Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

MENERAPKAN DAN MENGANALISIS PENGGUNAAN EYD

Disusun oleh :
Kelompok 5
Agnes Monika Siagian (2162201124)
Cindi Meiliana (2162201101)
Lioni Sianturi (2162201129)
Kathrine Giovana Sinaga (2162201138)
Kristina Elizabeth Siburian (2162201113)

Dosen pengampu :
Liga Febrina S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karen atas berkat
dan kasih karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah ―Bahasa Indonesia‖ dengan judul
―Menerapkan dan Menganalisis Penggunaan EYD (Ejaan Bahasa Indonesia:
Penggunaan Tanda Baca)‖.
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, kami menyadari dalam
menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Kami ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan
nasihat dan bimbingan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, penulis mengucapakan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk terwujudnya makalah yang lebih baik lagi ke depannya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 28 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2.Rumusan masalah ........................................................................................ 1
1.3.Tujuan .......................................................................................................... 2
1.4.Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II : PEMBAHASAN
1.1.Pengertian tanda baca .................................................................................. 3
1.2.Jenis-jenis tanda baca dan penggunaannya .................................................. 3

BAB III : PENUTUP


3.1.Kesimpulan .................................................................................................. 11
3.2.Saran............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahasa merupakan suatu peranan yang amat sangat penting dalam kehidupan,
karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat
digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan
pembangunan reformasi demokrasi saat ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat
mengawasi, menguasai dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial
secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi
sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita
atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut
secara baik dan benar.
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata bahasaan
indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara
tertulis, sehingga informasi yang diharapkan dapat di sampaikan dan di fahami secara
komprehensif dan terarah. Setiap karya tulis menerapkan aturan-aturan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
EYD memberikan salah satu dari beberapa pedoman yang ada, yaitu cara
penggunaan tanda baca yang baik dan benar. Kesalahan yang sangat fatal, apabila dalam
penulisan suatu karya tulis ilmiah salah dalam pemakaian tanda baca. Masalah tersebut
muncul akibat kurangnya ketelitian serta kurangnya pemahaman tentang tanda baca yang
baik dan benar. Namun, masalah tersebut dapat diatasi agar tidak menjadi kesalahan yang
berkelanjutan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud tanda baca?
2. Apa saja jenis-jenis tanda baca?
3. Bagaimana contoh dari penggunaan tanda baca?

1
1.3. Tujuan
1. Memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia.
2. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari tanda baca.
3. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis tanda baca.
4. Mahasiswa mampu mengetahui contoh dari penggunaan tanda baca.

1.4. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian dari tanda baca.
2. Dapat mengetahui jenis-jenis tanda baca.
3. Dapat mengetahui contoh dari penggunaan tanda baca.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Tanda baca


Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur
dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu
pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus
berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya
tergantung pada pilihan penulis.

1.2. Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya


1. Tanda Titik ( . )
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
 Saya suka makan nasi.
 Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: Irwan S. Gatot
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
 S.E. (sarjana ekonomi)
 Kol. (kolonel)
 Bpk. (bapak)
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda
titik.
Contoh:

3
 dll. (dan lain-lain)
 tgl. (tanggal)
 hlm. (halaman)
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
2. Tanda Koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan. Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. Contoh penggunaan
yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
 Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
 Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat
yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena
itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:

4
 Oleh karena itu, kamu harus datang.
 Jadi, saya tidak jadi datang.
f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti oh, ya, wah, aduh, kasihan,
yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
 Oh, begitu.
 Wah, bukan main.
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat. Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara. Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan
siaran pilihan pendengar.
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
Contoh:
 Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
 Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi
Perusahaan.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin

5
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara : Rinto Jiang
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Contoh: Borgx :"Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara
bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul
suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
e. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
5. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat
dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
Contoh:
 p-e-n-g-u-r-u-s
 8-4-1973

6
c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
ungkapan.
Bandingkan: ber-evolusi dengan be-revolusi
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan
rangkap.
Contoh: se-Indonesia, hadiah ke-2, tahun 50-an, ber-SMA, sinar-X,
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing. Contoh: di-charter, pen-tackle-an
6. Tanda Pisah (–, —)
a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan
penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia
terbesar.
b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh: Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh: 1919–1921, Medan–Jakarta, 10–13 Desember 1999
7. Tanda Elipsis (...)
a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk
menuliskan naskah drama. Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian
yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung. Contoh: Sebab-sebab
kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat
buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai

7
akhir kalimat. Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-
hati ....
8. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh: Kapan ia berangkat?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
9. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi
yang kuat.
Contoh: Bersihkan meja itu sekarang juga!. Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam
tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau
transkripsi drama.
10. Tanda Kurung ((...))
a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian
dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Contoh: Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya
perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contoh: Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.

8
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Contoh:
 Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat,
dan (c) promosi.
 Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-
turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh tidak tepat :
 Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy
Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat:
 Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy
Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
11. Tanda Kurung Siku ([...])
a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi
atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda
itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam
naskah asli. Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung. Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya
dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
12. Tanda Petik ("...")
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh: Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh: Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai
Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.

9
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh: Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama
"cutbrai".
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
13. Tanda Petik Tunggal ('...')
a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh: Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing. Contoh: feed-back 'balikan'
14. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh: No. 7/PK/1973
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda
bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh: harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika
dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ . Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis
pembagi dapat dipakai.
c. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
15. Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun. Contoh: Malam 'lah tiba. ('lah = telah), 1 Januari '88 ('88 = 1988)

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :
1. Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara atau kata dan
frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan
organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu
pembacaan.
2. Tanda baca dalam penggunaannya dapat dilihat pada bahasan di atas, bukan soal tahu
saja tapi harus dipahami lebih dalam tentang permasalahan yang sering muncul (salah
penggunaan tanda baca) dalam karya tulis ilmiah.
3. Salah dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan kesalahan yang sangat fatal
yang tanpa disadari kalaupun sebelumnya belum mengetahui hal tersebut.
4. Sarana belajar dan giat berlatih merupakan jalan keluar dari masalah yang terkadang
timbul akibat salah dalam penulisan tanda baca.

3.2. Saran
Saran yang dapat diambil dari makalah ini yaitu, penggunaan tanda baca secara
baik dan benar hendaknya belajar dari fasilitas yang ada seperti media internet atau buku,
agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan tanda baca dapat dicegah sedini
mungkin.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://pendisetiyo.blogspot.com/2016/06/makalah-pemakaian-tanda-baca-dalam.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai