SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah
terselesaikannya penyusunan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Rencana
Tindak Pengendalian (RTP) Tahun 2021.
Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentangSistemPengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah instrumen yang tepat
untuk mendukung kinerja manajemen penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Sejalan dengan penetapan SPIP untuk diberlakukan diseluruh Indonesia, maka
untuk Pemerintah Kota Solok telah ditetapkan Peraturan Walikota Solok Nomor 36
Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Pemerintah Kota Solok.
Dinas Kesehatan Kota Solok dalam penerapan SPIP perlu membuat dokumen
Rencana Tindak Pengendalian untuk digunakan sebagai alat untuk kegiatan
pengendalian yang akan dilaksanakan oleh seluruh Pimpinan dan pegawai di
lingkungan Dinas Kesehatan Kota Solok.
Rencana Tindak Pengendalian ini akan menjadi acuan dalam
mengimplementasikan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah khususnya Dinas
Kesehatan. Agar sistem pengendalian intern yang dibangun efektif dan efisien
diperlukan suatu rancangan yang tepat. Untuk itu, diperlukan suatu rencana
tindak pengendalian yang akan menjadi penentu arah penyelenggaraan SPIP yang
terintegrasi dalam setiap tindakan dan kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan
Kota Solok dalam rangka mengamankan upaya pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
Akhirnya, semoga upaya kita bersama dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat mendapatkan rahmat, hidayah, dan ridho dari Allah SWT,
Amin.
LAMPIRAN
- FORM CEE
- FORM CSA
1
I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Sebagai kelanjutan reformasi birokrasi di bidang keuangan negara
dengan mengacu kepada Undang‐Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Keuangan Negara dan UU Nomor 17 Tahun 2004 tentang
Keuangan Negara, serta untuk menciptakan good governance sesuai UU
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas
KKN, maka diperlukan sistem pengendalian intern dalam mengelola
keuangan negara/ daerah. Mengingat pentingnya sistem pengendalian
intern, selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang merupakan
turunan dari UU Nomor 1 Tahun 2004 mewajibkan setiap pimpinan
instansi Pemerintah untuk menyelenggarakan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP).
Dinas Kesehatan Kota Solok, sebagai instansi pemerintah menyadari
sepenuhnya akan pentingnya menyelenggarakan SPIP tersebut. Agar
sistem pengendalian intern yang dibangun efektif dan efisien diperlukan
suatu rancangan yang tepat. Untuk itu, diperlukan suatu rencana
tindak pengendalian yang akan menjadi penentu arah penyelenggaraan
SPIP yang terintegrasi dalam setiap tindakan dan kegiatan di lingkungan
Dinas Kesehatan Kota Solok dalam rangka mengamankan upaya
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
B. Dasar Hukum
1. Undang‐undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
3. Peraturan WaliKota Solok Nomor 36 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Pemerintah Kota Solok
D. RuangLingkup
Rencana tindak pengendalian ini fokus kepada pengendalian atas
kegiatan‐ kegiatan pokok dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan di tingkat Dinas Kesehatan Kota Solok. Pelaksanaan rencana
tindak pengendalian melibatkan seluruh jajaran pimpinan, tingkatan
manajemen, pegawai, dan unit kerja di lingkungan Dinas KesehatanKota
Solok. Realisasi atas rencana tindak pengendalian diharapkan dalam
tahun 2020.
B. Tujuan SPIP
Penyelenggaraan SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Pemberian keyakinan
tersebut dicapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang‐ undangan.
C. Unsur‐unsur SPIP
Penyelenggaraan SPIP meliputi unsur‐ unsur sistem pengendalian intern
sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah kondisi suatu instansi Pemerintah
yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern. Membangun
lingkungan pengendalian memiliki arti membangun dan menciptakan
suatu “atmosfir” yang kondusif yang mendorong terimplementasinya
sistem pengendalian intern secara efektif. Lingkungan pengendalian
yang baik merupakan kunci keberhasilan penyelenggaraan
pengendalian intern di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Solok.
2. Penilaian Risiko
Penilaian risiko merupakan bagian integral dalam proses pengelolaan
risiko dalam pengambilan keputusan pada tindakan dan kegiatan
melalui tahapan identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko. Penilaian
risiko merupakan pencerminan dari pelaksanaan prinsip kehati‐
hatian dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan
Kota Solok.
3. Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk
mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan
prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah
dilaksanakan secara efektif. Kegiatan pengendalian merupakan
pencerminan dari aktualisasi penerapan kebijakan SPIP oleh Dinas
Kesehatan Kota Solok untuk mencapai tujuan‐ tujuan pengendalian
yang telah ditetapkan.
5. Pemantauan Berkelanjutan
Pemantauan atas pengendalian intern di lingkungan Dinas
Kesehatan Kota Solok pada dasarnya, dilaksanakan untuk
memastikan apakah sistem pengendalian intern pada suatu instansi
Dinas Kesehatan telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan
apakah perbaikan‐ perbaikan yang perlu dilakukan telah
dilaksanakan sesuai dengan perkembangan yang terjadi.
B. Risiko‐risiko
Berdasarkan hasil penilaian atas risiko yang mengancam pencapaian
tujuan, terdapat risiko‐risiko yang menjadi prioritas untuk ditanganani.
Risiko‐risiko dimaksud meliputi risiko yang teridentifikasi berdasarkan
permasalahan yang ditemukan oleh pihak auditor dan risiko yang
teridentifikasi melalui diskusi manajemen, yaitu:
4 1; 4 2; 4 3; 4
Resiko 39 Resiko 36
Resiko
4
4,20,24
3 2; 3 3; 3
Resiko Resiko
1,2,3,5,6,7,8,11,13,1
Dampak
3 10,11,16,17,33,
36,39,43,44 4,15,16,17,18,19,21,
25,26,27,28,29,30,3
2 1,32,33,34,35,37
0
0 1 1 Kemungkinan
2 2 3 3 4 4
Sasaran 2:
Menurunkan Angka Kesakitan
1. Pengelolaan pelayanan kesehatan orang terduga Tuberkulosis
a. Pelaksanaan edukasi pada pasien dan keluarga dalam konsumsi obat
dan PMT
b. Pelatihan untuk kader TB
c. Melakukan koordinasi antara wasor TB dan petugas TB serta kader
dalam kualitas dan ketepatan laporan
d. Pelaksanaan edukasi pada masyarakat
e. Melakukan pelatihan public speaking kepada petugas TB di Dinkes
Sasaran 3:
Pelayanan Kesehatan Berkualitas
1. Pelaksanaan Akreditasi Fasilitas Kesehatan di Kabupaten/ Kota
a. Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan
b. Melaksanakan Pelatihan pelayanan prima
dengan maksimal
G. PENUTUP
Pemantauan atas pelaksanaan sesuai rencana tindak pengendalian ini dan
evaluasi atas efektifitas pengendalian yang adaakan menjadi dasar
pertimbangan pembuatan Statement of Responsibility dalam laporan
keuangan
KESIMPULAN
Kelemahan sub unsur 1 (penegakan integritas dan nilai etika) berupa belum adanya kode etik atau aturan perilaku yang
1 diinternalisasikan dengan baik, diantaranya:
a. Aturan perilkau
b. Sosialisasi aturan perilaku
c. Pembacaan dan penandatanganan aturan perilaku
d. Pemahaman kode etik
e. Tindsak lanjut pelanggaran kode etik
Kelemahan sub unsur 2 (komitmen terhadap kompetensi) berupa belum adanya kode etik atau aturan perilaku yang diinternalisasikan
2 dengan baik, diantaranya:
Form ELP 2: Rekapitulasi Hasil Kuesioner CEE
KESIMPULAN
ATRIBUT/ELEMEN DARI SUB JAWABAN KUESIONER
NO. SUB UNSUR HASIL PENILAIAN CEE HASIL PENILAIAN CEE PERTANYAAN PER
UNSUR
PERTANYAAN 1 2 3 4 ∑
1 2 3 4 5 6 7 8
A. PENEGAKAN Kurang Memadai 2 PENGEMBANGAN — Pimpinan Instansi Kurang Memadai 2 Apakah Para pegawai mendapatkan pesan Kurang 2 10 16 13 7 46
1 mengembangkan sikap etika dan tata nilai integritas & nilai etika secara rutin dari Memadai
INTEGRITAS DAN NILAI
yang dapat dimengerti oleh seluruh pimpinan instansi? (Misalnya keteladanan,
ETIKA
pegawai pesan moral dan lain-lain)
KOMUNIKASI — Pimpinan Instansi Kurang Memadai 2 Apakah dokumen Pernyataan Kode etik Kurang 2 15 23 8 0 46
6 mengkomunikasikan komitmennya akan telah disampaikan kepada seluruh Memadai
nilai-nilai etika melalui perkataan dan pegawai?
tindakan
Apakah di dalam sosialisasi kode etik Kurang 2 14 23 9 0 46
7 dijelaskan tentang bagaimana prakteknya Memadai
dalam situasi sehari-hari?
Apakah Kebijakan organisasi dan aturan Tidak 1 21 19 4 2 46
8 perilaku setiap tahun telah diinformasikan Memadai
kepada pihak ketiga?
PENEKANAN KEMBALI —pentingnya Kurang Memadai 2 Apakah Media organisasi (majalah/buletin Kurang 2 14 25 5 2 46
9 integritas dan nilai-nilai etika internal, papan pengumuman, situs resmi, Memadai
dikomunikasikan dan ditekankan dan lain-lain ) menginformasikan
berulangkali kepada semua pegawai pelaksanaan kode etik?
secara tepat pada organisasi
PENGAWASAN — terdapat proses- Kurang Memadai 2 Apakah seluruh pegawai secara rutin telah Tidak 1 26 15 0 5 46
10 proses untuk melakukan pengawasan menandatangani pernyataan kode Memadai
terhadap prinsip-prinsip integritas dan nilai- etik/aturan perilaku?
nilai etika
Apakah Pernyataan Kode etik telah dibaca Kurang 2 18 22 5 0 45
11 oleh semua pegawai? Memadai
Apakah Pernyataan Kode etik telah Kurang 2 17 20 8 0 45
12 dipahami oleh semua pegawai? Memadai
Apakah sosialisasi kode etik dan aturan Kurang 2 15 18 10 2 45
13 perilaku organisasi diikuti oleh semua Memadai
pegawai?
Apakah Terdapat fungsi khusus yang Cukup 3 3 14 23 5 45
14 melayani pengaduan masyarakat? Memadai
DEVIASI/PERBEDAAN ditanggapi — Kurang Memadai 2 Apakah pimpinan instansi mendapat Kurang 2 13 19 11 2 45
15 deviasi/perbedaan dari nilai-nilai integritas informasi atas kepatuhan etika organisasi? Memadai
dan nilai-nilai etika diidentifikasi tepat
waktu sesuai tingkatan dalam organisasi
Apakah Pelanggaran kode etik Kurang 2 13 22 9 1 45
16 ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang Memadai
berlaku?
Apakah Tindak lanjut atas pelanggaran Tidak 1 19 14 11 1 45
17 kode etik dilakukan oleh petugas yang Memadai
kompeten dan independen?
B. KOMITMEN TERHADAP Kurang Memadai 2 Identifikasi Kompetensi- Kurang Memadai 2 Apakah Strategi dan perencanaan Kurang 2 11 29 5 0 45
18 kompetensi pegawai dikomunikasikan Memadai
KOMPETENSI; kompetensi — Kompetensi-kompetensi
secara memadai?
yang mendukung efektifitas pelaporan
keuangan, pengendalian internal, dan
manajemen risiko diidentifikasi
KESIMPULAN
ATRIBUT/ELEMEN DARI SUB JAWABAN KUESIONER
NO. SUB UNSUR HASIL PENILAIAN CEE HASIL PENILAIAN CEE PERTANYAAN PER
UNSUR
PERTANYAAN 1 2 3 4 ∑
Apakah SDM yang memadai tersedia Cukup 3 0 19 23 3 45
19 untuk melaksanakan strategi dan Memadai
perencanaaan organisasi?
Apakah pegawai yang kompeten secara Kurang 2 1 30 12 2 45
20 tepat mengisi struktur organisasi? Memadai
Pertahankan Individu – Organisasi Kurang Memadai 2 Apakah Proses seleksi pegawai dilakukan Kurang 2 11 23 8 3 45
21 mempekerjakan dan menggunakan dengan mempertimbangkan kompetensi Memadai
individu yang memiliki kompetensi yang yang tepat untuk jabatan yang diisi?
dibutuhkan dalam pelaporan keuangan,
pengendalian internal, compliance , dan
manajemen risiko.
Apakah Anda setuju bahwa Pimpinan Memadai 4 5 8 12 20 45
22 memiliki pemahaman yang luas tidak
sekedar tupoksi saja?
Apakah Kompetensi SDM dipantau secara Kurang 2 11 23 11 0 45
23 efektif? Memadai
Apakah Strategi perencanaan pelatihan Kurang 2 6 32 7 0 45
24 meliputi pelatihan lintas bagian? Memadai
Apakah Pelatihan yang memadai selalu Kurang 2 11 29 4 1 45
25 dilakukan sebelum pegawai menduduki Memadai
posisi penting ?
Apakah Anda Setuju bahwa Prosedur Cukup 3 1 4 34 6 45
26 akuntansi dilaksanakan dengan baik oleh Memadai
staf keuangan?
Evaluasi Kompetensi — Kompetensi Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa Prosedur Cukup 3 0 10 27 8 45
27 yang dibutuhkan dievaluasi secara regular untuk menilai kompetensi pegawai telah Memadai
dan dijaga kesinambungannya didokumentasikan secara memadai?
Artikulasi Tujuan — Pimpinan Instansi menetapkan Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa setiap Cukup 3 0 8 37 0 45
35 dan mengartikulasikan secara jelas tujuan pegawai memahami tujuan pengendalian Memadai
pengendalian internal intern?
Memilih Prinsip-prinsip dan Estimasi-Estimasi — Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa setiap Cukup 3 0 9 36 0 45
36 Pimpinan Instansi mengikuti disiplin proses tujuan pegawai turut serta dalam menetapkan Memadai
dalam mengembangkan tujuan pengendalian internal tujuan pengendalian intern?
KESIMPULAN
ATRIBUT/ELEMEN DARI SUB JAWABAN KUESIONER
NO. SUB UNSUR HASIL PENILAIAN CEE HASIL PENILAIAN CEE PERTANYAAN PER
UNSUR
PERTANYAAN 1 2 3 4 ∑
D. PEMBENTUKAN Cukup Memadai 3 Tetapkan Tanggungjawab – Pimpinan Instansi Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa Desain Cukup 3 1 15 29 0 45
37 menetapkan tanggungjawab pelaporan internal untuk struktur organisasi sudah sesuai dengan Memadai
STRUKTUR
setiap area fungsional dan unit organisasi ukuran dan karakternya?
ORGANISASI YANG
Apakah Anda Setuju bahwa pejabat yang Cukup 3 0 5 39 1 45
38 SESUAI DENGAN
ditunjuk mengerti dan taat pada tanggung Memadai
KEBUTUHAN jawab pelaporan yang ada?
Apakah Risiko yang muncul dari Kurang 2 12 17 16 0 45
39 keberadaan struktur organisasi Memadai
diperhitungkan pimpinan instansi?
Apakah Anda Setuju bahwa Struktur Cukup 3 1 13 31 0 45
40 organisasi yang ada mempermudah Memadai
melihat risiko?
Menjaga Struktur — Pimpinan Instansi menjaga Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa pejabat yang Cukup 3 1 13 30 1 45
41 struktur organisasi yang memfasilitasi pelaporan yang ditunjuk dalam struktur pengendalian Memadai
efektip dan komunikasi lainnya tentang pengendalian internal mengerti peran dan
internal diantara fungsi dan posisi Pimpinan Instansi tanggungjawab mereka?
Menjaga Kelangsungan Proses — Garis Pelaporan Kurang Memadai 2 Apakah Proses validasi atas tingkat Kurang 2 1 23 19 2 45
43 Pimpinan Instansi mengetahui pentingnya menjaga kehandalan, keakuratan, kelengkapan, Memadai
kelangsungan proses sebagai tujuan verifikasi dari ketepatan waktu sistem informasi
informasi yang dihasilkan dari sistem informasi dilakukan secara berkala?
organisasi
E. PENDELEGASIAN Cukup Memadai 3 Pimpinan Instansi mengawasi pengendalian internal Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa peran Cukup 3 2 11 32 0 45
44 dan bagian risiko – Pimpinan Instansi mengawasi pengawasan telah dilaksanakan secara Memadai
WEWENANG DAN
proses penentuan tanggung jawab untuk tepat oleh pimpinan?
TANGGUNG JAWAB
pengendalian internal dan Pimpinan Instansi risiko
YANG TEPAT;
Apakah diskusi pengawasan yang tepat Kurang 2 2 24 19 0 45
45 selalu dilakukan pada saat rapat Memadai
pimpinan?
Tentukan Tanggungjawab – penunjukan Cukup Memadai 3 Apakah Anda Setuju bahwa Cukup 3 1 11 33 0 45
46 tanggungjawab dan delegasi otoritas didefinisikan pendelegasian wewenang dan tanggung Memadai
secara jelas untuk semua pegawai yang ikut serta jawab dilaksanakan secara tepat?
dalam pengendalian internal dan Pimpinan Instansi
risiko, proses pelaporan keuangan, dan compliance.
KETERANGAN WARNA :
Tidak Memadai
Kurang Memadai
Cukup Memadai
Memadai
PETUNJUK PENGISIAN
Kolom 1 Sudah jelas.
Kolom 2 Sudah jelas.
Kolom 3 Disimpulkan dari modus hasil penilaian CEE atas masing-masing atribut/elemen (kolom 5) pada sub unsur terkait.
Kolom 4 Sudah jelas.
Kolom 5 Disimpulkan dari modus kesimpulan per pertanyaan yang terkait dengan masing-masing atribut/elemen
Kolom 6 Sudah jelas.
Kolom 7 Disimpulkan berdasarkan atas modus jawaban dari responden.
Kolom 8 Diisi berdasarkan jawaban responden atas kuesioner CEE.
