Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGGUNAAN TANDA BACA DAN UNSUR SERAPAN

Oleh :

Kelompok 2

Achmad Fauzan

Amelia Putri Azzahra

Hana Nurhanifah

Muhammad Ikhsan Agung Purtanto

Siti Nurul Hidayah

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini gura memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia, dengan judul: "Penggunaan Tanda Baca Dan Unsur
Serapan".

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Pamulang, September 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penggunaan Tanda Baca..................................................................2
2.2 Jenis - Jenis Tanda Baca....................................................................................2
A. Tanda Titik.............................................................................................2
B. Tanda Koma...........................................................................................3
C. Tanda Titik Koma..................................................................................4
D. Tanda Titik Dua.....................................................................................4
E. Tanda Hubungan....................................................................................5
F. Tanda Pisah............................................................................................5
G. Tanda Elipsis..........................................................................................6
H. Tanda Tanya...........................................................................................6
I. Tanda Seru.............................................................................................6
J. Tanda Kurang.........................................................................................7
K. Tanda Kurang Siku................................................................................7
L. Tanda Petik.............................................................................................7
M. Tanda Petik Tunggal..............................................................................8
N. Tanda Garis Miring................................................................................8
O. Tanda Apostrof.......................................................................................9
2.3 Penggunaan Unsur Serapan...............................................................................9
A. Penyesuaian Ejaan Kata Serapan...........................................................10
2.4 Contoh Wacana..................................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................11
3.2 Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.3 Latar Belakang
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengankaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia di antaranya meliputi
ejaan,kaidah penggunaan dan penulisan huruf, penggunaan tanda baca, penulisan kata,
penulisanunsur serapan, serta pelafalan huruf. Ejaan yang berlaku di Indonesia sekarang
dinamakanEjaan Yang Disempurnakan (EYD), yang selama ini penggunaannya sering tidak
sesuaidengan kaidah yang berlaku. Pemahaman tentang ejaan sangat penting karena
dibuatnyakaidah dalam berbahasa Indonesia tentunya untuk memberi batasan penggunaan
bahasa.

Pada masa perkuliahan sangat sering melakukan pembuatan karya tulis baik
itumakalah, laporan-laporan, proposal, skripsi maupun thesis, yang membutuhkan
kemampuanpenulisan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Ada
beberapahal yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas
dalammakalah ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian huruf dan penulisan kata pada
bahasaIndonesia yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.

1.4 Rumusan Masalah


a) Bagaimana penggunaan tanda baca yang baik dan benar sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan ?

b) Bagaimana penggunaan unsur serapan yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan ?

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian tanda baca

Tanda baca adalah simbol yang tidak ada hubungannya sama suara, kata, atau frasa dalam suatu
bahasa. Tanda baca itu sendiri berperan menunjukkan sebuah struktur tulisan, intonasi, dan jeda
pada saat pembacaan.

2.2 Jenis-Jenis Tanda Baca

a) Tanda Titik (.)

 Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.Contoh : Saya
suka makan nasi.Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu
ketukan.

 Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang


Contoh: Irawan S. Gatot

George W. Bush

Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.


Contoh: Anthony Tumiwa.

 Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh: Dr. (doktor), S.E. (sarjana ekonomi), Kol. (kolonel), Bpk. (bapak).

 Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakaisatu tanda titik.
Contoh: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya), tgl. (tanggal).

 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, dan detik yang menunjukan waktu atau
jangka waktu
.Contoh: Pukul 7.10.12 (Pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)

 Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatanya.


Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.

 Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang tidak
menunjukan jumlah
Contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.

2
 Tanda titik tidak dipakai singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun didalam akronim yang sudah
diterima oleh masyarakat.
Contoh: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SIM (Surat Izin Mengemudi).

b) Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pembilangan.Contoh: Saya


menjual baju, celana, dan topi.Penggunaan yang salah : Saya membeli udang, kepiting
dan ikan.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimatsetara
berikutnya, yang didahului oleh kata
seperti, tetapi, dan melainkan
.Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.

