Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II ( AKBK 3207 )

PERCOBAAN VI

“HUKUM FARADAY-LENZ”

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Suyidno, M.Pd

Ellyna Hafizah M, Pd

ASISTEN PRAKTIKUM

Andy Azhari, S.Pd

Ana Selpia

Dadang Samudra

Nadiani

OLEH

Muhammad Luthfi Akmal

( 2210129210013 )

Kelompok IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

MEI

2023
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
LABORATORIUM TERPADU

Nama : Muhammad Luthfi Akmal Tanggal Percobaan : 12 mei 2023


NIM : 2210129210013 Kelompok :V
Judul Percobaan
“ HUKUM FARADAY-LENZ”

ABSTRAK
Pada tanggal 12 Mei 2023 telah dilakukan praktikum berjudul “Hukum Faraday-Lenz” di
Laboratorium IPA Terpadu FKIP ULM Banjarmasin dengan tujuan menyelidiki
pengaruh jumlah lilitan terhadap besarnya ggl induksi. Paktikum dilakukan secara
langsung menggunakan alat-alat berupa magnet, galvanometer, serta kumparan. Terdapat
3 percobaan pada kegiatan yang dilakukan untuk membuktikan Hukum Faraday dan
Hukum Lenz. Setiap percobaan menggunakan kumparan dengan jumlah lilitan yang
berbeda-beda. Kumparan yang digunakan yaitu sebanyak 250 lilitan, 500 lilitan, dan 100
lilitan. Setelah pengamatan maka dapat dilihat bahwa jumlah lilitan kumparan
berpengaruh terhadap arus induksi yang dihasilkan. Setiap kali jumlah lilitan kumparan
diubah maka besar ggl induksi yang terlihat pada galvanometer juga ikut
berubah. Semakin banyak lilitan kumparan, maka semakin besar pula tegangan induksi
yang dihasilkan.

Kata Kunci : Hukum faraday-lenz, kumparan, galvanometer, ggl induksi, magnet

1
I. PENDAHULAN
Pada hakikatnya Hukum Lenz merupakan hukum fisika yang
menjelaskan mengenai arah arus induksi, yang selalu mempunyai arah tertentu.
Arah arus induksi yang selalu menghindar dari medan magnet yang
menimbulkannya, hukum lenz juga dari magnet sisi medan. Arus induksi akan
memiliki medan magnet yang selalu menghindari perubahan medan magnet
yang ada. Hukum Faraday dan hukum Lenz yang memiliki hubungan dengan
perubahan fluks magnetik dalam suatu simpal.
Hukum Lenz adalah pelengkap dari hukum Faraday. Contoh Hukum
Faraday Lanz dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada kulkas. Kulkas atau
lemari pendingin juga memiliki magnet, yang terdapat pada bagian pintunya,
oleh karena itu pintu kulkas selalu seperti ada yang menariknya dari dalam.
Penggunaan magnet pada pintu kulkas tersebut merupakan penerapan dari
proses induksi elektromagnetik yang berkaitan dengan ilmu fisika hukum lenz.
Hukum Lenz juga sering digunakan untuk generator listrik. Ketika arus induksi
pada generator, maka arus akan menunjukkan arah yang berlawanan, sehingga
memicu terjadinya rotasi generator(sesuai dengan hukum Lenz). Hal ini terjadi
karena generator membutuhkan energi mekanik dalam jumlah besar.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat di buat rumusan masalah yaitu
“Bagaimana cara menyelidiki pengaruh jumlah lilitan terhadap besarnya ggl
induksi?” dan “Bagaimana cara menyelidiki pengaruh laju perubahan fluks
magnetik terhadap besarnya ggl induksi?”. Tujuan dari praktikum kali ini adalah
untuk menyelidiki pengaruh jumlah lilitan terhadap besarnya ggl induksi dan
menyelidiki pengaruh laju perubahan fluks magnetik terhadap besarnya ggl
induksi.

2
II. KAJIAN TEORI
Induksi elektromagnetik merupakan peristiwa timbulnya gaya gerak
listrik pada suatu penghantar atau kumparan akibat mengalami perubahan garis-
garis gaya magnet (fluks magnetik). Induksi elektromagnetik juga merupakan
proses pengubahan energi gerak (energi kinetik) menjadi energi listrik yang
mana merupakan hasil dari efek interaksi dengan medan magnet. Apabila
semakin cepat perubahan medan magnetik, maka GGI induksi yang timbul juga
semakin besar (Kartikawati, et.al. 2020). GGI induksi terjadi karena adanya
beda potensial yang menyebabkan terjadinya arus listrik, atau yang lebih
dikenal dengan sebutan arus listrik induksi. GGL Induksi akan timbul jika fluks
magnet yang memotong kumparan berubah-berubah. Pernyataan ini
dikemukakan oleh Michael Faraday yang dikenal dengan hukum Faraday.
Menurut induksi elektromagnetik Faraday, gaya gerak listrik yang
diinduksi masih akan dihasilkan di cincin B. dan medan listrik eddy yang
dihasilkan akan mendistribusikan kembali muatan bebas di cincin B (Wan, J.
2020) Jika kumparan atau magnet bergerak maka arus listrik akan mengalir pada
kawat yang dihidupkan pada inti besi lunak. Arus yang dihasilkan pada kawat
tersebut akan menghasilkan medan magnet yang berlawanan dengan medan
yang menghasilkannya dalam hal ini medan magnet yang direaksikan oleh
kawat dihasilkan oleh inti besi lunak bukan magnet, medan magnet dihasilkan
pada inti besi lunak dihasilkan oleh magnet (Branton, P. 2020). Pada prinsipnya
generator linier bekerja dengan mengubah tenaga mekanik menjadi energi
listrik sebagaimana generator pada umumnya, namun terletak perbedaan pada
arah gerak rotornya, pada generator umumnya rotor bergerak dengan berputar
pada inti stator (Mukminin, et.al. 2019).
Hukum Faraday adalah Hukum dasar Elektromagnetisme yang
menjelaskan bagaimana arus listrik menghasilkan medan magnet dan
sebaliknya bagaimana medan magnet dapat menghasilkan arus listrik pada
sebuah konduktor (Nuswantoro, at.al. 2019). Hukum Faraday berbunyi “GGL
induksi yang terjadi pada loop tertutup sebanding dengan negatif kecepatan
perubahan fluks magnet terhadap waktu yang melalui loop itu”.
Hukum Faraday 1 “Setiap perubahan medan magnet pada kumparan
akan menyebabkan gaya gerak listrik (GGL) yang diinduksi oleh kumparan
tersebut” Hukum Faraday 2 “Tegangan GGL induksi di dalam rangkaian
tertutup adalah sebanding dengan kecepatan perubahan fluks terhadap waktu”
Dapat Di simpulkan bahwa setiap perubahan medan magnet pada kumparan
akan menyebabkan GGL Induksi yang sebanding dengan Laju perubahan fluks.
Gejala timbulnya arus listrik pada suatu penghantar karenapengaruh medan
magnetic yang berubah disebut induksi elektromagnetik. Beda potensial pada
penghantar akibat perubahan medan magnetic disebut gaya gerak listrik (ggl)
induksi dan arus listrik yang ditimbulkannya disebut arus listrik induksi.Untuk
membahas gaya gerak listrik induksi terdapat pada materi fluks magnetik,
hukum Faraday dan hukum Lenz.
Medan magnetik dapat digambarkan sebagai garis khayal yang disebut
garis medan atau garis gaya dimana semakin rapat garis medan, maka akan

3
menunjukkan medan magnetik yang semakin kuat. Ukuran kerapatan garis-
garis medan dinyatakan dengan induksi magnetik B.
Fluks magnetik didefinisikan sebagai banyaknya garis-garis medan
magnetik B yang menembus permukaan bidang seluas A secara tegak
lurus. Pernyataan ini secara matematis, fluks magnetik dinyatakan sebagai hasil
kali
antara kompoen induksi magnetik yag tegak lurus bidang B1 dan luas
bidang A, dapat ditulis sebagai:

Φ B=BA = (B cos θ) .................................(1)

Φ B=BA cos θ ..............................(2)

Keterangan :
Φ = Fluk magnetic (Wb = weber)
B = induksi magnetik (T atau Wb/m²)
A = luas permukaan bidang (m²)
Θ = sudut antara B dengan normal bidang (radian atau derajat)
Michael Faraday, seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman telah
melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya gerak listrik
(ggl) induksi yang timbul antara ujung-ujung suatu loop penghantar dengan
laju fluks magnetic.