FORM ELP 3 : SIMPULAN SEMENTARA HASIL CEE
Kesimpulan
Sub Unsur Hasil ELP 2 Penjelasan Hasil ELP 1 Penjelasan Analisis Penjelasan
Sementara
1 2 3 4 5 6 7 8
Penegakan Integritas dan Nilai Kurang Memadai 1. Lemahnya Kurang Memadai Sudah ada Perda No 1 Kode etik belum Kurang Memadai
Etika pengembangan sikap Tahun 2008 tentang disosialisasikan kepada
etika dan tata nilai Etika Pemerintahan Kota seluruh pegawai
seperti: Solok oleh Bagian Hukum
dan HAM Setda Kota
Solok namun belum
dimutakhirkan dan
dibaca serta dipahami
dengan baik oleh pegawai
2) Pendapatan belum
mencerminkan kinerja
pegawai
2. Kurangnya komunikasi
komitmen akan nilai etika
seperti: Belum adanya
penyampaian
informasi/dokumen
pernyataan kode
etik/aturan perilaku
kepada seluruh pegawai
3. Kurangnya penekanan
kembali atas pentingnya
integritas dan nilai etika
seperti: Belum adanya
media (majalah, buletin
dan lain-lain) yang
menginformasikan
pelaksanaan kode etik
4. Kurangnya
pengawasan terhadap
prinsip-prinsip integritas
dan nilai etika, seperti:
Kesimpulan
Sub Unsur Hasil ELP 2 Penjelasan Hasil ELP 1 Penjelasan Analisis Penjelasan
Sementara
1) Kode etik/aturan
perilaku belum
seluruhnya
ditandatangani
2) Kode etik/aturan
perilaku belum
seluruhnya
dibaca/dipahami
3) Sosialisasi kode
etik/aturan perilaku
belum seluruhnya diikuti
pegawai
4. Kurangnya
penanganan terhadap
perbedaan nilai-nilai
integritas dan etika,
seperti:
1) Pelanggaran terhadap
kode etik belum
sepenuhnya
ditindaklanjuti oleh
petugas yang kompeten
dan independen
Komitmen terhadap Kurang Memadai 1). Strategi dan Kurang Memadai Pelatihan sudah berdasar Sudah memiliki SOP, Kurang Memadai
Kompetensi perencanaan kompetensi kompetensi Analisis Jabatan dan telah
pegawai belum mengupayakan peningkatan
dikomunikasikan kapasitas SDM melalui
pengiriman aparatur untuk
mengikuti pelatihan
berdasarkan kompetensi.
PETUNJUK PENGISIAN
Kolom 1 Diisi delapan sub unsur lingkungan pengendalian
Kolom 2 Diisi dengan simpulan dari formulir ELP2 atas masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian (Memadai, Cukup Memadai, Kurang Memadai,
Kolom 3 Diisi dengan uraian simpulan masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian berdasarkan formulir ELP2
Kolom 4 Diisi dengan simpulan dari formulir ELP1 atas masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian (Memadai, Cukup Memadai, Kurang Memadai,
Kolom 5 Diisi dengan uraian simpulan masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian berdasarkan formulir ELP2
Kolom 6 Diisi dengan analisis fasilitator atas kondisi masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian berdasarkan hasil ELP1 dan ELP2. Jika hasil
Kolom 7 Diisi dengan simpulan fasilitator atas kondisi masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian (Memadai, Cukup Memadai, Kurang Memadai,
Kolom 8 Diisi dengan uraian simpulan masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian sesuai dengan kolom 7
FORM ELP 4 : RENCANA TINDAK PERBAIKAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Rencana tindak perbaikan ini idealnya harus didokumentasikan dalam rencana tindak perbaikan yang telah
Kolom 1Sudah jelas
Kolom Diisi dengan sub unsur lingkungan pengendalian dan rencana tindakan perbaikan lingkungan yang direncanakan
2 atas sub unsur tersebut
Kolom 3Diisi dengan simpulan atas masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian (Memadai, Cukup Memadai, Kurang
Kolom 4Diisi dengan tick mark (√) atas masing-masing rencana tindak perbaikan lingkungan pengendalian jika dianggap
Kolom 5Diisi dengan tick mark (√) atas masing-masing rencana tindak perbaikan lingkungan pengendalian jika tidak
Identifikasi Tujuan Strategis
Mewujudkan peningkatan
Meningkatkan derajat kesehatan Meningkatkan pelayanan
derajat kesehatan
masyarakat kesehatan keluarga
masyarakat
IKU: Menurunkan AKI
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Meningkatkatnya Akuntabilitas
Keuangan dan Kinerja
Catatan:
Uraian Visi berisi visi unit organisasi di baris atas kolom
1. Kolom 1 berisi nomor urut
2. Kolom 2 berisi uraian misi sesuai dengan dokumen Renstra
3. Kolom 3 berisi uraian tentang tujuan sesuai dengan dokumen renstra
4. Kolom 4 berisi uraian tentang sasaran yang selaras dokumen renstra
5. Kolom 5 berisi uraian tentang kegiatan yang mendukung capaian tujuan strategis
Identifikasi Kegiatan & Tujuan Kegiatan
Keselarasan dengan
No Kegiatan Tujuan Kegiatan tujuan/sasaran Keterangan
strategis
1 2 3 4 5
Catatan:
1. Kolom 1 berisi nomor urut
2. Kolom 2 berisi uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan penilaian risiko
3. Kolom 3 berisi uraian tentang tujuan ataas kegiatan yang akan dilakukan penilaian risiko
4. Kolom 4 berisi uraian tentang keselarasan tujuan kegiatan dengan tujuan/sasaran diatasnya (strategis)
IDENTIFIKASI RISIKO
No
Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan
1 2 3 4 5 6 7
IDENTIFIKASI RISIKO DARI SETIAP TAHAPAN-
kegiatan yang strategis (MENDUKUNG ambil dari kelemahan dalam lingkungan
TAHAPAN PROSES PADA SETIAP KEGIATAN
TUPOKSI UTAMA) pada OPD masing- pengendalian DENGAN
Tujuan yang spesifik dari kegiatan (jika bersumber dari DPA UTAMA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN : BIDANG/SUB BIDANG TERKAIT YANG DAMPAK DENGAN MEMPERHATIKAN 4
masing, berdasarkan MEMPERHATIKAN
pilih outcome, jika tujuan di DPA masih belum spesifik kaitkan DIMENSI WAKTU SPESIFIK BERHUBUNGAN DG RISIKO KRITERIA : KEUANGAN, KINERJA,
DPA : kegiatan utama OPD/ 5 M (MAN,MONEY,MATERIAL,
dengan PK/IKU) DIMENSI KUALITAS YANG DI IDENTIFIKASI REPUTASI, TUNTUTAN HUKUM
PK/IKU (jika DPA belum menggambarkan MACHINE,METHOD)
DIMENSI KEAMANAN/KESELAMATAN
TUPOKSI UTAMA OPD) CARI PENYEBAB MENDASARNYA
1 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Menurunkan Angka Kematian Ibu 1 Masih rendahnya kunjungan ibu hamil ke Faskes Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat 1. Rendahnya kesadaran dan Tidak terdeteksinya secara dini
Hamil Cakupan Pelayanan Ibu hamil sesuai standar sehingga tidak terdeteksinya resiko pada ibu pengetahuan dari Ibu Hamil dan permasalahan pada ibu hamil (Capaian
hamil keluarga bumil komplikasi belum mencapai target)
4 Tidak terdeteksinya Balita gizi kurang / gizi buruk Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat Rendahnya kunjungan balita ke Meningkatnya kasus gizi kurang/ buruk
yang berada diwilayah sehingga kasus gizi buruk Posyandu
kurang terpantau
3 Pengelolaan pelayanan kesehatan Cakupan pelayanan kesehatan orang terduga TBC sesuai 1 Masih Adanya pasien TB yang tidak disiplin Kasi P2 1) Penolakan pasien dan keluarga Munculnya kasus TBC MDR dari
orang terduga Tuberkulosis standar dalam mengkonsumsi obat dan masih adanya pasien (PMO) untuk lebih disiplin penderita yang tidak sembuh
petugas/kader kurang disiplin dalam penanganan dalam mengkonsumsi obat
sehingga beresiko munculnya kasus TBC Kebal
Obat
Output: Jumlah pasien TB dan 2) Laporan Program TBC dengan
petugas yang diberikan makanan SITB dari puskesmas sering
tambahan, Seminar Hari TB, bermasalah sehingga menyulitkan
Pemantauan pasien TB MDR oleh dalam rekapan data kesembuhan
petugas ke RS TB RO TBC di dinas kesehatan
3) Beban kerja petugas yang tinggi
5 Tingkat penularan TB masih tinggi sehingga Kasi P2 Edukasi yang dilakukan belum efektif Angka Kesakitan tinggi
angka kesakitan tidak bisa diturunkan
Disiplin pasien dalam menjalankan
perilaku pencegahan penularan
Belum sinkron nya data pusdatin
dengan data real di lapangan
