Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN AKHIR MAGANG RISET

OPTIMALISASI POTENSI PAJAK DALAM RANGKA


MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD )

OLEH :

Kelompok Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

Farhandhika R 201410050311006

Fatahuddin 201410050311015

Dzikrullah R 201410050311021

Risna Sari A 201410050311024

Dendy Tahir L 201410050311051

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017
Lembaran Pengesahan
Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

Laporan ini telah disetujui dan disahkan.

Disusun Oleh:

Farhandhika R 201410050311006

Fatahuddin 201410050311015

Dzikrullah R 201410050311021

Risna Sari A 201410050311024

Dendy Tahir L 201410050311051

Malang, 20 Oktober 2017

Mengetahui,
Pembimbing Lapangan Koordinator Kelompok

( Surya Bettasari, SE, MM) Fatahuddin

Mengesahkan, Mengetahui,
Kepala sub bidang Penetapan, Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pendataan dan pendaftaran
BPPD kota malang

Dra. Wiwik Yosoniati Salahudin, S.IP., M. Si., M.PA


NIP. 19650810 199112 2003

[ii]
DAFTAR ISI
Lembaran Pengesahan...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 5
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 5
BAB II.................................................................................................................................17
LAPORAN KEGIATAN MAGANG RISET.................................................................17
2.1 Profil badan pelayan pajak daerah....................................................................17
2.2 Aktifitas Magang Riset........................................................................................26
2.2 .1 Aktivitas Magang Farhandhika Ramadhan..................................................27
2.2 .2 Aktivitas Magang Riset Fatahuddin..............................................................29
2.2 .3 Aktivitas Magang Riset Dzikurullah Ramadhan...........................................30
2.2 .4 Aktivitas Magang Riset Risna Sari ...............................................................31
2.2 .5 Aktivitas Magang Riset Dendy Latuconsina................................................32
BAB III...............................................................................................................................35
ANALISA HASIL KEGIATAN......................................................................................35
3.1 Upaya Badan Pelayanan pajak Daerah dalam optimalisasi potensi pajak dalam
meningkatkan PAD ..................................................................................... 35
3.2 Faktor pendukund dan penghambat dalam optimalisasi potensi pajak dalam
meningkatkan PAD............................................................................................43
3.3 Target dan fokus yang dicapai.............................................................................45
Bab IV ...............................................................................................................................46
PENUTUP.........................................................................................................................46
4.1 Kesimpulan....................................................................................................46
4.2 Saran..............................................................................................................48
4.3 Lampiran........................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................53

[iii]
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelaksanaan UU No 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan UU No 25

tahun 1999 tentang desentralisasi fiskal, kemudian direvisi oleh UU No 32 tahun

2004 dan UU No 33 tahun 2004 tentang hal yang sama, telah menyebabkan

perubahan mendasar mengenai hubungan antara pusat dan daerah khususnya dalam

hubungan keuangan antara pusat dan daerah yang lebih dikenal dengan otonomi

daerah. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah

disempurnakan sebanyak dua kali. Penyempurnaan yang pertama dengan

dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah. Adapun perubahan kedua ialah dengan dikeluarkannya

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Serangkaian UU Nomor 23 Tahun 2014 beserta perubahan-perubahannya

tersebut menyebutkan adanya perubahan susunan dan kewenangan pemerintahan

daerah. UU ini memiliki kesamaan dengan UU no 22 no 25 tahun 1999 dan UU No

32 tahun 2014 yang mengatur pemerintah daerah untuk mengatur urusan rumah

tangga daerah termasuk pengelolaan keuangan daerah sendiri. Dan diantara UU

yang sesudah dan sebelum Dalam konsep otonomi daerah, pemerintah daerah

memiliki peran penting dalam mengatur dan mengurus rumah tangga daerah

1 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
termasuk pengelolaan keuangan daerah. Pemerintah daerah diharapkan untuk lebih

mampu menggali potensi sumber-sumber penerimaan daerah dalam membiayai

segala aktivitas pembangunan daerah melalui peningkatan Pendapatan Asli Daerah

(PAD).

Berkaitan dengan peningkatan PAD, pemerintah daerah dapat meningkatkan

melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi sumber penerimaan PAD. Identifikasi

pajak perlu dilakukan untuk mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat melalui

prinsip keadilan, demi tercapainya kemakmuran masyarakat di daerah itu sendiri.

Dengan prinsip tersebut paradigma negatif mengenai pelaksanaan otonomi daerah,

bahwa masyarakat adalah beban pembangunan, dapat diminimalisir.

Pandangan bahwa masyarakat adalah obyek pembangunan harus diubah

menjadi subyek utama pembangunan daerah. Pada era desentralisasi fiskal dan

otonomi daerah, kemandirian daerah dalam mengelola keuangan daerah akan

semakin penting. Kemandirian ini berupa kemandirian dalam perencanaan maupun

dalam pengelolaan sumber-sumber keuangan daerah. Kemandirian yang tinggi

akan memperkuat ketahanan ekonomi daerah dalam menghadapi gejolak

perekonomian nasional maupun internasional yang pada akhirnya mempengaruhi

besar-kecilnya penerimaan bantuan dari pusat.

Kemandirian dalam pengelolaan PAD merupakan kunci kemandirian daerah.

Sumber PAD yang berasal dari pajak dan retribusi daerah masih terbuka luas untuk

dikembangkan. Di kebanyakan kabupaten/kota, PAD hanya menyumbang 5 – 9

persen dari penerimaan APBD kota/kabupaten, hanya beberapa kota/kabupaten saja

2 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
yang memiliki PAD lebih dari 10 persen. Menurut Kuncoro (2004), beberapa

daerah memiliki prosentase penerimaan PAD sangat kecil dibandingkan

penerimaan dari sektor fiskal lainnya. Kenyataan ini menunjukkan bahwa

pemerintah daerah kurang mampu mendayagunakan potensi daerah dalam

membangun daerahnya sendiri.

Gambar 1.1 Komposisi PAD dalam APBD Tahun 2013

Sumber : Ditjen Keuangan Daerah

Dalam komposisi pendapatan asli daerah dalam APBD, dapat diketahui bahwa

pajak daerah memiliki porsi atau presentasi paling besar dalam penyumbang

pendapatan daerah. Selain pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan

kekayaan daerah menjadi komposisi pendapatan asli daerah dalam APBD.

Tabel 1.1

3 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
Sumber : Malang Corruption Watch

Komposisi Pendapatan Daerah 2015 dan 2016 terdiri dari Pendapatan Asli

Daerah (PAD). Sesuai dengan yang tertulis dalam tabel tersebut diatas besarnya

jumlah dana serta presentasi dari masing-masing komposisi pendapatan daerah

dapat dilihat bahwa dana perimbangan yang bersumber dari dana transfer

pemerintah pusat, masih mendominasi sumber pendapatan daerah. Selain itu

pendapatan daerah yang berasalah dari hasil pajak daerah juga memiliki nilai yang

cukup tinggi dan berpengaruh cukup besar dalam penerimaan pendapatan asli

daerah. Sehingga dapat dikatakan bahwa pajak daerah menjadi sumber pendapatan

daerah yang menjanjikan dalam apabila pemerintah daerah dapat optimal dalam

melakukan penarikan pajak daerah.

B. RUMUSAN MASALAH

4 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
1. Bagaimana upaya Badan Pelayanan Pajak Daerah dalam optimalisasi

potensi pajak dalam meningkatkan pendapatan asli daerah?

2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat optimalisasi

potensi pajak dalam meningkatkan pendapatan asli daerah?

