Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERBEDAAN PENGGUNAAN AWALAN DI DAN KE


DENGAN KATA DEPAN DI DAN KE

Dosen Pengampu:
Sri Mahrani Harahap,M.Pd

Disusun oleh:
KELOMPOK 1
1. Aldi Gunawan
2. Indah Madani
3. Nur Apriani
4. Rendi Mulia
5. Riski Ana Ramadhani Lubis
6. Siti Sahara Pohan

KELAS B

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN SOSIAL DAN BAHASA

INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN ( IPTS )

T.A 2022 / 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberika nikmat kesehatan dan
kesempatan sehingga kelompok kami bisa menyelesaikan tugas makalah “Perbedaan penggunaan awalan di
dan ke dengan kata depan di dan ke” sebagai mana mestinya. Tak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih
terhadap pihak-pihak yang turut ikut andil dalam menyelesaikan tugas ini.

Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan dalam segi
penyusunan dan sistematika penulisan yang baik dan benar oleh karena itu kami selaku penyusun sangat
berharap banyak terhadap para pembaca agar memberi saran dan masukkan sehingga kami bisa
menyempurnakan kekurangan tersebut. Semoga makalah yang kami susun ini bermanfaat bagi kita semua
terutama terhadap tim penyusun.

Padang Sidempuan, 02 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
BAB 1: PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................... 1
1.3 TUJUAN PENULISAN ..................................................... 1
BAB 2: PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KATA DEPAN .......................................... 2
2.2 KATA DEPAN DI DAN KE ............................................... 3
2.3 PENGERTIAN AWALAN .................................................. 4
2.4 MEMBEDAKAN AWALAN DAN KATA DEPAN .......... 8
BAB 3: PENUTUP
3.1 KESIMPULAN..................................................................... 9
3.2 SARAN .................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita umunya menganggap bahwa bahasa Indonesia itu mudah, karena setiap hari kita
mendengar banyak orang yang menggunakannya. Padahal sebenarnya bahasa Indonesia ragam
resmi tidak mudah. Contohnya saja masih banyak yang melakukan kesalahan dalam pemakaian
bahasa Indonesia, khususnya dalam pemakaian kata depan dan awalan. Banyak orang yang tidak
tahu mana sebagai kata depan dan mana sebagai awalan.
Supaya kita dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, kita harus
memerdalam pengetahuan tentang bahasa itu. Kita tidak boleh meremehkan pemakaian bahasa
yang baik dan benar.

.
1.2 Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian dari awalan?
2. Apa fungsi dari kata depan?
3. Apa yang dimaksud dengan kata depan di ?
4. Apa yang dimaksud dengan kata depan ke ?
5. Apa perbedaan awalan dan kata depan di dan ke?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari awalan
2. Untuk mengetahui fungsi dari kata depan
3. Untuk mengetahui perbedaan dan kata depan di dan ke
4. Untuk mengetahui pengertian kata depan di
5. Untuk mengetahui pengertian kata depan ke

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kata Depan

Kata depan atau preposisi berasal dari “bahasa Latin yang dibentuk oleh kata prae berarti
‘sebelum‘ dan kata ponere berarti ‘menempatkan, tempat‘. Dalam bahasa Inggris kata depan
disebut preposition, sedangkan “dalam bahasa Belanda disebut voorzetsel.

Mengapa disebut sebagai kata depan? Karena “kata depan digunakan di muka kata benda
untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain.” Kata depan lebih dikenal dengan
sebutan preposisi. Terdapat beberapa definisi mengenai kata depan atau preposisi yang
diungkapkan oleh para ahli bahasa atau penulis yang berkecimpung dalam bidang kebahasaan,
misalnya preposisi adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan verba di
dalam suatu klausa. Menurut Kridalaksana, kata depan dijelaskan sebagai ―kategori yang terletak
di depan kategori lain (terutama nomina) sehingga terbentuk frase eksosentrik direktif.

Pada umumnya, kata depan merangkaikan kata benda atau yang dibendakan dengan jenis
kata lain.

