Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

SEJARAH LINTASAN ILMU PERTANIAN


SEJARAH PABRIK TEH SIDAMANIK

KELOMPOK 8
PIP-TEP B’18
 Muhammad arvio lesmana lumban toruan(180308027)
 Fikri madani meliala(180308055)
 Taufik aldo kusuma(180308058)
 ASIER JULIUS SIAGIAN(180308063)
 MUHAMMAD REYDONDO (180308098)
 CRISTIAN PANJAITAN (18030866)
A. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kegiatan ekonomi yang berbasis pada tanaman pangan dan teh merupakan kegiatan
yang sangat penting (stategis)di Indonesia. Disamping imelibatkan tenaga kerja
terbesar dalam kegiatan produksi, produknya juga merupakan bahan pangan pokok
dalam komsumsi pangan di Indonesia. Sebagai kedudukannya sebagai bahan pangan
pokok, produk tanaman pangan dan teh menjadi faktor utama dalam menentukan
biaya hidup di Indonesia sedemikian rupa, sehingga memungkinkan biaya tenaga
kerja dalam stuktur biaya produksi barang dan jasa tergolong terendah di dunia.
Dilihat dari sisi bisnis, kegiatan ekonomi yang berbasis tanaman pangan dan teh
merupakan kegiatan bisnis terbesar dan tersebar luas di Indonesia. Peranannya
sebagai penghasil bahan pangan pokok, mnyebabkan setiap orang dari 200 juta lebih
penduduk Indonesia terlihat setiap hari dalam kegiatan ekonomi tanaman pangan
dan teh.
1.2 Tujuan Makalah
Makalah ini disusun untuk mengetahui sejarah pabrik teh sidamanik, serta
mendeskripsikan asal mula kegiatan produksi pabrik teh sidamanik.
1.3 Rumusan masalah
1. Berdirinya pabrik teh sidamanik
2. Perubahan kepemilikan pabrik teh sidamanik
3. kegiatan produksi pabrik teh sidamanik
B. PEMBAHASAN
2.1 sejarah kebun teh sidamanik
Perkebunan Bah Butong dibuka pada tahun 1917 oleh Nedherland Hand Maskapai NV.
NHM . Pabrik pertama didirikan pada tahun 1927 dan mulai
beroperasi sejak tahun 1931. Secara kelembagaan, tahun 1957 pemerintah Indonesia
melakukan
pengambil alihan perusahaan yang dikelola bangsa asing, termasuk perusahaan NHM,
melalui surat keputusan Menteri Pertanian Nomor 229UM57, tanggal 10
Agustus 1957 yang diperkuat dengan Undang-Undang Nasionalisasi Nomor. 861958.
Tahun 1961, PPN Baru dan Pusat Perkebuna Negara dilebur menjadi Badan Pimpinan
Umum PPN Daerah Sumatera Utara I-IX melalui U.U Nomor,
141 Tahun 1961. Tahun 1963 Perkebunan Teh Sumatera Utara dialihkan menjadi
perusahaan aneka Tanaman IVANTAN-IVmelalui PP Nomor. 27 Tahun 1963.
Tahun 1968 terjadi perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan VIII PNP VIII
melalui PP Nomor 141 Tahun 1968 tanggal 13 April 1968.
Perubahan berikutnya mulai Tahun 1974 menjadi Persero yaitu PT Perkebunan VIII PTP
VIII melalui akta notaris GHS Lumban Tobing, S.H
Nomor. 65 Tanggal: 31 April 1974 yang diperkuat SK Menteri Pertanian Nomor. YA5523,
Tanggal: 07 Januari 1975.
Semenjak Tangal 11 Maret 1996 terjadi restrukturisasi kembali,dimana Perkebunan Bah
Butong masuk dalam lingkup PTP Nusantara IV melalui Akte
Pendirian PTPN IV Nomor. 37 Tanggal 11 Maret 1996 yang mengatur peleburan PTP VI,
VII, dan VIII mejadi PT Perkebunan Nusantara IVPERSERO.
Sejak 46tahun 1998 sd 2000 dibangun pabrik baru yang lebih besar dan modern diresmikan
Tanggal 20 Januari 2001.
PTPN IV praktis hanya memiliki kebun teh di Sidamaik. Sebelumnya ada teh di Marjandi dan Bah
Birung Ulu juga di Kabupaten Simalungun. Denagn
alasan lebih bernilai bisnis, seluruh tanaman di kedua kebun ini sudah dikonversi menjadi
tanaman kelapa sawit. Konversi tersebut sudah berjalan sejak tahun 2009.
Lebih kurang 3000 Ha kebun teh telah berubah menjadi kebun kelapa sawit. Perkebunan teh
sidamanik adalah perkebunan legendaris di wilayah Sumatera
Utara. Ia sudah ada jauh dari sebelum kemerdekaan. Perkebunan ini dirintis oleh Belanda, dan
sebagian besar hasilnya untuk pasar ekspor. Menyusul kurangnya
prospektifnya tanaman teh, sementara komoditas kelapa sawit semakin naik daun, PTPN IV
memutuskan mengkonversi perkebunan berhawa sejuk ini menjadi
perkebunan kelapa sawit yang kering dan gersang. Hal ini telah memunculkan keresahan di
kalangan warga. Sejumlah tokoh masyarakat Kabupaten Simalungun
juga telah melontarkan himbauan agar rencana mengkonversi perkebunan teh tersebut dikaji
ulang secara ilmiah, namun tidak membuahkan hasil. Konversi
tetap berlanjut yang ditunjukkan oleh semakin berkurangnya kapasitas produksi perkebunan teh
tersebut.
2.2 Kawasan pabrik teh sidamanik
Lokasi kebun Bah Butong berada di Kecamatan Sidamanik, 26 km dari kota Pematang
Siantar dan 155 km dari Kantor Pusat yang berada di Kota Medan.
Luas Areal HGU=2.684,84 Ha dengan luas TM=428,20 Ha dengan ketinggian=890 mdpl.
Jenis klon tanaman teh terdiri dari Tanaman Klonal

