Anda di halaman 1dari 24

Penggunaan Tanda Baca Dalam Surat Resmi

Annisa Febriani Rachmawan

Program Pendidikan Manajemen


Universitas Pgri Adi Buana Surabaya
e-mail : annisarachmawan02@gmail.com

Abstrak
Pembuatan surat resmi berdasarkan dengan aturan dan kaidah yang telah ditentukan, seperti
penggunaan bahasa baku, isi surat harus efektif dan jelas, serta dibuat dengan cermat sesuai
dengan keperluannya. Maka berdasarkan hal tersebt judul penelitian ini adalah “Penggunaan
Tanda Baca Dalam Surat Resmi”. Adapun masalah yang dikaji dalam penelitian ini yakni:
bagaimana penggunaan tanda baca dalam surat resmi? dan bagaimana kaidah kebahasan
dalam penggunaan tanda baca dalam surat resmi?. Adapun tujuan dari penelitian ini yakni:
guna mengetahui penggunaan tanda baca dalam surat resmi dan mengetahui kaidah
kebahasaan dalam penggunaan tanda baca dalam surat resmi. Adapun metode yang
digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif kualitatif. Adapun teknik
pengumpulan data menggunakan baca dan catat. Teknik analisis dalam penelitian ini yakni
analisis deskritif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan tanda baca dalam surat
resmi yakni kesalahan singkatan banyak ditemukan dalam penulisan singkatan nama gelar
dan pengambilan huruf dari setiap katanya. Kesalahan penulisan akronim terdapat dalam
pengambilan suku kata atau tidak konsistennya pengambilan suku kata dalam menulis
akronim. Simpulan dari penelitian ini yakni penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar sangat dipengaruhi sekali oleh penggunaan tanda baca yang baik dan benar pula,
karena akan berpengaruh dalam pehaman orang yang sedang berkomunikasi.sehingga dalam
berkomunikasi sangatlah perlu di perhatikan penggunaan bahasa terutama tanda baca yang
baik dan benar.

Kata kunci: bahasa Indonesia, tanda baca, surat resmi

A. Pendahuluan

Bahasa Indonesia mengalami memenuhi kriteria bahasa Indonesia yang


perkembangan yang sangat pesat karena baik dan benar”.
adanya kemajuan ilmu pengetahuan, Berbahasa Indonesia yang baik dan
teknologi, dan seni. Penggunaannya pun benar memiliki arti bahwa kita harus
semakin luas dalam beragam ranah menggunakan bahasa Indonesia sesuai
pemakaian, baik secara lisan maupun dengan kaidah bahasa dalam
tulisan. Kita tidak boleh menggunakan berkomunikasi. Penggunaan tanda baca
bahasa Indonesia secara sembarangan yang baik dan benar juga mempengaruhi
karena pada tahun 2019, Presiden telah pemahaman orang yang sedang
menerbitkan peraturan Presiden nomor 63 berkomunikasi dengan kita, karena jika
tahun 2019 tentang penggunaan bahasa kita salah dalam menggunakan atau
indonesia. Pada bab II, bagian kesatu, menempatkan tanda baca saat
pasal 2 menuliskan tentang “ketentuan berkomunikasi secara tidak langsung akan
penggunaan bahasa Indonesia”, lalu pada menandakan jika kemampuan berbahasa
ayat kesatu menuliskan tentang kita masih rendah. Salah satu contoh
“penggunaan bahasa Indonesia harus komunikasi secara tidak langsung adalah

1
mengirim surat resmi ke suatu instansi atau mengetahui macam-macam penulisan dan
organisasi. penggunaan tanda baca yang ada dalam
bahasa Indonesia, berikut ini merupakan
Surat resmi merupakan jenis surat
penjelasan dan beberapa cara penggunaan
yang digunakan secara formal atau resmi
tanda baca yang benar sesuai dengan
oleh pihak-pihak tertentu, baik secara
PEUBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
perorangan, lembaga, organisasi atau
Indonesia).
instansi tertentu untuk saling
berkomunikasi satu dengan yang lain a. Tanda titik (.)
secara formal. Pembuatan surat resmi
berdasarkan dengan aturan dan kaidah 1). Tanda titik di pakai pada akhir kalimat
yang telah ditentukan, seperti penggunaan pernyataan, misalnya:
bahasa baku, isi surat harus efektif dan a). mereka duduk di sana.
jelas, serta dibuat dengan cermat sesuai b). dia akan datang pada pertemuan itu.
dengan keperluannya. Maka berdasarkan 2). Tanda titik dipakai dibelakang angka
pemaparan di atas, Adapun masalah yang atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
dikaji dalam penelitian ini yakni: atau daftar, misalnya :
bagaimana penggunaan tanda baca dalam a). kondisi kebahasaan di Indonesia
surat resmi? dan bagaimana kaidah b). bahasa Indonesia
kebahasan dalam penggunaan tanda baca 1). kedudukan
dalam surat resmi?. Adapun tujuan dari 2). fungsi
penelitian ini yakni: guna mengetahui c). bahasa daerah
penggunaan tanda baca dalam surat resmi 1). kedudukan
dan mengetahui kaidah kebahasaan dalam 2). fungsi
penggunaan tanda baca dalam surat resmi d). bahasa asing
1). kedudukan
B. Landasan Teori
2). fungsi
1. Definisi tanda baca
3). Tanda titik di pakai untuk memisahkan
Tanda baca adalah simbol yang tidak angka jam, menit, dan detik yang
berhubungan dengan fonem (suara) atau menunjukkan waktu atau jangka waktu,
kata dan frasa pada suatu bahasa, misalnya:
melainkan berperan untuk menunjukkan a). pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit
struktur dan organisasi suatu tulisan, dan 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20
juga intonasi serta jeda yang dapat diamati detik)
sewaktu pembacaan. Beberapa jenis tanda b). 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20
baca, antara lain yakni: tanda titik (.), detik)
koma (,), titik koma (;), titik dua (:), c). 00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
hubung (-), pisah (—), tanya (?), seru (!), d). 00.00.30 jam (30 detik)
ellipsis (…), petik (“…”), petik tunggal 4). Tanda titik dipakai dalam daftar
(‘…’), kurung((…)), kurung siku ([…]), pustaka diantara nama penulis, tahun,
garis miring (/), dan penyingkat atau judul tulisan (yang tidak berakhir
apostrof (‘). dengan tanda tanya atau tanda seru),
dan tempat terbit, misalnya:
2. Penggunaan tanda baca a). Moeliono, Anton m. 1989. Kembara
Penggunaan tanda baca terkadang Bahasa. Jakarta: Gramedia.
hanya dianggap sepele oleh masyarakat 5). Tanda titik dipakai untuk memisahkan
luas, namun sebenarnya penggunaan tanda bilangan ribuan atau kelipatannya yang
baca juga penting, karena jika tidak tepat menunjukkan jumlah, misalnya:
makna suatu kalimat bisa berubah. Oleh 6). penduduk kota itu lebih dari 7.000.000
karena itu penting bagi kita untuk orang.

