Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH EKONOMI MONETER I

“KINERJA OJK DALAM MENJAGA STABILITAS KEUANGAN PASCA PANDEMI


COVID-19”
Dosen Pengampu: Drs. Akung Daeng, M.Si

DISUSUN OLEH :
NAMA : DEWI RIZQIYATI AMALYAH
NIM : A1A022065
KELAS/SEMESTER : B/3

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah
memberikan kita nikmat sehat dan kesempatan untuk belajar serta berkontribusi
dalam pembelajaran di mata kuliah Ekonomi Moneter 1. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, utusan Allah yang menjadi
panutan bagi seluruh umat manusia.

Dalam rangka memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah Ekonomi
Moneter 1, saya dengan rendah hati menyajikan makalah ini tentang "Kinerja OJK
dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Pasca Pandemi Covid-19." Makalah ini
merupakan hasil dari upaya saya untuk memahami peran Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam menghadapi tantangan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya
akibat pandemi global yang mengguncang dunia.

Pandemi Covid-19 telah merubah lanskap ekonomi secara dramatis, memengaruhi


hampir setiap aspek kehidupan kita, termasuk sektor keuangan. Oleh karena itu,
penting bagi kita sebagai mahasiswa untuk memahami bagaimana suatu lembaga
seperti OJK berperan dalam menjaga stabilitas keuangan negara dan melindungi
kepentingan masyarakat.

Makalah ini bertujuan untuk menganalisis kinerja OJK dalam menjaga stabilitas
keuangan pasca pandemi Covid-19, dengan fokus pada berbagai langkah dan
kebijakan yang telah diambil serta dampaknya terhadap ekonomi nasional. Analisis
ini juga akan menggali tantangan yang dihadapi oleh OJK dalam menghadapi situasi
darurat seperti pandemi ini, serta memberikan pandangan terhadap arah yang akan
diambil ke depan.

Saya berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang
peran OJK dalam menghadapi krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya,
dan menjadi kontribusi kecil dalam pemahaman kita tentang bagaimana pihak
berwenang keuangan berjuang untuk menjaga stabilitas dalam situasi yang penuh
ketidakpastian. Terakhir, saya menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan dan kontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Selamat membaca dan semoga makalah ini dapat memenuhi ekspektasi untuk UTS
mata kuliah Ekonomi Moneter 1.

Mataram, 5 Oktober 2023

Dewi Rizqiyati Amalyah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……...……………………………...……………………………………………

DAFTAR ISI……...……………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………….

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………
C. Tujuan………………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………..

A. Perkembangan Indeks Harga Saham Indonesia (IHSG) Sepanjang Masa Pandemi


Covid-19 dan Korelasi Perkembangan ISHG dengan Tindakan dan Kebijakan
yang Diambil oleh OJK……………………………………………………………………...
B. Perubahan dalam Risiko Kredit Selama Pandemi dan Sejauh Mana OJK Berhasil
Mengatasi Potensi Krisis Kredit di Sektor Perbankan…………………………………
C. Pergeseran dalam Pola Investasi dan Perilaku Investor Selama Pandemi dan
Pengawasan OJK Terhadap Pasar Modal untuk Menjaga Stabilitasnya……………
D. Kondisi Likuiditas Sektor Keuangan Selama Pandemi dan Tindakan Khusus
yang Diambil oleh OJK untuk Memastikan Kelancaran Aliran Dana………………..
E. Tantangan yang Dihadapi oleh OJK dalam Menghadapi Pandemi Covid-19………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pandemi Covid-19, yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok pada akhir
tahun 2019, telah mengguncang dunia secara mendalam dan meratakan
hampir semua aspek ke
hidupan manusia. Dalam upaya untuk memutus rantai penularan virus yang
mematikan ini, negara-negara di seluruh dunia telah menerapkan langkah-
langkah penguncian dan pembatasan yang mengakibatkan penurunan
ekonomi global yang signifikan. Di Indonesia, pandemi ini telah memberikan
dampak yang luar biasa terhadap kesehatan masyarakat, serta
menggoncangkan perekonomian dan sektor keuangan.

Pandemi Covid-19 telah memicu krisis ekonomi yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Aktivitas ekonomi terhenti, sektor pariwisata dan perjalanan
hancur, dan bisnis kecil dan menengah terpaksa gulung tikar. Pelaku pasar
finansial di seluruh dunia menyaksikan kejatuhan tajam indeks saham,
volatilitas tinggi dalam mata uang, dan perubahan besar dalam permintaan dan
penawaran aset keuangan.

Oleh karena itu, menjaga stabilitas keuangan selama periode pasca pandemi
menjadi tugas kritis yang dihadapi oleh setiap negara. Di Indonesia, Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) memegang peran utama dalam menjaga dan
mengawasi stabilitas sektor keuangan. OJK, sebagai lembaga yang
bertanggung jawab atas pengaturan dan pengawasan industri jasa keuangan,
harus berperan proaktif dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang luar
biasa ini.

Kinerja OJK dalam menjaga stabilitas keuangan selama dan setelah pandemi
Covid-19 menjadi sorotan utama dalam makalah ini. Kami akan mengkaji
langkah-langkah yang telah diambil oleh OJK untuk menjaga stabilitas sektor
keuangan di tengah guncangan ekonomi akibat pandemi. Selain itu, kami juga
akan mempertimbangkan dampak dari tindakan-tindakan tersebut terhadap
sektor keuangan Indonesia, termasuk dampaknya terhadap lembaga
keuangan, investor, dan masyarakat pada umumnya.

Pandemi ini telah membuka pintu untuk tantangan-tantangan yang belum


pernah terjadi sebelumnya dalam sektor keuangan, termasuk peningkatan
risiko kredit, perubahan perilaku konsumen, dan masalah-masalah lainnya.
Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi kesiapan OJK dalam menghadapi
situasi ini serta mengidentifikasi rekomendasi yang mungkin diperlukan untuk
mengatasi tantangan-tantangan masa depan.

Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang peran OJK dalam menjaga
stabilitas keuangan pasca pandemi Covid-19, kami berharap makalah ini akan
memberikan wawasan yang berguna bagi para pembaca dalam memahami
kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh sektor keuangan Indonesia
dalam menghadapi situasi darurat seperti ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan indeks saham Indonesia (IHSG) sepanjang


masa pandemi Covid-19, dan apakah ada korelasi dengan tindakan dan
kebijakan yang diambil oleh OJK?
2. Apakah terjadi perubahan dalam risiko kredit selama pandemi, dan sejauh
mana OJK berhasil mengatasi potensi krisis kredit di sektor perbankan?
3. Apakah terdapat pergeseran dalam pola investasi dan perilaku investor
selama pandemi, dan bagaimana OJK mengawasi pasar modal untuk
menjaga stabilitasnya?
4. Bagaimana kondisi likuiditas sektor keuangan selama pandemi, dan apakah
ada tindakan khusus yang diambil oleh OJK untuk memastikan kelancaran
aliran dana?
5. Apa tantangan yang dihadapi oleh OJK dalam menghadapi situasi darurat
seperti pandemi ini?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui perkembangan indeks saham Indonesia (IHSG)


sepanjang masa pandemi Covid-19, dan korelasi perkembangan ISHG
dengan tindakan dan kebijakan yang diambil oleh OJK
2. Untuk mengetahui perubahan risiko kredit selama pandemi, dan sejauh
mana OJK berhasil mengatasi potensi krisis kredit di sektor perbankan
3. Untuk mengetahui pergeseran dalam pola investasi dan perilaku investor
selama pandemic dan pengawasan OJK terhadap pasar modal untuk
menjaga stabilitasnya?
4. Untuk mengetahui kondisi likuiditas sektor keuangan selama pandemi,
dan tindakan khusus yang diambil oleh OJK untuk memastikan kelancaran
aliran dana
5. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi oleh OJK dalam menghadapi
situasi darurat seperti pandemi Covid-19
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Indeks Harga Saham Indonesia (IHSG) Sepanjang Masa


Pandemi Covid-19 dan Korelasi Perkembangan ISHG dengan Tindakan
dan Kebijakan yang Diambil oleh OJK

1. Perkembangan Indeks Harga Saham Indonesia (IHSG) sepanjang


masa pandemi Covid-19

Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia


selama masa pandemi Covid-19 mengalami fluktuasi yang signifikan. Di
bawah ini adalah rangkuman perkembangan IHSG

a. Februari 2020 - Penurunan Tajam :

Menurut Gona Asri & Kadir, “Indonesian Journal of Human Resource


Management (2022) Vol.1 No.1”. Penyebaran COVID-19 pada awal
tahun 2020 direspon negatif oleh mayoritas pasar saham, termasuk
IHSG. Pada akhir bulan Februari 2020 IHSG kembali mengalami
penurunan drastis hingga persentase -13,44% dengan angka akhir
5.452. Ketika konfirmasi COVID-19 pertama di Indonesia, IHSG
mencapai level 5.361, kemudian penurunan terus terjadi hingga pada 24
Maret 2020 mencapai level terendah dengan angka 3.937 atau indeks
terkoreksi sebesar -37,49%. Pada Juni 2020, IHSG menguat 0,35% ke
level 4.942. Penguatan ini terjadi seiring dimulainya secara resmi
program pembelian obligasi korporasi oleh the Fed sehingga
mendorong sentimen investor secara global serta menenangkan
kekhawatiran sebelumnya tentang gelombang kedua COVID-19. Tren
ini cukup stabil hingga September 2020, terjadi fluktuasi kembali dan
IHSG turun 0,19% ke 4.870,04 pada 9 September. Selama bulan
September 2020, IHSG jatuh 7,03
b. Januari – Agustus 2021 :

