Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH KREDIT BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA BSI

KCP MANGGENG

Meri Mulyani

Universitas Teuku Umar

merimulyani025@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kredit bermasalah terhadap profitabilitas
pada Bank Syariah. Penelitian ini difokuskan pada Bank Syariah Indonesia unit Manggeng,
Aceh Barat, Aceh. Kredit bermasalah dapat di ukur melalui NPL (Non Performing Loan),
sedangkan Profitabilitas menggunakan ROA (Return on Asset). Studi yang dilakukan
menggunakan teknik analisis regresi OLS (Ordinary Least Square) sederhana, yang meliti
data panel dengan menggabungkan data cross section dan data time series. Adapun jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari laporan keuangan periode
2016-2020. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa arah yang negative (kredit
bermasalah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas). Halo ini mengidentifikasikan
bahwa kredit bermasalah akan berdampak terhadap penurunan profitabilitas BSI KCP
Manggeng.

Kata kunci : Kredit Bermasalah, NPL, Profitabilitas.

Abstract

The study aimed to study the bad loans impact on profitability on sharia Banks. This study
focused on Bank Syariah Indonesi (BSI) Manggeng, Aceh Barat, Aceh. Bad loans can be
scaled through NPL (non-performing loan), the profitability scaled through Return on Asset
(ROA). The study using the Ordinary Least Square (OLS), which boards through the data
panel by combining the cross section and the time series. As for the type of data used in this
research is the secondary data from the financial report of 2016-2020. Studies have shown
that negative direction (negative credit has hada significant impact on returned profitability.)
It identifies that problem credits will contribute to lower profitability to BSI KCP Manggeng.

Keywords : Bad loans, NPL, Profitabilitas


1. Pendahuluan

Lembaga Keuangan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi yang ada
di Indonesia. Lembaga keuangan, melalui perekonomian Indonesia, melibatkan aliran uang
dalam jumlah besar, sehingga lembaga keuangan dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat
sehari-hari. Lembaga Keuangan sendiri merupakan lembaga yang mempunyai kegiatan
untuk menghimpun dana, ataupun hanya menyalurkan dana namun bisa juga keduanya, yaitu
kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana (Kasmir, 2013:12). Lembaga keuangan
sendiri dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu lembaga keuangan non-bank dan lembaga
keuangan bank (Triandaru dan Budisantoso, 2006:5). Lembaga keuangan Bank inilah yang
merupakan salah satu lembaga keuangan yang sangat penting bagi perekonomian suatu
negara.

Bank bukan hanya lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara, tetapi
juga dapat mempengaruhi perekonomian negara, baik perekenomian makro maupun
perekonomian mikro. Selain itu, bank juga bertujuan untuk meningkatkan pembangunan
nasional (Sudiyanto, 2010). Sebagai lembaga keuangan penyimpanan, bank juga memegang
peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perekonomian suatu negara. Bank juga
memberikan fasilitas kepada pihak yang kelebihan dana maupun pihak yang membutuhkan
dana. Dengan demikian, bukan mustahil jika peranan bank digunakan sebagai alat untuk
menetapkan kebijakan moneter dan sumber utama kredit untuk pembiayaan dalam
pembangunan negara yang mempengaruhi pertumbuhan sistem perekonomian suatu negara
(Koch dalam Buchory dan Saladin, 2006).

Mengingat begitu pentingnya peranan Bank bagi negara, bank wajib memelihara
tingkat kesehatan bank. Indikator yang paling penting dan paling tepat dalam pengukuran
kinerja suatu bank adalah aspek profitabilitas. Dimana profitabilitas sendiri merupakan
gambaran dalam suatu kemampuan yang terdapat di suatu bank yang mendapatkan laba
melalui kemampuan yang di dapatkan dalam kegiatan penjualan, kas, modal kerja, atau
cabang-cabang yang dimiliki oleh bank tersebut. Aspek Profitabilitas tidak hanya dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba saja, akan tetapi
dapat juga digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi suatu manajemen
bank.
Disaat profitabilitas yang dijadikan sebagai bagian dari penilaian kesehatan sebuah
bank mengalami penurunan, maka akan berpengaruh juga terhadap tingkat reputasi bank.
Pengukuran rasio profitabilitas dapat menggunakan beberapa jenis rasio profitabilitas yang
sesuai dengan tujuan yang hendak di capai dan penggunaanya tergantung kebijakan
manajemen.