Percobaan selanjutnya hukum Faraday yang menyatakan Bahwa


“GGL induksi yang timbul antara ujung-ujung loop suatu penghantar
Berbanding lurus dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh
loop penghantar tersebut” Dapat dituliskan dengan persamaan :

ε = -NΔΦΔt.................................................(3) Apabila perubahan fluks


terjadi dalam waktu yang singkat (Δt�� 0), maka ε = -N lim Δt��0
ΔΦΔt= -NdΦdt....................................................(4)
Keterangan :
ε= ggl induksi (V)
N = Jumlah lilitan kumparan
ΔΦ = perubahan fluks magnetik (Wb)
Δt = interval waktu (s)
dΦdt = turunan pertama fungsi fluks magnetik terhadap waktu (Wb/s)
Hukum Lenz berbunyi “Arah arus induksi akibat ggl induksi pada
suatu rangkaian adalah sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan
magnetik induksi yang menentang perubahan medan magnetik (arus
induksi berusaha mempertahankan agar fluks magnetik total adalah
konstan).” Hukum Lenz menjelaskan tentang arah arus induksi yang
mengalir dalam suatu rangkaian tertutup yang dihubungkan dengan ggl
induksi selama perubahan fluks terjadi.

4
III. METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Magnet batang : 2 buah ( yang berbeda kuat medannya )
2. Induktor 300 lilitan : 1 buah
3. Induktor 600 lilitan : 1 buah
4. Induktor 1200 lilitan : 1 buah
5. Kabel penghubung : 4 buah
6. Galvanometer : 1 buah
B. Hipotesis
Kegiatan 1
Jika semakin banyak jumlah lilitan kumparan atau makin besar ggl
induksi maka akan semakin besar juga arus induksi yang dihasilkan.
Sebaliknya jika semakin lama waktu yang diperlukan maka makin
lemah arus induksi yang dihasilkan.
Kegiatan 2
jika medan magnet yang di digunakan kecil maka arus ggl induksi
yang di hasilkan kecil atau lemah pula. Sebalik nya jika medan
magnet yang di gunakan besar maka besar atau kuat pula ggl induksi
yang di hasilkan oleh fluk magnetik.

C. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasioanal Variabel


1. Identifikasi Variabel
• Kegiatan 1
a. Variabel manipulasi
Jumlah lilitan
b. Variabel kontrol
Medan magnet
c. Variabel respon
Galvometer
• Kegiatan 2
a. Variabel manipulasi
Batang magnet
b. Variabel kontrol
Banyak nya lilitan
c. Variabel respon
Galvometer
2. Definisi Operasional Variabel
• Kegiatan 1
a. DOV manipulasi
Jumlah lilitan adalah jumlah kawat yang dililitkan pada suatu
benda.jumlah lilitan dilambangkan dengan (N)

5
b. DOV kontrol
Medan magnet merupakan daerah di sekitar magnet, dimana
magnet atau benda lain dapat dengan mudah dipengaruhi oleh
gaya magnet
c. DOV respon
galvometer alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur
keberadaan arus listrik di dalam suatu rangkaian listrik
• Kegiatan 2
a. DOV manipulasi
Magnet batang adalah jenis magnet terlemah dan berbentuk
batangan seperti balok atau kubus
b. DOV kontrol
jumlah kawat yang dililitkan pada suatu benda jumlah lilitan
dilambangkan dengan (N).
c. DOV respon
alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur keberadaan
arus listrik di dalam suatu rangkaian listrik.

D. Prosedur Percobaan
1. Kegiatan 1
Menyusun alat seperti gambar, gunakan induktor 300 lilitan,
mendekatkan magnet batang pada induktor, mendikripsikan apa
yang terjadi dengan kelajuan yang relatif konstan! Mendiskripsikan
apa yang terjadi, melakukan langkah 2 dan 3 untuk induktor 600 dan
1200 lilitan. Mendiskripsikan apa yang anda amati! Membuat
kesimpulan mengenai pengamatan tersebut.
2. Kegiatan 2
Menyusun induktor 300 lilitan dan peralatan lainnya sebagaimana
gambar 1 sebelumnya! Pada tahap awal, menggunakan batang yang
agak kecil (lemah) kuat medannya! Menggerakkan magnet
mendekati/menjauhi kumparan berulang-ulang dengan kelajuan
yang relatif konstan! Mengamati simpangan galvometer yang
terjadi! Melakukan langlah 2 dan 3 untuk magnet batang yang lebih
kuat. Apa kesimpulan nya. Membandingkan pula pengaruh kedua
magnet jika digerakkan dengan kelajuan yang relative lebih besar
dari sebelumnya. Bagaimana penyimpangan pada galvometer yang
teramati? Membuat kesimpu;am untuk kedua hal tersebut !

6
E. Rangkaian Percobaan

Gambar 3.1 rangkaian percobaan faraday-lenz

IV. DATA DAN ANALISIS


A. TABEL PENGAMATAN
B.
No. Lilitan Searah Perlawanan Magnet Nu Ns

U S

1 250 √ √ -100

2 250 √ √ 100

3 250 √ √ 100

4 250 √ √ -100

5 500 √ √ -100

6 500 √ √ 100

7 500 √ √ 100

8 500 √ √ -100

9 1000 √ √ +400

10 1000 √ √ - 400

11 1000 √ √ - 400

12 1000 √ √ +400

7
C. ANALISIS
Dari percobaan yang telah dilakukan, yang membahas tentang
hukum Faraday-Lanz dengan tujuan untuk menyelidiki pengaruh
jumlah lilitan terhadap besar ggl induksi dan menyelidiki pengaruh
jumlah lilitan terhadap besar ggl induksi. Hukum faraday adalah
hukum dasar elektromagnetisme yang menjelaskan bagaimana arus
listrik menghasilkan medan magnet dan sebaliknya bagaimana medan
magnet dapat menghasilkan arus listrik pada sebuah konduktor.
Hukum faraday- lanz menyatakan bahwa tegangan induksi akan
dibangkitkan apabila terdapat perubahan fluks magnet (Hukum
Faraday) dan apabila tegangan induksi tersebut muncul pada sebuah
sirkit tertutup, maka terdapat arus induksi yang arah alirnya adalah
sedemikian sehingga fluks magnet yang dihasilkannya selalu
melawan perubahan fluks magnet penghasilnya.
Pada kegiatan satu yaitu menyelidiki pengaruh jumlah lilitan
terhadap besar ggl induksi. Pada percobaan ini yang dimanipulasi
adalah jumlah lilitan atau induktor, Induktor adalah komponen
elektronika pasit yang berbentuk kumparan dari lilitan kawat.
Galvanometer yang digunakan adalah dengan teganagn GI. Jumlah
lilitan yang digunakan untuk percobaan ini berbeda-beda yaitu
sebanyak 250, 500, dan 1000 lilitan. Pada setiap lilitan dilakukan
pengulangan sebanyak empat kali. Dan diperoleh hasil yang berbeda-
beda. Pada lilitan pertama 250 lilitan diperoleh arahnya dari
percobaan pertama sampai keempat, yaitu (berlawanan, searah,
searah, berlawanan) memakai kutub magnet dari percobaan pertama
sampai keempat diperoleh (utara, selatan, utara, dan selatan). Pada
saat magnet batang induktor didekatkan pada galvanometer diperoleh
nilai pada galavonemter berturut-turut yaitu,(Nu:-100), (Ns: 100),
(Ns: 100), (Nu:- 100).
Pada lilitan kedua yaitu menggunakan lilitan sebesar 500 lilitan,
diperoleh arahnya dari percobaan pertama sampai keempat berturut-
turut yaitu, (Berlawanan, searah, searah berlawanan) menggunakan
kutub magnet dari percobaan pertama sampai keempat berturut-turut
yaitu, (utara, selatan, utara, selatan Pada saat magnet batang induktor
didekatkan pada galvanometer diperoleh nilai pada galavonemter
berturut-turut yaitu, (Nu:-100), (Ns: 100), (Ns: 100), (Nu:-100).
Pada lilitan ketiga yaitu menggunakan lilitan sebesar 1000 lilitan
diperoleh arahnya dari percobaan pertama sampai keempat berturut-
turut yaitu, (berlawanan, searah, searah, berlawanan) menggunakan
kutub magnet dari percobaan pertama sampai keempat yaitu, (utara,
selatan, utara, selatan) Pada saat magnet batang induktor didekatkan
pada galvanometer diperoleh nilai pada galavonemter berturut-turut
yaitu, (Nu:+400), (Ns:-400), (Ns:-400), (Nu:+400).

