Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatnya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini di buat untuk
memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan di susun dalam
berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa memperbaikinya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

Penulis berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi
siapa saja yang membacanya. Amin.

Krueng Batee 12 – 10 – 2019

Kelompok

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................1
1.4 Manfaat.....................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2

2.1 Pengertian Teks Cerita Sejarah..................................................................................................2


2.2 Tujuan pembuatan teks cerita sejarah........................................................................................2
2.3 Struktur Teks Cerita Sejarah......................................................................................................2
2.4 Ciri – Ciri Teks Sejarah.............................................................................................................2
2.5 Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah...................................................................................2
2.6 Jenis – Jenis Teks Sejarah..........................................................................................................3
2.7 Perbedaan Sejarah Fiksi dan Non-Fiksi.....................................................................................3
2.8 Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita (Novel) Sejarah............................................................3
2.9 Menjelaskan Makna Kias Yang terdapat dalam teks cerita (Novel) Sejarah.............................6

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................9


3.1 Kesimpulan................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah merupakan hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh semua orang. Walau
dunia semakin tua, bukan berarti penghuninya boleh lupa begitu saja dengan sejarahnya. Dalam
konteks yang lebih kecil, misalkan negara Indonesia. Bangsa Indonesia harus mengetahui sejarah
berdirinya NKRI. Peristiwa sejarah tidak semata-mata menjadi cerita yang dikisahkan turun
temurun, tetapi sebagai bangsa yang cerdas kita harus mampu menggali kearifan dan makna
yang terkandung di dalamnya. Jika sampai melupakan sejarah, maka suatu bangsa akan
kehilangan identitasnya. Karena itulah diperlukan sarana untuk menyampaikan sejarah. Di dalam
pelajaran Bahasa Indonesia, peristiwa sejarah dapat di ceritakan melalui teks cerita sejarah. Teks
ini sangat penting dipelajari, sehubungan dengan tugas yang telah guru Bahasa Indonesia berikan
kepada kami.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa pengertian teks cerita sejarah ?


b) Apa tujuan pembuatan teks cerita sejarah ?
c) Bagaimana struktur, ciri-ciri dan kaidah kebahasaannya ?
d) Apa saja jenis-jenis teks cerita sejarah ?
e) Bagaimana perbedaan sejarah fiksi dan non fiksi ?

1.3 Tujuan

a) Agar lebih memahami materi terkait teks cerita sejarah


b) Sebagai pertanggungjawaban tugas dari ibu guru Bahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas ini. .

1.4 Manfaat

a) Dengan pembuatan makalah ini, kami dapat memahami lebih dalam tentang materi teks
cerita sejarah
b) Setelah memahaminya, maka kami bisa membuat teks cerita sejarah.
c) Kami harap makalah ini berguna untuk semua orang yang mempelajari materi terkait.
d) Dengan makalah ini, diharap kami mendapat nilai maksimal.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teks Cerita Sejarah

Definisi teks cerita sejarah adalah sebuah teks yang di dalamnya memuat cerita dan
menjelaskan mengenai suatu fakta atau suatu kejadian yang terjadi pada masa lalu yang akhirnya
menjadi sebuah latar belakang (asal muasal) yang mana kejadian tersebut mempunyai unsur nilai
sejarah didalamnya.

2.2 Tujuan pembuatan teks cerita sejarah

Tujuannya untuk memberikan pemahaman yang lebih baik, pada pembaca, tentang
kejadian yang pernah terjadi di masa lalu.

2.3 Struktur Teks Cerita Sejarah

Struktur teks adalah sebuah gambaran (deskripsi) cara bagaimana teks tersebut dibangun.
Harus terdapat 3 struktur berikut untuk bisa menyusun teks cerita sejarah yag baik:

Harus terdapat 3 struktur berikut ini untuk membuat teks sejarah yang baik:

 Orientasi, merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah.
 Urutan Peristiwa, merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, umumnya
disampaikan dalam urutan kronologis.
 Reorientasi, berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian sejarah yang
diceritakan. Reorientasi boleh ada, boleh tidak. Terserah kehendak penulis teks cerita
sejarah.

