Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PEMAKAIAN TANDA BACA


Dosen pengampu:
Randa Anggarista M.Pd

Disususn oleh:
Kelompok 3
Febriana Anisa (5920122009)
Fujiana Dwi Cita (5920122011)
Galang Pangestu (5920122012)

UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN BAGU


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita kepada Allah swt yang maha kuasa, yang telah memberikan kita taufik
dan inayahnya sehingga masih bisa beraktifitas dengan sehat wal afiyat sampai detik ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................
B. Rumusan masalah ........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................
A. Konsep Pemakaian Tanda Baca ................................................................
B. Aturan Penulisan dan Struktur Pemakaian Tanda Baca .......................
BAB III PENUTUP .................................................................................................
A. Simpulan ......................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak
baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan dalam
penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan
kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan resmi tentang tata
bahasa baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca. Pelajaran Bahasa Indonesia
sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Tapi
kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali. Ketidak fahaman terhadap tata
bahasa Yang mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat
Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh
masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini, karena
akan mempersulit masyarakat dalam berkomunikasi. Maka dari itu dalam makalah ini, penulis
akan memaparkan bagaimana tata bahasa yang benar tentang kata serapan dan tanda-tanda baca,
sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari terlebih dalam acara-acara resmi.

B. Rumusan Masalah

Secara umum masalah yang ingin diungkap dalam presentasi kelompok kami ini adalah sudah
epektifkah penggunaan tanda baca dalam ejaan, tulisan pada saat kita menulis di buku
ataupun saat kita mengetik di computer? Secara lebih rinci, masalah yang ingin kami
kemukakan yang akan dirumuskan dalam dalam beberapa pertanyaan berikut :

1. Mengapa harus ada tanda baca dalam ragam bahasa tulis?


2. Apakah yang terjadi jika terdapat kesalahan dalam penggunaan tanda baca?

C. Tujuan

Sesuai dengan masalahnya, presentasi dari kelompok kami ini bertujuan untuk mengeahui
efektivitas penggunaan tanda baca. Secara lebih rinci, tujuan presentasi dari kelompok kami
yakni :

1. Mendeskripsikan konsep Pemakaian tanda baca.


2. Mendeskripsikan aturan penulisan dan struktur Pemakaian tanda baca.
BAB II
PEMBAHASAN

1) Konsep Pemakaian Tanda Baca

Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada seseorang, baik secara
lisan maupun tulisan. Bahasa sangat berkaian erat dengan menulis. Bahasa tulis memiliki
karakteristik berbeda dengan karakteristik bahasa lisan. Dalam bahasa lisan orang akan lebih
mudah untuk memahami maksud penutur melalui pengucapanya. Hal ini dikarenakan adanya
intonasi pada pengucapan kalimat kalmiat yang dituturkan. Sedangkan dalam bahasa tulis,
penuulis hendaknya menguasai tata cara penulisan termasuk di dalamnya tanda baca sebagai
intonasi atau jeda dalam tulisan agar mudah dipahami. Ucapan lisan agak sulit untuk dittuangkan
ke dalam bahasa tulis karena segala intonaasi yang terdapat dalam bahasa lisan akan sukar untuk
diungkapan dalam bahasa tulis. Untuk menutupi kesukaran itulah tanda baca sangat sangat
dibutuhkan sebagai kunci atas apa yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca.

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai
oleh kita sebagai mahasiswa. Pada saat menulis kitat harus terampil dan teliti dalam memakai
tanda baca agar tidak terjadi kesalahpahaman antara penulis dan pembacanya.

Tanda baca ialah tanda yang digunakan dalam dalam system ejaan. Tanda baca dapat
membantu pembaca untuk memahami makna tulisan dengan tepat. Tanda baca sangat penting
dalam penulisan, karena membantu untuk memahami makna tuliisan tersebut.