Dendawijaya (2009) menegaskan bahwa kredit bermasalah adalah kredit yang


pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih
dari 1 (satu) tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan. Kredit
bermasalah merupakan kredit yang kualitasnya kurang lancar, diragukan dan macet. Standar
yang ditetapkan Bank Indonesia adalah kurang dari 5%, dengan rasio dibawah 5% maka
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang harus disediakan bank guna menutup
kerugian yang ditimbulkan oleh aktiva produktif non lancar (dalam hal kredit bermasalah)
menjadi kecil. Apabila jumlah kredit bermasalah ini melebihi 5%, maka besar kemungkinan
profitabilitas yang akan diterima bank kecil, karena tidak terbayarnya kredit berdampak pada
menurunnya pendapatan bunga yang merupakan pendapatan utama bank. Laba akan terkena
imbas karena praktis laba bank akan merosot karena bank kehilangan sumber pendapatan dan
harus menyisihkan pencadangan sesuai kolektabilitas kredit.

Menurut Dendawijaya (2009) ada dua akibat dari timbulnya kredit bermasalah, yaitu :
Pertama, bank akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang
diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh bagi profitabilitas bank.
Kedua, Return On Asset (ROA) mengalami penurunan. ROA sendiri merupakan rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu bank untuk menghasilkan
laba. Rasio yang diberikan oleh ROA berupa ukuran produktivitas dalam memberikan
pengembalian kedua penanam modal. Hal ini memberikan gambaran bahwa semakin besar
rasio, maka akan semakin baik, yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan
meraih laba.

Merujuk pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Watopa, Murni dan Saerang
(2017) yang menjelaskan bahwa risiko kredit bermasalah yang tinggi berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas bank. Bank yang memiliki fungsi utama sebagai penampung, pengolah
dan penyalur dana bagi masyarakat yang kelebihan dengan masyarakat yang kekurangan
dalam prospek pendanaan, dan pokokusaha suatu bank berada pada kegiatan perkreditan atau
penyaluran dana. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penghasilan terbesar suatu perbankan
didapatkan dari kegiatan perkreditan. Jadi kredit disini memiliki peran utama terhadap
peningkatan atau penurunan laba/profitabilitas suatu bank, dan kredit macet merupakan hal
yang tidak dapat dihindari oleh suatu perbankan, hal ini pula yang akan menyebabkan
terjadinya fluktuasi pada laporan keuangan perbankan.

Sama halnya dengan perusahaan perbankan yang lain, Bank Syariah Indonesia (BSI)
juga mengikuti konsep perbankan yang disesuaikan dengan konsep syariah, mulai dari
pinjaman syariah, KPR syariah, kredit syariah dan lainnya. Dengan kata lain BSI juga
mendapatkan penghasilan terbesarnya melalui kegiatan perkreditan.

Kantor Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Manggeng, yang terletak di Kabupaten
Aceh Barat Daya juga melayani nasabah Bank BSI Syariah untuk membuat rekening baru,
setor tunai, penarikan dana simpanan, cek saldo, pengajuan pinjaman / kredit dan layanan
ATM BSI pada produk Bank Syariah Indonesia lainnya. BSI unit Manggeng ini, menjadi
salah satu perusahaan perbankan yang memiliki peran utama terhadap peningkatan dan
penurunan profitabilitas Bank Syariah Indonesia. Profitabilitas tersebut juga dipengaruhi oleh
kegiatan perkreditan yang terjadi dalam bank. Mengingat pentingnya peran kegiatan
perkreditan ini, peneliti meletakkan kacamata penelitiannya pada pengaruh kredit
bermasalah terhadap profitabilitas pada BSI unit Manggeng, Aceh Barat, Aceh.