2.4 Ciri – Ciri Teks Sejarah

Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh teks sejarah, diantaranya:

 Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan kejadian.


 Bentuk teks cerita ulang (recount)
 Struktur teksnya: orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.
 Sering menggunakan konjungsi temporal.
 Isi berupa fakta.

2.5 Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Didalam kebahasaan teks cerita sejarah terdapat ciri-ciri yang sangat menonjol yang
dapat diketahui dan ditandai sebagai berikut :

1. Kata ganti (pronomina)

Kata ganti / pronomina adalah jenis kata yang digunakan untuk menggantikan nomina /
frasa nomina dan kemudian memberikan nama seseorang secara tidak langsung. Contoh saya,
kapan, nya, ini.

2. Kata keterangan (frasa adverbial)

Frasa adverbial / kata keterangan adalah jenis kata yang menunjukan suatu peristiwa,
waktu, kejadian dan tempat. Contoh tadi siang, tahun lalu, minggu kemarin.

3. Kata kerja material (verba material)


ii
Kata kerja material / verba material adalah jenis kata yang memiliki fungsi untuk
menunjukan sebuah perbuatan nyata (aktifitas) yang telah dilakukan oleh partisipan.

Adapun didalam kata kerja material ini menunjukan ciri-ciri yang dapat diketahui seperti
perbuatan fisik / kejadian / peristiwa. Contoh memasak, menyapu, membaca dan lain sebagainya.

4. Kata sambung waktu (konjungsi temporal)

Kata sambung waktu (konjungsi temporal) adalah jenis kata yang berfungsi untuk menata
urutan-urutan kejadian atau peristiwa yang di ceritakan. Dan didalam teks cerita sejarah ini
banyak menggunakan serta memanfaatkan kata penghubung (konjungsi) temporal.

2.6 Jenis – Jenis Teks Sejarah

Sejarah Fiksi:

 Novel adalah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, umumnya dalam bentuk cerita.
Penulisnya disebut novelis
 Cerpen adalah cerita pendek berbentuk prosa naratif fiktif. Cenderung padat dan langsung
pada tujuan nya dibandingkan dengan karya fiksi lainnya yang umumnya lumayan
panjang.
 Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh sebagian orang merupakan
sesuatu yang benar-benar terjadi.
 Roman adalah jenis karya sastra berbentuk prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya
menurut watak dan jiwa masing-masing. Roman bisa juga disebut kisah percintaan.

Sejarah Non-Fiksi:

 Biografi adalah keterangan kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang lain.
 Autobiografi adalah kisah atau keterangan hidup yang ditulis oleh orang itu sendiri.
 Cerita Perjalanan adalah teks yang menceritakan tentang perjalanan.
 Catatan Sejarah adalah teks yang menceritakan fakta atau kejadian masa lalu yang
menjadi latar belakang sesuatu mempunyai nilai sejarah.

2.7 Perbedaan Sejarah Fiksi dan Non-Fiksi

Sejarah Fiksi:

 Jalan cerita disusun berdasarkan dunia nyata


 Gambaran kehidupan batin seorang tokoh lebih dalam.
 Pengembangan karakter tokoh tidak sepenuhnya terungkap.
 Menyajikan kehidupan sesuai pandangan pengarang.

Sejarah Non-Fiksi:

 Tersusun oleh fakta yang objektif.


 Gambaran kehidupan tokoh ditulis lebih lengkap berdasarkan fakta.
 Menyajikan kehidupan sesuai data dan fakta.

2.8 Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita (Novel) Sejarah

1. Kata ganti (pronomina)

Kata ganti adalah kata yang menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata
ganti yang akan dibahas khusus kata ganti orang. Kata ganti orang adalah kata ganti yang
berfungsi menggantikan kata benda (orang).

ii
1) Kata ganti orang pertama:

 Tunggal

Contoh: hamba, saya, beta, aku, daku, awak, patik, hamba sahaya, dan sebagainya.