2
a). anggaran lembaga itu mencapai Rp. 4). Tanda koma tidak dipakai jika induk
225.000.000.000,00 kalimat mendahului anak kalimat.
b). Tanda titik tidak dipakai untuk Misalnya:
memisahkan bilangan ribuan atau a). saya akan datang kalau diundang.
kelipatannya yang tidak menunjukkan b). dia mempunyai banyak teman karena
jumlah, misalnya: baik hati.
a). dia lahir pada tahun 1956 di bandung. 5). Tanda koma dipakai di belakang kata
b). nomor rekening panitia seminar adalah atau ungkapan penghubung
0015645678. antarkalimat, seperti oleh karena itu,
6). Tanda titik tidak dipakai pada akhir jadi, dengan demikian, sehubungan
judul yang merupakan kepala karangan, dengan itu, dan meskipun demikian.
ilustrasi, atau tabel, misalnya: Misalnya:
a). acara kunjungan Menteri Pendidikan a). mahasiswa itu rajin dan pandai. oleh
dan Kebudayaan karena itu, dia memperoleh beasiswa
b). bentuk dan kedaulatan (bab I UUD belajar di luar negeri.
1945) b). anak itu memang rajin membaca sejak
7). Tanda titik tidak dipakai di belakang kecil. jadi, wajar kalau dia menjadi
(a) alamat penerima dan pengirim surat bintang pelajar.
serta (b tanggal surat, misalnya: 6). Tanda koma dipakai sebelum dan / atau
a). Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki sesudah kata seru, seperti o, ya, wah,
aduh, atau hai, dan kata yang dipakai
jalan Cikini Raya no. 73 sebagai sapaan, seperti bu, dik, atau
nak. Misalnya:
Menteng a). o, begitu?
b). wah, bukan main!
Jakarta 10330 c). hati-hati, ya, jalannya licin!
d). nak, kapan selesai kuliahmu?
b. Tanda Koma (,)
e). siapa namamu, dik?
1). Tanda koma dipakai diantara unsur- d). dia baik sekali, bu.
unsur dalam suatu pemerincian atau 7). Tanda koma dipakai untuk memisahkan
pembilangan. Misalnya: petikan langsung dari bagian lain dalam
a). buku, majalah, dan jurnal termasuk kalimat. Misalnya:
sumber kepustakaan. a). kata nenek saya, “kita harus berbagi
b). satu, dua, ... tiga! dalam hidup ini.”
2). Tanda koma dipakai sebelum kata 8). Tanda koma tidak dipakai untuk
penghubung, seperti tetapi, melainkan, memisahkan petikan langsung yang
dan sedangkan, dalam kalimat majemuk berupa kalimat tanya, kalimat perintah,
(setara). Misalnya: atau kalimat seru dari bagian lain yang
a). saya ingin membeli kamera, tetapi uang mengikutinya. Misalnya:
saya belum cukup. a). “di mana saudara tinggal?” tanya Pak
b). dia membaca cerita pendek, sedangkan Lurah.
adiknya melukis panorama. b). “masuk ke dalam kelas sekarang!”
3). Tanda koma dipakai untuk memisahkan perintahnya.
anak kalimat yang mendahului induk 9). Tanda koma dipakai di antara (a) nama
kalimatnya. Misalnya: dan alamat, (b) bagian-bagian alamat,
a). karena baik hati, dia mempunyai (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama
banyak teman. tempat dan wilayah atau negeri yang
b). agar memiliki wawasan yang luas, kita ditulis berurutan. Misalnya:
harus banyak membaca buku.

3
a). Sdr. Abdullah, jalan Kayumanis iii/18, 2). Tanda titik dua tidak dipakai jika
Kelurahan Kayumanis, Kecamatan perincian atau penjelasan itu merupakan
Matraman, Jakarta 13130 pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
b). Tokyo, Jepang Misalnya:
a). kita memerlukan kursi, meja, dan
10). Tanda koma dipakai di antara nama lemari.
orang dan singkatan gelar akademis 3) Tanda titik dua dipakai sesudah kata
yang mengikutinya untuk atau ungkapan yang memerlukan
membedakannya dari singkatan nama pemerian. Misalnya:
diri, keluarga, atau marga. Misalnya: a). ketua : Ahmad Wijaya
a). Ratulangi, S.E. sekretaris : Siti Aryani
b). Ny. Khadijah, M.A. bendahara : Aulia Arimbi
4) Tanda titik dua dipakai dalam naskah
c) Tanda titik koma (;) drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan. Misalnya:
1) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai a). Ibu : “bawa koper ini, nak!”
pengganti kata penghubung untuk Amir: “baik, bu.”
memisahkan kalimat setara yang satu Ibu : “jangan lupa, letakkan baik-baik!”
dari kalimat setara yang lain di dalam 5) Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid
kalimat majemuk. Misalnya: atau nomor dan halaman, (b) surah dan
a) hari sudah malam; anak-anak masih ayat dalam kitab suci, (c) judul dan
membaca buku. anak judul suatu karangan, serta (d)
b) ayah menyelesaikan pekerjaan; ibu nama kota dan penerbit dalam daftar
menulis makalah; adik membaca cerita pustaka. misalnya:
pendek. a). Surah Al-Baqarah: 2-5
2) Tanda titik koma dipakai pada akhir
perincian yang berupa klausa. e. Tanda garis miring (/)
Misalnya: 1). Tanda garis miring dipakai dalam
a) syarat penerimaan pegawai di lembaga nomor surat, nomor pada alamat, dan
ini adalah penandaan masa satu tahun yang terbagi
(1) berkewarganegaraan Indonesia; dalam dua tahun takwim, misalnya:
(2) berijazah sarjana s-1; a) nomor: 7/pk/ii/2013
(3) berbadan sehat; dan
b)Jalan Kramat iii/10
(4) bersedia ditempatkan di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik c)Tahun Ajaran 2012/2013
Indonesia.
3) Tanda titik koma dipakai untuk 2) Tanda garis miring dipakai sebagai
memisahkan bagian-bagian pengganti kata dan, atau, serta setiap.
pemerincian dalam kalimat yang sudah Misalnya:
menggunakan tanda koma. Misalnya: mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’
a). ibu membeli buku, pensil, dan tinta;
dikirimkan lewat darat/laut ‘dikirimkan lewat darat atau lewat laut’
baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan
jeruk. buku dan/atau majalah ‘buku dan majalah atau buku atau
d. tanda titik dua (:) majalah’

harganya ‘harganya rp1.500,00 setiap lembar’