2) Aturan Penulisan dan Struktur Pemakaian Tanda Baca

Sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), tanda baca terbagi
menjadi lima belas jenis. Adapun jenis dan aturan pemakaiannya sebagai berikut:

Pemakaian Tanda Baca Titik (.)

Berikut ini penggunaan tanda baca titik yang perlu diketahui:

1. Penanda Berakhirnya Kalimat


Fungsi tanda titik yang paling utama dan umum dipahami oleh banyak orang adalah sebagai
penanda berakhirnya kalimat pernyataan. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang
bukan pertanyaan, ataupun ser-uan. Contoh kalimatnya:

 Nenekku meninggal dua bulan yang lalu.


 Tanggal 17 Agustus adalah hari kemerdekaan Indonesia.
 Gadis cantik itu bukan kekasihku.
 Raiz melakukan teknik menulis buku buku berdasarkan pengalaman pahitnya.

2. Tanda dalam Penulisan Perincian, Ikhtisar, atau Daftar

Tanda titik tidak hanya digunakan dalam kalimat saja. Akan tetapi, tanda titik dapat
digunakan di belakang huruf atau angka dalam suatu bagan, ikhtisar daftar, perincian,
dan tabel.

Contohnya:

– IV. Daerah Istimewa Yogyakarta

A. Kota Yogyakarta

B. Kabupaten Bantul

1. . . . . . . . . . .

– 1. Patokan Umum

1.1 Isi Karangan

1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar Tangan

1.2.2 Tabel

1.2.3 Grafik

3. Pemisah Angka Jam, Menit, dan Detik

Jarang diketahui, tanda titik juga dapat digunakan sebagai pemisah angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu. Hal ini disebabkan tanda tersebut sering digantikan oleh
titik dua (:). Contoh penggunaan titik dalam pemisah angka jam, menit, dan detik:
 Pukul 21.25.07 (Pukul 21 lewat 25 menit 7 detik)
 Pukul 13.45.45 (Pukul 13 lewat 45 menit 45 detik)

4. Menunjukkan Jangka Waktu

Selain itu, tanda titik juga dapat digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan jangka waktu. Contohnya:

 3.45.12 (3 jam, 45 menit, 12 detik)


 0.14.26 (14 menit, 26 detik)

5. Memisahkan Unsur dalam Penulisan Sumber Referensi

Dalam penulisan sumber referensi, tanda titik juga berperan banyak. Tanda titik digunakan
untuk memisahkan nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan nada tanda tanya
atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Contoh:

Ali, Muhammad. 1994. Lenyapnya Sang Pencerah. Malang: Generasi Edan Media.

6. Memperjelas Jumlah

Dalam penulisan bilangan yang lebih dari seratus, tanda titik juga diperlukan. Tanda titik
digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan ataupun kelipatannya. Tanda titik
digunakan untuk memperjelas jumlah. Contohya:

 Desa itu berpenduduk 13.500 orang.


 Tsunami yang terjadi pagi tadi menewaskan 1.094 jiwa.
 Dana bersih dari kegiatan tersebut adalah Rp 25.780.000 (dua puluh lima juta tujuh
ratus delapan puluh ribu rupiah)

Namun ada pengecualian jika angka tersebut tidak menunjukkan jumlah seperti.

 Lihatlah halaman 2104 untuk mengetahui proses perkembangbiakannya!


 Pegawai dalam kantor itu sebagian besar lahir pada tahun 1988.
 Nomor handphone Bapak Sutejo adalah 081234567890.