• Menurut “CNBC Indonesia [2022]” Pasar modal Indonesia


sepanjang tahun 2021 mulai mengalami pemulihan dan terus
bertumbuh. Tren ini terlihat pada akhir tahun 2021 yang ditutup oleh
kinerja positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai posisi
6.581,5 atau naik 10,1% secara tahunan atau year on year (yoy),
setelah mengalami penurunan pada masa pandemi tahun 2020.
Adapun total nilai kapitalisasi pasar saham pada akhir tahun 2021
tercatat sebesar Rp 8.255,62 triliun atau mengalami kenaikan
sebesar 18,4% (yoy).
• Menurut “Lokadata” Pada 4 Agustus 2021, Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.159,04. Harga tersebut menguat
0,46 persen dibandingkan pasar sebelumnya yang berada di level
6.130,57. Pergerakan IHSG ini fluktuatif sejak awal tahun. (RA)

*Pergerakan IHSG 2021

c. Intervensi OJK : OJK bereaksi dengan cepat dengan mengumumkan


sejumlah kebijakan yang bertujuan untuk menjaga stabilitas pasar modal.
Salah satunya adalah pelonggaran aturan margin trading untuk
mendorong likuiditas dan membatasi penurunan lebih lanjut.
d. Periode Volatilitas : Selama beberapa bulan pertama pandemi, IHSG
mengalami volatilitas tinggi. Ada korelasi antara perkembangan IHSG
dan berita-berita terkait pandemi, seperti perkembangan kasus Covid-19
dan pengumuman kebijakan pemerintah terkait pembatasan sosial.
e. Pemulihan Bertahap : Seiring berjalannya waktu, IHSG mulai
memperlihatkan tanda-tanda pemulihan. Ini mungkin dipengaruhi oleh
tindakan OJK yang proaktif, termasuk pengumuman berbagai stimulus
ekonomi dan langkah-langkah untuk memastikan kelancaran operasi
pasar modal.
f. Sentimen Eksternal : Selain faktor-faktor internal, pergerakan IHSG juga
dipengaruhi oleh sentimen pasar global, khususnya perkembangan
vaksin Covid-19 dan kebijakan ekonomi global.
g. Penguatan IHSG di Masa Pemulihan : IHSG pada akhirnya mengalami
penguatan yang signifikan di beberapa bulan terakhir. Ini dapat
diinterpretasikan sebagai hasil dari efektivitas kebijakan yang diambil
oleh OJK dan dukungan dari berbagai stimulus pemerintah dalam
memulihkan ekonomi.

*Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 30 Desember 2022–30 Januari 2023

2. Korelasi perkembangan ISHG terhadap tindakan dan kebijakan


yang diambil oleh OJK

Tidak ada korelasi yang jelas antara perkembangan indeks harga


saham dengan kebijakan yang diambil oleh OJK (Otoritas Jasa
Keuangan), di Indonesia. Namun, ada berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi volatilitas harga saham, termasuk kebijakan pemerintah
seperti kebijakan ekspor-impor, kebijakan korporasi, kebijakan utang,
dan kebijakan investasi asing.

Tindakan kebijakan OJK, seperti pengumuman regulasi, stimulus


ekonomi, dan kebijakan likuiditas, dapat memengaruhi sentimen pasar
dan berpotensi memengaruhi pergerakan IHSG. Misalnya,
pengumuman kebijakan yang mendukung sektor keuangan dapat
memberikan dampak positif pada IHSG karena meningkatkan
kepercayaan investor.

OJK juga telah menerapkan kebijakan untuk menjaga stabilitas


keuangan dan mendukung pemulihan perekonomian, seperti kebijakan
luar biasa, pre-emptive, dan forward-looking, serta kebijakan moneter
yang akomodatif dan ekspansif. Penerapan praktik tata kelola
perusahaan yang baik juga dianggap memberikan kontribusi signifikan
terhadap pencapaian sistem keuangan yang sehat dan berkelanjutan,
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, serta
meningkatkan kinerja dan pertumbuhan ekonomi.
Namun, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti
kondisi ekonomi global, sentimen pasar internasional, perkembangan
politik, dan berita-berita terkait dengan perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di bursa. Selain itu, faktor-faktor teknis seperti analisis grafik
dan perdagangan saham juga memengaruhi pergerakan IHSG.

Perlu diperhatikan bahwa hubungan antara pasar saham dan tindakan


kebijakan dapat sangat kompleks dan beragam. Beberapa hal yang
perlu diperhitungkan adalah :

a. Ketidakpastian Pasar : Perkembangan IHSG bisa sangat dipengaruhi


oleh faktor-faktor global, seperti situasi ekonomi dunia, kondisi pasar
internasional, dan lainnya. Kebijakan OJK mungkin hanya merupakan
salah satu dari banyak faktor yang memengaruhi pasar.
b. Waktu dan Dampak Kebijakan : Dampak kebijakan yang diambil oleh
OJK mungkin tidak selalu terjadi secara instan. Dalam beberapa kasus,
efek kebijakan dapat memerlukan waktu untuk tercermin dalam perilaku
pasar.
c. Jenis Kebijakan : Penting untuk mempertimbangkan jenis kebijakan
yang diambil oleh OJK. Misalnya, penurunan suku bunga atau stimulus
likuiditas dapat memiliki efek yang berbeda dibandingkan dengan
tindakan pengawasan ketat.
d. Perilaku Investor : Reaksi investor terhadap kebijakan juga dapat
memengaruhi pergerakan pasar. Sentimen investor, reaksi terhadap
berita ekonomi, dan faktor psikologis lainnya dapat berperan.
e. Respon Terhadap Krisis : Selama krisis atau periode ketidakpastian,
hubungan antara kebijakan OJK dan pasar saham dapat menjadi lebih
kompleks. Investor mungkin lebih cenderung merespons faktor-faktor
makroekonomi dan kesehatan ekonomi secara keseluruhan.

