Anda di halaman 1dari 12

MAKLAH BAHASA INDONESIA

KATA DEPAN VS AWALAN, PEMAKAIAN HURUF KAPITAL,


HURUF MIRING, dan HURUF TEBAL

Oleh :
Kelompok 4 D-III Sanitasi
TINGKAT 1 Reguler 1:

1. Adelia Putri (2313451008)


2. Adinda Aswi Purnama (2313451009)
3. Anggun Fatiha (2313451015)
4. Dea Ananda Dwita Eprilia (2313451022)
5. Dhani Firnando (2313451024)
6. Faizal Wijaksono (2313451026)
7. Hanny Eka Rahmawati (2313451031)
8. Imelda Agustina (2313451034)
9. Intan Sabila (2313451037)

Dosen Pengampu : Dr. I Wayan Ardi Sumarta, S.Pd., M.Pd.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG


BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul penggunaan dan
penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Selanjutnya penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak
Dr. I Wayan Ardi Sumarta, S.Pd., M.Pd.sebagai dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah banyak memberikan bantuan dengan arahan dan petunjuk
yang sangat jelas sehingga mempermudah kami menyelesaikan tugas ini.
Terimakasih juga kepada teman – teman kelompok 4 yang telah bekerja sama
dengan baik sehingga, menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat terbuka pada kritik dan saran yang membangun, sehingga makalah ini
bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Bahasa Indonesia.

Bandar Lampung, 06 Agustus 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan Masalah 2

BAB II POKOK BAHASAN


A. Pengertian dan Fungsi Kata Depan 2
B. Peran Kata Depan dalam Bahasa Indonesia 4
C. Aturan penggunaan huruf kapital 5
D. Penggunaan teks miring 6
E. Tujuan dan manfaat teks tebal 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dianggap
paling sulit dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Kegiatan
menulis lebih banyak melibatkan proses berpikir. Sebuah tulisan merupakan
realisasi nyata dari pikiran penulis. Pada saat menulis, penulis harus mampu
mengubah kata-kata yang terdapat di dalam pikirannya, menjadi sebuah kata-
kata yang dapat dilihat dan dibaca. Hal ini tentu melibatkan proses berpikir,
agar tulisan tersebut dapat dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, menulis
membutuhkan pedoman dalam penerapannya. Terlebih dalam menulis suatu
tulisan yang bersifat resmi, misalnya surat resmi. Surat resmi dibuat oleh
suatu instansi atau lembaga, salah satunya lembaga pendidikan atau sekolah.
Surat tersebut dikatakan resmi karena dikeluarkan atas izin dari pihak
sekolah. Surat resmi yang dibuat nantinya akan diberikan kepada guru
maupun siswa. Surat resmi yang dibuat sekolah merupakan sarana
komunikasi antarwarga sekolah. Penggunaan pedoman dalam menulis
bertujuan agar penulisan tersebut terlihat rapi, jelas, dan dapat dipahami.
Akan tetapi, tidak semua orang memahami maupun menggunakan pedoman
penulisan yang baik dan benar. Begitu pula pada penulisan surat resmi yang
terkadang masih belum sesuai dengan pedoman yang berlaku

Kata depan adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan


hubungan antara kata lain dalam kalimat, seperti hubungan waktu, tempat,
arah, atau tujuan. Kata belakang, atau yang lebih dikenal sebagai kata akhir,
merupakan unsur dalam kata yang memberikan informasi tentang tata bahasa
dan makna kata. Penggunaan kata depan dan kata belakang sangat penting
dalam membentuk struktur dan arti sebuah kalimat. Tanpa kata depan yang
tepat, kalimat bisa menjadi ambigu atau tidak jelas, sementara kata belakang
dapat mengubah bentuk dan makna suatu kata.