8
Pada percobaan yang telah dilakukan banyak ditemukan
kesalahan terutama dalam mendeteksi nilai galvanometer dan
kesalahan dalam perhitungan. Dari data tersebut, dapat diperoleh nilai
pada galvanometer berbeda-beda. Hasil dari perbedaan ini
dipengaruhi oleh cepat dan lambatnya Gerakan magnet mendekati
atau menjauhi kumparan dan juga dipengaruhi oleh lilitan. Hal itu
didukung oleh Semakin banyak lilitan pada induktor, maka akan
semakin besar ggl induksi yang dihasilkan, sebaliknya jika lilitan
pada inductor sedikit, maka ggl induksi yang dihasilkan akan semakin
kecil.

V. KESIMPULAN
Hukum Faraday-Lenz menyatakan bahwa tegangan induksi akan
dibangkitkan apabila terdapat perubahan fluks magnet (Hukum
Faraday) dan apabila tegangan induksi tersebut muncul pada sebuah
sirkit tertutup, maka terdapat arus induksi yang arah alimya adalah
sedemikian sehingga fluks magnet yang dihasilkannya selalu melawan
perubahan fluks magnet penghasilnya. Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan dapat disimpulkan jika semakin banyak lilitan, maka
arus induksi juga akan semakin besar, begitupun sebaliknya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alisson , C. J. ( 2020). Pendingin Dengan Mesin Dan Bobinas Yang Ditujukan Untuk
Energi Magnetik. Jurnal Fisika, 37(2), 909-924.
Amirul Mukminin". Suriadi", M. T. (2019). Rancang Bangun Generator Linier Magnet
Permanen. Jurnal Online Teknik Elektro Dan Komputer, 4(2), 15-22.

Abdullah Mikrajuddin (2017). Fisika Dasar 2 Institut Teknologi Bandung

Fanchiotti, H., Canal, C. A. G., Traini, M., & Vento, V. (2022). Signatures Of
Excited Monopolium. The European Physical Journal Plus, 137(12), 1316.

Kartikawati, S., Antika, R., & Prastyaningrum, I. (2020). Pengaruh Media Kit
Ggl Induksi Elektromagnetik Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep
Ggl Induksi. G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan, 3(2), 208-213

Mukminin, A., Suriadi, S., & Tadjuddin, M. (2019). Rancang Bangun Generator
Linier Magnet Permanen. Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, Dan Elektro,
4(2).

Nuswantoro, M. H. B., Warsito, T., & Musadek, A. (2019). Rancangan Alat


Peraga Pembangkit Listrik Pada Boeing 737-Series Menggunakan Permanent
Magnet.

Syahputra, R., Yusmartato, Y., Nasution, R., & Yusniati, Y. (2020).


Pengoperasian Transformator Dengan Mengunakan Tap Changer Aplikasi
Gardu Induk Denai. JET (Journal Of Electrical Technology), 5(2), 53-60.

Syaifuddin, R., Abidin, Z., & Bachri, A. (2020). Koordinasi Sistem Proteksi
Trafo Distribusi 20 KV (Studi Lapangan PT. PLN Persero Unit Lamongan).
Jurnal Teknika, 12(1), 41-46.
LAMPIRAN PERHITUNGAN

A. NST dan Ketidakpastian


• Galvanometer G0
NST : 100/10 = 10
Ketidakpastian : 0,5 x NST = 0,5 x 10 = 5
• Galvanometer G1
NST : 1000/10 = 100
Ketidakpastian : 0,5 x NST = 0,5 x 100 = 50

1
LAMPIRAN FOTO

Gambar 1. Alat dan Bahan yang Gambar 2. Memperhatikan


digunakan pada praktikum demonstrasi asprak

Gambar 3. Memasang kabel pada Gambar 4. Memasukkan magnet


galvanometer dan kumparan batang dari kutub selatan

Gambar 5. Memasukkan magnet batang Gambar 6. Mencatat hasil pengamatan


dari kutub utara pada lapsem

2
3
4
PRALABORATORIUM PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II ( AKBK 3207 )

PERCOBAAN VI

“HUKUM FARADAY-LENZ”

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Suyidno, M.Pd

Ellyna Hafizah M, Pd

ASISTEN PRAKTIKUM

Andy Azhari, S.Pd

Ana Selpia

Dadang Samudra

Nadiani

OLEH

Muhammad Luthfi Akmal

( 2210129210013 )