7. Tanda Titik Tidak Boleh Digunakan pada Akhir Judul dan Subjudul

Tanda titik juga memiliki larangan penggunaan, yaitu tanda titik tidak digunakan pada
akhir judul dan subjudul yang merupakan kepala karangan atau kepala karangan atau kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Contohnya

 Acara Kunjungan Presiden Joko Widodo


 Eksotisnya Merak Jawa
 Tabel 3.1 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap MEA
 Bentuk dan Kebudayaan (Bab I UUD 1945)

8. Tanda Titik Tidak Boleh Digunakan pada Kepala Surat

Adapun beberapa larangan berikutnya, tanda titik tidak dipakai dalam kepala surat. Lebih
tepatnya, tanda tersebut tidak digunakan di belakang alamat pengirim, dan tanggal surat, atau
nama dan alamat penerima surat. Contohnya:

Jalan Pramuka 13

Cirebon

21 February 2013

Yth. Sdr. Imam Prayogi--

Pemakaian Tanda Baca Koma (,)

Berikut fungsi tanda baca koma yang perlu diketahui:

1. Digunakan di Tengah Kalimat

Tanda koma seringkali digunakan di tengah kalimat. Tanda koma (,) umumnya digunakan di
antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau perbilangan. Letak penempatan tanda
koma (,) ada dibelakang kata yang mengikutinya. Contohnya:

 Shinta membeli garam, gula, penyedap rasa, dan cuka di warung sebelah.
 Indra, Indri, dan Indro adalah anak kembar tiga.
 Lima, empat, tiga, dua, satu, . . . . stop!

2. Perbandingan Kalimat

Dalam pembentukan kalimat perbandingan tanda koma juga berperan penting. Tanda koma
digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
didahului oleh kata seperti tetapi, walau, namun, atau melainkan. Contohnya:

 Pertunjukkan itu sungguh menarik, tetapi membahayakan penonton disekitarnya.


 Mereka tidak berasal dari Kalimantan Timur, melainkan Kalimantan Tengah.

3. Memisahkan Anak dan Induk Kalimat

Lebih lanjut lagi, tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat, jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Contohnya:
 Kalau tempat itu cukup luas, kita akan pakai tempat itu.
 Karena sudah bekerja, dia akan lupa dengan kampusnya.

4. Di belakang Kata Penghubung Antarkalimat

Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kata. Kata atau kata-kata terebut adalah oleh karena itu, maka dari itu,
lagi pula, meskipun begitu, walaupun begitu, namun, dan akan tetapi. Contohnya:

 . . . . Jadi, kita sebaiknya pergi secepatnya.


 . . . . Lagi pula, mereka sudah tidak punya kekuatan untuk melawan.
 . . . . Maka dari itu, wajib hukumnya untuk mandi besar.
 . . . . Meskipun begitu, dia masih memikirkan ayahnya.

5. Pemisah Partikel

Tanda koma juga digunakan sebagai pemisah partikel dengan inti kalimat. Partikel tersebut
adalah kata sepertu o, ya, oiya, hmm, wah, aduh, kasihan, hati-hati, yasudah, dan segala
macam bentuk partikel bebas. Contohnya:
– Wow, ternyata kacamata itu sangat canggih!

– Oh, aku kira kamu makan batu.

– Emm, kalau kita batalkan saja gimana?

6. Memisahkan Petikan Langsung

Sering ditemukan dalam bentuk percakapan pada buku, tanda koma digunakan
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contohnya:

 Kata Paman, “Jangan menengok ke belakang ketika berjalan di tengah kuburan”


 “Astagfirullah,” Sahut Bu Fatima, “Saya tidak percaya apa yang saya dengar.”

7. Di Identitas yang Ditulis Berurutan

Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat
dan tanggal, dan (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contohnya:

 Berkas ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, Jalan Raya Darmaga, Bogor.
 Sdr. Rima Setyaningsih, Jalan KHA Dahlan, Yogyakarta.
 Semarang, 17 July 1994
 Bangkok, Thailand
8. Penulisan Daftar Pustaka

Tanda koma digunakan untuk memisahkan unsur nama yang dibalik susunannya dalam
penulisan daftar pustaka. Nama Belakang [koma] Nama Depan. Contohnya:

 Dwiloka, Bambang. 2001. Pangan dan Gizi. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro
 Frick, Heinz. 2008. Pedoman Karya Ilmiah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

9. Pada Catatan Kaki

Tanda koma juga digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Contohnya:

W.J.S. Poerwadarminta , Bahasa Indonesia untukk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP


Indonesia. 1967), hlm. 4.

10. Penulisan Gelar

Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contohnya:

 B. Sasikirana, S.H.
 Ny. Andriyani, M.A.

11. Dalam Penulisan Bilangan

Dalam penulisan bilangan, tanda koma digunakan di muka angka persepuluhan atau di antara
rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contohnya:

 84,5 m

 Rp 10,49

12. Pada Kalimat Bertingkat

Kalimat bertingkat juga membutuhkan tanda koma. Tanda koma digunakan untuk mengapit
keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contohnya:

 Temanku, Irfan, adalah orang yang sangat rajin.


 Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang-orang berkonsultasi dengan dukun.
 Semua siswa, baik laki-laki maupun yang perempuan, diberi hukuman untuk berlari
setengan lapangan sebanyak 5 kali.
13. Menghindari Salah Baca

Tanda koma digunakan untuk menghindari salah baca (miss interpretation) di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contohnya:

 Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang


bersungguh.

Bandingkan dengan:

 Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan


pengembangan bahasa.

14. Tanda Koma Tidak Digunakan untuk Memisahkan Petikan Langsung

Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru. Contohnya:

 “Mengapa dia melakukannya?” tanya Zainudin.

 “Jangan sampai kecolongan lagi!” Doni menegaskan.

Pemakaian Tanda Baca Tanya (?)

Berikut fungsi tanda baca tanya yang perlu diketahui:

1. Tanda untuk Menanyakan Sesuatu

Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya ataupun prasa yang bertujuan untuk
menyanyakan sesuatu. Contohnya:

 Sejak kapan mereka pergi ke Semarang?


 Kamu tahu, engga?
 Ada apa?
 Pak Winarna bukan, sih?

Tanda tanya tidak digunakan dalam kalimat tanya yang berubah menjadi penjelas,
seperti:
 Dian masih tidak tahu mengapa gurunya selalu memberikan nilai yang jelek
kepadanya.
 Budi paham bagaimana cara mengoperasikan komputer dengan sistem operasi LINUX.

2. Digunakan dalam Tanda Kurung

Tanda tanya digunakan dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Contohnya:

 Bumi tetap berbentuk bulat walau tanpa atmosfer (?)


 Agung lahir di tahun 1995 (?)
 Total tabungan Andi ada 400 juta rupiah (?)

Pemakaian Tanda Baca Seru (!)

Berikut fungsi tanda baca seru yang perlu diketahui:

1. Digunakan Pada Kalimat Perintah

Tanda seru digunakan pada kalimat seruan atau perintah, baik perintah keras maupun
tidak. Contohnya:

 Tolong tutup jendala itu!


 Kerjakan essay ini dalam waktu kurang dari 15 menit!

2. Menunjukkan Ekspresi Kaget

Tanda seru digunakan pada kalimat yang memuat ekspresi kaget, kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat. Contohnya:

 Astaga! Tinggal seminggu lagi kah?


 Solidaritas tanpa batas, salam integritas!
 Aih, berhentilah merengek seperti itu!

Pemakaian Tanda Titik Koma (;)

Berikut fungsi tanda baca titik koma yang perlu diketahui:

1. Memisahkan Bagian Kalimat


Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara. Contohnya:

 Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.


 Semuanya merasa terhibur; penonton melakukan standing applause.

2. Memisahkan Kalimat yang Setara

Tanda titik koma digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Contohnya:

 Kakak melakukan teknik menulis buku karangan pribadi di kamarnya; Adik menonton
TV di ruang tamu.
 Wawan tidak menyukai futsal karena tidak handal menggunakan kakinya; Galan tidak
menyukai basket karena terlalu banyak menggunakan tangan.

Pemakaian Tanda Titik dua (:)

Berikut fungsi tanda baca titik dua yang perlu diketahui:

1. Akhir Suatu Pernyataan Lengkap

Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti suatu rangkaian
yang berhubungan mengakar. Contohnya:

 Kita memerlukan perlengkapan memasak: wajan, spatula, panci, dan penyaring.

Jika rangkaian merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan, tanda titik dua TIDAK
dipakai. Contohnya:

 Kita memerlukan wajan, spatula, panci, dan penyaring.

2. Sesudah Kata atau Ungkapan

Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contohnya:

– Ketua : Sigit Pramana Putra

Wakil Ketua : Nur Alwan

Sekretaris : Tutut Apriyani


Bendahara : Danti Syahriana

– Hari/Tanggal : Ahad, 1 Mei 2016

Waktu : pukul 09.30 WIB

Tempat : Ruang A.2.1 Kampus 3 UTY

3. Pada Teks Drama Sesudah Kata yang Menunjukkan Pelaku

Tanda titik dua digunakan pada teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan. Contohnya:

Ferdi : (sambil memandang ke bawah) “Mungkin memanglah ini akhirnya”

Winda : (menepuk pundak Fredi) “Hei, ngapain ngelamun sendirian?”


Ferdi : (kaget) “Eh, Winda..”

4. Diantara Identitas Penerbit

Tanda titik dua di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat dalam kitab suci,
(c) judul dan subjudul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam
karangan. Contohnya:

 Tempo, 1 (1971), 34:7


 Al-Kahfi: 15
 Karangan Joko Genta, Rahasia Hidup: Cerita di Balik Cerita, sudah terbit.
 Setiati, Eni. 2008. 7 Jurus Jitu Melakukan teknik menulis Buku Best Seller.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Pemakaian Tanda Hubung (-)

Berikut fungsi tanda baca hubung yang perlu diketahui:

1. Menyambung Suku

Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris. Contohnya:

 Selain digunakan untuk menjadi pelindung tubuh, rompi itu ju-

ga didesain senyaman mungkin.


 Terkadang, adakalanya kita harus berhenti untuk mengkhayal-

kan imajinasi kita terlalu tinggi.

Adapun pengecualian terhadap pemotongan suku kata, jika karakter pada baris terakhir adalah
huruf vokal. Contohnya:

 Semenjak diperketatnya aturan kampus, komunitas itu

seperti merasa tidak punya tempat.

BUKAN

 Semenjak diperketatnya aturan kampus, komunitas i-

tu seperti merasa tidak punya tempat.

2. Menyambung Unsur-Unsur Kata Ulang

Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Contohnya:

 Kunang-kunang, berang-berang, biri-biri

 Anak-anak, kuda-kuda, ramai-ramai

 Mondar-mandir, maju-mundur, kebiru-biruan

3. Menyambung Huruf Kata

Tanda hubung digunakan untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian pada penulisan tanggal. Contohnya:

 p-a-r-t-i-s-i-p-a-s-I, k-n-o-w-l-e-d-g-e, s-o-f-y-u-d-i-n


 13-10-2012

4. Memperjelas Hubungan

Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan, dan (b) penghilangan bagian kelompok kata. Contohnya:

 ber-evolusi
 dua puluh lima-ribuan
 tanggung jawab dan kesetiakawanan-sosial
Bandingkan dengan:

 ber-revolusi
 dua-puluh-lima-ribuan
 tanggung jawab dan kesetiakawan sosial

5. Merangkai Kata Depan dengan Huruf Kapital

Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan –an, (d) singkatan berhuruf
kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap. Contohnya:

 se-Kalimantan
 hari jadi pernikahan yang ke-10
 era 80-an
 mem-PHK-kan
 Menteri-Sekretaris Negara

6. Merangkai Unsur Bahasa Indonesia dengan Bahasa Asing

Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur Bahasa Indonesia dengan unsure
bahasa asing. Contohnya:

 se-stylish mungkin
 peng-upload-an
 di-backup

Pemakaian Tanda Pisah (––)

Berikut fungsi tanda baca pisah yang perlu diketahui:

1. Membatasi Penyisipan Kata

Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Contohnya:

 Kebahagiaan hidup – semua orang mendambakannya – diperoleh melalui harmonisasi


batin terhadap lingkungan kehidupan disekitarnya.
 Hukum di Indonesia – saya sangat ragu – dapat ditegakkan oleh penegak hukum yang
anti terhadap segala bentuk penyuapan.
2. Menegaskan Adanya Keterangan Aposisi

Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. Contoh:

 Para anggota grup band itu – Rico, Morris, “G.G”, dan Zafira – telah memberi dampak
sosial yang cukup besar selain melantunkan musik slow, namun pedas mengritik
penguasa.
 Istri muda Pak Sholeh – yang berada di Surabaya – telah mengandung 5 bulan.

3. Tanda Pisah Dua Bilangan

Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti „sampai‟.
Contohnya:

 1903 – 1955
 Yogyakarta, 13 – 20 November 2015
 Siang – malam
 Jakarta – Batam

Pemakaian Tanda Ellipsis/Titik-titik ( … )

Berikut fungsi tanda baca titik-titik yang perlu diketahui:

1. Penulian Kalimat yang Terputus-Putus

Tanda ellipsis ada yang ditulis dengan cara titik-spasi-titik-spasi-titik ( . . . ) Tanda


ellipsis digunakan dalam penulisan kalimat yang terputus-putus. Contohnya:

 Kalau begitu . . . ya, lebih baik kita cari tempat makan lain.
 Hmm . . . aku juga bingung dengan tingkahnya.

2. Menunjukkan Ada Naskah yang Dihilangkan

Tanda ellipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah
ada bagian yang dihilangkan. Contohnya.

 Makanan-makanan berformalin … supaya tidak beredar lagi di pasaran.


 Hal yang patut dihindari … serta menjadi sumber masalah dalam melakukan teknik
menulis buku.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik ( ….
); tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu buah untuk menandai akhir kalimat.
Contohnya:

 Semua yang telah ia lalu, bukanlah hal yang dapat ….


 Sayangnya, tidak semua orang setuju dengan ….

Pemakaian Tanda Kurung Siku ([ … ])

Berikut fungsi tanda baca kurung siku yang perlu diketahui:

1. Mengapit Huruf, Kata, atau Kelompok

Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Contohnya:

 Mahasiswa juga wajib berperan dalam pemberdaya[a]n masyarakat secara


berintegritas.
 Dalam jurnal yang ditulis oleh Tim Kuscz[s]cak, terdapat kesalahan dalam logika
penulisan.

2. Mengapit Keterangan

Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung. Contohnya:

 Persamaan dari metode pembelajaran itu (perbedaannya [lihat halaman 20-23] begitu
signifikan) memberikan output yang kurang lebih tetap sama dengan tujuan awal.

Pemakaian Tanda Petik (“…”)

Berikut fungsi tanda baca petik yang perlu diketahui:

1. Petikan Langsung

Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan
dan naskah atau bahan tertulis lain. Contohnya:

 “Saya belum siap,” Kata Ahmad, “Lima menit lagi!”


 Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia.”

2. Mengapit Judul

Tanda petik digunakan untuk mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat. Contohnya:

 Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
 Karangan Putra Setiawan yang berjudul “Peran BEM Terhadap Kehidupan
Mahasiswa” telah diterbitkan di surat kabar Kedaulatan Rakyat sebagai tema besar
halaman swarakampus.

3. Mengapit Istilah Ilmiah

Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus. Contohnya:

 Model itu melenggang dengan celana kuno yang dikenal sebagai “cubrai”.
 Dalam istilah asing, keadaan semacam inilah yang disebut sebagai “jeopardy”.

4. Penutup Kalimat

Tanda petik juga digunakan sebagai tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat
ditempatkan di belakang tanda pentik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan
arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Contohnya:

 Michael Gerard “Mike” Tyson adalah satu dari sekian ikon terkenal dunia yang
menjadi mualaf.
 Karena mata sipit dan kulit kuning langsatnya, Fatima kerap dipanggil “Cacik” oleh
para pedagang pasar.

