Anda di halaman 1dari 6

Nama: KENDI KWEK

Si Bodoh dan Si Pintar


Aku terbangun setelah mendengar teriakan ibu membangunkanku
“Udin Stira Mahargo bangunnnn!” teriak ibu dengan jelas sampai rumah tetangga. Setelah itu
aku bergegas mandi dan menyiapkan barang yang akan dibawa ke sekolah. “

“Bu, teriakan mu sungguh keras hampir memecahkan gendang telinga ku” ucap Udin sambil
mengelus telinga.

“Ya bagaimana, kamu dibangunin gak bangun-bangun. Ya ibu teriak lah” ucap ibu dengan santai
sambil memegang pisau kesayangan yang sedang diasah.

“aku berangkat sekolah dulu ya bu” ucap udin dengan sopannya

“iya din, hati hati ya yang semangat belajarnya” ucap Ibu

“ iya bu, aku berangkat dulu” ucap udin dengan semangat

Di lain sisi, Edo tampak masih tertidur dengan pulas dan tidak ingin bangun. Sudah
berjuta juta kali ibu memanggil dan berteriak masih saja tidak kunjung bangun. Akhirnya ibu
marah dan menarik paksa udin hingga ia terjatuh dan terbangun. Tak butuh waktu yang lama,
udin kembali tertidur dengan pulas hingga ia tak sadarkan waktu. Waktu sudah menunjukan
pukul setengah delapan, Edo akhirnya tersadar dan bergegas menyiapkan diri untuk berangkat ke
sekolah.

“Bu, mengapa kau tidak membanguni ku?” tanya edo sambil lari terbirit birit

“Ya mau gimana, udah ibu bangunin tapi gak bangun bangun, ya salah kamu dong” ucap ibu
dengan kesal

“ iya bu, maafin Edo karena udah telat bangun dan terlambat kesekolah” ucap edo sambil lari
terburu buru

“ aduh, sudah mau pukul delapan ini, aku belum juga sampe sekolah. Bisa bisa aku di laporkan
oleh ibu guru dan di hukum oleh guru bk. Aku harus cari cara ini” ucap edo sambil lari terbirit-
birit dan memikirkan cara agak tidak dihukum.

Di lain sisi, udin sangat cemas karena sudah pukul delapan Edo pun tampak belum hadir
di kelas sedangkan pelajaran sudah mulai. Edo dan Udin adalah sahabat baik yang sudah
berteman selama 5 tahun, mereka berdua mendapatkan julukan sebagai “Si Bodoh dan Si
Pintar”. Udin adalah anak yang baik, rajin, pintar dan suka menolong, dilain sisi sifat udin adalah
seorang pemalas, tidak rajin belajar dan seorang yang mager. Tetapi mereka berdua adalah
sahabat yang sangat baik dan sangat ceria.
Edo tiba di sekolah dengan kondisi yang sangat capek dan pucat. Ia melihat pintu gerbang
sekolah yang masih terbuka lebar “syukurlah masih bisa masuk dan belajar” ucap edo dengan
Bahagia. Edo berjalan ke kelas sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan. Edo dengan sopan
mengetuk pintu kelas dan meminta maaf kepada ibu guru dengan perbuatan yang telah ia
lakukan.

“pagi ibu, maaf banget saya telat. Karena bangun kesiangan” ucap Edo dengan muka cemas.

“ baik Edo, kali ini ibu maafkan. Jangan di ulangin lagi, balik ke tempat duduk mu sana” ucap
ibu guru dengan sabarnya dan sopan.

Di dalam hati edo sangat senang dan udin pun ikutan senang atas kedatangan sang sahabat
tercinta dengan selamat. Mereka berdua pun melanjutkan pelajaran hingga suatu saat.