Kelompok IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

MEI

2023

5
VI. PENDAHULAN
Pada hakikatnya Hukum Lenz merupakan hukum fisika yang
menjelaskan mengenai arah arus induksi, yang selalu mempunyai arah tertentu.
Arah arus induksi yang selalu menghindar dari medan magnet yang
menimbulkannya, hukum lenz juga dari magnet sisi medan. Arus induksi akan
memiliki medan magnet yang selalu menghindari perubahan medan magnet
yang ada. Hukum Faraday dan hukum Lenz yang memiliki hubungan dengan
perubahan fluks magnetik dalam suatu simpal.
Hukum Lenz adalah pelengkap dari hukum Faraday. Contoh Hukum
Faraday Lanz dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada kulkas. Kulkas atau
lemari pendingin juga memiliki magnet, yang terdapat pada bagian pintunya,
oleh karena itu pintu kulkas selalu seperti ada yang menariknya dari dalam.
Penggunaan magnet pada pintu kulkas tersebut merupakan penerapan dari
proses induksi elektromagnetik yang berkaitan dengan ilmu fisika hukum lenz.
Hukum Lenz juga sering digunakan untuk generator listrik. Ketika arus induksi
pada generator, maka arus akan menunjukkan arah yang berlawanan, sehingga
memicu terjadinya rotasi generator(sesuai dengan hukum Lenz). Hal ini terjadi
karena generator membutuhkan energi mekanik dalam jumlah besar.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat di buat rumusan masalah yaitu
“Bagaimana cara menyelidiki pengaruh jumlah lilitan terhadap besarnya ggl
induksi?” dan “Bagaimana cara menyelidiki pengaruh laju perubahan fluks
magnetik terhadap besarnya ggl induksi?”. Tujuan dari praktikum kali ini adalah
untuk menyelidiki pengaruh jumlah lilitan terhadap besarnya ggl induksi dan
menyelidiki pengaruh laju perubahan fluks magnetik terhadap besarnya ggl
induksi.

6
VII. KAJIAN TEORI
Induksi elektromagnetik merupakan peristiwa timbulnya gaya gerak
listrik pada suatu penghantar atau kumparan akibat mengalami perubahan garis-
garis gaya magnet (fluks magnetik). Induksi elektromagnetik juga merupakan
proses pengubahan energi gerak (energi kinetik) menjadi energi listrik yang
mana merupakan hasil dari efek interaksi dengan medan magnet. Apabila
semakin cepat perubahan medan magnetik, maka GGI induksi yang timbul juga
semakin besar (Kartikawati, et.al. 2020). GGI induksi terjadi karena adanya
beda potensial yang menyebabkan terjadinya arus listrik, atau yang lebih
dikenal dengan sebutan arus listrik induksi. GGL Induksi akan timbul jika fluks
magnet yang memotong kumparan berubah-berubah. Pernyataan ini
dikemukakan oleh Michael Faraday yang dikenal dengan hukum Faraday.
Menurut induksi elektromagnetik Faraday, gaya gerak listrik yang
diinduksi masih akan dihasilkan di cincin B. dan medan listrik eddy yang
dihasilkan akan mendistribusikan kembali muatan bebas di cincin B (Wan, J.
2020) Jika kumparan atau magnet bergerak maka arus listrik akan mengalir pada
kawat yang dihidupkan pada inti besi lunak. Arus yang dihasilkan pada kawat
tersebut akan menghasilkan medan magnet yang berlawanan dengan medan
yang menghasilkannya dalam hal ini medan magnet yang direaksikan oleh
kawat dihasilkan oleh inti besi lunak bukan magnet, medan magnet dihasilkan
pada inti besi lunak dihasilkan oleh magnet (Branton, P. 2020). Pada prinsipnya
generator linier bekerja dengan mengubah tenaga mekanik menjadi energi
listrik sebagaimana generator pada umumnya, namun terletak perbedaan pada
arah gerak rotornya, pada generator umumnya rotor bergerak dengan berputar
pada inti stator (Mukminin, et.al. 2019).
Hukum Faraday adalah Hukum dasar Elektromagnetisme yang
menjelaskan bagaimana arus listrik menghasilkan medan magnet dan
sebaliknya bagaimana medan magnet dapat menghasilkan arus listrik pada
sebuah konduktor (Nuswantoro, at.al. 2019). Hukum Faraday berbunyi “GGL
induksi yang terjadi pada loop tertutup sebanding dengan negatif kecepatan
perubahan fluks magnet terhadap waktu yang melalui loop itu”.
Hukum Faraday 1 “Setiap perubahan medan magnet pada kumparan
akan menyebabkan gaya gerak listrik (GGL) yang diinduksi oleh kumparan
tersebut” Hukum Faraday 2 “Tegangan GGL induksi di dalam rangkaian
tertutup adalah sebanding dengan kecepatan perubahan fluks terhadap waktu”
Dapat Di simpulkan bahwa setiap perubahan medan magnet pada kumparan
akan menyebabkan GGL Induksi yang sebanding dengan Laju perubahan fluks.
Gejala timbulnya arus listrik pada suatu penghantar karenapengaruh medan
magnetic yang berubah disebut induksi elektromagnetik. Beda potensial pada
penghantar akibat perubahan medan magnetic disebut gaya gerak listrik (ggl)
induksi dan arus listrik yang ditimbulkannya disebut arus listrik induksi.Untuk
membahas gaya gerak listrik induksi terdapat pada materi fluks magnetik,
hukum Faraday dan hukum Lenz.
Medan magnetik dapat digambarkan sebagai garis khayal yang disebut
garis medan atau garis gaya dimana semakin rapat garis medan, maka akan