Komposisi areal: Luas areal TM


: 428.20 Ha Luas areal TBM-I
: 66.06 Ha Luas areal TBM-I K.Sawit
: 11.00 Ha Luas areal TBM-II
: 121.94 Ha Luas areal TBM –O
: 125.04 Ha Luas areal di berahkan
: 897.65 Ha Rencana TU 2012
: 143,70 Ha
2.3 pengolahan teh hitam di pabrik teh sidamanik
Sistem pengolahan teh hitam ada 2 macam yaitu : sistem ORTODOX dan sistem CTC.
Perkebunan Bah Butog mengolah teh hitam dengan sistem kapasitas
olah 1.530 kg teh kering per jam dan kapasitas tamping Daun Teh Basah ± 100 Ton.
Tahapan pengolahan teh hitam sebagai berikut :
1. Stasiun Penerimaan Daun Teh Basah
Pelayanan DTB dari afdeling dilakukan 3 kali sehari. DTB diangkut ke ruang pelayuan dan
di masukkan ke WT Withering Through dengan alat angkut
MONORAIL, selanjutnya DTB di beberdikirap untuk dilayukan.
2.Stasiun Pelayuan Pelayuan DTB
bertujuan untuk menurunkan kandungan air, sehingga DTB menjadi layu fisik serta
memberi kesempatan terjadinya perubahan senyawa- senyawa kimia. Untuk membantu
proses pelayuan dialirkan udara panas dari Heat
Exchanger dengan suhu 26-300C. Lama pelayuan antara 18 sd 20 jam.
3.Stasiun Penggulungan
Penggulungan bertujuan untuk memeras cairan getah daun dan untuk membentuk
pecahan daun menjadi menggulung. Skema penggulungan yang
dipakai OTR-PCR-RV-RV. Pada proses ini dihasilkan bubuk I, II, III, IV dan Badag. Selama
proses penggulungan suhu dan kelembaban ruangan harus tetap
terjaga antara 22-240C dan RH95. Untuk mengendalikan suhu dan RH digunakan alat
pengabut air Humidifier.
4. Stasiun Fermentasi Oksidasi Enzimatis
FermentasiOksidasi Enzimatis bertujuan untuk memberikan kesempatan terjadinya
reaksi Oksidasi Enzynatis dalam bubuk teh dan mengendalikannya
sehingga terbentuk kualitas teh hitam yang baik. Negara tujuan Eksport Teh :
1. Negara-negara Timur Tengah : Mesir, Irak, Iran, Syiria.
2. Negara-negara Eropa : Jerman, Irlandia, Italia, Belanda, Prancis,
Spanyol, Inggris. 3. Negara –negara lain
: Amerika, Australia, New Zealand, Fiji, Taiwan, Singapura.

C. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa PABRIK TEH SIDAMANIK
TELAH MENJADI PERAN PENTING DALAM KEGIATAN PRODUKSI TEH DI INDONESIA DAN
MENJADI PENYEDIA LAPANGAN KERJA BAGI DAERAH TERSEBUT.
3.2 SARAN
MENURUT KAMI,ALANGKAH LEBIH BAIK JIKA MEMAKSIMALKAN HASIL PRODUKSI TEH
DARI PERUSAHAAN DALAM NEGERI SENDIRI DARIPADA MENGIMPOR DARI NEGARA
ASING.
DAFTAR PUSTAKA
https://text-id.123dok.com/document/4zpd91ovz-sejarah-kebun-teh-sidamanik.html

Anda mungkin juga menyukai