Anda di halaman 1dari 18

KATA DEPAN, KATA GANTI, PARTIKEL, PEMENGGALAN

KATA, PENULISAN ANGKA DAN LAMBANG BILANGAN

Oleh

Kelompok 3

Shella Hamidah (2013024059)


Adelia Safitri (2013024047)
Diana Yosita (2013024031)

Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia

KELAS A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas segala berkat dan rahmatNya sehingga
penulis berhasil menyelesaikan penulisan makalah inidengan baik guna memenuhi
penilaian pada mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia di semester genap.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah menganalisis
mengenai penulisan kata depan, kata ganti, partikel, pemenggalan kata, penulisan
angka dan lambang bilangan dalam berbahasa Indonesia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak. Penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
sendiri khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya.

Bandar Lampung, 24 Maret 2021

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
A. Latar beakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
1. Kata Depan (Preposisi).....................................................................................................5
A. Pengertian Kata Depan...................................................................................................5
B. Jenis-Jenis Kata Depan...................................................................................................5
C. Aturan Penulisan Kata Depan.........................................................................................5
D. Fungsi Kata Depan.........................................................................................................6
E. Contoh Kata Depan.........................................................................................................6
2. Kata Ganti (Pronomina)...................................................................................................6
A. Pengertian Kata Ganti (Pronomina)................................................................................6
B. Jenis-jenis kata ganti yaitu:.............................................................................................7
C. Contoh kata ganti............................................................................................................7
3. Partikel...............................................................................................................................8
A. Pengertian partikel..............................................................................................................8
B. Jenis-jenis partikel..............................................................................................................8
C. Aturan penulisan partikel....................................................................................................8
4. Pemenggalan kata.............................................................................................................9
A. Pengertian pemenggalan kata.............................................................................................9
B. Aturan pemenggalan kata.................................................................................................10
5. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan.....................................................................13
A. Pengertian angka dan bilangan.........................................................................................13
B. Aturan penulisan...............................................................................................................13
BAB III..........................................................................................................................................17
A. Kesimpulan......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar beakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, sehingga sudah seharusnya


kita menggunakannya dalam kegiatan sehari–hari. Bahasa Indonesia harus
digunakan dengan baik dan benar, bukan dicampur adukkan dengan bahasa
daerah, bahasa asing dan bahasa gaul. Dalam hal ini media berpengaruh kuat
kepada masyarakat dalam berbahasa. Namun, pada kenyataannya media justru
menampilkan atau menulis berita yang cenderung menggunakan bahasa
Indonesia yang dicampur dengan bahasa gaul atau bahasa asing.

Dalam pedoman umun ejaan bahasa indonesia terdapat ejaan yang


disempurnakan salah satunya yaitu dalam hal penulisan kata. Penulisan kata
yang benar akan membuat kaliamat-kalimat yang kita buat menjadi padu,
efektif, dan mudah dipahami. Dalam penulisan kata terdapat berbagai aturan
penulisan kata, beberapa diantaranya yaitu penulisan kata ganti, kata depan,
partikel, pemenggalan kata, penulisan angka dan lambang bilangan.

Pada makalah ini kami akan membahas aturan yang ada dalam penulisan
kata, sesuai dengan pedoman ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang termasuk dalam penulisan kata?

2. Bagaimana aturan penulisan kata yang benar?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek yang ada dalam penulisan kata.

2. Untuk mengetahui bagaimana penulisan kata yang baik dan benar sesuai
dengan pedoman umum ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan.

4
BAB II

PEMBAHASAN
1. Kata Depan (Preposisi)
A. Pengertian Kata Depan

Kata depan memiliki nama lain preposisi. Kata depan adalah memiliki
posisi di depan sebelum kata benda, kata kerja, dan kata keterangan lainnya.
Kata depan memiliki banyak sekali fungsi. Menyatakan tempat, arah, asal,
tujuan, perbandingan, sebab-akibat, dan lain sebagainya. Satu hal yang pasti,
kata depan berguna untuk menandai hubungan makna dengan kata di
belakangnya. Untuk aturannya berbeda-beda.