B. Perubahan dalam Risiko Kredit Selama Pandemi dan Sejauh Mana OJK
Berhasil Mengatasi Potensi Krisis Kredit di Sektor Perbankan

1. Perubahan dalam risiko kredit selama pandemi

Selama pandemi Covid-19 terjadi perubahan signifikan dalam risiko kredit


di banyak sektor ekonomi. Beberapa perubahan risiko kredit yang terjadi
selama pandemi ini termasuk:

a. Peningkatan Risiko Kredit : Pada masa pandemi Covid-19 terjadi


perubahan risiko kredit. Pandemi menyebabkan penurunan permintaan
kredit sehingga berdampak pada likuiditas perbankan. Perilaku penyaluran
kredit perbankan juga berubah akibat tekanan perekonomian dan siklus
keuangan yang tidak stabil. Namun beberapa penelitian menemukan
bahwa di masa pandemi, risiko kredit berdampak pada peningkatan
profitabilitas perbankan.
Pandemi Covid-19 mengakibatkan penurunan ekonomi yang signifikan,
yang memengaruhi pendapatan dan likuiditas bisnis serta individu.
Akibatnya, risiko kredit di sektor perbankan dan non-perbankan meningkat
karena kemampuan peminjam untuk memenuhi kewajiban pembayaran
hutangnya menjadi lebih tidak pasti.

*Nilai dan Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Perbankan (Jan 2020 – Des 2022)

b. Peningkatan Risiko Kredit Korporat : Banyak perusahaan mengalami


penurunan pendapatan selama pandemi akibat penurunan permintaan dan
gangguan dalam operasi bisnis mereka. Hal ini mengakibatkan peningkatan
risiko kredit korporat, terutama pada sektor-selktor yang sangat
terpengaruh seperti perjalanan, pariwisata, dan perhotelan.
c. Risiko Kredit pada Sektor UMKM : Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) rentan terhadap tekanan ekonomi selama pandemi. Banyak
UMKM menghadapi kesulitan dalam membayar pinjaman mereka,
sehingga risiko kredit pada sektor ini meningkat.
d. Penurunan Mutu Aset Keuangan : Beberapa bank dan lembaga keuangan
menghadapi penurunan mutu aset keuangan mereka selama pandemi. Ini
termasuk peningkatan dalam portofolio kredit macet atau yang memiliki
risiko tinggi (non-performing loans).
e. Intervensi Regulator : Regulator keuangan, termasuk Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi risiko
kredit selama pandemi. Ini termasuk pelonggaran sementara terhadap
persyaratan kredit, moratorium pembayaran, dan stimulus ekonomi untuk
membantu peminjam.
f. Pemantauan dan Penilaian Risiko : Bank dan lembaga keuangan secara
aktif memantau dan menilai risiko kredit mereka selama pandemi. Mereka
dapat mengadopsi metode analisis risiko yang lebih ketat dan melakukan
penyesuaian pada portofolio kredit mereka sesuai dengan perkembangan
situasi ekonomi.

2. Sejauh mana OJK berhasil mengatasi potensi krisis kredit di sektor


perbankan

Secara keseluruhan, meskipun belum ada informasi yang jelas mengenai


keberhasilan OJK dalam mengatasi potensi krisis kredit di sektor
perbankan, namun tampaknya OJK telah mengambil langkah-langkah
untuk mendukung perkembangan perekonomian dan menjaga
stabilitas keuangan. Beberapa langkah-langkah ini termasuk :