C. TUJUAN MAGANG RISET

Adapun tujuan dari magang riset yang dilakuakan di Badan Pelayanan Pajak

Daerah adalah untuk :

1. Untuk mengetahui upaya Badan Pelayanan Pajak Daerah dalam

optimalisasi potensi pajak dalam meningkatkan pendapatan asli daerah.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat optimalisasi potensi

pajak dalam meningkatkan pendapatan asli daerah.

D. MANFAAT MAGANG RISET

1. Manfaat Teoritis

Manfaat dalam teoritis yaitu untuk menambah wawasan bagi peneliti

dan dipakai sebagai dasar penelitian dll.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori yang telah didapat dari

proses perkuliahan

2. Memperoleh pengalaman untuk terlibat langsung dengan pekerjaan

di sebuah instansi

5 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
3. Membangun pengalaman nyata di dunia kerja dan beradaptasi secara

langsung dengan stakeholder

4. Mengukur tingkat analisis mahasiswa tentang riset yang dilakukan

b. Bagi Jurusan Ilmu Pemerintahan

1. Sebagai bahan evaluasi atas kurikulum yang dilaksanakan selama ini

dengan kebutuhan teori dan praktek dalam dunia kerja.

2. Membina kerjasama antara jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas

Muhammadiyah Malang dengan Pemeintah Kota Malang umumnya

dan Badan Pelayanan Pajak Daerah khususnya.

c. Bagi BPPD

1. Mendapatkan SDM unggulan yang langsung dapat direkrut dan

diseleksi.

2. Mendapatkan akses langsung informasi SDM yang siap pakai dan

kompeten.

3. Mendapatkan ide segar, inovatif, dan kreatif dari mahasiswa peserta

program magang.

E. KETERKAITAN MAGANG RISET DENGAN DISIPLIN ILMU

6 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
Sebagai salah satu badan yang mempunyai tugas dalam penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penerimaan dan Pendapatan Daerah.

Dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan daerah dan mewujudkan amanat

Undang-undang No.23 Tahun 2014 tentang otonomi daerah. Sehingga dalam

menigkatkan pendapatan asli daerah, penarikan pajak daerah menjadi salah satu

penyumbang terbesar dalam pendapatan asli daerah. Oleh sebab itu, optimalisasi

penarikan pajak daerah harus dilaksanakan dengan maksimal agar pendapatan

daerah dapat meningkat.

Berdasarkan hal tersebut diatas, serta sesuai tujuan magang riset yang telah

dicantumkan bahwa magang riset ini dilakukan untuk mengetahui lebih dalam baik

praktis maupun teoritis optimalisasi potensi penarikan pajak daerah dalam

meningkatkan pendapatan asli daerah. Sebagai penunjang dalam kegiatan magang

riset ini mahasiswa telah dibekali baik dengan teori-teori serta praktek langsung di

lapangan didalam kegiatan akademik dimasa perkuliahan seperti disiplin ikmu

sistem penganggaran dan perpajakn.

Dalam disiplin ilmu penganggaran, mahasiswa telah diajarkan proses formulasi

penganggaran dari awal penetapan pagu indikatif sebuah anggaran hingga

rancangan penganggaran sampai disahkannya anggaran tersebut. Sedangkan dalam

disiplin ilmu perpajakan, mahasiswa telah diajarkan mengenai pungutan wajib yang

dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan

masyarakat umum. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa mengetahui rakyat yang

membayar pajak tidak akan merasakan manfaat dari pajak secara langsung, karena

pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi.

7 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
F. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Adapun periode magang adalah 2 (dua) bulan, yang dimulai pada awal

September hingga akhir Oktober atau disesuaikan dengan ketentuan penempatan

yang berlaku oleh pihak Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang.

G. DEFINISI KONSEPTUAL DAN OPERASIONAL

1. Definisi Konseptual

a) Optimalisasi

Optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau

optimasi (nilai efektif yang dapat dicapai). Optimasi dapat diartikan sebagai

suatu bentuk mengoptimalkan sesuatu hal yang sudah ada, ataupun merancang

dan membuat sesusatu secara optimal. Optimalisasi juga dapat diartikan

seabgai pencapaian hasil sesuai harapan secara efektif dan efisien.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud:1995:628)

optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi.

Optimalisasi banyak juga diartikan sebagai ukuran dimana semua kebutuhan

dapat dipenuhi dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Menurut Winardi

(1996:363) optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan tercapainya tujuan.

Secara umum optimalisasi adalah pencarian nilai terbaik dari yang tersedia

dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks.

b) Pajak Daerah

8 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
Menurut Tony Marsyahrul (2005:5) “Pajak daerah adalah pajak yang di

kelolah oleh pemerintah daerah (baik pemerintah daerah TK.I maupun

pemerintah daerah TK.II) dan hasil di pergunakan untuk membiayai

pengeluaran rutin dan pembangunan daerah (APBD)”. Menurut Mardiasmo,

(2002:5) “Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau

badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat di

paksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

gunakan untuk membiayai penyelenggarakan pemerintah daerah dan

pembangunan daerah”.

Berdasarkan Undang-Undang No.34 Tahun 2000 jenis-jenis pajak daerah

adalah sebagai berikut :

Pajak Daerah Kabupaten/Kota menurut UU 34/2000 terdiri dari :

a. Pajak Hotel.

b. Pajak Restoran.

c. Pajak Hiburan.

d. Pajak Reklame.

e. Pajak Penerangan Jalan.

f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C.

g. Pajak Parkir,

c) Pendapatan Asli Daerah

Pengertian pendapatan asli daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1

9 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
angka 18 bahwa “Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah

pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

Menurut Warsito (2001:128) Pendapatan Asli Daerah “Pendapatan asli

daerah (PAD) adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh

pemerintah daerah. Sumber PAD terdiri dari: pajak daerah, restribusi daerah,

laba dari badan usaha milik daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah

lainnya yang sah”.

2. Definisi Operasional

a) Optimalisasi potensi pajak dalam rangka meningkatkan pendapatan asli

daerah.

1. Pajak daerah sebagai penyumbang terbesar pendapatan asli daerah.

2. Peran Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang dalam

optimalisasi potensi pajak daerah.

3. Pembangunan kota merupakan salah satu hasil dari penerimaan

potensi pajak daerah.

H. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

10 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode deskriptif. Tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk

menggambarkan upaya Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang dalam

mengoptimalkan potensi pajak daerah. Adapun dideskripsikan pula hambatan

dalam proses optimalisasi potensi pajak daerah serta sejauh mana pajak daerah

dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.

2. Sumber Data

a) Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui terjun

lapang. Menurut Kuncoro data primer merupakan data yang biasanya diperoleh

dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan dan

original. Sehingga data primer akan diperoleh melalui proses wawancara dan

observasi langsung yang dilakukan peneliti selama kegiatan magang riset di

Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang.

Dari proses wawancara diharapkan peserta magang mendapatkan informasi

mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. Upaya Badan Pelayan Pajak Daerah Kota Malang dalam

mengoptimalkan potensi pajak daerah dalam meningkatkan

pendapatan asli daerah.

2. Peran Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang.

11 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
3. Sosialisasi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.

4. Untuk mengetahui apa saja yang menghambat dalam optimalisasi

potensi pajak daerah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah

Kota Malang.

b) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dan

sifatnya sebagai pelengkap. Dalam proses magang riset ini peserta magang

mengharapkan mendapatkan data berupa data fisik berupa jurnal, tabel, grafik,

gambar, formula yang berisikan tentang peran BPPD dalam memonitoring, dan

mengoptimalkan potensi pajak dalam meningkatkan pendapatan asli daerah.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara mengumpulkan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan.