4 Pengelolaan pelayanan kesehatan Cakupan pelayanan kesehatan penderita hipertensi sesuai 1 Rendahnya partisisipasi masyarakat dalam Kasi P2 1) Pola pikir masyarakat yang belum Kasus hipertensi tidak dapat dideteksi
penderita Hipertensi standar melakukan kunjungan pemeriksaan di Faskes menyadari pentingnya pemeriksaan secara dini
sehingga jumlah penderita hipertensi tidak dapat kesehatan secara rutin
dideteksi
2) Kurangnya pemahaman
Output: Bimtek tatalaksana hipertensi
masyarakat tentang komplikasi dari
bagi tenaga kesehatan, Deteksi dini
hipertensi
hipertensi, Pelaksanaan seminar hari
hipertensi, Jejaring tatalaksana
hipertensi pada masyarakat dan OPD
No
Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan
3) Penyampaian informasi kepada
masyarakat masih belum optimal
2 Jejaring tatalaksana Hipertensi di masyarakat dan Kasi P2 1) Kurangnya koordinasi lintas sektor Jejaring tatalaksana Hipertensi tidak
OPD belum berjalan secara optimal sehingga terkait deteksi dini hipertensi berjalan dengan optimal
pencegahan dan penanganan hipertensi tidak
dapat dilakukan secara dini
2) Kurangnya partisipasi masyarakat Data yang dimiliki oleh Dinkes belum
ikut serta dalam jejaring tatalaksana akurat dan menyeluruh
hipertensi
3) Kurangnya kesadaran unit
organisasi tertentu untuk ikut serta
dalam jejaring tatalaksana hipertensi
5 Pengelolaan pelayanan kesehatan Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan masyarakat 1 Peserta tidak sesuai dengan undangan yang Kasi Kesling Kurangnya koordinasi dengan Mengajak pemicuan kepada masyarakat
lingkungan dikirim (pemicuan STBM 5 pilar) aparatur setempat (Kelurahan) tidak tercapai
Output: Jumlah peserta yang 2 Praktek kesehatan swasta belum diundang dalam Kasi Kesling 1. Belum optimalnya pembinaan Limbah medis pada klinik swasta tidak
mengikuti pemicuan STBM 5 pilar, sosialisasi pengelolaan limbah medis sehingga terhadap praktek swasta terkelola dengan baik sesuai Permen LH
Jumlah peserta pengelolaan limbah B3 belum memiliki pengetahuan terkait pengelolaan No 101 Tahun 2014
di Fasyankes limbah
2. Belum disusunnya Perwako Terkait
pengolahan limbah medis
6 Pelaksanaan Akreditasi Fasilitas Meningkatnya Kualitas Pelayanan di Fasilitas Pelayanan 1 Meningkatnya Kasus Infeksi dan Mal Praktek di Kasi Yankes 1. Tenaga kesehatan yang tidak Berkurangnya kepercayaan masyarakat
Kesehatan di Kabupaten/ Kota Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Sesuai Standar FKTP terlatih dan tidak memiliki Surat tanda
registrasi sebagai tenaga kesehatan
dan sertifikat pelatihan khusus
7 Pengelolaan Jaminan Kesehatan Terpenuhinya Jaminan Kesehatan Masyarakat Secara 1 Pelaksanaan sosialisasi belum efektif sehingga Kasi Yankes 1. Peserta yang menghadiri kegiatan Capaian kinerja tidak sesuai dengan
Masyarakat Menyeluruh belum tepat sasaran tidak sesuai dengan undangan (RT, target yang ditetapkan
RW, Tokoh Masyarakat )
8 Peningkatan Upaya Promosi Terlaksananya kebijakan tentang kesehatan 1 Produk kebijakan masih lemah secara hukum Kasi promosi dan Pemberdayaan Kebijakan hanya berbentuk himbauan Menurunnya derajat kesehatan
Kesehatan, Advokasi, Kemitraan dan Meningkatnya pengetahuan kader dan masyarakat sehingga tidak dianggap penting dan sulit masyarakat dan belum terdapat sanksi mengikat masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat diterapkan
Output: Kampanye germas dan PHBS Kebijakan yang tidak populer tidak
melalui media, Kampanye terlaksana sehingga kebijakan
implementasi germas, Penyuluhan luar tentang kesehatan rendah
dan dalam gedung
2 Kegiatan advokasi tidak diikuti oleh pemegang Kegiatan advokasi hanya dihadiri oleh
kebijakan dari masing - masing OPD sehingga staf sehingga tidak tepat sasaran
kebijakan tidak mendukung kesehatan
9 Pengadaan sarana fasilitas pelayanan Terpenuhinya sarana fasilitas pelayanan kesehatan yang 1. Proses perencanaan kegiatan belum sistimatis Identifikasi kebutuhan belum Pelayanan kesehatan yang diberikan
kesehatan sesuai standar sehingga menghasilkan mutu konstruksi yang mengakomodir usulan dan kebutuhan kepada masyarakat tidak memenuhi
rendah dan manfaat yang tidak tercapai masyarakat standar
(Efektivitas)
Kompetensi tenaga perencana masih
Output: Terlaksananya pembangunan
belum memadai (Kuantitas dan
gedung labkesda
Kualitas)
Penyusunan Desain, HPS, Spesifikasi
teknis) dan manajemen mutu yang
belum baik
Keterbatasan alokasi anggaran untuk
perencanaan oleh pihak ke 3
(Konsultan)
2. Proses penganggaran kegiatan belum memenuhi Anggaran tidak sesuai dengan skala
prinsip 3E dan akuntabilitas sehingga prioritas dalam RPJMD, Renstra, IKU
menghasilkan penganggaran yang tidak tepat dan Renja
guna dan dapat dipertanggungjawabkan
Terganggunya kepentingan
masyarakat (penutupan saluran air,
penutupan akses jalan)
Adanya kepentingan individu
masyarakat yang tidak terakomodir
5. Proses pelaporan dan pertanggung jawaban (SPj) Waktu pelaksanaan pekerjaan fisik
kegiatan tidak tepat waktu sehingga berakibat tidak seuai jadwal yang telah
terhadap keterlambatan penatausahaan ditetapkan
keuangan
Penyusunan jadwal perencanaan
pekerjaan tidak memperhitungkan
waktu yang tersedia
Beban kerja diakhir tahun yang tinggi
9 Tidak terdeteksinya Balita gizi kurang / gizi buruk Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat Rendahnya kunjungan balita ke
yang berada diwilayah sehingga kasus gizi buruk Posyandu 2 3 6
kurang terpantau
3 Pengelolaan pelayanan kesehatan Pencegahan dan penanganan penderita 10 Masih Adanya pasien TB yang tidak disiplin Kasi P2 1) Penolakan pasien dan keluarga Munculnya kasus TBC MDR dari
orang terduga Tuberkulosis tuberkulosis sesuai standar dalam mengkonsumsi obat dan masih adanya pasien (PMO) untuk lebih disiplin penderita yang tidak sembuh
petugas/kader kurang disiplin dalam penanganan dalam mengkonsumsi obat 2 3 6
sehingga beresiko munculnya kasus TBC Kebal
Obat
Tota
No Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan KM DP
l
2) Laporan Program TBC dengan
SITB dari puskesmas sering
bermasalah sehingga menyulitkan
dalam rekapan data kesembuhan
TBC di dinas kesehatan
3) Beban kerja petugas yang tinggi
4) Kurangnya kemitraan dengan
lintas sektor terkait layanan TB RO
5) Masih ada kader yang tidak aktif
dalam penemuan kasus TB
6) Disiplin pasien dalam
mengkonsumsi obat rendah
11 Proses pemantauan penanganan pasien TB Kasi P2 1) Pemberian bantuan PMT tidak Rendahnya angka kesembuhan
belum optimal sehingga proses penyembuhan tepat sasaran karena dikonsumsi oleh 3 3 9
berjalan lambat keluarga pasien
2) Disiplin pasien dalam
mengkonsumsi obat rendah
3) Masih ada kader yang tidak aktif
dalam pemantauan kasus TB
12 Masih rendahnya kunjungan pasien TB ke Faskes Kasi P2 1. Rendahnya kesadaran dan Angka kesakitan pasien TB masih tinggi
sehingga mempengaruhi tingkat kesembuhan pengetahuan dari pasien TB dan 3 2 6
keluarga
2. Peran pendampingan kader yang
belum optimal
3. Kondisi pasien yang kurang
mampu dan tidak adanya
pendamping
13 Proses pelaporan dari petugas dan kader yang Kasi P2 Beban kerja petugas yang tinggi Pelaporan ke Provinsi dan Pusat menjadi
ada dipuskesmas ke Wasor mengalami terlambat
keterlambatan dan belum sesuai dengan yang 3 3 9
diharapkan sehingga proses monitoring tidak
dapat berjalan dengan maksimal
Belum ada sanksi atas keterlambatan Penanganan terhadap penderita TB
dalam pengiriman laporan dengan komplikasi menjadi terlambat
14 Tingkat penularan TB masih tinggi sehingga Kasi P2 Edukasi yang dilakukan belum efektif Angka Kesakitan tinggi
3 3 9
angka kesakitan tidak bisa diturunkan
Disiplin pasien dalam menjalankan
perilaku pencegahan penularan