a. OJK telah mengeluarkan serangkaian kebijakan untuk mendukung


perkembangan perekonomian dan menjaga stabilitas keuangan.
b. OJK telah memperluas kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit
perbankan melalui POJK No.48/POJK. 03/2020 untuk menjaga
momentum pemulihan ekonomi.
c. OJK telah menerbitkan studi bersama dengan BCG mengenai
bagaimana UKM dan bank dapat sukses di era disrupsi ekonomi dan
digital, yang dapat memberikan wawasan mengenai pendekatan OJK
dalam mengatasi potensi krisis kredit.
d. Pelonggaran Regulasi : OJK mengumumkan beberapa pelonggaran
regulasi yang bertujuan untuk membantu bank mengatasi dampak
pandemi. Ini termasuk pelonggaran terkait restrukturisasi kredit,
peningkatan penyisihan kerugian kredit, dan kewajiban modal.
e. Moratorium Kredit: OJK memberikan moratorium pembayaran kredit
kepada nasabah yang terdampak pandemi, termasuk individu, UMKM,
dan sektor-sektor tertentu. Hal ini membantu mengurangi tekanan
pembayaran bagi peminjam yang terdampak.
f. Stimulus Likuiditas : OJK mengumumkan berbagai stimulus likuiditas
untuk mendukung bank dan lembaga keuangan dalam memenuhi
kebutuhan likuiditasnya. Stimulus ini bertujuan untuk memastikan
kelancaran aliran dana dalam sistem keuangan.
g. Pemantauan dan Evaluasi Kredit : OJK secara aktif memantau dan
menilai portofolio kredit bank-bank untuk mengidentifikasi risiko kredit
yang mungkin muncul. Ini termasuk penilaian terhadap aset-aset yang
rentan terhadap perubahan ekonomi.
h. Komunikasi dan Transparansi : OJK berkomunikasi secara terbuka
dengan lembaga keuangan, investor, dan publik tentang langkah-
langkah yang diambil untuk mengatasi risiko kredit dan menjaga stabilitas
sektor perbankan. Transparansi dalam informasi sangat penting selama
masa ketidakpastian ini.
C. Pergeseran dalam Pola Investasi dan Perilaku Investor Selama Pandemi
dan Pengawasan OJK Terhadap Pasar Modal untuk Menjaga Stabilitasnya

1. Pergeseran dalam Pola Investasi dan Perilaku Investor Selama


Pandemi

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan pergeseran pola investasi dan


perilaku investor. Beberapa perubahan tersebut mencakup :

a. Menurut sebuah penelitian, perilaku investasi tradisional selama pandemi


membuat investor menghindari investasi berisiko.
b. Pandemi telah mempengaruhi pergerakan pasar saham sehingga
menimbulkan fluktuasi yang mempengaruhi perilaku investor.
c. Pandemi ini juga mempercepat digitalisasi industri investasi, yang
menyebabkan pergeseran peran karyawan pialang.
d. Secara global, pandemi ini menyebabkan investor menghabiskan lebih
banyak waktu untuk memikirkan kesejahteraan finansial mereka.
e. Meskipun terjadi pandemi, antusiasme investor untuk berinvestasi di pasar
saham Indonesia meningkat signifikan.
f. Fenomena yang disebut “herding” telah terjadi selama pandemi, dimana
investor cenderung mengikuti tindakan investor lain tanpa melakukan
analisis yang tepat.
g. Volatilitas Pasar : Pergerakan pasar saham menjadi lebih volatil selama
pandemi, dengan lonjakan dan penurunan harga saham yang lebih besar
dari biasanya. Hal ini telah mempengaruhi persepsi risiko dan keputusan
investasi.
h. Peningkatan Perdagangan Online : Pandemi mendorong peningkatan
perdagangan saham online. Banyak investor yang beralih ke platform
perdagangan online untuk mengakses pasar saham, karena adanya
pembatasan fisik dan penutupan kantor perusahaan sekuritas.

*10 Negara dengan Persentase Penggunaan E-Commerce Tertinggi di Dunia (April 2021)
Secara keseluruhan, pandemi ini menyebabkan investor lebih berhati-hati dan
lebih memperhatikan investasinya. Pandemi ini juga mempercepat digitalisasi
industri investasi, sehingga berdampak pada perubahan peran karyawan.
Namun, antusiasme investor untuk berinvestasi di pasar tertentu juga
meningkat, meskipun ada dampak pandemi terhadap pasar saham.

2. Pengawasan OJK terhadap pasar modal untuk menjaga stabilitasnya

OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mempunyai tanggung jawab mengatur dan


mengawasi industri keuangan non-bank dan pasar modal di Indonesia.
Untuk menjaga stabilitas pasar modal, OJK telah menerapkan kebijakan
dan peraturan yang bertujuan untuk menjamin kinerja dan stabilitas pasar,
terutama pada saat terjadi fluktuasi pasar yang signifikan. Untuk menjaga
stabilitas pasar modal, OJK telah menerapkan kebijakan dan peraturan
yang bertujuan untuk menjamin kinerja dan stabilitas pasar, terutama pada
saat terjadi fluktuasi pasar yang signifikan. Berikut adalah beberapa
langkah yang diambil oleh OJK dalam pengawasan pasar modal :

a. Pengaturan dan Regulasi : OJK mengembangkan peraturan dan regulasi


yang berlaku bagi seluruh pemain di pasar modal. Ini termasuk peraturan
terkait pencatatan (listing), pengungkapan informasi, serta perlindungan
investor. Regulasi ini dirancang untuk menciptakan lingkungan yang adil,
transparan, dan teratur di pasar modal.
b. Pengawasan Harian : OJK melakukan pengawasan harian terhadap
aktivitas pasar modal, termasuk perdagangan saham, obligasi, dan
instrumen keuangan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi potensi
manipulasi pasar atau perilaku yang tidak sah.
c. Audit dan Pemeriksaan : OJK melakukan audit dan pemeriksaan terhadap
perusahaan terbuka (emiten) yang terdaftar di bursa efek. Ini termasuk
pemeriksaan terhadap laporan keuangan, pengungkapan informasi
material, dan pemenuhan aturan serta regulasi.
d. Penyelenggaraan Bursa Efek : OJK mengawasi penyelenggaraan bursa
efek yang merupakan tempat perdagangan saham dan instrumen
keuangan lainnya. OJK memastikan bahwa proses perdagangan berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan aturan.

