Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia
Disusun oleh :
kendari,9,oktober,2022
penulis
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Studi
Dari ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaklah dibangun dengan
sekelompok kalimat yang saling mengikat.
9. Penulis juga memperhatikan jumlah kata atau jumlah kalimat dalam sebuah
paragraf, yaitu jumlah kosakata paragraf antara 30-100 kata dan jumlah kalimat
minimal tiga kalmia.
10. Jika uraian paragraf melebihi 100 kata sebaiknya dibuat menjadi dua paragraf.
2.4 Macam-macam Paragraf
a. Paragraf Pembuka
a. Paragraf Deduktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang menempatkan ide pokok atau gagasan
utama pada akhir paragraf.
Contoh :
umum
Table 1.1 Perbandingan Paragraf
d. Paragraf Penuh Kalimat topik
a. Paragraf Deskripsi
Kata eksposisi diambil dari bahsa inggris eksposition sebenarnya berasal dari
bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Eksposisi merupakan
wacana yang bertujuan untuk memberitahu, menghapus, menguraikan, atau
menernagakan sesuatu.
Ciri-ciri paragraf eksposisi :
1. Narasi Ekspositoris
Bangun itu terbagi dalam empat ruang. Pada ruang pertama sering disebut
dengan bangsa srimaganti, terdapat dua padang kursi kayu ukiran Jepara.
Ruang ini sering digunakkan Adipati Sindungriwut untuk menerima tamu
kadipaten. Di sebelah kiri bangsa srimaganti, terdapat ruang khusus untuk
penyimpanan benda-benda pusaka kadipaten lain. Ruang ini tertutup rapat dan
selalu oleh kesatria-kesatria terpilih Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat
penyimpanan benda-benda pusaka dan cindera mata ini sering disebut
kundaleni masem. Agak jauh dari sebelah kanan kundaleni masem terdapat
sebuah ruang yang senantiasa menggambarkan aroma dupa. Ruang
ini disebut pamujan karena di tempat inilah Sang Adipati selalu mengadakan
upacara dan kebaktian. Beberapa meter dari ruang pamujan terdapat sebuah
ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar di tengahnya. Ruang ini sering
disebut dengan ruang reresik, karena ruang ini sering digunakan untuk
membersihkan diri Sang Adipati sebelum masuk keruang pamujan.
2.5.2 Teknik Urutan Waktu
Pada teknik ini penulis mengembangkan paragrafnya berdasarkan urutan waktu
(kronologis) terjadinya peristiwa. Peristiwa-peristiwa terjadi ditulis secara urut
berdasarkan waktu. Pada teknik pengembangan ini, penulis teidak membahas
dengan membandingkan, menganalisis atau yang lainnya. Contoh :
Setelah Lulus dari SMAN 4 Kerinci, dia masuk ke Akademi Kepolisian. Di
sana, dia dapat mengikuti pendidikan dengan baik. Ia bahkan lulus dengan
prestasi yang membanggakan. Oleh karena itu, iya segera mendapatkan
penempatan yang istimewa, yaitu sebagai staf khusus Menteri Pertahanan.
Posisi tersebuh iya jalani selama delapan tahun. Hebatnya sambil mengembang
penugasan tersebut, ia belajar di sebuah perguruan tinggi sehingga ia mendapat
gelar sarjana.
2.5.3 Teknik Klimaks dan Antiklimaks
Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang di
anggap kurang penting. Namun, gagasan tersebut kemudian berangsur- angsur
di kembangkan hingga yang paling tinggi.
Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks
dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang peling tinggi
kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih
rendah.
Contoh :
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil
di muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling
senang mengenakan pakaian yang praktis. Iya menyenangi topi dan scarf. Lain
halnya dengan Margareth Thacher. Sejak menjadi pemimpin konservasif, ia
melembutkan pakainya dan gaya rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua
kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja ke tempat yang agak murah. Ia
hanya memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman, ke upacara resmi misalnya
ke parlemen.
2.5.5 Teknik Analogi
Digunakan untuk membuat gagasan yang disajikan penulis mudah di pahami.
Biasanya, gagasan yang ini disampaikan merupakan suatu hal yang baru atau
telah dipahami secara salah sehingga penulis membutuhkan teknik ini untuk
memberikan sebuah pamahaman atas gagasannya.
Contoh :
Dalam persoalan Poso, kita diingatkan bahwa penangannanya tidaklah mudah.
Ibaratnya kita diminta memegan telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu akan
pecah, tetapi kalau longgar juga akan pecah Karena akan telepas dari tangan. Kita harus
menanganinya secara tepat dan harus menjadikan perhatian kita janganlah masalah ini
membuat kita sebagai bangsa terpecah. Kesihan para pahlawan dan mereka yang berharap
masa depan.
2.5.6 Teknik Sebab Akibat
Pada teknik ini, penulis menyajikan sata dalam hubungan sebab akibat. Suatu
peristiwa atau sesuatu hal lain yang terjadi. Hubungan kalimat dalam sebuah
paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab akibat berpfungsi
sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas.
Contoh :
Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja secara
continu tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar.
Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga air yang nerasal dari sumber
air, dan mengalirkan sebagian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian
utama system ini ialah pompa pemasukan, katup limbah,katup pengantar, katup
udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran. Padadasarnya air dapat di pompakan
karena adanya perubahan energy kinetic air jatuh, yang menimbulkan tenaga
yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan
mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya, desain ketup
limbah dan katup pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
bergantian.
2.5.8 Teknik Klasifikasi
Teknik Klasifikasi merupakan teknik pengembangan yang menggunakan
pengelompokan-pengelompokan. Pengelompokan itu biasanya dilakukan
berdasarkan kesaman-kesamaan yang dimiliki.
Contoh :
3.1 Kesimpualan
paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtun
sehingga membentuk sebuah karangan yang mengandung satu ide pokok, yang
menjadi jelas oleh urain-uraian tambahan.
Paragraf memiliki banyak jenis menurut fungsinya yaitu pembuka,
pengembang, dan penutup. Menurut posisi kalimat topik yaitu dedukti, induktif,
deduktif-induktif dan paragraf penuh kalimat topik.
Dalam pengembangan paragraf banyak hal yang perlu di perhatikan supaya
para pembaca dapat memahami dengan baik isi paragraf yang sendah penulis
sampaikan kepada pembaca. Selain itu dalam penulisan karangan ilmiah,penulisan
paragraf harus diperhatikan hal-hal teknis penulisan Seperti kutipan, sumber rujukan,
tata latak grafik, kurva,gambar.
Ada beberapa teknik dalam mengembangkan paragraf yaitu secara spasial,
urutan waktu, klimaks dan antiklimaks, perbandingan dan pertentangan, analogi,
sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi.
Dalam penulisan karya ilmiah berpengaruh signifikan terhadapat kemampuan
seorang peliti dalam menulis sebuah paragraf. Hal inilah yang penulis teliti untuk
mengetahui lebih lanjut penulisan paragraf. Serta pemakaian paragraf dalam
berbagai jenis karangan ilmiah yang sering digunakan di tingkat pendidikan
menengah pertama, pendidikan menengah atas hingga perguruan tinggi.
Paragraf merupakan bagian penting dalam sebuah karya ilmiah karena
karangan atau karya ilmiah yang baik bukan hanya dilihat dari isi karya ilmiah
tersebut tetapi juga dilihat dari susunan paragraf dan penulisan paragraf yang benar.
Karena paragraf mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk
suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis
dalam suatu kesatuan.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah atau penelitian ini penulis dapat mengetahui secara
mendalam tentang paragraf, serta penulis berharap dengan adanya karya ilmiah ini
juga dapat berguna bagi pelajar, mahasiswa dan semua kalangan serta semua pihak.
Melalui makalah ini supaya kita bisa memahami lebih lanjut tentang paragraf
dengan baik sehingga dapat membentuk gererasi yang cerdas dan berbudi pekerti
yang baik. Maka nantinya akan lahirlah ilmuan-ilmuan muda dari Indonesia.
Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa dalam penulisan
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, untuk dapat menuliskan hasil penelitian ilmiah atau karangan ilmiah
yang lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
A, Alex dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesi untuk Perguruan Tinggi.
<http://www.academia.edu/3816694/makalah_bahasa_indonesia_kesatuan_pa
ragraf_disusun_untuk_memenuhi_tugas_bahasa_indonesia_dosen_pengampu
_Dr._Abdullah_M.Hum.html>
Jakarta.
Bandung : BPDU
Kasih. 2013. Modul Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Depok : Hak
Cipta.
Ngadiyono. 2011. Kesatuan Paragraf. Makalah Bahasa Indonesia, FMIPAUNDIP
Semarang: tidak diterbitkan.
Rudi. Makalah Bahasa Indonesia.
<http://www.slideshare.net/fiqhrimp/makalah-bindo.html>
Syarifudin, dkk. 2011. Buku Super SMA Jilid Satu. Tangerang Selatan : Karisma.
Utami, Sri dkk. 2008. Bahasa dan Satra Indonesia untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Galaxy Puspa Mega