Belum sinkron nya data pusdatin
dengan data real di lapangan
4 Pengelolaan pelayanan kesehatan Pencegahan dan penanganan penderita 15 Rendahnya partisisipasi masyarakat dalam Kasi P2 1) Pola pikir masyarakat yang belum Kasus hipertensi tidak dapat dideteksi
penderita Hipertensi Hipertensi sesuai standar melakukan kunjungan pemeriksaan di Faskes menyadari pentingnya pemeriksaan secara dini
3 3 9
sehingga jumlah penderita hipertensi tidak dapat kesehatan secara rutin
dideteksi
2) Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang komplikasi dari
hipertensi
3) Penyampaian informasi kepada
masyarakat masih belum optimal
16 Jejaring tatalaksana Hipertensi di masyarakat dan Kasi P2 1) Kurangnya koordinasi lintas sektor Jejaring tatalaksana Hipertensi tidak
OPD belum berjalan secara optimal sehingga terkait deteksi dini hipertensi berjalan dengan optimal
pencegahan dan penanganan hipertensi tidak 3 3 9
dapat dilakukan secara dini
5 Pengelolaan pelayanan kesehatan Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan 18 Peserta tidak sesuai dengan undangan yang Kasi Kesling Kurangnya koordinasi dengan Mengajak pemicuan kepada masyarakat
lingkungan masyarakat dikirim (pemicuan STBM 5 pilar) aparatur setempat (Kelurahan) tidak tercapai 3 3 9
19 Praktek kesehatan swasta belum diundang dalam Kasi Kesling 1. Belum optimalnya pembinaan Limbah medis pada klinik swasta tidak
sosialisasi pengelolaan limbah medis sehingga terhadap praktek swasta terkelola dengan baik sesuai Permen LH
belum memiliki pengetahuan terkait pengelolaan No 101 Tahun 2014 3 3 9
limbah
2. Belum disusunnya Perwako Terkait
pengolahan limbah medis
6 Pelaksanaan Akreditasi Fasilitas Meningkatnya Kualitas Pelayanan di Fasilitas 20 Meningkatnya Kasus Infeksi dan Mal Praktek di Kasi Yankes 1. Tenaga kesehatan yang tidak Berkurangnya kepercayaan masyarakat
Kesehatan di Kabupaten/ Kota Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama ( FKTP ) FKTP sehingga berpotensi terjadinya korban jiwa terlatih dan tidak memiliki Surat tanda
Sesuai Standar registrasi sebagai tenaga kesehatan 1 4 4
dan sertifikat pelatihan khusus
7 Pengelolaan Jaminan Kesehatan Terpenuhinya Jaminan Kesehatan Masyarakat 25 Pelaksanaan sosialisasi belum efektif sehingga Kasi Yankes 1. Peserta yang menghadiri kegiatan Capaian kinerja tidak sesuai dengan
Masyarakat Secara Menyeluruh belum tepat sasaran tidak sesuai dengan undangan (RT, target yang ditetapkan
3 3 9
RW, Tokoh Masyarakat )
27 Jumlah peserta JKN mandiri yang menunggak Kasi Yankes 1. Masyarakat tidak mampu melunasi Banyaknya masyarakat yang tidak
premi masih tinggi sehingga tidak dapat tunggakan yang sudah menumpuk mendapatkan Layanan Kesehatan 3 3 9
didaftarkan sebagai peserta PBI
2. Kurangnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya jaminan kesehatan
8 Peningkatan Upaya Promosi terlaksananya kebijakan tentang kesehatan 30 Produk kebijakan masih lemah secara hukum Kasi promosi dan Pemberdayaan Kebijakan hanya berbentuk himbauan Menurunnya derajat kesehatan
Kesehatan, Advokasi, Kemitraan dan sehingga tidak dianggap penting dan sulit masyarakat dan belum terdapat sanksi mengikat masyarakat 3 3 9
Pemberdayaan Masyarakat diterapkan
meningkatnya pengetahuan kader dan Kebijakan yang tidak populer tidak
masyarakat terlaksana sehingga kebijakan
tentang kesehatan rendah
31 Kegiatan advokasi tidak diikuti oleh pemegang Kegiatan advokasi hanya dihadiri oleh
kebijakan dari masing - masing OPD sehingga staf sehingga tidak tepat sasaran 3 3 9
kebijakan tidak mendukung kesehatan
Kebijakan yang tidak berdampak
langsung kemasyarakat tidak
didukung oleh stakeholder terkait
Tota
No Kegiatan Tujuan yang diidentifikasi Pernyataan Risiko Pemilik Risiko Penyebab Dampak pada Capaian Tujuan KM DP
l
Metode komunikasi informasi dan
edukasi yang kurang tepat tidak
dapat menyampaikan pesan yang
diinginkan kepada masyarakat
32 Kordinasi antar lintas sektor kurang terorganisir Kasi promosi dan Pemberdayaan Rendahnya frekwensi rapat kordinasi Rendahnya PHBS di seluruh tatanan
sehingga perencanaan dan evaluasi tidak masyarakat antar lintas sektor masyarakat 3 3 9
maksimal
Pelaksanaan pembinaan kader hanya
1 x setahun
Tidak adanya mekanisme rerward and
punisment dalam pelaksanaan
kebijakan
33 Kemampuan intelektual kader yang tidak merata 1. Pelatihan yang dilakukan tidak
dan Pengelolaan kader tidak tersentral sehingga diserap sempurna oleh kader
tidak terkelola dengan maksimal
2. Kader dikelola oleh OPD lain
9 Pengadaan sarana fasilitas pelayanan Terpenuhinya sarana fasilitas pelayanan 34 Proses perencanaan kegiatan belum sistimatis Identifikasi kebutuhan belum Pelayanan kesehatan yang diberikan
kesehatan kesehatan yang sesuai standar sehingga menghasilkan mutu konstruksi yang mengakomodir usulan dan kebutuhan kepada masyarakat tidak memenuhi
3 3 9
rendah dan manfaat yang tidak tercapai masyarakat standar
(Efektivitas)
Kompetensi tenaga perencana masih
belum memadai (Kuantitas dan
Kualitas)
Penyusunan Desain, HPS, Spesifikasi
teknis) dan manajemen mutu yang
belum baik
Keterbatasan alokasi anggaran untuk
perencanaan oleh pihak ke 3
(Konsultan)
35 Proses penganggaran kegiatan belum memenuhi Anggaran tidak sesuai dengan skala
prinsip 3E dan akuntabilitas sehingga prioritas dalam RPJMD, Renstra, IKU
menghasilkan penganggaran yang tidak tepat dan Renja 3 3 9
guna dan dapat dipertanggungjawabkan
Terganggunya kepentingan
masyarakat (penutupan saluran air,
penutupan akses jalan)
Adanya kepentingan individu
masyarakat yang tidak terakomodir
38 Proses pelaporan dan pertanggung jawaban (SPj) Waktu pelaksanaan pekerjaan fisik
kegiatan tidak tepat waktu sehingga berakibat tidak seuai jadwal yang telah
3 3 9
terhadap keterlambatan penatausahaan ditetapkan
keuangan
Penyusunan jadwal perencanaan
pekerjaan tidak memperhitungkan
waktu yang tersedia
Beban kerja diakhir tahun yang tinggi
Tujuan yang Pengendalian yang sudah Efektivitas Pengendalian Pengendalian yang masih Penanggung Waktu
No KEGIATAN Pernyataan Risiko Pengendalian yang Harus ada
didentifikasi ada yang ada dibutuhkan Jawab Pelaksanaan
1 Pengelolaan Pelayanan Menurunkan Angka 1 Masih rendahnya kunjungan ibu hamil 1. Berkolaborasi dengan lintas Mengoptimalkan peran Bidan Belum Efektif 1. Berkolaborasi dengan lintas Kasi Kesga
Kesehatan Ibu Hamil Kematian Ibu ke Faskes sehingga tidak program pemberdayaan wilayah dalam memantau ibu program pemberdayaan dan Gizi
Cakupan Pelayanan Ibu terdeteksinya resiko pada ibu hamil masyarakat dengan melibatkan hamil yang ada di wilayah masyarakat dengan melibatkan Masyarakat
hamil sesuai standar perangkat kelurahan atau kerjanya perangkat kelurahan atau
pemuka masyarakat untuk pemuka masyarakat untuk
meningkatkan partisipasi meningkatkan partisipasi
masyarakat khususnya ibu hamil masyarakat khususnya ibu hamil
dan keluarganya dan keluarganya
2 Pelaksanaan sosialisasi belum efektif Melakukan Evaluasi pelaksanaan Belum Efektif Melakukan Evaluasi pelaksanaan
sehingga belum tepat sasaran sosialisasi sosialisasi dalam bentuk
menyebarkan kuisioner tentang
Relevansi Materi dan Kapasitas
Narasumber
3 Belum ada puskesmas yang mampu 1. Memberdayakan kembali SDM Belum Efektif 1. Memberdayakan kembali SDM
PONED, sehingga kunjungan yang telah mengikuti pelatihan yang telah mengikuti pelatihan
persalinan di Puskesmas rendah PONED PONED
5 Masih tingginya kasus bumil KEK Penguatan kualitas kunjungan Belum Efektif Penguatan kualitas kunjungan
sehingga menyebabkan kasus BBLR, pelaksanaan K1 dan K4 pelaksanaan K1 dan K4
underweight, stunting dan wasting.
