Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGANTAR SASTRA

“PENGKATEGORIAN DRAMA”
Disusun untuk memenuhi tugass
Mata Kuliah: Pengantar Sastra
Dosen Pengampu:
1. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.hum.
2. Yunita Fitri Yanti,M.Pd,

Oleh:
1. Amirul Akbar (2113046041)
2. Ahmad Andriansyah (2113046053)
3. Iqbal Kurniawan (2113046031)
4. Indri Famela (2113046071)
5. Jesika Wulandari (2113046055)

KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar lebih baik lagi Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 13 November 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................2

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................4

1.3. Tujuan Masalah...........................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................7

2.1. Pengertian Drama........................................................................................................8

2.2. Pengkategorian Drama................................................................................................9

BAB III.....................................................................................................................................10

PENUTUP................................................................................................................................11

3.1. Kesimpulan....................................................................................................................12

3.2. Saran..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Drama merupakan jenis dari karya sastra yang menggambarkan realita kehidupan, dan
tingkah laku manusia dengan bentuk gerak serta dengan peran dan dialog yang dipentaskan.
Naskah drama disusun sedemikian rupa sehingga memuat emosi beserta konflik yang
nantinya dapat dipentaskan untuk dinikmati oleh para penonton. Di dalam sebuah drama
diperlukan adanya kualitas komunikasi, situasi dan aksi. Kualitas tersebut bisa terlihat dari
bagaimana sebuah konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah
pementasan drama. Sebagaimana konflik tersebut dapat di sajikan secara utuh, maka dapat
dikatakan sebuah drama tersebut memiliki kualitasnya. Dalam makalah ini, kelompok kami
akan memaparkan mengenai hakikat drama, karakteristik drama, dan sarana dramatik yang
mana diharapkan dapat menambah pengetahuan kita bersama.

1.2. Rumusan Masalah

1. Pengertian Drama
2. Pengkategorian Drama

1.3. Tujuan Masalah

1. Pembaca dapat mengetahui Pengertian Drama


2. Pembaca mampu mengetahui dan paham Pengkategorian Drama
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Drama

Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak.
Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Arti pertama dari Drama adalah kualitas
komunikasi, situasi, action (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian,
kehebatan (acting), dan ketegangan pada para pendengar.

Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-
tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai
pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama
berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing
menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi,
dan merupakan karya sastra yang dicetak

Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang
terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada
para pendengar.

Arti kedua, drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang
diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton
(audience)

Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang diambil
oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan
kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang
menggarap satu masalah yang punya arti penting, meskipun mungkin berakhir dengan
bahagia atau tidak Bahagia, tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga,
dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas sehingga mencakup semua lakon serius,
termasuk didalamnya tragedi dan lakon absurd.
2.2. Pengkategorian Drama

Sebagaimana telah dibicarakan pada bab sebelumnya ada karya drama yang
memang tepat dan cocok untuk dipentaskan tetapi tidak sedikit pula yang hanya sesuai
untuk dibaca sendiri sebagaimana sebuah novel atau prosa lainnya. kelayakan atau
kekurang layakkan sebuah naskah untuk dipentaskan, bukan saja karena untuk
penulisannya yang seperti prosa misalnya, tetapi juga dapat terjadi pada karya drama yang
secara fisik telah memenuhi kriteria sebuah karya drama. dengan demikian, dilihat dari
kemungkinan untuk dipentaskan, ada naskah-naskah yang dapat dan akan menarik
perhatian orang jika dipentaskan, dan banyak pula yang tidak memberikan kemungkinan
untuk dipentaskan titik naskah yang masuk dalam kategori pertama disebut dengan drama
pentas atau drama saja, dan hanya tepat untuk dibaca saja disebut sebagai drama baca.
Namun demikian, sebuah naskah untuk sampai pada keputusan layak atau tidak layak
dipentaskan bukan hanya tergantung pada proses pasca pembacaan, melainkan juga sangat
dipengaruhi oleh niat si Penulis itu sendiri titik Banyak penulis yang menulis karya sastra
dalam bentuk drama tetapi Tidak diniatkan untuk dipentaskan. meminjam ungkapan
Sipley (1960), karya seperti ini yang disebut sebagai closet drama atau “drama baca” itu,
adalah “a play or dramatic poem written solely for reading not for performance”.
Sedangkan Abrams (1993) untuk istilah yang sama, menjelaskan sebagai “... is written in
the form of a drama, with dialogue, indicated settings, and stage diraections, but is
intended by the auothor to be read rather than to be performed in the theater”

Drama dikelompokkan ke dalam karya sastra karena media yang dipergunakan


untuk menyampaikan gagasan atau pikiran pengarangnya adalah bahasa. dalam kaitan ini,
ragam bahasa yang dipergunakan oleh pengarang dapat bermacam-macam, tergantung
dari sejumlah faktor penyebab, misalnya dari tingkat pendidikan, status sosial, dan usia
para tokoh dalam karya drama. dengan mudah dapat dijumpai adanya karya drama yang
sarat dengan dialek bahasa sehari-hari atau bahasa formal. dipakainya ragam ragam
bahasa tersebut tentu berdasarkan sejumlah alasan yang secara sosiologis dapat
menjelaskan banyak hal,

Bahasa yang dipergunakan dalam sebuah drama tentu bukan hanya bertolak dari ke
formal maupun ketidak formal dan basa, namun juga dari pemanfaatan sarana sarana
puitik maupun naratif. berdasarkan hal ini, maka terdapat sejumlah karya drama yang
berbentuk puisi, dan banyak pula the karya drama yang berbentuk titik pada karya drama
yang berbentuk puisi ada yang sangat ketat dengan kaidah-kaidah puitis, seperti terikat
oleh aturan Rima, atau yang tidak terikat dengan aturan-aturan semacam itu tetapi sarat
dengan diksi atau pilihan kata yang konotatif dan sugestif. sementara itu karena drama
yang menumpukkan kekuatannya pada lirik pada dasarnya hampir sama dengan yang
terikat pada puisi. yang membedakannya, pada drama lirik ini ada kecenderungan untuk
mengikat lirik itu dengan Bar yakni potongan birama dalam setiap baris seperti pernah
dinyatakan oleh Tambayong (1981)

Karya drama yang cara pengungkapannya diikat baik secara ketat maupun longgar
dengan ini pada kenyataannya yang kita hadapi dapat berupa Opera maupun Operet yang
disebut dengan Opera adalah karya drama yang sangat mengutamakan nyanyian dan
hampir keseluruhan adegan dilakukan dengan cara bernyanyi ini. sedangkan Operet yang
sering juga disebut dengan Opera ringan, cara penyajiannya tidak selalu dinyanyikan
tetapi terkadang diselingi pula dengan cakapan atau dialog antara para pemain. Selain
itu,operet biasanya juga hanya berbentuk drama satu babak.

Berdasarkan pola sajiannya yang tentu saja berkaitan erat dengan tema atau alur
yang dibangun terdapat berbagai jenis drama titik garis dan banyak pola sajian drama yang
pernah ada, pengenalan terhadap 5 buah sajian drama yang populer perlu dipahami secara
sederhana disini.
Adapun bentuk-bentuk drama itu adalah tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama, dan farce.

 Tragedi
Adalah sebuah drama yang ujung kisahnya berakhir dengan kedukaan dan dukacita.
Sebaliknya komedi berakhir dengan sukacita. Tragedi merupakan jenis drama
menceritakan cerita yang penuh dengan kesedihan dan juga kemalangan. Tokoh yang
berperan di dalam jenis drama tragedi ini biasa disebut dengan sebutan “tragic hero”
mempunyai arti yakni pada seorang pahlawan menjalani nasib yang tragis, seperti
kesialan, ketidak beruntungan, dan sebagainya.
Contoh dari drama berjenis tragedi yang cukup terkenal ialah yang berjudul Doctor
Faustus. Selain itu, terdapat juga drama tragedi dari William Shakespeare berjudul
Hamlet, macbeth, dan juga Othello. William Shakespeare merupakan seorang
pemain drama, penulis naskah dan juga penulis puisi yang berasal dari Inggris. Ia
penulis naskah dengan bahasa Inggris yang terbaik spesialis cerita drama.
 Tragekomedi
Sesuai dengan namanya, jenis drama yang satu ini adalah cerita drama yang
memadukan unsur tragedi dan komedi. Artinya, drama tersebut bertujuan untuk
menampilkan sebuah cerita tragis atau sedih namun ditampilkan dengan gaya yang
lucu, atau juga sebaliknya. Aliran drama ini sudah muncul sejak masa Romawi Kuno.
Drama jenis trage-komedi biasanya berisikan kisah-kisah mengenai nasib buruk para
tokohnya secara tiba-tiba atau bencana yang tidak terelakkan seolah menuju
kehancuran, namun di akhir cerita kisah ini akan berakhir bahagia. Tema-tema dalam
drama trage-komedi biasanya bercerita mengenai kisah cinta dengan hambatan-
hambatan tertentu.
Beberapa naskah drama komedi yang cukup terkenal diantaranya adalah Api karya
Usmar Ismail, Opera Kecoa karya N Riantiarno, Saija dan Adinda karya Max
Havelaar, serta Waiting for Godot karya Samuel Beckett.
Contoh Drama Tragekomedi: Inside Out

