Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN TANDA BACA

Dosen Pengampu:

Anita Candra Dewi S.Pd, M.Pd

Oleh:
MUHAMMAD ALIF FAHREZA ARIF (220203501012)
MUHAMMAD IKSAN (220203501006)
ACHAN TRI ANUGRAH (220203502004)
MUH. RIDHO AKBAR (220203501010)
MUHAMMAD FARID WIRA WIGUNA (220203502009)
ASMURIAN (220203501015)
LEONARDO (220203501007)

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pemakaian Tanda Baca”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di Jurusan
Pendidikan Teknik Otomotif, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR. Dalam
penulisan dan menyusun makalah, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, Ibu Anita Candra Dewi
S.Pd, M.Pd yang telah memberikan nasihat dan bimbingan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

1
DAFTAR ISI

Penggunaan Tanda Baca

KATA PENGANTAR...........................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Pengertian Tanda baca....................................................................................5
2.2 Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya...................................5
PENUTUP.......................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa merupakan suatu peranan yang amat sangat penting dalam
kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung,
bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman
era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi saat ini, masyarakat
dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi, menguasai dan memahami
infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai
bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media
penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita
atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media
tersebut secara baik dan benar.
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata bahasaan
indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika
berbahasa secara tertulis, sehingga informasi yang diharapkan dapat di
sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya
diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian masyarakat
sehingga proses penggunaan tata bahasa indonesia dapat digunakan secara
baik dan benar.
Setiap karya tulismenerapkan aturan-aturan Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan (EYD). EYD memberikan salah satu dari beberapa
pedoman yang ada, yaitu cara penggunaan tanda baca yang baik dan benar.
Pemakaian tanda baca menjadi bahasan yang sangat penting, karena setiap
karya tulis ilmiah membutuhkan tanda baca.
Kesalahan yang sangat fatal, apabila dalam penulisan suatu karya tulis
ilmiah salah dalam pemakaian tanda baca. Masalah tersebut muncul akibat
kurangnya ketelitian serta kurangnya pemahaman tentang tanda baca yang
baik dan benar. Namun, masalah tersebut dapat diatasi agar tidak menjadi
kesalahan yang berkelanjutan. Perlu diketahui, bahwa tanda baca dalam EYD
ada beberapa macam, antara lain: tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik

3
koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung (-), tanda tanya (?), tanda seru (!),
tanda kurung ( (..) ), tanda garis miring (/), tanda petik (“…”).
Bahasa tulisan merupakan salah satu bentuk wacana yang menggunakan
bahasa sebagai mediumnya mensyaratkan seorang penulis untuk menguasai
kaidah-kaidah bahasa, khususnya penggunaan EYD yang baik dan benar.
Karena dengan pengusaaan terhadap kaidah EYD, dapat dipastikan pesan atau
informasi yang disampaikan dalam tulisan dapat dengan mudah dipahami
oleh pembacanya.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penyusunan makalah ini penulis membatasi beberapa sub pokok
bahasan meliputi:
a. Apa yang dimaksud dengan tanda baca?
b. Apa saja jenis-jenis dari tanda baca?
c. Apa saja contoh-contoh penggunaan dari tanda baca?

1.3 Tujuan
a. Mendeskripsikan pengertian tanda baca.
b. Mendeskripsikan tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, tanda
hubung, dan tanda pisah.
c. Menjelaskan pemakaian tanda baca serta memberi contoh.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.4 Pengertian Tanda baca


Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk
menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta
jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar
bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca
adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.

1.5 Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya


1. Tanda Titik ( . )
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.Contoh: Saya suka makan nasi.Apabila dilanjutkan dengan
kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.Contoh: Irwan
S. Gatot.Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak
dipergunakan.Contoh: Anthony Tumiwa.
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.Contoh: Dr. (doktor), S.E. (sarjana ekonomi), Kol. (kolonel),
Bpk. (bapak).
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
hanya dipakai satu tanda titik.Contoh: dll (dan lain-lain), dsb (dan
sebagainya), tgl (tanggal), hlm (halaman).
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.Contoh: Pukul 7.10.12
(pukul 7 lewat 10 menit 12 detik).
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.

5
g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.Contoh: Nama Ivan
terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh
masyarakat.Contoh: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), SMA (Sekolah
Menengah Atas), PT (Perseroan Terbatas), dan lain-lain.
i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan
ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.Contoh: Cu (tembaga), 52
cm, l (liter), Rp350,00, dan lain-lain.
j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.Contoh: Latar
Belakang Pembentukan, Sistem Acara, Lihat Pula, dan lain-lain.