3. A. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimatapabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan
datang.Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
B. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari indukkalimat apabila
anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.Contoh: Sata tidak akan datang kalau
hari hujan.

4. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarakalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya
oleh karenaitu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi
Contoh: Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.

5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan,yang
terdapat pada awal kalimat
Contoh : O, begitu
Wah, bukan main.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat
.Contoh: Kata adik, “Saya sedih sekali‖”.

7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat,(iii) tempat
dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yangditulis berurutan.
Contoh: Medan, 18 Juni 1984.

8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanyadalam
daftar pustaka
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta:PT
Wikipedia Indonesia.
3
9. Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UPIndonesia, 1990),
hlm. 22.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, ataumarga.
Contoh: Ronto Jiang, S.E.

11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan senyang
dinyatakan dengan angka.Contoh: 33,5 m ; Rp10,5012.

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidakmembatasi.Contoh: Pengurus wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.

13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat.Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita
memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.

14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagianlain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir denagan tanda tanya
atau tanda seru.
Contoh: “Di mana Rex tinggal?” tanya Stepheen.

c) Tanda Titik Koma (;)


1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimatyang sejenis dan
setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.

2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara didalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamanya dikebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adikmenghafalkan
nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri sedang asyikmenulis laporan makalah bahasa
Indonesia.

d) Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikutirangkaian atau
pemerian.
Contoh: Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, danlemari.Fakultas
itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan EkonomiPerusahaan.

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukanpemerian.
Contoh: Ketua : Supiyan Sauri
Wakil Ketua : Septian
Sekretaris : Kurnia Sari
Bendahara : Maharani 4
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukanpelaku dalam
percakapan
Contoh: Borgx : “Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!”
Rex : “Siap, Boss!”

4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halama, (ii) di antarabab dan ayat
dalam kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatukarangan.
Contoh: Tempo, I (1971), 34:7
Surah Yasin:9

5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).


Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1

6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakanperlengkapan yang
mengakhiri pernyataan.

e) Tanda Hubung (-)

 Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahanTanda ulang singkatan (seperti


pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepatdan notula, dan tidak dipakai pada teks
karangan.

 Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagiantanggal.
Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s, 8-4-1973

 Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagianungkapan.


Bandingkan: ber-evolusi dengan be-revolusi
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah

 Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnyayang dimulai
dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan-an, (d) singkatan berhuruf
kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.

Contoh: se-Indonesia, hadiah ke-2, tahun 50-an, ber-SMA, sinar-X

 Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia denganunsur bahasa
asing.Contoh: di-charter, pen-tackle-a

f) Tanda Pisah ( -, – )

 a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yangmemberikan


penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipediaterbesar.
5
b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lainsehingga
kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:Rangkaian penemuan in —evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahanatom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.2.

 a. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berartisampai
dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh: 1919–1921, Medan–Jakarta, 10–13 Desember 1999
 Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, ataubersama tanda
kurang (−).
Contoh: dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499
−4 sampai −6°C, bukan −4–−6°C

g) Tanda Elipsis (...)

 Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untukmenuliskan


naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.

 Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah adabagian yang
dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empatbuah titik;
tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untukmenandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....

h) Tanda Tanya (?)

 Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.


Contoh: Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.

 Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimatyang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

i) Tanda Seru (!)

 Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atauperintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasaemosi yang kuat.
Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga! 6
Sampai hati ia membuang anaknya!
Merdeka!

j) Tanda Kurung ((...))

 Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.


Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudiandibahas
dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.

 Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagianintegral pokok
pembicaraan.
Contoh: Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada)membentuk
sistem satelit domestik di Indonesia.

 Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teksdapat
dihilangkan.
Contoh: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a) Pembalap
itu berasal dari (kota) Medan.

 Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c)tempat, dan
(c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut.Ganti tanda
kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh: Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagaiMatviy
Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885-1919), dikenal juga sebagai Matviy
Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.

k) Tanda Kurung Siku ([...])

 Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksiatau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tandaitu menyatakan
bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat didalam naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

 Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudahbertanda
kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.

l) Tanda Petik (“...”)

 Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lain.
Contoh: "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia." 7

 Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di
SMA" diterbitkan dalam Tempo.
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.

 Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Contoh: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".

 Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."

 Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat
atau bagian kalimat.
Contoh: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam". Bang Komar sering
disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.

m) Tanda Petik Tunggal („...‟)

 Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh: Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"

 Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
asing.
Contoh: feed-back ‘balikan’

n) Tanda Garis Miring (/)

 Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh: No. 7/PK/1973, Jalan Kramat III/10, tahun anggaran 1985/1986

 Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per


atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh: harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar
dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring
atau garispembagi dapat dipakai.
Contoh: \textstyle\frac{x^n}{n!}.
 Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau. 8

o) Tanda Penyingkat (Apostrof)(‘)

 Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh: Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
1 Januari '88 ('88 = 1988)
Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.

2.3 Penggunaan unsur serapan


Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke
dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain,
baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab,
Portugis,Belanda, atau Inggris. Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata
serapan, yaitu:

(1) Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia, misalnya:
kab,sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah, dan ember.

(2) Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, penulisan


danpengucapan masih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out, time
out,check in, built up, complete knock down, fitnes, chip, server, web, linux,
microsoftword, gigabyte, dan lain-lain.

(3) Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai
denganEYD. Misalnya komputer (computer), kalkulasi (calculation), matematika
(mathematic), infiltrasi (infil-trasio), influensa (influenza), bisnis (bussines), dan
karakter (character).
9

a. Penyesuaian Ejaan Kata Serapan

Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah yang sudah baku. Kuranglebih
terdapat 53 jenis yang perlu diperhatikan. Berikut ini beberapa kasus penulisan yangperlu
mendapat perhatian.

Kata Asing Kata Baku Kata Asing Kata Baku


Aceleration Akselerasi Hydraulic Hidraulik
Acceptor Akseptor Iatrogenic Iatrogenik
Akulturation Akulturasi Iotac Iota
Aerodynamics Aerodinamika Materiaal Material
Aquarium Akuariun Orthogrphy Ortografi
Athlete Atlet Orthopne Ortopne
Barrier Barier Orthosthatic Ortostatik
Carrier Karier Pharmachology Farmakologi
Caustic Kaustik Physiology Fisiologi
Cavalry Kavaleri Psycologhy Psikologi
Charisma Karisma Quorum Kuorum
Charonic Kronik Quality Kualitas
Dystocia Distocia Scleritis Skleritis
Excluesifme Ekslusif Trailer Trailer
Fanatiek Fanatik Yeast Yeast
Gorghum Gorgum Yoghuurt Yoghurt
Haemmoghlobhin Hemoglobin Zymology Zimology

2.4 Contoh wacana

200 Pesawat Aeromodelling Pecahkan Rekor Muri (Liputan6.com, Yogyakarta).


Sebanyak 200 pesawat akan pecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) diPantai Selatan
Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. 200 pesawat aeromodeling ini akanterbang bersamaan
dalam puncak acara Jogja Air Show (JAS) 2015.

Ridho, salah satu panitia mengatakan, JAS ke-10 ini adalah penyelenggaraan
lombadirgantara terbesar yang ada di Indonesia. 7 Cabang olahraga yang dilombakan sejak
Jumat13 Maret 2015.Sementara pada hari ini, acara dimulai pukul 07.00 hingg 16.00 WIB di
Pantai Depok,Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo. Pantai Depok ada akan ada lomba
Gantole, 10

Terjun Payung, Aeromodelling dan way/trike. Sementara di Pantai Parangtritis digelar


kejuaraan Paralayang dan di Pantai Parangkusumo ada kejuaraan Paramotor.

"Aeromodelling akan menerbangkan 200 pesawat mulai dari kecil sampai bear akan sama
sama terbang. Pemecahan rekornya itu," ujar Ridho di Yogyakarta, Minggu (15/3/2015).

Ridho mengatakan, ada berbagai acara di hari ini mulai dari flypass way/trike, lomba foto
dirgantara, demo akrolight, penerbangan dragon banner, flypass paramotor, pembuatanrekor Muri
RC Aeromodelling grob aerobatic, tarian upacara seremoni terbang layang, pitts aerobatic,
aeromodelling, gantole aerobatic, paramotor aerobatic, terjun payung, joy flight flyapass dan
paramotor.

Acara in diharapkan dapat menarik minta wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Sebab,
tidak hanya lomba, pengunjung dapat melihat atraksi udara dari para pilot yang ikut dalam JAS
2015. Pengunjung juga akan melihat akrobatik pesawat Jupiter di udara.

"Ini akan jadi tontonan udara yang menarik bagi wisata. Apalagi hari minggu ini
diParangtritis pemecahan rekor MURI," ujar dia.

Selain acara pemecahan rekor dalam JAS 2015 ini juga ada Joy Flight yang dibatasi
dengan 30 orang. Pengunjung dapat mendaftarkan diri untuk bisa menikmati terbang di langit

Parangtritis dalam Joy Flight ini. "30 Joy Flight bagi yang bangga dengan ketinggian.
Paralayang karena terbangnya tandem maksimal berat pengunjung 70 kg. Kalo way/trike 100 kg
beratnya," ujarnya.

Komentar:

Dari artikel diatas yang di tandai dengan background warna hijau membuktikan bahwa
mash ada kesalah-kesalah dalam menulis sebuah kabar berita, meskipun hanya sedikit. Banyak
orang menganggap dalam penulisan tanda koma (,) yang digunakan untuk menyebutkan unsur-
unsur dalam suatu pembilang. Misalnya: paramotor aerobatic, terjun payung, joy flight flyapass
dan paramotor. Seharusnya: paramotor aerobatic, terjun payung, joy flight Mlyapass, dan
paramotor.

Artikel diatas ada juga yang seharusnya memakai tanda penghubung, tetapi tidak
memakai tanda penghubung. Misalnya: sama sama. Seharusnya : sama-sama. Ada juga kata yang
berlebihan mungkin kesalahan dalam mengetik dan terburu-buru. Misalnya : Pantai Depok ada
akan ada lomba Gantole. Seharusnya : Pantai Depok akan ada lomba Gantole. Ada penulisan
kalimat yang kurang tepat. Misalnya: Ridho, salah satu panitia mengatakan. Seharusnya: Ridho
adalah salah satu panitia mengatakan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Penggunaan tanda baca sangat berarti dalam bahasa tulisan,


terutama dalam penulisan karya ilmiah sangat penting untuk
diperhatikan. Banyak pengguna bahasa yang kurang
mengindahkan kaidah tanda baca, sehingga tulisan yang
disusunnya tidak mencapai sasaran. Adanya penggunaan tanda
baca yang tepat dapat membantu pembaca memahami tulisan
dengan tepat
 Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau
bahasa daerah. Dilihat dari taraf penyerapannya, penulisan unsur
serapan ada tiga, yaitu: kata asing, kata asing yang dipertahankan
karena sifat keinternasionalannya, dan kata asing yang berfeungsi
untuk memperkaya.

3.2 Saran

Sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan


kepada masyarakat untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar, karena bagaimanapun bahasa memiliki
peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam
bangsa ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembang Kepribadian di Perguruan
Tinggi, Jakarta: Grasindo.
Depdikbub. (1987). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukkan Istilah. Jakarta: Departemen Pendidkan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai