Anda di halaman 1dari 13

PENYUNTINGAN EJAAN

MAKALAH
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penyuntingan Naskah
yang diampu oleh Dr. Sumarno, M.Pd.
pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Di susun oleh
Oktania 2088201048
Lulu Nurhayati 2088201049
Hasmillah Ilhami 2088201028

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI
LAMPUNG UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya sehingga kami dari kelompok 8 dapat menyelesaikan makalah
ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ayahanda Dr. Sumarno, M.Pd.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Penyuntingan Naskah yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Kotabumi, April 2023


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………… I
KATA PENGANTAR……………………………………………………. Ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… Iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 1
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Menyunting Ejaan …………………...................................... 2
B. Penggunaan Tanda Baca dan Huruf Kapital Yang Benar ……………… 2
C. Studi Kasus …………………………………………………………….. 6
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………... 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan merupakan
kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman
bentuk,terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dankejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah
rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi
mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur.
Seperti itulah kira-kira bentukhubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan. Ejaan
yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD mulai
diberlakukan pada tanggal 16 Agustus1972.
Dalam kehidupan sehari-hari sering sekali kita mendengar dan menjumpai
orang-orang yang sulit mengungkapkan apa yang ada di dalam fikirannya. Kita pun
juga sering menjumpai banyak orang-orang yang boros dalam menggunakan
sebuahkata, namun tidak memiliki makna yang begitu berarti. Oleh karena itu, kita
harus mengetahui peranan sebuah kata dan cara penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Sebuah kata mengandung makna. Sebuah kata mengungkapkan gagasan.
Kata adalah alat untuk menyampaikan gagasan yang akan disampaikan kepada
orang lain. Semakin banyak kata yang kita kuasai semakin banyak juga ide atau
gagasan yang kita ungkapkan. Manusia berkomunikasi lewat bahasa, agar saling
memahami antara pembicara dan pendengar maka pemilihan suatu kata yang tepat
adalah satu faktor penentu dalam komunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari menyunting ejaan?
2. Bagaimana studi kasus dari menyunting ejaan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan definisi dari menyunting ejaan.
2. Untuk menjelaskan studi kasus dari menyunting ejaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menyunting Ejaan
Penyuntingan secara umum adalah aktivitas menyiapkan naskah dan
sebagainya untuk diedarkan dan diterbitkan dalam bentuk cetakan dengan
memperhatikan tata penyajianya. Sementara itu, menurut kalangan penerbit,
penyuntingan berarti menyiapkan, menyeleksi, dan menyesuaikan naskah orang
lain untuk penerbitan atau penyiaran. Sedangkan koreksi merupakan kegiatan
pemeriksaan kembali suatu naskah dalam rangka perbaikan.
Untuk ejaan memiliki makna sebagai kaidah tulis menulis baku yang
didasarkan pada penggambaran bunyi. Sehingga menyunting ejaan dapat diartikan
sebagai kegiatan memperbaiki naskah secara keseluruhan dengan memperhatikan
tata bahasa, kelayakan, dan kebenaran isi naskah yang akan diterbitkan.
Dalam menyunting ejaan terdapat 3 cara, yakni :
1. Membaca ulang hasil karya tulisan dan amati dengan seksama.
2. Menghilangkan atau mengganti bagian-bagian ejaan yang salah dan tidak
diperlukan.
3. Mengatur kembali tata bahasa dalam ejaan.

B. Penggunaan Tanda Baca Dan Huruf Kapital Yang Benar


Telah banyak dijumpai kasus-kasus terkait penggunaan tata bahasa yang
salah dalam karya tulis ilmiah seperti, penggunaan tanda baca yang salah,
penempatan huruf kapital yang salah, dan juga penulisan nama gelar yang salah.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan memaparkan bagaimana cara menulis
sebuah karya ilmiah menurut ejaan yang benar.
1. Penggunaan tanda baca yang benar.
➢ Tanda titik (.)
(1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Contoh : Anton bermain layangan.
(2) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian,
ikhtisar atau daftar.
Contoh : A. Pendahuluan

2
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
Catatan : tanda titik sudah tidak diperlukan apabila angka atau huruf sudah
bertanda kurung. Contoh, a) Latar Belakang, dsb.
(3) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh : 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik).
(4) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang menunjukkan jumlah.
Contoh : Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
Catatan : Tanda titik tidak digunakan dalam bilangan ribuanyang tidak
menunjukkan jumlah. Contoh : Yuli lahir padatahun 1999 di Sidoarjo.
➢ Tanda koma (,)
(1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Contoh : Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber Kepustakaan.; Satu,
dua, ….tiga!
(2) Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung dalam kalimat majemuk
(setara).
Contoh : Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
(3) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului
induk kalimatnya.
Contoh: Kalau diundang, saya akan datang.
Catatan: Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak
kalimat. Contoh Saya akan datang kalau diundang.
(4) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Contoh: Kata nenek saya, "Kita harus peduli sesama,"
(5) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis
yang mengikutinya.

3
Contoh: Nur Siti Yuliana, S.I.Kom
➢ Tanda titik koma (:)
(1) Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam
kalimat majemuk.
Contoh: Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
(2) Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa. Contoh:
Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini:
1. Berkewarganegaraan Indonesia;
2. Berijazah sarjana 1;
3. Berbadan sehat.
➢ Tanda titik dua (:)
(1) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
penjelasan.
Contoh: Mereka memerlukan perabot rumah tangga kursi meja, dan lemari.
(2) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Contoh: Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris: Nani Kiwil
(3) Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh: Ibu: "Bawa koper ini. Nak!"
Adi: "Baik, Bu."
➢ Tanda hubung (-)
(1) Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris.
Contoh: Kini ada cara yang baru untuk mengukur panas.
(2) Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, kupu-kupu, mobil-mobilan
(3) Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh: me-recall, di-sowan-I (bahasa Jawa, 'didatangi")

4
➢ Tanda tanya (?)
(1) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat Tanya.
Contoh: Siapa nama dosen kita hari ini?
(2) Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang diragukan.
Contoh: Di Indonesian terdapat 740 (?) bahasa daerah.
➢ Tanda seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau penyataan yang berupa
seruan atau perintah.
Contoh: Bayarlah pajak tepat pada waktunya!
➢ Tanda petik ("...")
(1) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh: "Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam) pidatonya.
(2) Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel,
dan naskah yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: Marilah kita menyanyikan lagu "Indonesia Raya".
(3) Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang memiliki makna
khusus.
Contoh: "Tetikus" komputer ini sudah tidak berfungsi.

2. Penempatan atau penggunaan huruf kapital yang benar.


a. Huruf kapital sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh: Novi membaca buku.
b. Huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukannya.
Contoh: Alessandro Volta, Dewa Pedang
Catatan; huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan hukun. Contoh, ikan lele, 5 ampere, dsb.
c. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: Islam, Al Qur'an, Allah akan menujukkan jalan kepada hamba-Nya.

5
d. Huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturman.keagamaan, dan gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Contoh: Sultan Hasanuddin, Irwansyah, Magister Sosial.
e. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
Contoh: Irul lahir pada hari Jumat di bulan Agustus, DiBali sedang ada perayaan
hari raya Galungan.

3. Penulisan gelar yang benar.


Penulisan nama gelar sudah dijelaskan pada bagian atas, namun dalam
penulisannya memiliki langkah-langkah tertentu. Berikut merupakan langkah-
langkah menulis nama gelar yang benar.
a. Masing-musing gelar dituliskan sebelum atau setelah nama pemilik dari
gelar tersebut.
b. Masing-masing gelar ditulis dengan memakai tanda titik antara satu huruf
dengan huruf yang lainnya pada singkatan dari gelar.
c. Nama orang yang menyandang gelamnya dengan gelar yang ia miliki
harusnya dipisah dengan memakai tanda koma.
d. Apabila gelar seseorang yang akan dicantumkan ternyata lebih dari satu,
maka antara satu gelar dengan gelar yang lainnya harus dipisahkan terlebih
dahulu dengan menggunakan tanda koma.
Contoh: Drs. Luthfi Pramana, M.MM.
Yuli Prameswara, S.H
C. Studi Kasus
➢ TEKS YANG BELUM DISUNTING
Banjir
banjir, fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak
dialiri oleh aliran sungai. Pengertian luas. Sebagai suatu bagian dari siklus
hidrologi. Volume air yang mengalir ditentukan oleh tingkat curah hujan dan
tingkat peresapan air ke dalam tanah
Air hujan sampai di permukaan bumi dan mengalir, bergerak ke laut
membentuk alur alur sungai. Di mulai dari daerah yang tertinggi (pegunungan) dan

6
berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke laut. Segmen aliran sungai dapat
dibedakan menjadi daerah hulu tengah hilir.
jadi banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika saat aliran air yang
berlebihan merendam daratan. Akibatnya, mampu merendam dan merusak jalan
raya. Kerugian dari segi harta dan jiwa manusia merupakan dampak lain dari
terjadinya banjir.

➢ MENYUNTING TEKS TERSEBUT


Banjir
Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang
banyak dialiri oleh aliran sungai. Dalam pengertian luas, sebagai suatu bagian dari
siklus hidrologi. Volume air yang mengalir ditentukan oleh tingkat curah hujan dan
tingkat peresapan air ke dalam tanah.
Air hujan sampai di permukaan bumi dan mengalir, bergerak ke laut
membentuk alur-alur sungai. Di mulai dari daerah yang tertinggi (pegunungan) dan
berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke laut. Segmen aliran sungai dapat
dibedakan menjadi daerah hulu, tengah, dan hilir.
Jadi, banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika saat aliran air yang
berlebihan merendam daratan. Akibatnya, mampu merendam dan merusak jalan
raya. Kerugian dari segi harta dan jiwa manusia merupakan dampak lain dari
terjadinya banjir.

➢ TEKS TERSEBUT YANG TELAH DISUNTING


Banjir
Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang
banyak dialiri oleh aliran sungai. Dalam pengertian luas, sebagai suatu bagian dari
siklus hidrologi. Volume air yang mengalir ditentukan oleh tingkat curah hujan dan
tingkat peresapan air ke dalam tanah.
Air hujan sampai di permukaan bumi dan mengalir, bergerak ke laut
membentuk alur-alur sungai Di mulai dari daerah yang tertinggi(pegunungan) dan
berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke laut. Segmen aliran sungai dapat
dibedakan menjadi daerah hulu, tengah, dan hilir.

7
Jadi, banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan Akibatnya, mampu merendam dan merusak jalan raya, Kerugian
dari segi harta dan jiwa manusia merupakan dampak lain dari terjadinya banjir.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekalipun naskah itu milik penulis yang dikenal, tetap harus melalui proses
penyuntingan, karena tidak ada yang tahu kesalahan penulis dalam naskah jika
naskah itu belum melalui proses penyuntingan. kondisiIni termasuk (1) menguasai
ejaan bahasa Indonesia; (2) menguasai tata Bahasa Indonesia; (3) bersahabat
dengan kamus; (4) mereka memiliki kepekaan bahasa; (5) memiliki pengetahuan
yang luas; (6) ketelitian dan kesabaran pribadi; (7) sensitive SARA dan pornografi;
(8) fleksibel; (9) Anda memiliki kemampuan menulis; (10) mendominasi bidang
tertentu; (11) pengetahuan bahasa asing; (12) Memahami Kode Etik penyuntingan
naskah. Serta harus menguasai bahasa indonesia dalam arti luas mengenal kalimat
yang baik dan benar, kalimat yang salah dan tidak benar, Kata-kata baku, bentuk
yang salah, pilihan kata yang benar, dll.
Penyutingan berasal dari kata dasar sunting merubah menjadi menyuting
(kata kerja), penyunting (kata benda), dan penyuntingan (kata benda). Kata
menyunting bermakna (1) membuat naskah cetak atau yang dapat diterbitkan,
dengan mempertimbangkan aspek teknis penyajian, isi dan bahasa (untuk ejaan,
pilihan kata dan sintaksis); sunting; (2) Penerbitan terencana dan langsung (koran
dan majalah); (3) perakitan dan perakitan (lembaran, pita) dengan pemotongan dan
perakitan (Depdiknas, 2015)
PUEBI mengatur hal-hal sebagai berikut : (1) penggunaan huruf (huruf,
huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, huruf
kapital, huruf miring dan tebal); (2) Penulisan kata (kata dasar, konjungsi, bentuk
tereduksi, gabungan kata, penggalan kata, angka dan angka, preposisi, kata ganti
ku-kau-, -ku, -mu dan -nya, si dan sang).

9
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2015). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.Eidisi Keempat. PT


Gramedia Pustaka Utama.

Eneste, P. (2015). Buku Pintar Penyuntingan Naskah Edisi Ketiga (R. Lestari, Ed.;
Rahayu Lestari). PT. Gramedia Pustaka Utama.

Haryadi. (2021). Keredaksian dan Penyuntingan (Prayitno). CV. Tunas Gemilang


Press. http://repository.um-
palembang.ac.id/id/eprint/17032/1/BUKU%20AJAR%20KEREDAKSIAN%20%
26%20PENYUNTINGAN.pdf

Haryadi. (2021). Keredaksian dan Penyutingan (Prayitno, Ed.; Prayitno). Cv. Tunas
Gemilang Press Perumnas Talang Kelapa.

LIPI Press. (2018). naskah1535447150.


http://penerbit.lipi.go.id/data/naskah1535447150.pdf

saddhono, k. (2018). Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kesalahan Diksi dalam


Kalimat Bahasa Indonesia Mahasiswa BIPA Level Akademik. Jurnal Ilmiah
Bahasa Dan Sastra, 56–59.

10

Anda mungkin juga menyukai