 Jamak:

Contoh: kami, kita

2) Kata ganti orang kedua tunggal

 Tunggal:

Contoh: kamu, engkau, tuan, saudara/saudari

 Jamak

Contoh: kamu sekalian, engkau sekalian, saudara sekalian, anda sekalian, kalian semua,
dan sebagainya.

3) Kata ganti orang ketiga

 Tunggal

Contoh: dia, ia, beliau

 Jamak

Contoh: mereka

2. Kalimat bermasa lampau

Dalam cerita sejarah, terdapat fitur-fitur kebahasaan yang menjadi kekhasannya. Salah
satu diantaranya adalah penggunaan kalimat yang menyatakan peristiwa pada masa lampau.

Contoh:

 Pada tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak.
Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Masjid Jami Pontianak (kini
bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) dan Istana Kadariyah
 Pada waktu itu, ...............
 Pada abad ke-17,......

3. Frasa adverbial

Frase adverbial adalah frasa yang mengandung kata keterangan

Contoh:

 Ayahku berangkat ke Jakarta kemarin sore.


 Yayasan Pendidikan Kalimantan resmi berdiri pada 1964.
 Enam pastor muda Congregatio Discipulorum Domini atau Kongregasi Murid-Murid
Tuhan tiba di Pontianak pada tahun 1949 .

4. Kata-kata tindakan (Verba material)

Verba material merupakan kata kerja berimbuhan yang mengacu pada tindakan fisik,
ataupun perbuatan yang dilakukan secara fisik oleh partisipan.

Contoh Verba Material (Kata dan Kalimat)


ii
 Batin mereka terpanggil membantu dan menyelamatkan jiwa-jiwa muda yang rawan
bahaya.
 Kepemimpinan Pastor Lodewijk gencar melaksanakan pembenahan dan pengembangan
Kunzhong.
 Lembaga itu mendirikan SMK Santa Maria, Rumah Retret Costantini, Gedung Sentra
Belajar dan Gedung Aula Besar di Jalan KS Tubun serta Gedung PG-TKK-SD di Jalan
Juanda.

5. Konjungsi kausalitas

 Konjungsi sebab (kausal) menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab
tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh konjungsi sebab, induk kalimat merupakan
akibatnya. Jadi, konjungsi kausal adalah konjungsi yang menghubungkan sebab dan
akibat.
 Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan hubungan sebab adalah sebab, sebab itu,
karena,dan karena itu.
 Berikut adalah beberapa jenis konjungsi kausal beserta contoh kata:
1) Konjungsi kausal syarat, adalah konjungsi kausal yang menghubungkan akibat
dengan syarat terjadinya akibat tersebut. Contoh: jika, bila, kalau
2) Konjungsi kausal alasan, adalah konjungsi kausal yang menyatakan alasan suatu
akibat terjadi. Contoh: karena.
3) Konjungsi kausal simpulan, adalah konjungsi kausal yang menarik simpulan dari
suatu sebab dalam bentuk akibat. Contoh: jadi, dengan, demikian.
4) Konjungsi kausal akibat, adalah konjungsi kausal yang menghubungkan akibat yang
terjadi dari suatu sebab. Contoh: sehingga, maka, oleh karena itu, oleh sebab itu.
5) Konjungsi kausal untuk, adalah konjungsi kausal yang menyatakan suatu sebab yang
diharuskan untuk terjadinya sebuah akibat yang diharapkan. Contoh: untuk itu, agar.

Contoh konjungsi kausal:

Berikut adalah beberapa contoh kalimat konjungsi kausal. Setiap contoh beda jenisnya.
Kamu akan mendapatkan nilai bagus jika mau belajar dengan tekun. Banjir terjadi karena saluran
air tersumbat sampah. Pengawasan guru lemah. Jadi para siswa leluasa menyontek. Pria itu
melanggar lampu merah sehingga menabrak pengendara lain. Korupsi harus segera diberantas
agar negara bisa tumbuh lebih cepat.

