Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Morfologi

Dosen pengampu:

1. Dr. Farida Ariyani, M.Pd.

2. Yinda Dwi Gustira, M.Pd.

Oleh:

Iqbal Kurniawan 2113046031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA LAMPUNG

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Morfologi. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan kepada kita para pembaca dan juga bagi
penulis tentang ariksasi dalam bahasa Lampung. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dr. Farida Ariyani, M.Pd. dan Yinda Dwi Gustira, M.Pd.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Lampung, 19 Maret 2022

Iqbal Kurniawan
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................

1.1. Latar
Belakang............................................................................................
1.2. Rumusan
Masalah .....................................................................................
1.3. Tujuan
Penulisan .......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................

2.1. Jenis-Jenis Afiksasi Berdasarkan Asalnya


…………………...................

2.2. Jenis-Jenis Afiksasi Berdasarkan


Produktivitasnya…………………….

2.2. Jenis-Jenis Afiksasi Berdasarkan


Letaknya..............................................

BAB III
PENUTUP ............................................................................................

3.1 Kesimpulan...............................................................................................
3.2 Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Afiksasi adalah proses atau hasil penambahan afiks pada akar, dasar atau alas
(Kridalaksana, 2008: 3). Afiksasi adalah proses atau hasil penambahan afiks
(prefiks, infiks, konfiks, sufiks) pada kata dasar (Alwi, 2007: 11). Dari
beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan
bahwa afiksasi adalah proses penambahahan afiks yang berupa prefiks, infiks,
sufiks, konfiks. Afiks adalah bentuk atau morfem terikat yang dipakai untuk
menurunkan kata (Alwi, 2007: 11). Menurut Ramlan (1997: 55), afiks ialah
suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur yang
bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada
satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Misal: ber-, -
an dan ber-an. Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan pada
bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya (Kridalaksana, 2008: 3).

1.2 Rumusan Masalah

Dari beberapa masalah yang ada di atas, maka kami dari tim penyusun
makalah ingin membahas beberapa hal untuk menjelaskan masalah-masalah
tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Jelaskan jenis-jenis afiksasi berdasarkan asalnya?

2. Jelaskan jenis-jenis afiksasi berdasarkan produktivitasnyanya?

3. Jelaskan jenis-jenis afiksasi berdasarkan letaknyanya?


1.3 Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah penulisan yang sudah disebutkan, maka kami sebagai
tim penyusun makalah bertujuan agar dapat mempeajari dan memahami jenis-
jenis afiksasi berdasarkan asal, produktivitas dan letaknya dalam bahasa
Lampung.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Jenis-Jenis Afiksasi Berdasarkan Asalnya

2.1.1 Afiks Asli

Afiks asli, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia. Misalnya, meN-,
ber-ter-, - el-, -em-, -er-, -I, -kan, dan lainnya. Contohnya

 Men

Men-+cabut = mencabut

Men-+dapat = mendapat

Men-+dorong = m endorong

Men-+dalam = mendalam

 Ber

Ber-+sama = bersama

Ber-+buah = berbuah

Ber-+bahasa = berbahasa

Ber-+dua = berdua

Ber-+ulang = berulang

 Ter

Ter-+bawa = terbawa
Ter-+tawa = tertawa

Ter-+senyum = tersenyum

Ter-+tuang = tertuang

Ter-+baik = terbaik

 -el-

-el-+getar = geletar

-el-+tunjuk = telunjuk

-el-+gantung = gelantung

-el-+gembung = gelembung

-el-+tapak = telapak

 -em-

-em-+getar = gemetar

 -kan

-kan+beri = berikan

-kan+masuk = masukan

-kan+ambil = ambilkan

-kan+sisip =sisipkan

-kan+baying = bayangkan

2.1.2 Afiks Terapan

Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa
daerah. Misalnya, -man, -wan, -isme, -isasi, dan lain-lain. Contohnya

N
N-+tukak = nukak yang artinya melubangi (asal kosakata: Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).

N-+tiwat = niwat yang artinya menangkap (asal kosakata: Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).

N-+tughut = nughut yang artinya menurut (asal kosakata : Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).

N-+tuppang = nuppang yang artinya menumpang (asal kosakata : Bangunrejo


kec. Semaka kab. Tanggamus).

N-+tighu = nighu yang artinya meniru (asal kosakata : Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).

M

M-+pelok = melok yang artinya memotong (asal kosakata : Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).

M-+putil = mutil yang artinya memetik (asal kosakata : Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).

M-+injak = minjak yang artinya bangun (asal kosakata : Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).

M-+pappas = mappas yang artinya merontokan (asal kosakata : Bangunrejo


kec. Semaka kab. Tanggamus).