1
Penggunaan huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal memiliki
peran yang signifikan dalam memisahkan dan mengelompokkan informasi
dalam teks. Huruf kapital memudahkan pengidentifikasian awal kalimat dan
identitas penting seperti nama orang atau tempat. Di sisi lain, penggunaan
huruf miring dan tebal membantu membimbing mata pembaca ke bagian
yang diinginkan dan menciptakan hierarki informasi. Dalam tulisan panjang,
penggunaan huruf miring dan tebal membedakan judul bagian, subbagian,
atau poin-poin penting, memudahkan pembaca untuk mengenali struktur
dokumen, dan memilih informasi yang paling relevan bagi mereka.

Efek visual dari huruf miring dan tebal juga memiliki dampak
signifikan pada pembaca. Penekanan visual ini membantu menggarisbawahi
poin-poin penting dalam teks, membuat informasi lebih mudah dipahami, dan
membantu membimbing pembaca melalui isi tulisan. Selain itu, penggunaan
huruf miring dan tebal juga berguna dalam menciptakan nuansa atau efek
artistik tertentu dalam konteks seni, desain, atau pemasaran.

Dalam era digital, penggunaan huruf kapital, miring, dan tebal telah
mengalami perubahan lebih lanjut. Dalam media digital, aspek ini juga
berkontribusi pada optimasi SEO (Search Engine Optimization) untuk
meningkatkan visibilitas konten dalam mesin pencari. Penggunaan huruf
kapital, miring, dan tebal telah menjadi unsur penting dalam komunikasi
tertulis, memainkan peran krusial dalam menyampaikan pesan dengan efektif
dan mengoptimalkan pengalaman pembaca di berbagai platform.

B. Rumusan Masalah Makalah


1. Apa pengertian dan fungsi dari kata depan dalam bahasa Indonesia?
2. Bagaimana peran kata depan dalam pembentukan kata-kata dalam bahasa
Indonesia?
3. Bagaimana aturan penggunaan huruf kapital dalam penulisan teks dan
dokumen formal?
4. Mengapa dan kapan kita menggunakan teks miring dalam tulisan?

2
5. Apa tujuan dan manfaat penggunaan teks tebal dalam komunikasi
tertulis?

C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan pengertian dan fungsi kata depan
2. Menjelaskan bagaimana peran kata depan kata depan dalam pembentukan
kata-kata dalam Bahasa Indonesia
3. Menjelaskan aturan penggunaan huruf kapital dalam penulisan teks dan
dokumen formal
4. Menjelaskan Mengapa dan kapan penggunaan teks miring dalam tulisan,
serta bagaimana efeknya terhadap teks
5. Menjelaskan tujuan dan manfaat penggunaan teks tebal dalam
komunikasi tertulis.

BAB II
POKOK BAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Kata Depan

Kata depan adalah salah satu jenis kata dalam bahasa yang memiliki
peran penting dalam menghubungkan dan mengatur hubungan antara kata-
kata dalam sebuah kalimat. Fungsinya adalah untuk menunjukkan relasi atau
hubungan antara kata yang diikuti oleh kata depan dengan kata yang
mendahuluinya. Kata depan biasanya mengindikasikan konsep spasial
(seperti tempat dan arah), temporal (seperti waktu), dan relasional (seperti
hubungan atau kepemilikan). Kata depan umumnya digunakan sebelum
nomina (kata benda), pronomina (kata ganti), frasa nomina, atau klausa.
Mereka membantu dalam membentuk struktur kalimat yang lebih kompleks
dan memberikan konteks yang lebih jelas dalam komunikasi.

3
Fungsi dan Contoh Penggunaan : Fungsi utama kata depan adalah
untuk menggambarkan bagaimana dua atau lebih unsur dalam kalimat
berhubungan satu sama lain. Misalnya, dalam kalimat "Buku itu di atas
meja," kata depan "di atas" menunjukkan posisi relatif buku terhadap meja.
Contoh lainnya adalah dalam kalimat "Saya pergi ke sekolah," kata depan
"ke" menunjukkan arah pergerakan menuju sekolah. Kata depan juga
digunakan dalam menggambarkan hubungan waktu, seperti dalam kalimat
"Mereka bertemu pada pukul 3 sore." Kata depan "pada" menunjukkan waktu
spesifik di mana pertemuan terjadi. Selain itu, kata depan juga digunakan
untuk menggambarkan hubungan relasional antara benda atau orang, seperti
dalam kalimat "Buku ini adalah milikku." Kata depan "milik" menunjukkan
hubungan kepemilikan antara subjek dan benda yang dimaksud. Posisi dalam
Kalimat : Kata depan umumnya ditempatkan sebelum nomina (kata benda),
pronomina (kata ganti), frasa nomina, atau klausa dalam kalimat. Posisinya
dapat bervariasi tergantung pada bahasa yang digunakan. Dalam bahasa
Inggris, kata depan biasanya ditempatkan sebelum nomina, misalnya "in the
park" (di taman) atau "at the store" (di toko).