6. Konjungsi temporal

Konjungsi Temporal (kata sambung waktu), berguna untuk menata urutan-urutan


peristiwa yang diceritakan, teks cerita sejarah banyak memanfaatkan konjungsi (kata
penghubung) temporal.

Konjungsi (kata sambung) temporal (waktu) menjelaskan hubungan waktu antara dua hal
atau peristiwa. Misalnya : hingga, ketika, sambil, sebelum, sedari, sejak, selama, semenjak,
sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, selanjutnya, seterysnya, tatkala,

Macam-macam Konjungsi Temporal

Kata konjungsi temporal terbagi menjadi dua yaitu kata konjungsi temporal sederajat dan kata
konjungsi temporal tidak sederajat. Perhatikan penjelasan berikuat ini

1. Konjungsi Temporal Sederajat

Kata Konjungsi temporal sederajat adalah kata hubung yang bersifat setara atau sederajat.
Kata konjungsi temporal sederajat tidak boleh di gunakan di awal kalimat. Jika diletakkan diawal
kalimat, maka tidak akan menjadi kalimat yang tidak efektif. Kata konjungsi temporal sederajat
ii
yang sering dipakai adalah kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, dan selanjutnya. Konjugsi
temporal sederajat biasanya digunakan pada kalimat majemuk setara. Konjungsi temporal
sederajat harus diletakkan ditengah kalimat.

Contohnya dalam kalimat sebagai berikut:

1) Dina mengumpulkan data dengan cara observasi kemudian mengolah data tersebut untuk
membuktikan hipotesa penelitiannya.
2) Rina berencana mengadakan sebuah kegiatan sebelumnya ia menyusun proposal
3) Andi berhasil menangkap bola lalu pergi dan menendang bola ke arah gawang lawan
4) Ibu memasukan telur selanjutnya memasukkan mentega ke dalam wadah.

2. Konjungsi Temporal tidak Sederajat

Kata konjungsi temporal tidak sederajat adalah kata hubung yang menghubungkat
kalimat bertingkat atau tidak setara. Kata konjungsi temporal tidak sederajat dapat di gunakan di
awal, tengah, maupun di akhir paragraf. Kata konjungsi temporal tidak sederajat yang sering di
gunakan antara lain: ketika, sejak, apabila, sebelum, sesudah, hingga, demi, sementara, waktu,
bila, sambil,dll

Contoh dalam kalimat:

1) Rina pergi ketika mentari mulai terbenam.


2) Sejak kepergian ayahnya, ia menjadi tulang punggung keluarganya.
3) Apabila peristiwa itu tidak terjadi, ia pasti tidak akan merasa bersalah seperti itu.
4) Krisis moneter itu terjadi sebelum zaman reformasi.
5) Sesudah dikocok hingga mengembang, masukkanlah tepung terigu secara perlahan
sambil diaduk-aduk.
6) Dia terus berjuang melawan penjajah demi tanah air tercinta.
7) Waktu itu, Beliau sedang tidak berada di kota itu.
8) Bila waktunya tiba, ia akan datang kembali
9) Dia kuliah sambil bekerja untuk membiayai pendidikannya.

2.9 Menjelaskan Makna Kias Yang terdapat dalam teks cerita (Novel) Sejarah

1) Kaidah Kebahasaan yang Muncul

Bahasa yang digunakan dalam novel lazimnya adalah konotatif dan emotif. Bahasa dalam
sebuah novel bergantung pada budaya yang melatarbelakangi novel tersebut. Dengan demikian,
sebagai pembaca novel, seseorang harus memiliki kompetensi sastra, yakni keseluruhan
konvensi yang memungkinkan pembacaan dan pemahaman karya sastra itu sendiri.