2 Pengelolaan Pelayanan Menurunkan Angka 6 Tidak tercapainya target sampel 1. Mengadakan pelatihan SHK 1. Mengadakan pelatihan SHK Belum Efektif 1. Efektifitas pelatihan SHK bagi
Kesehatan Bayi Baru Lahir Kematian Bayi pengambilan darah pada bayi baru yang efektif bagi petugas bagi petugas petugas
Mendeteksi Kelainan lahir
bawaan pada bayi baru
lahir
2. Mengoptimalkan peran Bidan Belum Efektif 2. Evaluasi terhadap peran Bidan
Penanggung jawab dalam Penanggung jawab dalam
pelaksanaan Kunjungan pelaksanaan Kunjungan
Neonatus untuk melakukan SHK Neonatus untuk melakukan SHK
pada bayi yang ada di wilayah pada bayi yang ada di wilayah
kerja kerja
Tujuan yang Pengendalian yang sudah Efektivitas Pengendalian Pengendalian yang masih Penanggung Waktu
No KEGIATAN Pernyataan Risiko Pengendalian yang Harus ada
didentifikasi ada yang ada dibutuhkan Jawab Pelaksanaan
7 Capaian neonatus komplikasi masih 1. Mengoptimalkan peran Bidan Belum Efektif 1. Evaluasi peran Bidan
rendah sehingga komplikasi pada Penanggung jawab wilayah Penanggung jawab wilayah
neonatus tidak terdeteksi sejak dini untuk melaksanakan KN sesuai untuk melaksanakan KN sesuai
standar standar
8 Balita tidak mendapatkan alur 1. Pelaksanaan pelatihan 1. Melaksanakan pelatihan Belum Efektif 1. Efektifitas pelaksanaan
penatalaksanaan sesuai bagan MTBS/M yang efektif kepada MTBS/M kepada semua pelatihan MTBS/M kepada
MTBS/M sehingga kemungkinan semua petugas kesehatan yang petugas kesehatan yang semua petugas kesehatan yang
kesalahan diagnosa dan tindakan melakukan pelayanan terhadap melakukan pelayanan terhadap melakukan pelayanan terhadap
bayi dan balita baik di Faskes bayi dan balita baik di Faskes bayi dan balita baik di Faskes
pemerintah maupun jejaring pemerintah maupun jejaring pemerintah maupun jejaring
3 Pengelolaan pelayanan Pencegahan dan 9 Proses pemantauan penanganan 1. Pelaksanaan edukasi pada 1. Pelaksanaan edukasi pada Belum Efektif 1. Meningkatkan intensitas
kesehatan orang terduga penanganan penderita pasien TB belum optimal sehingga pasien dan keluarga dalam pasien dan keluarga dalam edukasi dan memilih metode
Tuberkulosis tuberkulosis sesuai proses penyembuhan berjalan lambat konsumsi obat dan PMT secara konsumsi obat dan PMT edukasi yang tepat pada pasien
standar berkala dan keluarga dalam konsumsi
obat dan PMT
10 Proses pelaporan dari petugas dan 1. Melakukan koordinasi antara Belum Efektif 1. Mengoptimalkan koordinasi
kader yang ada dipuskesmas ke wasor TB dan petugas TB serta antara wasor TB dan petugas TB
Wasor mengalami keterlambatan dan kader dalam kualitas dan serta kader dalam kualitas dan
belum sesuai dengan yang ketepatan laporan ketepatan laporan
diharapkan sehingga proses
monitoring tidak dapat berjalan
dengan maksimal
Belum Efektif 2. Memberikan reward dan
punishment kepada petugas dan
kader TB
Tujuan yang Pengendalian yang sudah Efektivitas Pengendalian Pengendalian yang masih Penanggung Waktu
No KEGIATAN Pernyataan Risiko Pengendalian yang Harus ada
didentifikasi ada yang ada dibutuhkan Jawab Pelaksanaan
11 Tingkat penularan TB masih tinggi 1. Penggunaan komunikasi yang 1. Pelaksanaan edukasi pada Belum Efektif 1. Menggunakan komunikasi
sehingga angka kesakitan tidak bisa efektif dan media yang menarik masyarakat yang efektif dan media yang
diturunkan dalam melakukan edukasi pada menarik dalam melakukan
masyarakat edukasi pada masyarakat
2. Petugas TB dapat 2. Melakukan pelatihan public Belum Efektif 2. Melakukan pelatihan public
berkomunikasi secara efektif speaking kepada petugas TB di speaking kepada semua petugas
Dinkes TB
4 Pengelolaan pelayanan Pencegahan dan 12 Rendahnya partisisipasi masyarakat 1. Edukasi yang optimal pada 1. Sosialisasi pada masyarakat Belum Efektif 1. Mengoptimalkan edukasi pada
kesehatan penderita penanganan penderita dalam melakukan kunjungan masyarakat akan pentingnya akan pentingnya memeriksakan masyarakat akan pentingnya
Hipertensi Hipertensi sesuai pemeriksaan di Faskes sehingga memeriksakan kesehatan secara kesehatan secara rutin memeriksakan kesehatan secara
standar jumlah penderita hipertensi tidak rutin rutin
dapat dideteksi
13 Jejaring tatalaksana Hipertensi di 1. Koordinasi dengan Jejaring 1. Sudah ada koordinasi Belum Efektif 1. Mengoptimalkan koordinasi
masyarakat dan OPD belum berjalan yang optimal dengan Jejaring dengan Jejaring
secara optimal sehingga pencegahan
dan penanganan hipertensi tidak
dapat dilakukan secara dini
14 Tingkat keaktifan kader dalam 1. Pelaksanaan sosialisasi 1. Melaksanakan sosialisasi Belum Efektif 1. efektifitas pelaksanaan
melakukan sosialisasi kepada tentang tupoksi kader yang tentang tupoksi kader sosialisasi tentang tupoksi kader
masyarakat rendah sehingga tingkat efektif
partisipasi masyarakat dalam proses
pencegahan dan pendeteksian dini
terhadap hipertensi menjadi rendah
16 Praktek kesehatan swasta belum Tersedianya Perwako tentang Belum Efektif Menyusun draft Perwako tentang
diundang dalam sosialisasi pengelolaan limbah medis pengelolaan limbah medis
pengelolaan limbah medis sehingga
belum memiliki pengetahuan terkait
pengelolaan limbah
6 Pelaksanaan Akreditasi Meningkatnya Kualitas 17 Meningkatnya Kasus Infeksi dan Mal Kompetensi SDM yang sesuai Melaksanakan Pendidikan dan Belum Efektif Mengoptimalkan pelaksanaan
Fasilitas Kesehatan di Pelayanan di Fasilitas Praktek di FKTP sehingga berpotensi standar Pelatihan Pendidikan dan Pelatihan
Kabupaten/ Kota Pelayanan Kesehatan terjadinya korban jiwa
Tingkat Pertama ( FKTP
) Sesuai Standar
Tujuan yang Pengendalian yang sudah Efektivitas Pengendalian Pengendalian yang masih Penanggung Waktu
No KEGIATAN Pernyataan Risiko Pengendalian yang Harus ada
didentifikasi ada yang ada dibutuhkan Jawab Pelaksanaan
18 Meningkatnya Komplain Masyarakat Kapasitas petugas yang sesuai Belum Efektif Meningkatkan Kapasitas petugas
terkait pelayanan yang kurang standar yang sesuai standar
berkualitas sehingga mengurangi
tingkat kepercayaan
Penggunaan Sistim pelayanan Belum Efektif Penggunaan Sistim pelayanan
berbasis elektronik berbasis elektronik
Optimalitas evaluasi atas kinerja Belum Efektif Mengoptimalkan evaluasi atas
petugas kinerja petugas
19 Meningkatnya Risiko kecelakaan kerja Manajemen Risiko yang optimal Belum Efektif Optimalitas Manajemen Risiko
dalam pemberian pelayanan dan
berakibat terjadinya korban
Tersedianya tenaga yang terlatih Pelatihan terhadap petugas
secara optimal
7 Pengelolaan Jaminan Terpenuhinya Jaminan 20 Pelaksanaan sosialisasi belum efektif Melakukan Evaluasi pelaksanaan Belum Efektif Melakukan Evaluasi pelaksanaan
Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat sehingga belum tepat sasaran sosialisasi sosialisasi dalam bentuk
Secara Menyeluruh menyebarkan kuisioner tentang
Relevansi Materi dan Kapasitas
Narasumber
21 Belum validnya data penerima Data JKN yang valid Belum Efektif Mengoptimalkan validasi data
jaminan sehingga tujuan belum tepat JKN
sasaran
22 Jumlah peserta JKN mandiri yang Efektifnya sosialisasi terkait Belum Efektif Mengoptimalkan sosialisasi
menunggak premi masih tinggi manfaat JKN bagi masyarakat manfaat JKN
sehingga tidak dapat didaftarkan
sebagai peserta PBI
8 Peningkatan Upaya terlaksananya kebijakan 25 Produk promosi masih lemah secara Efektivitas pelaksanaan promosi Pelaksanaan promosi Belum Efektif Melaksanakan promosi yang
Promosi Kesehatan, tentang kesehatan hukum sehingga tidak dianggap efektif
Advokasi, Kemitraan dan penting dan sulit diterapkan
Pemberdayaan
Masyarakat
meningkatnya 26 Kegiatan advokasi tidak diikuti oleh Advokasi yang efektif Pelaksanaan Advokasi Belum Efektif Pelaksanaan Advokasi yang
pengetahuan kader dan pemegang kebijakan dari masing - efektif
masyarakat masing OPD sehingga kebijakan tidak
mendukung kesehatan
27 Kordinasi antar lintas sektor kurang Koordinasi yang baik antara Pelaksanaan koordinasi Belum Efektif Optimalitas pelaksanaan
terorganisir sehingga perencanaan lintas sektor koordinasi
dan evaluasi tidak maksimal
9 Pengadaan sarana fasilitas Terpenuhinya sarana 28 Proses perencanaan kegiatan belum Kompetensi petugas perencana Belum Efektif Peningkatan Kompetensi
pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan sistimatis sehingga menghasilkan yang memadai petugas perencana
kesehatan yang sesuai mutu konstruksi yang rendah dan
standar manfaat yang tidak tercapai
(Efektivitas)
29 Proses penganggaran kegiatan belum Kompetensi petugas perencana Belum Efektif Peningkatan Kompetensi
memenuhi prinsip 3E dan yang memadai petugas Keuangan
akuntabilitas sehingga menghasilkan
penganggaran yang tidak tepat guna
dan dapat dipertanggungjawabkan
30 Proses pelaksanaan kegiatan belum Kompetensi petugas perencana Belum Efektif Peningkatan Kompetensi
memenuhi Standar dan Pedoman yang memadai petugas pelaksana
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
sehingga output pekerjaan tidak
sesuai standar
31 Potensi konflik dengan masyarakat Koordinasi dengan lintas sektor Belum Efektif Optimalitas pelaksanaan
dilokasi pekerjaan tinggi sehingga terkait koordinasi
menghambat dalam penyelesaian
pekerjaan.
Tujuan yang Pengendalian yang sudah Efektivitas Pengendalian Pengendalian yang masih Penanggung Waktu
No KEGIATAN Pernyataan Risiko Pengendalian yang Harus ada
didentifikasi ada yang ada dibutuhkan Jawab Pelaksanaan
33 Terjadinya pelanggaran integritas oleh Kompetensi dan integritas Belum Efektif Peningkatan Kompetensi dan
aparatur sehingga berdampak buruk aparatur yang memadai integritas aparatur
pada pencapaian kinerja kegiatan
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
1 Pengelolaan Pelayanan Menurunkan Angka 1. Berkolaborasi dengan lintas Rapat koordinasi dengan stake Kabid Kesmas Stakeholder terkait Jan s/d Des
Kesehatan Ibu Hamil Kematian Ibu program pemberdayaan holder terkait 2021
Cakupan Pelayanan Ibu masyarakat dengan melibatkan
hamil sesuai standar perangkat kelurahan atau
pemuka masyarakat untuk
meningkatkan partisipasi
masyarakat khususnya ibu hamil
dan keluarganya
2. Mengoptimalkan peran Bidan Arahan lisan, Monitoring, Rapat Kasi Kesga Kepala Puskesmas, Jan s/d Des
wilayah dalam memantau ibu Koordinasi antara Kepala Penanggung Jawab 2021
hamil yang ada di wilayah Puskesmas dengan Kasi Kesga wilayah
kerjanya
3. Meningkatkan peran kader Laporan Kegiatan Kasi Kesga Kader pendamping ibu Jan s/d Des
pendamping untuk ikut serta hamil 2021
mengawal ibu hamil
4. Melakukan Evaluasi Laporan Kegiatan Kasi Kesga Peserta Sosialisasi Jan s/d Des
pelaksanaan sosialisasi dalam 2021
bentuk menyebarkan kuisioner
tentang Relevansi Materi dan
Kapasitas Narasumber
5. Memberdayakan kembali SDM Rapat Staf Kabid Kesmas Kepala Puskesmas Jan s/d Des
yang telah mengikuti pelatihan 2021
PONED
6. Mengadakan pelatihan Laporan Kegiatan Kabid Kesmas Kepala Puskesmas Jan s/d Des
PONED 2021
7. Meningkatkan kompetensi Pelatihan, Sosialisasi, Laporan Kabid Kesmas Kasi Kesga, Kepala Jan s/d Des
bidan dan kader pendamping Kegiatan Puskesmas 2021
dalam bentuk pelatihan atau
sosialisasi
8. Pengawasan pelaksanaan dan Sosialisasi, Rapat Staf, Laporan Kepala Puskesmas dan Petugas Kesehatan Jan s/d Des
publikasi SOP Kegiatan Tim Auidt Mutu 2021
9. Penguatan kualitas kunjungan Monitoring, Rapat Koordinasi, Kabid Kesmas Kasi Kesga, Kepala Jan s/d Des
pelaksanaan K1 dan K4 Laporan Kegiatan Puskesmas 2021
Tujuan yang Pengendalian yang Waktu
No KEGIATAN Bentuk Komunikasi Penyedia Informasi Penerima Informasi
didentifikasi direncanakan Pelaksanaan
2 Pengelolaan Pelayanan Menurunkan Angka 1. Efektifitas pelatihan SHK bagi Monitoring, Laporan Kegiatan Kasi Kesga Kepala Puskesmas, Jan s/d Des
Kesehatan Bayi Baru Lahir Kematian Bayi petugas Penanggung Jawab 2021
Mendeteksi Kelainan Program Ibu dan Anak
bawaan pada bayi baru Puskesmas
lahir
2. Evaluasi terhadap peran Bidan Monitoring, Rapat Koordinasi, Kabid Kesmas Kasi Kesga, Kepala Jan s/d Des
Penanggung jawab dalam Laporan Kegiatan Puskesmas 2021
pelaksanaan Kunjungan
Neonatus untuk melakukan SHK
pada bayi yang ada di wilayah
kerja
3. Evaluasi peran Bidan Monitoring, Rapat Koordinasi, Kabid Kesmas Kasi Kesga, Kepala Jan s/d Des
Penanggung jawab wilayah Laporan Kegiatan Puskesmas 2021
untuk melaksanakan KN sesuai
standar
4. Melakukan pembinaan kepada Monitoring, Rapat Koordinasi, Kasi Kesga Kepala Puskesmas, Bidan Jan s/d Des
Bidan Penanggung Jawab Laporan Kegiatan Koordinator Puskesmas 2021
wilayah secara konsisten dan
berkesinambungan
5. Efektifitas pelaksanaan Monitoring, Laporan Kegiatan Kasi Kesga Kepala Puskesmas, Jan s/d Des
pelatihan MTBS/M kepada Penanggung Jawab 2021
semua petugas kesehatan yang Program Anak Puskesmas
melakukan pelayanan terhadap
bayi dan balita baik di Faskes
pemerintah maupun jejaring
6. Peningkatan pengawasan Monitoring, Laporan Kegiatan Kasi Kesga Kepala Puskesmas, Jan s/d Des
Faskes agar setiap ruangan Penanggung Jawab 2021
pelayanan bayi/ balita memiliki Program Anak Puskesmas
Alur/ Bagan MTBS/M
7. Mendorong petugas untuk Monitoring, Laporan Kegiatan Kasi Kesga Kepala Puskesmas, Bidan Jan s/d Des
memperluas cakupan Penanggung jawab wilayah 2021
pelaksanaan MTBS/M pada
klinik/ faskes swasta
3 Pengelolaan pelayanan Pencegahan dan 1. Meningkatkan intensitas Arahan lisan Kasi P2 Pengelola TB Puskesmas Jan s/d Des
kesehatan orang terduga penanganan penderita edukasi dan memilih metode 2021
Tuberkulosis tuberkulosis sesuai edukasi yang tepat pada pasien
standar dan keluarga dalam konsumsi
obat dan PMT
Tujuan yang Pengendalian yang Waktu
No KEGIATAN Bentuk Komunikasi Penyedia Informasi Penerima Informasi
didentifikasi direncanakan Pelaksanaan
3. Mengoptimalkan koordinasi Koordinasi lintas program Kabid Kesmas Kasi P2, Kepala Jan s/d Des
antara wasor TB dan petugas TB Puskesmas, Wasor TB 2021
serta kader dalam kualitas dan Dinkes, Pengelola program
ketepatan laporan TB Puskesmas
4. Memberikan reward dan Arahan Lisan Kabid Kesmas Kasi P2, Kepala Jan s/d Des
punishment kepada petugas dan Puskesmas 2021
kader TB
5. Menggunakan komunikasi Buku Pedoman, Arahan lisan Wasor TB Pengelola program TB Jan s/d Des
yang efektif dan media yang Puskesmas 2021
menarik dalam melakukan
edukasi pada masyarakat
6. Melakukan pelatihan public Pelatihan, Laporan Kegiatan Kasi P2 Kepala Puskesmas Jan s/d Des
speaking kepada semua petugas 2021
TB
4 Pengelolaan pelayanan Pencegahan dan 1. Mengoptimalkan edukasi pada Sosialisasi, himbauan Kasi P2 Kepala Puskesmas, Jan s/d Des
kesehatan penderita penanganan penderita masyarakat akan pentingnya Pengelola PTM 2021
Hipertensi Hipertensi sesuai memeriksakan kesehatan secara
standar rutin
2. Mengoptimalkan peran lintas Rapat koordinasi dengan stake Kabid Kesmas Stakeholder terkait Jan s/d Des
sektor (kelurahan, RT, RW, holder terkait 2021
kader) dalam memberikan
edukasi kepada masyarakat
3. Mengoptimalkan koordinasi Rapat koordinasi dengan stake Kabid Kesmas Stakeholder terkait Jan s/d Des
dengan Jejaring holder terkait 2021
Monitoring, Laporan Kegiatan Kasi P2 Kepala Puskesmas Jan s/d Des
4. Efektifitas pelaksanaan 2021
sosialisasi tentang tupoksi kader
5. Memberikan reward kepada Arahan Lisan Kabid Kesmas Kasi P2, Kepala Jan s/d Des
kader yang dianggap berprestasi Puskesmas 2021
untuk meningkatkan motivasi
kader
5 Pengelolaan pelayanan Meningkatnya kualitas 1. Meningkatkan koordinasi yang Rapat koordinasi dengan stake Kabid Kesmas Stakeholder terkait Jan s/d Des
kesehatan lingkungan kesehatan lingkungan baik antara Dinkes dengan holder terkait 2021
masyarakat stakeholder (Kelurahan)
Tujuan yang Pengendalian yang Waktu
No KEGIATAN Bentuk Komunikasi Penyedia Informasi Penerima Informasi
didentifikasi direncanakan Pelaksanaan
2. Menyusun draft Perwako Rapat Staf, Laporan Kegiatan Kabid Kesmas Kasi Kesling Kesjaor Jan s/d Des
tentang pengelolaan limbah 2021
medis
6 Pelaksanaan Akreditasi Meningkatnya Kualitas 1. Mengoptimalkan pelaksanaan Monitoring, Laporan Kegiatan Kabid PPSDK Kasi Yankes Jan s/d Des
Fasilitas Kesehatan di Pelayanan di Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan 2021
Kabupaten/ Kota Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
Sesuai Standar
2. Meningkatkan Kapasitas Pelatihan, Laporan Kegiatan Kasi Yankes Kepala Puskesmas Jan s/d Des
petugas yang sesuai standar 2021
3. Penggunaan Sistim pelayanan Koordinasi lintas program Kabid PPSDK Pihak Ketiga Jan s/d Des
berbasis elektronik 2021
4. Mengoptimalkan evaluasi atas Rapat staf, Arahan lisan Kabid PPSDK Kasi Yankes, Kepala Jan s/d Des
kinerja petugas Puskesmas 2021
Sosialisasi, Rapat Staf, Laporan Kepala Puskesmas dan Petugas Kesehatan Jan s/d Des
5. Optimalitas Manajemen Risiko Kegiatan Tim Auidt Mutu 2021
6. Pelatihan terhadap petugas Pelatihan, Laporan Kegiatan Kasi Yankes Kepala Puskesmas Jan s/d Des
secara optimal 2021
7 Pengelolaan Jaminan Terpenuhinya Jaminan 1. Melakukan Evaluasi Laporan Kegiatan Kasi Yankes Peserta Sosialisasi Jan s/d Des
Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat pelaksanaan sosialisasi dalam 2021