Pemakaian Tanda Petik Tunggal („ … „)

Berikut fungsi tanda baca petik tunggal yang perlu diketahui:

1. Mengapit Petikan dalam Petikan Lain

Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan
lain. Teknik menulis, contohnya:

 Tanya Melia, “Kau denggar bunyi „ngiung-ngiung‟ tadi kah?”


 “Waktu membuka pintu depan, kudengar teriak anakku „Bapak sudah pulang‟, dan rasa
letihku lenyap seketika,” ujar Bapak Santoso

2. Mengapit Makna

Tanda petik tunggal dalam teknik menulis digunakan untuk mengapit makna, terjemahan,
atau penjelasan kata ungkapan asing. Contohnya:

 rate of inflation „laju inflasi‟


 feedback „umpan balik‟
 shut down „nonaktif‟

Pemakaian Tanda Garis Miring (/)

Berikut fungsi tanda baca garis miring yang perlu diketahui:

1. Dipakai dalam Nomor Surat dan Kalimat

Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada kalimat dan penandaan
masa tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Contohnya:

 No. 036/Kep/DIKTI/2002
 Ngadiwinatan NG I/1095
 Tahun Ajaran 2015/2016

2. Pengganti Kata Hubung

Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau setiap. Contohnya:

 pria/wanita
 harga permen itu Rp500,00/butir
 hal tersebut sangat dilarang/wajib dihindari dalam pembuatan skripsi.

Pemakaian Tanda Apostrof („)

Berikut fungsi tanda baca apostrof yang perlu diketahui:

1. Menunjukkan Penghilangan Bagian Kata


Tanda penyingkat atau apostrof digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata
atau kata atau bagian angka tahun. Contohnya:

 Jono „lah orang yang menyelamatmu („lah = adalah)


 29 Februari ‟16 (‟16 = 2016)

2. Pemakaian Kata Khusus

Tanda apostrof dalam teknik menulis juga terkadang digunakan dalam penulisan nama
ataupun kata khusus serta serapan bahasa asing. Contohnya:

 Rifan Syafi‟i (bukan „Syafi i‟ atau „Syafii‟)


 Surat Al-An‟am (bukan Al-An am atau Al-Anam)
BAB III
PENUTUP

Simpulan

Bagaimanapun juga pemakaian tanda baca yang baik dan benar sangat penting dalam
menulis. Bayangkan jika kita dua puluh paragraph tanpa tanpa titik atau koma, akan sangat
membingungkan bukan? Apalagi ketika kita hanya bisa mendengar dan dibacakan. Tidak hanya
untuk mendukung keterbacaan pemakaian tanda baca yang benar sangat berpengaruh terhadap
kualitas tipografi artikel tersebut. Beberapa contoh tanda baca yang sering digunakan tetapi tidak
umum seperti titik, koma, tanda seru, dan tanda tanya. Mungkin kita kurang memperdulikan
pemakaian tanda baca tersebut. Memang cukup merepotkan jika kita mengimplementasikan pada
tiap artikel, tetapi itulah seni dalam tipografi. Tidak ada salahnya berusaha tampil “sempurna”
dalam artian kita menggunakan kaaidah-kaidah penulisan secara benar.

A. Saran

Adapun saran dari Makalah kelompok kami adalah sebagai berikut :

1) Kepada kita semua, pemahaman tentang penggunaan ejaan bahasa Indonesia


yang disempurnakan perlu ditingkatkan lagi, agar tidak terjadi kesalahan
penetapan dan penggunaan tanda baca.
2) Dengan adanya kesalahan kesalahan dalam penulisan, kita hendakknya lebih
memperhatikan kaidah-kaidah pemakaian tanda baca dalam menulis.

Sekian Presentasi dari kelompok kami, kalau ada kesalahan mohon di maafkan, kalau ada yang
saying mohon di ungkapkan, jika ada lebihnya itu dari kami dan jika ada kurangnya itu pasti dari
teman teman.

Anda mungkin juga menyukai