Anda di halaman 1dari 3

Deskripsi Pola Keruangan

Blangpidie, Aceh Barat Daya


Blangpidie adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh,
Indonesia. Blangpidie merupakan ibukota Kabupaten Aceh Barat Daya. Kota Blangpidie berada
pada bagian selatan pesisir Barat Aceh, dan dilewati jalan raya yang menghubungkan Banda
Aceh - Medan, yakni sesudah Meulaboh dan sebelum Tapak Tuan. Di Blangpidie inilah pejuang
kemerdekaan Teungku Peukan meninggal dunia.

ASAL NAMA BLANG PIDIE

Aceh Barat Daya Kabupaten yang disingkat Abdya ini merupakan salah satu Kabupaten
yang berdiri dari hasil pemekaran dari Aceh Selatan pada tahun 2002 silam. Kabupaten yang
terdiri dari 9 Kecamatan ini memiliki sejuta daya tarik yang patut untuk diketahui, baik dari segi
wisata maupun dari segi sejarah.

Aceh Barat Daya salah satu Kabupaten yang memiliki objek wisata yang tak kalah
menarik dari daerah – daerah lain yang ada di belahan nusantara dari Sabang sampai Meurauke.
Kabupaten yang terletak di Provinsi Aceh ini salah satu wilayah yang nyaman bagi pendatang.

Banyak orang yang salah mengenali kota dagang ini sebagai Pidie, hal yang mungkin
disebabkan oleh nama akhir yang sama dengan yang dimiliki oleh "Pidie" sendiri. Kata
Blangpidie yang dulunya bernama Kuala Batee berasal dari dua kosakata, yaitu Blang (Bahasa
Aceh; Sawah) dan Pidie (Salah satu kabupaten di Aceh). Menurut Sejarawan Rozal Nawafil dari
tokoh Aceh Barat Daya H.K.Nyak Abbas SB (Mantan Keuchik Keude Siblah), nama Blangpidie
dikarenakan daerah ini terdapat banyak orang-orangan sawah (Pidie), yang merupakan
masyarakat awal pantai selatan Aceh.

Batas dan Luas Daerah Blang Pidie

Blangpidie
Kecamatan

Negara  Indonesia
Provinsi Aceh
Kabupaten Aceh Barat Daya
Pemerintahan
 • Camat Zulbaili Latif 
Kodepos 23764
Luas 473,88 km²
Jumlah penduduk 22.850 jiwa (2015)
20.084 jiwa (2010)
Kepadatan 48 orang/km² (2015)
Desa/kelurahan 23

Sosial-Keagamaan

Mayoritas Masyarkat Blang Pidie Beragama ISLAM. Kehadiran Muhammadiyah dipandang


sebagai organisasi yang memberi korelasi sosial terhadap masyarakat indonesia khususnya Blangpidie.
Muhammadiyah juga melihat dan mendekati umatnya dengan kacamata sosial, dengan penyebab nilai-
nilai kebersamaan maka silaturrahmi pun semakin berkembang didalam masyarakat. Dari penjelasan
diatas, maka jelas nampak perbedaan antara Muhammadiyah dengan organisasi sosial keagamaan
lainnya yang terlalu melakukan pendekatan ke arah politik. Muhammadiyah juga menjalin hubungan
antara kepemimpinan dengan warga, karena ini merupakan wawasan yang dikembangkan untuk
tuntutan amaliah dilingkungan warga demi tanggung jawabnya kepada Allah SWT dan masyarakat
muslim pada khususnya.16 Dalam kegiatan dakwah Muhammadiyah siap bekerjasama dengan golongan
Islam manapun dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Agama Islam serta membela
kepentingannya. Artinya Muhammadiyah siap membaur dengan kegiatan dimasyarakat. Dalam lembaga
pengembangan ilmu agama Muhammadiyah membentuk sebuah Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus
yang berfungsi untuk Melaksanakan Dakwah Terpadu (Muhammadiyah, Aisyiyah, PM, IMM, IMP ke
tingkat Cabang-cabang minggu pertama setiap bulan).

Dalam progam dibidang tabliq dan dakwah khusus Muhammadiyah juga berperan dalam :
Menyelenggarakan pengajian terprogram dan terarah dimasing-masing tingkat. Membuat peta
dakwah yang akurat serta menyiapkan da’i untuk kegiatan hari-hari besar Islam. Meningkatkan
dakwah fardiah dan jamaah dikalangan masyarakat, khususnya dikalangan warga Muhammadiyah.
Mengintensifkan sosialisasi tuntunan keluarga sakinah melalui berbagai cara komunikasi dan
informasi. Memaksimalkan upaya pencegahan bahaya pemurtadan dengan mengacu kepada peta
dakwah yang disusun.

Struktur Ekonomi utama adalah Perdagangan

Kegiatan perdagangan sebagai sektor yang berpotensi di Aceh Barat Daya


lebih dipusatkan di kota Blangpidie yang kini juga merupakan sebagai ibukota
kabupaten ini, kegiatan perdagangan di kota ini cukup dinamis terutama dalam
memasarkan hasil-hasil pertanian yang menjadi sektor andalan utama ke daerahdaerah lain tetapi
juga memasok barang-barang yang tidak dari luar daerah terutama
dari Kota Medan terhadap produk-produk yang tidak dihasilkan di kabupaten ini.
Dalam pada itu, upaya menggerakkan perekonomian di daerah ini terutama pada
sektor pertanian tidak hanya ditopang oleh sub-sektor pangan saja seperti padi,
kacang jagung dan lain-lainnya, akan tetapi sub-sektor perikanan, perkebunan dan perikanan
juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDRB Kabupaten
Aceh Barat Daya. Luas perairan di Aceh Barat Daya menurut catatan BPS adalah
seluas 10 ha sedangkan areal perkebunan dan kebun campuran masing-masing
52.331 ha dan 6.432 ha. Melihat potensi ini pergerakan roda perekonomian
kabupaten Aceh Barat Daya akan berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Pertanian

Sektor pertanian di Kabupaten Aceh Barat Daya menurut catatan Badan Pusat
Statistik terdiri dari 5 sub sektor antara lain: sub sektor tanaman bahan makanan atau
pangan, tanaman perkebunan, peternakan , kehutanan dan perikanan yang merupakan
lapangan usaha atau sumber mata pencaharian yang pokok di kabupaten ini.
Kontribusi atau peranan sub sektor ini terhadap Produk Regional Domestik Bruto
terhadap sektor pertanian sebagian besar disumbangkan dari produksi tanaman
pangan rata-rata 20% dari total sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB
Kabupaten Aceh Barat Daya, kemudian disusul dengan tanaman perkebunan ratarata sebesar
12%
Budaya

Kebudayaan yang ada didaerah aceh hampir sama semua seperti tari saman, tari pukat,
Rapai Debus, Tarian Tradisional aceh Melangkah, panton sapa Lintoe dan masih banyak yang
lain yang membuat keakraban antar daerah aceh tersebut. Serta untuk melestarikan budaya Aceh.

Anda mungkin juga menyukai