7
menunjukkan medan magnetik yang semakin kuat. Ukuran kerapatan garis-
garis medan dinyatakan dengan induksi magnetik B.
Fluks magnetik didefinisikan sebagai banyaknya garis-garis medan
magnetik B yang menembus permukaan bidang seluas A secara tegak
lurus. Pernyataan ini secara matematis, fluks magnetik dinyatakan sebagai hasil
kali
antara kompoen induksi magnetik yag tegak lurus bidang B1 dan luas
bidang A, dapat ditulis sebagai:

Φ B=BA = (B cos θ) .................................(1)

Φ B=BA cos θ ..............................(2)

Keterangan :
Φ = Fluk magnetic (Wb = weber)
B = induksi magnetik (T atau Wb/m²)
A = luas permukaan bidang (m²)
Θ = sudut antara B dengan normal bidang (radian atau derajat)
Michael Faraday, seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman telah
melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya gerak listrik
(ggl) induksi yang timbul antara ujung-ujung suatu loop penghantar dengan
laju fluks magnetic.

Percobaan selanjutnya hukum Faraday yang menyatakan Bahwa


“GGL induksi yang timbul antara ujung-ujung loop suatu penghantar
Berbanding lurus dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh
loop penghantar tersebut” Dapat dituliskan dengan persamaan :

ε = -NΔΦΔt.................................................(3) Apabila perubahan fluks


terjadi dalam waktu yang singkat (Δt�� 0), maka ε = -N lim Δt��0
ΔΦΔt= -NdΦdt....................................................(4)
Keterangan :
ε= ggl induksi (V)
N = Jumlah lilitan kumparan
ΔΦ = perubahan fluks magnetik (Wb)
Δt = interval waktu (s)
dΦdt = turunan pertama fungsi fluks magnetik terhadap waktu (Wb/s)
Hukum Lenz berbunyi “Arah arus induksi akibat ggl induksi pada
suatu rangkaian adalah sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan
magnetik induksi yang menentang perubahan medan magnetik (arus
induksi berusaha mempertahankan agar fluks magnetik total adalah
konstan).” Hukum Lenz menjelaskan tentang arah arus induksi yang
mengalir dalam suatu rangkaian tertutup yang dihubungkan dengan ggl
induksi selama perubahan fluks terjadi.

8
VIII. METODE PERCOBAAN
F. Alat dan Bahan
7. Magnet batang : 2 buah ( yang berbeda kuat medannya )
8. Induktor 300 lilitan : 1 buah
9. Induktor 600 lilitan : 1 buah
10. Induktor 1200 lilitan : 1 buah
11. Kabel penghubung : 4 buah
12. Galvanometer : 1 buah
G. Hipotesis
Kegiatan 1
Jika semakin banyak jumlah lilitan kumparan atau makin besar ggl
induksi maka akan semakin besar juga arus induksi yang dihasilkan.
Sebaliknya jika semakin lama waktu yang diperlukan maka makin
lemah arus induksi yang dihasilkan.
Kegiatan 2
jika medan magnet yang di digunakan kecil maka arus ggl induksi
yang di hasilkan kecil atau lemah pula. Sebalik nya jika medan
magnet yang di gunakan besar maka besar atau kuat pula ggl induksi
yang di hasilkan oleh fluk magnetik.

H. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasioanal Variabel


3. Identifikasi Variabel
• Kegiatan 1
d. Variabel manipulasi
Jumlah lilitan
e. Variabel kontrol
Medan magnet
f. Variabel respon
Galvometer
• Kegiatan 2
d. Variabel manipulasi
Batang magnet
e. Variabel kontrol
Banyak nya lilitan
f. Variabel respon
Galvometer
4. Definisi Operasional Variabel
• Kegiatan 1
d. DOV manipulasi
Jumlah lilitan adalah jumlah kawat yang dililitkan pada suatu
benda.jumlah lilitan dilambangkan dengan (N)

9
e. DOV kontrol
Medan magnet merupakan daerah di sekitar magnet, dimana
magnet atau benda lain dapat dengan mudah dipengaruhi oleh
gaya magnet
f. DOV respon
galvometer alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur
keberadaan arus listrik di dalam suatu rangkaian listrik
• Kegiatan 2
d. DOV manipulasi
Magnet batang adalah jenis magnet terlemah dan berbentuk
batangan seperti balok atau kubus
e. DOV kontrol
jumlah kawat yang dililitkan pada suatu benda jumlah lilitan
dilambangkan dengan (N).
f. DOV respon
alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur keberadaan
arus listrik di dalam suatu rangkaian listrik.

I. Prosedur Percobaan
3. Kegiatan 1
Menyusun alat seperti gambar, gunakan induktor 300 lilitan,
mendekatkan magnet batang pada induktor, mendikripsikan apa
yang terjadi dengan kelajuan yang relatif konstan! Mendiskripsikan
apa yang terjadi, melakukan langkah 2 dan 3 untuk induktor 600 dan
1200 lilitan. Mendiskripsikan apa yang anda amati! Membuat
kesimpulan mengenai pengamatan tersebut.
4. Kegiatan 2
Menyusun induktor 300 lilitan dan peralatan lainnya sebagaimana
gambar 1 sebelumnya! Pada tahap awal, menggunakan batang yang
agak kecil (lemah) kuat medannya! Menggerakkan magnet
mendekati/menjauhi kumparan berulang-ulang dengan kelajuan
yang relatif konstan! Mengamati simpangan galvometer yang
terjadi! Melakukan langlah 2 dan 3 untuk magnet batang yang lebih
kuat. Apa kesimpulan nya. Membandingkan pula pengaruh kedua
magnet jika digerakkan dengan kelajuan yang relative lebih besar
dari sebelumnya. Bagaimana penyimpangan pada galvometer yang
teramati? Membuat kesimpu;am untuk kedua hal tersebut !

10
J. Rangkaian Percobaan

Gambar 3.1 rangkaian percobaan faraday-lenz

11
DAFTAR PUSTAKA

Alisson , C. J. ( 2020). Pendingin Dengan Mesin Dan Bobinas Yang Ditujukan


Untuk Energi Magnetik. Jurnal Fisika, 37(2), 909-924.
Amirul Mukminin". Suriadi", M. T. (2019). Rancang Bangun Generator Linier
Magnet Permanen. Jurnal Online Teknik Elektro Dan Komputer, 4(2), 15-
22.

Abdullah Mikrajuddin (2017). Fisika Dasar 2 Institut Teknologi Bandung

Fanchiotti, H., Canal, C. A. G., Traini, M., & Vento, V. (2022). Signatures Of
Excited Monopolium. The European Physical Journal Plus, 137(12),
1316.

Kartikawati, S., Antika, R., & Prastyaningrum, I. (2020). Pengaruh Media Kit
Ggl Induksi Elektromagnetik Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep
Ggl Induksi. G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan, 3(2), 208-213

Mukminin, A., Suriadi, S., & Tadjuddin, M. (2019). Rancang Bangun Generator
Linier Magnet Permanen. Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, Dan
Elektro, 4(2).

Nuswantoro, M. H. B., Warsito, T., & Musadek, A. (2019). Rancangan Alat


Peraga Pembangkit Listrik Pada Boeing 737-Series Menggunakan
Permanent Magnet.

Syahputra, R., Yusmartato, Y., Nasution, R., & Yusniati, Y. (2020).


Pengoperasian Transformator Dengan Mengunakan Tap Changer
Aplikasi Gardu Induk Denai. JET (Journal Of Electrical Technology),
5(2), 53-60.

Syaifuddin, R., Abidin, Z., & Bachri, A. (2020). Koordinasi Sistem Proteksi
Trafo Distribusi 20 KV (Studi Lapangan PT. PLN Persero Unit
Lamongan). Jurnal Teknika, 12(1), 41-46.

Anda mungkin juga menyukai