B. Jenis-Jenis Kata Depan


a. Kata Dasar
Terdiri dari: dari, di, dengan, ke, oleh, pada, sejak, sampai, seperti,
untuk, buat, bagi, akan, antara, demi, hingga, kecuali, tentang, seperti,
serta, dan tanpa.
b. Preposisi Gabungan
Terdiri dari: kepada, daripada, oleh karena itu, antara… dengan,
sejak… sampai
c. Kata Berafiks
Terdiri dari: bersama, beserta, menuju, menurut, sekitar, selama,
seluruh, bagaikan, terhadap, melalui, dan mengenai.

C. Aturan Penulisan Kata Depan


a. Kata depan “di, ke, dan dari,” tidak disambung tetapi dipisah dengan kata
di belakangnya ketika menunjukkan arah, tempat, waktu, dan tempat.
Contoh kata depan ini: “di luar, di sana, di siang hari, ke toko, ke luar, dari
belakang, dari Surabaya, dan lain-lain.”
b. Aturan pisah ini dikecualikan untuk kata depan yang sudah lazim seperti
“kepada, daripada, dipukul, dan lain-lain.” Begitu juga ketika kata depan
bertemu imbuhan dari sebuah kata. Contoh kata depan ini: “dibeli, dibawa,
dilepas, keluar, kelepas, kebawa, daripada, dan lain-lain.”

5
c. Ketika kata depan akan digunakan pada judul, maka penulisannya harus
menggunakan huruf kecil. Contoh kata depan ini: “Ada Udang di Balik
Batu; Presiden Menyampaikannya Kepada Menteri; dll.”

D. Fungsi Kata Depan


a. Fungsi kata depan untuk menyatakan tempat berada.
b. Fungsi kata depan untuk menyatakan perbandingan.
c. Fungsi kata depan untuk menyatakan hal atau masalah.
d. Fungsi kata depan untuk menyatakan sebab-akibat.
e. Fungsi kata depan untuk menyatakan maksud atau tujuan.
f. Fungsi kata depan untuk menyatakan arah asal.
g. Fungsi kata depan untuk menyatakan arah tujuan.
h. Fungsi kata depan untuk menyatakan pelaku.
i. Fungsi kata depan untuk menyatakan alat.
j. Fungsi kata depan untuk menyatakan tempat berlangsung.

E. Contoh Kata Depan


a. Dadang pulang kampung ke Tasikmalaya.
b. Saya pergi ke sekolah dengan bersepeda.
c. Penumpang dipersilahkan naik ke pesawat.
d. Ia berangkat ke kantor menggunakan bis kota.
e. Jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
f. Cincin itu terbuat dari emas
g. Kita bisa mengunggah foto ke internet.
h. Buat garis lurus dari titik A ke titik B.
i. Mari kita berangkat ke kantor
j. Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan
k. Kain itu disimpan di dalam lemari
l. Di mana dia sekarang?
2. Kata Ganti (Pronomina)
A. Pengertian Kata Ganti (Pronomina)

6
Kata ganti adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada kata benda
lain. Kata ini sering digunakan untuk menggantikan nomina yang sudah
diketahui agar tidak disebutkan berulang-ulang. Kata ganti biasanya terletak
pada subjek atau objek. Pronomina atau kata ganti digunakan agar sebuah
kalimat atau paragraf menjadi lebih efektif dan efisien. Hal ini agar penulis
tidak menuliskan subjek, nama orang atau benda, terus-menerus. Dengan
demikian, kalimatnya menjadi lebih lugas dan tidak bertele-tele.
B. Jenis-jenis kata ganti yaitu:
a. Kata ganti persona, dibagi menjadi dua yaitu:
1. Kata ganti personal tunggal :
 Pertama = saya, aku
 Kedua = kamu, Anda, engkau
 Ketiga = dia, ia, beliau
2. Kata persona jamak :
 Pertama = kami, kita
 Kedua = kalian
 Ketiga = mereka
b. Kata ganti petunjuk dibagi menjadi dua yaitu :
1. Kata ganti petunjuk umum = ini, itu
2. Kata ganti petunjuk tempat = di, dari, ke, pada
c. Kata ganti penanya = apa, siapa, kapan, dimana, kenapa, bagaimana,
berapa
d. Kata ganti penghubung = yang
e. Kata ganti pemilik = -ku, -mu, -nya, kami, mereka
f. Kata ganti tak tentu = para, seseorang, barang siapa, sesuatu, masing-
masing

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan –ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

C. Contoh kata ganti


a. Mereka adalah saudara perempuan dari ayahku.
b. Paman Sam berasal dari Amerika.