 Melodrama
Melodrama merupakan jenis drama yang ceritanya sangat sentimental. Pada Ceritanya
dan juga penokohannya membawa dalam suasana haru dan juga mendebarkan.
Kebanyakan dari cerita melodrama adalah kisah tentang percintaan atau cerita tentang
kesedihan. Pada tokoh yang baik dan yang jahat di dalam melodrama terdapat
perbedaan yang digambarkan sangat drastis.

tokoh yang berperan jahat digambarkan dengan bentuk yang menyeramkan, kelam,
dan serba hitam. Begitu sebaliknya, pada tokoh yang baik digambarkan begitu
sempurna sehingga tidak terdapat kejelekan sedikit pun. Sampai-sampai terkadang
dapat menimbulkan beberapa klise dikarenakan hanya terdapat satu sifat yang
ditunjukkan pada setiap pemain.

Salah satu contoh dari melodrama terkenal yakni berjudul “Still Life” ciptaan Noel
Coward. Ia juga merupakan seorang penulis drama, komposer, dan sutradara yang
asalnya dari Inggris terkenal dengan kepintarannya dalam membuat cerita drama.
 Farce
Farce atau bisa disebut dagelan merupakan jenis drama bersifat ringan dan juga lucu.
Alur pada cerita disusun didasarkan pada pengembangan situasi pada tokohnya.
Adegan di dalam drama sering dibuat terlalu berlebihan dan komedi yang membawa-
bawa fisik. Pada jenis drama farce ini sering dikenal dengan sebutan komedi picisan.
Contoh dari drama frace atau dagelan yang cukup terkenal yakni berjudul “The
Importnace of Being Earnest” ciptaan Oscar Wilde. Ia merupakan penulis novel,
penulis naskah drama, dan juga penulis puisi berasal dari Irlandia. Ia sebagai penulis
yang paling dikenal dari London di tahun 1890.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-
tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai
pengertian action. Drama dalam masyarakat kita mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti
luas dan drama dalam arti sempit. Dalam arti luas, drama adalah semua bentuk tontonan yang
mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit, drama
adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung,
disajikan dalam hentuk dialog dan gerak berdasarkan naskah, didukung tata panggung, tata
lampu, tata musik, tata rias, dan tata husana. Dengan kata lain, drama dalam arti luas
mencakup teater tradisional dan teater modern, sedangkan drama dalam arti sempit mengacu
pada drama modern saja. Adapun unsur-unsur yang terkandung di dalamnya yaitu unsur
intrinsik (unsur dalam) dan unsur ektrinsik (unsur luar).

Pengkategorian drama dapat diklasifikasikan sebagai berikut:, Tragedi, Tragekomedi,


Melodrama, Farce

3.2. Saran

Diharapkan kepada Mahasiswa khususnya Prodi Pendidikan Bahasa Lampung bisa


menciptakan suata karya sastra bentuk drama yang mengusung Budaya daerah Lampung agar
kaum muda tergerak melestarikan budaya daerah.

Penulis juga mengharapkan saran terhadap makalah yang kami buat, agar kedepannya
makalah yang kami sajikan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

News, P. (Februari 19, 2014). Makalah Drama. Informasi penting untuk umum, 14-16.

Sulistiyani, S. (7 Agustus 2021). Pencinta Drama, Kenali Jenis Penyajian Cerita Drama Ini.
Keluyuran, 1-5.

Wahyudi, I. (n.d.). Pengkategorian Drama . Drama, 2-6.

Anda mungkin juga menyukai