Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGGUNAAN TANDA BACA DALAM ATURAN BAHASA


INDONESIA YANG BAKU

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia


Dosen pengampu:
Dr. Lukman Fahmi, S.Ag, M.Pd.

Disusun oleh:
Diana Dwi Puspitasari (04020320022)
Nabila Shinta Ramadhani (04010320006)
Primi Ramdhani (04010320007)

Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam


Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Ampel Surabaya
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penggunaan
Tanda Baca dalam Aturan Bahasa Indonesia yang Baku” ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan Rasulullah SAW, yang mana telah
membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi kami selaku penulis.

Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Serta ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Lukman Fahmi, S.Ag, M.Pd, selaku dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung dan membantu penyelesaian
makalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tidak lupa kami juga mengharap bantuan dari pembaca sekalian, berupa kritikan dan
saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Karena kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca.

Surabaya, 29 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

A. Pengertian Tanda Baca ................................................................................................... 2

B. Macam-Macam Tanda Baca ........................................................................................... 2

C. Penulisan Tanda Baca yang Baik dan Benar .................................................................. 3

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 14

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 14

B. Saran ............................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penulisan yang baik dengan aturan yang benar terdapat beberapa aspek
yang perlu diperhatikan salah satunya yaitu penulisan tanda baca. Selain mengetahui
berbagai macam tanda baca kita juga harus mengetahui kapan menggunakan tanda baca
tersebut dan tentunya harus sesuai dengan puebi atau pedoman umum ejaan bahasa
Indonesia.
Banyak sekali macam-macam dari tanda baca ini seperti titik (.), koma (,), tanda
seru (!), tanda Tanya (?), tanda petik atau kutip (“…”), tanda hubung (-), tanda elipsis
(…), dan lain sebagainya, berikut akan dijelaskan apa saja macam-macam dari tanda
baca dan kapan kita menggunakannya sesuai dengan ketentuan penulisannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tanda baca?
2. Apa saja macam-macam dari tanda baca?
3. Bagaimana penulisan tanda baca yang baik dan benar?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi tanda baca
2. Untuk mengetahui macam-macam tanda baca
3. Untuk mengetahui penulisan tanda baca yang baik dan benar

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak ada kaitannya dengan fenom (suara) atau
kata dan frasa dalam suatu bahasa, tetapi berfungsi untuk menunjukkan struktur dan
organisasi suatu tulisan, serta intonasi dan jeda yang dapat diamati selama membaca.1
Tanda baca adalah simbol yang digunakan dalam bahasa tertulis agar kalimat-kalimat
yang kita tulis dapat dipahami orang persis seperti yang kita maksudkan.2
Menurut Wijayanti, tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan
(seperti titik, koma, titik dua, dan sebagainya).3 Tanda baca dapat membantu pembaca
memahami dengan benar makna tulisan. Bayangkan jika tulisan tanpa tanda baca, pasti
pembaca akan bingun dengan tulisan tersebut.
Tanda baca sangat penting dalam sebuah tulisan. Tidak seperti saat berbicara,
lawan bicara bisa memahami maksud pembicara karena terdapat intonasi saat
berbicara, gerak tubuh, atau unsur-unsur nonbahasa lainnya. Bahkan lawan bicara dapat
langsung bertanya jika kurang memahami tuturannya. Hal ini tidak terjadi dalam
interaksi antara penulis dan pembaca. Oleh karena itu, penulis perlu menguasai tanda
baca sebagai peranti yang dapat mewakili maksud dan pemikirannya.

B. Macam-Macam Tanda Baca


Sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), terdapat
lima belas tanda baca yang lazim digunakan dalam penulisan. Adapun macam-macam
tanda baca tersebut, antara lain:
1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda pisah (—)
7. Tanda tanya (?)
8. Tanda seru (!)
9. Tanda ellipsis (…)
10. Tanda petik (“…”)
11. Tanda petik tunggal (‘…’)
12. Tanda kurung ((…))
13. Tanda kurung siku ([…])

1
Wikipedia, Tanda Baca, (https://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_baca, diakses pada 23 Maret 2021, 21.10)
2
Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hal. 71-72
3
Sri Hapsari Wijayanti, Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015),
hal. 30

2
14. Tanda garis miring (/)
15. Tanda penyingkat atau apostrof (‘)