*proses pelaksanaan perdagangan di bursa


e. Perlindungan Investor : OJK memiliki peran penting dalam melindungi
investor. Ini mencakup memberikan informasi yang cukup kepada investor,
mendorong praktik transparansi oleh perusahaan terbuka, serta menindak
pelanggaran yang dapat merugikan investor.
f. Pengawasan Terhadap Manajer Investasi : OJK mengawasi manajer
investasi yang mengelola dana investasi yang dipegang oleh investor. OJK
memastikan bahwa manajer investasi mematuhi peraturan dan
memberikan laporan yang akurat kepada investor.
g. Koordinasi dengan Pihak Terkait : OJK bekerja sama dengan berbagai
pihak terkait, termasuk bursa efek, lembaga kliring, dan lembaga-lembaga
keuangan lainnya, untuk memastikan koordinasi dalam menjaga stabilitas
pasar modal.
h. Penyuluhan dan Edukasi : OJK juga aktif dalam penyuluhan dan edukasi
kepada para investor dan pemangku kepentingan pasar modal. Tujuannya
adalah agar para pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang lebih
baik tentang investasi dan risiko yang terkait.

D. Kondisi Likuiditas Sektor Keuangan Selama Pandemi dan Tindakan


Khusus yang Diambil oleh OJK untuk Memastikan Kelancaran Aliran
Dana

1. Kondisi likuiditas sektor keuangan selama pandemic

Pandemi COVID-19 telah berdampak pada berbagai sektor kehidupan,


termasuk sektor keuangan dan perbankan. Selama pandemi ini, kinerja dan
stabilitas keuangan sektor perbankan global, termasuk risiko likuiditas,
terancam. Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia menyatakan
bahwa selama pandemi, sektor perbankan masih mampu meningkatkan
pendapatan bunga bersihnya, dan margin keuntungannya meningkat
meskipun ada adopsi teknologi digital.

Sebuah penelitian dilakukan untuk menganalisis kondisi likuiditas bank


syariah di Indonesia pada masa pandemi COVID-19. Penelitian
menemukan bahwa likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi
kewajibannya sesuai waktu yang telah disepakati. Penelitian tersebut juga
menemukan bahwa bank syariah yang memiliki karakteristik likuiditas yang
sehat mempunyai beberapa instrumen likuid, seperti aset tunai (kas,
rekening bank sentral, atau lainnya) yang setara dengan perkiraan
kebutuhan likuiditas.

Pada April 2020, OJK terus memantau stabilitas sektor jasa keuangan di
tengah pandemi COVID-19 yang saat itu masih berlaku. Pada Juli 2020,
Kompas.id memberitakan bahwa likuiditas perbankan tetap terjaga di masa
pandemi COVID-19, dan sejauh ini kondisi permodalan bank masih aman.
*Sumber : Journal of Islamic Economics and Banking

Berikut adalah beberapa aspek kondisi likuiditas sektor keuangan selama


pandemi :

a. Penurunan Likuiditas Awal : Di awal pandemi, banyak bisnis mengalami


penurunan pendapatan dan likuiditas mereka menurun. Ini terutama
berdampak pada bisnis kecil dan menengah serta sektor-sektor tertentu
seperti perjalanan dan pariwisata.
b. Intervensi Otoritas Keuangan : Pemerintah dan otoritas keuangan di
berbagai negara, termasuk Bank Indonesia, merespons dengan
memberikan stimulus ekonomi dan langkah-langkah kebijakan lainnya
untuk memperbaiki likuiditas. Misalnya, pengumuman moratorium
pembayaran kredit, pemotongan suku bunga, dan penyediaan likuiditas
tambahan oleh bank sentral.
c. Penguatan Sistem Perbankan : Banyak otoritas mengambil langkah
untuk memastikan stabilitas sektor perbankan, yang merupakan salah
satu pilar utama likuiditas sektor keuangan. Ini termasuk perubahan
regulasi untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan likuiditas bank.
d. Pelonggaran Aturan Likuiditas : Beberapa negara telah memutuskan
untuk melonggarkan aturan terkait likuiditas, seperti persyaratan
cadangan wajib dan persyaratan modal minimum, untuk memberikan
fleksibilitas tambahan kepada lembaga keuangan selama masa
pandemi.
e. Penggunaan Teknologi Finansial : Selama pandemi, teknologi finansial
dan layanan keuangan digital juga memainkan peran penting dalam
menjaga likuiditas. Layanan transfer uang online, pembayaran digital,
dan pinjaman daring membantu individu dan bisnis mengakses likuiditas.
f. Kehati-hatian dan Pemantauan Berkelanjutan : Meskipun ada perbaikan
dalam likuiditas sektor keuangan seiring waktu, otoritas keuangan dan
bank sentral terus memantau situasi dengan ketat. Kondisi ekonomi yang
tidak pasti masih menyebabkan kehati-hatian.
2. Tindakan khusus yang diambil oleh OJK untuk memastikan
kelancaran aliran dana
Selama pandemi Covid-19, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia
telah mengambil sejumlah tindakan khusus untuk menjamin kelancaran
aliran dana di sektor keuangan. Beberapa tindakan tersebut melibatkan
stimulus likuiditas dan kebijakan untuk memastikan bahwa lembaga-
lembaga keuangan dapat memenuhi kebutuhan likuiditas mereka, yang
pada gilirannya dapat meminimalkan risiko gangguan dalam aliran dana.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertanggung jawab mengatur dan


