PERFORMING LOAN
(Studi Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2016)
Oleh:
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh makro ekonomi dan
fundamental bank terhadap non performing loan pada bank. Penelitian ini diuji dengan tujuh
variabel independen yaitu: nilai tukar, pertumbuhan gross domestic product, tingkat suku bunga
(BI rate), loan to deposit ratio, return on asset, pertumbuhan kredit dan loan losses provision.
Populasi penelitian ini adalah bank umum swasta nasional devisa yang terdaftar di bursa efek
Indonesia yang berjumlah 44 bank. Dengan menggunakan teknik purposive sampling penulis
memilih 10 bank sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan
panel data sebagai alat pengolahan data dengan menggunakan program eviews 9.
Hasil penelitian menemukan bahwa nilai tukar dan pertumbuhan gross domestic product
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap non performing loan, loan to deposit ratio
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap non performing loan, tingkat suku bunga (BI rate)
dan loan losses provision bepengaruh positif signifikan terhadap non performing loan sedangkan
return on asset dan pertumbuhan kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap non performing
loan.
Kata Kunci: nilai tukar, pertumbuhan gross domestic product, tingkat suku bunga (BI rate), loan
to deposit ratio, return on asset, pertumbuhan kredit dan loan losses provision
I. PENDAHULUAN
Nilai Tukar
Mean -3.51e-16
6 Median -0.109825
Maximum 1.560380
Minimum -1.614965
Std. Dev. 0.764123
4
Skewness 0.141339
Kurtosis 2.345226
2
Jarque-Bera 1.059657
Probability 0.588706
0
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Berdasarkan tabel di atas dapat sebesar 1,059 < 2 dan mempunyai probabilitas
disimpulkan bahwa 50 data digunakan dalam sebesar 0,58 > 0,05 dengan demikian dapat
penelitian ini mempunyai nilai jarque-bera disimpulkan bahwa data dari variabel dalam
penelitian ini telah terdistribusi normal.
4.1.2 Uji Multikolinearitas
Berdasarkan table di atas dapat nilai lebih dari 0,8. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa 50 data yang digunakan disimpulkan bahwa data variabel dalam
dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa penelitian ini tidak mengalami
tidak terdapat hubungan variabel bebas dengan multikolinearitas.
4.1.3 Uji Autokorelasi
Berdasarkan tabel di atas merupakan adalah 0,4158 lebih besar dari 0,05. Sehingga
hasil regresi setelah dilakukan metode dapat disimpulkan data dalam variabel
transformasi terhadap persamaan pengujian penelitian ini tidak terdapat autokeralasi.
autokorelasi dengan menggunakan uji breusch-
godfrey (BG). Nilai probability obs*R-squared
4.1.4 Uji heterokedastisitas
Dari hasil pengujian chow dapat ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
dilihat pada tabel 4.7, probabilitas cross disimpulkan model yang tepat adalah model
section F sebesar 0,0138 dimana hasil fixed effect.
probabilitas cross section F < 0,05 maka Ho
Dari hasil pengujian hausman dapat Dari dua uji model dapat disimpulkan
dilihat pada tabel 4.8. Nilai probabilitas 1,00 > bahwa model random effect lebih baik dan
0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima tepat digunakan dalam penelitian ini dari pada
sehingga dapat disimpulkan model yang tepat model common effect dan fixed effect.
adalah model random effect.
Hasil uji F pada penelitian ini memiliki nilai tingkat suku bunga (BI rate), LDR, ROA,
koefisien sebesar 14,45110 dengan prob (F pertumbuhan kredit, LLP) secara simultan
statistik) sebesar 0,000000 < 0,05. Maka H0 mempunyai pengaruh secara signifikan
ditolak dan Ha diterima. Hasil ini memiliki arti terhadap non performing loan.
bahwa variabel bebas (nilai tukar, GDP,
Berdasarkan hasil analisis regresi pada (GDP) sebesar 0,2542 yang lebih besar jika
tabel diatas diketahui bahwa nilai probabilitas dibandingkan dengan (α) = 0,05 maka H0
variabel nilai tukar (ER) sebesar 0,1229 yang diterima. Hal ini berarti secara statistik gross
lebih besar jika dibandingkan dengan (α) = domestic product (GDP) tidak memiliki
0,05 maka H0 diterima. Hal ini berarti secara pengaruh signifikan terhadap NPL.
statistik nilai tukar (ER) tidak memiliki Berdasarkan hasil analisis regresi
pengaruh signifikan terhadap NPL. pada tabel diatas diketahui bahwa nilai
probabilitas variabel tingkat suku bunga (BI
Berdasarkan hasil analisis regresi rate) sebesar 0,0229 yang lebih kecil jika
pada tabel diatas diketahui bahwa nilai dibandingkan dengan (α) = 0,05 maka H0
probabilitas variabel gross domestic product ditolak. Hal ini berarti secara statistik tingkat
suku bunga (BI rate) memiliki 0,0001 yang lebih kecil jika dibandingkan
pengaruh signifikan terhadap NPL. dengan (α) = 0,05 maka H0 ditolak. Hal ini
Berdasarkan hasil analisis regresi berarti secara statistik return on asset memiliki
pada tabel diatas diketahui bahwa nilai pengaruh signifikan terhadap NPL.
probabilitas variabel loan to deposit ratio Berdasarkan hasil analisis regresi
(LDR) sebesar 0,7285 yang lebih besar jika pada table diatas diketahui bahwa nilai
dibandingkan dengan (α) = 0,05 maka H0 probabilitas variabel pertumbuhan kredit
diterima. Hal ini berarti secara statistik loan to (LOANS) sebesar 0,0488 yang lebih kecil jika
deposit ratio (LDR) tidak memiliki pengaruh dibandingkan dengan (α) = 0,05 maka H0
signifikan terhadap NPL. dolak. Hal ini berarti secara statistik
Berdasarkan hasil analisis regresi pertumbuhan kredit memiliki pengaruh
pada tabel diatas diketahui bahwa nilai signifikan terhadap NPL.
probabilitas variabel return on asset sebesar
Berdasarkan hasil analisis regresi mengalami kenaikan biasanya kegiatan usaha
pada tabel diatas diketahui bahwa nilai juga akan menguntungkan sehingga
probabilitas variabel loan loss provision (LLP) pendapatan yang diterima masyarakat
sebesar 0,0488 yang lebih kecil jika meningkat.
dibandingkan dengan (α) = 0,05 maka H0
diterima. Hal ini berarti secara statistik loan Tingkat suku bunga berpengaruh positif
loss provision memiliki pengaruh signifikan terhadap non performing loan (NPL)
terhadap NPL. Hasil t-test menunjukkan bahwa
variabel tingkat suku bunga memiliki pengaruh
PEMBAHASAN yang signifikan terhadap NPL. Artinya
semakin tinggi tingkat suku bunga pinjaman
Nilai tukar berpengaruh positif terhadap maka semakin tinggi tingkat NPL karena pihak
non performing loan (NPL) nasabah tidak dapat membayar kewajibannya
Hasil yang diperoleh pada pengujian dengan tepat waktu. Peningkatan suku bunga
hipotesis pertama sejalan dengan penelitian memperburuk kualitas dari pinjaman semakin
Linda et al. (2015) yang menemukan bahwa tingginya bunga kredit membuat debitur
kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap non semakin sulit membayarkan pinjamannya.
performing loan yang dimiliki oleh sebuah Dengan demikian dapat diartikan bahwa
bank, karena perubahan nilai tukar tidak begitu semakin tinggi bunga yang dibebankan kepada
dirasakan oleh nasabah, keadaan tersebut debitur maka kemungkinan besar akan
terjadi karena perubahan kurs yang relatif meningkatkan kredit bermasalah.
terjadi dalam jangka pendek, sehingga situasi
tersebut tidak begitu mengganggu bisnis yang Loan to deposit ratio (LDR) berpengaruh
dijalankan nasabah oleh sebab itu perubahan positif terhadap non performing loan (NPL)
nilai tukar rupiah tidak mempengaruhi Hasil t-test menunjukkan bahwa
kemampuan nasabah untuk membayar tagihan variabel LDR tidak memiliki pengaruh yang
kredit. Perubahan nilai tukar yang terjadi signifikan terhadap NPL. Meskipun
hanya mempengaruhi besaran harga produk pengaruhnya tidak signifikan. namun
yang hendak dibeli oleh nasabah diawal hubungan negatif yang terjadi antara LDR
transaksi saja. Fenomena tersebut mendorong dengan NPL tersebut sesuai dengan teori
rasio kredit bermasalah yang diukur dengan intermediasi perbankan. Rasio LDR yang
non performing loan tidak mengalami berada pada kisaran terbaik yang ditentukan
perubahan berarti akibat adanya perubahan Bank Indonesia menunjukkan bahwa bank
kurs. yang bersangkutan telah berhasil menjalankan
fungsi intermediasinya yaitu funding dan
GDP berpengaruh negatif terhadap non lending dengan baik. Ketika LDR terlalu
performing loan (NPL) rendah. dana yang berhasil dihimpun bank
Variabel GDP memberikan hasil belum dimanfaatkan secara optimal dalam
estimasi tanda koefisien yang positif tidak bentuk penyaluran kredit, sehingga pendapatan
sesuai dengan hipotesis awal penelitian. Hasil bunga yang diterima pun lebih sedikit. Jika
t-test menunjukkan bahwa variabel GDP tidak tujuan manajemen perusahaan adalah mengejar
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba. maka strategi menaikkan suku bunga
NPL. Meningkatnya GDP menunjukkan kredit akan dipilih dan pada akhirnya
adanya peningkatan aktivitas ekonomi meningkatkan potensi debitur gagal bayar.
membuat pendapatan masyarakat akan Penyaluran kredit yang tinggi diharapkan akan
meningkat sehingga masyarakat bisa mampu menekan rasio NPL.
memenuhi kewajibannya dan resiko terjadinya
kredit bermasalah akan mengalami penurunan Return on asset (ROA) berpengaruh negatif
dapat dikatakan jika peningkatan GDP akan terhadap non performing loan (NPL)
menurunkan terjadinya NPL. Hal ini dapat Hasil t-test menunjukkan bahwa
terjadi karena dengan adanya kenaikan variabel ROA memiliki pengaruh yang
pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan signifikan terhadap NPL. ROA merupakan
bahwa semua bidang usaha dalam kondisi baik efisiensi dalam pemanfaatan aset dan
yang ditandai dengan peningkatan menunjukkan seberapa besar pendapatan yang
produktivitas. Pada saat pertumbuhan dihasilkan dari asset. Hal ini juga sesuai
dengan hipotesis ―bad management‖ pada bank melakukan berbagai penghematan untuk
penelitian Berger deYoung (1997) yang menekan biaya operasional lainnya.
mengatakan bahwa praktik manajemen yang Penghematan yang dilakukan para manager
buruk akan berdampak pada laba mereka demi terlihat efisien justru akan menimbulkan
akibat persoalan efisiensi biaya yang masalah jangka panjang. Terkait dengan
dikeluarkan perusahaan serta kualitas kredit penghematan biaya aktivitas pengkreditan
yang diberikan pada debitur. Praktik semakin biaya tersebut ditekan maka bisa
manajemen yang buruk tersebut dikarenakan menjadikan kualitas kredit tersebut menurun
para manajer yang tidak kompeten dalam pada akhirnya kualitas kredit yang rendah akan
menjalankan berbagai kegiatannya. Ketika meningkatkan NPL. Selain itu meningkatnya
mereka tidak memiliki keterampilan yang LLP akan mengurangi laba bersih dari bank
cukup dalam hal credit scoring. menilai yang bersangkutan. Kebijakan menaikkan
agunan hingga pengawasan terhadap debitur, margin tentu akan dipertimbangkan meskipun
faktor-faktor kesalahan manajemen tersebut pada akhirnya dapat meningkatkan peluang
akhirnya meningkatkan NPL. terjadinya kredit bermasalah yang lebih besar.
Abid, Lobna, Ouertani, M., N & Ghorbel, S., Beck, Roland, Jakubik, P.& Piloiu. 2013.‖ Non
Z. 2014. ―Macroeconomic and performing loans What matters
Bank- Specific Determinants of in Addition to the Economic
Household’s Non-Performing Cycle?.‖ Working Paper Series.
Loans in Tunisia. Journal of
Economics and Finance Vol. 13 Berger A. N. & R. DeYoung. (1997).
p. 58 – 68. ―Problem loans and cost
efficiency in commercial
Achmadi, M.Uzahir. 2014. ‖Pengaruh CAR, banks.‖ Journal of Banking and
BOPO, ROA, terhadap Non Finance, vol. 21, pp. 849‐870.
Performing Loans Bank
Nasional. ―Media Bisnis. Djohanputro, B., & Kountur, R. 2007. Non
Volume 6, Nomor 1. Performing Loans Bank
Perkreditan Rakyat. Laporan
Ahmad, F. & Bashir, T. 2013. ―Explanatory Penelitian. Bank Indonesia- GTZ
Power of Bank Specific
Variables as Determinants of Bofondi, M., Ropele, T. 2011. Macroeconomic
Non-Performing Loans: determinants of bad loans:
Evidence from Pakistan Banking evidence from Italian banks.
Sector‖. World Applied Sciences Occasional Papers, 89.
Journal: Pakistan 22 (9): 1220-
1231. IDOSI Publications. Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen
Perbankan: edisi Kedua,
Andres, Carlos & Olaya Bonilla. 2012. Cetakan Kedua, Ghalia
‖Macroeconomic Determinants Indonesia. Bogor Jakarta.
of the Non- Performing Loans in
Spain and Italy.‖ Fahmi, Irham .2011.‖Analisis Laporan
Keuangan.‖ Bandung : Alfabeta
Astrini, Km Suli, I Wayan Sawendra & I Ketut
Suwarna. 2014. Pengaruh CAR, Ghosh, Amith, 2015. ―Banking-industry
LDR, Dan Bank Size Terhadap specific and regional economic
NPL Pada Lembaga Perbankan determinants of non performing
Yang Terdaftar Di Bursa Efek loans: Evidence from US states‖.
Indonesia. E-Journal Bisma Journal of Financial Stability
Universitas Pendidikan Ganesha. Vol.20. p 93– 104.
Vol. 2, diakses 2 Desember
2015. Hanafi, M.M. 2009. Manajemen Risiko: Edisi
Kedua. Yogyakarta : Unit
Badar, Munib, Atiya Yasmin Javid & Shaheed Penerbit dan Percetakan Sekolah
Zulfiquar. 2013. Impact of Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Macro economic forces on
Nonperforming loans an Hasibuhan, Malayu. 2005. Dasar-Dasar
empirical study. Elixir Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
International Journal .
Kasmir. 2014.‖ Dasar Dasar Perbankan: Edisi
Barus, A. C. & Erick. 2016. Analisis Faktor- Revisi 2008. Jakarta: PT Raja
Faktor yang Mempengaruhi Non Grafindo Persada.
Performing Loan pada Bank
Umum di Indonesia. Jurnal Wira . 2008. Analisis Laporan Keuangan.
Ekonomi Mikroskil. Volume 6, Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Nomor 02.
Khemraj, T., Pasha, S. 2009. The determinants
of non-performing loans: An
econometric case study of Publishing Finance and
Guyana. The Caribbean Centre Accounting, Vol.1 No.2.
for Banking and Finance Bi-
annual Conference on Banking Roslita, Maya & Musdolifah. 2016.‖Pengaruh
and Finance, St. Augustine, Makroekonomi, Capital
Trinidad. Adequacy Ratio, Loan To
Deposit Ratio Dan Pertumbuhan
Kuncoro, Mudrajad & Suhardjono. 2002. Kredit Terhadap Non
Manajemen Perbankan. Teori Performing Loan Pada Bank
dan Aplikasi. Yogyakarta: Asing Di Indonesia Periode
BPFE. 2013-2014.‖ Jurnal Ilmu
Manajemen. Volume 4, Nomor
Linda, Mukthia, Roza. 2015. Pengaruh Inflasi, 2.
Kurs dan Tingkat Suku Bunga
terhadap Non Performing Loan Simorangkir. 2004. Pengantar Lembaga
pada PT. Bank Tabungan Keuangan Bank dan Non Bank.
Negara Tbk Cabang Padang. Bogor: Ghalia Indonesia.
Journal of Economic and
Economic Education Vol.3 No.2 Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori
(137-144). Ekonomi Makro. Jakarta :
Penerbit Raja Grafindo.
Mada, R.P & Arfinto, E. D. 2015. Analisis
Faktor-Faktor yang Syamsuddin, Lukman. (2009). Manajemen
Mempengaruhi Non Performing Keuangan Perusahaan: Konsep
Loans di Indonesia (Studi Pada Aplikasi ing Planning,
Bank Umum Konvensional yang Supervision, lan Making
Terdaftar di Bank Indonesia Decision (New Edition). Jakarta:
Tahun 2011-2014). Diponegoro PT. Raja Grafindo Persada.
Journal of Management.
Volume 4, Nomor 3. Soebagio, Hermawan. 2005. Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Mahmoeddin, As. 2010. Melacak Kredit Terjadinya Non Performing
Bermasalah:Cetakan Pertama. Loan (NPL) Bank Umum
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Komersial. Tesis
Dipublikasikan. Tesis Prodi
Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Sains Akuntansi Program Pasca
Ekonomi. Edisi Keempat. Sarjana Universitas Diponegoro.
Jakarta: Erlangga.
Utari, G A Diah, Trinil Arimurti & Ina
McEachern, William. 2000. Ekonomi Makro: Nurmalia Kurniati. 2012.
Pendekatan Kontemporer. Pertumbuhan Kredit Optimal.
Jakarta: Salemba Empat. Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan.
Messai, Ahlem, S, & Fathi, Jouni. 2013.
―Micro and Macro Determinants Washington, Gitonga Kariuki. 2014. Effect Of
of Nonperforming Loans. Macroeconomic Variables On
‖International Journal of Credit Risk In The Kenyan
Economics and Financial Issues, Banking System. International
3(4): 852—860. Journal of Business and
Commerce (Online), Vol. 3, No.
Ozili, P.K. 2015. ―How Managers Anticipate 9, Pg. 01-26.
Non-Performing Loans :
Evidence From U.S, Europe, Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika:
Asia and Africa. Red Fame Pengantar dan Aplikasinya,
Ekonosia. Jakarta.
Wolk, Harry I., et al . (2004). Accounting Tingkat Kredit Bermasalah Pada
Theory Conceptual Issues in a Bank Umum Di Indonesia.
Political and Economic Skripsi Jurusan Manajemen
Environment Sixth Edition. Program Sarjana Universitas
Ohio: Thomson Learning. Diponegoro.