Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584

Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT


PROFITABILITAS BANK UMUM KONVENSIONAL (STUDI PADA BANK
UMUM YANG LISTING DI BEI PERIODE 2012-2016)

Sukma Febrianti1), Ladinus2)


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak
E-mail: sukma_febri@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio-
rasio keuangan yaitu CAR, LDR, NPL dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank
Umum Konvensional yang listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Konvensional yang
terdaftar di BEI, sedangkan sampelnya diambil berdasarkan purposive
sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 15 bank yang memenuhi syarat
sebagai sampel. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif
dengan metode regresi linier berganda. Pengujian dilakukan dengan uji secara
simultan dan uji parsial. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan
untuk mecari rasio-rasio yang digunakan sebagai variable. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa secara simultan variable CAR, LDR, NPL dan BOPO
berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Bank Umum Konvensional yang
listing di Bursa Efek Indonesia, sedangkan secara parsial hanya variable BOPO
yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Konvensional
yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci: CAR, NPL, LDR, BOPO, Profitabilitas

Pendahuluan
Di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, umumnya sektor keuangan
masih didominasi oleh sektor perbankan. Sampai tahun 2016, di Indonesia terdapat 5
Bank Persero, 42 BUSN Devisa, 32 BUSN Non Devisa, 28 Bank Campuran, dan 11 Bank
Asing kalau ditotalkan mencapai 118 bank (www.bi.go.id). Dengan banyaknya jumlah
bank tentu menambah risiko yang dihadapi, apalagi bank-bank besar yang mempunyai
risiko sistemik akan dapat mengancam perekonomian Indonesia. Maka dari itu, bank
harus menjaga kepercayaan masyarakat dengan memperhatikan tingkat kesehatan dan
kinerja keuangannya. Oleh karena itu pihak bank perlu mengidentifikasikan kinerja
keuangan bank sebagai bahan referensi kedepannya. Salah satu kinerja yang perlu
diperhatikan adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba atau keuntungan yang
dapat dilihat melalui laporan keuangan. Menurut Ridwan dan Inge dalam Setia
Mulyawan, (2015:84) laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan hasil
proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau
aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data-data tersebut.
Salah satu rasio penting untuk menunjukkan kemampuan perbankan dalam
menghasilkan keuntungan adalah rasio ROA (Return on Asset). Menurut (Arthur dkk,
2017), ROA merupakan pengembalian atas asset yang bisa digunakan sebagai indikator
profitabilitas. Pengembalian atas aset-aset menentukan jumlah pendapatan bersih yang
dihasilkan dai aset-aset perusahaan dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total
aset. Sesuai dengan Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia SE
No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, ketentuan untuk ROA minimal yang ideal bagi
bank adalah 1.5%. Artinya bahwa jika bank memperoleh keuntungan di atas nilai yang

2.29.1
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

ditetapkan oleh Bank Indonesia maka bank tersebut dinyatakan sudah optimal dalam
mengelola asetnya dan begitu juga sebaliknya.
Tabel 1. Daftar Rasio ROA Bank Umum Konvensional yang Listing di
BEI Tahun 2012-2016
ROA
Periode Nilai Pergerakan
(%) (%)
2012 3,11 -
2013 3,08 (0,03)
2014 2,85 (0,23)
2015 2,32 (0,53)
2016 2,23 (0,09)
Rata-rata 2,72 0,22

Secara umum Tingkat profitabilitas perbankan konvensional di Indonesia sudah


optimal, tetapi dari tabel diatas terlihat bahwa terjadi trend penurunan nilai ROA dalam 5
tahun terakhir ini dimana perlu dicari faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut.
Penurunan ini tentu disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya
diantaranya yaitu dari sisi penyediaan modal minimum atau Capital Adequacy Ratio
(CAR), dari sisi jumlah kredit yang mampu disalurkan oleh bank atau Loan To Deposit
Ratio (LDR), dan dari sisi kredit bermasalah yang dialami oleh bank atau Non Performing
Loan (NPL), serta dari sisi biaya operasional yang dikeluarkan bank dan pendapatan
operasional yang diperoleh bank (BOPO).
Variabel CAR dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan perbankan.
Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung
risiko dari setiap aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut
mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi profitabilitas. Tingginya rasio modal dapat melindungi deposan dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat kepada bank, dan pada akhirnya dapat meningkatkan
mendapatan suatu bank (Edhi, 2013). Teori ini sejalan dengan penelitian yang
dikemukakan oleh M. Rizki Indra Aurum dan R. Djoko Sampurno (2015) yang
menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas (ROA). Namun bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Defri (2012) yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR)
memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
Dengan adanya perbedaan hasil dari penelitian terdahulu ini maka perlu dilakukan
penelitian lanjutan tentang pengaruh CAR terhadap ROA.
Profitabilitas juga erat kaitannya dengan jumlah kredit yang diberikan yang dilihat
menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio
antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
(Lukman Dendawijaya, 2003:118). Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, batas ideal
ketentuan rasio kredit terhadap simpanan (LDR) adalah sebesar 78%-100% (SE BI
No.15/41/DKMP tanggal 1 oktober 2013). Batas ideal ini dibuat sebagai panduan agar
bank tidak terlalu agresif dan lebih berhati-hati terhadap potensi terjadinya kredit
bermasalah. M. Rizki Indra Aurum dan R. Djoko Sampurno (2015), yang menyatakan
bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Namun
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Defri (2012), yang menyatakan
bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Return on Asset (ROA). Dengan adanya temuan penelitian yang berbeda di atas maka
perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh LDR terhadap ROA.
Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah adalah alat penilaian kualitas
aset bank umum dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet sebagaimana

2.29.2
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

diatur dalam ketentuan Bank Indonesia melalui SE BI No.15/28/DPNP 31 Juli 2013


dengan batas maksimal adalah 5%. NPL juga erat kaitannya dengan kemampuan bank
dalam memperoleh keuntungan, karena apabila pengembalian pinjaman nasabah
mengalami masalah dalam pengembaliannya otomatis pendapatan bank juga akan
mengalami penurunn dari segi pendapatan bunga pinjamannya yang diperoleh bank,
dilihat dari nilai ROA pada tabel 1 selama periode penelitian mengalami penurunan
keadaan ini kemungkinan disebabkan meningkatnya kredit bermasalah yang dialami
oleh bank. Idealnya apabila nilai NPL tinggi akan berdampak menurunnya nilai
profitabilitas (ROA) daan begitu juga sebaliknya apabila NPL rendah akan berdampak
menigkatnya nilai profitabilitas (ROA). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Pramitha Kusuma Dewi, Mulyadi dan Abdurrakhman (2015), menyatakan
bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on
Asset (ROA). Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Slamet
Fajari dan Sunarto (2017) yang menyatakan sebaliknya bahwa Non Performing Loan (NPL)
berpengaruh positif signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Dengan adanya fakta
temuan yang berbeda inilah perlunya dilakukan penelitian lanjutan pengaruh NPL
terhadap ROA.
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah perbandingan antara
biaya operasional dengan pendapatan operasional. Biaya operasional merupakan biaya
yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti
biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan lain-lain). Pendapatan operasional
merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari
penempatan dana dalam bentuk kredit dan penempatan operasional lainnya. Dilihat dari
periode penelitian pada tabel 1 dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 ROA
mengalami penurunan salah satu faktor yang biasa mempengaruhinya adalah dari segi
beban operasional yang dibayar tinggi sedangkan pendapatan operasional yang
diperoleh rendah sehingga tidak berimbang dan berdampak pada menurunnya nilai ROA
yang diperoleh.
Bank Indonesia menetapkan ketentuan BOPO bagi Bank Umum Kelompok Usaha
(BUKU) I maksimal 85%. BUKU II kisaran 78%-80%, BUKU III kisaran 70%-75%, dan
BUKU IV 60%-65%. Secara umum rasio BOPO yang harus dijaga bank umum adalah
tidak lebih dari 85%. Semakin kecil BOPO semakin kecil biaya operasional yang
dikeluarkan sehingga kemungkinan bank untuk mendapatkan keuntaungan lebih besar.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Defri (2012), menunjukan
bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Namun berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Yonira Bagiani Alifah (2014), yang menyatakan
bahwa BOPO berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Dengan adanya fakta temuan
yang berbeda maka perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh BOPO
terhadap ROA.

Metodologi Penelitian
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum yang listing di
Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu penelitian (maksimal listing pada tahun 2012).
Dari periode penelitian ada sebanyak 31 bank umum konvensional yang listing pada
Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling,
purposive sampling adalah teknik menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu.
(Sugiyono, 2014). Kriteria penentuan sampel sebagai berikut:
1. Bank yang terdaftar di BEI yang mempunyai laporan keuangan paling lengkap dan
telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia yang diakses dari tahun 2012 sampai
tahun 2016.
2. Listing pada pada BEI minimal mulai tahun 2012

2.29.3
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

3. Perbankan yang memiliki total aset per Desember 2016 diatas Rp 100 Tryliun.
Jumlah keseluruhan bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kurun
waktu penelitian dari tahun 2012 sampai tahun 2016 sebanyak 31 Bank dan yang
memenuhi kriteria di atas sebanyak 11 bank. Maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 11 bank periode tahun 2012-2016.

Teknik Analisis Data


Analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif dengan metode
analisis regresi liniear berganda karena ada satu variable terikat dan variable bebasnya
lebih dari satu. Analisis regresi liniear berganda yang dinyatakan dengan angka-angka
dan perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program
Statistical Package Social Sciences (SPSS) versi 18.0.

Uji Hipotesis
Uji F (Uji Simultan)
Uji Simultan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas X1, X2, X3,
X4 yaitu CAR, LDR, NPL, dan BOPO secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel terikat (Y) yaitu ROA. Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig.
dengan criteria :
1. Jika probabilitas (signifikan) > 0,05 ( ) maka diterima, ditolak.

2. Jika probabilitas (signifikan) < 0,05 ( ) maka ditolak, diterima.


Uji T (Uji Parsial)
Uji parsial dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individu
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Y) dengan asumsi variabel yang lain
konstan.
1. Jika probabilitas (signifikan) > 0,05 ( ) maka diterima, ditolak.

2. Jika probabilitas (signifikan) < 0,05 ( ) maka ditolak, diterima.


Setelah dilakukan pengujian Hipotesis kita dapat melihat seberapa besar pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu pengaruh variabel CAR, LDR, NPL, dan
BOPO terhadap ROA baik secara simultan maupun parsial.

Uji (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model


dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan
1. Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1. Semakin
besar nilai R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut. Dan
semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat
menjelaskan variabel dependen (wahid Sulaiman,2004:86).

2.29.4
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Hasil dan Pembahasan


TabeL 2. Hasil Uji F (Simultan) ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 61,088 4 15,272 102,814 ,000a


Residual 7,427 50 ,149    
Total 68,515 54      

Dari hasil tersebut menunjukan bahwan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 yang
menunjukan bahwa variabel CAR, LDR, NPL dan BOPO secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap variabel ROA (Profitabilitas).

Tabel 3. Hasil Uji t (Parsial) Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients


Model T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9,429 ,824 11,438 ,000
CAR (X1) ,031 ,021 ,069 1,475 ,146
LDR (X2) ,006 ,008 ,043 ,677 ,502
NPL (x3) -,089 ,086 -,075 -1,036 ,305
BOPO (x4) -,101 ,007 -,910 -14,275 ,000

Dari tabel coefficient diatas menunjukkan bahwa variable CAR, LDR dan NPL
tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang lisitng di
Bursa Efek Indonesia karena dilihat dari nilai t hitung yang lebih kecil dari t tabel
maupun nilai signifikansinya yang lebih besar dari nilai Alpha 0,05 (5%). Sedangkan
variable BOPO terlihat menunjukkan pengaruh signifikan terhadap ROA (Profitabilitas)
pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb


Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,944a ,892 ,883 ,38541

Dari tabel model summary diatas menunjukkan bahwa nilai R square = 0,892 atau
dengan kata lain 89,2% variabel CAR, LDR, NPL dan BOPO berpengaruh terhadap
variabel ROA (terikat) pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Secara simultan atau bersama-sama variabel bebas (CAR, LDR, NPL dan BOPO)
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (ROA).
2. Secara parsial hanya variabel BOPO yang berpengaruh signifikan terhadap ROA.
3. Besarnya pengaruh variabel bebas (CAR, LDR, NPL dan BOPO) terhadap variabel
terikat (ROA) sebesar 89,2% sedangkan sisanya 10.8%% dipengaruhi oleh variabel
lain.

Daftar pustaka

2.29.5
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Arthur J. Keown dkk.,2017, Manajemen Keuangan Prinsip dan Penerapan, PT. Indeks,
Jakarta.
Lukman Dendawijya, 2003, Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Imam Gozali, 2013, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21, Cetakan ke
Delapan, Universitas Diponegoro, Semarang.
Setia Mulyawan, 2015, Manajemen Keuangan, Cetakan Pertama, Pustaka Setia, Bandung.
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Administrasi Lengkap Dengan Metode R&D, Alfabete,
Bandung.
Aurun, M. Riski Indra dan R. Djoko Sampurno, 2015, Analisis Pengaruh Struktur Pasar
dan Rasio Keuangan Terhadap Profitabilitas Bank Umum Konvensional Di Indonesia
Tahun 2009-2013. Diponegoro Journal Of Management,Vol 4 No 2.
Dewi, Pramitha Khusuma, Wulyadi dan Abdurahman, 2015, Analisis Pengaruh CAR,
NPL, LDR, dan NIM Terhadap Profitabilitas Perbankan Studi Kasus Pada Bank Umum
Yang Tercatat Pada BEI Tahun 2008-2012. JAFFA, Vol 3 No , Hal 17-30.
Defri. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Likuidiras dan Efisiensi Operasional
Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI 2008-2010, 2012,
Jurnal Manajemen, Vol 1, No 1.
Sunarto, Slamet Fajari, 2017, Pengaruh CAR, LDR, NPL, BOPO Terhadap Profitabilitas
Bank Studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2011 Sampai 2015, Tesis Program Pascasarjana Universitas Stikubank, Semarang.
http://www.bi.go.id. Jumlah Bank Umum di Indonesia.
http://www.idx.co.id, Laporan Keuangan Bank Umum Yang Terdaftar di BEI.
http://www.ojk.go.id. Laporan Keuangan Bank Umum Konvensional.
Surat Edaran Bank Indonesia No 13/30/DPNP/Tanggal 16 Desember 2011. Perihal
Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum Serta Laporan Tertentu
Yang Disampaikan Kepada Bank Indonesia. www.bi.go.id.
Surat Edaran Bank Indonesia No.15/ 41/DKMP/Tanggal 1 Oktober 2013. Perihal
Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum Berdasarkan Loan
To Deposit Ratio Dalam Rupiah. www.bi.go.id.
Surat Edaran No.13/24/DPNP/tanggal 25 Oktober 2011. Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum www.bi.go.id.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/7/DPNP/tanggal 8 Maret 2013. perihal Pembukaan
Jaringan Kantor Bank Umum Berdasarkan Modal Inti.

2.29.6

Anda mungkin juga menyukai