mengawasi lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, perusahaan
asuransi, dan lembaga keuangan non-bank lainnya. Untuk menjamin
kelancaran aliran dana, OJK melakukan beberapa langkah, antara lain :

a. Koordinasi dengan Bank Indonesia : OJK dapat berkoordinasi dengan Bank


Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan sektor perbankan
b. Penegakan Peraturan : OJK fokus pada penegakan peraturan terkait
kepemilikan aktuaris pada perusahaan asuransi dan reasuransi.
c. Koordinasi dengan Satgas Waspada Investasi : OJK berkoordinasi dengan
Satgas Waspada Investasi untuk menangani kasus dan pengaduan terkait
penawaran investasi illegal.
d. Menjamin Stabilitas Keuangan : Peran OJK dalam menjamin stabilitas
keuangan membantu mengalokasikan dana dan menyerap guncangan
yang mungkin terjadi, mencegah gangguan terhadap aktivitas keuangan.
e. Pelonggaran Aturan Kredit : OJK memberikan pelonggaran sementara
terhadap aturan restrukturisasi kredit. Ini memungkinkan bank-bank untuk
mengambil langkah-langkah yang lebih fleksibel dalam menangani kredit
yang mungkin bermasalah akibat dampak pandemi.
f. Stimulus Likuiditas : OJK telah mengumumkan berbagai stimulus likuiditas,
termasuk penurunan suku bunga acuan, yang bertujuan untuk memastikan
ketersediaan likuiditas dalam sistem keuangan. Ini memberikan
kepercayaan kepada lembaga keuangan untuk mendapatkan dana dengan
biaya yang lebih rendah.
g. Moratorium Pembayaran Kredit : OJK mengumumkan moratorium
pembayaran kredit untuk sektor-sektor yang terdampak pandemi, seperti
UMKM dan sektor pariwisata. Ini membantu meringankan beban
pembayaran utang dan menjaga aliran kas bagi peminjam.
h. Pemantauan Terhadap Risiko Likuiditas : OJK secara aktif memantau risiko
likuiditas di sektor keuangan. Ini melibatkan pemantauan terhadap
perbankan, perusahaan asuransi, dan lembaga keuangan lainnya untuk
mengidentifikasi potensi masalah likuiditas dan meresponsnya dengan
cepat.
i. Koordinasi dengan Bank Sentral : OJK berkoordinasi erat dengan Bank
Indonesia, bank sentral Indonesia, dalam upaya untuk menjaga stabilitas
dan kelancaran aliran dana di sistem keuangan. Bank sentral memiliki peran
penting dalam penyediaan likuiditas darurat jika diperlukan.
j. Pemantauan Pasar Modal : OJK juga memantau likuiditas di pasar modal
dan berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia untuk memastikan bahwa
perdagangan saham dan instrumen keuangan lainnya berjalan lancar.

E. Tantangan yang Dihadapi oleh OJK dalam Menghadapi Pandemi Covid-


19
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan
yang signifikan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Beberapa tantangan
utama yang dihadapi oleh OJK selama masa pandemi ini meliputi:

