihan, Sosialisasi Kepala Dinas Kesehatan Kabid PPSDK Jan s/d Des
fasilitas pelayanan fasilitas pelayanan petugas perencana 2021
kesehatan kesehatan yang sesuai
standar
2. Optimalisasi pelaksanaan Rapat Staf Kabid PPSDK Kasi SDK, Pejabat Jan s/d Des
Koordinasi pengadaan 2021

3. Peningkatan Kompetensi dan Pelatihan, Sosialisasi Kepala Dinas Kesehatan Kabid PPSDK Jan s/d Des
integritas aparatur 2021
DAFTAR RANCANGAN PEMANTAUAN

Pemantauan yang akan Digunakan Tindakan


Tujuan yang Metode Pemantauan
No KEGIATAN Uraian Pengendalian Metode Korektif yang
didentifikasi yang Ada Dilakukan oleh Waktu
Pemantauan Dilakukan
1 Pengelolaan Pelayanan Terlaksananya 1. Berkolaborasi dengan lintas Atasan langsung Pemantauan Kabid Kesmas Jan s/d Des
Kesehatan Ibu Hamil kunjungan ibu hamil program pemberdayaan berkelanjutan 2021
sesuai standar masyarakat dengan melibatkan
perangkat kelurahan atau
pemuka masyarakat untuk
meningkatkan partisipasi
masyarakat khususnya ibu hamil
dan keluarganya
2. Mengoptimalkan peran Bidan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
wilayah dalam memantau ibu berkelanjutan 2021
hamil yang ada di wilayah
kerjanya
3. Meningkatkan peran kader Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
pendamping untuk ikut serta berkelanjutan 2021
mengawal ibu hamil

4. Melakukan Evaluasi Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
pelaksanaan sosialisasi dalam berkelanjutan 2021
bentuk menyebarkan kuisioner
tentang Relevansi Materi dan
Kapasitas Narasumber

5. Memberdayakan kembali SDM Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
yang telah mengikuti pelatihan berkelanjutan 2021
PONED
6. Mengadakan pelatihan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
PONED berkelanjutan 2021
7. Meningkatkan kompetensi Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
bidan dan kader pendamping berkelanjutan 2021
dalam bentuk pelatihan atau
sosialisasi
8. Pengawasan pelaksanaan dan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
publikasi SOP berkelanjutan 2021
9. Penguatan kualitas kunjungan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
pelaksanaan K1 dan K4 berkelanjutan 2021
Pemantauan yang akan Digunakan Tindakan
Tujuan yang Metode Pemantauan
No KEGIATAN Uraian Pengendalian Metode Korektif yang
didentifikasi yang Ada Dilakukan oleh Waktu
Pemantauan Dilakukan
2 Pengelolaan Pelayanan Mendeteksi kelainan 1. Efektifitas pelatihan SHK bagi Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
Kesehatan Bayi Baru Lahir bawaan pada bayi baru petugas berkelanjutan 2021
lahir

2. Evaluasi terhadap peran Bidan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
Penanggung jawab dalam berkelanjutan 2021
pelaksanaan Kunjungan
Neonatus untuk melakukan SHK
pada bayi yang ada di wilayah
kerja
3. Evaluasi peran Bidan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
Penanggung jawab wilayah berkelanjutan 2021
untuk melaksanakan KN sesuai
standar
4. Melakukan pembinaan kepada Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
Bidan Penanggung Jawab berkelanjutan 2021
wilayah secara konsisten dan
berkesinambungan

5. Efektifitas pelaksanaan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
pelatihan MTBS/M kepada berkelanjutan 2021
semua petugas kesehatan yang
melakukan pelayanan terhadap
bayi dan balita baik di Faskes
pemerintah maupun jejaring
6. Peningkatan pengawasan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
Faskes agar setiap ruangan berkelanjutan 2021
pelayanan bayi/ balita memiliki
Alur/ Bagan MTBS/M
7. Mendorong petugas untuk Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
memperluas cakupan berkelanjutan 2021
pelaksanaan MTBS/M pada
klinik/ faskes swasta
3 Pengelolaan pelayanan Pencegahan dan 1. Meningkatkan intensitas Atasan langsung Pemantauan Kasi P2 Jan s/d Des
kesehatan orang terduga penanganan penderita edukasi dan memilih metode berkelanjutan 2021
Tuberkulosis tuberkulosis sesuai edukasi yang tepat pada pasien
standar dan keluarga dalam konsumsi
obat dan PMT
Pemantauan yang akan Digunakan Tindakan
Tujuan yang Metode Pemantauan
No KEGIATAN Uraian Pengendalian Metode Korektif yang
didentifikasi yang Ada Dilakukan oleh Waktu
Pemantauan Dilakukan
2. Review kader TB untuk Atasan langsung Pemantauan Kasi P2 Jan s/d Des
melakukan update berkelanjutan 2021