Fungsi Kata Depan


1. Fungsi kata depan untuk menyatakan tempat berada.
2. Fungsi kata depan untuk menyatakan perbandingan.
3. Fungsi kata depan untuk menyatakan hal atau masalah.
4. Fungsi kata depan untuk menyatakan sebab-akibat.
5. Fungsi kata depan untuk menyatakan maksud atau tujuan.
6. Fungsi kata depan untuk menyatakan arah asal.
7. Fungsi kata depan untuk menyatakan arah tujuan.
8. Fungsi kata depan untuk menyatakan pelaku.
9. Fungsi kata depan untuk menyatakan alat.
10. Fungsi kata depan untuk menyatakan tempat berlangsung.

2
2.2 Kata Depan di dan ke
Dalam penulisannya, kata depan di, ke harus dipisah dari kata yang mengikutinya. Inilah
yang membedakannya dengan imbuhan dan sering membuat siswa keliru dalam menuliskannya.
Ada kunci yang dapat diingat siswa, yaitu penulisan kata depan di, ke dipisahkan dari kata
selanjutnya jika diikuti oleh keterangan tempat, keterangan waktu, dan kata benda.

1. Kata depan di
Dalam kata depan, di dihitung sebagai satu kata. Pada umumnya, kata depan di dikenal
sebagai penunjuk keterangan tempat. Namun, keterangan tempat itu dibagi-bagi menurut aturan
seperti yang terdapat dalam Abdul Chaer, 2000: 122—124, seperti:
a. untuk menyatakan ‘tempat berada‘. Contoh: “Kami belajar di kelas 7.17”
b. untuk menyatakan aspek ‘diam‘ atau ‘berhenti‘. Contoh: “Kami sedang beristirahat di
hotel berbintang lima.”
c. tidak digunakan sebelum kata ganti orang, kata nama diri, kata nama jabatan, kata nama
perkerabatan, dan kata nama waktu. Kata depan yang lebih tepat digunakan adalah pada.
Contoh: “Novelmu ada di saya.” (sebaiknya: “Novelmu ada pada saya”).
d. tidak langsung digunakan di depan kata yang menyatakan karangan, tulisan, atau nama
buku, majalah, dan koran. Kata depan di ditambahkan dengan kata depan dalam.
Misalnya, “Dimuat di dalam surat kabar.”

2. Kata Depan ke
Kata depan ke juga biasa dikenal untuk menyatakan ‘tujuan‘. Sama halnya seperti di, kata
depan ke juga memiliki aturan ‘tujuan‘ yang dimaksud, di antaranya:
a. untuk menyatakan ‘tempat tujuan‘. Contoh: “Ibu pergi ke kantor pos.”
b. untuk menyatakan aspek ‘gerak‘ atau ‘bergerak‘. Contoh: “Apa maksudmu datang ke sini
sepagi ini?”
c. sebaiknya tidak digunakan di depan kata ganti, kata nama diri, kata nama jabatan, kata
nama perkerabatan. Dalam hal ini, lebih tepat digunakan kata depan kepada. Contoh:
“Saya meminjam uang ke saudara.” (sebaiknya: “Saya meminjam uang kepada
saudara.”).
“Dalam masyarakat sunda, sering kita dengar pemakaian kata depan di, ke di depan kata
ganti orang, seperti di saya, di kita, ke ibu, ke dia, dan lain-lain, malah bentuk seperti itu diberi lagi
afiks di-kan menjadi: dikesayakan, dikeibukan. Bentukan seperti ini boleh kita katakan bahasa
Indonesia dialek Sunda, yang dipengaruhi oleh struktur bahasa Sunda.

3
2.3 Pengertian Awalan
Dalam bahasa Indonesia, ada beberapa jenis afiks atau imbuhan, yaitu awalan (prefiks) ialah
imbuhan yang diletakkan di awal kata dasar; sisipan (infiks) adalah imbuhan yang disisipkan di
tengah kata dasar; akhiran (sufiks) merupakan imbuhan yang diletakkan di akhir kata dasar; dan
imbuhan gabungan (konfiks), yakni gabungan antara imbuhan awalan dan akhiran pada kata dasar.
Istilah awalan prefiks berasal dari bahasa Latin, yaitu praefixus. Kata prae berarti ‘sebelum‘
dan kata fixus, figere berarti ‘sebelum sesuatu‘. Awalan disebut juga prefiks. Awalan merupakan
“afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar.” “Prefixes are bound morphemes that
are attached to the initian position of the free morphemes.” Artinya, ‘Prefiks adalah morfem terikat
yang melekat pada posisi awal morfem bebas.’ Pengertian lain menyebutkan, “prefiks adalah
sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar.”