Observasi dilakukan di BPPD Kota Malang.

b) Wawancara

Wawancara ialah kegiatan tanya jawab antara peneliti dengan

narasumber guna mendapatkan informasi. Narasumber dalam wawancara

ini adalah Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang. Wawancara yang

12 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
dilakukan tidak terikat pada pedoman pertanyaan tertentu, melainkan

mengeksplorasi gagasan-gagasan yang muncul selama proses wawancara.

c) Dokumentasi

Metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri

data historis. Data historis yang dimaksud ialah data yang kegunaannya

bertahan lama dari waktu ke waktu sehingga menjadi bukti akurat

penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini akan menghasilkan gambar-

gambar penting terkait topik magang riset.

4. Subjek Penelitian

Subyek penelitian merupakan pihak yang menjadi sasaran penelitian guna

memperoleh informasi terkait topik yang diteliti. Adapun yang menjadi subyek

penelitian ialah Kepala atau Staf Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang

yang memiliki kewenangan dalam mengoptimalkan potensi pajak dalam

meningkatkan pendapatan asli daerah.

5. Analisis Data

Teknik analisa data merupakan kegiatan mengolah data yang diperoleh

selama penelitian guna menghasilkan kesimpulan. Dalam penelitian ini,

digunakan cara berpikir induktif untuk menganalisa data dan mendapatkan

kesimpulan. Metode berpikir induktif mengambil data sebagai pijakan dalam

menjelaskan fenomena sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir. Adapun alur

berpikir induktif yang sebagaimana dimaksud dalam melaksanakan penelitian

ini adalah sebagai berikut.

13 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
Pengumpulan Data
Kesimpulan
(observasi, wawancara,
dokumentasi)

Reduksi Data Penyajian atau


Identifikasi Data

Gambar 1.2 Alur Penarikan Kesimpulan melalui Proses Induktif.

1) Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data merupakan upaya mencari data yang dibutuhkan

terkait dengan topik pembahasan, dalam hal ini mengenai pengelolaan aset

daerah. Cara mengumpulkan data menggunakan teknik observasi, wawancara,

dokumentasi.

2) Reduksi Data

Adapun reduksi data merupakan kegiatan merangkum dan memilah data

yang diperoleh diambil data pokok sesuai kebutuhan.

3) Penyajian Data

14 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
Setelah reduksi data dilakukan, data pokok yang telah dipilah kemudian

disajikan dalam bentuk deskriptif guna menjawab rumusan permasalahan yang

ada.

4) Kesimpulan

Kesimpulan merupakan tahap akhir, dimana data keseluruhan latar

belakang, tujuan, hingga jawaban atas rumusan masalah dirangkum menjadi

satu.

I. PENUTUP

15 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
Demikian proposal ini kami susun sebagai pelengkap permohonan

pengajuan magang riset administrasi perkantoran di Badan Pelayanan Pajak

Daerah Kota Malang, agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dengan harapan

magang riset ini dapat terealisasikan sesuai rencana. Kami mengharapkan

diberikannya kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan

dengan magang riset di Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang.

Kami juga mengharapkan bantuan dan dorongan serta peran dari berbagai

pihak agar dalam pelaksanaan magang riset nanti dapat berjalan sebagaimana

mestinya sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan hasil yang nyata

manfaatnya bagi kedua belah pihak. Demikian proposal pengajuan magang

kerja ini, besar harapan kami untuk diijinkan melaksanakan magang riset

ini di di Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang. Atas segala perhatian

dan kesempatan yang diberikan, kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah

SWT senantiasa memberikan bimbingan, rahmat serta ridho-Nya,Amin.

BAB II

LAPORAN KEGIATAN MAGANG RISET

16 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
2.1 Profil Badan Pelayanan Pajak Daerah

Dinas Pendapatan Daerah kota Malang pada awalnya disebut Dinas

Pendapatan Daerah Kotapraja Malang yang terbentuk berdasarkan surat keputusan

walikota Malang Nomor 4/U tanggal 01 Januari 1970. Untuk menunjang

pelaksanaan tugas dan menyesuaikan kebutuhan, maka penyebutanya berubah

menjadi Dinas pendapatan Daerah Kota Malang tingkat II .

Dalam perkembangan selanjutnya Dinas Pendapatan mengalami beberapa

perubahan yang mendasar yang didukung dengan peraturan perundangan antara

lain :

1. Peraturan dDaerah Kotamadya Dati II Malang Nomor 18 Tahun 1989

tetang susunan organisasi Dispenda Malang.

2. Peraturan Daerah Kotamadya II Malang Nomor 9 Tahun 1996 dan

dikukuhkan dengan keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 546 Tahun

1996. (perubahan Dispenda Kotamadya Daerah Tingkat II Malang

ditingkatkan klasifikasinya menjadi tipe A).

Memasuki masa otonomi Daerah yang terhitung sejak tanggal 1 januari 2001

pemerintah kota malang telah mengantasipasi suatu kelembagaan yang menangani

penerimaan daerah dengan membentuk Dinas Pendapatan Daerah berdasarkan

peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2000 tentang pembentukan , kedudukan, tugas

pokok dan struktur organisasi dinas sebagai unsur pelaksanaan pemerintah daerah

dan tugas pokok dan fungsinya dijabarkan dalam keputusan walikota malang nomor

17 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
10 tahun 2001 tentang uraian, tugas ,fungsi,dan tata kerja dinas pendapatan kota

malang.

Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah yang didalamnya terdapat amanah pelimpahan

kewenangan Pajak Bumi dan Bangunan kepada daerah maka Pemerintah Kota

Malanh menindaklanjuti dengan menyusun Peraturan Daerah Kota Malang Nomor

11 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan. Perubahan tersebut

menuntut adanya penyesuaian struktur organisasi pada Dinas Pendapatan Daerah

Kota Malang yang dituangkan dengan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 6

Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota

Malang serta Peraturan Walikota Malang No 54 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas

Pokok,Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang.

Namun pada Tahun 2017 Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang berubah

menjadi Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) . Semenjak 2017 dinas pendapatan

daerah kota malang tidak terdengar lagi di kota malang kecuali cerita masa lalunya.

Hal ini dikarenakan Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang akan berubah nama

menjadi Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) Kota Malang.

Perubahan nama ini sedikit nomenklatur ini bukan tanpa sebab. Hal ini tersebut

terjadi karena Abah Anton, sapaan untuk M. Anton, walikota malang ini, karena

Kota Malang mempunyai potensi pendapatan pajak yang sangat besar.

Hal ini dapat dilihat dari target awal Dinas Pendapatan Daerah untuk

pendapatan pajak daerah sebesar Rp. 282 miliar. Ternyata realisasinya cukup jauh

18 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
melebihi target tersebut, yaitu Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang berhasil

meraih sebesar Rp. 360 Miliar dari pendapatan daerah.

Sedangkan untuk menyiapakan perubahan nama dinas guna lebih

memaksimalkan potensi pajak tersebut, Dinas Pendapatan Daerah merencanakan

untuk menyiapkan lima unit pelakasanaan teknis (UPT) di masing-masing

kecamatan dengan penyesuaiaan struktur organisasi dan tata kerja (STOK) yang

baru. Jadi pada bulan januari 2017 , sebagian staf kerja perangkat daerah (SKPD)

yang berkantor di block office Tlogowaru sudah pindah ke UPT yang tersebar di

lima kecamatan yang meliputi wilayah Lowokwaru, Blimbing, Klojen, Sukun, dan

Kendungkandang. Lokasi kantor tiap-tiap UPT pun berada satu area dengan kantor

kecamatan setempat.

Keberadaan UPT-UPT baru yang tersebar di masing-masing kecamatan jelas sangat

bermanfaat dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

● Tugas pokok

Badan Pelayanan Pajak Daerah melaksanakan tugas pokok penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penerimaan dan pendapatan daerah .

● Fungsi

Badan pelayanan pajak daerah mempunyai fungsi :

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pemungutan pajak

daerah.