Nah, dalam novel sejarah sendiri, terdapat beberapa kaidah kebahasaan yang berlaku,
yakni sebagai berikut:

a) menggunakan banyak kalimat bermakna lampau, yakni ditandai oleh fungsi-fungsi


keterangan yang bermakna kelampauan, seperti: ketika itu, beberapa tahun yang lalu,
telah terjadi, dsb.

contohnya:

 Prajurit-prajurit yang telah diperintahkan membersihkan gedung bekas asrama


telah menyelesaikan tugasnya
 Dalam banyak hal, Gajah Mada bahkan sering mengemukakan pendapat-pendapat
yang tidak terduga dan membuat siapa pun yang mendengar akan terperangah,

ii
apalagi bila Gajah Mada berada di tempat berseberangan yang melawan arus atau
pendapat umum dan ternyata Gajah Mada terbukti berada di pihak yang benar.

b) menggunakan banyak kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis,


temporal), seperti: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian, dsb.

contohnya:

 Setelah juara gulat itu pergi, Sang Adipati bangkit dan berjalan tenang-tenang
masuk ke kadipaten.
 “Sejak sekarang, kau boleh membuat rancangan yang harus kaulakukan, Gagak
Bongol. Sementara itu, di mana pencadian akan dilakukan, aku usahakan malam
ini sudah diketahui jawabnya."

c) menggunakan kata kerja material, yakni kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan
yang terjadi. Seperti: menyuruh, menawari, membersihkan, menghindar, melompat, dsb.

contohnya:

 Di depan Ratu Biksuni Gayatri yang berdiri, Sri Gitarja duduk bersimpuh. Emban
tua itu melanjutkan tugasnya, kali ini untuk Sekar Kedaton Dyah Wiyat yang
terlihat lebih tegar dari kakaknya, atau boleh jadi merupakan penampakan dari isi
hatinya yang tidak bisa menerima dengan tulus pernikahan itu.
 Ketika para Ibu Ratu menangis yang menulari siapa pun untuk menangis, Dyah
Wiyat sama sekali menitikkan air mata. Manakala menatap segenap wajah yang
hadir di ruangan itu, yang hadir dan melekat di benaknya justru wajah Rakrian
Tanca. Ayunan tangan Gajah Mada yang menggenggam keris ke dada prajurit
tampan itu masih terbayang melekat di kelopak matanya.

d) menggunakan banyak kalimat tak langsung, sebagai cara menceritakan tuturan seseorang
tokoh oleh pengarang. Seperti: mengatakan bahwa, menceritakan tentang,
mengungkapkan, menanyakan, menuturkan, menyatakan, dsb.

contohnya:

 Menurut Sang Patih, Galeng telah periksa seluruh kamar Syahbandar dan ia telah
melihat banyak botol dan benda-benda yang ia tak tahu nama dan gunanya.
Riung Samudera menyatakan bahwa ia masih bingung dengan semua penjelasan
Kendit Galih tentang masalah itu.

e) menggunakan kata kerja mental, yakni kata kerja yang menyatakan sesuatu yang
dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Seperti: merasakan, menginginkan, mengarapkan,
mendambakan, mengalami, dsb.

contohnya:

 Gajah Mada sependapat dengan jalan pikiran Senopati Gajah Enggon.


Melihat itu, tak seorang pun yang menolak karena semua berpikir Patih Daha
Gajah Mada memang mampu dan layak berada di tempat yang sekarang ia
pegang.

f) menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan dengan tanda petik ganda ("....") dan
kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.

contohnya:

ii
 "Mana surat itu?"
"Ampun, Gusti Adipati, patik takut maka patik bakar."
 "Real Peranggu, dua," Sang Adipati mendengus menghinakan, "dan gelang,
bukan?"
"Demikianlah, Gusti, dan gelang."

g) menggunakan kata sifat (bahasa deskriptif) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau
suasana.

contohnya:

 Gajah Mada mempersiapkan diri sebelum berbicara dan menebar pandangan mata
menyapu wajah semua pimpinan prajurit, pimpinan dan satuan masing-masing.
Dari apa yang terjadi itu terlihat betapa besar wibawa Gajah Mada, bahkan
beberapa prajurit mengakui wibawa yang dimiliki Gajah Mada jauh lebih besar
dari wibawa Jayanegara. Sri Jayanegara masih bisa diajak bercanda, tetapi tidak
dengan Patih Daha Gajah Mada, sang pemilik wajah yang amat beku itu.