A. Penggunaan Awalan di yang Baik dan Benar


Seorang penulis harus mengacu kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika
menulis sebuah kalimat. Supaya, informasi yang disampaikan melalui tulisan tidak
membingungkan, tidak menimbulkan makna ganda dan mudah dipahami pembacanya.

Karena, salah pemilihan kata dan penulisan ejaan bisa menimbulkan makna lain yang
mengakibatkan pesan suatu kalimat tak tersampaikan. Salah satunya, penulisan dan penggunaan
awalan di- dalam sebuah kata.

1. Awalan di-
Tiap kata dasar yang digabung awalan atau prefiks di- tidak mengalami perubahan bentuk.
Karena awalan ini tidak mengalami proses morfofonemik yang serumit awalan me-, ber-, pe-, per-,
dan ter-. Awalan diberfungsi memasifkan verba berawalan me-. Dengan kata lain, awalan di-
sebagai kata kerja pasif yang dapat diubah menjadi kata kerja aktif dengan menggantinya dengan
awalan me-.
“Afiks di- hanya memiliki satu fungsi, ialah membentuk kata kerja pasif, berbeda dengan afiks meN-
yang mempunyai fungsi membentuk kata kerja aktif., sedangkan maknanya ialah menyatakan makna[sic!]
‘suatu perbuatan yang pasif‘.” Misalnya:

dimakan memakan

digunting menggunting

dimarahi memarahi

digantikan menggantikan

4
Awalan di- jarang dirangkaikan dengan kata benda, kata bilangan, kata sifat dalam konteks
kalimat tertentu. Hal tersebut dikarenakan akan terdengar rancu jika dirangkaikan. Seperti pada
contoh berikut ini:
- Batu-batu disusun supaya dirumah.”
- Kata orang, tanah itu akan ditinggi.
- Karena ingin segera sampai, lari mereka dicepat.
- Kayu itu diketam akan dikecil.
Jika ingin merangkaikannya dengan kata benda, kata sifat, dan kata bilangan, maka awalan
di- harus dirangkaikan juga dengan imbuhan lainnya, seperti pada contoh: dibukukan, diperkecil,
dipercepat, ditinggikan, dan lain-lain.
Penggunaan imbuhan di- sebagai kata depan harus terpisah dari kata yang mengikutinya.
Penggunaan awalan di- sebagai kata depan ini bertujuan menunjukkan tempat, nama, waktu, dan
lokasi.

Penggunaan imbuhan di- sebagai kata depan harusnya bisa digantikan dengan kata lain, seperti
dari. Contohnya “di sekolah” bisa diganti dengan “dari sekolah.

Satu lagi yang harus diingat, karena sering menjadi kesalahan penggunaan awalan di-, yakni
imbuhan di sebagai kata depan tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif yang menggunakan
awalan me-. Misalnya, kata “di toko” tidak bisa diubah menjadi “ me toko” yang merupakan
kata kerja aktif.

A. Kesalahan Penggunaan awalan di

Penggunaan awalan di- sering kali salah dan keliru antara dipisah dan digabungkan.
Sebagian besar orang mungkin belum memahami penggunaan awalan di- yang baik dan benar.

Meskipun penggunaan awalan di- ini terlihat sangat sepele, tetapi penulis harus memahami hal
ini lebih detail ketika menulis. Karena, penggunaan awalan di- yang salah bisa menyebabkan
sebuah kata atau kalimat itu terlihat rancu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), awalan di bisa menjadi kata depan yang harus
ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Awalan di- juga bisa digunakan sebagai
pembentuk kata kerja yang harus digabungkan dengan kata yang mengikutinya.

Berikut ini, beberapa contoh kesalahan penggunaan awalan di yang sering ditemui dalam sebuah
penulisan.