7
c. Kapan rumah itu selesai dibangun?
d. Perempuan itu adalah kekasihku
e. Laptop itu telah ku jual

3. Partikel
A. Pengertian partikel

Partikel atau kata tugas adalah salah satu jenis kata dalam tata bahasa
formal bahasa Indonesia yang hanya memiliki makna gramatikal dan tidak
memiliki makna leksikal. Artinya, makna dari kata tugas akan menjadi
jelas ketika dihubungkan dengan kata lain dalam sebuah kalimat.

B. Jenis-jenis partikel
Berdasarkan peranannya, kata tugas dapat dibagi menjadi lima
subkelompok:

1. preposisi (kata depan); contohnya di, ke, dari


2. konjungsi (kata sambung atau penghubung); contohnya dan, atau, serta
3. artikula (kata sandang); contohnya si, sang, para
4. interjeksi (kata seru); contohnya wah, bah
5. partikel penegas; contohnya -kah, -lah, -pun

C. Aturan penulisan partikel


1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.

Contohnya:

Bacalah buku itu baik-baik!

Apakah yang tersirat dalam surat itu?

Siapakah gerangan dia?

Apatah gunanya bersedih hati?

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

8
Contohya:

Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan


bijaksana.

Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.

Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah berkunjung ke
rumahku.

Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.

Contohya:

Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

Dia tetap bersemangat walaupun lelah.

Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.

Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.

3. Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', atau 'mulai' ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.

Contohya:

Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.

Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.

Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.

4. Pemenggalan kata

A. Pengertian pemenggalan kata


Pemenggalan dikenal juga dengan istilah hyphenation adalah tanda
horizontal kecil yang memisahkan dua atau lebih elemen dari sebuah kata
yang terpecah atau tanda pemisah di akhir baris dari sebuah hasil cetak.
Dengan adanya pemenggalan kata, maka kualitas dari sebuah hasil cetakan
secara estetis dan teknis menjadi lebih baik.

9
Pada kajian Bahasa Indonesia, untuk proses pemenggalan kata diatur di
dalam peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

B. Aturan pemenggalan kata


1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,


pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.

Misalnya:

 bu-ah

 ma-in

b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.

Misalnya:

 pan-dai

 au-la

c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan


huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan
sebelum huruf konsonan itu.

Misalnya:

 ba-pak

 la-wan

d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.

Misalnya:

 Ap-ril

10
 cap-lok

e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang
masing- masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di
antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.

Misalnya:

 ul-tra

 in-fra

Catatan: Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak


dipenggal.

Misalnya:

 bang-krut

 bang-sa

2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk


dasar dan unsur pembentuknya.

Misalnya:

 ber-jalan

 mem-pertanggungjawabkan

Catatan:

(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami


perubahan dilakukan seperti pada kata dasar.

Misalnya:

 me-nu-tup

 me-ma-kai

(2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.

11
Misalnya:

 ge-lem-bung

 ge-mu-ruh

(3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal


atau akhir baris tidak dilakukan.

Misalnya:

 Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan ....

 Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau mengambil makanan itu.

3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu
unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya
dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal
seperti pada kata dasar.

Misalnya:

 biografi, bio-grafi, bi-o-gra-fi

 fotografi, foto-grafi, fo-to-gra-fi

4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris
dipenggal di antara unsur-unsurnya.

Misalnya:

 Lagu "Indonesia Raya" digubah oleh Wage Rudolf Supratman.

 Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir Alisjahbana.

5. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan

12
A. Pengertian angka dan bilangan
Angka adalah tanda atau lambang untuk menyatakan suatu bilangan.
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan dalam
pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan
untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang
bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun
lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif,
bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks.

B. Aturan penulisan
Untuk menyatakan nomor atau lambang bilangan, dapat ditulis dengan
angka Romawi atau Arab. Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai
sebagai lambang bilangan atau nomor.

Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D
(500), M (1.000), V̄ (5.000), M̄ (1.000.000)

1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam
perincian.

Contohnya:

Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.

Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju,


dan 5 orang abstain.

2. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Untuk menyatakan


lambang bilangan yang terletak di awal kalimat, ditulis dengan huruf dan
jika diperlukan susunan kalimatnya dapat dirubah.

Misalnya:

Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.

13
Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu
atau dua kata, susunan kalimatnya diubah. Contohnya :

Panitia mengundang 250 orang peserta.

Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.

3. Untuk menyatakan angka dari suatu bilangan utuh besar dapat ditulis
sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca. Misalnya:

Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan


usahanya.

Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.

4. Angka dipakai untuk menyatakan

(a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang.

Misalnya:

0,5 sentimeter

¥100

5. Angka dapat digunakan untuk melambangkan nomor kamar,


rumah/hotel/apartemen, jalan pada alamat. Misalnya:

Jalan Tanah Abang I No. 15 atau

Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201

6. Angka dapat digunakan untuk memberi nomor bagian-bagian dari suatu


buku/karangan, kitab suci, majalah, surat kabar. Misalnya:

Bab X, Pasal 5, halaman 252

Surah Yasin: 9

7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.

14
a. Bilangan Utuh

Misalnya:

dua belas (12)

b. Bilangan Pecahan

Misalnya:

setengah atau seperdua (1/2)


seperenam belas (1/16)
8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Untuk
menyatakan lambang bilangan tingkat dari angka Romawi, dapat ditulis
dengan memakai tanda hubung (ke-) kemudian diikuti dengan angka atau
dirangkaikan penulisannya jika angka tersebut dinyatakan dengan kata.
Jika menggunakan angka Romawi maka bilangan tersebut ditulis sendirian
(berdiri sendiri).

Misalnya:

abad XX
Perang Dunia Ke-2
9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara
berikut. Untuk menyatakan lambang bilangan yang ditambahkan dengan
imbuhan akhiran -an, penulisannya memakai tanda hubung setelah angka
(seperti : …-an) atau dapat dirangkaikan jika angka tersebut dinyatakan
dengan kata.

Misalnya:

lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)

I0. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam
peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.

Misalnya:

15
Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus
lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.

11. Untuk bilangan yang menyatakan suatu jumlah atau bilangan ordinal,
ditulis serangkai dengan angka. Misalnya:

Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,00 (sembilan ratus


ribu lima ratus rupiah).

12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan
huruf.

Misalnya:

Kelapadua
Rajaampat
13. Untuk menuliskan lambang bilangan yang menggunakan huruf secara
terpisah antar bagian dan awalan (seperti per pada pecahan), maka
penulisannya disatukan dengan bagian lain yang berada setelah/di
belakangnya.

Contoh :

Korban gempa yang terjadi kemarin, 1% nya adalah anak-anak.

Dari hasil survei yang kami buat, ¾ dari populasi penduduk memilih
tinggal di perdesaan

16
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan yang tertera dalam pedoman ejaan bahasa indonesia


yang disempurnakan beberapa aspek yang termasuk dalam penulisan kata
yaitu: kata ganti, kata depan, partikel kata, pemenggalan kata, dan
penulisan angka lambang bilangan yang telah dibahas di dalam makalah
ini. Aspek tersebut memiliki fungsi untuk menjadikan penulisan kata yang
baik dan benar. Penulisan kata yang benar dapat berpedoman pada EYD
bahasa Indonesia. Penulisan kata yang baik dan benar akan membuat
pembaca menjadi lebih memahami maksud dan tujuan penulis, sehingga
tidak terjadi salah tafsir.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Irwan. 2015.”Ejaan Yang Disempurnakan”. Bandung: Nuansa


Cendekia.

Tim pengembang bahasa. 2016 "Pedoman umum ejaan bahasa indonesia"


Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Alwi, Hasan. 1993. Pedoman umum ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan.
Grasindo

Hani'ah, Munnal 2018. Panduan Terlengkap PUEBI. Laksana

Depdikbub. 1997. "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukkan Istilah". Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

18

Anda mungkin juga menyukai