M-+anjau = manjau yang artinya menjenguk (asal kosakata : Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).

 -an-

-an-+tanom = tananom yang artinya hasil tanaman seseorang (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

 -i

-i+basuh = basuhi yang artinya bersihi (asal kosakata : Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).
-i+mejong = mejongi yang artinya duduki (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).

2.2 Jenis-Jenis Afiksasi Berdasarkan Produktivitasnya

2.2.1 Afiks Produktif

Afiks produktif adalah morfem afiks yang sangat produktif untuk membentuk
kata-kata yang baru, bahkan dapat membentuk kata-kata baru sebanyak-
banyaknya. Contoh dalam bahasa Lampung:

 Bu-, -an

Bu-+balah+-an = bubalahan yang artinya mengobrol (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

Bu-+lamban+-an = bulambanan yang artinya rumah tangga (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

Bu-+hayak+-an = buhayakan yang artinya saling menikmati (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

 Ke-, -an

Ke-+benogh+-an = kebenoghan yang artinya kebetulan (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

Ke-+bangik+-an = kebangikan yang artinya keenakan (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

Ke-+liom+-an = kelioman yang artinya sangat malu (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

 Se-, -an
Se-+penok+-an = sepenoan yang artinya saling melihat (asal kosakata :
Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

Se-+tottong+-an = setottongan yang artinya saling melihat (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

Se-+caccan+-an = secaccanan yang artinya berpegangan (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

2.2.2 Afiksasi Improduktif

Afiks tak produktif adalah morfem afiks yang distribusinya terbatas pada
beberapa kata yang tidak dapat lagi membentuk kata-kata bari. Contoh dalam
bahasa Lampung:

 -an-

-an-+tuwagh = tanuwagh yang artinya hasil potong (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus). –

an-+sangun = sanangun yang artinya memang (asal kosakata : Bangunrejo


kec. Semaka kab. Tanggamus).

2.3 Jenis-Jenis Afiksasi Berdasarkan Letaknya

2.3.1 Sufiks (awalan)

Prefiks adalah afiks yang ditambahkan pada bagian depan pangkal


(Kridalaksana, 2008: 199). Misal: ber- pada bersepeda. Menurut Ramlan
(1997: 58) berpendapat bahwa afiks-afiks yang tereltak di jalur paling depan
disebut prefiks. Misal: meng-, ber-, di-, dan ter-, peng-. Realisasi dalam
bahasa Lampung

a. Na. N+tulung = nulung artinya menolong, (asal kosakata : Bangunrejo


kec. Semaka kab. Tanggamus).
b. N+tutogh = nutogh artinya penentuan panggilan, (asal kosakata :
Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
c. N+tawok = nawok artinya menanggapi, (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus). d.
d. N+tettong = nettong, artimya menatap. (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).
e. N+teppogh = neppogh artinya mencampuri (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).
f. N+tabik = nabik yang artinya maaf (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).
g. N+tughut = nughut yang artinya menurut (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).
h. N+timba = nimba yang artinya menimba (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).
i. N+tiwat = niwat yang artinya menangkap (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).
j. N+tambuh = nambuh yang artinya menambah (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).

 Nga.

a. Ng+kupi = ngupi yang artinya ngopi (asal kosakata : Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).
b. Ng+upok = ngupok yang artinya menggosip (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).
c. Ng+kulum = ngulum yang artinya mengulung (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).
d. Ng+kilu = ngilu yang artinya meminta (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).
e. Ng+hitung = ngitung yang artinya menghitung (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).
f. Ng+unduh = ngunduh yang artinya mengunduh (asal kosakata :
Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
g. Ng+ilik = ngilik yang artinya menginjak (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).
h. Nge+liyak = ngeliyak yang artinya melihat (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).

 Nya.
a. Ny+sepok = nyepok yang artinya mencari (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).
b. Ny+cunccun = nyuccun yang artinya menjunjung (asal kosakata :
Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
c. Ny+selom = nyelom yang artinya menyelam (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).
d. Ny+ciccing = nyiccing yang artinya menggenggam (asal kosakata :
Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
e. Ny+simbin = nyimbin yang artinya masuk (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).
f. Ny+sighang = nyighang yang artinya melewati (asal kosakata :
Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
g. Ny+suwal = nyuwal yang artinya mnyisir (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).
h. Ny+sambang = nyambang yang artinya mengintip (asal kosakata :
Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

 Ma.

a. M+patoh = matoh yang artinya mematah (asal kosakata : Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).
b. M-+pelok = melok yang artinya memotong (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).
c. M-+pacul = macul yang artinya mencangkul (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).
d. M-+pisol = misol yang artinya menyeser (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).