19 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
2. penyusun perencanaan dan pelaksanaan program di bidang pemungutan

PBB perkantoran, BPHTB dan pajak daerah lainnya.

3. Pelaksanaan , pengawasan dan pendataan , pendaftaran, ppenetapan PBB

perkantoran, BPHTB dan pajak Daerah lainnya.

4. Penyususnan dan pelaksanaan pengembangan potensi PBB perkantoran,

BPHTB dan Pajak Daerah lainnya.

5. Penyusunan rencana intensifikasi dan ekstensifikasi PBB oerkantoran ,

BPHTB dan pajak daerah lainnya.

6. Pelaksanaan pemungutan PBB perkantoran, BPHTB dan pajak Daerah

Lainya.

7. Pelaksanaan penyelesaiaan kebertan PBB perkantoran, BPHTB dan pajak

Daerah Lainnya.

8. Pelaksanaan penyelesaiaan permohonan pembentulan, pembatalan ,

pengurangan ketetapan, penghapusan, pengurangan sanksi, dan kelebihan

pembayaran atas PBB perkantoran, BPHTB dan pajak daerah lainnya.

9. Pembinaan dan pembukuaan serta pelaporan atas pemungutan dan

penyetoran PBB perkantoran BPHTB dan pajak daerah lainya.

10. Pengendalian benda-benda berharga PBB perkantoran. BPHTB dan pajak

daerah lainnya.

11. Pembinaan dan pengendaliaan terhadap sistem pemungutan PBB

perkantoran dan pajak daerah lainya.

20 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
12. Pelaksanaan penerbitan nomor pokok wajib pajak daerah (NPWPD)

13. Pelaksanaan pemungutan penerimaan bukan pajak.

14. Pelaksanaan penyidikan tindak pidana pelanggaran di bidang pemungutan

PBB perkantoran dan pajak daerah lainnya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

15. Pelaksanaan pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud

yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan

fungsi.

16. Pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan dalam

rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi.

17. Pelaksaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada dalam

penguasaanya,

18. Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program,

ketatalaksanaan, ketatausahaan,keuangan , kepegawaiaan, rumah tangga,

perlengkapan dan kehumasan dan kearsiapan.

19. Pelaksanaan standar pelayanan minimal (SPM)

20. Penyusunan dan pelaksanaan standar pelayanan publik (SPP) dan standar

Operasional dan prosudur( SOP)

21. Pelaksaaan pengukuran indeks kepuasan masyarakat (IKM) dan /

pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggaran secara periodik yang

bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan.

21 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
22. Pengelolaan pengaduaann masyakrakat di bidang pemungutan pajak daerah.

23. Penyampaiaan data hasil pembangunan dan informal lainya terikat layanan

publik secara berkala melalui website pemerintah daerah.

24. Pembedayaan dan pembinaan jabatan fungsional.

25. Penyelenggara UPT dan jabatan fungsional

26. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

27. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

pokoknya.

● VISI & MISI BPPD

~ VISI dari BPPD Kota Malang

Terwujudnya peningkatan pendapatan daerah dalam rangkan mendukung

pertumbuhan perekonomian.

~ MISI dari BPPD Kota Malang

Meningkatkan sumber – sumber pendapatan daerah , serta mewujudkan sumber

manusi (SDM) yang berkualitas.

● STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta

posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan

operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan

22 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan

bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.

23 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
● Pelaksanaan Magang

Pelaksanaan kegiatan magang yang di laksanakan sejak Tanggal 04

September 2017 sampai dengan Tanggal 20 Oktober 2017 adalah merupakan

syarat wajib yang harus di ikuti oleh mahasiswa fakultas Fisip Jurusan Ilmu

Pemerintahan dalam rangka bersinergi dengan dunia kerja maupun dengan

masyarakat dan merupakan sarana penerapan IPTEK yang di dapat baik dari

kuliah maupun non kuliah (Ekstrakurikuler). Kegiatan magang di laksanakan

pada Badan Pelayanan Pajak Daerah Malang. Dalam pelaksanaan kegiatan

magang di Kantor Pelayanan Pajak Daerah Malang Penulis ditempatkan pada

Seksi Pelayanan, yaitu bagian pelayanan Pajak Bae perolehan has atas tanah

atau bangunan (BPHTB) dan pajak bumi bangunan (PBB). Bagian ini khusus

untuk menangani masalah bae perolehan hak atas tanah atau bangunan,

menerima dan menjalankan proses kepengurusan BPHTB dan PBB terhadap

objek pajak yang di ajukan oleh Wajib Pajak.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

Bangunan (BPHTB) merupakan termasuk dalam pajak daerah, sehingga

pelaksanaannya harus diatur dengan Peraturan Daerah.

24 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
2.2 Akvitas Magang Riset

Sebelum melakukan proses magang riset, para mahasiswa diwajibkan untuk

mempersiapkan proposal magang, beserta persyaratan lainnya seperti biodata diri

dan foto. Ini bertujuaan sebagai syarat administrasi magang riset di tiap-tiap

instansi. Lima mahasiswa ini bernama Risna Sari, Dzkirullah , Dendy, Fatahuddin

dan Farhandhika, selaku penyusun laporan mendaptkan kesempatan untuk

melakukan aktivitas magang riset di Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang.

Penulis merupakan mahasiswa aktif jurusan Ilmu pemerintahan, Universitas

Muhammadiyah Malang angkatan 2014.

Aktivitas magang dimulai tangal 04 september 2017. Penyusun berangkat ke

kantor pada pukul 07.00 WIB . perlu diketahui untuk menempuh kantor BPPD

butuh waktu sekitar 30 menitan lokasinya sangat jauh berada di gadang dan jadwal

masuk kantor dimulai pukul 08.00 WIB . setelah berada dikantor bagian biro umum,

maka dilakukan lah pembagian tempat magang bersma mahasiswa lainnya.

Adapun pembagiannya adalah Risna Sari di bulan pertma ditempatkan di loket

pajak hiburan dll dan dibulan kedua dipindahkan di loket BPHTB dan PBB.

Dzkikurullah dan Dendy ditempatkan di ruang pendataan , dan Fatahuddin

,Farhandika ditempatkan di ruang pendataan BPHTB.

Kami melaksanakan kegiatan magang riset di Badan pelayanan Pajak Daerah

Kota Malang pada tanggal 4 September 2017 – 20 Oktober 2017 . pada hari

25 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
pertama kegiatan ( tanggal 4 September 2017 ), kami mendapatkan briefing atau

pengenalan lingkungan kerja seperti :

- Hari kerja adalah Senin – Jumat , pukul (08.00 – 15.30 )

- Waktu istirahat pukul 12.00- 13.00 WIB ( khusus hari jumat bisa dimulai

lebih awal untuk melakukan ibadah sholat jumat )

- Pakaian kerja senin seragam,selasa seragam,rabu hitam putih,kamis batik

dan jumat bebas.

- Jika tidak dapat hadir atau sakit atau memiliki kepentingan sehingga harus

meninggalkan kantor, maka harus meminta izin terlebih dahulu.

2.2. 1 Aktivitas Magang Riset Farhandhika Ramadhan

Magang riset yang saya tempuh selama satu bulan lebih di salah satu OPD

yaitu di kantor Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Kota Malang. Banyak

pengalaman berharga bagi saya selama menjalani magang ini. Aktivitas dan

pengalaman selama berada di kantor ini cukup banyak yang belum saya dapatkan

di dunia perkuliahan, yang dimana ilmu yang didapatkan di dalam kelas langsung

dipraktekkan di dunia kerja.

