Anda di halaman 1dari 19

Makalah Bahasa Indonesia

Kaidah Penulisan Kata ( imbuhan kata, singkatan dan akronim, angka


dan bilangan)

Disusun oleh kelompok 2 :

Jeremia Christian (1757011014)

Naura Tadzkiana Nadifa (1717011084)

Nelda Rosa Oktarida (1717011088)

Nurmalia Salis (1717011080)

Tiara Cahyarani Sulandra (1717011057)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan Rahmat
dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Bahasa Indonesia yang
berjudul ”Kaidah Penulisan Kata(Imbuhan Kata,angka dan Bilangan,serta Sinonim
dan Akronim) dan Unsur Kata Serapan.
Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat
memenuhi kriteria tugas yang bapak berikan serta dapat menjadi nilai tambah untuk
penulis.
Tak ada yang sempurna, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Oleh
sebab itu penulis menerima kritik positif dari pembaca sebagai perbaikan bagi penulis
dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat.
Akhir kata penulis ucapkan “Terima Kasih”

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
2.1 Imbuhan (Afiks) ........................................................................................................ 2
2.1.1 Letak Imbuhan .................................................................................................. 2
2.1.2 Imbuhan Serapan............................................................................................... 2
2.1.3 Makna Imbuhan ................................................................................................ 3
2.2 Singkatan dan Akronim ............................................................................................. 6
2.3 Angka dan Lambang Bilangan .................................................................................. 9
2.4 Unsur Kata Serapan................................................................................................. 13
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................. 15
................................................................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 15
3.2 Saran ....................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus


dipenuhi masyarakat Indonesia, tidak terkecuali murid sekolah dasar. Dalam bidang
pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar, bahasa Indonesia merupakan mata
pelajaran pokok. Pelajaran bahasa Indonesia diajarkan kepada murid berdasarkan
kurikulum yang berlaku, yang di dalamnya (kurikulum pendidikan dasar) tercantum
beberapa tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan pokoknya adalah murid mampu dan
terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar setelah mengalami proses
belajar mengajar di sekolah. Keterampilan berbahasa itu tidak saja meliputi satu
aspek, tetapi di dalamnya termasuk kemampuan membaca, menulis, mendengarkan
(menyimak), dan berbicara. Dalam proses pemerolehan dan penggunaannya,
keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan. Bahasa tulis mencakup sejumlah
unsur-unsur bahasa, salah satunya adalah mengenai ejaan yang mencakup macam-
macam huruf, berbagai kata, dan aneka tanda baca. Ada beberapa hal yang perlu
dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas dalam makalah ini.
Hal-hal yang dimaksud adalah penulisan kata pada bahasa Indonesia yang sesuai
dengan Ejaan Bahasa Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana penulisan kata dalam kaidah Ejaan Bahasa Indonesia(EBI)?
b. Bagaimana penulisan imbuhan kata,singkatan dan akronim serta angka
dan bilangan yang benar menurut Ejaan Bahasa Indonesia?
c. Bagaimana penulisan unsur serapan dalam kaidah Ejaan Bahasa
Indonesia(EBI) ?

1.3. Tujuan Penulisan


a. Memahami penulisan kata dalam kaidah Ejaan Bahasa Indonesia(EBI)
b. Memahami penulisan imbuhan kata,singkatan dan akronim serta angka
dan bilangan yang benar menurut Ejaan Bahasa Indonesia
c. Memahami penulisan unsur serapan dalam kaidah Ejaan Bahasa
Indonesia(EBI)

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Imbuhan (Afiks)

Bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata entah di awal, di akhir, di


tengah, atau gabungan antara tiga imbuhan itu untuk membentuk kata baru yang
artinya berhubungan dengan kata yang pertama.

Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau
afiksasi. Imbuhan atau afiksasi adalah morfem terikat yang digunakan dalambentuk
dasar untuk membentuk kata. Hasil dari proses pengimbuhan itu disebut kata
berimbuhan atau kata turunan.

2.1.1 Letak Imbuhan

Berdasarkan letak ataupenempatan posisi terhadap kata dasar imbuhan


dibagimenjadi 4, yaitu:

1) Awalan

Sering disebut juga prefix adalah imbuhan yang penggunaannya terletak di depan
atau diawal sebuah kata dasar. Contoh; ter-, pe-, se-, ke-, ber- dan lainnya.

2) Sisipan

Sisipan atau biasa disebut juga dengan infiks merupakan imbuhan yang
digunakan di tengah atau disisipkan pada kata dasar. Contoh ; -el, -er, -em, -in-
dan lainnya.

3) Akhiran

Akhiran atau biasa juga disebut dengan sufiks merupakan sebuah penggunaan
imbuhan yang digunakan di akhir sebuah kata dasar.Contoh; -l, -kan, -nya.

4) Konfiks (awalan-akhiran)

Konfiks atau disebut juga dengan simulfiks adalah penggunana imbuhan pada
kata dasar di mana letaknya ada di awal dan akhir sekaligus.Contoh ;ke-an,ber-
amn, peng-an danlainnya.

2.1.2 Imbuhan Serapan

2
Imbuhan serapan adalah imbuhan yang awalnya diserap dari bahasa
asing.Beberapa imbuhan serapan ini berasal dari :

1) Serapan dari bahasa Arab. Contohnya: -I, -wi, -at dan lainnya
2) Serapan dari bahasa Sansakerta. Contohnya: -man, -wan, -wati
3) Serapan dari bahasa Inggris. Contohnya: -al, -if, -is

2.1.3 Makna Imbuhan


Imbuhan dalam penggunaannya dapat merubah makna dan kelas dari suatu
kata dasar. Berikut adalah contoh dari makna kata yang sudah diberiimbuhan.

1) Makna awalan ter-


a) Bermakana paling, contoh :tercantik, tercepat, terhebat.
b) Bermakna sudah di- atau dapat di-, contoh :tertutup, terbuka, terlihat,
terdengar.
c) Bermakana tidak sengaja, contoh :terbawa, tertendang.
d) Bermakna tiba-tiba, contoh :teringat, tertidur, terjatuh.
e) Bermakna hasil dari sebuah tindakan, contoh :tercemar, tersebar.

2) Makna awalan pe-

Dalam penggunaannya awalan pe- ini bias berubah bentuk menjadi per-,
peny-, atau pel- menyesuaikan dengan kata dasarnya.dan beberapa makna
yang dihasilkan dari awalan ini, adalah :

a) Bermakna profesi atau pekerjaan seseorang, contoh :pelajar, pelari,


perawat, penulis.
b) Bermakna pelaku atas suatu tindakan, contoh :pembeli, penjual,
pembunuh.
c) Bermakna sifat, contoh :penyabar, pemalas, pemarah.
d) Bermakna alat, contoh :penggaris, pembuka.
e) Bermakna sebab, contoh :pemanis, pewarna.
f) Bermakna satuan hitung, contoh :perkilogram, perkilometer.
g) Membentuk kata kerja, contoh :perbuatan, permainan.

3) Makna awalan se-

a) Bermakna sebuah bilangan, contoh :seratus, seribu.


b) Bermakna seluruh atau semua, contoh :sekampung, sekantor.

3
c) Bermakna melakukan bersama-sama, contoh :seangkatan,
seperjuangan.
d) Bermakna Satu atau tunggal, contoh :seekor, sebuah, sebutir.
e) Bermakna sama dengan atau setara, contoh :setinggi, seluas.
f) Bermakna menyatakan waktu, contoh :sesudah, sebelum.

4) Makna awalan ke-

Bermakna tingkatan, contoh :kedua, ketiga, keempat.

5) Makna awalan ber-

a) Bermakna menjadi, contoh :berpisah.


b) Bermakna memiiki, contoh :berteman, berpagar.
c) Bermakna dalam keadaan atau kondisi, contoh :berduka, berbahagia,
bersedih.
d) Bermakna jumlah, contoh :berdua, bertiga, berempat.
e) Bermakana mengeluarkan, contoh :beraroma, berbau.