“edo, karena kamu tadi telat ayo maju kedepan kerjakan soal ini”- ucap ibu

“ baik bu” ucap edo sambil mengecek tas dan mencari buku

“maaf ibu, saya tertinggal buku di rumah” ucap edo dengan paniknya

“KAMU INI GIMANA SIH EDO. UDAH TELAT, LUPA BAWA BUKU. MAU JADI APA
COBA KAMU, MAU JADI BODOH? APA MAU JADI BEBAN? ” ucap ibu guru dengan nada
tinggi sambil memarahi edo

Sontak edo pun patah semangat dan tidak memiliki niat untuk belajar. Setelah itu edo pun
membawa tasnya dan berlari secepatnya untuk bolos dari sekolah. Udin telah membujuk edo,
tetapi edo kekeh ingin pulang rumah saja.

“cukup udin, biarkan aku pulang. Aku tidak pantas berada disini, seperti apa yang ibu guru
ucapkan baik aku pulang saja” ucap edo sangat kesal dan emosi berat.

“ baiklah edo, maafin aku ya” ucap udin dengan sedih

Edo bergegas pulang dan dia tampak sangat sedih dan kecewa atas perkataan ibu guru.
Sesampainya Edo di rumah, ia bergegas masuk kedalam kamar dan berdiam diri. Sontak ibu
menghampiri kamar edo karena mendengarkan keributan suara bantingan pintu.

“do edo kamu kenapa do?” tanya ibu dengan penasaranya

“tidak ada apa apa bu, jauhkan saya edo beberapa hari. Edu butuh ketenangan” ucap edo dengan
sangat lemes dan sedih

“jika kamu perlu ibu, panggil saja do. Jika perlu teman cerita, ibu siap menemani mu kapan aja
do” ucap ibu dengan semangat dan menyakinkan edo

“ baik bu, kapan kapan saja” ucap edo dengan lemesnya


Setelah terjadinya masalah tersebut, kelas 7B sontak menjadi rame dan mengundang orang
orang bertanya dan terheran terhadap masalah tersebut. Hal itu membuat satu sekolah heboh dan
sang guru yang mengajari Edo di panggil oleh ibu kepala sekolah.

Ibu kepala sekolah pun segera memanggil para murid sebagai saksi dalam kejadian tersebut.
Ibu kepala sekolah segera menginterogasi dan menyelidiki kasus tersebut.

“selamat pagi ibu, sebelumnya apa yang telah ibu lakukan hingga membuat Edo sakit hati dan
kesal hingga membuat satu sekolah heboh karena kasus tersebut. Ucap ibu kepala sekolah.
“ pagi ibu, saya hanya memarahi edo, tetapi saya ada menggunakan kata kata yang kurang sopan.
Contohnya mau jadi bodoh apa jadi beban. Itu adalah kata yang saya gunakan, saya
menggunakan kata tersebut sudah terlarut emosi karena sudah ke sepuluh kali nya edo tidak
membawa buku” ucap ibu guru

“ baik, apakah itu betul anak anak apa yang di katakan ibu guru?” tanya ibu kepala sekolah

“ betul buk, betul buk” jawab murid 7b dengan lantang

“ baiklah anak anak, terima kasih atas waktunya. Kalian boleh balik ke kelas dan kembali
melakukan aktivitas pembelajaran seperti biasa. Untuk ibu guru tolong disini dulu ya, masih ada
pertanyaan yang ingin saya tanya” ucap ibu kepala sekolah

“ baik ibu” ucap ibu guru dan para murid murid

Waktu pulang telah tiba, Udin cepat-cepat bergegas ke rumah Edo untuk melihat
kondisinya. Udin lari sangat kenceng sehingga membuatnya capek dan ngos ngosan menarik
nafas cukup Panjang. Sesampainya di rumah Edo, udin mengucap salam dan masuk.