1). Tanda titik dua dipakai pada akhir rp1.500,00/lembar
suatu pernyataan lengkap yang diikuti 3) Tanda garis miring dipakai untuk
pemerincian atau penjelasan. Misalnya: mengapit huruf, kata, atau kelompok
a). mereka memerlukan perabot rumah kata sebagai koreksi atau pengurangan
tangga: kursi, meja, dan lemari. atas kesalahan atau kelebihan di dalam

4
naskah asli yang ditulis orang lain. 2). Tanda koma (,)
misalnya: a. Tanda koma digunakan untuk
a) buku pengantar ling/g/uistik karya memisahkan antara nama suatu wilayah
Verhaar dicetak beberapa kali. atau jalan dengan suatu kota. Contoh:
b) asmara/n/dana merupakan salah satu jl. Dukuh Menanggal XII no.17, surabaya
tembang Macapat Budaya Jawa. 60234
c) dia sedang menyelesaikan /h/utangnya
di bank. 2. Penggunaan tanda baca pada bagian
nomor, lampiran, dan perihal
C. Metode Penelitian
a. tanda titik dua (:)
Metode penelitian ini menggunakan
kualitatif deskritif. Metode deskriptif 1). Tanda titik dua digunakan sesudah kata
kualitatif merupakan jenis pendekatan atau ungkapan yang memerlukan
yang digunakan untuk menganalisis suatu
pemerian. penulisan tanda titik dua
gejala atau fenomena dan data. Kemudian
data atau variabel atas permasalahan yang setelah nomor, lampiran, dan perihal
dikaji dijabarkan dalam bentuk analisis diusahakan sejajar.
secara sistematis. Selain itu metode contoh:
deskriptif dapat diartikan sebagai langkah
yang digunakan peneliti dalam nomor : 04/hima/x/2020
menggambarkan keadaan objek penelitian lampiran : satu berkas proposal
berdasarkan fakta yang ditemukan. hal : undangan dan surat
Adapun teknik pengumpulan dalam permohonan bantuan dana
penelitian ini yakni baca dan catat. Peneliti b. tanda garis miring (/)
membaca keseluruhan surat resmi setelah
itu mencatat kesalahan yang ada di 1). Tanda garis miring digunakan untuk
dalamnya. Teknik analisis dalam membatasi nomor dan kode surat,
penelitian ini menggunakan teknik analisis
namun nomor dan kode surat tidak
deskriptif.
harus dibatasi garis miring, bisa juga
D. Hasil dan Pembahasan ditabatasi menggunakan tanda titik atau
1. Penggunaan tanda baca dalam surat tanda hubung.
resmi contoh:
Berikut hasil analisis dan pembahasan nomor : 04/hima/x/2020
dalam penelitian ini. lampiran : satu berkas proposal
a. Penggunaan tanda baca pada bagian kop hal : undangan dan surat
surat permohonan bantuan dana
1). Tanda titik (.) 3. Penggunaan tanda baca pada bagian
a). Tanda titik digunakan untuk alamat surat
memendekkan atau menyingkat suatu a. tanda titik (.)
kata. Misal:
1). Tanda titik digunakan untuk
jalan menjadi jl. memendekkan atau menyingkat suatu
nomor menjadi no. kata. Misal:
contoh: yang terhormat menjadi yth.
jl. Dukuh Menanggal XII no.17, Surabaya contoh:
60234
Yth. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jalan Dukuh Menanggal XII

5
Surabaya. sehubungan dengan … yang akan
diselenggarakan pada :
4. Penggunaan tanda baca pada bagian
hari : kamis
salam pembuka
tanggal : 19 November 2020
a. tanda koma (,) waktu : pukul 13.00 wib
tempat : Gor Universitas PGRI Adi
1). Tanda koma digunakan setelah salam
Buana Surabaya
pembuka, contoh:
maka bersama … kegiatan tersebut.
Dengan hormat,
c. tanda garis miring (/)
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
1). Tanda garis miring digunakan sebagai
b. tanda titik (.) pengganti kata atau.
2). Tanda titik digunakan untuk contoh:
memendekkan atau menyingkat suatu sehubungan dengan … diselenggarakan
kata, misal: pada:
Warahmatullah menjadi Wr. hari : kamis
Wabarakatuh menjadi Wb. tanggal : 19 november 2020
contoh: waktu : pukul 13.00 wib
Dengan hormat, tempat : Gor Universitas PGRI Adi
Assalamu’alaikum wr.wb Buana Surabaya
maka … batuan dana dari bapak/ibu demi
5. Penggunaan tanda baca pada bagian terselenggaranya kegiatan
isi surat tersebut.
a. Tanda titik dua (:) 6. Penggunaan tanda baca pada bagian
salam penutup
1). Tanda titik dua digunakan sesudah kata
atau ungkapan yang memerlukan a. tanda titik (.)
pemerian. peggunaan tanda titik dua 1). Tanda titik digunakan untuk
setelah hari, tanggal, waktu, dan tempat mengakhiri kalimat pernyataan.
di usahakan sejajar. 2). Tanda titik digunakan untuk
contoh: memendekkan atau menyingkat suatu
sehubungan dengan … yang akan kata.
diselenggarakan pada :
contoh:
hari : kamis
tanggal: 19 November 2020 demikian … buat. atas perhatian
waktu : pukul 13.00 wib BapakIbu, kami ucapkan terima kasih.
tempat : Gor Universitas PGRI Adi Buana Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya hormat kami,
maka bersama … kegiatan tersebut. b. tanda garis miring (/)
b. Tanda titik (.)
1). Tanda garis miring digunakan sebagai
1). Tanda titik digunakan untuk
pengganti kata atau.
memisahkan angka jam, menit, dan
contoh:
detik yang menunjukkan waktu atau
demikian … buat. atas perhatian
jangka waktu.
Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.
2). Tanda titik digunakan untuk
wassalamu’alaikum wr. wb.
mengakhiri kalimat pernyataan.
hormat kami,
contoh:
c. tanda koma (,)