Banyak kegiatan yang dilakukan di kantor BPPD ini, pertama saya masuk

dan langsung ditugaskan di salah satu bidang yaitu P3 (Pendataan, Pendaftaran, dan

Penetapan) atau Sie PBB, disana saya dan bersama beberapa teman di berikan tugas

secara berkala seperti Register berkas pengajuan Pajak Bumi Bangunan (PBB),

mengklasifikasikan berkas pengajuan sesuai Kecamatan yang ada di Kota Malang,

26 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
mengkalsifikasikan data seperti; mutasi, data baru, dan pembetulan, dan terkahir

meregristasi berkas PBB untuk di gambarkan di peta SISMIOP.

Awal mendapatkan tugas yang masih awam buat saya langsung berfikir ini

tugas yang susah dan sulit, ternyata setelah diberikan instruksi dan di bimbing oleh

para staf di bidang tersebut ternyata cukup mudah, tugas yang banyak pun cepat

terselesaikan dengan dikerjakan bersama rekan-rekan saya. Dan di tambah para staf

anggota di ruang itu pun cukup asik dan profesional membimbing kami, kapan pun

mereka siap semua pertanyaan yang kami ajukan kepada mereka, baik tentang

pekerjaan maupun tentang hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Ilmu

saya pun bertambah di ruangan ini, ilmu-ilmu yang tidak didapatkan di dalam kelas

saya dapatkan disini.

Pemindahan, setelah beberapa lama saya dan rekan-rekan bertugas di P3

tidak lama kami di pecah menjadi 2 tim, saya dan saudara Fatahuddin dipindah

tugaskan ke ruangan yang baru yaitu bagian BPHTB ( Bea Perolehan Hak Atas

Tanah Bangunan), disini saya memulainya lagi dari awal, karena tugas yang di

berikan berbeda, kebetuan saya ditempatkan di bagian pelayanan, validasi, dan

verifikasi berkas/data oleh PPAT. Disini saya awalnya agak bingung karena

berinteraksi secara langsung dengan wajib pajak, tapi berjalannya waktu saya

diajarkan bagaimana melayani yang benar, etika kita menghadapi wajib pajak, tata

cara berbicara juga di ajarkan. Akhirnya saya makin bisa dan yakin saat melayani

wajib pajak. Banyak juga pengetahuan yang diajarkan disini tentang BPHTB,

Persenan untuk hak waris, dan jual beli bangunan.

27 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
Kesan saya selama magang di kantor BPPD Kota Malang ini sangat bangga

dan senang, karena saya tahu rasanya bagaimana dunia pekerjaan itu, bekal dan

ilmu yang didapatkan cukup berlimpah disana. Walaupun ilmu yang di dapat

dikelas itu tidak semua bisa diterapkan di dunia kerja, tetapi magang ini bisa

mengajarkan bagaimana kita memposisikan diri sebagai mahasiswa yang nantinya

harus selalu siap dan menjadi individu yang berwawasan dan berkompeten di dunia

kerja.

2.2. 2 Aktivitas Magang Riset Fatahuddin

Aktivitas magang riset saya selama berada di Kantor Badan Pelayanan Pajak

Daerah Kota Malang, saya mendapatkan tugas administratif seperti membantu

menyusun arsip, mengklasifikasikan berkas-berkas, membantu dalam pencatatan

data wajib pajak, menerima telepon dan memberikan cap/stampel berkas.

Pada awal magang tanggal 4 September 2017, saya ditempatkan di bagian PBB

bersama empat orang teman saya (Pendataan, Pendaftaran, dan Penetapan Badan

Pelayanan Pajak Daerah). Dibagian tersebut, saya mengerjakan tugas-tugas mulai

dari membantu dalam mencatat data wajib pajak ke dalam buku yang telah

disediakan hingga membantu mengklasifikasikan berkas-berkas data wajib pajak.

Dan pada tanggal 14 Oktober 2017 saya dan Farhandhika Ramadhan

dipindahkan ke bagian BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah Bangunan). Disana

28 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
saya membantu mengerjakan tugas seperti mengklasifikasikan berkas wajib pajak,

menerima telepon dan memberikan cap/stampel.

2.2. 3 Aktivitas Magang Riset Dzikurullah Ramdhan

Magang Riset yang di tempuh kurang lebih selama 1setengah bulan di

kantor Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) di Kota Malang. Saya disana

mendapatkan banyak pelajaran yang sebelumnya belum saya daptkan di

perkuliahan dan juga pekerja yang membantu staf di sie PBB. Kebetulan sayan di

Kantor BPPD di tempatkan di ruangan PBB yaitu Pajak Bumi Bangunan. Selama 1

setengah bulan saya di tempatkan di ruangan itu.

Disana saya mendatkan pekerjaan atau pelajaran seperti:

 Register berkas pengajuan Pajak Bumi Bangunan (PBB)

 Mengklasifikasikan berkas pengajuan sesuai per Kecamatan dan di

kota Malang sendiri memiliki 5 kecamatan

 Mengklasifikasikan pengajuan berdasarkan jenis pelayanan, yakni;

a. Mutasi

b. Data Baru

c. Pembetulan

 Meregistrasi berkas PBB untuk persiapan di gambar di peta

SISMIOP

29 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
Semua itu tidak saya sendri yang mengerjakan tetapi ada rekan-rekan kelompok

magang. Di ruanga PBB kita semua di satukan kecuali 1 teman kita yang i tugaskan

di bagian administrasi.

Pada awalnya saya dan rekan-rekan cukup kesulitan mengaplikasikan

semua kerja yang di berikan karena itu adalah hal yang baru bagi kita, tetapi seiring

berjalannya waktu kita semua mulai paham dalam pengerjaan tugas yang di berikan

kepada kita walaupun terkadang masih lupa dan sering bertanya. Di tempat magang

saya dan rekan-rekan di bimbing bagaimana kantor BPPD khususnya bagia Pajak

Bumi Bangunan melayani masyarakat yang kebingungan bagaimana membayar

pajak, kehilangan NPWP, meminta saran, pajak yang nunggak, disana kami benar-

benar di bimbing oleh staf PBB. Orang-orang di PBB culkup ramah tamah

kepadakita semua dan itu juga salah satu alasan saya kenapa betah berada di

ruangan itu. Pernah juga waktu itu kita diajak oleh bagian lapangan untuk mengikuti

kegiatan mereka sepeti apa namun hal itu tidak terealisasikan kebetulan minggu itu

minggu terakhir saya dan rekan-rekan magang disana.

2.2. 4 Aktivitas Magang Riset Risna Sari

Magang Riset yang saya tempuh kurang lebih selama 1 setengah bulan di kantor

Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) di Kota Malang. Saya disana mendapatkan

banyak pengalaman dan pembelajaran mengenai pajak yang sebelumnya saya tidak

dapatkan di bangku perkuliahan dan staf loket pajak hiburan dan BPHTB yang

30 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
membantu saya selama saya magang. Kebutulan saya ditempatkan di bulan pertama

di loket pajak hiburan dll lalu masuk bulan otober saya dipindah kan di loket depan

yaitu bagian BPHTB dan PBB hanya saja saya lebih fokus ke pengambilan BPHTB.

Disana saya mendapatkan pekerjaan atau pembelajaran seperti :

 Rekap kwitansi pajak hiburan, kos, caffe, parkir,air dan reklame

 Rekapitulasi kwitansi pembayaran pajak daerah

 Stampel surat lalu ke kepala bidang pendataan untuk ditandatangani oleh

beliau

 Belajar mengoperasikan computer pembayaran pajak

 Mengurus pengambilan BPHTB

Semua itu saya kerjakan sendiri dan teman-teman kelompok magang saya di

ruang PBB dan BPHTB pada awalnya saya cukup kesulitan mengaplikasikan

semua kerja yang diberikan karena itu adalah hal yang baru buat saya, tetapi

seiring waktu berjalan saya makin mulai paham dalam pengerjaan tugas yang

diberikan kepada saya walaupun terkadang banyak waktu kosong di awal magang.