“tante, edo nya ada?” ucap udin

“ada nak, tapi edo nya masih belum mau keluar dari kamar dari tadi pulang sekolah.” Ucap
mama edo

“oh ok, baik bu. Kalau begitu udin pulang dulu,kalau edo nya udah keluar kabarin ya bu.”
Ucap udin dengan sedih dan kecewa

“ nak, itu ada apa terjadi dengan udin. Kok dia tiba tiba gitu.” Tanya ibu dengan penasaran

Akhirnya udin menceritakan semua yang terjadi kepada ibu nya edo. Setelah bercerita
selama satu jam Panjang dan lebar, ibu edo akhirnya mengerti dengan alasan mengapa Edo
pulang cepat dan tidak ingin keluar dari kamar tidur. Ibu edo akan melakukan semua yang
bermanfaat bagi edo dan bisa membuatnya keluar dari kamar.
Setelah itu, udin pun pulang kerumah dengan perasaan sedikit kecewa karena tidak dapat
menemui sang sahabat baik Edo. Di sepanjang perjalanan udin hanya bisa berharap agar edo
dapat kembali kesekolah dan mengikuti pembelajaraan seperti dulunya dan bersenang senang
bersama kembali.

Udin hanya bisa termenung sambil memikirkan kondisi terkini dari Edo. Dari kamar edo,
terlihat dia sedang menangis kesedihan dan menggunakan terlalu banyak tisu untuk mengelap air
matanya. Ia tampak sangat gelisah berpindah dari sisi kanan ruang ke tengah ke kiri dan
mengulangi seterusnya hingga ia bosan dan tertidur dengan lelap.

Hari pun sudah berganti, pagi ini udin sangat semangat dan buru buru untuk berangkat sekolah
untuk menemui sang sahabat tercinta, Edo. Setelah ia sampai sekolah, ia tak Nampak pun
bayangan Edo hingga pukul sepuluh. Hari itu udin pun tampak sangat sedih dah kesal karena
sang sahabat masih tidak kunjung datang.

Satu harian itu membuat udin sangat sedih, lesu dan patah semangat untuk melakukan
aktivitas apapun. Di titik itu udin merasa sangat stress dan depresi akibat sahabatnya tak kunjung
datang. Di lain sisi, edo sangat kepikiran dengan perkataan guru nya. Setiap kali ia
membayangkan nama guru, ia akan selalu teringat dengan sosok guru yang sangat jahat padanya.

Pada titik tersebut, edo dan udin sangat membenci kedua guru tersebut karena sudah
memisahkan mereka berdua dan membuat mereka berdua merasakan kehilangan satu sama lain.
Walaupun di sekolah terdapat banyak kawan, yang mungkin lebih baik dari edo, udin tetap
memilih edo sebagai kawan baiknya. Sehingga membuat mereka berdua sangat depresi.

Pada titik ini, udin meminta guru yang kemarin memarahi edo untuk melihat kabarnya dan
melakukan silaturahmi sesame murid dan guru agar tali hubungan tidk terputus. Guru itu pun
setuju dan mengajak udin untuk bertemuinya dan mengantarnya kepada rumah edo.

Waktu pulang sudah tiba, dan udin segara mencari guru yang bernama irna untuk meminta
maaf kepada edo.
“ bu, ayo kita pergi kerumah eko sekarang” tanya udin
“ ayo din, kita berangkat” jawab bu irna
Setelah perjalanan kurang lebih sepuluh menit, akhirnya udin dan bu irna sampai pada rumah
edo. Dengan sopannya ibu irna mengetuk pinta dan mengucapkan salam kepada sang tuan
rumah.

“ selamat siang ibu, saya guru edo datang kesini dengan alasan tertentu” ucap ibu guru

“ siang ibu guru, kalua boleh tau tujuan kesini buat apa ya?” tanya ibu edo

“ jadi gini bu,saya adalah guru yang di maksud oleh udin. Saya telah memarahi edo dengan
kalimat yang kurang mengenakan untuk di dengar. Saya datang kesini untuk melakukan
klarifikasi dan sekaligus meminta maaf atas apa yang telah saya perbuatkan kepada anak ibu
pada hari kemarin hingga membuat anak ibu seperti ini.” Jawa ibu guru dengan sedih tentang
tujunya mendatangi ibu edo.
Setelah mereka berbincang Panjang dan lebar, ibu edo menerima permintaan permohonan
maaf kepada edo atas salah yang ia telah lakukan. Tetapi edo tetap tidak menerima dan tidak
ingin keluar kamar bagaimana pun ia di bujuk oleh udin, sang sahabat terbaik dan tersetia
sepanjang masa.