B. Peran Kata Depan dalam Bahasa Indonesia

Kata depan peran penting dalam pembentukan kata-kata dalam bahasa


Indonesia. Berikut adalah penjelasan tentang peran kata depan : Kata Depan
(Prefiks): Kata depan adalah morfem yang ditempatkan di awal sebuah kata
untuk mengubah atau menambahkan makna pada kata tersebut. Kata depan
bisa berupa awalan atau prefiks.

Contohnya adalah kata "ber-" dalam "berlari," yang menunjukkan


tindakan atau keadaan dari kata "lari." Kata Belakang (Sufiks): Kata belakang
adalah morfem yang ditempatkan di akhir sebuah kata untuk mengubah atau
menambahkan makna pada kata tersebut. Kata belakang bisa berupa akhiran
atau sufiks. Contohnya adalah kata "-kan" dalam "membaca," yang
mengindikasikan pelaku dari tindakan membaca. Kombinasi kata depan dan

4
kata belakang dapat menghasilkan berbagai macam kata baru dengan makna
yang lebih spesifik atau berbeda. Penggunaan kata depan ini juga membantu
memperkaya kosa kata dalam bahasa Indonesia dan memberikan nuansa
tambahan pada arti kata. Misalnya, dengan menggunakan kata depan "ter-"
dan kata belakang "-nya," kata "tertawa" menjadi "tertawanya," yang
menunjukkan bahwa tertawa tersebut adalah milik seseorang. Dengan
demikian, peran kata depan dan kata belakang sangatlah penting dalam
membentuk variasi makna dan struktur kata dalam bahasa Indonesia

C. Aturan penggunaan huruf kapital dalam penulisan teks dan


dokumen formal

Huruf kapital merupakan huruf yang berukuran dan berbentuk khusus


(lebih besar daripada huruf biasa), dan huruf kapital memiliki fungsi yaitu
biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat,
huruf pertama nama diri seperti A, B, C: Huruf Besar.

Penggunaan huruf kapital dalam penulisan teks dan dokumen formal


mengikuti aturan tertentu untuk memastikan tampilan yang rapi dan
profesional. Berikut adalah panduan umum penggunaan huruf kapital :

1. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat


2. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang,
termasuk julukan
3. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang
yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
4. Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori,
hukum, dan rumus.
5. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama
kata yang bermakna 'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van,
kecuali dituliskan sebagai awal nama atau huruf pertama kata tugas
dari

5
6. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan
langsung.
7. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu
yang berkaitan dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk sebutan dan kata ganti Tuhan serta singkatan nama
Tuhan.
8. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, kebangsawanan, keturunan, keagamaan, atau
akademik yang diikuti nama orang dan gelar akademik yang
mengikuti nama orang.
9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan
dan kepangkatan yang digunakan sebagai sapaan.
10. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang digunakan
sebagai pengganti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.

D. Penggunaan teks miring

Huruf miring adalah huruf yang tercetak miring atau dalam


terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk
memberikan penekanan pada sebuah kata. Di samping itu, berbagai huruf
tersebut juga dipakai untuk menunjukkan sebuah istilah atau kata yang
berasal dari bahasa asing.

Penggunaan teks miring sebagai berikut :

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah,


atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam
daftar pustaka. Misalnya : Saya sudah membaca buku Salah Asuhan
karangan Abdoel Moeeis. Majalah Poedjangga Baroe
menggelorakan semangat kebangsaan. Berita itu sudah muncul
dalam surat kabar Cakrawala.