3. Mengoptimalkan koordinasi Atasan langsung Pemantauan Kasi P2 Jan s/d Des


antara wasor TB dan petugas TB berkelanjutan 2021
serta kader dalam kualitas dan
ketepatan laporan
4. Memberikan reward dan Atasan langsung Pemantauan Kasi P2 Jan s/d Des
punishment kepada petugas dan berkelanjutan 2021
kader TB
5. Menggunakan komunikasi Atasan langsung Pemantauan Kasi P2 Jan s/d Des
yang efektif dan media yang berkelanjutan 2021
menarik dalam melakukan
edukasi pada masyarakat
6. Melakukan pelatihan public Atasan langsung Pemantauan Kasi P2 Jan s/d Des
speaking kepada semua petugas berkelanjutan 2021
TB
4 Pengelolaan pelayanan Pencegahan dan 1. Mengoptimalkan edukasi pada Atasan langsung Pemantauan Kasi P2 Jan s/d Des
kesehatan penderita penanganan penderita masyarakat akan pentingnya berkelanjutan 2021
Hipertensi Hipertensi sesuai memeriksakan kesehatan secara
standar rutin
2. Mengoptimalkan peran lintas Atasan langsung Pemantauan Kabid Kesmas Jan s/d Des
sektor (kelurahan, RT, RW, berkelanjutan 2021
kader) dalam memberikan
edukasi kepada masyarakat
3. Mengoptimalkan koordinasi Atasan langsung Pemantauan Kabid Kesmas Jan s/d Des
dengan Jejaring berkelanjutan 2021
Atasan langsung Pemantauan Kasi P2 Jan s/d Des
4. Efektifitas pelaksanaan berkelanjutan 2021
sosialisasi tentang tupoksi kader

5. Memberikan reward kepada Atasan langsung Pemantauan Kasi P2 Jan s/d Des
kader yang dianggap berprestasi berkelanjutan 2021
untuk meningkatkan motivasi
kader
5 Pengelolaan pelayanan Meningkatnya kualitas 1. Meningkatkan koordinasi yang Atasan langsung Pemantauan Kabid Kesmas Jan s/d Des
kesehatan lingkungan kesehatan lingkungan baik antara Dinkes dengan berkelanjutan 2021
masyarakat stakeholder (Kelurahan)
Pemantauan yang akan Digunakan Tindakan
Tujuan yang Metode Pemantauan
No KEGIATAN Uraian Pengendalian Metode Korektif yang
didentifikasi yang Ada Dilakukan oleh Waktu
Pemantauan Dilakukan

2. Menyusun draft Perwako Atasan langsung Pemantauan Kabid Kesmas Jan s/d Des
tentang pengelolaan limbah berkelanjutan 2021
medis
6 Pelaksanaan Akreditasi Meningkatnya Kualitas 1. Mengoptimalkan pelaksanaan Atasan langsung Pemantauan Kasi Yankes Jan s/d Des
Fasilitas Kesehatan di Pelayanan di Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan berkelanjutan 2021
Kabupaten/ Kota Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
Sesuai Standar

2. Meningkatkan Kapasitas Atasan langsung Pemantauan Kasi Yankes Jan s/d Des
petugas yang sesuai standar berkelanjutan 2021

3. Penggunaan Sistim pelayanan Atasan langsung Pemantauan Kabid PPSDK Jan s/d Des
berbasis elektronik berkelanjutan 2021

4. Mengoptimalkan evaluasi atas Atasan langsung Pemantauan Kabid PPSDK Jan s/d Des
kinerja petugas berkelanjutan 2021
Atasan langsung Pemantauan Kepala Jan s/d Des
5. Optimalitas Manajemen Risiko berkelanjutan Puskesmas dan 2021
Tim Auidt Mutu
6. Pelatihan terhadap petugas Atasan langsung Pemantauan Kasi Yankes Jan s/d Des
secara optimal berkelanjutan 2021
7 Pengelolaan Jaminan Terpenuhinya Jaminan 1. Melakukan Evaluasi Atasan langsung Pemantauan Kasi Yankes Jan s/d Des
Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat pelaksanaan sosialisasi dalam berkelanjutan 2021
Secara Menyeluruh bentuk menyebarkan kuisioner
tentang Relevansi Materi dan
Kapasitas Narasumber
2. Mengoptimalkan validasi data Atasan langsung Pemantauan Kasi Yankes Jan s/d Des
JKN berkelanjutan 2021
3. Mengoptimalkan sosialisasi Atasan langsung Pemantauan Kasi Yankes Jan s/d Des
manfaat JKN berkelanjutan 2021
8 Peningkatan Upaya Terlaksananya Atasan langsung Pemantauan Kasi Promkes Jan s/d Des
Promosi Kesehatan, kebijakan tentang berkelanjutan 2021
1. Melaksanakan promosi yang
Advokasi, Kemitraan dan kesehatan
efektif
Pemberdayaan
Masyarakat
meningkatnya Atasan langsung Pemantauan Kabid PPSDK Jan s/d Des
pengetahuan kader dan 2. Pelaksanaan Advokasi yang berkelanjutan 2021
masyarakat efektif
Pemantauan yang akan Digunakan Tindakan
Tujuan yang Metode Pemantauan
No KEGIATAN Uraian Pengendalian Metode Korektif yang
didentifikasi yang Ada Dilakukan oleh Waktu
Pemantauan Dilakukan

3. Optimalitas pelaksanaan Atasan langsung Pemantauan Kabid PPSDK Jan s/d Des
koordinasi berkelanjutan 2021

9 Pengadaan sarana Terpenuhinya sarana 1. Peningkatan Kompetensi Atasan langsung Pemantauan Kepala Dinas Jan s/d Des
fasilitas pelayanan fasilitas pelayanan petugas perencana berkelanjutan Kesehatan 2021
kesehatan kesehatan yang sesuai
standar
2. Optimalisasi pelaksanaan Atasan langsung Pemantauan Kabid PPSDK Jan s/d Des
Koordinasi berkelanjutan 2021

3. Peningkatan Kompetensi dan Atasan langsung Pemantauan Kepala Dinas Jan s/d Des
integritas aparatur berkelanjutan Kesehatan 2021

Anda mungkin juga menyukai