6
1). Tanda koma digunakan untuk 5. Penutup
memisahkan anak kalimat yang
mendahului induk kalimatnya. Penggunaan bahasa Indonesia yang
2). Tanda koma digunakan setelah salam baik dan benar sangat dipengaruhi sekali
penutup. oleh penggunaan tanda baca yang baik dan
contoh: benar pula, karena akan berpengaruh
demikian … kami buat. atas perhatian dalam pehaman orang yang sedang
Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih. berkomunikasi. Maka dalam
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. berkomunikasi sangatlah perlu
hormat kami, diperhatikan penggunaan bahasa terutama
tanda baca yang baik dan benar.
7. Penggunaan tanda baca pada bagian
jabatan, nama dan tanda tangan 6. Daftar Pustaka
pengirim surat
Mentarigroups. 2020. Bahasa Indonesia
a. tanda koma (,)
Yang Baik Dan Benar
1). Tanda koma digunakan diakhir https://www.mentarigroups.com/jendela
keterangan jabatan pengirim surat. -bahasa/view.php?i=7. Diakses pada 23
contoh: Januari 2020
Badan Bahasa. 2016. Pedoman Umum
Ketua Hima Manajemen, Ketua Pelaksana, Ejaan Bahasa Indonesia.
    http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/la
manbahasa/sites/default/files/puebi.pdf.
Diakses pada 24 Januari 2020
Rena Febriyantin Annisa Febriani Rachmawan Hukumonline. 2019. Peraturan Presiden
Tentang Penggunaan Bahasa
8. Penggunaan tanda baca pada bagian
tembusan Indonesia.
https://www.hukumonline.com/pusatdat
a. tanda titik dua (:)
a/detail/lt5d9d82875b475/peraturan-
1). Tanda titik dua digunakan sesudah kata presiden-nomor-63-tahun-2019.
atau ungkapan yang memerlukan Diakses pada 25 Januari 2020
pemerian. Sekolahan. 2018. Pengertian Surat Resmi.
contoh:
tembusan : https://www.sekolahan.co.id/pengert
1. Yth. Dekan Program Studi Manajemen ian-surat-resmi-ciri-ciri-jenis-bagian-
2. Yth. Kepala Program Studi Manajemen dan-contoh-surat-resmi/. Diakses
b. tanda titik (.) pada 25 Januari 2020
Wikipedia. 2020. Pengertian Tanda Baca.
1). Tanda titik digunakan untuk https://id.wikipedia.org/wiki/
memendekkan atau menyingkat suatu tanda_baca. Diakses pada 25
kata. Januari 2020
contoh:
tembusan :
Yth. Dekan Program Studi Manajemen
Yth. Kepala Program Studi Manajemen

7
8
HASIL ANALISIS KESALAHAN PADA ARTIKEL

1. Kesalahan Pada Sistematika Penulisan


Terdapat adanya kesalahan pada sistematika penulisan artikel yang ditulis oleh Annisa
Febriani Rachmawan, kesalahan tersebut di antaranya yakni :
a. Kesalahan dalam penulisan judul penelitian
Dalam sistematika penulisan artikel, judul harusnya ditulis dengan menggunakan
kapital karena judul harus menggambarkan penelitian yang telah dilakukan, informatif,
dan mencerminkan isi penelitian. Selain judul, penulisan nama peneliti dan juga
instansi harus ditulis menggunakan huruf kapital. Berikut kesalahan dalam penulisan
judul yang hanya menggunakan huruf kecil;
Data1
penggunaan tanda baca dalam surat resmi

annisa febriani rachmawan

program pendidikan manajemen


universitas pgri adi buana surabaya

b. Kesalahan dalam penulisan sistematika sub bab


Penulisan sub judul dalam artikel setelah penomoran harusnya ditulis dengan
menggunakan huruf kapital. Berikut kesalahan dalam penulisan huruf dalam sub judul.
Data 2
1. pendahuluan
2. definisi tanda baca
3. penggunaan tanda baca
3.1. tanda koma (,)
4. penggunaan tanda baca dalam surat resmi

c. Kesalahan sistematika artikel


Terdapat adanya kesalahan dalam sistematika artikel penelitian. Dalam menulis
artikel penelitian terdapat adanya sub bab yang memuat pendahuluan, kajian teori,

9
metode, hasil penelitian, dan simpulan. Pada artikel ini, sistematika sub bab tidak
konsisten dan salah dalam penulisannya. Peneliti tidak menulis bab kajian teori setelah
pendahuluan. Kajian teori seharusnya memuat mengenai serangkaian definisi, konsep,
dan juga perspektif tentang sebuah hal yang tersusun rapi. Berikut data kesalahan
tersebut;
Data 3
1. pendahuluan
bahasa indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat karena adanya
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. penggunaannya pun semakin luas dalam
beragam ranah pemakaian, baik secara lisan maupun tulisan. kita tidak boleh
menggunakan bahasa indonesia secara sembarangan karena pada tahun 2019 presiden
telah menerbitkan peraturan presiden nomor 63 tahun 2019 tentang penggunaan bahasa
indonesia. pada bab ii, bagian kesatu, pasal 2 menuliskan tentang “ketentuan penggunaan
bahasa indonesia”, lalu pada ayat kesatu menuliskan tentang “penggunaan bahasa
indonesia harus memenuhi kriteria bahasa indonesia yang baik dan benar”.
berbahasa indonesia yang baik dan benar memiliki arti bahwa kita harus
menggunakan bahasa indonesia sesuai dengan kaidah bahasa dalam berkomunikasi.
penggunaan tanda baca yang baik dan benar juga mempengaruhi pemahaman orang yang
sedang berkomunikasi dengan kita, karena jika kita salah dalam menggunakan atau
menempatkan tanda baca saat berkomunikasi secara tidak langsung akan menandakan jika
kemampuan berbahasa kita masih rendah. salah satu contoh komunikasi secara tidak
langsung adalah mengirim surat resmi ke suatu instansi atau organisasi.
surat resmi adalah merupakan jenis surat yang digunakan secara formal atau resmi
oleh pihak-pihak tertentu, baik secara perorangan, lembaga, organisasi atau instansi
tertentu untuk saling berkomunikasi satu dengan yang lain secara formal. pembuatan surat
resmi berdasarkan dengan aturan dan kaidah yang telah ditentukan, seperti penggunaan
bahasa baku, isi surat harus efektif dan jelas, serta di buat dengan cermat sesuai dengan
keperluannya.

2. definisi tanda baca


tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata
dan frase pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan
organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat di amati sewaktu
pembacaan. beberapa jenis tanda b aca, antara lain adalah: tanda titik (.), koma (,), titik
koma (;), titik dua (:), hubung (-), pisah (—), tanya (?), seru (!), ellipsis (…), petik (“…”),
petik tunggal (‘…’), kurung((…)), kurung siku ([…]), garis miring (/), dan penyingkat
atau apostrof (‘).

Kesalahan lain yakni tidak adanya metode penelitian dalam artikel ini, namun dalam
abstrak peneliti menuliskan metode penelitian yang berupa deskriptif kualitatif. Berikut data
kesalahan tersebut;

10
Data 4.

“Radar Cirebon” periode 11 s.d. 17 Maret 2015.; 3) ingin mengetahui kesalahan penulisan
singkatan dan akronim apa saja yang terdapat dalam surat kabar “Radar Cirebon” periode 11
s.d. 17 Maret 2015.; Metode: Deskriptif Analisis”.

Kesalahan lainnya yakni penulis tidak mencantumkan sub bab hasil analisis dan
pembahasan pada artikel penelitiannya dan langsunng merujuk pada sub bab simpulan,
namun penulis justru mencantumkan hasil analisis dan pembahasan pada abstrak penelitian
dan mendeskripsikan secara dominan.

Data 5

“Hasil analisis penulisan Singkatan pada berita utama surat kabar Radar Cirebon periode 11
s.d. 17 Maret 2015 pada umumnya banyak penggunaan singkatan tentang singkatan nama
resmi lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, badan dan organisasi, serta nama dokumen
resmi, singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan atau pangkat, serta singkatan yang
berkaitan dengan lambang kimia, ukuran, timbangan, dan besaran; (2) Hasil analisis
penulisan Akronim pada surat kabar Radar”.\

Terdapat kesalaan penulisan sistematika penulisan pada data 5 yakni pada hasil
analisis dan pembahasan sangat penting untuk dicantumkan karena memberikan informasi
mengenai analisis data secara valid kepada pembacanya. Berikut data kesalahan lainnya yang
ditemukan

Data 6

abstrak

Judul penelitian ini adalah penggunaan tanda baca dalam surat resmi : 1) Bagaimanakah
penulisan singkatan dalam surat kabar “Radar Cirebon” periode 11 s.d. 17 Maret 2015?; 2)
Bagaimanakah penulisan akronim dalam surat kabar “Radar Cirebon” periode 11 s.d. 17
Maret 2015?; 3) Kesalahan penulisan singkatan dan akronim apa saja yang terdapat dalam
surat kabar “Radar Cirebon” periode 11 s.d. 17 Maret 2015?; Tujuan : 1) ingin mengetahui
penulisan singkatan dalam surat kabar “Radar Cirebon” periode 11 s.d. 17 Maret 2015.; 2)

11
ingin mengetahui penulisan akronim dalam surat kabar “Radar Cirebon” periode 11 s.d. 17
Maret 2015.; 3) ingin mengetahui kesalahan penulisan singkatan dan akronim apa saja yang
terdapat dalam surat kabar “Radar Cirebon” periode 11 s.d. 17 Maret 2015.; Metode:
Deskriptif Analisis. Simpulan: Hasil analisis penulisan Singkatan pada berita utama surat
kabar Radar Cirebon periode 11 s.d. 17 Maret 2015 pada umumnya banyak penggunaan
singkatan tentang singkatan nama resmi lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, badan
dan organisasi, serta nama dokumen resmi, singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan atau
pangkat, serta singkatan yang berkaitan dengan lambang kimia, ukuran, timbangan, dan
besaran; (2) Hasil analisis penulisan Akronim pada surat kabar Radar Cirebon periode 11 s.d.
17 Maret 2015 pada umumnya banyak menggunakan suku kata awal-awal, awal-awal-awal,
awal-awal-awal-awal, awal-tengah-tengah, awal-tengah-akhir-awal, awal-akhir-awal-akhir,
awal-akhir, akhir-akhir, awal-akhir-akhir, awal-akhir-awal, awal-awal-awal-akhir; (3)
Kesalahan penulisan singkatan dan akronim pada berita utama surat kabar Radar Cirebon
periode 11 s.d. 17 Maret 2015 terdapat beberapa kesalahan. Kesalahan singkatan banyak
ditemukan dalam penulisan singkatan nama gelar dan pengambilan huruf dari setiap katanya.
Kesalahan penulisan akronim terdapat dalam pengambilan suku kata atau tidak konsistennya
pengambilan suku kata dalam menulis akronim.

Pada data 6 terdapat kesalahan dalam penulisan abstrak, kesalahan tersebut berupa tidak
relevannya isi abstrak secara keseluruhan dengan isi penelitian dan juga judul dari penelitian.
Peneliti menulis judul artikel yakni “Penggunaan Tanda Baca Dalam Surat Resmi” namun
rumusan masalah yang ditulis peneliti yakni berupa “Bagaimanakah penulisan singkatan
dalam surat kabar “Radar Cirebon” periode 11 s.d. 17 Maret 2015?; 2) Bagaimanakah
penulisan akronim dalam surat kabar “Radar Cirebon” periode 11 s.d. 17 Maret 2015?; 3)
Kesalahan penulisan singkatan dan akronim apa saja yang terdapat dalam surat kabar “Radar
Cirebon” periode 11 s.d. 17 Maret 2015?”. Hal tersebut jelas terlihat tidak adanya
kesinambungan judul artikel dengan isi artikel. Surat kabar jelas berbeda dengan surat resmi
yang ditinjau dari ciri-ciri, struktur, dan juga penggunaan bahasa.
Data 7
mentarigroups. 2020. bahasa indonesia yang baik dan benar.
(https://www.mentarigroups.com/jendela-bahasa/view.php?i=7, diakses pada 23
januari 2020)
badanbahasa. 2016. pedoman umum ejaan bahasa indonesia.
(http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/puebi.pdf,
diakses pada 24 januari 2020)

Terdapat adanya kesalahan dalam sistematika penulisan sumber atau daftar pustaka.
Penulisan daftar pustaka yang tepat apabila sumber diambil dari web atau internet yakni
dengan format: Nama pengarang, tahun, judul ditulis miring (format italic) alamat laman dan
tanggal akses/kunjungan tanpa tanda kurung.

Data 8

12
“Kata kunci : analisis, kesalahan, singkatan, akronim, surat kabar “radar cirebon”, periode
kata kunci : bahasa indonesia, tanda baca, surat resmi”
Terdapat kesalahan penulisan sistematikan artikel pada data 8. Kesalaan tersebut yakni
terdapat adanya dua kata kunci dalam satu abstrak. Seharunya dalam abstrak hanya ada satu
kata kunci yang berisakan kata yang mampu memanifestasikan isi dari abstrak.

Data 9

 pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
 00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
 00.00.30 jam (30 detik)
Terdapat kesalahan dalam sistematika penomoran pada data 9. Kesalahan tersebut yakni
pada penggunaan penomoran dengan tanda “ ”. Penulisan penomoran yang tepat dalam
artikel penelitian seharusnya menggunakan huruf atau angka bukan menggunakan simbol
atau tanda.

2. Kesalahan Pada Penulisan Huruf, Tanda Baca, Kata, Kalimat, dan Paragraf.

Terdapat adanya kesalahan penulisan yang meliputi huruf, tanda baca, kata, kalimat, dan
paragraf pada artikel ini. Berikut hasil analisis kesalahan penulisan yang meliputi huruf, tanda
baca, kata, kalimat, dan paragraf.

a. Kesalahan pada penulisan huruf

Data 10

1. pendahuluan

bahasa indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat karena adanya kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. penggunaannya pun semakin luas dalam beragam ranah
pemakaian, baik secara lisan maupun.