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh kredit bermasalah terhadap
profitabilitas pada BSI KCP Manggeng. Selanjutnya artikel ini akan menyajikan kajian
pustaka, menjabarkan metodologi penelitian, melaporkan hasilnya dan membuat kesimpulan.

2. Pustaka

Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah adalah risiko yang ditanggung oleh bank dalam setiap pemberian
kredit kepada nasabah. Risiko tersebut dapat berupa keadaan dimana kredit tidak dapat
kembali tepat pada waktu yang telah ditentukan (Effendi, 2017) Ada berbagai faktor yang
menyebabkan kredit menjadi bermasalah, seperti kesengajaan dari pihak-pihak yang terlibat
dalam proses kredit, kesalahan prosedur pemberian kredit, atau dapat disebabkan oleh faktor
lain seperti faktor makroekonomi.
Mahmoeddin (2010:3) menjabarkan bahwa kredit bermasalah memiliki dua lingkup
yang berbeda, yaitu:

a. Pengertian secara umum, bahwa kredit bermasalah adalah kredit yang tidak lancar
atau kredit dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang diperjanjikan
b. Pengertian secara khusus, bahwa suatu kredit dianggap bermasalah apabila debitur
tidak memasukan laporan yang dijanjikannya, misalnya laporan keuangan
bulanan, laporan keuangan tahunan, laporan produksi dan persediaan bulanan dan
sebagainya.

Kredit bermasalah dapat diukur dengan rasio Non Performing Loan (NPL), kredit
akan dikategorikan bermasalah apabila kualitas kredit tergolong pada tingkat kolektabilitas
kurang lancar, diragukan, dan macet. Mahmoedin (2010:67) menyatakan bahwa semakin
tinggi rasio NPL semakin buruk kualitas kredit dari bank yang bersangkutan karena jumlah
yang lebih besar dari kredit bermasalah dan juga menyebabkan krisis kredit. Mawardi (2017)
juga menyatakan bahwa NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan total kredit. NPL sendiri
mencerminkan risiko kredit, maka semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang
ditanggung bank. NPL sendiri dikatakan baik apabila memiliki nilai di bawah 5%. Bank
dengan NPL yang tinggi berpotensi terhadap kerugian bank, karena hal ini akan
memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya.

Menurut Kasmir (2013:155) NPL (Non Performing Loan) merupakan kredit yang
didalamnya terdapat hambatan yang disebabkan oleh dua unsur yakni dari pihak perbankan
dalam menganalisis maupun dari pihak nasabah yang dengan sengaja atau tidak sengaja
dalam kewajibannya tidak melakukan pembayaran. Sedangkan menurut Herman Darmawi
(2011:16) Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu pengukuran dari rasio risiko
usaha bank yang menunjukkan besarnya risiko kredit bermasalah yang ada pada suatu bank.
Kr

Menurut Darmawi (2011:16) Non Performing Loan (NPL) dapat ihitung melalui
rumus sebagai berikut:

Kredit Bermasalah
NPL = x 100%
Total Kredit yang Diberikan
Profitabilitas

Profitabilitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan dalam


menghasilkan laba selama periode tertentu. Dalam menilai profitabilitas suatu perusahaan,
harus memperhatikan laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan
lainya. Munawir (2014:33) juga menegaskan bahwa profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan
dapat diukur dengan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya secara produktif
dan kesuksesannya. Hal ini berarti dalam mengetahui profitabilitas suatu perusahaan adalah
dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan
jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.

Selanjutnya Sartono (2010:122) mengemukakan bahwa profitabilitas merupakan


kemampuan perusahaan dengan memperoleh laba dalam hubungannya dengan modal, total
aktiva, dan penjualan perusahaan. Sama hal nya dengan perusahaan, ingkat efektifitas dan
laba operasi suatu bank juga dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Menurut
Kasmir (2013:196) rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Sutrisno (2003) juga mengemukakan
bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, yakni
semakin besar tingkat keuntungan/laba, semakin baik pula manejemen dalam mengelola
perusahaan. Sartono (2010) menyebutkan bahwa profitabilitas sendiri adalah rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.