 Bua.
a. Bu-+seghah = buseghah yang artinya berserah (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).
b. Bu-+guwai = buguwai yang artinya melakukan pekerjaan (asal kosakata :
Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
c. Bu-+hayak = buhayak yang artinya menikmati (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).
d. Bu-+jengan = bujengan yang artinya bertempat (asal kosakata :
Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

 Dia.

a. Di-+lamban = dilamban yang artinya dirumah (asal kosakata : Bangunrejo


kec. Semaka kab. Tanggamus).
b. Di-+batok = dibatok yang artinya ditaruh (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).
c. Di-+huma = dihuma yang artinya dikebun (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).
d. Di-+panggagh = dipanggagh yang artinya bagian atas atap rumah (asal
kosakata : Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
e. Di-+anjung = dianjung yang artinya dianjung (asal kosakata : Bangunrejo
kec. Semaka kab. Tanggamus).

 Dua.

a. Du-+wai = duwai yang artinya berwudhu (asal kosakata : Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).

 Kea.

a. Ke-+kalau = kekalau yang artinya semoga (asal kosakata : Bangunrejo


kec. Semaka kab. Tanggamus).
b. Ke-+ghuwa = keghuwa yang mempunyai dua arti yakni kedua dan dua
hari yang lalu (asal kosakata : Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
c. Ke-+bawak = kebawak yang artinya masih berkulit (asal kosakata :
Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
d. Ke-+telu = ketelu yang artinya ke-tiga (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).

 Sea.

a. Se-+helau = sehelau yang artinya sebagus, sebaik (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
b. Se-+pujuk = sepujuk yang artinya sesuap (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).

 Tia.

a. Ti-+guwai = tiguwai yang artinya dikerjakan (asal kosakata : Bangunrejo


kec. Semaka kab. Tanggamus).
b. Ti-+kanik = tikanik yang artinya dimakan (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).
c. Ti-+basuh = tibasuh yang artinya dicuci (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).
d. Ti-+gunik = tigunik yang artinya di bujuk (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka
e. Ti-+wada = tiwada yang artinya dikritik (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).

 Pea.

a. Pe-+pigha = pepigha yang artinya beberapa (asal kosakata : Bangunrejo


kec. Semaka kab. Tanggamus).
b. Pe-+ghising = peghising yang artinya sedang mempunyai gangguan buang
air besar contohnya mencret (asal kosakata : Bangunrejo kec. Semaka kab.
Tanggamus).

2.3.2 Infiks (sisipan)

Infiks adalah mofem yang disisipkan di tengah kata (Alwi, 2007: 432).
Contoh: kata “gemetar” berasal dari “getar” yang mendapat sisipan “-em-”.
Infiks adalah afiks yang terletak di lajur tengah karena selalu melekat ditengah
bentuk dasar (Ramlan, 1997: 58). Contoh infiks adalah, -el-, -er-, -em-.
Realisasi dalam bahasa Lampung:

 -ala.

–al-+tambun = talambun yang artinya sangat banyak (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

 -ana.

a. –an-+tawai = tanawai yang artinya yang digurui (asal kosakata : Bangunrejo


kec. Semaka kab. Tanggamus).

b. –an-+tukkap = tanukkap yang artinya ditumpah dalam konteks seseorang


sengaja menumpahkan (asal kosakata: Bangunrejo kec. Semaka kab.
Tanggamus).

c. –an-+tuwagh = tanuwagh yang artinya hasil tebangan (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

 -akha.

–agh-+singok = saghingok yang artinya marah dan tersingging (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

2.3.3 Sufiks (akhiran)

Menurut Kridalaksana (2008: 230) sufiks adalah afiks yang ditambahkan pada
bagian belakang pangkal. Misal: -an pada ajaran. Sufiks adalah afiks yang
terletak di lajur belakang karena selalu melekat di belakang bentuk dasar
(Ramlan, 1997: 58). Misal: -kan, -an, -i, -nya.

 -i a.

a. –i+sepok = sepoki yang artinya carikan (asal kosakata : Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).
b. –i+penok = penoki yang artinya perhatikan (asal kosakata : Bangunrejo kec.
Semaka kab. Tanggamus).

c. –i+kejuk = kejuki yang artinya berikan (asal kosakata : Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).

 -ni

a. –ni+hingga = hinggani yang artinya sehingganya (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

 -kon

a. –kon+keni = kenokon yang artinya berikan (asal kosakata : Bangunrejo kec.