Pada data tersebut terdapat adanya kesalahan penulisan huruf, peneliti menulis huruf kecil
bukan huruf besar pada awal paragraf tepatnya pada kata “bahasa indonesia”. Selain itu
setelah tanda titik pada kata “penggunaannya” huruf “p” ditulis besar karena menjadi awal
kalimat. Terdapat kesalahan lainnya dalam penulisan huruf yakni pada data berikut.

Data 11

13
“beberapa jenis tanda b aca, antara lain adalah”

Data tersebut menunjukan adanya kesalahan dalam penulisan huruf “b” pada kata “baca”
yang seharusnya digabung. Data tersebut terdapat dalam sub bab, “2. Definisi tanda baca”.
Terdapat kesalahan penulisan huruf pada berikut.

Data 12

“berbahasa indonesia yang baik dan benar memiliki arti bahwa kita harus menggunakan
bahasa indonesia sesuai dengan kaidah bahasa dalam berkomunikasi”

Pada data tersebut terdapat adanya kesalahan penulisan huruf yakni pada kata “berbahasa
Indonesia”, pada kata “berbahasa” huruf “b” harus ditulis besar karena merupakan awal
paragraf sedangkan pada kata “indonesia” huruf “i” harus ditulis besar karena merujuk pada
nama negara/tempat/wilayah. Terdapat adanya keselahan penulisan huruf pada data berikut.

Data 13

“surat resmi adalah merupakan jenis surat yang digunakan secara formal atau resmi oleh
pihak-pihak tertentu, baik secara perorangan, lembaga, organisasi atau instansi tertentu untuk
saling berkomunikasi satu dengan yang lain secara formal. pembuatan surat resmi
berdasarkan dengan aturan dan kaidah yang telah ditentukan, seperti”.

Pada data 13, terdapat adanya kesalahan penulisan huruf yakni pada kata “surat”. Peneliti
menulis huruf “s” dengan menggunakan kata kecil yang seharusnya ditulis dengan
menggunakan huruf besar. Hal tersebut dikarenakan kata “surat” merupakan awalan
paragaraf sehingga harus ditulis menggnakan huruf besar. Kesalahan penulisan huruf juga
terdapat pada data berikut.

Data 14

1. tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

misalnya :

 i. kondisi kebahasaan di indonesia

14
bahasa Indonesia

Terdapat adanya kesalah penulisan huruf setelah penomoran yang seharunya ditulis
kapital pada kata “tanda titik” dan juga kesalahan penulisan huruf pada kata “di indonesia”
yang seharunysa ditulis besar karena menggunakan nama suat negara.

Data 15
3. tanda titik dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang
tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
misalnya:

moeliono, anton m. 1989. kembara bahasa. jakarta: gramedia.

Terdapat kesalahan penulisan pada data tersebut. Kesalahan penulisan huruf terdapat
pada kata “tanda titik” yang seharunya ditulis menggunakan huruf besar karena setelah tanda
titik pada penomoran. Selain itu kesalahan penulisan huruf pada penulisan daftar pustaka
pada kata “moliono, anton m”, judul buku “kembarn bahasa”, pada penulisan kota dan nama
lembaga.

Data 16
6. tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.

misalnya:
dia lahir pada tahun 1956 di bandung.

Terdapat adanya kesalahan penulisan huruf pada data tersebut. Kesalahan yakni setelah
tanda titik pada penomoran artikel. Selain itu kesalahan kedua terdapat pada nama kota
“bandung” yang semestinya ditulis huruf besar.

Data 17

3. tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

misalnya:

 ketua : ahmad wijaya


sekretaris : siti aryani
bendahara : aulia arimbi

Terdapat adanya kesalahan penulisan huruf. Kesalahan yakni setelah tanda titik pada
penomoran artikel. Selain itu kesalahan dalam penulisan huruf besar pada kata awal dalam
menuliskan nama orang contoh kesalahan penulisan pada data tersebut yakni pada kata
“ahmad wijaya” yang seharusnya ditulis menjadi “Ahmad Wijaya”.

15
Data 18

1. tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
misalnya:
 nomor: 7/pk/ii/2013
 jalan kramat iii/10
 tahun ajaran 2012/2013

Terdapat adanya kesalahan penulisan kata pada tanda titik pada penomoran artikel.
Selain itu kesalahan dalam penulisan huruf besar pada kata “jalan kramat” yang
menunjukan nama jalan seharusnya ditulis menggunakan huruf besar.

Data 19

 harganya rp1.500,00/lembar ‘harganya rp1.500,00 setiap lembar’

Terdapat adanya kesalahan penulisan kata “rp” yang merpakan singkata untuk mata
uang Indonesia yang seharusnya ditulis menggunakan huruf besar menjadi “Rp.”

Data 20

2. sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam


naskah asli yang ditulis orang lain.
misalnya:
 buku pengantar ling/g/uistik karya verhaar dicetak beberapa kali.
 asmara/n/dana merupakan salah satu tembang macapat budaya jawa.
 dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank

Terdapat adanya kesalahan penulisan kata pada tanda titik pada penomoran artikel
yakni pada kata “sebagai”. Selain itu kesalahan dalam penulisan huruf besar pada kata
“verhaar” dan juga “budaya jawa” yang seharunya awalan kata ditulis menggunakan huruf
besar

Data 21

4. tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.

misalnya:

 ibu : “bawa koper ini, nak!”


amir: “baik, bu.”
ibu : “jangan lupa, letakkan baik-baik!”

Terdapat adanya kesalahan penulisan kata pada tanda titik pada penomoran artikel
yakni pada kata “tanda titik”. Kesalahan lainnya yakni pada kata “ibu” dan “amir” dalam
dialog seharusnya awalan kata ditulis menggunakan huruf besar.

16
Data 22

4.6.2. tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata atau.


contoh:
demikian … buat. atas perhatian bapak/ibu, kami ucapkan terima kasih.
wassalamu’alaikum wr. wb.
hormat kami,

Terdapat adanya kesalahan penulisan kata pada tanda titik pada penomoran
artikel yakni pada kata “tanda garis”. Kesalahan lainnya yakni pada kata “bapak/ibu” yang
seharusnya ditulis menjadi “Bapak/Ibu” karena merupakan kata sapaan.

Data 23

demikian … kami buat. atas perhatian bapak/ibu, kami ucapkan terima kasih.
wassalamu’alaikum wr. wb.
hormat kami,

Terdapat adanya kesalahan penulisan kata pada kata “bapak/ibu” yang seharsnya ditulis
menggunakan huruf besar mejadi “Bapak/Ibu” dan juga pada ucapan salam yang seharusnya
menjadi “Wassalamu’alaikum Wr. Wb”

Data 24

ketua hima manajemen, ketua pelaksana,


 
 

rena febriyantin annisa febriani rachmawan

Terdapat adanya kesalahan penulisan huruf pada kata “ketua hima manajamen”
seharusnya menjadi "Ketua Hima Manajemen” dan “ketua pelaksana” yang seharunya
menjadi “Ketua Pelaksana” serta pada nama yang seharusnya ditulis menggunakan huruf
besar menjadi “Rena Febriyanti” dan “Annisa Febriani Rachmawan”.

Data 25

tanda titik digunakan untuk memendekkan atau menyingkat suatu kata.

contoh:
tembusan :
1. yth. dekan program studi manajemen
2. yth. kepala program studi manajemen

17
Terdapat adanya kesalahan penulisan huruf yang seharusnya ditulis menggunakan huruf
besar pada kata “yth” menjadi “Yth” dan juga pada nama jabatan yang seharunsya ditulis
menggunakan huruf besar menjadi “Dekan Program Studi Manajemen” dan “Kepala Pogram
Studi Manajemen”

Data 26

tanda garis miring digunakan untuk membatasi nomor dan kode surat, namun nomor dan
kode surat tidak harus dibatasi garis miring, bisa juga ditabatasi menggunakan tanda titik atau
tanda hubung
nomor : 04/hima/x/2020
lampiran : satu berkas proposal
hal : undangan dan surat permohonan bantuan dana

Terdapat adanya kesalahan penulisan huruf pada kata awalan kalimat yakni pada kata “tanda”
yang seharusnya ditulis menjadi “Tanda”. Kesalahan lainnya yakni pada kata “nomor”,
“lampiran”, dan “Hal” yang seharusnya ditulis menggunakan huruf besar pada awalan kata
menjadi “Nomor”, “Lampiran, dan “Hal”.

Data 27

tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. penulisan
tanda titik dua setelah nomor, lampiran, dan perihal diusahakan sejajar.
contoh:
nomor : 04/hima/x/2020
lampiran : satu berkas proposal
hal : undangan dan surat permohonan bantuan dana

Terdapat adanya kesalahan penulisan huruf pada kata awalan kalimat yakni pada kata “tanda”
yang seharusnya ditulis menjadi “Tanda”. Kesalahan lainnya yakni pada kata “nomor”,
“lampiran”, dan “Hal” yang seharusnya ditulis menggunakan huruf besar pada awalan kata
menjadi “Nomor”, “Lampiran, dan “Hal”.

Data 28

“warahmatullah menjadi wr.

wabarakatuh menjadi wb.”

Terdapat adanya kesalahan penulisan huruf pada data 28, kesalahan tersebut yakni
pada kata “warahmatullah” yang disingkat menjadi “wr” seharusnya ditulis menjadi “Wr”

18
karena merupakan singkatan dari salam. Begitu pun pada kata “wabarakatuh” yang menjadi
“wb” seharunya ditulis menjadi “Wb”

Data 29
misalnya:
 sdr. abdullah, jalan kayumanis iii/18, kelurahan kayumanis, kecamatan matraman, jakarta
13130
 tokyo, jepang

Terdapat adanya kesalahan penulisan huruf dalam data 29. Kesalahan tersebut yakni
pada penulisan nama jalan dan juga nama negara. Seharusnya pada penulisan nama “sdr.
Abdulla” huruf depan ditulis dengan huruf besar menjadi “Sdr. Abdullah” karena merupakan
nama orang. Kesalahan lainnya yakni pada penulisan nama tempat “jalan kayumanis iii/18,
kelurahan kayumanis, kecamatan matraman, jakarta 13130” yang seharusnya ditulis menjadi
“Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Mataram, Jakarta 1310”. Pada
kata “tokyo, jepang” ditulis menjadi “Tokyo, Jepang”. Kesalahan penulisan alamat juga
terdapat pada data berikut.

Data 30

contoh:
jl. dukuh menanggal xii no.17, surabaya 60234

Terdapat adanya kesalahan penulisan nama jalan pada data 30 tersebut. Seharusnya
nama jalan “dukuh menanggal xii” dan “surabaya” ditulis menjadi “Dukuh Menanggal” dan
“Surabaya”.

Data 31

 ratulangi, s.e.
 ny. khadijah, m.a
Terdapat kesalahan penulisan kata pada data 31 yakni dalam penulisan nama dan
gelar. Seharusnya dalam penulisan nama dan gelar ditulis dengan menggunakan huruf

19
besar. Kesalahan tersebut pada kata “ratulangi, s.e” dan “ny. Khadijah, m.a” menjadi
“Ratulangi, S.E” dan “Ny. Khadijah, M.A.

Data 32

yth. dekan fakultas ekonomi dan bisnis


jalan dukuh menanggal xii
surabaya

Pada data 32 terdapat adanya kesalahan penulisan dalam nama jabatan, penulisan alamat,
dan juga penulisan kota. Seharusnya pada kata “yth” mennjadi “Yth”, pada penulisan jabatan
“dekan fakultas ekonomi dan bisnis” menjadi “Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis”, dan
pada kata “jalan dukuh menanggal xii” menjadi “Jalan Dukuh Menanggal XII” serta pada
kata “surabaya” menjadi “Surabaya”.

Data 33

(1) berkewarganegaraan indonesia;


(2) berijazah sarjana s-1;
(3) berbadan sehat; dan
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah negara kesatuan republik indonesia.

Terdapat adanya kesalahan penulisan pada data 34. Kesalahan penulisan yakni pada kata
“berkewarganegaraaan Indonesia”, “s-1” dan “negara kesatuan republik Indonesia”.
Seharusnya kedua kata tersebut ditulis dengan menggunakan huruf besar, sehingga menjadi
“S-1” dan “Negara Kesatan Republik Indonesia”.

Data 35
“anggaran lembaga itu mencapai rp225.000.000.000,00”

Terdapat adanya kesalahan penulisan pada data tersebut. Kesalahan penulisan yakni
terleta pada huruf “rp” yang merupakan singkatan untuk mata uang negara Indonesia.
Penulisan yang tepat seharunya menjadi “Rp”.
Data 36
contoh:
sehubungan dengan … yang akan diselenggarakan pada :
hari : kamis
tanggal : 19 november 2020

20
waktu : pukul 13.00 wib
tempat : gor universitas pgri adi buana surabaya

Terdapat adanya kesalahan penulisan huruf pada data 37. Kesalahan tersebut terletak
pada penulisan nama bulan yakni “november” dan juga nama tempat “gor universitas pgri adi
buana surabaya” yang seharusnya ditulis menjadi “November” dan “Gor Universitas PGRI
adi Buana Surabaya”.
b. Keslahan pada penulisan tanda baca
Data 38
ingin mengetahui kesalahan penulisan singkatan dan akronim apa saja yang terdapat dalam
surat kabar “Radar Cirebon” periode 11 s.d. 17 Maret 2015.; Metode: Deskriptif Analisis.
Simpulan: Hasil analisis penulisan Singkatan pada berita utama surat kabar Radar Cirebon
periode 11 s.d. 17 Maret 2015 pada
Pada data 38 terdapat adanya kesalahan penggunaan tanda baca, kesalahan tersebut
berupa penggunaan tanda baca (;), (.) dan (:). Penggunaan tanda baca (;) setelah tanda (.)
tidak diperbolehkan karena tanda (.) menunjukan akhir kalimat. Hal tersebut terdapat pada
kalimat “ingin mengetahui kesalahan penulisan singkatan dan akronim apa saja yang terdapat
dalam surat kabar “Radar Cirebon” periode 11 s.d. 17 Maret 2015.;”. Selain itu pada kalimat
“Simpulan: Hasil analisis penulisan Singkatan pada berita utama surat kabar Radar Cirebon
periode 11 s.d. 17 Maret 2015 pada”, penggunaan tanda baca (:) seharusnya hanya digunakan
sebagai pendanda di akhir pernyataan lengkap dengan catatan di akhir suatu pernyataan
lengkap jika diikuti dengan penjelasan atau perincian atau sebagai penanda di akhir
pernyataan lengkap.
Data 39
“singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan atau pangkat, serta singkatan yang berkaitan
dengan lambang kimia, ukuran, timbangan, dan besaran; (2) Hasil analisis penulisan Akronim
pada surat kabar Radar Cirebon periode 11 s.d. 17 Maret 2015 pada umumnya banyak
menggunakan suku kata awal-awal, awal-awal-awal, awal-awal-awal-awal, awal-tengah-
tengah.”
Terdapat adanya kesalahan penggunaan tanda baca (:) pada data tersebut. Kesalahan
penggunaan tanda baca (:) tersebut setelah kata “besaran” yang seharusnya menggunakan
tanda baca (,) karena merujuk pada kalimat selanjutnya.

c. Kesalahan pada penulisan kata

21
Data 40

“presiden telah menerbitkan peraturan presiden nomor 63 tahun 2019 tentang penggunaan
bahasa indonesia.”

Pada data 40 terdapat adanya kesalahan penulisan kata. Kesalahan tersebut terdapat pada
penggunaan kata “presiden” yang seharusnya ditulis dengan menggunakan huruf besar
sehingga menjadi “Presiden” karena merujuk pada nama jabatan. Selain itu, kesalahan
lainnya pada kata “bahasa indonesia” yang seharusnya ditulis menjadi “bahasa Indonesia”
karena merujuk pada nama bahasa suatu tempat. Kesalahan dalam penggnaan kata lainnya
terdapat pada data berikut.

Data 41

“pembuatan surat resmi berdasarkan dengan aturan dan kaidah yang telah ditentukan, seperti
penggunaan bahasa baku, isi surat harus efektif dan jelas, serta di buat dengan cermat sesuai
dengan keperluannya”.

Pada data 41 terdapat adanya kesalahan penggunaan kata pada kata “di buat”. Penulisan
kata tersebut seharusnya digabung menjadi “dibuat” karena kata tersebut merujuk pada
keterangan melakukan bukan tempat. Terdapat adanya kesalahan penggunaan kata lainnya
dalam data berikut.
Data 42
“tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frase
pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu
tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat di amati sewaktu pembacaan.”

Pada data 43 terdapat adanya kesalahan penggunaan kata yakni pada kata “frase” yang
seharusnya ditulis “frasa”. Kata “frase” dalam kamus besar bahasa Indonesia tidaklah baku.
Selain itu, kesalahan lainnya yakni pada penggunakan kata “di” pada kata “di amati” yang
seharusnya ditulis “diamati” tidak dipisah karena merujuk pada keterangan melakukan bukan
merujuk pada keterangan tempat atau waktu.
Data 44
dalam bahasa indonesia, berikut ini merupakan penjelasan dan beberapa cara penggunaan
tanda baca yang benar sesuai dengan puebi (pedoman umum ejaan bahasa indonesia).

Pada data 44 terdapat adanya kesalahan dalam penggunaan kata. Kesalahan tersebut
berupa penulisan kata “indonesia” yang seharusnya ditulis menggunakan huruf besar
“Indonesia” karena merujuk pada nama suatu negara. Kesalahan lainnya yakni pada

22
penulisan kata “peubi” yang seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital menjadi “PEUBI”
karena merupakan akronim.

Data 45

1. tanda titik di pakai pada akhir kalimat pernyataan :

Misalnya:

Terdapat kesalahan penggunaan tanda baca (:) dalam satu kalimat. Peneliti menggunakan dua
kali tanda baca (:) untuk menjelaskan suatu kalimat, hal ini jelas terlihat adanya pleonasme
atau pemborosan kata.

d. Kesalahan pada penulisan kalimat

Data 46
“surat resmi adalah merupakan jenis surat yang digunakan secara formal atau resmi oleh
pihak-pihak tertentu, baik secara perorangan, lembaga, organisasi atau instansi tertentu untuk
saling berkomunikasi satu dengan yang lain secara formal”

Pada data 46 terdapat adanya kesalahan dalam penulisan kalimat. Kesalahan tersebut
merujuk pada pemilihan kata “adalah” dan “merupakan”. Seharusnya peneliti cukup
menggunakan kata “merupakan” karena mendefinisikan pengertian rupa atau wujud. Apabila
dalam satu kalimat mencantumkan kedua kata tersebut maka akan menimbulkan pleonasme.
Selain itu terdapat adanya penggunaan kata “secara formal” dua kali dalam satu kalimat
sehingga dapat juga menimbulkan pleonasme.
Data 47
“tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan
tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.”

Terdapat adanya kesaalahan dalam penulisan kalimat pada data 29. Kesalahan tersebut
yakni tidak adanya konsistensi penggunaan penomoran dalam kalimat tersebut. Semestinya
cukup menggunakan tanda baca (;) untuk untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian
dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.

e. Kesalahan dalam penulisan paragraf


Data 48
5. penutup

23
penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar sangat di pengaruhi sekali oleh
penggunaan tanda baca yang baik dan benar pula, karena akan berpengaruh dalam
pehaman orang yang sedang berkomunikasi.
sehingga dalam berkomunikasi sangatlah perlu di perhatikan penggunaan bahasa
terutama tanda baca yang baik dan benar.

Pada data 48 terdapat adanya kesalahan dalam penulisan paragraf. Kesalahan tersebut
dikarenakan setiap paragaraf hanya memuat satu kalimat. Adapun syarat utama dalam
pembentukan paragraf selain mengandun makna, ide pokok pikiran, dan kesatuan koheren
yakni dibangun oleh sejumlah kalimat. Selain itu dalam penulisan kata, di awal paragraf
penulis menggunakan huruf kecil pada awal kalimat tepatnya pada kata “penggunaan”.

24

Anda mungkin juga menyukai