a. Berkurangnya interaksi tatap muka : Perkembangan teknologi dan


kebutuhan untuk mengurangi interaksi tatap muka untuk mencegah
penyebaran COVID-19 memberikan tantangan bagi sektor perbankan.
b. Pembatasan sosial : Kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang
diterapkan akibat pandemi telah berdampak pada sektor perbankan.
c. Iklim usaha : Pandemi telah menimbulkan tekanan yang mempengaruhi
iklim usaha.
d. Pembalikan modal : OJK perlu mewaspadai potensi pembalikan modal dari
negara emerging market ke negara maju.
e. Dampak ekonomi : OJK perlu menilai dampak ke depan dari berbagai
tantangan perekonomian global dan domestik yang disebabkan
oleh pandemi ini.
f. Ketidakpastian Ekonomi : Pandemi menciptakan tingkat ketidakpastian
ekonomi yang tinggi, yang membuat sulitnya peramalan dan perencanaan
dalam mengatur sektor keuangan. Tantangan ini termasuk penurunan
aktivitas ekonomi, perubahan dalam perilaku konsumen, dan volatilitas
pasar.
g. Risiko Kredit : Penurunan ekonomi yang tajam dan gangguan bisnis
menyebabkan peningkatan risiko kredit di sektor keuangan. OJK perlu
mengawasi perbankan dan lembaga keuangan untuk meminimalkan
potensi peningkatan non-performing loans (NPL) dan masalah kredit.
h. Kesehatan Keuangan Lembaga Keuangan : OJK harus memantau
kesehatan keuangan bank-bank, perusahaan asuransi, dan lembaga
keuangan lainnya untuk memastikan bahwa mereka memiliki likuiditas yang
cukup dan kecukupan modal untuk menghadapi tekanan ekonomi yang
lebih besar.
i. Pelanggaran Kepatuhan : Dalam situasi pandemi yang dinamis,
perusahaan-perusahaan mungkin menghadapi tantangan dalam mematuhi
peraturan dan regulasi keuangan. OJK perlu menjaga agar perusahaan
tetap mematuhi aturan sementara memberikan fleksibilitas dalam kasus
tertentu.
j. Koordinasi dan Kolaborasi : OJK harus berkolaborasi dengan berbagai
pihak, termasuk Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, bursa efek, dan
lembaga-lembaga keuangan lainnya untuk memastikan respons yang
terkoordinasi terhadap dampak pandemi.
k. Peningkatan Kasus Kejahatan Keuangan : Tantangan baru muncul terkait
dengan peningkatan kasus kejahatan keuangan selama pandemi, termasuk
penipuan dan praktik-praktik penipuan baru yang muncul.
l. Pemantauan Pasar Modal : OJK juga harus memantau pasar modal dengan
cermat untuk mengatasi volatilitas pasar dan melindungi investor.
m. Pendidikan dan Penyuluhan Investor : OJK perlu meningkatkan edukasi
dan penyuluhan kepada investor dan pemangku kepentingan agar mereka
dapat membuat keputusan investasi yang bijak selama masa
ketidakpastian ini.
BAB III
PENUTUP

Pandemi Covid-19 telah menjadi ujian yang signifikan bagi stabilitas keuangan
di Indonesia. Dalam menghadapi tantangan ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas sektor keuangan. OJK
mengambil sejumlah langkah proaktif dan responsif untuk mengatasi
perubahan dalam dinamika pasar, risiko kredit yang meningkat, dan
ketidakpastian ekonomi.

Langkah-langkah OJK termasuk pelonggaran regulasi untuk memberikan


fleksibilitas kepada lembaga keuangan, moratorium pembayaran kredit untuk
meringankan beban peminjam, serta stimulus likuiditas untuk memastikan
ketersediaan dana dalam sistem keuangan. OJK juga aktif dalam pemantauan
terhadap risiko dan perusahaan-perusahaan terbuka yang terdaftar di bursa
efek.

Selain itu, OJK bekerja sama dengan Bank Indonesia dan pihak terkait lainnya
untuk menjaga koordinasi dalam menangani dampak pandemi. Peningkatan
kesadaran investor dan penyuluhan tentang investasi yang bijak juga menjadi
fokus OJK selama masa ketidakpastian ini.

Meskipun tantangan besar masih ada, langkah-langkah OJK dalam menjaga


stabilitas keuangan pasca pandemi Covid-19 telah memberikan kontribusi
positif untuk meminimalkan dampak negatif dan menjaga kepercayaan dalam
sistem keuangan. Upaya terus-menerus untuk memantau situasi dan
beradaptasi dengan perubahan merupakan kunci dalam menjaga stabilitas dan
ketahanan sektor keuangan di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Hadar, A., & Sethi, N. (2021). The news effects of COVID-19 on global financial
market volatility. Bulletin of Monetary Economics and Banking, Special Issues
2021, 33-58.

https://www.bi.go.id/id/bi-institute/BI-Epsilon/Pages/Covid-19-dan-Efeknya-ke-
Performa-Pasar-Modal-Indonesia.aspx

https://www.cnbcindonesia.com/market/20200924073536-17-189035/covid-
19-horor-bikin-flashback-ke-maret-ihsg-bisa-nyungsep

https://pusdiklat.bps.go.id/journal/index.php/smart/article/download/6/5

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-
perbankan-indonesia/Pages/Statistik-Perbankan-Indonesia---Desember-
2021.aspx

https://journal.ikopin.ac.id/index.php/fairvalue/article/download/3592/2941/170
09

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/11/17/bi-kembali-naikkan-
suku-bunga-acuan-50-bps-jadi-525

https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Documents/KSK__3922.pdf

https://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jdm/article/download/13160/pdf

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/05/31/aset-bank-indonesia-
tumbuh-jadi-rp348-kuadriliun-pada-2021

www.ojk.go.id

www.jurnal.unipasby.ac.id

Anda mungkin juga menyukai