Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGGUNAAN TANDA BACA

Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa indonesia

Dosen Pengampu:

SAHDAN, SS., M. Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Yola Fauzia

No Absen : 13

PRODI Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM

TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta anugerah
dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul “PENGGUNAAN TANDA
BACA” ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW. yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT. untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini
supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang
telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung
serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat ini
mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Anjani, 15 Januari 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
A. Pengertian Tanda Baca..........................................................................................................3
B. Penggunaan Tanda Baca........................................................................................................3
1. Tanda titik (.).....................................................................................................................3
2. Tanda Koma (,)..................................................................................................................4
3. Tanda titik dua (:)..............................................................................................................7
4. Tanda Titik Koma (;).........................................................................................................8
5. Tanda hubung (-)...............................................................................................................8
6. Tanda Pisah (– –).............................................................................................................10
7. Tanda Ellipsis/Titik-titik ( … ).......................................................................................11
8. Tanda tanya (?)................................................................................................................11
9. Tanda seru (!)..................................................................................................................12
10. Tanda Kurung ((…))......................................................................................................12
11. Tanda Kurung Siku ([ … ])............................................................................................13
12. Tanda Petik (“…”).........................................................................................................13
13. Tanda Petik Tunggal (‘ … ‘)..........................................................................................14
14. Tanda Garis Miring (/)...................................................................................................15
15. Tanda Apostrof (‘).........................................................................................................15
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................16
A. Kesimpulan..........................................................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya itu melatih siswa untuk mempunyai keterampilan
berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Tugas guru ialah melatih keempat ketrampilan tersebut dengan mengajak siswa dalam hal
yang berhubungan dengan literasi. Pembelajaran menulis merupakan kegiatan yang disengaja dengan
cara mengungkapakan ide atau pikiran secara imajinatif ke dalam bentuk kata atau kalimat yang
berupa tulisan. Menulis terlihat seperti kegiatan yang mudah, pada hakikatnya menulis itu suatu
kegiatan yang sulit jika kita mengacu kepada penulisan yang baik dan benar sesuai pengertian yang
ada. Menulis juga bisa dikatakan suatu kegiatan mencurahkan gagasan, ide, atau pikiran untuk
dikomunikasikan ke pembaca. Menulis juga harus memperhatikan beberapa aspek diantanya seperti,
pemilihan kata, penggunaan tanda baca, penggunaan afiks, penggunaan huruf kapital, penggunaan
ejaan, dan kerapihan tulisan dalam karangan. Namun pada kenyataanya banyak siswa yang
menganggap kegiatan menulis itu mudah. Oleh karena itu, siswa ketika menulis cenderung
menghasilkan karya tulis yang kurang baik. Karya tulis yang dihasilkan kurang begitu memperhatikan
aspek-aspek kepenulisan. Salah satu kesalahan yang paling sederhana yaitu siswa tidak
memperhatikan penggunaan tanda baca yang benar, ketidaktahuan akan tanda baca dan malasnya
membaca buku pedoman ejaan yang telah disempurnakan, mengakibatkan kurangnya kesadaraan
terhadap penggunaan tanda baca seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda seru (!), tanda hubung (-),
tanda tanya (?), dan tanda petik (“...”). Penggunaan tanda baca memberikan sebuah aturan dimana
untuk membedakan tentang bunyi kata dan kalimat yang terdapat dalam sebuah karya. Oleh karena
itu, penulisan karya tulis fiksi maupun non fiksi hendaknya berpedoman pada tanda baca yang ada
dalam EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) yang baik dan benar sesuai dengan kaidah tata bahasa baku
Indonesia yang berlaku. Semua tanda baca yang terdapat didalam EBI memiliki peran dan fungsi yang
sama pentinya dalam membuat sebuah karya tulis. Kesalahan penggunaan tanda baca sering dijumpai
baik pada karangan paragraf narasi, surat dinas, surat kabar, laporan, dan sebagainya. Hal ini dapat
mengurangi kualitas sebuah tulisan yang mengakibatkan tidak tercapainya pesan atau gagasan yang
ingin disampaikan oleh penulis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tanda baca?

2. Bagaimana cara pemakaian tanda titik dan koma?

3. Bagaimana cara pemakaian tanda titik dua dan titik koma?

iv
4. Bagaimana cara pemakaian tanda hubung, pisah dan ellipsis?

5. Bagaimana cara pemakaian tanda tanya, seru, kurung dan petik?

6. Bagaimana cara pemakaian garis miring dan apostrof?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari tanda baca.

2. Untuk mengetahui cara pemakaian tanda baca titik, koma, titik dua, hubung, pisah, dan lainnya.

3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa indonesia.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanda Baca

Tanda baca (atau pungtuasi) adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi
suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat di sewaktu pembacaan. Bisa juga dikatakan
bahwa pungtuasi adalah tanda grafis yang digunakan secara konvensional untuk memisahkan berbagai
bagian dari satuan bahasa tertulis. Aturan tanda baca berbeda antarbahasa, lokasi, waktu, dan terus
berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada
pilihan penulis.

B. Penggunaan Tanda Baca

1. Tanda titik (.)

 Tanda titik (.) digunakan pada akhir kalimat pernyataan.

Contoh:

- Mereka berdiri di sana.

- Ayahku tinggal di Solo.

 Tanda titik (.) digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.

Contoh:

a. 1. Patokan Umum

1.1 Isi Karangan

1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar Tangan

1.2.2 Tabel

1.2.3 Grafik

 Tanda titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu atau jangka waktu.

Contoh:

- Pukul 21.25.07 (Pukul 21 lewat 25 menit 7 detik)

vi
- Pukul 13.45.45 (Pukul 13 lewat 45 menit 45 detik)

- 3.45.12 (3 jam, 45 menit, 12 detik)

- 0.14.26 (14 menit, 26 detik)

 Tanda titik (.) digunakan dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan
(yang tidak berakhiran dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.

Contoh:

- Ali, Muhammad. 1994. Lenyapnya Sang Pencerah. Malang: Generasi Edan Media.

 Tanda titik (.) digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.

Contoh:

- Desa itu berpenduduk 13.500 orang.

- Tsunami yang terjadi pagi tadi menewaskan 1.094 jiwa.

Namun ada pengecualian jika angka tersebut tidak menunjukkan jumlah seperti.

- Lihatlah halaman 2104 untuk mengetahui proses perkembangbiakannya!

- Pegawai dalam kantor itu sebagian besar lahir pada tahun 1988.

- Nomor handphone Bapak Sutejo adalah 081234567890.

2. Tanda Koma (,)

 Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau perbilangan.
Letak penempatan tanda koma (,) ada dibelakang kata yang mengikutinya.

Contoh:

– Shinta membeli garam, gula, penyedap rasa, dan cuka di warung sebelah.

– Indra, Indri, dan Indro adalah anak kembar tiga.

– Lima, empat, tiga, dua, satu, . . . . stop!

 Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya didahului oleh kata seperti tetapi, walau, namun, atau melainkan.
Contoh:

– Pertunjukkan itu sungguh menarik, tetapi membahayakan penonton disekitarnya.

– Mereka tidak berasal dari Kalimantan Timur, melainkan Kalimantan Tengah.

 Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat, jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

vii
Contoh:

– Kalau tempat itu cukup luas, kita akan pakai tempat itu.

– Karena sudah bekerja, dia akan lupa dengan kampusnya.

 Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kata. Kata atau kata-kata terebut adalah oleh karena itu, maka dari itu,
lagi pula, meskipun begitu, walaupun begitu, namun, dan akan tetapi.

Contoh:

– . . . . jadi, kita sebaiknya pergi secepatnya.

– . . . . lagi pula, mereka sudah tidak punya kekuatan untuk melawan.

– . . . . maka dari itu, wajib hukumnya untuk mandi besar.

– . . . . meskipun begitu, dia masih memikirkan ayahnya.

 Tanda koma juga digunakan sebagai pemisah partikel dengan inti kalimat. Partikel
tersebut adalah kata sepertu o, ya, oiya, hmm, wah, aduh, kasihan, hati-hati, yasudah, dan
segala macam bentuk partikel bebas.

Contohnya:

– Wow, ternyata kacamata itu sangat canggih!

– Oh, aku kira kamu makan batu.

– Emm, kalau kita batalkan saja gimana?

 Sering ditemukan dalam bentuk percakapan pada buku, tanda koma digunakan untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Contoh:

– Kata Paman, “Jangan menengok ke belakang ketika berjalan di tengah kuburan”

– “Astagfirullah,” Sahut Bu Fatima, “Saya tidak percaya apa yang saya dengar.”

 Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c)
tempat dan tanggal, dan (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Contoh:

– Berkas ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, Jalan Raya Darmaga, Bogor.

– Sdr. Rima Setyaningsih, Jalan KHA Dahlan, Yogyakarta.

– Semarang, 17 July 1994

– Bangkok, Thailand

viii
 Tanda koma digunakan untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya.

Contoh:

– Dwiloka, Bambang. 2001. Pangan dan Gizi. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro

– Frick, Heinz. 2008. Pedoman Karya Ilmiah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

 Tanda koma juga digunakan diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Contoh:

– W.J.S. Poerwadarminta , Bahasa Indonesia untukk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP


Indonesia. 1967), hlm. 4.

 Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Contoh:

– B. Sasikirana, S.H.

– Ny. Andriyani, M.A.

 Tanda koma digunakan di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.

Contoh:

– 84,5 m

– Rp 10,49

 Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.

Contoh:

– Temanku, Irfan, adalah orang yang sangat rajin.

– Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang-orang berkonsultasi dengan dukun.

– Semua siswa, baik laki-laki maupun yang perempuan, diberi hukuman untuk berlari
setengan lapangan sebanyak 5 kali.

 Tanda koma digunakan untuk menghindari salahbaca (miss interpretation) di belakang


keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Contoh:

– Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh.

ix
Bandingkan dengan:

– Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan


bahasa.

 Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru.

Contoh:

– “Mengapa dia melakukannya?” tanya Zainudin.

– “Jangan sampai kecolongan lagi!” Doni menegaskan.

3. Tanda titik dua (:)

 Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti suatu
rangkaian yang berhubungan mengakar.

Contoh:

– Kita memerlukan perlengkapan memasak: wajan, spatula, panci, dan penyaring.

Jika rangkaian merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan, tanda titik dua TIDAK
dipakai. Contoh:

– Kita memerlukan wajan, spatula, panci, dan penyaring.

 Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Contoh:

- Ketua : Sigit Pramana Putra

Wakil Ketua : Nur Alwan

Sekretaris : Tutut Apriyani

Bendahara : Danti Syahriana

– Hari/Tanggal : Ahad, 1 Mei 2016

Waktu : pukul 09.30 WIB

Tempat : Ruang A.2.1 Kampus 3 UTY

 Tanda titik dua digunakan pada teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.

Contoh:

Ferdi : (sambil memandang ke bawah) “Mungkin memanglah ini akhirnya”

Winda : (menepuk pundak Fredi) “Hei, ngapain ngelamun sendirian?”

x
Ferdi : (kaget) “Eh, Winda..”

 Tanda titik dua di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat dalam kitab
suci, (c) judul dan subjudul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit buku acuan
dalam karangan.

Contoh:

– Tempo, 1 (1971), 34:7

– Al-Kahfi: 15

– Karangan Joko Genta, Rahasia Hidup: Cerita di Balik Cerita, sudah terbit.

– Setiati, Eni. 2008. 7 Jurus Jitu Melakukan teknik menulis Buku Best Seller. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.

4. Tanda Titik Koma (;)

 Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.

Contoh:

– Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

– Semuanya merasa terhibur; penonton melakukan standing applause.

 Tanda titik koma digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.

Contoh:

– Kakak melakukan teknik menulis buku karangan pribadi di kamarnya; Adik menonton
TV di ruang tamu.

– Wawan tidak menyukai futsal karena tidak handal menggunakan kakinya; Galan tidak
menyukai basket karena terlalu banyak menggunakan tangan.

5. Tanda hubung (-)

 Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.

Contoh:

– Selain digunakan untuk menjadi pelindung tubuh, rompi itu ju-

ga didesain senyaman mungkin.

– Terkadang, adakalanya kita harus berhenti untuk mengkhayal-

kan imajinasi kita terlalu tinggi.

xi
Adapun pengecualian terhadap pemotongan suku kata, jika karakter pada baris terakhir
adalah huruf vokal. Contoh:

– Semenjak diperketatnya aturan kampus, komunitas itu

seperti merasa tidak punya tempat.

BUKAN

– Semenjak diperketatnya aturan kampus, komunitas i-

tu seperti merasa tidak punya tempat.

 Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsure-unsur kata ulang.

Contoh:

– Kunang-kunang, berang-berang, biri-biri

– Anak-anak, kuda-kuda, ramai-ramai

– mondar-mandir, maju-mundur, kebiru-biruan

 Tanda hubung digunakan untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian pada penulisan tanggal.

Contoh:

– p-a-r-t-i-s-i-p-a-s-I, k-n-o-w-l-e-d-g-e, s-o-f-y-u-d-i-n

– 13-10-2012

 Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan, dan (b) penghilangan bagian kelompok kata.

Contoh:

– ber-evolusi

– dua puluh lima-ribuan

– tanggung jawab dan kesetiakawanan-sosial

Bandingkan dengan:

– ber-revolusi

– dua-puluh-lima-ribuan

– tanggung jawab dan kesetiakawan sosial

 Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan –an, (d) singkatan
berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.

xii
Contoh:

– se-Kalimantan

– hari jadi pernikahan yang ke-10

– era 80-an

– mem-PHK-kan

– Menteri-Sekretaris Negara

 Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur Bahasa Indonesia dengan unsure
bahasa asing.

Contoh:

– se-stylish mungkin

– peng-upload-an

– di-backup

6. Tanda Pisah (– –)

 Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan khusus di luar bangun kalimat.

Contoh:

– Kebahagiaan hidup – semua orang mendambakannya – diperoleh melalui harmonisasi


batin terhadap lingkungan kehidupan disekitarnya.

– Hukum di Indonesia – saya sangat ragu – dapat ditegakkan oleh penegak hukum yang
anti terhadap segala bentuk penyuapan.

 Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

Contoh:

– Para anggota grup band itu – Rico, Morris, “G.G”, dan Zafira – telah memberi dampak
sosial yang cukup besar selain melantunkan musik slow, namun pedas mengritik penguasa.

– Istri muda Pak Sholeh – yang berada di Surabaya – telah mengandung 5 bulan.

 Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai’.

Contoh:

– 1903 – 1955

– Siang – malam

– Jakarta – Batam

xiii
7. Tanda Ellipsis/Titik-titik ( … )

 Tanda ellipsis ada yang ditulis dengan cara titik-spasi-titik-spasi-titik ( . . . ) Tanda


tersebut digunakan dalam penulisan kalimat yang terputus-putus.

Contoh:

– Kalau begitu . . . ya, lebih baik kita cari tempat makan lain.

– Hmm . . . aku juga bingung dengan tingkahnya.

 Tanda ellipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.

Contoh:

– Makanan-makanan berformalin … supaya tidak beredar lagi di pasaran.

– Hal yang patut dihindari … serta menjadi sumber masalah dalam melakukan teknik
menulis buku.

Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik
( …. ); tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu buah untuk menandai akhir
kalimat. Contohnya:

– Semua yang telah ia lalu, bukanlah hal yang dapat ….

– Sayangnya, tidak semua orang setuju dengan ….

8. Tanda tanya (?)

 Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya ataupun prasa yang bertujuan untuk
menyanyakan sesuatu.

`Contoh:

– Sejak kapan mereka pergi ke Semarang?

– Kamu tahu, engga?

– Ada apa?

– Pak Winarna bukan, sih?

Tanda tanya TIDAK digunakan dalam kalimat tanya yang berubah menjadi penjelas,
seperti:

– Dian masih tidak tahu mengapa gurunya selalu memberikan nilai yang jelek kepadanya.

– Budi paham bagaimana cara mengoperasikan komputer dengan sistem operasi LINUX.

 Tanda tanya digunakan dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

xiv
Contoh:

– Bumi tetap berbentuk bulat walau tanpa atmosfer (?)

– Agung lahir di tahun 1995 (?)

– Total tabungan Andi ada 400 juta rupiah (?)

9. Tanda seru (!)

 Tanda seru digunakan pada kalimat seruan atau perintah, baik perintah keras maupun
tidak.

Contoh:

– Tolong tutup jendala itu!

– Kerjakan essay ini dalam waktu kurang dari 15 menit!

 Tanda seru digunakan pada kalimat yang memuat ekspresi kaget, kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.

Contoh:

– Astaga! Tinggal seminggu lagi kah?

– Solidaritas tanpa batas, salam integritas!

– Aih, berhentilah merengek seperti itu!

10. Tanda Kurung ((…))

 Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan, yang biasa
digunakan untuk menjelaskan abreviasi.

Contoh:

– Kementrian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dikti) telah
menyelenggarakan Progam Hibah Bina Desa (PHBD) semenjak bulan lalu.

– Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mengajukan kebijakan yang
terlalu mementingan masalah pribadi.

 Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.

Contoh:

– Novel “The Great Gatsby” (salah satu novel terkenal era revolusi industri) terbit dan
dicetak dalam berbagai versi.

– Bukti tersebut (lihat halaman 109) mendukung pernyataan KHA Dahlan terhadap bid’ah
dalam ibadah yang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat muslim saat itu.

xv
 Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.

Contoh:

– Kata aggression diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi agresi (an).

– Pendaki amatiran tidak diperkenankan untuk mendaki sampai (puncak) Mahameru.

 Tanda kurung digunakan untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.

Contoh:

– Kecerdasan sejati ditentukan oleh penguasaan (a) IQ, (b) EQ, dan (c) SQ.

11. Tanda Kurung Siku ([ … ])

 Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.

Contoh:

– Mahasiswa juga wajib berperan dalam pemberdaya[a]n masyarakat secara berintegritas.

– Dalam jurnal yang ditulis oleh Tim Kuscz[s]cak, terdapat kesalahan dalam logika
penulisan.

 Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.

Contoh:

– Persamaan dari metode pembelajaran itu (perbedaannya [lihat halaman 20-23] begitu
signifikan) memberikan output yang kurang lebih tetap sama dengan tujuan awal.

12. Tanda Petik (“…”)

 Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan
dan naskah atau bahan tertulis lain.

Contoh:

– “Saya belum siap,” Kata Ahmad, “Lima menit lagi!”

– Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia.”

xvi
 Tanda petik digunakan untuk mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.

Contoh:

– Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.

– Karangan Putra Setiawan yang berjudul “Peran BEM Terhadap Kehidupan Mahasiswa”
telah diterbitkan di surat kabar Kedaulatan Rakyat sebagai tema besar
halaman swarakampus.

 Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.

Contoh:

– Model itu melenggang dengan celana kuno yang dikenal sebagai “cubrai”.

– Dalam istilah asing, keadaan semacam inilah yang disebut sebagai “jeopardy”.

 Tanda petik juga digunakan sebagai tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat
ditempatkan di belakang tanda pentik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai
dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

Contoh:

– Michael Gerard “Mike” Tyson adalah satu dari sekian ikon terkenal dunia yang menjadi
mualaf.

– Karena mata sipit dan kulit kuning langsatnya, Fatima kerap dipanggil “Cacik” oleh para
pedagang pasar.

– Rhendy sering menjadi “pengacau” dalam setiap kegiatan keorganisasian.

13. Tanda Petik Tunggal (‘ … ‘)

 Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan
lain.

Contoh:

– Tanya Melia, “Kau denggar bunyi ‘ngiung-ngiung’ tadi kah?”

– “Waktu membuka pintu depan, kudengar teriak anakku ‘Bapak sudah pulang’, dan rasa
letihku lenyap seketika,” ujar Bapak Santoso

 Tanda petik tunggal dalam teknik menulis digunakan untuk mengapit makna, terjemahan,
atau penjelasan kata ungkapan asing.

Contoh:

– rate of inflation ‘laju inflasi’

– feedback ‘umpan balik’

xvii
– shut down ‘nonaktif’

14. Tanda Garis Miring (/)

 Tanda garis miring dalam teknik menulis dipakai dalam nomor surat dan nomor pada
kalimat dan penandaan masa tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

Contoh:

– No. 036/Kep/DIKTI/2002

– Ngadiwinatan NG I/1095

– Tahun Ajaran 2015/2016

 Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.

Contoh:

– pria/wanita

– harga permen itu Rp500,00/butir

– hal tersebut sangat dilarang/wajib dihindari dalam pembuatan skripsi.

15. Tanda Apostrof (‘)

 Tanda penyingkat atau apostrof digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata
atau kata atau bagian angka tahun.

Contoh:

– Jono ‘lah orang yang menyelamatmu (‘lah = adalah)

– 29 Februari ’16 (’16 = 2016)

 Tanda apostrof dalam teknik menulis juga terkadang digunakan dalam penulisan nama
ataupun kata khusus serta serapan bahasa asing.

Contoh:

– Rifan Syafi’i (bukan ‘Syafi i’ atau ‘Syafii’)

– Surat Al-An’am (bukan Al-An am atau Al-Anam)

xviii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanda baca mempunyai banyak jenis dan tipenya yang masing-masing mempunyai fungsi yang
tidak sama. Fungsi tanda baca secara umum adalah untuk menjaga keefektifan komunikasi,
berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda
yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahsa, lokasi, waktu, dan
terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya
tergantung pada pilihan penulis. Setiap tanda baca mempunyai aturan penggunaan dan fungsinya
sendiri yang tidak dapat di ganggu gugat. Penggunaan yang salah akan menyebabkan kericuhan
dan mengganggu kelancaran komunikasi.

B. Saran

Sebagai mahasiswa, kita harus memahami cara menggunakan tanda baca yang baik dan benar,
untuk memberi bekal pada kita untuk menjalani masa kuliah selanjutnya yang penuh dengan tugas
yang menuntut kemampuan dalam berbahasa yang baik dan benar baik lisan maupun tertulis.

Dan kemampuan berbahasa yang benar dapat diperoleh melalui pembiasaan, pembiasaan
menulis dan pembiasaan mempraktekkan kemampuan berbahasa indonesia yang benar dalam
kehidupan sehari-hari.

xix
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_baca

https://penerbitdeepublish.com/tanda-baca/

https://www.slideshare.net/nurulkhotimahuul/bahasa-indonesia-46655877?from_action=save

xx

Anda mungkin juga menyukai