6
2. Huruf miring cetakan dipakai untuk menegaskan atau
menghususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata. Misalnya :
Huruf pertama kata abad adalah a Dia bukan menipu tapi ditipu Bab
ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital. Buatlah kalimat
dengan berlepas tangan.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama
ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya : Nama ilmiah maggis adalah Garcinia Mangostana Politik
divide et impera pernah menjelajah dinegara ini Weltanschauung
antara lain diterjemahkan menjadi pandangan dunia.

E. Tujuan dan manfaat teks tebal

Ketika membaca tulisan, kita sering menemukan huruf, kata, atau


bahkan kalimat yang dicetak hitam dan tebal. Dalam tipografi, hal ini disebut
huruf tebal. Huruf tebal sejatinya berfungsi untuk menekankan atau membuat
penekanan pada suatu kata dalam kalimat. Kadang, banyak dari kita
memukul rata fungsi huruf miring dan huruf tebal. Padahal keduanya
memiliki peran yang berbeda.

Dalam perkembangan bahasa Indonesia, peran huruf tebal diatur di


dalam Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Setelah itu, penggunaannya disempurnakan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Huruf tebal digunakan
untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.

Selain itu, huruf tebal biasanya dipakai untuk menegaskan bagian-


bagian pada laporan atau karya ilmiah seperti judul buku, bab, atau subbab,
daftar isi, daftar tabel, daftar lambang/simbol, daftar pustaka, indeks, dan
lampiran. Huruf tebal juga biasa ditemukan saat kita membuka kamus, yakni
lema, sublema, serta lambang bilangan yang menyatakan polisemi.

7
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam makalah ini, kita telah menjelajahi peran penting dari kata
depan, kata belakang, serta penggunaan huruf kapital, miring, dan tebal dalam
bahasa Indonesia. Tujuan utama makalah ini adalah untuk memahami
bagaimana elemen-elemen ini berkontribusi terhadap pembentukan kata-kata
dan komunikasi yang efektif. Dari analisis yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa kata depan dan kata belakang memiliki peran yang
signifikan dalam pembentukan makna kata-kata dalam bahasa Indonesia.
Kata depan mampu memberikan nuansa makna tambahan pada kata dasar,
sementara kata belakang dapat mengindikasikan pelaku atau objek dari suatu
tindakan. Kombinasi keduanya memperkaya kosa kata dan memungkinkan
ekspresi yang lebih kaya dan spesifik.

Selanjutnya, penggunaan huruf kapital, miring, dan tebal juga


memiliki peran penting dalam menyoroti elemen penting dalam teks atau
dokumen formal. Huruf kapital digunakan untuk menunjukkan awal kalimat,
nama properti, gelar, judul, dan lain-lain, sementara huruf miring dan tebal
dapat memberikan penekanan visual dan mengarahkan perhatian pembaca
pada informasi yang lebih penting. Keseluruhan, pemahaman yang baik
tentang penggunaan kata depan, kata belakang, serta huruf kapital, miring,
dan tebal merupakan kunci untuk komunikasi yang jelas dan efektif dalam
bahasa Indonesia. Dengan menerapkan aturan-aturan ini dengan tepat, kita
dapat memastikan pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh
pembaca atau pendengar, serta menciptakan dokumen formal yang terstruktur
dan profesional.

8
DAFTAR PUSTAKA

Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa


(Bandung: Angkasa, 2008),

Qhadafi, M. R. (2018). Analisis kesalahan penulisan ejaan yang


disempurnakan dalam teks negosiasi siswa sma negeri 3 palu. Jurnal Bahasa dan
Sastra, 3(4), 1-20.

Bahasa Indonesia By PGSD P2K UMT AK.22. (n.d.). (n.p.): GUEPEDIA.

Awalan di-dan ke-pada Penulisan Surat Resmi SMP Islamiyah Ciputat


Tahun Pelajaran 2017/2018 (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah).

Anda mungkin juga menyukai