Secara Menyeluruh bentuk menyebarkan kuisioner
tentang Relevansi Materi dan
Kapasitas Narasumber
2. Mengoptimalkan validasi data Rapat koordinasi dengan stake Kasi Yankes Stakeholder terkait Jan s/d Des
JKN holder terkait 2021
3. Mengoptimalkan sosialisasi Laporan Kegiatan Kasi Yankes Stakeholder terkait Jan s/d Des
manfaat JKN 2021
8 Peningkatan Upaya Terlaksananya Kasi Promkes Jan s/d Des
Promosi Kesehatan, kebijakan tentang 2021
1. Melaksanakan promosi yang Kepala Puskesmas,
Advokasi, Kemitraan dan kesehatan Laporan Kegiatan
efektif Petugas Penyuluh
Pemberdayaan
Masyarakat
meningkatnya Rapat koordinasi dengan stake Kabid PPSDK Stakeholder terkait Jan s/d Des
pengetahuan kader dan 2. Pelaksanaan Advokasi yang holder terkait 2021
masyarakat efektif
Tujuan yang Pengendalian yang Waktu
No KEGIATAN Bentuk Komunikasi Penyedia Informasi Penerima Informasi
didentifikasi direncanakan Pelaksanaan
3. Optimalitas pelaksanaan Rapat Staf Kabid PPSDK Kasi Promkes Jan s/d Des
koordinasi 2021
9 Pengadaan sarana Terpenuhinya sarana 1. Peningkatan Kompetensi Pelatihan, Sosialisasi Kepala Dinas Kesehatan Kabid PPSDK Jan s/d Des
fasilitas pelayanan fasilitas pelayanan petugas perencana 2021
kesehatan kesehatan yang sesuai
standar
2. Optimalisasi pelaksanaan Rapat Staf Kabid PPSDK Kasi SDK, Pejabat Jan s/d Des
Koordinasi pengadaan 2021
3. Peningkatan Kompetensi dan Pelatihan, Sosialisasi Kepala Dinas Kesehatan Kabid PPSDK Jan s/d Des
integritas aparatur 2021
DAFTAR RANCANGAN PEMANTAUAN
4. Melakukan Evaluasi Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
pelaksanaan sosialisasi dalam berkelanjutan 2021
bentuk menyebarkan kuisioner
tentang Relevansi Materi dan
Kapasitas Narasumber
5. Memberdayakan kembali SDM Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
yang telah mengikuti pelatihan berkelanjutan 2021
PONED
6. Mengadakan pelatihan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
PONED berkelanjutan 2021
7. Meningkatkan kompetensi Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
bidan dan kader pendamping berkelanjutan 2021
dalam bentuk pelatihan atau
sosialisasi
8. Pengawasan pelaksanaan dan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
publikasi SOP berkelanjutan 2021
9. Penguatan kualitas kunjungan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
pelaksanaan K1 dan K4 berkelanjutan 2021
Pemantauan yang akan Digunakan Tindakan
Tujuan yang Metode Pemantauan
No KEGIATAN Uraian Pengendalian Metode Korektif yang
didentifikasi yang Ada Dilakukan oleh Waktu
Pemantauan Dilakukan
2 Pengelolaan Pelayanan Mendeteksi kelainan 1. Efektifitas pelatihan SHK bagi Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
Kesehatan Bayi Baru Lahir bawaan pada bayi baru petugas berkelanjutan 2021
lahir
2. Evaluasi terhadap peran Bidan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
Penanggung jawab dalam berkelanjutan 2021
pelaksanaan Kunjungan
Neonatus untuk melakukan SHK
pada bayi yang ada di wilayah
kerja
3. Evaluasi peran Bidan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
Penanggung jawab wilayah berkelanjutan 2021
untuk melaksanakan KN sesuai
standar
4. Melakukan pembinaan kepada Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
Bidan Penanggung Jawab berkelanjutan 2021
wilayah secara konsisten dan
berkesinambungan
5. Efektifitas pelaksanaan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
pelatihan MTBS/M kepada berkelanjutan 2021
semua petugas kesehatan yang
melakukan pelayanan terhadap
bayi dan balita baik di Faskes
pemerintah maupun jejaring
6. Peningkatan pengawasan Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
Faskes agar setiap ruangan berkelanjutan 2021
pelayanan bayi/ balita memiliki
Alur/ Bagan MTBS/M
7. Mendorong petugas untuk Atasan langsung Pemantauan Kasi Kesga Jan s/d Des
memperluas cakupan berkelanjutan 2021
pelaksanaan MTBS/M pada
klinik/ faskes swasta
3 Pengelolaan pelayanan Pencegahan dan 1. Meningkatkan intensitas Atasan langsung Pemantauan Kasi P2 Jan s/d Des
kesehatan orang terduga penanganan penderita edukasi dan memilih metode berkelanjutan 2021
Tuberkulosis tuberkulosis sesuai edukasi yang tepat pada pasien
standar dan keluarga dalam konsumsi
obat dan PMT
Pemantauan yang akan Digunakan Tindakan
Tujuan yang Metode Pemantauan
No KEGIATAN Uraian Pengendalian Metode Korektif yang
didentifikasi yang Ada Dilakukan oleh Waktu
Pemantauan Dilakukan
2. Review kader TB untuk Atasan langsung Pemantauan Kasi P2 Jan s/d Des
melakukan update berkelanjutan 2021
5. Memberikan reward kepada Atasan langsung Pemantauan Kasi P2 Jan s/d Des
kader yang dianggap berprestasi berkelanjutan 2021
untuk meningkatkan motivasi
kader
5 Pengelolaan pelayanan Meningkatnya kualitas 1. Meningkatkan koordinasi yang Atasan langsung Pemantauan Kabid Kesmas Jan s/d Des
kesehatan lingkungan kesehatan lingkungan baik antara Dinkes dengan berkelanjutan 2021
masyarakat stakeholder (Kelurahan)
Pemantauan yang akan Digunakan Tindakan
Tujuan yang Metode Pemantauan
No KEGIATAN Uraian Pengendalian Metode Korektif yang
didentifikasi yang Ada Dilakukan oleh Waktu
Pemantauan Dilakukan
2. Menyusun draft Perwako Atasan langsung Pemantauan Kabid Kesmas Jan s/d Des
tentang pengelolaan limbah berkelanjutan 2021
medis
6 Pelaksanaan Akreditasi Meningkatnya Kualitas 1. Mengoptimalkan pelaksanaan Atasan langsung Pemantauan Kasi Yankes Jan s/d Des
Fasilitas Kesehatan di Pelayanan di Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan berkelanjutan 2021
Kabupaten/ Kota Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
Sesuai Standar
2. Meningkatkan Kapasitas Atasan langsung Pemantauan Kasi Yankes Jan s/d Des
petugas yang sesuai standar berkelanjutan 2021
3. Penggunaan Sistim pelayanan Atasan langsung Pemantauan Kabid PPSDK Jan s/d Des
berbasis elektronik berkelanjutan 2021
4. Mengoptimalkan evaluasi atas Atasan langsung Pemantauan Kabid PPSDK Jan s/d Des
kinerja petugas berkelanjutan 2021
Atasan langsung Pemantauan Kepala Jan s/d Des
5. Optimalitas Manajemen Risiko berkelanjutan Puskesmas dan 2021
Tim Auidt Mutu
6. Pelatihan terhadap petugas Atasan langsung Pemantauan Kasi Yankes Jan s/d Des
secara optimal berkelanjutan 2021
7 Pengelolaan Jaminan Terpenuhinya Jaminan 1. Melakukan Evaluasi Atasan langsung Pemantauan Kasi Yankes Jan s/d Des
Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat pelaksanaan sosialisasi dalam berkelanjutan 2021
Secara Menyeluruh bentuk menyebarkan kuisioner
tentang Relevansi Materi dan
Kapasitas Narasumber
2. Mengoptimalkan validasi data Atasan langsung Pemantauan Kasi Yankes Jan s/d Des
JKN berkelanjutan 2021
3. Mengoptimalkan sosialisasi Atasan langsung Pemantauan Kasi Yankes Jan s/d Des
manfaat JKN berkelanjutan 2021
8 Peningkatan Upaya Terlaksananya Atasan langsung Pemantauan Kasi Promkes Jan s/d Des
Promosi Kesehatan, kebijakan tentang berkelanjutan 2021
1. Melaksanakan promosi yang
Advokasi, Kemitraan dan kesehatan
efektif
Pemberdayaan
Masyarakat
meningkatnya Atasan langsung Pemantauan Kabid PPSDK Jan s/d Des
pengetahuan kader dan 2. Pelaksanaan Advokasi yang berkelanjutan 2021
masyarakat efektif
Pemantauan yang akan Digunakan Tindakan
Tujuan yang Metode Pemantauan
No KEGIATAN Uraian Pengendalian Metode Korektif yang
didentifikasi yang Ada Dilakukan oleh Waktu
Pemantauan Dilakukan
3. Optimalitas pelaksanaan Atasan langsung Pemantauan Kabid PPSDK Jan s/d Des
koordinasi berkelanjutan 2021
9 Pengadaan sarana Terpenuhinya sarana 1. Peningkatan Kompetensi Atasan langsung Pemantauan Kepala Dinas Jan s/d Des
fasilitas pelayanan fasilitas pelayanan petugas perencana berkelanjutan Kesehatan 2021
kesehatan kesehatan yang sesuai
standar
2. Optimalisasi pelaksanaan Atasan langsung Pemantauan Kabid PPSDK Jan s/d Des
Koordinasi berkelanjutan 2021
3. Peningkatan Kompetensi dan Atasan langsung Pemantauan Kepala Dinas Jan s/d Des
integritas aparatur berkelanjutan Kesehatan 2021