Akhirnya ibu irna dan udin pun menggingalkan rumah edo. Setelah itu edo akhirnya mau
keluar dari kamar dan melakukan interaksi bersama sang keluarga. Sudah banyak minggu berlalu
udin dan edo tidak bertemu, pada titik ini edo pun sudah jenuh dan akhirnya menelpon udin
untuk main kerumahnya. Pada saat itu, udin pun tampak sangat senang dan Bahagia atas
undangan yang telah di ajak oleh edo untuk bertemu kembali.

Setelah sekian lama purnama bintang, edo dan udin bertemu kembali dan mereka berdua
saling memeluk satu sama lain untuk menjalin hangatnya persahabatan tanpa harus memandang
fisik, ras, agama dan kekuasaan. Semua orang dapat berkawan dengan orang lain tanpa haurs
memikir apa yang telah di persalahkan.

Tidak terasa waktu berlali dengan sangat cepat. Kini edo dan udin wajib berpisah kembali
karen edo tidak akan menjumpai udin pada beberapa minggu atau bulan akan mendatangg.
Mereka sangat sedih dan mencoba untuk saling mengingat kenang masa lalu yang ada.
Setelah beberapa bulan di lewati oleh edo tanpa di damping oleh udin dan udin tanpa edo. Kita
waktunya untuk mereka berdua kembali bersinar dan kembali Bersatu seperti air. Pada bulan
sekian edo akan balik ke sekolah dan memulaikan hidup dan pembelajaran baru setelah tidak
sekolah selama berbulan bulan.

Pada hari yang di tentu sudah tiba, edo kembali melakukan aktivitas yaitu, memulai tahun
pelajaran paling baru. Setelah masuknya edo, membuat banyak murid yang tidak mengenali
dirinya sebagai edo.
“Edo, kamu kembali lagi” ucap udin dengan semangatnya dan bahagianya melebihi batasnya.

Mereka berdua pun kembali melakukan aktivitas pada umumnya layak seorang pelajar
normal. Setelah beberapa bulan hilangnya edo, ia tampak sangat berbeda dari awalnya dan
berubah total. Kawan kawan edo pun kembali berbahagia termasuk para guru guru atas
kehadiran edo setelah terjadinya masalah.

Edo pun menghampiri guru yang memarahi nya pada beberapa bulan yang lalu. Ia menerima
perminta maafan dari guru tersebut sehingga mereka dapat belajar dan mengajar dengan tenang
tanpa adanya beban di otak.

Ibu edo pun turut berbahagia atas apa yang telah di lakukan oleh edo. Ia berani mengambil
resiko setelah sekian purnama waktu yang ia perlu untuk mengembalikan mentalitas dan pola
berfikir dia.

Ternyata apa yang di rasakan oleh edo dan bima adalah sebuah mimpi.

Akhir didi terbangun dari mimpi buruk dan indahnya, setelah ia di panggil oleh sang ibu
karena tak bangun bangun, sudah kesiangan dan menyiapkan diri untuk berangkat pergi ke
sekolah. Dan ternyata ia memiliki sahabat bernama udon dan hampir dari cerita tersebut sangat
nyata dengan kepribadian dari karakter dari seorang udon dan didi.

Udon dan didi memiliki tahta sebagai persahabatan paling lama dan paling menyenangkan di
antara persahabatan lain yang tidak memiliki arah yang tentu dan tidak dapat mencontohkan
dengan betul. Pada hari itu mereka lagi di landa oleh masalah besar dan mengakibatkan mereka
berantam besar dan menyelesaikan hubungan persahabatan pada hari itu. Lagi lagi terbangun
dari mimpi yang buruk.
\

Anda mungkin juga menyukai