5
1. Kesalahan penggunaan awalan di untuk menunjukkan suatu tempat

Penggunaan awalan di untuk menunjukkan suatu tempat biasanya berfungsi sebagai kata
depan. Dalam hal ini, awalan di biasanya diikuti oleh kata yang menunjukkan suatu tempat,
posisi, waktu atau menanyakan suatu tempat. Karena itu, penulisan awalan di sebagai kata depan
harus terpisah dengan kata yang mengikutinya. Berikut ini contoh kesalahan penggunaan awalan
di sebagai kata depan dan pembenarannya.

a. Disekolah
Kata di atas adalah kesalahan penggunaan awalan di, karena awalan di- digunakan untuk
menunjukkan suatu tempat. Penulisan awalan di- di atas harus dipisah, sebab kata yang
mengikutinya tidak bisa diberi imbuhan me-, meng- dan lainnya. Jadi, penulisan yang benar
adalah “Di Sekolah”.

b. Dimana
Kata di atas adalah kesalahan penggunaan awalan di, karena awalan di- digunakan untuk
kalimat tanya yang mengarah pada suatu tempat. Penulisan awalan di- di atas harus dipisah,
sebab kata yang mengikutinya tidak bisa diberi imbuhan me-, meng- dan lainnya. Jadi, penulisan
yang benar adalah “Di mana”.

c. Ditengah-tengah
Kata di atas adalah kesalahan penggunaan awalan di, karena awalan di- ini berfungsi
menunjukkan posisi atau tempat. Penulisan awalan di- di atas harus dipisah, sebab kata yang
mengikutinya tidak bisa diberi imbuhan me-, meng- dan lainnya. Maka, penulisan yang benar
harus adalah “Di tengah-tengah”.

d. Disana
Kata di atas adalah kesalahan penggunaan awalan di, karena awalan di- ini berfungsi
menunjukkan suatu tempat yang jauh. Maka, penulisan awalan di- di atas harus dipisah, sebab
kata yang mengikutinya tidak bisa diberi imbuhan me-, meng- dan lainnya. Jadi, penulisan
awalan di yang benar dari kata di atas adalah “Di sana”.

e. Disore
Kata di atas termasuk kesalahan penggunaan awalan di, karena awalan di- ini berfungsi
menunjukkan waktu. Dalam hal ini, penulisan awalan di- untuk menunjukkan waktu sama
seperti yang menunjukkan tempat, yakni dipisah. Sebab, kata dasar yang mengikutinya tidak

6
bisa diberi imbuhan me-, meng- dan lainnya. Maka, penulisan yang benar harus adalah “Di
sore”.

2. Awalan ke-

Pada umumnya, awalan ke- melekat pada bentuk dasar yang termasuk golongan kata
bilangan, misalnya keempat, kelima, keenam, ketujuh, dan seterusnya. Ada juga yang melekat pada
bentuk dasar yang bukan kata bilangan, ada tetapi jumlahnya terbatas, ialah kehendak, ketua,
kekasih, dan ketahu.
Awalan ke- berfungsi membentuk kata kerja (verba), kata benda (nomina), dan kata
bilangan (numeralia). Pada kata kehendak, ketua, dan kekasih, awalan ke- berfungsi membentuk
kata nomina; pada kata kedua, ketiga, dan seterusnya, awalan ke- berfungsi membentuk kata
numeralia; pada ketahu, awalan ke- berfungsi membentuk pokok kata, yang terdapat pada kata
mengetahui, diketahui, dan pengetahuan; sedangkan fungsi verba dalam awalan ke- hanya terdapat
pada ragam bahasa tidak baku, seperti kebaca, kebawa, ketabrak, dan lain-lain.

Awalan ke- mempunyai dua makna, yaitu:


a. Menyatakan kumpulan yang terdiri dari jumlah yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya:
a). kedua (orang): bermakna ‘kumpulan yang terdiri dari dua orang‘
b). ketiga (orang): bermakna ‘kumpulan yang terdiri dari tiga orang‘
c). keempat (pasang): bermakna ‘kumpulan yang terdiri dari empat pasang‘
b. Menyatakan urutan
Berikut ini merupakan kunci mudah dalam penulisan awalan ke-:
awalan ke- + kata kerja
penulisan diserangkaikan
awalan ke- + kata bilangan

7
2.4 Membedakan Awalan dan Kata Depan "di" dan "ke"