2. Tanda Koma (,)


a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian
atau pembilangan.Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti,
tetapi, dan melainkan.Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia,
tetapi tidak aktif.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimatnya.Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk
kalimat.Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di
dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan
tetapi.Contoh: Oleh karena itu, kamu harus datang.
f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Wah, bukan main.

6
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat. Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah
atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh: Medan, 18 Juni 1984.
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka. Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara
Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia
Indonesia.
j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP
Indonesia, 1990), hlm. 22.
k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga. Contoh: Rinto Jiang, S.E.
l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh: 33,5 m. Tanda koma
dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi. Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai
sekali.
m. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh.
n. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung
itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh: "Di mana
Rex tinggal?" tanya Stepheen.

3. Tanda Titik Koma (;)


a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara. Contoh: Malam makin larut; kami
belum selesai juga.

7
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara
di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di
dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri
asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.

4. Tanda Titik Dua (:)


a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila
diikuti rangkaian atau pemerian. Contoh: Kita sekarang memerlukan
perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian. Contoh: Ketua : Borgx
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contoh: Borgx :"Jangan lupa
perbaiki halaman bantuan Wikipedia!".
d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii)
di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul
dan anak judul suatu karangan. Contoh: (i) Tempo, I (1971), 34:7, (ii)
Surah Yasin:9, (iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup:
Sebuah Studi, sudah terbit.
e. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Contoh: Kita
memerlukan kursi, meja, dan lemari.

5. Tanda Hubung (-)


a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh: anak-
anak, berulang-ulang, kemerah-merahan. Tanda ulang singkatan
(seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula,
dan tidak dipakai pada teks karangan.
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s , 8-4-1973.

8
c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-
bagianungkapan. Contoh : ber-evolusi dengan be-revolusi.
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka,
(c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan
atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap. Contoh: se-Indonesia, hadiah
ke-2, dan tahun 50-an.
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing. Contoh: di-charter, pen-tackle-an.

6. Tanda Pisah (–, —)


a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Contoh:
Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia
terbesar.
b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas. Contoh: Rangkaian
penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang
berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke',
atau 'sampai'. Contoh: 1919–1921, Medan–Jakarta, 10–13 Desember
1999.
d. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara,
atau bersama tanda kurang (−). Contoh: dari halaman 45 sampai 65,
bukan dari halaman 45–65.

9
BAB III

PENUTUP

1.6 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di muka, dapat ditarik 4 butir kesimpulan berikut.
1. Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara
atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk
menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta
jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
2. Tanda baca dalam penggunaannya dapat dilihat pada bahasan di atas,
bukan soal tahu saja tapi harus dipahami lebih dalam tentang permasalahan
yang sering muncul (salah penggunaan tanda baca) dalam karya tulis
ilmiah.
3. Salah dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan kesalahan yang
sangat fatal yang tanpa disadari kalaupun sebelumnya belum mengetahui
hal tersebut.
4. Sarana belajar dan giat berlatih merupakan jalan keluar dari masalah yang
terkadang timbul akibat salah dalam penulisan tanda baca.
1.7 Saran
Berdasarkan kesimpulan, diajukan saran-saran konstruktif kepada pihak-pihak
sebagai berikut.

Pertama, pihak penulis karya tulis ilmiah yang belum memahami


penggunaan tanda baca secara baik dan benar hendaknya belajar dari fasilitas
yang ada seperti media internet atau buku, agar kesalahan-kesalahan yang
terjadi dalam penggunaan tanda baca dapat dicegah sedini mungkin.

Kasus di lapangan yang muncul yaitu kurangnya perhatian para penulis


karya ilmiah yang kurang tahu mengenai seluk beluk membuat karya tulis
ilmiah yang baik dan benar. Contohnya, dalam membuat makalah, sebagian
besar mungkin berpendapat bahwa makalah harus menyertakan kata
pengantar, untuk apa hal tersebut, makalah tidak butuh kata pengantar, karena
makalah adalah kertas kerja bukan seperti buku.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://masagengprastiyo.blogspot.com/2013/07/makalah-pemakaian-tanda-
bacadalam.html

https://pendisetiyo.blogspot.com/2016/06/makalah-pemakaian-tanda-baca-
dalam.html

11

Anda mungkin juga menyukai