C. Penulisan Tanda Baca yang Baik dan Benar


Dari macam-macam tanda baca yang telah disebutkan di atas, masing-masing
tanda baca memiliki penulisan yang berbeda-beda. Adapun cara penulisan tanda baca
yang baik dan benar, yaitu:4
1. Tanda Titik (.)
Tanda titik merupakan tanda baca yang digunakan untuk menandai akhir
kalimat dalam berbagai bahasa. Tanda ini terdiri dari titik kecil yang terletak di
ujung baris sebuah kalimat, seperti di akhir kalimat.
Ketentuan penulisan tanda titik:
a) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan.
Contoh:
• Mereka pergi ke stasiun.
• Dia akan datang ke pesta itu.
b) Tanda titik digunakan dibelakang angka atau huruf dalam satu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
Contoh:
• I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
A. Bahasa Indonesia
B. Bahasa Daerah
C. Bahasa Asing
c) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
• Pukul 01.19.02 (pukul 1 lewat 19 menit 2 detik)
• 02.24.12 jam (2 jam, 24 menit, 12 detik)
d) Tanda titik digunakan dalam daftar Pustaka di antara nama penulis, tahun, judul
tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat
terbit.
Contoh:
• Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
• Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
e) Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
dan mata uang yang menunjukkan jumlah.
Contoh:
• Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.

4
Mustakim, dkk, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: 2016), hal. 36-57

3
• Kakak membeli sepatu seharga Rp2.500.000,00
f) Tanda titik digunakan pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
• M. Yasid
• Irwan S. Gatot
g) Tanda titik digunakan pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
• S.E. (Sarjana Ekonomi)
• Kol. (Kolonel)
h) Tanda titik digunakan pada singkatan kata atau ungkapan yang umum.
Contoh:
• dsb. (dan sebagainya)
• dkk. (dan kawan-kawan)
i) Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
• Dia lahir pada tahun 2002 di Malang.
• Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia halaman 2419.
j) Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,
atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
• Acara Kunjungan Menteri Pendidikan Nasional
• Artikel tentang Pendidikan
k) Tanda titik tidak digunakan untuk alamat pengirim maupun penerima surat.
Contoh:
• Yth. Bpk. Izudin Azizi
Jalan Soekarno Hatta 24
Malang
• Yth. Bpk. Erdiansyah Ferry
Jln. Arif Rahmad 12
Surabaya
2. Tanda Koma (,)
Tanda koma merupakan tanda baca yang mempunyai bentuk mirip dengan
tanda petik tunggal, tetapi terletak di garis dasar teks. Beberapa font
menggambarkannya sebagai suatu garis kecil yang sedikit melengkung atau kadang
lurus, atau seperti angka sembilan yang bagian lubangnya diisi. Dalam banyak
konteks dan bahasa, tanda koma umumnya digunakan sebagai pemisah.
Ketentuan penulisan tanda koma:
a) Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilang.
Contoh:

4
• Ibu membeli berbagai macam sayuran seperti bayam, wortel, kangkung,
dan selada.
• Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
b) Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan,
dan sedangkan, dalam kalimat maejmuk (setara).
Contoh:
• Saya ingin umroh, tetapi uang saya belum cukup.
• Sepatu ini bukan milik saya, melainkan milik kakak saya.
c) Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului
induk kalimatnya.
Contoh:
• Karena baik hati, dia memiliki banyak teman.
• Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Tanda koma tidak digunakan jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Contoh:
• Dia memiliki banyak teman karena baik hati.
• Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
d) Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, meskipun demikian, sehubungan
dengan itu, dengan demikian, akan tetapi, dan masih banyak lagi.
Contoh:
• Anak itu rajin melatih vokalnya. Jadi, wajar kalau dia mendapat juara
pertama lomba nyanyi.
• Mahasiswa itu rajin dan pintar. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa
di luar negeri.
e) Tanda koma digunakan sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah,
aduh, atau hai, dan kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau
Nak.
Contoh:
• Wah, ganteng sekali kamu.
• Siapa namamu, Nak?
f) Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Contoh:
• Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
• Pak Rama berkata, “Tabunglah teori sebanyak-banyaknya.”
Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan langsung yang
berupa kalimat tanya, kalimat seru, atau kalimat perintah dari bagian lain yang
mengikutinya.
Contoh:
• “Berapa nomor whatsapp mu?” tanya lelaki itu.
• “Wow, indah sekali pantai ini!” seru wisatawan itu.