Cara membedakan awalan dan kata depan "di" dan "ke" itu sangat gampang. Awalan "di"
berfungsi membetuk kata kerja pasif. Namanya "membentuk kata", berarti akan menjadi satu
kata dan terikat. Penulisannya harus disambung dengan kata setelahnya atau tanpa spasi. Contoh:
1. Sebelum dimakan, ikan harus dimasak. >>> awalan "di" + kata kerja "makan" = "dimakan" (kata
kerja pasif)
2. Ayah dimakamkan di Tanah Kusir. >>> awalan "di" + kata benda "makam" + akhiran "kan" =
"dimakamkan" (kata kerja pasif)
Fungsi awalan "ke" lebih banyak lagi. Selain berfungsi membentuk kata kerja
(verba), awalan "ke" juga berfungsi membentuk kata benda (nomina) dan jumlah/tingkat/urutan
(numeralia). Contoh:
1. Polisi kehutanan menangkap penebang liar. >>> awalan "ke" + kata benda "hutan" + akhiran
"an"="kehutanan"(nomina).
2. Ibu kesandung batu. >>> awalan "ke" + kata kerja "sandung" = "kesandung" (kata kerja)
3. Ketiga anakku berlibur ke Jakarta. >>> awalan "ke" + kata angka "tiga" = "ketiga"
(tingkat/urutan).
4. Kakek ditemukan pada hari keseratus lima puluh tiga.
Apabila "ke" bertemu dengan bilangan angka, penulisannya harus dipisah dengan tanda hubung
dan tanpa spasi. Contoh: ke-12, ke-125, ke-1000.
Kata depan "di" dan "ke" adalah kata yang berfungsi sebagai penunjuk kata
tempat/waktu. Menurut KBBI, "kata" adalah satuan bahasa yg dapat berdiri sendiri. Dari
pengertian tersebut, bisa dipahami "kata depan" adalah kata yang berdiri sendiri dan penulisannya
harus dipisah dari kata setelahnya (dengan spasi). Contoh:
1. Aku melihat seorang anak menangis di makam. >>> Kata depan "di" bertemu kata "makam",
maka ditulis "di makam" (menunjukkan keterangan tempat).

2. Ayah pergi ke hutan. >>> Kata depan "ke" bertemu kata "hutan", maka ditulis "ke hutan"
(menunjukkan keterangan tempat).

3. Dia pasti datang di hari itu. >>> Kata depan "di" bertemu dengan kata "hari", maka ditulis "di
hari" (menunjukkan keterangan waktu). Penggunaan kata depan "di" sebagai keterangan waktu
biasanya digunakan dalam bahasa percakapan.

4. Paman menemukan uang di bungkus nasi. >>> Kata depan "di" bertemu kata benda "bungkus",
maka ditulis "di bungkus" (menunjukkan keterangan tempat).
Bedakan dengan kalimat ini: "Nasi uduk dibungkus dengan daun pisang." >>> "di" di sini adalah
awalan. "dibungkus" adalah kata kerja pasif dari "membungkus". Penulisannya harus tanpa
spasi. Jadi, perhatikan perbedaan konteksnya,

8
BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata depan dalam bahasa Indonesia agak terbatas jumlahnya. Kata depan terdiri dari
beberapa kata, yaitu di dan ke. Masing-masing kata memiliki fungsi dalam kalimat. Kata-kata
tersebut digunakan untuk memertegas maksud yang ditujukan dalam kalimat .

3.2 Saran
Semoga kedepanya makalah ini dapat dijadikan referensi agar lebih lagi kedepanya.Dan satu
lagi untuk para pembaca hendaklah di zaman yang serba berubah ini kita lebih tanggap
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang bahasa Indonesia. Kita
harus melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Perubahan yang terjadi perlu kita
cermati dengan baik agar keaslian bahasa Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pojokjalan.com/2014/04/membedakan-awalan-dan-kata-depan-di-dan.html?m=1

https://penerbitdeepublish.com/kesalahan-penggunaan-awalan-di/

https://kabarlumajang.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-42849085/perbedaan-kata-depan-di-dan-
awalan-di-dalam-bahasa-indonesia-banyak-orang-masih-sering-salah?page=4

https://id.berita.yahoo.com/contoh-kata-depan-pengertian-jenis-132513120.html

10

Anda mungkin juga menyukai