Dosen Pengampu:
Yang Yang Merdiyatna, M. Pd.
Kelompok 5
Disusun Oleh :
Putri Ramadani 11210183000117
Nu’ama Fitriyah 11210183000118
Laili Sabrina 11210183000119
Hamda Faikoh 11210183000120
Fatiya Ahdiyatu Ridwan 11210183000121
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Semoga pembaca dapat mempraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Apresiasi Drama........................................................................................2
2.2 Jenis Apresiasi Drama.................................................................................................2
2.3 Unsur Pembangun Drama...........................................................................................3
2.4 Hakikat Apresiasi Drama.......................................................................... 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran apresiasi drama sebagai salah satu pembelajaran sastra di sekolah, saat
ini kurang mendapatkan perhatian yang memadai dibandingkan pembelajaran puisi dan
prosa. Di bandingkan dengan puisi dan prosa, drama sebenarnya lebih mudah dipahami,
lebih mudah dipetik nilai moral yang terkandung di dalamnya, juga lebih menarik
dinikmati.
Pembelajaran apresiasi drama di sekolah saat ini lebih menonjolkan pembahasan
drama secara teoretis, mengapresiasi drama berdasarkan naskah yang dibaca, dan jarang
meresepsi drama pementasan maupun berekspresi melalui sebuah pementasan drama.
Akibatnya, pembelajaran apresiasi drama menjadi kurang menarik, tidak merangsang
timbulnya daya kreativitas dan imajinasi, serta kurang kontekstual. Hal-hal tersebut
berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran apresiasi drama dan kurang tercapainya
peran pembelajaran apresiasi drama di sekolah, yaitu sebagai salah satu pembentuk
karakter peserta didik. Salah satu penyebab kurangnya perhatian pembelajaran apresiasi
drama di sekolah adalah kurang tersedianya sumber dan bahan pembelajaran yang sesuai
1. Drama Tragedi. Cerita drama yang termasuk jenis ini adalah cerita yang berakhir
dengan duka lara, kematian, atau segala sesuatu yang tidak menyenangkan.
2. Drama Komedi
a. Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para
pemain,melainkan karena situasinya.
b. Komedi Slapstic, cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para
pemainnya.
d. Komedi Farce, cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan-
kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu.
2. Drama Misteri
a. Kriminal, misteri yang sangat terasa unsur keteganyannya dan biasanya menceritakan
seputar kasus pembunuhan. Si pelaku biasanya akan menjadi semacam misteri karena penulis
skenario memerkuat alibinya. Sering kali dalam cerita jenis ini beberapa tokoh bayangan
dimasukkan untuk mengecoh penonton.
b. Horor, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan roh halus.
c. Mistik, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang bersifat klenik atau unsur ghaib.
3. Opera, yaitu drama yang berisi nyanyian dan music pada sebagian besar penampilanya.
Nyanyian digunakan sebagai dialog. Opera bisa berupa opera buffo ( cerita lucu ), opera komik
( lelucon/tidak diyanyikan ) dan operet (sejenis opera tetapi dengan durasi yang lebih pendek ) .
4. Sendratari, yaitu gabungan seni drama dan seni tari. Pemainya biasanya merupakan
para penari berbakat.Rangkaian peristiwa diwujudkan dalam bentuk tari tanpa dialog, hanya
diiringi narasi singkat agar penontoh menegtahui cerita yang akan dipentaskan.
5. Tablo, merupakan drama yang ditampilkan tanpa dialog, tetapi menonjolkan gerak.
Sehingga kekuatan cerita juga sangat ditentukan oleh kekuatan akting para pemainya .
a. Modern, cerita drama yang lebih banyak menampilkan adegan perkelahian atau
pertempuran, namun dikemas dalam setting yang modern.
b. Tradisional, cerita drama yang juga menampilkan adegan laga, namun dikemas secara
tradisional.
7. Melodrama
Skenario jenis ini bersifat sentimental dan melankolis. Ceritanya cenderung terkesan mendayu-
dayu dan mendramatisir kesedihan. Emosi penonton dipancing untuk merasa iba pada tokoh
protagonis. Konfliknya runtun dan padat. Dengan konflik yang bertubi-tubi pada si tokoh akan
semakin membuat penonton merasa kasihan dan bersimpati pada penderitanya
8. Drama Sejarah. Drama sejarah adalah cerita jenis drama yang menampilkan kisah-kisah
sejarah masa lalu, baik tokoh maupun peristiwanya
drama.
pembaca dapat memahami dengan baik keputusan-keputusan yang diambil oleh tokoh
drama, perkembangan karakter tokoh,dan motivasi yang mendorong sang tokoh untuk
Bekalyang dimaksud adalah: (1) bekal pengetahuan, (2) bekal pengalaman, dan (3)
bekal pengetahuan yang luas dan mendalam akan mampu mengapresiasi sebuah karya
pengetahuan yang sempit dan terbatas tentu hanya akan mampu mengapresiasi sebuah
karya drama secara dangkal pula. Bekal pengetahuan tersebut meliputi: (1)
Seorang apresiator juga dituntut untuk memiliki bekal kesiapan diri yang
baikpula. Kesiapan diri sang apresiator itu meliputi kesiapan fisik dan kejiwaan.
Tidak hanya kesiapan fisik dan jiwa, tetapi bekal kesiapan akal-pikiran
sangatpenting, karena hanya dengan kesipan akal-pikiran yang prima itulah sang
apresiator mampu memikirkan segala yang ditemukannya dalam drama secara kritis
dan
objektif. Hal itulah yang akan membawa sang apresiator pada tingkat pemahaman drama
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Emzir dan Rohman, Saifur. 2015 . Teori Apresiasi dan Pengajaran Sastra. Jakarta : Raja
Grafindo Pustaka.
Priyatni , Endah Tri. 2010 . Membaca Sastra Dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta :
Bumi Aksara.
http://eprints.uny.ac.id/1241/1/Novitasari-07201244014.pdf