Semaka kab. Tanggamus).

b. –kon+benogh = benoghkon yang artinya benarkan (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

c. –kon+bayang = bayangkon yang artinya bayangkan (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

d. –kon+geluk = gelukkon yang artinya cepetan (asal kosakata : Bangunrejo


kec. Semaka kab. Tanggamus).

e. –kon+guwai = guwaikon yang artinya kerjakan (asal kosakata : Bangunrejo


kec. Semaka kab. Tanggamus).

2.3.4 Konfiks (gabungan)

Konfiks adalah afiks tunggal yang terjadi dari dua unsur yang terpisah (Alwi,
2007: 586). Misalnya, ke-…-an dalam kemerdekaan. Menurut Kridalaksana
(1992: 29), konfiks adalah 11 afiks yang terdiri dari dua unsur, satu di muka
bentuk dasar dan satunya di belakang bentuk dasar. Konfiks merupakan satu
mofem terbagi. Misalnya, ke-an, pe-an, per-an, dan ber-an. Realisasi dalam
bahasa Lampung:

 Ke-,
a. -an a. Ke-+-an+betong = kebetongan yang artinya kekenyangan (asal
kosakata : Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
b. Ke-+-an+langgagh = kelanggaghan yang artinya ketinggian (asal
kosakata : Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
c. Ke-+-an+bangik = kebangikan yang artinya keenakan (asal kosakata :
Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
d. Ke-+-an+cutik = kecutikan yang artinya sedikit sekali (asal kosakata :
Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

 Ge-,-an

a. Ge-+-an+galak = gegalakan yang artinya bercanda (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

 Pe-,-an

a. Pe-+-an+legoh = pelegohan yang artinya hati-hati (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

b. Pe-+-an+umpama = peghumpamaan yang artinya perumpamaan (asal


kosakata : Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

 Ti-.-kon

a. Ti-+-kon+lunik = tilunikkon yang artinya dikecilkan (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

b. Ti-+-kon+langgagh = tilanggaghkon yang artinya ditinggikan (asal kosakata


: Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

c. Ti-+-an+iwak = tiiwakkon yang artinya diangkatkan (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

 Bu-,-an a. Bu-+-an+lamban = bulambanan yang artinya berumah tangga


(asal kosakata : Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

b. Bu-+-an+simbin = busimbinan yang artinya masuk kedalam rumah masing-


masing (asal kosakata : Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
c. Bu-+-an+kicik = bukicikan yang artinya berdiskusi (asal kosakata :
Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

 Di-, -kon

a. Di-+-kon+seghah = diseghahkon yang artinya diserahkan (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

b. Di-+-kon+keni = dikenikon yang artinya diberikan (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

c. Di-+-kon+akuk = diakukkon yang artinya diambilkan (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).

d. Di-+-kon+uyun = diuyunkon yang artinya dibenarkan (asal kosakata :


Bangunrejo kec. Semaka kab. Tanggamus).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut Ramlan (1997: 55), afiks ialah suatu satuan gramatik terikat yang di
dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata,
yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk
membentuk kata atau pokok kata baru. Misal: ber-, -an dan ber-an. Afiks
adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan pada bentuk lain akan
mengubah makna gramatikalnya (Kridalaksana, 2008: 3). Afiksasi juga
mempunyai jenisjenis berdasarkan asal, produktivitas dan letaknya. Jenis-jenis
afiksasi berdasarkan asal nya terbagi menjadi dua yaitu afiks asli dan afiks
terapan. Jenis-jenis afiksasi berdasarkan produktivitasnya terbagi menjadi dua
yaitu produktif dan improduktif. Sedangkan jenis-jenis afiksasi berdasarkan
letaknya antara lain prefiks, infiks, sufiks dan konfiks. 3.2 SARAN Kepada
pembaca dan penulis diharapkan agar dapat mempeajari, memahami dan
menerapkan pembelajaran mengenai jenis-jenis afiksasi dengan baik dan
benar. 14 DAFTAR PUSTAKA Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia
(Pendekatan proses) (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 25. Brewer, Jo Ann.
Introduction Early Childhood Education Preschool Through Primary Grades,
Sixth Edition. Boston: Allynan Bacon, 2007. Kridalaksana, Harimurti dll.
1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kridalaksana, Harimurti. 1990. Kelas
Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Kridalaksana,
Harimurti. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Utama. Muslich, masnur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Bumi Aksara. Ramlan, M. 1985. Morfologi: Suatu Tinjauan
Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono Ramlan, M. 1991. Tata Bahasa
Indonesia: Penggolongan Kata. Yogyakarta: Andi Offset Santrock , John W.
Psikologi Pendidikan, Edisi 3, Buku 2. Jakarta : salemba Humanika, 2011.

Anda mungkin juga menyukai