6) Makna sisipan –el-

a) Membentuk kata kerja, contoh :melaju, jelajah.


b) Membentuk kata benda, contoh :telunjuk, telapak, leluhur.

7) Maknasisipan -er

Membentuk kata benda, contoh :kerudung, seruling.

8) Maknasisipan -em

Membentuk kata sifat, contoh :gemetar, kemilau, semilir.

9) Maknasisipan -in

Membentuk kata kerja, contoh :kinerja, sinambung.

10) Makna akhiran -i

Sebagai kata kerja, contoh :awali, akhiri, jauhi

4
11) Makna akhiran -kan

a) Membentuk kata kerja, contoh :bersihkan, bacakan.


b) Bermakna menjadi, contoh :tuntaskan, ramaikan.
c) Bermakna melakukan, contoh :lemparkan, ambilkan.

12) Makna akhiran -nya

a) Bermakna sesuatu yang telah terjadi, contoh :tidurnya, kerjanya,


jalannya.
b) Bermakna kepemilikan, contoh :bukunya, sepedanya, bajunya.
c) Bermakna keadaan yang sedangdialami, contohnya :gelapnya,
tenangnya.
d) Bermakna pernyataan, contoh :sepertinya, selamanya.
e) Bermakna penunjuk, contoh :rumahnya, warnanya.
f) Bermakna tingkatan, contoh :sekaya-kayanya, sejauh-jauhnya.

13) Makna konfiks ber-an

a) Bermakna saling, contoh :berpandangan, bersahutan.


b) Bermakna perbuatan yang dilakukan banyak orang, contoh :berlarian,
berhamburan.

14) Makna konfiks se-nya

a) Bermakna tingkatan, contoh :seadil-adilnya, sepandai-pandainya.


b) Bermakna waktu, contoh :sesampainya, setibanya.

15) Makna konfiks pe-an

a) Bermakna tempat, contoh :perumahan, pelabuhan.


b) Bermakna alat, contoh :pendengaran, penglihatan.

5
2.2 Singkatan dan Akronim

 Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih
yang bermaksud untuk memudahkan.

1) Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan
tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.
Misalnya :

A.H. Nasution Abdul Haris Nasution


H. Hamid Haji Hamid
Suman Hs. Suman Hasibun
W.R Supratman Wage Rudolf Supratman
M.B.A. master of business administration
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
S.Si. Sarjana sains
S.Sos. Sarjana sosial
S.Kom. sarjana kompter
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
Sdr. Saudara
Kol. Naura Kolonel Naura

2) Singkatan yang terdiri dari huruf awal setiap kata nama lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi,
serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda
titik.Misalnya :

NKRI Negara Keatuan Republik Indonesia


UNILA Universitas Lampung
PBB Perserikatan Bangsa-Banga
WHO World Health Organization
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia

c. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya :

PT Perseroan Terbatas

6
MAN Madrasah Aliyah Negeri

SD Sekolah Dasar

KTP Kartu Tanda Penduduk

SIM Surat Izin Mengemudi

NIP Nomor Induk Pegawai

3) Singakatan yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.

Misalnya :

hlm. Halaman

dll. Dan Lain-lain

dsb. Dan sebagainya

dst. Dan seterusnya

sda. Sama dengan di atas

ybs. Yang bersangkutan

yth. Yang terhormat

ttd. Tanda tanagan

dkk. Dan kawan-kawan

4) Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-
menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.

Misalnya :

a.n. atas nama

d.a. dengan alamat

u.b. untuk beliau

7
5) Lambang kimia, singkatan suatu ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik. Misalnya:

Cu kuprum

Cm sentimeter

L liter

Kg kilogram

Rp rupiah

 Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku
kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
1) Akronim nama yang terdiri atas huruf awalsetiap kata ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik. Misalnya :

BIG Badan Informasi Geospasial

BIN Badan Inteligen Negara

LAN Lembaga Administrasi Negara

PASI Persatuan Atletik S eluruh Indonesia

2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suu kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf kapital. Misalnya:

Bulog Badan Urusan Logistik

Kowani Kongres Wanita Indonesia

3) Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata
atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil. Misalnya:

iptek ilmu pengetahuan dan tekhnologi

pemilu pemilihan umum

rapim rapat pimpinan

8
2.3 Angka dan Lambang Bilangan

Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai
lambang bilangan dan nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau
angka Romawi.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50),
C (100),D (500), M (1.000), V (5000),
MM (1.000.000)

1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam
perincian atau paparan. Misalnya:
 Mereka menonoton drama itu sampai tiga kali.
 Koleksi perpustakaan itu mencapai dua juta kopi.
 Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan
5 orang tidak memberikan suara.
 Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100
minibus, dan 250 sedan.

2. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata, susunan
kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada
pada awal kalimat.
a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Misalnya:
 Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
 Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
 50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah
daerah.
 3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

b. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata, susunan kalimatnya diubah. Misalnya:
 Panitia mengundang 250 orang peserta.
 Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.

9
Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
 250 orang peserta diundang panitia.
 25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.

3. Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya lebih
mudah dibaca. Misalnya:
 Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
 Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.
 Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya 10 triliun
rupiah.

4. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi; (ii)
satuan waktu; (iii) nilai uang; dan (iv) kuantitas. Misalnya:
 0,5 sentimeter, 5 kilogram, 4 hektar, 10 liter
 Rp5,000,00, US$ 3.50*, ¥100, £5.10*, 2.000 rupiah
 Tahun 1928, 17 Agustus 1945, 1 Jam 20 menit, pukul 15.00
 10 persen, 27 orang

Catatan:
(1) Tanda titik pada contoh bertanda bintang (*) merupakan tanda
desimal.
(2) Penulisan lambang mata uang, seperti Rp, US$, £, dan ¥ tidak
diakhiri dengan tanda titik dan tidak ada spasi antara lambang itu
dan angka yang mengikutinya, kecuali di dalam tabel.

5. Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau


kamar. Misalnya:
 Jalan Wijaya No. 14
 Jalan Tanah Abang I No. 15 atau Jalan Tanah Abang I/15
 Hotel Indonesia, Kamar 169
 Apartemen No. 5
 Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201

10
6. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
 Bab X, Pasal 5, halaman 252
 Surah Yasin: 9,
 Markus 2:3

7. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.


a) Bilangan utuh. Misalnya:
 dua belas  12
 dua puluh dua  22
 dua ratus dua puluh dua  222
 lima ribu  5.000

b) Bilangan pecahan. Misalnya:


 setengah (½)
 tiga perempat (¾)
 seperenam belas 1/16
 dua persepuluh (0,2) atau (2/10)
 tiga dua pertiga (32/3)
 satu persen  (1%)
 satu permil (10/00)

Catatan:
(1) Pada penulisan bilangan pecahan dengan mesin tik, spasi digunakan
di antara bilangan utuh dan bilangan pecahan.
(2) Tanda hubung dapat digunakan dalam penulisan lambang bilangan
dengan huruf yang dapat menimbulkan salah pengertian. Misalnya:
 20 2/3(dua puluh dua-pertiga)
 22/30(dua-puluh-dua pertiga puluh)
 20 15/17(dua puluh lima-belas pertujuh belas)
 150 2/3(seratus lima puluh dua-pertiga)
 152/3(seratus-lima-puluh-dua pertiga)

8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Misalnya:


 Pada awal abad XX (angka Romawi kapital).
Dalam kehidupan pada abad ke-20 ini (huruf dan angka Arab).
Pada awal abad kedua puluh (huruf).

11
 Kantor ditingkat II gedung itu (angka Romawi).
Di tingkat ke-2 gedung itu (huruf dan angka Arab).
Di tingkat kedua gedung itu (huruf).

9. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara sebagai
berikut. Misalnya:
 lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
 tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)
 uang 5.000-an (uang lima ribuan)

10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks (kecuali
di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi). Misalnya:
 Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
 Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
 Rumah itu dijual dengan harga Rp125.000.000,00.

11. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya:
 Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus
ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
 Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas
harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.
 Dia membeli uang dolar Amerika Serikat sebanyak $5,000.00 (lima ribu
dolar).

Catatan:
(1) Angka Romawi tidak digunakan untuk menyatakan jumlah.
(2) Angka Romawi digunakan untuk menyatakan penomoran bab
(dalam terbitan atau produk perundang-undangan) dan nomor
jalan.
(3) Angka Romawi kecil digunakan untuk penomoran halaman
sebelum Bab I dalam naskah dan buku.

12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Misalnya:
 Kelapadua
 Kotonanampek

12
 Rajaampat
 Simpanglima
 Tigaraksa

2.4 Unsur Kata Serapan

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa


lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis,
Belanda, atau Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dari bahasa
Indonesia dapat dibagi atas tiga golongan besar. Pertama, unsur-unsur yang sudah
lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang tidak perlu lagi diubah ejaannya.
Misalnya sirsak, iklan, otonomi, dongkrak, pikir, paham, aki. Kedua, unsur asing
yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shuttle cock, real
estate. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
pengucapannya masih mengikuti cara asing. Ketiga, unsur yang pengucapannya dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan
agar ejaan hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat
dibandingkan dengan bentuk aslinya. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan juga mencantumkan kaidah penulisan unsur serapan pada kosakata
dan kaidah penulisan unsur serapan pada ejaan dan peristilahan.

Penyerapan istilah asing untuk menjadi istilah Indonesia dilakukan berdasarkan


pedoman berikut :

1) Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalnan bahasa asing dan
bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatabality) mengingat keperluan
masa depan.
2) Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemaham teks asing oleh pembaca
Indonesia karena dikenal lebih dahulu.
3) Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan
terjemahan Indonesianya.
4) Istilah asing yang akan dserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika
padanan terjemahannya terlalu banyak sinonim.
5) Istilah asing yang akan diserap akan lebih cocok dan tepat karena tidak
mengandung konotasi buruk.

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah.
Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan, yaitu:

13
(1) Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia, misalnya:
kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah, dan ember.
(2) Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, penulisan dan
pengucapan amsih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out, time
out, check in, built up, complete knock down, fitnes, chip, server, web, linux,
microsoft word, gigabyte, dan lain-lain.
(3) Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai dengan
EYD. Misalnya komputer (computer), kalkulasi (calculation), matematika
(mathematic), infiltrasi (infil-trasio), influensa (influenza), bisnis (bussines), dan
karakter (character).

14
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan yang tertera dalam pedoman ejaan bahasa indonesia yang


disempurnakan yang termasuk dalam penulisan kata yaitu:

Kata dasar, turunan, ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, kata si dan
sang, partikel kata, singkatan, dan angka lambang bilangan. Yang dimana memiliki
fungsi dan cara-cara untuk menjadikan penulisan kata yang benar dan baik.Untuk
penulisan kata yang benar, kita berpedoman pada EBI .

3.2 Saran

Aturan para penulisan kata Bahasa Indonesi yang baik dan benar dibuat bagi
orng yang ingin membuat karangan,skripsi,karya ilmiah,oleh karna itu menulis harus
menperhatikan Ejaan Bahasa Indonesia atau EBI , sebagai warga negara yang baik
tidak ada salahnya kita menerapkan makalah ini dalam penulisan kata yang benar.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kurtanto,Niknik.2011.Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berfikir.Jakarta:Mitra


Wacana Media.

Sasangka,Sry Satriya Tjatur Wisnu.Gapura Bahasa Indonesia.Yogyakarta:Elmatera.

https://dosenbahasa.com/macam-macam-imbuhan

https://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan_dalam_bahasa_Indonesia

16

Anda mungkin juga menyukai