2.2. 5 Aktivitas Magang Riset Dendy Latucinsina

Magang Riset yang saya tempuh kurang lebih selama 1setengah bulan di

kantor Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) di Kota Malang. Disana saya

mendapatkan banyak pelajaran yang sebelumnya belum saya daptkan di

31 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
perkuliahan dan juga pekerja yang membantu staf di sie PBB. Kebetulan saya di

Kantor BPPD di tempatkan di ruangan PBB yaitu Pajak Bumi Bangunan. Selama 1

setengah bulan saya di tempatkan di ruangan itu.

Disana saya mendatkan pekerjaan atau pelajaran seperti:

 Register berkas pengajuan Pajak Bumi Bangunan (PBB)

 Mengklasifikasikan berkas pengajuan sesuai per Kecamatan dan di

kota Malang sendiri memiliki 5 kecamatan

 Mengklasifikasikan pengajuan berdasarkan jenis pelayanan, yakni;

d. Mutasi

e. Data Baru

f. Pembetulan

 Meregistrasi berkas PBB untuk persiapan di gambar di peta

SISMIOP

Semua itu tidak saya sendri yang mengerjakan tetapi ada rekan-rekan kelompok

magang. Di ruanga PBB kita semua di satukan kecuali 1 teman kita yang i tugaskan

di bagian administrasi.

Pada awalnya saya dan teman-teman ditempatkan berempat di PBB, awal

mula masuk magang saya dan teman-teman kebingungan karena kita tidak tau apa

yang harus kita kerjakan, dan disana kita dibimbing oleh staf PBB untuk melihat

bagaimana mereka bekerja disitu kita pun sudah mulai paham dalam mengerjakan

tugas yang mereka berikan kepada kami walaupun terkadanag masih lupa dan

sering bertanya. Di tempat magang saya dan rekan-rekan di bimbing bagaimana

32 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
kantor BPPD khususnya bagian Pajak Bumi Bangunan melayani masyarakat yang

kebingungan bagaimana membayar pajak, kehilangan NPWP, meminta saran, pajak

yang nunggak, disana kami benar-benar di bimbing oleh staf PBB. Orang-orang di

PBB cukup ramah kepada kita semua. Pernah juga kita diminta untuk mengikuti

kegiatan lapangan mereka namun hal itu tidak terealisasikan kebetulan minggu itu

terakhir saya dan teman-teman magang disana.

33 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
BAB III

ANALISA HASIL KEGIATAN

3.1 Upaya Badan Pelayanan Pajak Daerah dalam optimalisasi potensi pajak

dalam meningkatkan PAD

pada intinya untuk mengoptimalkan pendapatan pajak daerah yaitu ada dua cara

yang pertama “Ekstensifikasi dan yang kedua Intenfikasi” .

1. Ekstensifikasi

Ekstensifikasi adalah mencari sumber potensi baru yang berupa pendataan

wajib pajak baru seperti berdirinya bangunan baru. Strategi ekstensifikasi

merupakan usaha-usaha untuk menggali sumber-sumber penerimaan pajak yang

baru. Namun, strategi ekstensifikasi tidak dapat bertentangan dengan kebijakan

pokok nasional, yang mana pemungutan pajak dilaksanakan tidak semata-mata

untuk menggali pendapatan daerah, tetapi juga untuk melaksanakan fungsi fiskal

lainnya agar tidak memberatkan bagi masyarakat.

strategi ekstensifikasi terdiri dari :

 Survey lapangan

34 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
Objek dan wajib pajak merupakan instrumen penting yang perlu dikaji

setiap saat untuk mendapatkan penerimaan pajak daerah yang maksimal.

Data wajib pajak dan objek pajak harus di update setiap saat. Karena

pembaharuan data wajib pajak dan objek pajak menjadi prioritas BPPD kota

malang adlah dengan terjun langsung ke lapangan yang dilakukan BPPD

kota malang dilakukan untuk menemukan wajib pajak baru dan untuk

mengetahui kondisi wajib pajak atau objek pajak di lapangan. Dengan

survey lapangan akan ditemukan objek pajak yang belum dikenakan pajak

dan adanya perubahan pajak.

 Melakukan sosialisasi kepada wajib pajak yang belum terdata di kota

malang

Pentingnya kesadaran wajib pajak untuk mau membayarkan pajaknya

merupakan tantangan bagi Badan Pelayanan Pajak Daerah. Dalam rangka

meningkatkan kesadaran masyarakat, Badan Pelayanan Pajak Daerah harus

memiliki langkah khusus, langkah ini kemudian disebut sosialisasi.

Melalui kegiatan sosialisasi, masyarakat diharpkan mengetahui proses

dan mekanisme BPHTB. Sosialisasi hyang dilakukan Badan Pelayanan

Pajak daerah bersifat learning by doing, cara seperti ini dirasa efektif karena

program yang direncanakan sudah dilaksanakan. Badan pelayanan pajak

daerah juga melakukan sosialisasi melalui pemasangan reklame, melalui

media massa cetak dan elektronik yaitu dengan melakukan publikasi di

koran Jawa pos, melalui website, melalui malang tv dan RRI, diadakannya

35 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
duta pajak kota malang, serta mendatangi wajib pajak secara langsung,

selain itu sosialisasi juga dilakukan dengan program jalan sehat sadar pajak,

kegiatan ini kemasyarakatan seperti jalan sehat sadar pajak, gerakan ibu

sadar pajak (GISPA), dan bentuk kegiatan yang lain.

Sosialisasi semacam ini seolah memberikan prestasi langsung kepada

wajib pajak. Jalan sehat sadar pajak misalnya, hanya wajib pajak atau

masyarakat yang membayar pajaklah yang bisa mengikuti kegiatan tersebut,

maka mau tidak mau masyarakat akan berusaha memenuhi kewajiban

perpajakanya. Kegiatan sosialisasi memang harus dilakukan dan dikemas

dalam bentuk yang sangat menarik serta memberikan prestasi atau hadiah,

bingkisan langsung kepada pembayar pajaknya.

 Koordinasi dan kerjasama dengan Dinas terkait

Kerjasama merupakan jalinan komunikasi yang harus dibangun oleh

setiap individu maupun kelompok individu. Hal tersebut dikarenakan setiap

individu maupun kelompok individu tidak dapat melakukan hal atas

kemauan dirinya sendiri. Kerjasama diperlukan untuk mempermudah

pekerjaan yang akan atau sedang dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara,

Badan pelayanan Pajak Daerah Kota Malang dalam meningkatkan

penerimaan pajak daerahnya juga menjalin kerjasama dengan instansi

terkait. Kerjasama yang dilakukan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota

Malang adalah dengan satpol PP Kota Malang, kepolisian Kota Malang,

Dinas Perijinan Kota Malang, PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah),

36 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) , dan dengan pihak media. Selain itu

kerjasama juga dijalin dengan RT/RW, dan pihak Kelurahan di Kota

Malang.

2. Intensifikasi

Intensifikasi ini biasanya nilai pajak yang dibesarkan dan dilakukan

pemeriksaan karena tidak sesuainya data yang diberikan kepada kantor Badan

Pelayanan Pajak Daerah dengan Keadaan yang berada dilapangan. Strategi

intensifikasi merupakan suatu tindakan untuk memperbesar penerimaan dengan

cara melakukan pemungutan yang lebih giat, ketat dan teliti. Startegi intensifikasi

mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek personalianya.

Yang pelaksanaannya melalui kegiatan-kegiatan. Strategi intensifikasi meliputi :

 Penyesuaian tarif

Penyesuaian tarif dilakukan oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota

Malang sesuai dengan keadaan ekonomi masyarakat kota malang dan

berdasarkan aturan yang diterapkan pemerintah pusat maupun pemerintah

kota malang secara khusus. Penyesuaian tarif pajak daerah merupakan salah

satu cara untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah kota malang.

Berdarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa penyesuaian tarif

pajak daerah yang saat ini telah dilakukan adalah tarif pajak reklame dan

penyesuaiantaruf atas nilai jual objek pajak (NOP) pajak bumi dan

bangunan . tarif pajak reklame dinaikkan hingga 300% dan hal tersebut telah

37 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
diatur dalam peraturan wali kota malang no 32 / 2013. Penyesuaian tarif

yang dilakukan agar penerimaan pajak daerah kota malang dapat

meningkatkan dan memberikan kontribusi kepada pendapatan as;i daerah

(PAD) yang besar.

Selain pajak reklame penyesuaian tarif pajak daerah juga dilakukan

terhadap pajak bumi dan bangunan perkotaan. Penyesuian tarif pajak

tersebut dikarenakan dinamisnya harga jual tanah dan bangunan dikota

malang dan juga adanya pelimpahan pengelolaan PBB perkotaan dari

pemerintah pusat kepada pemerintah kota malang. Pajak bumi dan

bangunan pekotaan malang dikelola secara resmi oleh pemerintah kota

malang mulai awal 2013.

Sehingga penyesuian tarif tersebut diperlukan guna memperbaharui

database yang ada sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan

penerimaan pajak daearah.

 Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian Pembayaran Pajak

Daerah

Strategi peningkatan pengawasan dan pengendalian pembayaran pajak

daerah merupakan faktor penting dalam pencapaian penerimaan pajak daerah

Kota Malang. Pengawasan dan pengendalian yang baik akan meminimalkan

penyelewengan pembayaran pajak oleh wajib pajak. Sistem pengelolaan yang

terstruktur akan meminimalisir kecurangan yang terjadi. Dalam hal pembayaran

38 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
wajib pajak, pengawasan dan pengendalian yang dilakukan melalui pengawasan

internal melalui bukti pembayaran yang telah masuk.

Pengawasan dan pengendalian dilakukan dengan melakukan update data

dan merekap data secara manual maupun dengan sistem komputerisasi. Sistem

komputerisasi yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi SIMPATDA

(Sistem Informasi dan Manajemen Pajak Daerah) yang terintegrasi ke semua

bidang di Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang. Bidang Pajak Daerah

Lainnya sebagai admin atas aplikasi tersebut dan bidang lainnya sebagai user

yang dapat memantau bagaimana kondisi wajib pajak daerah dalam hal

memenuhi kewajiban perpajakannya.

 Peningkatan Kualitas SDM BPPD Kota Malang

Kualitas SDM dalam suatu organisasi pemerintahan sangat menentukan

keberhasilan dari organisasi tersebut. Potensi SDM yang baik akan menciptakan

suasana kerja yang kondusif sehingga menghasilkan kinerja sesuai tujuan yang

diharapkan. Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang selalu melakukan

pembenahan atau mengupgrade SDM yang ada untuk menghasilkan SDM yang

handal dan terampil dibidangnya khususnya pajak daerah. Berdasarkan hasil

dari wawancara bahwa peningkatan kualitas SDM dilakukan dengan

memberikan pelatihan kerja, memberikan seminar-seminar, dan memberikan

diklat untuk para anggota mengenai pajak daerah. Hal tersebut dilakukan

sebagai maksud untuk meningkatkan upaya kinerja setiap aparatur Badan

Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang dalam mengangani dan melayani pajak

daerah sesuai dengan bidangnya. Diklat, seminar dan pelatihan kerja yang

39 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
dilakukan dengan menjalin kerjasama antara Badan Pelayanan Pajak Daerah

Kota Malang dengan pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Kerjasama tersebut

untuk memberikan wawasan kepada aparatur tentang pengelolaan pajak.

Sehingga nantinya tercipta SDM yang berkualitas dan berwawasan yang dapat

menciptakan lingkungan kerja yang optimal.

 Penetapan Target Penerimaan Pajak Daerah

Kebijakan penerapan target penerimaan pajak daerah merupakan langkah

jitu yang diambil Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Malang. Penetapan

target selalu dilakukan diawal tahun dan mengalami perubahan sesuai dengan

kondisi ekonomi yang terjadi. Target yang telah ditentukan menuntut kinerja

aparatur Badan Pelayanan Pajak Daerah untuk lebih produktif dalam

mengupayakan penerimaan pajak daerahnya. Dengan demikian penerimaan

pajak daerah Kota Malang jika pencapaian kurang maksimal, maka itu aparatus

Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota malang dituntut untuk lebih aktif dalam

mengoptimalkan penerimaan pajak daerah kota Malang.

 Sistem Pembayaran Pajak

Ada dua sistem pembayaran pajak, yang pertama :

1. Self Assessment

Self assessment yang dimana para wajib pajak dipersilahkan dan

diberikan kepercayaan untuk menghitung berapa jumlah pajak yang harus

dibayarkan. Jadi jika terjadi kekeliruan dalam perhitungan pada wajib pajak,

maka fiskus membenarkan kesalahan tersebut. Namun dalam aturannya

40 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
kadaluarsa pajak berjangka 5 tahun, dikarenakan jika perhitungan wajib

pajak dianggap benar dan sah untuk selamanya apabila tidak ada

pemberitahuan dari kesalahan perhitungan.

2. Office Assessment

Office Assessment penentuan besarnya pajak yang ditetapkan atau

dihitung sepenuhnya oleh aparat/petugas pajak untuk menentukan besarnya

nilai pajak. Wajib pajak bersifat pasif dan hutang pajak muncul setelah

petugas pajak menghitung pajak terhutang dengan diterbitkannya surat

ketetapan pajak

 Inovasi

Ada 31 Inovasi dari BPPD untuk peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dan

mempermudah para wajib pajak untuk membayar pajak mereka seperti :

1. Tax online

2. Membuka pelayanan di Mall,

3. Pelayanan pajak dengan menggunakan mobil,

4. BPHTB online.

5. Pemilihan putra-putri pajak

6. Kerja sama dengan media massa

7. Kampanye sadar pajak di mal,kampus, dan sekolah

8. Jalan sehat sadar pajak

9. Sosialisasi dengan website, fb dan twitter

10. Operasi sadar pajak

41 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan Badan Pelayanan Pajak Daerah

kepada masyarakat kota Malang dan hal ini juga tentunya dapat meningkatkan PAD

Kota Malang hingga ratusan miliar.

3.2 Faktor pendukung dan penghambat dalam optimalisasi potensi pajak

dalam meningkstkan PAD

 Faktor Pendukung dalam Optimalisasi Pajak Daerah

Faktor yang mendukung dalam mengoptimalisasikan pajak daerah dalam

meningkatkan PAD antara lain :

 Sarana dan prasarana BPPD yang memadai

Sarana dan prasarana BPPD sangat membantu dan efektif dalam

mengoptimalkan penerimaan pajak daerah. Sarana mobil dinas sebagai

mobil keliling (mobling) bayar pajak, mobling ini mendatangi setiap

kelurahan-kelurahan di wilayah Kota Malang guna memudahkan wajib

pajak dalam membayar pajak terutangnya.

 Sistem informasi yang mendukung

Sistem informasi ini merupakan salah satu faktor penting dalam

pengelolaan pajak daerah. Dengan adanya sistem informasi yang

terakomodir dan sistematis tentu saja dapat meningkatkan kinerja dari BPPD

Kota Malang. Sistem informasi yang digunakan oleh BPPD Kota Malang

adalah SIMPATDA (Sistem Manajemen Pajak Daerah Antar Bidang), e-tax

42 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
(elektronik tax), SISMIOP ( Sistem Informasi Objek Pajak), dan GIS

(Geographic Information System) yang digunkan untuk melakukan

perekaman pajak bumi dan bangunan.