5
g) Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian
alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri
yang ditulis berurutan.
Contoh:
• Sdr. Aziz, Jalan Soekarno Hatta no 24, Kecamatan Pakis, Malang
• Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6,
Jakarta
• Surabaya, 12 Juli 2002
• Tokyo, Jepang
h) Tanda koma digunakan untuk memisahkan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar Pustaka.
Contoh:
• Ardiansyah, Ferry. 1996. Kamus Bahasa Korea. Bandung: Restu Abadi.
• Muhayat, Ahmat. 2004. Seluk Beluk Linguistik. Surabaya: Gramedia.
i) Tanda koma digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
• Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006), hal. 71-72.
• Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia, Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia, (2016), hal. 36-57.
j) Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar akademis
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga.
Contoh:
• Ferdion Prananta, S.E.
• Pyrus Ramadhan, S.H., M.H.
k) Tanda koma digunakan sebelum angka decimal atau di antara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
• 12,2 m
• Rp500,75
l) Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan
aposisi.
Contoh:
• Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan
paduan suara.
• Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan
Nonblok.
m) Tanda koma dapat digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat untuk menghindari salah baca / salah pengertian.
Contoh:
• Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
• Atas perhatian saudara, kami ucapkan terima kasih.

6
3. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma merupakan tanda baca yang memiliki banyak kegunaan,
terutama untuk jeda dalam kalimat dan pemotongan pada suatu daftar.
Ketentuan penulisan tanda titik koma:
a) Tanda titik koma digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara yang lain dalam
kalimat majemuk.
Contoh:
• Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
• Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis artikel; Adik membaca novel.
b) Tanda titik koma digunakan pada akhir perincian yang berupa klausa.
Contoh:
• Syarat penerimaan pegawai di Lembaga ini adalah:
(1) Berkewarganegaraan Indonesia;
(2) Berijazah sarjana S-1;
(3) Berbadan sehat; dan
(4) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
c) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian
dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Contoh:
• Ibu membeli pensil, buku, dan tinta; kaus, baju, dan celana; apel, manga,
dan pisang.
• Agenda rapat hari ini meliputi pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja;
pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
4. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua merupakan tanda baca yang dilambangkan dengan dua titik
berukuran sama yang ditempatkan di tengah garis vertikal yang sama. Sebagai
aturan umum, tanda titik dua memberitahukan pembaca bahwa uraian setelah tanda
ini memberi bukti dan menjelaskan, atau merupakan unsur dari apa yang sudah
dijelaskan sebelum tanda tersebut.
Ketentuan penulisan tanda titik dua:
a) Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.
Contoh:
• Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
• Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.
b) Tanda titik dua tidak digunakan jika perincian atau penjelasan itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
• Kita memerlukan meja, kursi, dan lemari.

7
• Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi persiapan, pengumpulan
data, pengolahan data, dan pelaporan.
c) Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Contoh:
• Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
d) Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
• Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”
Amir : “Baik, Bu.”
Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”
e) Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah
dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d)
nama kota dan penerbit dalam daftar Pustaka.
Contoh:
• Surah Al-Baqarah: 2−5
• Dari Pemburu ke Terapeutik: Antalogi Cerpen Nusantara
5. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung merupakan tanda baca yang digunakan untuk menghubungkan
dua kata atau memisahkan dua suku kata.
Ketentuan penulisan tanda hubung:
a) Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris.
Contoh:
• Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-
put laut.
• Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
ra baru …
b) Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur kata ulang.
Contoh:
• Anak-anak
• Kemerah-merahan
c) Tanda hubung digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang
dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-
satu.
Contoh:
• 24-11-2002
• s-e-h-a-r-u-s-n-y-a

8
d) Tanda hubung dapat digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata atau
ungkapan.
Contoh:
• ber-evolusi
• meng-ukur
e) Tanda hubung digunakan untuk merangkai:
1) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-
Indonesia, se-Jawa Barat);
2) ke- dengan angka (peringkat ke-2);
3) angka dengan -an (tahun 1960-an);
4) kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H,
sinar-X, ber-KTP);
5) kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);
6) huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
7) kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital
(KTP-ku, SIM-nya, STNK-mu).
f) Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh:
• di-sowan-i (bahasa Jawa, ‘didatangi’)
• ber-pariban (bahasa Batak, ‘bersaudara sepupu’)
• di-back up
6. Tanda Pisah (—)
Tanda pisah merupakan tanda baca yang secara tampilan mirip dengan tanda
hubung, tetapi lebih Panjang dan memiliki fungsi yang berbeda. Perbedaan dari
kedua simbol ini yaitu "–" dan "—". Tanda pisah dapat ditulis dengan dua tanda
hubung (--).
Ketentuan penulisan tanda pisah:
a) Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimta.
Contoh:
• Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh
bangsa itu sendiri.
• Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai apabila kita mau
berusaha dengan sekuat tenaga.
b) Tanda pisah juga bisa digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi
atau yang lain.
Contoh:
• Soekarno-Hatta—proklamator kemerdekaan RI—diabadikan menjadi
nama bandara internasional.
• Gerakan pengutamaan bahasa Indonesia—amanat sumpah pemuda—harus
terus digelorakan.

9
c) Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti
‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Contoh:
• Jakarta—Bandung
• Tanggal 8—28 Desember 2021
7. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya merupakan suatu tanda yang digunakan pada akhir kalimat tanya
atau pertanyaan.
Ketentuan penulisan tanda tanya:
a) Tanda tanya dipakai di akhir kalimat tanya.
Contoh:
• Bagaimana kabarmu?
• Kamu kuliah dimana?
b) Tanda tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
• Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa
• Monumen nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?)
8. Tanda Seru (!)
Tanda seru merupakan suatu tanda yang digunakan untuk mengakhiri ungkapan
atau suatu pernyataan yang berupa seruan atau perintah, yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi.
Contoh:
• Mari kita jaga kebersihan sekolah!
• Anda serius berkata seperti itu kepada saya!
9. Tanda Elipsis (…)
Elipsis berasal dari bahasa Yunani elleipsis yang berarti “penghilangan”. Elipsis
merupakan tanda baca yang biasanya digunakan untuk menandai penghilangan
sengaja suatu kata atau frasa dari teks aslinya.
Ketentuan penulisan tanda elipsis:
a) Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan jika dalam kalimat atau kutipan
ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
• Penyebab dari kemrosotan … akan diteliti lebih lanjut.
• Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah
….
b) Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Contoh:
• “menurut saya … seperti …, bagaimana bu?”
• “jadi simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.”

10
Catatan:
1) Tanda elipsis didahului dan diikuti dengan spasi.
2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik, jadi jumlah titiknya
ada 4 buah jika diakhir kalimat.
10. Tanda Petik (“…”)
Tanda petik atau tanda kutip merupakan tanda baca yang digunakan secara
berpasangan untuk menandai suatu ucapan, kutipan, frasa, atau kata.
Ketentuan penulisan tanda petik:
a) Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
suatu pembicaraan, naskah, atau yang lain.
Contoh:
• “Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
• Menurut pasal 31 UUD 1945, “setiap warga negara berhak memperoleh
pendidikan.”
b) Tanda petik digunakan untuk mengapit judul lagu, film, naskah, dan lain
sebagainya.
Contoh:
• Marilah kita menyanyikan lagu “Indonesia Raya”.
• Tokoh utama dalam film “Amazing Spiderman” sangatlah tampan.
• Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” menarik perhatian
pesera seminar.
c) Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
kata yang memiliki arti khusus.
Contoh:
• Celana yang digunakan orang itu di kalangan remaja dikenal dengan
“cutbray”.
• Ia mendapat julukan “si hitam”.
11. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
Tanda petik tunggal merupakan tanda baca yang sedikit mirip dengan tanda
petik.
Ketentuan penulisan tanda petik tunggal:
a) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam
petikan lain.
Contoh:
• Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
• “Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkumandang di arena
olimpiade itu,” kata Ketua KONI.
b) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata atau ungkapan.
Contoh:
• tergugat ‘yang digugat’

11
• retina ‘dinding mata sebelah dalam’
• policy ‘kebijakan’
• feedback ‘umpan balik’
12. Tanda Kurung ((…))
Tanda kurung merupakan tanda baca yang digunakan secara berpasangan
(kurang buka dan kurung tutup) untuk memisahkan atau menyisipkan teks ke dalam
teks lain.
Ketentuan penulisan tanda kurung:
a) Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Contoh:
• EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) ialah ejaan yang resmi digunakan
sekarang.
• Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
b) Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang
bukan bagian utama kalimat.
Contoh:
• Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru
pasar dalam negeri.
• Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada)
membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
c) Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya
di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Contoh:
• Dia berangkat ke kampus selalu menaiki (bus) Transjakarta.
• Pemain bulu tangkis itu berasal dari (kota) Padang.
d) Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan
sebagai penanda pemerincian.
Contoh:
• Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c)
tenaga kerja.
• Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta
kelahiran, (2) ijazah terakhir, (3) surat keterangan kesehatan.
13. Tanda Kurung Siku ([…])
Tanda kurung siku merupakan tanda baca yang mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Ketentuan penulisan tanda kurung siku:
a) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah
asli yang ditulis orang lain.
Contoh:

12
• Penggunaan Bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah
Bahasa Indonesia.
• Ia memberi uang [kepada] anaknya.
b) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat
penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Contoh:
• Persamaan kedua proses itu (lihat pada materi sebelumnya di dalam bab II
[35─38]) perlu dibentangkan di sini.
14. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring merupakan tanda baca yang berbentuk garis hampir vertical
yang bagian atasnya agak condong ke sebelah kanan dan bagian bawahnya ke
sebelah kiri garis vertical.
Ketentuan penulisan tanda garis miring:
a) Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun ajaran.
Contoh:
• Nomor. 9/PK/II/2013
• Jalan Kramat III/10
• Tahun ajaran 2020/2021
b) Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Contoh:
• mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’
• dikirim lewat darat/laut ‘dikirim lewat darat atau laut’
• harganya Rp 1.500/lembar ‘harganya Rp 1.500 setiap lembar’
• buku dan/atau koran ‘buku dan koran atau buku atau koran’
c) Tanda garis miring digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam
naskah asli yang ditulis oleh orang lain.
Contoh:
• Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali.
• Dia sedang membayar /h/utangnya di bank.
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat atau apostrof merupakan tanda baca yang mirip dengan tanda
petik tunggal dan juga dengan simbol prima, tetapi memiliki fungsi yang berbeda.
Ketentuan penulisan tanda penyingkat atau apostrof:
Tanda penyingkat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Contoh:
• Laut pun ‘kan kuselami. (‘kan = akan)
• 17 Agustus ’45. (’45 = 1945)
• Dia sudah belajar, ‘kan? (‘kan = bukan)

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas terbukti bahwa banyak sekali tanda baca yang harus kita
pelajari dan tahu kapan menggunakannya. Seperti tanda titik (.) yang digunakan pada
akhir kalimat, tanda koma (,) yang digunakan untuk pemisah antara anak kalimat dan
induk kalimat, tanda titik koma (;) digunakan untuk memisahkan bagian-bagian
pemerincian dalam kalimat, tanda titik dua (:) sebagai pelengkap dalam mengakhiri
suatu pernyataan yang akan dijabarkan lebih lanjut, tanda hubung (-) digunakan untuk
menyambung unsur kata ulang.
Lalu ada tanda pisah (—) untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat, tanda tanya (?) digunakan pada akhir
kalimat tanya, tanda seru (!) digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan
yang berupa seruan atau perintah, tanda elipsis (…) untuk menunjukkan bahwa dalam
suatu kutipan atau kalimat ada bagian yang dihilangkan, tanda petik (“…”) untuk
mengapit petikan yang berasal dari pembicaraan atau yang lain.
Ada pula tanda petik tunggal (‘…’) untuk mengapit petikan yang berada di
petikan lain, tanda kurung ((…)) untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan,
tanda kurung siku ([…]) untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli, tanda garis
miring (/) digunakan untuk nomor, atau nomor pada alamat atau yang lain, dan yang
terakir yaitu tanda penyingkat atau opostrof (‘) untuk menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

B. Saran
Demikianlah makalah yang telah kami buat. Kami menyadari bahwa makalah
diatas masih banyak memiliki kekurangan. Dipersilahkan apabila ada kritik maupun
saran yang membangun, semoga makalah yang kami buat dapat menjadi manfaat untuk
banyak orang.

14
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Mustakim, dkk. (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta.

Penggunaan Tanda Baca (Bahasa Indonesia). (2017, November 12). Retrieved from
https://pgsdday.blogspot.com/2017/11/penggunaan-tanda-baca-bahasa-indonesia.html

Wijayanti, S. H. (2015). Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta:
Rajawali Pers.

Wikipedia. (2020, Oktober 19). Tanda Baca. Retrieved from


https://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_baca

15

Anda mungkin juga menyukai