Untuk mengukur tingkat profitabilitas, ada beberapa jenis rasio yang dapat digunakan
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Masing-masing jenis rasio ini digunakan untuk
menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau bahkan
bisa untuk beberapa periode. Adapun rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Return on Asset (ROA). Return on Asset (ROA) juga sering disebut sebagai
rentabilitas ekonomis yang merupakan ukuran kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba
yang dihasilkan merupakan EBIT (Earning Before Interest and Taxes) atau laba sebelum
bunga dan pajak. Menurut Pandia (2012:71), rumus ROA (Return on Asset) yang igunakan
adalah sebagai berikut:
Laba Sebelum Pajak
ROA = x 100%
Total Aset

Pengembangan Hipotesis

Bank memiliki tujuan utama berupa penyaluran kredit kepada debitur, sehingga
debitur dapat mengembalikan seluruh pinjaman sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditwntukan bersama (perjanjian). Kegiatan kredit merupakan pemasukan utama yang
menghasilkan laba perbankan, maka tak heran jika kredit menjadi salah satu kegiatan utama
dari sebuah bank. Akan tetapi apabila kredit yang diberikan itu bermasalah atau termasuk
kategori kurang lancar, diragukan, atau bahkan macet akan mempengaruhi laba yang
diperoleh dan juga dapat mempengaruhi kinerja suatu bank.

Ismail (2013:127) menuturkan bahwa kredit yang bermasalah akan memiliki dampak
terhadap penurunan laba. Penurunan laba pada akhirnya akan berdampak pula pada
penurunan profitabilitas. Selain itu Mahmoeddin (2010:20) juga menjelaskan bahwa jika
terjadi kredit bermasalah yang mengarah kepada kredit yang merugikan, maka tingkat
profitabilitas pasti terganggu.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka peneliti menenntukan hipotesis penelitian


sebagai berikut:

H0: Tidak Adanya Pengaruh Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas Pada BSI
KCP Manggeng

H1: Kredit Bermasalah Berpengaruh Terhadap Profitabilitas Pada BSI KCP


Manggeng

3. Metode

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Metode ini digunakan dengan tujuan untuk menggambarkan tentang
variabel-variabel dalam penelitian, juga untuk mengkaji kaitan antar variabel yang berupa
hubungan kausal atau hubungan sebab akibat melalui pengujian hipotesis.
Selanjutnya data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder,
karena tidak tidak di lakukan observasi langsung ke objek yang diteliti, akan tetapi
menggunakan data berupa laporan keuangan yang diperoleh dari data laporan keuangan Bank
BSI unit Manggeng periode 2016-2020. Sedangkan teknik yang ihmgunakan dalam
pengumpulan data yaitu teknik dokumentasi, yang merupakan penelitian untuk mendapatkan
data dari obyek yang akan diteliti melalui pengumpulan data dari sumber tertulis. Data yang
dikumpulkan merupakan data gabungan antara data time series dan cross section.

Dengan menggabungkan jenis data time series dan cross secrion, maka dalam
penelitian ini digunakan teknik kuadrat terkecil atau model regresi Ordinal Least Square
(OLS) sederhana untuk mengestimasi model data panel yang telah dikumpulkan. Persamaan
metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = b0 + b1X + m

Keterangan:

Y = Kredit Bermasalah (NPL) X = Profitabilitas (ROA)

b0 = Konstan m = error term

b1 = Perubahan X

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil
Pemilihan model

1. Uji Chow

Uji Chow digunakan dalam penelitian ini untuk memilih apakah model
Common Effect atau Fixed Effect yang lebih tepat digunakan. Uji Chow ini
dilakukan dengan hipotesis berikut ini :
H0 : Common Effect Model
Ha : Fixed Effect Model
Tabel 1. Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects test Statistics d.f Prob.


Cross-section F 4.965395 10,43 0.0001
Cross-section Chi-square 42.221932 10 0.0000

Sumber: Output Eviews Statistik Versi 9,5


Dari hasil pengujian uji Chow diatas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas
Cross-Section F adalah 0,0001 (<0,005) artinya H0 ditolak dan Ha diterima, Ha pada
uji Chow adalah Fixed Effect Model, maka menurut uji ini model yang tepat untuk uji
data panel ini adalah Fixed Effect Model.

2. Uji Hausman

Selanjutnya dilakukan uji Hausman untuk memilih apakah Fixed Effect Model
atau Random Effect Model yang paling tepat digunakan. Uji Hausman dilakukan
dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Random Effect Model
Ha : Fixed Effect Model
Tabel 2. Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Chi-Sq. d.f. Prob.


Statistic
Cross-section random 9.814474 1 0.0017

Sumber: Output Eviews Statistik Versi 9


Hasil pengujian dengan uji Hausman tersebut dapat diketahui bahwa nilai
probabilitas Chi-Square adalah 0,0017 (< 0,05). Dengan demikian H0 ditolak dan Ha
diterima, maka model yang tepat untuk uji data panel ini adalah Fixed Effect. Oleh
sebab itu dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect lebih baik dalam
menginterprestasikan regresi data panel untuk menjawab penelitian ini.
Regresi data panel
Tabel 3. Hasil Regresi Data Panel

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


C 1.131943 0.380519 2.974731 0.0048
X1 0.518283 0.156956 3.302082 0.0019

R-squared 0.535944

Adjusted R-squared 0.417232

S.E. of regression 1.208257

Sum squared resid 62.77503

Log likelihood -81.67779

F-statistic 4.514655

Prob(F-statistic) 0.000159

Mean dependent var 2.267455

S.D. dependent var 1.582746

Akaike info criterion 3.406465

Schwarz criterion 3.844429

Hannan-Quinn criter 3.575829

Durbin-Watson stat 1.397536


Sumber: Output Eviews Statistik Versi 9,5
Merujuk pada tabel diatas, maka dapat diperoleh persamaan regresi data panel
sebagai berikut:
Y = 1,131943+0,518283
Berdasarkan persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa jika kredit
bermasalah bernilai nol, maka besarnya profitabilitas sebesar 1,131943. Kemudian
setiap peningkatan 1% kredit bermasalah diprediksi akan menaikan profitabilitas
sebesar 0,518283. Kemudian nilai Ajusted R Square adalah sebesar 0,417232, artinya
kredit bermasalah berpengaruh sebesar 41,72% terhadap profitabilitas dengan tingkat
signifikanis sebesar 0,0019 lebih kecil dari α = 0,05, dimana hasil tersebut
menunjukan bahwa hipotesis diterima.

Pembahasan
Berdasarkan hasil uji statistik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit
bermasalah berpengaruh signifikan terhadap prifitabilitas dengan arah yang negatif.
Hal ini berarti kredit bermasalah yang telah diukur dengan NPL dapat menurunkan
tingkat profitabilitas yang diukur dengan ROA pada Bank Syariah Indonesia unit
Manggeng. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Adlan (2016) yang memaparkan bahwa variabel kredit bermasalah berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas dengan arah yang negatif.
Kredit bermasalah merupakan tingkat pengembalian pinjaman yang diberikan
oleh bank kepada debitur non-bank, yang digunakan untuk mengukur kredit-kredit
bermasalah terhadap total kredit. Semakin tinggi rasio berarti akan menunjukkan
semakin buruk kualitas kredit dari bank yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan oleh
jumlah yang lebih besar dari kredit bermasalah dan juga menyebabkan krisis kredit
yang membutuhkan penyediaan tunjangan yang cukup besar, keuntungan menurun
dan pendapatan bunga juga menurun (Prawianegara dkk, 2017).
Selanjutnya Ananda (2016) juga memaparkan bahwa risiko kredit yang
dialami oleh bank akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank dan laba yang
ditargetkan. Hal ini ikarenakan kenaikan NPL yang mengakibatkan pendapatan yang
seharusnya diterima akan mengalami penurunan. Hasibuan (2007) menjelaskan
semakin kecil jumlah kredit yang bermasalah, maka akan mengurangi kerugian bank
dan menambah laba yang akan iterima oleh bank. Nilai rata-rata NPL yang dimiliki
Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Manggeng berada dibawah 5%, hal ini
menjelaskan bahwa BSI KCP Manggeng, Aceh Barat, masih berada dalam kondisi
yang cukup sehat. Dengan demikian, bank tersebut masih dapat menjalankan
operasinya dengan baik.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa kredit bermasalah


berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah Indonesia Unit
Manggeng dengan arah yang negative. Dengan demikian, kredit bermasalah dapat
menurunkan tingkat profitabilitas bank. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur
dengan menggunakan Return on Asset (RAO) dan kredit bermasalah diukur dengan
menggunakan Non Performing Loan (NPL). Besar pengaruh kredit bermasalah
terhadap profitabilitas adalah sebesar 41,72%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
faktorr lain yang tidak diteliti.

Daftar Pustaka
Effendi, K. A. (2017). Risk of Debt-Based Financing in Indonesian Islamic Banking. Al-
Iqtishad: Journal of Islamic Economics, 9(2), 203–212.
https://doi.org/10.15408/aiq.v9i2.4821
Ananda, A.F. (2016). Determinan Profitabilitas Bank Melalui Z-Score, Struktur Modal, Size,
Risiko Kredit dan Permodalan pada Industri Perbankan Nasional. JEM 12(1), 1-12.
https://doi.org/10.21067/jem.v12i1.1179
Buchory, H.A., & Saladin, D. (2006). Dasar-Dasar Pemasaran Bank. Bandung: Linda Karya.
Budisantoso, T., & Triandaru, S. 2006. Bank dan Lembaga KeuanganLain. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Darmawi, H. (2011). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Dendawijaya, L. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Effendi, K. A. (2017). Risk of Debt-Based Financing in Indonesian Islamic Banking. Al-
Iqtishad: Journal of Islamic Economics, 9(2), 203–212.
https://doi.org/10.15408/aiq.v9i2.4821
Hasibuan, M. (2008). Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Irianti, A.S., & Saifi, M. (2017). Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan
Risk-Based Bank Rating Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan
Perbankan Umum Konvensional Sektor Bank Umum Swasta Devisa yang Terdaftar di
BEI Periode 2013-2015). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 5(1), 56-64.
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/1945
Ismail. 2013. Manajemen Perbankan. Surabaya: Kencana.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mahmoeddin, A. (2010). Melacak Kredit Bermasalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Mawardi, W. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank
Umum Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Aset Kurang Dari 1
Triliun). Jurnal Bisnis Strategi, 14(1), 83-94. https://doi.org/10.14710/jbs.14.1.83-94
Munawir, S. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Pandia, F. (2012). Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: Rineka Cipta.
Prawiranegara, B., Ratnawati, D., & Suhendi, R.M. (2017). Peran Penyaluran Kredit Dalam
Meningkatkan Pendapatan Operasional Pada PT. BRI (persero) Tbk. Tahun 2013-
2016. Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi, 5(1), 27-45.
http://dx.doi.org/10.25157/jwr.v5i1.1398
Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Sudiyanto, B. (2010). Pengaruh Kebijakan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Kinerja Perusahaan Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Dinamika Keuangan dan
Perbankan Volume, 2(1), 1-22.
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe1/article/view/179
Sutrisno. (2012). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.
Taufik, M.I. (2017). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Pembiayaan Pada Perbankan Syariah
(Berdasarkan Jenis Akad Dan Jenis Penggunaan) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Periode 2011-2015. Tesis. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Usmar, D. (2015). Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba.
Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi, 3(1), 1-10.
http://dx.doi.org/10.25157/jwr.v3i1.1371
Watopa, E.Y., Murni, S., & Saerang, I.S. (2017). Analisis Penerapan Pengelolaan Risiko
Kredit dan Risiko Operasional Pada PT. Bank Sulut GO. Jurnal EMBA, 5(2), 323-
333.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.unsrat.ac
.id/index.php/emba/article/download/
15619/15154&ved=2ahUKEwjvxZ2DsrP4AhXr7HMBHfAyDtMQFnoECAwQAQ
&usg=AOvVaw1POt2KPxuEj9ZirsoqQqLL

Anda mungkin juga menyukai