2) Makna Kias dan Peribahasa

Selain menggunakan kaidah kebahasaan seperti telah diuraikan di atas, novel sejarah juga
banyak menggunakan kata atau frasa yang bermakna kias dan peribahasa.

1. Makna Kias
Makna kias adalah makna yang mengandung pengandaian atau pengibaratan.
Makna kias memiliki arti tidak sebenarnya, konotatif. Kata atau frasa bermakna kias ini
digunakan penulis untuk membangkitkan imajinasi pembaca saat membacanya serta
memperindah cerita.
Berikut adalah contoh-contohnya:
 Di antara para Ibu Ratu yang terpukul hatinya, hanya Ibu Ratu Rajapatni Biksuni
Gayatri yang bisa berpikir sangat tenang. (terpukul hatinya = sangat sedih)
 Di sebelahnya, Gajah Mada membeku. (membeku = diam saja)
2. Peribahasa
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud, keadaan
seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal mengenai diri
seseorang. Peribahasa mencakup ungkapan, pepatah, perumpamaan, ibarat, tamsil.
(Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Badudu-Zain (1994)). Peribahasa digunakan
oleh penulis untuk memperkuat latar waktu dan tempat kejadian cerita.

Berikut adalah contoh-contohnya:

 Hidup rakyat Majapahit boleh dikata gemah ripah loh jinawi kerta tata raharja,
hukum ditegakkan, keamanan negara dijaga menjadikan siapa pun merasa tenang
dan tenteram di bawah panji gula kelapa. (gemah ripah loh jinawi kerta tata raharja
= hidup makmur dan tenteram)
 Singa Parepen yang juga disebut Bango Lumayang terpaksa harus menebus
dengan nyawa untuk ameng-ameng nyawa yang dilakukannya. (ameng-ameng
nyawa = bermain-main dengan nyawa)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari Makalah yang Kami buat dapat ditarik beberapa Buah Kesimpulan :

ii
 Nilai-nilai yang terdapat didalam teks sejarah tersebut tergantung atau berdasarkan tema
yang diangkat didalamnya, seperti didalam teks tersebut menceritakan kegigihan seorang
pejuang negara indonesia, maka disitu terdapat nilai politik demi mempertahankan dan
memerdekakan negara
 Teks Sejarah ini mempunyai fungsi untuk menceritakan ataupun menjelaskan mengenai
sebuah kejadian ataupun peristiwa sejarah yang terjadi dimasa lampau atau masa lalu
yang berkaitan asal-muasal peristiwa.
 Teks Sejarah Fiksi adalah sebuah teks yang dibuat berdasarkan sebuah khayalan atau
imajinasi si penulis. Sebaliknya Sejarah Non Fiksi adalah sebuah teks yang dibuat
berdasarkan kenyataan yang dialami.

Demikianlah pembahasan artikel struktur teks sejarah, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu
pengetahuan baru bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

www.materikelas.com/2015/10/teks-cerita-sejarah-pengertian-struktur.html
ii
www.abdaccom.com/2015/10/teks-sejarah-pengertian-ciri-ciri-jenis.html

adventureof-masrukhin.blogspot.co.id/2015/09/contoh-teks-cerita-sejarah-hari-guru.html

http://www.ilmudaninfo.com/2017/11/ciri-ciri-kebahasaan-teks-cerpen.html

https://brainly.co.id/tugas/8456358

https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Peribahasa

https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/05/rpp-bahasa-indonesia-kelas-xii-smasmk.html

ii

Anda mungkin juga menyukai