 Faktor Penghambat dalam Optimalisasi Pajak Daerah

 Lemahnya disiplin wajib pajak

Kurangnya kesadaran dari wajib pajak menjadi faktor yang

menghambat dalam optimalisasi penerimaan pajak daerah menjadi

tantangan untuk BPPD dalam meningkatkan PAD. Padahal sudah ada

sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh. Walaupun demikian, sanksi pajak

sudah diatur dalam Perda Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah Kota

Malang. BPPD sudah melakukan berbagai macam pendekatan dan

sosialiasasi kepada masyarakat guna meningkatkan disiplin wajib pajak

dalam membayarkan pajak terutangnya.

 Kualitas SDM yang berbeda

Kualitas SDM yang berbeda dapat berpengaruh dalam kinerja yang

dilakukan. Perbedaan kualitas SDM tersebut dapat dikarenakan adanya

perbedaan latar belakang pendidikan dan usia.

Jadi, Faktor yang mendukung dalam mengoptimalisasikan pajak daerah dalam

meningkatkan PAD antara lain, tim yang kompak. Faktor yang menghambat,

kurangnya kapasitas para staff atau pegawai yang ada di Badan Pelayanan Pajak

43 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
Daerah dan faktor eksternal yang menghambat adalah kurangnya kesadaran wajib

pajak untuk membayar pajak.

Dan dalam mengoptimalkan kesadaran para wajib pajak, pihak BPPD rutin

dalam memberikan sosialisasi seminggu sekali melalui media seperti radio RRI,

surat kabar dan sebulan sekali melalui media TV. Pihak BPPD juga transparan

dalam memberitahukan berapa persen pajak yang masuk di BPPD secara global.

BPPD memberikan sosialisasi ke kampus-kampus melalui program Tax Go To

Campus ketika ada event-event di kampus yang ada di Kota Malang. Inilah upaya

BPPD dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan tentunya hal ini

untuk meningkatkan PAD.

3.3 Target atau fokus yang Dicapai

Setelah kami melaksanakan magang riset selama satu bulan lebih ini, kami

mendapatkan pengetahuan baru mengenai Pajak,BPHTB DAN PBB yang

sebelumnya kami tidak daptkan di perkuliahan jurusan Ilmu Pemerintahan UMM.

Pengetahuan ini tentunya sangat bermanfaat sekali untuk bekal kami kedepannya

setelah kembali ke kampus nantinya, terlebih lagi pengetahuan ini sangat ingin

bagikan kepada teman-teman saya nantinya.

Melaksanakan magang di Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota Mlang

merupakan pengalaman berharga bagi kami berlima. Selain itu mendapatkan ilmu

mengenai perpajakan, kami juga mendapatkan pengetahuan tentang duni kerja

khususnya bagaimana suasana kerja sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD). Kami berlima sekrang mengetahui ternyata tugas seorang (SKPD) itu

44 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
tidak mudah akan tetapi menjadi salah satu dari (SKPD) bahwa tanggung jawab nya

sangat besar dan tugas yang berat.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

pajak adalah suatu hal yang diwajibkan kepada masyrakat dan bersifat

memaksa, dan masyarakat yang membayar pajak tidak langsung akan merasakan

manfaat dari pajak itu karena pajak digunakan untuk kepentingan umum bukan

pribadi dan pajak merupakan salah satu pendapatan asli dari berbagai daerah

termasuk kota malang sendiri. Kota malang sendiri berpotensi menghasilkan PAD

yang cukup besar dimulai dengan pajak hiburan, pajak restoran, pajak hotel, pajak

reklame, pajak penerangan jalan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak BPHTB ,dan

yang terkhir pajak bumi dan bangunan, tinggal bagaimana caranya untuk

meningkatkannya. Dengan adanya pajak pasti PAD di Kota Malang akan terus

meningkat karena akan banyak sekali bangunan-bangunan, tempat hiburan,

restoran dan lain sebagainya yang akan di bangun di kota malng. Ini adalah suatu

keadaan yang mengutungkan bagi masyarakat kota malang.

Badan Pelayanan Pajak Daerah sudah melakukan upaya-upaya untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan hal ini ditunjukan untuk

meningkat PAD, seperti mempermudah pembayaran pajak dan bisa dilakukan

secara online “kota pertama di indonesiayang terapkanpajak online”. Jadi

45 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
masyarakat tidak perlu jauh-jauh datang ke kantor untuk mengurus pajak mereka.

Pihak BPPD sudah memberikan pelayanan yang baik walaupun masih ada

kecacatan di dalamnya,tinggal bagaimana dari ke dua pihak antara instansi dan

masyarakat mengimplementasikannya.

Kesadaran masyarakat dalam membayar pajak juga sangat diperlukan, untuk

membantu instansi pemerintahan dalam meningkatkan PAD. Tidak hanya

pemerintah yang berusaha untuk meningkatkan PAD tetapi masyarakat juga perlu

membantu pemerintah dalam meningkatkan PAD, karena untuk memajukan sebuah

daerah, perlu ada yang namanya kerja sama dari berbagai elemen dimulai dari

pemerintah,masyarakt dan pihak-pihak yang terikat.

Banyaknya inovasi yang dilakukan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kota

Malang ini merupakan salah satu upaya mewujudkan tata pemerintahan yang baik

atau good governance. Karena hanya dengan tata pemerintahan yang baiklah,

pemerintah bisa melayani masyarakat dengan pelayanan yang optimal. Beragam

inovasi ini selain bermanfaat bagi masyarakat dengan pelayanan sepenuh hati, juga

memberi manfaat bagi pemerintah kota (pemkot) malang. Karena inovasi-inovasi

yang dilakukan BPPD pendapatan asli daerah jadi meningkat hal ini termasuk

positif dalam mengoptimalkan pembangunan di kota malang.

46 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
4.2 Saran

Lebih update untuk website nya BPPD agar mahsiswa yang penelitian tidak

kesusahan mencari informasi mengenai BPPD.

Lalu ada beberapa saran dari tim penyusun yang diperuntukkan untuk jurusan Ilmu

Pemerintahan guna berjalanya proses Magang Riset lebih baik dan lebih lancar lagi

untuk kedepanya. Beberapa poin penting adalah yang pertama mengenai jurusan

sebaiknya menghantarkan mahasiswa magangnya ke instansi pada saat hari pertama

atau setidknya dikunjungi jangan hanya bagian jakarta saja karna itu tidak feer.

47 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
4.3 Lampiran

48 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
49 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
50 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
51 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h
DAFTAR PUSTAKA

31 jurus Disependa Kota Malang

Pengarang sri, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud), Jakarta

Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, AK, 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan

Daerah. Indonesia : Penerbit Andi

Mudrajad Kuncoro, 2004. Otonomi dan Pembangunan daerah, Jakarta : Erlangga

Tony Marsyahrul, 2005. Pengantar Perpajakan, Jakarta : Grasindo

Warsito, 2001. Hukum Pajak, Jakarta : Rajawali Grafindo Persada

Winardi, 1996. Istilah Ekonomi, Bandung : Mandar Maju

Undang-undang No 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah

Undang-undang No 25 Tahun 1999 tentang desentralisasi fiskal

Undang-undang No 32 Tahun 2004

Undang-undang No 33 Tahun 2004

Undang-undang No 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah

https://www.keuda.kemendagri.go.id diakses pada tanggal 5 Juni pukul 19.05

https://www.mcw-malang.org diakses pada tanggal 6 Juni pukul 17.00

52 |M a g a n g R i s e t B a d a n P e l a y a n a n P a j a k D a e r a h

Anda mungkin juga menyukai